Wagub NTB: Peningkatan IPM Ditentukan para Ibu

Hadiri Seminar Pengasuhan Balita Anak dan Remaja, Wagub NTB mengingatkan bagaimana membangun IPM kalau para ibu tak punya kemampuan

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan,Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditentukan oleh 3 faktor yakni pendidikan meliputi angka rata-rata lama sekolah, kesehatan meliputi angka harapan hidup dan ekonomi.

Wagub NTB mengatakan, peningkatan IPM ditentukan para ibu

Hal tersebut disampaikan Ummi Rohmi, sapaannya, ketika menghadiri sekaligus membuka kegiatan Seminar Pengasuhan Balita, Anak, dan Remaja yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) di Hotel Lombok Plaza pada Rabu (16/11/22).

BACA JUGA: Wagub NTB Launching Desa Berdaya

“Ini sangat ditentukan oleh ibu-ibunya, karena bagaimana mungkin kita bisa membangun IPM yang baik, anak-anak memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang tinggi, kalau ibu-ibunya tidak memiliki kemampuan untuk itu,” tuturnya.

Sebagai Ketua Umum BKOW, Ia juga menjelaskan, NTB masih perlu kerja keras yang dilakukan secara konsisten, karena pendidikan dan harapan hidup tidak bisa dibangun dengan spontan.

“Kita berusaha bagaimana caranya masyarakat NTB ini awet umurnya, ini tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menyadarkan masyarakat kita akan pentingnya kesehatan,” tambahnya.

Perlu diketahui juga, NTB mendapatkan penghargaan sebagai salah satu provinsi terbaik yang memanfaatkan energi terbarukan di Indonesia dan diundang ke Denmark.

Negara maju tersebut sudah memulai renewable energy sejak 50 tahun yang lalu melalui sosialisasi dari tingkat TK, SD, dan SMP. 

Dapat dilihat bahwa pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi pondasi suatu pembangunan.

“Disini alhamdulillah BKOW selalu berusaha meningkatkan hal tersebut, contohnya mulai dari pemberian telur kepada anak-anak stunting, seminar dan sosialisasi terkait posyandu keluarga,” pungkas Ummi Rohmi.

BACA JUGA: NTB Salah Satu Terdepan Dalam Pembangunan Kesehatan

Saat ini angka stunting di NTB sudah berada di bawah 17 persen yang biasanya NTB selalu berada di posisi 5 terendah di atas 30-70 persen. 

Dengan aktifnya Posyandu Keluarga dan adanya data by name by address yang tidak bisa dibantah, memudahkan intervensi langsung kepada anak-anak stunting di setiap dusun. ***




Bunda Niken Kunjungi PKW di Desa Batujai

Dalam kunjungan tempat Pendidikan Kecakapan Wira usaha (PKW) tenun, Bunda Niken motivasi peserta PKW di Batujai dan Sukarare

LOTENG,lombokjournal.com ~ Bunda Niken sapaan Ketua Dekranasda NTB, Hj Niken Saptarini Zulkieflimansyah kalangan anak muda bersemangat melestarikan budaya, sekaligus berwirausaha dengan memanfaatkan platform digital 

Bunda Niken mengunjungi tempat Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tenun di Desa Batujai
Bunda Niken (kiri)

“Mari kita semua bersemangat melestarikan budaya  dan melahirkan generasi muda yang cakap dan memahami tenun untuk berwirausaha dengan memanfaatkan platform digital,” ajak Bunda Niken bersemangat.

BACA JUGA: NTB Gesa Industrialisasi Sektor Perikanan dan Kelautan

Ajakan itu disampaikan Bunda Niken saat mengunjungi Bale Tenun Alam “Tenar”, Desa Batujai, Lombok Tengah, yang kemudian berlanjut ke Desa Sukarare, Selasa (15/11/22).

Bunda Niken mengunjungi tempat Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tenun di Desa Batujai

Kegiatan PKW di Desa Batujai ini diikuti 20 Peserta dari kalangan muda usia, anak putus sekolah, mulai dari usia 16 tahun yang merupakan penduduk asli Kabupaten Lombok Tengah. 

Dalam kunjungan itu Bunda Niken didampingi Wakil Ketua Dekranasda, Hj. Lale Prayatni Gita Ariyadi dan Sekertaris Dekranasda NTB.

Giat  PKW ini sangat menarik dan berkesan bagi kaum muda terutama untuk perempuan muda Desa Batujai. Khususnya untuk  meningkatkan semangat melestarikan budaya  dan melahirkan generasi muda yang cakap serta memahami tenun untuk berwirausaha.

Pelatihan yang terbagi menjadi dua kelompok ini, ditargetkan  akan eksis dan bisa mandiri  usai pelatihan ini.

Kelompok pertama di Dusun Batujai dengan coach Afriadi dan Diana yang sangat tekun mendampingi para peserta PKW. 

Sedangkan kelompok kedua di Sukarare dengan Coach Bapak Satriadi juga sangat bersemangat mau membantu.

Mereka akan dibantu dari awal proses penemuan hingga pemasaran serta diberikan projek  tenun yang sangat menarik.

Dengan menargetkan 200 jam pelajaran, para peserta dari kaum muda semuanya perempuan ini sudah menyelesaikan materi. 

Materinya yaitu latar belakang dan sejarah tenun pulau lombok, pengantar ilmu tekstil, dan klasifikasi serat- serat tekstil sehingga 2 pekan lagi bisa tuntas dan sukses.

Para coach mengharapkan semua peserta memiliki rasa kecintaan terhadap bahan dasar  lokal. 

Para PKW tersebut berusaha semaksimal mungkin untuk menggunakan bahan-bahan dari kapas lokal yang berkualitas, agar tidak mengandalkan produk luar semata.

“Kita harus berdikari dalam sandang  dengan contoh  berupa kancing baju terbuat dari batok kelapa,  ini 100 persen lokal heritage dan membanggakan,” ujar Dina Faisal, coach di PKW Batujai.

Tak hanya di Batujai, tapi di desa Sukarara pun Bunda Niken selama bersahaja memberi motivasi dan semangat bagi para PKW.

BACA JUGA: IKM Terus Dibina agar Naik Kelas

Bunda Niken menerangkan, memiliki kesibukan menjadi seorang ibu bukanlah halangan untuk mau  belajar menenun.

“Harapan saya, semoga peserta disini menjadi Perempuan-perempuan yang mampu memberikan sumber penghasilan untuk keluarga,” kata Bunda Niken 

Kegiatan kunjungan tersebut diakhiri dengan penyerahan bantuan alat tenun oleh Ketua dan Wakil  Dekranasda  NTB bersama Ketua Dekranasda Lombok Tengah Baiq Nurul Aini Fathul Bahri di PKW Sukarare Lombok Tengah. ***

 




Bunda PAUD NTB Silaturahmi di Lombok Utara

Pengembangan PAUD yang Holistik dan Integratif itu yang diharapkan Bunda PAUD NTB

KLU.lombokjoutnal.com ~ Pengelolaan PAUD saat ini adalah penyelenggaraan PAUD yang holistik dan integratif, karena itu 11 Bunda PAUD di Lombok Utara diharapkan juga mensosialisasikan sasaran penyelenggaraan PAUD yang holistik dan integratif.

Hal itu disampaikan Bunda PAUD NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, M.Sc saat silaturrahim dengan 11 Bunda PAUD dari lima Kecamatan se Kabupaten Lombok Utara, Selasa (04/10/22). 

BACA JUGA: Beasiswa NTB Cara Buka Jendela Dunia, Ini Pesan Bang Zul

Bunda PAUD menjelaskan tentang pengelolaan PAUD yang holistik dan integratif
Bunda PAUD bersama anak-anak di KLU

“Holistik integratif artinya terintergrasi dengan beberapa layanan, ada 5 layanan yaitu Layanan pendidikan, kesehatan, pengasuhan, perlindungan/keamanan dan kesejahteraan. Bunda PAUD harus tahu dan hafal ini karena Bunda PAUD yang akan menerapkan di wilayah masing-masing, kelilingi PAUD di desanya dan sampaikan tentang PAUD Holistik Integratif ini,” pesan Bunda Niken. 

Bunda Niken selaku Bunda PAUD NTB mengaku senang bisa menyapa sekaligus bersilaturrahmi dengan 11 Bunda PAUD se-Kecamatan KLU. 

Pentingnya peran Bunda PAUD di NTB untuk membantu meningkatkan kualitas dan membantu PAUD yang ada di wilayah masing-masing. 

“Menjadi Bunda PAUD adalah amanah, tugas untuk memberikan perhatian kepada PAUD yang ada di wilayah masing-masing untuk meningkatkan kualitas PAUD dan membantu PAUD yang ada di wilayah masing-masing. Juga untuk memastikan anak-anak yang berada di masa golden agenya, di masa-masa utama perkembangannya bisa mendapatkan layanan yang sebaik-baiknya,” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. Aidy Furqan menjelaskan, pentingnya pola mendidik anak yang benar. Agar ke depan anak-anak yang berada di masa emas dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Ia menyampaikan, dalam pola mendidik anak di usia ini yaitu, pertama lihat dari kecakapan anak sehingga nanti akan kelihatan potensi belajarnya, serius atau kreatif. 

BACA JUGA: Pemerintah Bentuk Tim Pencari Fakta Tragedi Sepakbola

“Kedua, saya ingin mengingatkan Bunda PAUD dan Ibu Guru bahwa pada usia ini anak-anak butuh model untuk dicontoh. Ketiga, pada usia anak TK diperlukan keterlibatan orang tua dengan sungguh-sungguh. Itu semua diperlukan untuk membangun rasa percaya diri dan semangat anak-anak kita,” kata Aidy Furqan. ***

 




Wagub NTB Ungkap Penyebab Tingginya Angka Stunting

Masyarakat untuk menjaga dan merawat lingkungan sekitar dengan pola hidup yang bersih dan sehat untuk menurunkan stunting, ini kata Wagub NTB

MATARAM.lombokjournal.com ~ Kualitas pelayanan Posyandu diminta terus ditingkatkan, tak memberikan asupan makanan bergizi bagi sasaran Posyandu, tapi tidak kalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan

Permintaan tersebut disampaikan Wakil gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat mengunjungi Posyandu Eyat Mayang Utara, Desa Eyat Mayang, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Kamis (22/09/22).

BACA JUGA: Ibu Negara Kunjungi Stand Dekranasda NTB

Wagub NTB mengatakan, stunting bisa diatasi dengan makanan bergizi

Wagub NTB yang biasa disapa akrab Ummi Rohmi ini menyebut 70 persen stunting diakibatkan lingkungan yang tidak bersih. 

Karena itu ia mengajak warga masyarakat untuk menjaga dan merawat lingkungan sekitar dengan pola hidup yang bersih dan sehat.

Sebelumnya, di Posyandu Mawar, Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, wagub juga meminta agar para ibu ibu terus memberikan asupan makanan  bergizi yang mengandung protein hewani kepada anak. 

Karena kandungan gizi tersebut dapat membantu mencegah anak dari stunting.

“Ibu ibu jangan khawatir stunting dapat ditangani kok. Caranya berikan makanan  bergizi serta menjalankan pola hidup sehat, menjaga lingkungan dengan tidak buang air di sembarang tempat,” ujar Ummi Rohmi.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Lobar H. M. Mujibburahman mengatakan, angka stunting di Desa Batu Putih mencapai 39 kasus dengan jumlah sasaran 127.  Sedangkan di Desa Eyat Mayang mencapai 89 kasus dengan  312 jumlah sasaran.

“Penurunan angka stunting per Agustus 2022 di Lobar sudah  mencapai 18,96 persen. Capaian tersebut turun signifikan dari tahun kemarin. Itu membuktikan bahwa 900 Posyandu Keluarga di Lobar terus bekerja,” katanya menjelaskan.

Lebih lanjut  Mujiburrahman mengatakan, dengan sisa tiga bulan ini ia mengaku optimis stunting di dua desa tersebut akan terselesaikan tepat waktu. 

“Jika semua elemen bergerak dan tetap saling mendukung seperti pemprov NTB, Pemkab Lobar,  Pemdes dan  para Kader Posyandu dan dengan sisa waktu yang diberikan kita optimis akan nol stunting,” kata Mujib.

Ketua Kader Posyandu Keluarga Mawar, Desa Batu Putih  Hj. Juhaerah mengatakan, langkah pemberian asupan gizi melalui makanan mengandung protein hewani sudah dilakukan sejak Posyandu yang dipimpinnya beralih ke Posyandu Keluarga. 

BACA JUGA: Mandi Safar atau Rebo Bontong di Gili Mengundang Wisatawan

“Sejak pola itu kami laksanakan, penurunan stunting khususnya di dusun kami turun signifikan dan Alhamdulillah atas prestasi itu, Posyandu kami raih bintang tiga gemilang,” kata Juhaerah.

Dalam kunjungan tersebut, Wagub NTB  menyerahkan bantuan berupa  telur untuk anak dan balita di masing masing Posyandu yang dikunjungi.***

 

 




Gubernur NTB Semangati Pengurus Baru FATAYAT NU NTB 

Kunjungan Pengurus Baru FATAYAT NU NTB ke Gubernur NTB danya sinergitas program isu perempuan dan anak

MATARAM.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB Zulkieflimansyah menerima silaturrahmi pengurus baru FATAYAT NU NTB di Ruang Tamu Utama, Kantor Gubernur, Rabu (07/09/22).

Dalam kesempatan itu Bang Zul juga mendukung dan memberi semangat tentang pelantikan oleh pengurus pusat 28 Oktober mendatang.

BACA JUGA: ITDC Diminta Fokus Penyelenggaraan WSBK Tahun Ini

Gubernur NTB memberi semangat pengurus baru Fatayat NU NTB

Supiati M.H.I, Ketua FATAYAT NU NTB berharap melalui pertemuan itu adanya sinergitas program, khususnya dalam isu bidang perempuan dan anak. 

“Kami FATAYAT NU ini perempuan-perempuan yang produktif. Ke depan kami harapkan kami menjadi perempuan yang mandiri secara ekonomi. Banyak kasus yang kami temukan di lapangan karena ketidak mandirian perempuan itu sering menjadi korban,” jelasnya.

Maka kemandirian secara finansial, kemandirian secara intelektual adalah hal yang di usahakan dalam program FATAYAT NU ke depan. 

Sehingga harapan akan sinergitas tersebut ke depan mampu meningkatkan indeks perempuan NTB, dan tentunya siap untuk berkontribusi.

“Ada dua hal yang kami lakukan disini, pertama memperkenalkan diri sebagai pengurus baru. Kedua kami akan mengadakan pelantikan. Pelantikan itu nanti akan diisi dengan kaderisasi internal kami dulu. Sehingga bagaimana kami nantinya melatih anggota-anggota kami itu untuk siap terjun dan membantu program-program yang ada di NTB,” tuturnya.***

BACA JUGA: Bayi Kembar Empat Lahir Selamat di RSUD NTB

 

 




Bayi Kembar Empat Lahir Selamat di RSUD Provinsi NTB

Operasi kelahiran bayi kembar empat yang pertama terjadi di RSUD Provinsi NTB, berjalan lancar

MATARAM.lombokjournal.com ~ RSUD Provinsi NTB mencatat sejarah baru, untuk pertama kalinya di rumah sakit itu lahir bayi kembar empat operasi caesar, pada Rabu (07/09/22) sekitar pukul 08.30 wita.

Orang tua bayi kembar yang berbahagia itu adalah buah hati pasangan M. Umar (35 tahun) dan Siti Nursiah (35 tahun), bayi tersenut berjenis kelamin laki-laki. 

Bayi kembar empat mendapat perhatian intensif RSUD NTB

Lega, itulah yang dirasakan Umar setelah mengetahui bayinya lahir dengan selamat. Keempat bayi kembar ini merupakan putra ketiga pasangan petani yang berasal dari Kelurahan Kaboro, Kecamatan Labita, Kabupaten Bima. 

BACA JUGA: Implementasi SIAP SIAGA di NTB Sejalan dengan Destana

Pasangan M. Umar dan Siti Nursiah telah memiliki seorang putra yg berusia 10 tahun dan seorang putri yg berusia 3 tahun.Agus Rusdhy H. Hamid, Sp.OG (K), MARS, dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan fetomaternal RSUD Provinsi NTB yang mengepalai tim bedah pada operasi caesar tersebut mengatakan, kelahiran bayi kembar empat ini merupakan yang pertama di RSUD Provinsi NTB.

“Ibu bayi merupakan pasien rujukan dari Bima, dan operasi dilakukan dalam umur kehamilan 28/29 minggu. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, kurang lebih sekitar 45 menit. ibu bayi dalam kondisi stabil,” kata Rusdhy. 

Kelahiran bayi kembar empat yang pertama di RSUD Provinsi NTB ini mendapat atensi penuh dari Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H.L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H. atau biasa disapa dr. Jack. 

“Kelahiran ini dipersiapkan dengan matang. Sejak awal kedatangan, kondisi Ibu dan janin terus dipantau oleh pihak RS. Ini termasuk kasus yang unik, karena kehamilan bayi kembar empat ini terjadi melalui proses pembuahan yang normal, bukan pembuahan buatan atau melalui proses bayi tabung,” demikian tanggapan dr Jack. 

Diketahui bayi I lahir dengan BB 1350 gr, bayi II dgn BB 1370 gr, bayi III dgn BB 1100 gr dan bayi keempat lahir dgn BB 1195 gr. 

BACA JUGA: Pilah Sampah dari Rumah, Butuh Kesungguhan Pemkab/Pemkot

Keempat bayi yang lahir berselang 1 menit tersebut, saat ini mendapat perawatan intensif di ruang NICU RSUD Provinsi NTB, ditangani oleh dr I Ketut Adi Wirawan, MSc., Sp.A (K) dan team.***

 

 




Dewan Pengurus Daerah ILDI NTB Resmi Dilantik

Setelah pelantikan Dewan Pengurus Daerah ILDI NTB, Pemprov NTB berharap organisasi ini mrmpomosikan destinasi pariwisata NTB

MATARAM.lombokjournal.com ~ Dewan Pengurus Daerah Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI) NTB periode 2022-2026 telah resmi dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum DPP ILDI di Hotel Lombok Plaza, Mataram, Sabtu (03/09/22).

Staff Ahli Gubernur Bidang Sosial Kemasyarakatan, Jamaluddin, S.Sos, MT mewakili Gubernur NTB menucapkan selamat sekaligus menyampaikan harapan agar organisasi program-program ILDI NTB dapat sejalan dengan pemerintah Provinsi NTB.

BACA JUGA: Kiprah IWAPI Diharapkan Membuat UMKM Naik Kelas

Dewan Pengurus Daerah ILDI NTB diminta mempromosikan destinasi pariwisata NTB

“Selamat saya ucapkan dan tentu kami berharap organisasi baru ini bisa menjalankan roda organisasi dengan baik dan sejalan dengan visi NTB yaitu NTB Gemilang,” ucapnya.

Tak lupa juga, ia mengajak kepada pengurus ILDI NTB untuk tak henti-hentinya mempromosikan Provinsi NTB kepada DPD ILDi di seluruh Indonesia bahwa NTB kaya akan destinasi pariwisata dan event nasional bahkan Internasional.

Ketua Umum ILDI, Dra. Ambar Susilastuti, mengungkapkan bangga terhadap Provinsi NTB yang terbilang cepat dalam mengukuhkan Dewan Pengurus Daerah.

“Saya ucapkan selamat tentunya dan NTB ini hebat dan terbilang cepat dalam mengukuhkan DPDnya. Saya berharap organisasi ini dapat menyehatkan dan membugarkan masyarakat NTB,” ujarnya.

Ketua terpilih DPD ILDI NTB, Annie Yunita mengucapkan terimakasih terhadap Pemprov NTB yang telah banyak membantu sehingga pelantikan DPD ILDI dapat dilaksanakan dengan baik pada hari ini.

“Terimaksih atas selruh bantuan yang diberikan kepada Pemrov NTB sehingga pada hari ini organisasi kami resmi berdiri,” ungkapnya.

ILDI sendiri sudah memiliki 24 cabang yang tersebar di seluruh provinsi dan 80 DPW Kabupaten/Kota. 

BACA JUGA: Menteri Pendidikan Singapura Jajaki Kerjasama Dengan NTB

Langkah Dansa termasuk kategori kegiatan olahraga masyarakat, di bawah naungan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) serta dilombakan dalam Festival Olahraga Rekreasi Nasional Indonesia (Fornas).***

 

 




Pemprov NTB Bersama Plan Indonesia Perangi Perkawinan Anak

Serius memerangi perkawinan anak, Pemprov NTB lakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Plan Indonesia

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menggelar Rapat Koordinasi dan Penandatanganan Nota Kesepahaman, serta Perjanjian Kerjasama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Tentang Pencegahan Perkawinan Anak, di Gedung Sangkareang, Kamis (01/09/22).

Ini salah satu upaya serius Pemprov NTB memerangi isu perkawinan anak. 

BACA JUGA: Lulusan Hamzanwadi Diminta Berkontribusi untuk Masyarakat

Wagub mengatakan Pemprov sudah punya Perda Pencegahan Perkawinan Anak
Wagub Sitti Rohmi dan Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti

Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Plan Indonesia dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) tentang Pencegahan Perkawinan Anak.

Selanjutnya, penandatangan antara Dinas Kesehatan NTB dengan Plan Indonesia tentang kemitraan mendukung sanitasi berbasis masyarakat di NTB. 

Kemudian penandatanganan kerjasama dengan BKKN NTB terkait stunting melalui Project Masmirah. 

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah menjelaskan, Pemprov NTB menjadi Provinsi pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pencegahan Perkawinan Anak.

Namun, Perda tersebut tidaklah cukup hanya menjadi bahasan di tingkat kabupaten dan kota. 

Perda perkawinan anak tersebut perlu diteruskan ke tingkat dusun, sehingga bisa langsung menyasar anak, orangtua, dan pemangku kepentingan. 

Dikatakan Wagub, melalui Posyandu Keluarga hal tersebut bisa diwujudkan. Juga bisa turut disosialisaikan dalam berbagai program Plan Indonesia yang ditujukan untuk menekan angka perkawinan anak. 

“Regulasi sudah ada, bagaimana PRnya regulasi ini dipahami di tingkat dusun dan desa,” tutur Wagub. 

Menurutnya, perkawinan anak merupakan permasalahan yang rumit. Hanya bisa diatasi dengan kolaborasi dan sinergi berbagai pihak. Khususnya dalam mengedukasi persuasif terus menerus kepada masyarakat.

Wagub mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan oleh Plan Indonesia. 

Diharapkan, kerjasama yang dilakukan dapat menurunkan angka perkawinan anak di tahun 2023. 

“Yang paling penting adalah actionnya di lapangan. Mudah-mudahan di tahun 2023 angka perkawinan anak ini akan turun dengan baik,” harapnya.

BACA JUGA: HUT Kota Matarm ke 29, Gubernur NTB: Perkuat Kolaborasi

Program Gema Cita

Sementara itu, Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, penandatanganan ini sebagai salah satu upaya memperkuat implementasi Perda Pencegahan Perkawinan Anak yang dibuat NTB.

Pemprov menggandeng Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) untuk bekerja sama secara formal, yang dituangkan melalui nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (PKS). 

Dini melanjutkan, perjanjian kerja sama ini menjadi langkah positif upaya pencegahan perkawinan anak di NTB, secara lebih kuat dan berdampak luas ke depan. 

Di NTB sendiri, salah satu upaya yang telah ditempuh Plan Indonesia dalam pencegahan perkawinan anak adalah melalui Program Gema Cita (Generasi Bangsa Bebas Perkawinan Usia Anak). 

Gema Cita dirancang untuk melanjutkan praktik baik yang dilakukan Plan Indonesia dan mitra sebelumnya untuk memperkuat remaja dan kaum muda. Terutama perempuan, dalam mengambil keputusan tepat agar bebas dari perkawinan anak dan kehamilan remaja. 

Di samping itu, program ini juga mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung bagi remaja dan kaum muda dalam bentuk penguatan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis. 

Selain Gema Cita, ada juga program  Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). 

BACA JUGA: Lingkungan Bersih Salah Satu Faktor Penurunan Stunting

Program ini merupakan gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan perlindungan anak. sekolah ramah anak dan forum anak.

PATBM terbukti berhasil mendorong kapasitas dan komitmen pemerintah dan warga desa termasuk remaja dan kaum muda, dalam memerangi perkawinan anak dan kehamilan remaja secara lebih terstruktur,

holistik, dan integratif. 

Pemprob NTB menandatangani MoU dengan Plan Indonesia

“Program ini berkolaborasi dengan pemerintah, kelompok kaum muda, sekolah dan organisasi masyarakat, khususnya di Lombok Barat. Selain di NTB, program ini juga diimplementasikan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Ini merupakan upaya keberlanjutan memperkuat advokasi pencegahan perkawinan anak di dua provinsi tersebut,” tutur Dini. ***

 

 




Konsumsi Protein Hewani untuk Turunkan Angka Stuinting

Tinjau Posyandu Lingkungan Turida Barat, Wagub tekankan pentingnya konsumsi protein hewani agar angka stunting membaik sebagai hadiah  HUT Kota Mataram 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Melihat angka stunting yang masih tinggi, Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., menekankan kepada kader Posyandu agar lebih fokus kepada asupan protein hewani yang diberikan kepada anak-anak.

“Pastikan anak-anak mendapatkan telur setiap pagi selama 2 bulan, di luar dana PMT kelurahan ya,” tuturnya pada kesempatan Kunjungan Kerja di Posyandu Subuhussalam II Lingkungan Turida Barat, Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Mataram, Senin (29/08/22).

BACA JUGA: Lingkungan Bersih Salah Satu Faktor Penurunan Stunting

Wagub NTB meningatkan orang tua agar memberi konsumsi protein hewani untuk anak

Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub NTB juga menambahkan bahwa anak-anak harus dijaga makanannya.

“Jangan seneng snack aja, 1 bungkus snack sama dengan 1 telur harganya, anak-anak harus seneng makan telur, tempe, tahu, ikan laut atau tawar, ayam juga boleh, jangan lupa sayur dan buah-buahan,” ungkapnya.

Ummi Rohmi berharap Posyandu Kelurahan Turida dapat aktif setiap bulan, dengan pemberian protein hewani yang maksimal, paling tidak angka stunting dapat membaik sebagai hadiah  HUT Kota Mataram yang tinggal menghitung hari.

Selanjutnya, Ummi Rohmi juga berpesan kepada masyarakat terutama orang tua untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi anak, jangan ada yang stunting, jangan ada kematian bayi dan ibu hamil, juga beliau titip jangan ada perkawinan dini, anak-anak harus sekolah terus sampai setinggi-tingginya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Cakranegara, dr. Wiwik Nurlaela melaporkan bahwa tercatat dalam 46 Posyandu yang ada dengan sasaran 4000 anak, angka stunting mencapai 20 persen atau sekitar 800 anak. 

Sedangkan angka stunting tertinggi ada di Lingkungan Turida Barat dengan jumlah 159 anak.  

BACA JUGA: Angka Stunting di Lingkungan Kamasan Turun

Sebagai penutup, Lurah Turida, Musadi Azani, mewakili warga Lingkungan Turida mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas kehadiran serta perhatian dan bantuan Wagub NTB. 

Ia berharap, semoga kunjungan Wagub akan mempererat silahturahmi. ***

 

 




Forum PerPu Lotim Diajak Cegah Perkawinan Anak

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah meminta khusus pada Forum PerPu mengedukasi untuk mencegah perkawinan di usia dini

MATARAM.lombokjournal.com ~ Persatuan Perempuan (PerPu) Lombok Timur diimbau untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan perkawianan anak, yang beresiko meningkatkan kasus stunting pada bayi baru lahir, angka kematian, angka kemiskinan, termasuk putus sekolah.

Imbauan itu disampaikan Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah saat memberikan sambutan dalam Rakor Program Persatuan Perempuan Lombok Timur yang berlangsung di Aula BPSDM NTB, Kamis (25/08/22).

BACA JUGA: Paguyuban Muslimah Diminta Atasi Masalah Domestik Perempuan

Gubernur Zul minta Forum PerPu cegah perkawinan anak

“Saya meminta khusus pada persatuan ini bagaimana mengedukasi untuk mencegah perkawinan di usia dini. Pernikahan dini masih banyak perlu dipertimbangkan, dimana mereka masih punya kesempatan untuk sekolah,” tutur Bang Zul 

Pemerintah terus memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk terus melanjutkan pendidikan, mulai dari adanya Beasiswa, bahkan Dinas Pendidikan Provinsi NTB memiliki terobosan SMA/SMK terbuka.

“Terimakasih juga kepada Kadis Pendidikan yang punya terobosan dengan mendirikan SMA/SMK terbuka. Sehingga terbuka kesempatan untuk tetap menamatkan pendidikannya Khususnya jenjang SMA/SMK terbuka,” kata Bang Zul..

Menurutnya, perempuan tidak hanya mempertahankan keibuannya, namun juga harus mampu berkontribusi penting bagi keluarga  dan daerah.

“Sudah saatnya perempuan-perempuan NTB tidak hanya mempertahankan keibuannya tetapi juga punya kontribusi penting. Apalagi Sekarang itu riset membuktikan bahwa banyak ibu-ibunya lebih pintar dari bapak-bapaknya. Oleh karena itu dengan terbitnya persatuan Perempuan Lombok Timur tanpa harus keluar dari kuadrat keibuannya serta NTB mampu menunjukkan produktifnya Nusa Tenggara Barat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Perempuan Lombok Timur, Nurasiah menuturkan, peran serta persatuan bagi dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi. 

Berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak juga merupakan faktor penghambat terhadap upaya peningkatan kualitas dan peran perempuan dimana itu merupakan bentuk pelanggan hal asasi manusia. 

“Ketimpangan dan kekurangan peran serta perempuan dalam rendahnya kualitas hidup perempuan secara umum. Jika kualitas perempuan buruk maka buruk pula kualitas manusia. Perempuan menjadi penentu kualitas generasi penerus. Potensi perempuan sangat besar harus diberikan ruang agar kontribusinya menjadi maksimal,” ungkapnya.

BACA JUGA: Produk Manufaktur harus Punya Sertifikat Kandungan Lokal

Dikatakan, perempuan dan laki-laki memiliki potensi di semua bidang yang tentunya bisa saling melengkapi. 

Melalui organisasi perempuan ini kepada pemerintah daerah untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri peradangan perempuan dan akhiri akses ketidak adilan akses ekonomi terhadap perempuan. ***