Nonton Bareng Pelantikan Gubernur dan Wagub NTB Terpilih
Untuk efisiensi sesuai Instruksi Presidenm masing-masing Kepala OPD menyelenggarakan nonton bareng di kantor masing-masing
MARAM.LombokJournal.com~ Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajak seluruh Kepala Operasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Provinsi NTB dan Masyarakat NTB, untuk mengadakan acara nonton bareng (nobar) menyaksikan langsung prosesi sakral pelantikan pemimpin NTB lima tahun ke depan.
Nonton bareng pelantikan Gubernur dan Wagub NTB terpilih bersama Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih se Indonesia digelar serentak hari ini, Kamis (20/02/25), bertempat di Istana Negara Jakarta mulai pukul 10.00 WIB.
Acara nonton bareng tersebut diselenggarakan sebagai kebersamaan karyawan dan karyawati lingkup Pemprov NTB, stakeholders dan warga sekitarnya. Agar masyarakat juga dapat menyaksikan prosesi pelantikan serentak ini walaupun melalui media elektronik.
Sekaligus bisa merasakan semangat kebersamaan dalam menyambut pemimpin baru yang telah diberikan amanah oleh rakyat dalam pemilu kada yang lalu.
Sesuai arahan Gubernur NTB terpilih, Lalu Iqbal, agar para Pejabat Daerah tidak ke Jakarta. Cukup yang bertugas saja. Selain juga dalam rangka efisiensi sesuai Instruksi Presiden.
Karenanya dihimbau kepada masing-masing Kepala OPD untuk menyelenggarakan nobar dan mengajak karyawan dan karyawatinya di kantor masing-masing.
Seperti diketahui, undangan pelantikan kan juga terbatas. Hanya kepala daerah dan Ketua DPRD serta keluarga kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Selain di dinas masing-masing, Dinas Kominfotik NTB bekerjasama dengan Biro Umum dan Biro Adpim Setda akan menyelenggarakannya di Lobi Utama Lantai I Kantor Gubernur NTB.
Bagi warga sekitar, rekan-rekan media dan karyawan-karyawati boleh bergabung nonton bareng. Pemprov juga akan menayangkan sambungan live melalui akun medsos Pemprov NTB. ***
Pj Gubernur Hassanudin Pamit Akhiri Masa Tugas
Pada upacara Hari Kesadaran Nasional, Pj Gubernur Hassanudin menyampaikan terima kasih pada jajaran Pemprov NTB
MATARAM.LombokJournal.com ~ Upacara Hari Kesadaran Nasionalyang digelar oleh Pemerintah Provinsi NTB di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB, Selasa (18/02/25) menjadi momen penuh makna bagi Penjabat (Pj) Gubernur Hassanudin.
Setelah lebih dari delapan bulan mengemban amanah, Hassanudin akan mengakhiri masa tugasnya seiring dengan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB terpilih periode 2025-2029, yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Februari 2025 di Istana Negara oleh Presiden Republik Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Hassanudin menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras seluruh jajaran Pemerintah Provinsi NTB dalam menjaga stabilitas pemerintahan, memastikan keberlanjutan pembangunan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Ia juga mengapresiasi tenaga kesehatan, tenaga pendidik, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat yang telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan kemajuan daerah.
“Bapak dan Ibu semua telah ikut memikul tanggung jawab, telah bekerja keras. Karena itu, saya harus katakan terima kasih, terima kasih, dan terima kasih,” ucap Hassanudin.
Selama masa kepemimpinannya, NTB berhasil mencatat berbagai capaian, seperti peningkatan layanan publik, penguatan ekonomi kreatif dan sektor pariwisata berbasis sport tourism, pengendalian inflasi daerah, pengawalan pemilu serentak, serta upaya dalam menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.
Menutup sambutannya, Pj Gubernur NTB, Hassanudin berpesan kepada pemerintah dan masyarakat NTB agar terus mendukung visi dan misi gubernur dan wakil gubernur definitif, dalam mewujudkan NTB yang lebih maju.
“Sebagaimana kuatnya Bapak dan Ibu mendukung saya, begitulah cinta dan kerja keras yang harus diberikan untuk mendukung Pak Iqbal dan Ibu Dinda nantinya,” pesannya. iwa
Rencana Pembangunan NTB harus sesuai arahan Pemerintah Pusat
Pj Gubernur, Hassanudin menegaskan, dengan situasi efisiensi anggaran, fokus rencana pembangunan harus berorientasi program, bukan orientasi anggaran
Hal itu ditekankan Pj Gubernur NTB, Hassanudin saat membuka kickoff meeting Forum Perangkat Daerah penyusunan awal RPJMD NTB di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Rabu (12/2/2025)
“Guidance (pedoman) penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dari Kementerian Dalam Negeri berlaku homogensehingga dengan karakteristik daerah yang berbeda beda harus disikapi dengan baik,” tekan Pj Gubernur NTB.
Dikatakannya, terlebih dengan situasi efisiensi anggaran, fokus rencana pembangunan harus berorientasi program (program oriented) bukan orientasi anggaran (budget oriented).
Pj Gubernur memaparkan tiga fokus utama pembangunan NTB yakni, pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan dan NTB sebagai destinasi wisata dunia.
Dengan lima visi sasaran terkait peningkatan pendapatan perkapita, pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, kualitas sumberdaya manusia, pencapaian nol emisi dan efek rumah kaca serta kepemimpinan daerah.
Ditambahkannya, dengan pembangunan berorientasi desa maka validasi data mikro sangat penting dalam merumuskan target yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025 – 2045 dengan mencermati dokumen perencanaan pusat sampai kabupaten/ kota.
Sementara itu, Kepala Bappeda NTB, Dr Ir H Iswandi, MSi mengatakan, identifikasi isu strategis bersama tim transisi pemerintahan baru, terdapat tujuh misi, sepuluh program unggulan dalam 19 kegiatan yang menjadi prioritas daerah dengan 106 kegiatan strategis dalam rancangan dokumen RPJMD.
“Rancangan dokumen ini yang akan kita bahas bersama dalam musyawarah rencana pembangunan selanjutnya setelah kickoff ini,” jelasnya.
Sepuluh program unggulan pemerintah provinsi dalam lima tahun mendatang adalah, NTB Sehat dan Cerdas, Desa Berdaya, NTB Inklusif, NTB Agro Maritim, Pariwisata NTB Berkualitas, E Mania (Ekraf Mendunia), NTB Terampil dan Tangkas, NTB Lestari Berkelanjutan, NTB Good and Smart Governance dan NTB Connected.
Secara umum, Iswandi juga memaparkan capaian NTB kurun waktu duapuluh tahun terakhir dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB yang baru separuh dari target, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah, Indeks Resiko Penanganan Bencana yang masih merah serta kapasitas fiskal tiga kabupaten/ kota yang masih rendah. jm/her
Program MBG Harus Ada Kesamaan Pandangan
Rapat analisa dan evaluasi ini bermaksud melakukan sinergi pelaksanaan program MBG, agar tercapai sesuai harapan bersama
MATARAM.LombokJournal.com ~ Rapat analisa dan evaluasi pelaksanaan program makan bergizi gratis(Program MBG). dilakukan Pemprov NTB untuk menyamakan pandangan, dihadiri Forkopimda lingkup NTB di ruang rapat Anggrek Setda NTB. Rabu (12/02/25).
Rapat analisa dan evaluasi pelaksanaan program MBG itu dilaksanakan semata ingin menghadirkan kesamaan pandangan, dan bagaimana langkah Forkopimda NTB dalam memaksimalkan program 38 dapur penyelenggara untuk MBG ini, yang mengundurkan diri satu, berarti 37 dapur umum penyelenggara MBG.
“Iya, lewat rapat ini kita bersinergidalam rangka melaksanakan program MBG, dan tercapai sesuai harapan bersama,” ujar Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi yang mempin rapat itu.
Miq Gita sapaan akrab Sekda NTB menyampaikan bahwa NTB sekarang sudah memiliki Command Center untuk program MBG, dan 38 dapur umum yang sudah tersebar di 10 Kabupaten/Kota di NTB, serta 25 dapur umum yang sudah terdaftar.
“Sudah ada 38 dapur penyelenggara untuk MBG ini, yang mengundurkan diri satu, berarti 37 dapur umum penyelenggara program MBG. Kemudian untuk melihat kondisi lapangan, kita upayakan kungker ke dapur umum yang tersebar,” kata Miq Gita.
Miq Gita juga menambahkan, Mendagri telah mengeluarkan edaran untuk tujuh kegiatan daerah yang harus dilakukan. Salah satu diantaranya adalah program makan bergizi gratis.
“Tegas Mendagri Tito Karnavian bahwa partisipasi pemerintah daerah dalam MBG akan tingkatkan elektabilitas dan kesehatan anak,” jelas mantan Penjabat Gubernur NTB periode 2022-2023 ini.
Seirama dengan Sekda, Kabinda NTB mengatakan, untuk dapur umum di NTB itu terdaftar sudah 37 dapur umum dan sudah 17 yang menyatakan kesiapan.
“Untuk owner dapur umum yang tersebar di 10 Kabupaten/kota masih menggunakan dana atau anggaran pribadi,” ungkap perwakilan Kabinda NTB.
Oleh karena itu lanjutnya, perlu sinergi dan kolaborasi serta kesiapan yang matang agar apa yang menjadi program makan bergizi gratis ini mendapatkan hasil yang luar biasa di NTB.
“Saya harap setelah giat ini, kita bisa langsung akselerasi bersama dilapangan, guna memastikan segala yang diperlukan,” harapnya. ***
Bantuan Korban Banjir, Pemprov NTB Serap Aspirasi Warga
Pj Gubernur NTB, Hassanudin meninjau korban banjir di mengawasi bantuan korban banjir, dan mendengar aspirasi warga yang terdampak
BIMA.LombokJournal.com ~ Pemerintah Provinsi NTB bergerak cepat menyalurkan bantuan korban banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Bima dan Kota Bima.
Penjabat (Pj.) Gubernur NTB, Hassanudin, meninjau langsung kondisi terdampak, Rabu (05/02/23) untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
Pada saat sama Pj Gubernur mendengarkan aspirasi masyarakat.
Kunjungan pertama itu dilakukan di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, di mana ia meninjau posko bantuan, dapur umum, dan posko kesehatan.
Secara simbolis, ia menyerahkan bantuan korban banjir berupa sembako, benih padi, perlengkapan ibu hamil, obat-obatan, mesin penjernih air, serta santunan bagi korban.
“Salurkan (bantuan korban banjir|) dengan baik. Semoga bermanfaat,” pesannya saat menyerahkan bantuan.
Ia juga menyampaikan belasungkawa serta keprihatinannya atas musibah yang menimpa masyarakat.
Setelah itu, Hassanudin melanjutkan kunjungan ke Dusun Wai Miro, Desa Nunggi, Kecamatan Wera, untuk bertemu dengan korban longsor dan menyerahkan bantuan. Iia juga mendengarkan aspirasiwarga terkait pencarian korban hilang, penertiban pembukaan lahan ilegal, serta pemulihan ekonomi.
Hassanudin menegaskan bahwa pencarian korban menjadi prioritas utama, dan pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi keluarga terdampak.
Selanjutnya, bersama Wakil Gubernur NTB terpilih periode 2025-2030, Hj. Indah Dhamayanti Putri, Hassanudin meninjau tiga jembatan yang mengalami kerusakan akibat banjir.
Dua jembatan berada di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, sementara satu lainnya di Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi. Ia menegaskan bahwa
Mengakhiri kunjungannya, Hassanudin didampingi Pj. Wali Kota Bima, Drs. H. Mukhtar, M.H., meninjau Sungai Padolo di Kampung Sigi, Kelurahan Paruga, yang menjadi salah satu penyebab utama banjir di Kota Bima.
Selain meninjau kondisi sungai, ia menyerahkan bantuan korban banjir berupa beras dan selimut kepada warga terdampak.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita,” ujar
Hassanudin. Ia juga menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat masyarakat Bima serta menegaskan komitmenpemerintah dalam menangani dampak bencana secara cepat dan tepat.
Hassanudin menekankan bahwa ada dua fokus utama dalam penanganan pascabencana di Kabupaten dan Kota Bima ini.
Dalam jangka pendek, pemerintah akan mengatasi permasalahan ekonomi, seperti penyaluran bantuan korban banjir dan perbaikan akses jalan. Sementara dalam jangka panjang, fokusnya adalah pemanfaatan dan tata kelola lahan yang berkelanjutan.
Menanggapi maraknya perkebunan jagung di Bima, Hassanudin menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat terkait pemanfaatan lahan yang bijak dan berkelanjutan.
“Apa pun yang kita kerjakan sekarang ini adalah implementasi dari sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tegasnya. iw
IPM atau Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2024
Seluruh dimensi pembentuk indeks pembangunan manusia (IPM) mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak dan pengetahuan
Catata Agus K Saputra
lombokjournal.com ~ Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2024, Pejabat (Pj) Gubernur NTB Hasanuddin, Senin (20/01) lalu, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB, antara lain menyampaikan bahwaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB mengalami peningkatan menjadi 73,10 poin.
Walaupun angka ini masih di bawah dari IPM Indonesia sebesar 75,02 poin, namun masuk ketegori tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dalam rilisnya 15 November 2024 mencatat beberapa hal sebagai berikut:
* IPM Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02 meningkat 0,63 poin atau 0,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 74,39.
Pada 2024, provinsi dengan capaian IPM terendah adalah Provinsi Papua Pegunungan dengan nilai IPM sebesar 54,43. Sedangkan, provinsi dengan IPM tertinggi adalah DKI Jakarta sebesar 84,15.
Selama 2020-2024, IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,75 persen per tahun
Pertumbuhan IPM 2024 mengalami percepatan dari tahun sebelumnya. Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak dan pengetahuan
Umur harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2024 sebesar 74,15 tahun, meningkat 0,22 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun pada tahun 2024 meningkat 0,06 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,15 tahun menjadi 13,21 tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,08 tahun, dari 8,77 tahun menjadi 8,85 tahun pada tahun 2024.
Dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) pada tahun 2024 meningkat 442 ribu rupiah atau 3,71 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini berarti rata-rata pengeluaran riil penduduk Indonesia tahun 2024 adalah sebesar Rp 12.341.000 per tahun per orang.
Mulai tahun 2024, BPS menyajikan angka IPM untuk 38 propinsi. Ada pun sebaran dan status capainnya sebagai berikut:
* Sangat Tinggi = IPM ≥ 80 ada 2 Provinsi
Tinggi = 70 ≤ IPM ≤ 80 ada 30 Provinsi
Sedang = 60 ≤ IPM ≤ 70 ada 5 Provinsi
Rendah = IPM ≤ 60 ada 1 Provinsi
IPM NTB 2024
Berdasarkan rilis data IPM NTB 2024 dari BPS Provinsi NTB terdapat hal-hal sebagai berikut:
Perkembangan IPM Provinsi NTB Tahun 2020–2024
Pembangunan manusia di Provinsi Nusa Tenggara Barat terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2020, status pembangunan manusiaIndonesia sudah berada di level “tinggi”. Selama 2020–2023, IPM Provinsi NTB rata-rata meningkat sebesar 0,92 persen per tahun, dari 70,46 pada tahun 2020 menjadi 73,10 pada tahun 2024. Secara Nasional Prov. NTB menduduki urutan ke-27 dari 38 Provinsi.
Ada pun sebarannya sebagai berikut:
Sedang > Lombok Utara 68,84
Tinggi > Bima 70,99; Lombok Tengah 71,19; Lombok Timur 71,48; Sumbawa 72,36; Dompu 72,59; Lombok Barat 72,70; Sumbawa Barat 75,52 dan Kota Bima 78,91
Sangat Tinggi > Kota Mataram 81,64
2. Perkembangan Dimensi Pembentuk IPM Provinsi NTB 2020–2024
Peningkatan IPM tahun 2024 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Dua indikator mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 1,68 persen dibanding tahun sebelumnya dan Pengeluaran Riil per Kapita sebesar 4,61 persen dibanding tahun sebelumnya . Sementara itu Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) pertumbuhannya mencapai 0,32 persen. Harapan Lama Sekolah (HLS) pertumbuhannya mencapai 0,7 persen.
2.1. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2020 hingga 2024, UHH telah meningkat sebesar 1,08 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,38 persen per tahun. Pada tahun 2020, UHH Provinsi NTB adalah 71,17 tahun dan pada tahun 2024 mencapai 72,25 tahun. UHH tahun 2024 meningkat 0,23 tahun atau naik 0,32 persen dibanding tahun sebelumnya.
Umur harapan hidup di NTB berada pada urutan ke-25 dari total 38 provinsi.
2.2. Pengetahuan
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk uisa 7 tahun ke atas dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua Indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2020 hingga 2024, HLS Provinsi NTB rata-rata meningkat 0,51 persen per tahun, sementara RLS meningkat 1,87 persen per tahun. HLS tahun 2024 meningkat 0,01 tahun atau tumbuh dengan laju 0,07 persen dibandingkan tahun 2024.
Untuk rata-rata lama sekolah, NTB berada pada peringkat lima terbawah atau ada pada urutan ke-34 dari 38 provinsi di Indonesia. Adapun harapan lama sekolah secara nasional, posisi NTB sudah cukup tinggi berada pada peringkat enam.
2.3. Dimensi Standar Hidup Layak
Dimensi ketiga yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil perkapita per tahun (atas dasar harga konstan 2012) yang disesuaikan. Pada tahun 2024, pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan masyarakat Provinsi NTB mencapai Rp11,61 juta per tahun. Capaian ini meningkat 511 ribu rupiah atau tumbuh 4,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
3.Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota
Sejalan dengan pertumbuhan IPM Provinsi NTB pada tahun 2024, secara umum seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB juga mengalami peningkatan capaian IPM. Wilayah yang mengalami peningkatan IPM terbesar pada tahun 2024 adalah Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Dompu yaitu berturut-turut mencapai 1,17 persen dan 1,14 persen. Sedangkan wilayah yang mengalami peningkatan IPM yang terndah pada tahun 2024 yaitu Kota Mataram, yaitu sebesar 0,60 persen.
Secara Nasional, percepatan IPM 2024 Prov. NTB masuk top ten sebesar 1,01 persen di atas nasional sebesar 0,85 persen.
Apa itu IPM
Mensitir Kompas.com 10 Oktober 2023, konsep IPM pertama kali dicetuskan oleh United Nations Developmet Programme (UNDP) melalui Human Development Report pada tahun 1996, yang kemudian berlanjut setiap tahun. IPM adalah sebuah indikator yang menunjukkan pengembangan terutama dalam pembangunan sumber daya manusianya.
Fokus utama dari pembangunan manusia adalah terkait manusia dan kesejahterannya, maka dari itu Pembangunan manusia berarti pertumbuhan yang positif dan perubahan dalam tingkat kesejahteraan manusia.
Tujuan utama adanya indeks pembangunan manusia adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Menurut UNDP, Indonesia tergolong sebagai negara dengan pembangunan manusia tingkat sedang (medium human development).
Sejak pertama kali diperkenalkan, IPM terus menjadi indikator penting dalam mengukur kemajuan pembangunan manusia. IPM terus digunakan digunakan dalam berbagai perencanaan pembangunan.
IPM menjadi salah satu indikator yang penting dalam melihat sisi lain dari pembangunan. Adapun manfaat indeks pembangunan manusia antara lain sebagai berikut:
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
PM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah.
IPM juga dapat digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
Indikator IPM
Indikator yang menunjukan pengembangan, terutama dalam pembangunan sumber daya manusianya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Secara umum, indikator-indikator Pembangunan manusia mencakup seluruh masalah pembangunan manusia secara konseptual atau empiris yang saling dipengaruhi atau memengaruhi komponen lain. Adapun, indikator yang digunakan dalam indeks Pembangunan manusia anatara lain:
Bidang kesehatan
Indikator dalam bidang kesehatan diukur melalui usia hidup (longetivity), ada banyak indikator yang digunakan mengukur usia hidup.
Berdasarkan dengan pertimbangan ketersediaan data secara global, maka indikator yang digunakan ialah angka harapan hidup waktu lahir (life expantancy at birth).
Bidang pendidikan
Dalam bidang Pendidikan, pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai unsur mendasar dari pembangunan manusia. Pengetahuan sebagai indikator diukur berdasarkan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Bidang ekonomi
Indikator yang digunakan dalam bidang ekonomi yakni standar hidup layak (decent living). Berdasarkan ketersediaan data secara internasional, UNDP memutuskan standar hidup layak diukur melalui Gross Domestic Product (GDP) per kapita riil yang telah disesuakan (adjusted real GDP per capita).
Penutup
IPM merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor komponen kompleks yang saling mempengaruhi. Menurut Sonia Ramadhani Akmal dan Arif Ramadansyah (dalam www.viva .co.id 14 Oktober 2024), faktor-faktor tersebut adalah:
Faktor Ekonomi
Faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IPM. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan peningkatan pendapatan per kapita, yang pada gilirannya dapat meningkatkan standar hidup masyarakat.
Namun, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat memperbesar kesenjangan antara kaya dan miskin, sehingga distribusi pendapatan juga menjadi faktor penting. Tingkat kemiskinan yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga akan berdampak negatif pada IPM.
2. Faktor Sosial
Faktor ini juga berperan penting dalam membentuk IPM. Pendidikan merupakan investasi jangka Panjang yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Kesehatan yang baik memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih produktif dan panjang umur. Infrastruktur yang memadai, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
3.Faktor Lingkungan
Faktor ini juga tidak dapat diabaikan dalam konteks IPM. Kualitas lingkungan hidup yang buruk, seperti polusi udara dan air, dapat menyebabkan masalah kesehatan dan menurunkan produktivitas. Bencana alam juga dapat merusak infrastruktur dan mengganggu kehidupan masyarakat, sehingga berdampak negative pada IPM.
Interaksi antara faktor-faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan ini sangat kompleks dan saling mempengaruhi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat meningkatkan pendapatan per kapita, tetapi juga dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Sebaliknya, peningkatan kualitas lingkungan hidup dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan produktivitas, sehingga pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
#Akuair-Ampenan, 27-01-2025
Franz Kafka Membayang dalam Komunitas Teman Baca
Gagasan ‘saya berubah’ nya Franz Kafka membara di Komunitas Teman Baca yang selalu bangkit dan terus bergerak, dalam situasi apa pun
Catata Agus K Saputra
lombokjournal.com ~ Rasanya saya ‘bertemu’ Franz Kafka di Komunitas Teman Baca. Dedy -sang empu sekaligus tuan rumah- menyempatkan waktu untuk menerima saya. Komunitasini berdiri tahun 2016.
Berbagi cerita lewat buku. Saling menyemangati agar rajin membaca. Bahkan mencoba menuangkan gagasan dalam tulisan. Kira-kira begitu arah pembicaraan kali ini
“Baik. Ditunggu infonya. Saya sih gampang: jalan lima menit dari kantor. Insya Allah bisa jamu pak Agus di sekretariat, ” tulisnya.
Inilah yang saya suka dari Dedy. Semangat dan penuh antusias. Sebagaimana dia bergegas membuat program-program literasi. Ada saja ide menjalar bagi Komunitas yang dia rawat dengan kesabaran penuh.
Setidaknya ada tiga program utama yang menjadi ranah eksekusi Komunitas. Pertama, Teman Lapak (gelar buku untuk dibaca di ruang public). Kedua, Teman Ulas (siniar atau podcast membicarakan buku). Ketiga, Teman Bicara (bicara peristiwa literasi secara umum).
“Kami sempat down manakala covid melanda,” ujarnya mengurai cerita. Tapi itu meletik pilihan baru untuk tetap menjalankan misi. Pantang mundur sebelum berhasil.
Bisa jadi dia “kerasukan” Franz Kafka. Yang di tahun 2024 diperingati sebagai 100 tahun kematiannya. Dimana dia turut menulis di Kumpulan Esai: Seratus Tahun Kafka (Cetakan Pertama, November 2024).
Sebagaimana tertulis di halaman 156:
Barangkali kamu memang seharusnya bisa sembuh, Franz Kafka. TBC memang mematikan, tapi jika di tangani dengan baik pasien itu bisa sembuh. Catatan-catatan kesembuhan itu nyaris setiap bulan masuk ke dalam data yang kuolah. Sebagian dari yang sembuh itu lantas membentuk oranisasi penyintas yang akan mendukung pasien lain untuk bisa sembuh seperti mereka.
Apalagi dokter yang berhasil mengidentifikasi penyebab spesifik TBC berasal dari negaramu sendiri, Jerman. Dialah Robert Heinrich Herman Koch. Tanggal 24 Maret 1882, ilmuwan Jerman, Dr. Robert Koch, mengumumkan penemuan bakteri bernama mycobacterium tuberculosis di Unversitas of Berlin’s Institue of Hygiene. Ini jadi penyebab penyakit TBC. Artinya, 42 tahun sebelum kematianmu pada 1924, Franz Kafka.
Kematian dan buku seolah-olah menjadi jodoh yang tak terpisahkan. Kematian yang menyesakkan membawa pilu berkepanjangan. Perlahan menjadi obat penawar oleh apa yang ditinggalkanya, buku. Gagasan dan bara di dalamnya selalu membangkitkan untuk terus bergerak. Dalam situasi apa pun.
Tidak begitu jelas bagaimana namamu, Kafka, pertama kali menggelitik otakku menjadi bagian dari penulis yang mesti aku baca. Namun memoriku agak yakin bahwa namamu pertama-tama merasuk ke dalam laci otakku melalui sebuah sampul buku yang khas sekali: seseorang yang berpose seakan-akan sedang kayang namun dengan gestur yang ganjil. Ada serangga kecil di salah satu sudut tubuhnya. Di bagian bawah tertulis, “FRANZ KAFKA, Metamorfosis”(hal. 159).
Ada yang menilik. Metamorfosis berasal dari kata methamorphoo (yakni “saya berubah”) yang merupakan akar dari kata kata change atau “perubahan” maupun “pembaharuan”.
Malah, pengertian awal ‘methamorphoo’ merujuk pada perubahan sikap dan mental seseorang sesuai dengan kesinambungan perkembangannya secara fisik dan intelek. Ke arah pembaharuan hidup setiap hari guna mencapai eksistensi yang sempurna menurut naturnya sebagai manusia. Prinsipnya, perubahan sikap dan mental seseorang berbanding lurus dengan waktu dan pengalaman inteleknya (Alfrey, 2007).
Aku baru bisa dengan jernih memilah bagian-bagian cerita dalam “Metamorfosa Samsa” ini (hal. 163).
Salah satu tafsir atas kisah si Gregor Samsa ini adalah bagaimana sistem kapitalisme memberi dampak pada psikologi manusia. Kapitalisme, satu ideologi ekonomi politik yang berpusat pada penumpukan keuntungan tiada henti, menuntut tokoh kita ini untuk bekerja tiada henti. Tuntutan kemanusiaan nyaris tak ditunjukkan oleh system tersebut dalam novel aini.
Ketika Gregor berubah menjadi kecoak raksasa, bagian kepegawaian di kantornya datang dan memintanya untuk segera bekerja lagi. Gregor sendiri hanya berpikir tentang pekerjaan dan rencana untuk segera menjajakan kain dari kantornya (hal. 164).
Mari kita mencoba berhitung. Menurut data UNESCO, minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Itu berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 yang minat membaca.
Mengutip riset berbeda yang berjudul World’s Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu dengan hasil Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Bahkan, data BPS juga menunjukkan peran orangtua masih kurang dalam meningkatkan literasi anak dari usia dini, tercermin dari aktivitas anak bersama orang tua dalam hal membaca sangat minim.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan persentase anak yang dibacakan buku cerita/dongeng dan belajar/membaca buku anak usia dini yang dilakukan bersama orang tua/wali masih sangat kecil, yaitu berturut-turut hanya sekitar 17,21% dan 11,12%. Padahal, kedua aktivitas ini sangat bagus untuk menambah literasi anak usia dini.
Jadi tidak heran, jika skor Program for International Student Assessment (PISA) kita masih relatif rendah dan tertinggal dari negara lain. Pada 2022, skor literasi membaca Indonesia menjadi yang terendah di antara skor PISA tahun-tahun sebelumnya.
Sejak 2000, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) secara konsisten mengadakan penilaian kualitas pendidikan suatu negara melalui PISA untuk mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam tiga tahun sekali.
Dalam skala yang lebih besar, rendahnya tingkat membaca ini bisa menghambat kemajuan pendidikan nasional. Terutama yang berdampak pada rendahnya tingkat literasi akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Orang yang tingkat literasinya rendah cenderung memiliki produktivitas rendah dan kesulitan dalam menganalisis suatu suatu informasi. Alhasil, mereka akan sulit beradaptasi dalam kehidupan yang cepat dan kurang daya saing di pasar tenaga kerja yang kompetitf (sumber; CNBC Indonesia, 14 Desember 2024).
Ditenggarai (sumber: Media Indonesia, 08 September 2024), kemiskinan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Perbedaan prioritas di mana anak-anak dalam keluarga kurang mampu lebih memprioritaskan membantu orangtua berjualan, atau mencari nafkah menjadi alasan utama mengapa kemiskinan menyebabkan rendahnya literasi.
Masalah ini dapat ditanggulangi dengan peran pemerintah, membantu keluarga kurang kecukupan melalui program bantuan pendidikan seperti, memberikan bantuan buku, perangkat teknologi, dan biaya pendidikan yang memadai.
Meningkatkan literasi di Indonesia membutuhkan upaya yang lebih besar dan berkelanjutan dari semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Tantangan-tantangan yang ada perlu diatasi dengan strategi yang terarah, seperti meningkatkan akses pendidikan dan buku, membangun budaya membaca, meningkatkan kompetensi guru, serta mengurangi kesenjangan ekonomi.
Dengan sinergi yang baik, diharapkan tingkat literasi di Indonesia akan terus meningkat, sehingga masyarakat Indonesia dapat lebih berdaya saing dan mampu beradaptasi dengan perubahan global.
Itulah sebabnya untuk tingkat lokal, Ketua Bappeda Nusa Tenggara Barat Iswandi menghubungkan Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) dengan Pendapatan Perkapita. Dimana IPK memiliki tujuh dimensi, yaitu: ekonomi budaya, pendidikan, ketahanan sosial budaya, warisan budaya, ekspresi budaya, budaya literasi dan gender.
“Jika pendekatannya adalah pendapatan perkapita, maka tidak bisa dibawa dengan “tidur-tidur”. Budaya kita harus dapat mengantarkan ke peningkatan produktivitas. Baru NTB ini akan naik dari lower midle income, pendapatan perkapita yang rendah menuju pendapatan perkapita yang tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, dalam 20 tahun pendapatan perkapita harus naik menjadi pendapatan menengah ke tinggi.
“Ini berat, karena kalau tidak, kita akan berada dalam masyarakat yang masih tergolong miskin. Sedangkan Indonesia pada 100 tahun nanti harus sudah menjadi masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi. Negara maju,” ulas Iswandi.
Ada pun tantangan dan peluang pembangunan kebudayaan NTB terurai sebagai berikut (Sumber: Iswandi, Arah Kebijakan Daerah Dalam Pembangunan Kebudayaan, 07-01-2025):
Tantangan:
1. Pengaruh globalisasi dan modernisasi
2. Ketergantungan pada teknologi dan media sosial
3.Terbatasnya infrastruktur dan sumber daya (ruang kreatif, panggung seni budaya, dan pendukung lainnya)
4. Teknologi dan media sosial yang mempromosikan budaya global
5. Masalah sosial dan ekonomi terkait kemiskinan dan rendahnya taraf hidup
Peluang:
1. Penguatan potensi wisata budaya (desa adat, seni pertunjukan tradisional, dan kerajinan tangan)
2. Kesadaran pelestarian keragaman budaya
3. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor wisata, dan komunitas seni dan budaya
4. Optimalisasi teknologi digital untuk promosi kebudayaan NTB ke dunia luar
5. Pemberdayaan komunitas adat untuk pelestarian kebudayaan lokal
6. Optimalisasi intergrasi budaya dalam pendidikan formal untuk membentuk karakter dan nilai budaya
Hal lain yang menjadi kendala dalam meningkatkan literasi di Indonesia adalah keterbatasan akses ke pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil dan pedalaman. Banyak daerah masih mengalami kekurangan fasilitas pendidikan, seperti sekolah, guru yang berkualitas, dan bahan ajar.
Infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan yang sulit dijangkau, kesenjangan ekonomi dan sosial hingga minimnya akses teknologi dan internet juga menjadi alasan besar terhambatnya akses pendidikan berkualitas.
Lantas bagaimana dengan resolusi untuk tahun 2025?
“Menggiatkan kembali aktivitas sebelumnya dan fokus menjadikan perpustakaan sebagai ruang yang lebih banyak dikunjungi. Sesederhana itu,” tutup Dedy.
Homunitas Teman Baca
Begitulah, Kafka, bagaimana aku menulis tentangmu secara sentimental. Dan aku mengerjakan tugas-tugas penerjemahan dan esei ini di tengah-tengah pekerjaanku yang setengah mati aku akrabi, berayun-ayun di antara profesionalitas dan usaha memberi makna padanya.
Rasa-rasanya pernah ada masa aku merancang sekian alasan untuk tak berangkat ke kantor untuk bisa memanjakan sisiku yang lain; tapi sekaligus pernah pula ada saat aku harus mengabaikan dan mengingkari demamku agar hari-hari absen kerja menjadi berkurang, dengan begitu ajuan cuti akan lebih mudah diterima.
Persis seperti Gregor Samsa, yang terjebak oleh system kerja yang telah berubah menjadi serangga raksasa, dan tetap berpikir untuk segera berangkat ke kantornya (hal. 169-170).
#Akuair-Ampenan, 20-01-2025
Punya Kapasitas, Lalu Tajudin Didukung Jadi Kadis Naker Lobar
Lalu Tajudin punya kapasitas dan integritas serta latar belakang layak menjadi Kadis (Kepala Dinas) Tenaga Kerja
LOBAR.Lombokjournal.com ~ Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lombok Barat (Lobar) Faozan, M.Hum menyatakan dukungannya pada Dr Lalu Tajudin, M.Si yang dinilai punya kapasitasmenjadi Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lobar.
Lalu Tajudin mempunyai kapasitas keilmuan dan latar belakang karirnya di bidang ketenagakerjaan.
Menurut Faozan, figur Tajudin punya kapasita keilmuan dan pengalaman langsung terkait ketenagakerjaan. Terbukti, dengan disiplin keilmuannya yang spesifik terhadap kependudukan dan migrasi kependudukan, dalam konteks menyediakan lapangan pekerjaan.
“Setalah Pansel (Panitia Seleksi) mengumumkan hasil seleksi beberapa Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terpilih yang salah satunya calon Kepala Dinas Tenaga Kerja yakni Doktor Lalu Tajudin, MSI. Figur ini punya kapasitas dan integritas serta latar belakang beliau layak menjadi Kadis (Kepala Dinas) Tenaga Kerja,” ujar Faozan kepada lombokjournal.com, Jum’at (03/01/25).
Faozan menjelaskan bila sosok Tajudin, selain dari sisi basis keilmuannya yang mumpuni di bidang ketenagakerjaan dan kependudukan juga seorang dengan rekam jejak cukup banyak di berbagai bidang yang lain.
“Beliau aktif di gerakan Tapak Suci sejak lama,” ungkapnya.
Lebih jauh, salah satu yang jadi perhatian Faozan adalah sikap tegas dan berani yang dimiliki Tajudin terutama dalam mengambil Keputusan strategis.
Hal itu menurutnya mumpuni sebagai prasyarat mengemban tugas Kepala Dinas Tenaga Kerja di lingkup pemerintahan Lombok Barat.
“Doktor Tajudin M.Si punya kapasitas keilmuan, yaitu S-2 Tenaga Kependudukan dengan kosentrasi migrasi internasional dan S-3 kosentrasi kependudukan di UGM. 2019 Kabid (Kepala Bidang) Penempatan Disnaker Lombok Barat, 2020 sampai dengan awal 2023 Kabid Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga), Februari 2023 Sekretaris Dinas Pariwisata. Selain di birokrasi ia juga mengemban jabatan di Tapak Suci 2008 sampai 2012 Wakil Ketua Satu Pimpinan Wilayah Tapak Suci NTB dan tahun 2009 sampai dengan sekarang Pimpinan Daerah Tapak Suci Kabupaten Lombok Barat,” jelas Faozan.
Faozan mengatakan pertemuan dengan Tajudin sudah berlangsung lama, dan Tajudin menjadi salah satu birokrat yang intens menjalin komunikasi dan diskusi dengan gerakan kepemudaan. Dengan tujuan membangun Lobar dari sisi ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Faozan mengaku kenal Tajudin sejak menjadi Kabid Disnaker Lombok Barat.
“Saya yakin dengan kepemimpinannya akan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap Pembangunan Masyarakat menuju Lombok Barat yang Sejahtera,” katanya. AST.
Pemuda Muhammadiyah Diajak Aktif Bangun Lombok Barat
Faozan, M.Hum yang terpilih sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah siap bersinergi dalam membangun sumber daya manusia yang lebih baik di Lobar
LOBAR,LombokJournal.com ~ Faozan, M.Hum, aktivis muda asal Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat terpilih sebagai Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Lombok Barat.
Faozan, M.Hum atau yang akrab disapa Ojan (Lobar) terpilih sebagai Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Lombok Barat pada Muswawarah Daerah (Musyda) ke Empat yang dilaksanakan di Aula Kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Lobar, Sabtu dan Minggu, 28 dan 29 Desember 2024 lalu.
Ojan terpilih didampingi Ma’rifatullah dan Rusdianto selaku Sekretaris dan Bendahara. Ia menyatakan siap bersinergi dengan semua pihak dalam membangun sumber daya manusia yang lebih baik di Lobar, baik bersinergi dengan pemerintah maupun non pemerintah.
Menurut Ojan, membangun Lobar tak bisa sepihak, harus berkolaborasi lintas sektor yang memiliki pemahaman sama membangun Kabupaten Lobar yang masih tertinggal disbanding Kabupaten/Kota lain di NTB.
Dalam konteks kepemudaan, Ojan menekankan pemuda musti jadi aktor yang menggerakkan Lobar menuju kemajuan semua sektor. Baik sektor ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya. Kemajuan yang dimaksud Ojan berupa dampak langsung pada Masyarakat.
Salah satu strategi yang bisa ditempuh dengan cara para pemuda merangsek masuk jadi penentu kebijakan baik dalam tatanan Lembaga eksekutif maupun legislatif.
Hal itu Ojan contohkan dengan menghadirkan dua anggota dewan Lobar yang notabene pernah menjadi aktivis muda dan sekarang sukses menjadi wakil rakyat di Giri Menang.
Ojan menyebut bahwa selama ini Pemuda Muhammadiyah Lobar dalam menjalin sinergi dengan pemerintah selalu dimulai dengan dialektikagagasan. Menurutnya, tukar-menukar gagasan ini penting, sebab gerakan kepemudaan sejak awal terbentuknya Republik Indonesia selalu berkutat pada narasi intelektual dan keberanian menyatakan pendapat.
Sementara Ketua PDPM Lobar periode sebelumnya Rizal Umami menilai bahwa Gerakan kepemudaan khususnya Pemuda Muhammadiyah harus terus independen dalam menjalankan gerakan.
Ia menyatakan agar tak menjadikan wadah kepemudaan sebagai ajang mengumpulkan dana ketika akan menghelat suatu acara. Sembari tetap memberikan ide dan gagasan berdasar intelektualitas untuk membangun masyarakat menjadi lebih baik.
Hal tersebut menjadi sumbangsih yang seharusnya diberikan oleh semua gerakan kepemudaan dimanapun berada.
“Pemuda Muhammadiyah tidak pernah membawa proposal ke pemerintah untuk buat acara,” terangnya.
Hal senada disampaikan perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lobar yang diwakili Dr. Zainuddin, MA yang menyatakan pemuda harus tetap bergerak dalam membangun peradaban umat manusia.
Ia bahkan menyatakan pergerakan sebagai tanda bahwa seseorang masih hidup.
“Bergerak berarti hidup, diam berarti mati,” katanya.
Hal tersebut disampaiakn Zainuddin merespon tema Musyda empat PDPM Lobar yakni ‘Bergerak dan Mencerahkan’ tema yang menurutnya memantik romantismenya sebagai aktivis muda tahun 1998. Sebuah generasi yang menorehkan tinta emas menumbangkan Orde Baru menuju era Reformasi.
Untuk diketahui Musda Empat PDPM Lobar menjadi agenda wajib guna melakukan sirkulasi kepemimpinan di tubuh organisasi kepemudaan Muhammadiyah.
Ojan sendiri terpilih sebagai ketua ke empat dalam sejarah Pemuda Muhammadiyah Lobar. Sebelumnya Ojan menjabat Pelaksana Tekhnis (PLT) menggantikan Rizal Umami yang mengundurkan diri sebagai ketua karena terpilih sebagai komisioner Bawaslu Kabupaten Lobar. Ast
Cafetaria Kokonana & VIP Lounge di Pelabuhan Bangsal Diresmikan
Kunjungi Pemenang, Pj. Gubernur NTB meresmikan Cafetaria Kokonana & VIP Lounge di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara
KLU.LombokJournal ~ Fasilitas terbaru di Pelabuhan Pemenang, Lombok Utara adalah Cafetaria Kokonana & VIP Lounge.
Pj Gubernur Gassanudin di Pelabuhan Bangsal
Adanya fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perhubungan NTB dan Felicia Suadika owner Cafetaria Kokonana & VIP Lounge sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Nusa Tenggara Barat (Ketua DPD PUTRI NTB).
“Ini hal yang sangat bagus sekali. Ini suatu hal yang sangat positif, simbiosis mutualisme“, ucap Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Hassanudin dalam peresmian Kokonana, Sabtu (28/12/24).
Menurut Hassanudin, ini akan menjadi pembelajaran dan merupakan pemanfaatan potensi yang baik di mana keberlanjutan tetap perlu diperhatikan.
Selain itu, Ia mengatakan inovasi harus terus dilakukan yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Manakala kita tidak ada inovasi maka kita akan stuck. Seperti air yang mengalir, kita harus tetap mengalir, kita harus ada dorongan-dorongan, pembelajaran-pembelajaran. Dan yang tidak kalah penting adalah keberanian kita untuk merealisasikansuatu gagasan tersebut. Manakala visi sebesar apapun, seindah apapun, manakala tidak mampu kita realisasikan, itu hanya pemimpi-pemimpi di siang hari. Namun manakala kita mencoba, jangan pernah takut,” pesan Pj. Gubernur NTB.
Peresmian fasilitas Kokonana VIP Lounge & Cafetaria ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh PJ Gubernur NTB didampingi para Kepala OPD yang hadir dan Felicia Suadika selaku owner.
Nantinya selain Kokonana ini, akan dibangun fasilitasATM Center Internasional dan stasiun pengisian bahan bakar.
Tak lupa sebelum meresmikan Cafetaria Kokonana & VIP Lounge, Pj. Gubernur NTB mengecek kesiapan Pos Pelayanan Operasi Lilin Rinjani 2024, Posko Koordinasi Nataru, dan Pos Pantau Terpadu di Pelabuhan Pemenang.