Jelang Musda, IJTI NTB Bentuk Panitia

Agenda kegiatan untuk mensuport pelaksanaan Musda ketiga, yakni Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) dan seminar yang dirangkaikan dengan Musda pemilihan Ketua baru.

MATARAM.lombojournal.com — Sebagai langkah terus menghidupkan  organisasi serta proses regenerasi dalam tubuh organisasi insan pertelevisian di NTB,

IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) NTB sebagai salah satu wadah organisasi jurnalistik segera meregenerasi kepengurusannya, setelah kepengurusan periode kedua di bawah kepemimpinan Herman Zuhdi (periode 2015-2017), pungkas melaksanakan tugas selama tiga tahun.

Sebagai bentuk komitmen membangun organisasi yang sehat dan simultan,m usyawarah Daerah (Musda) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia wilayah NTB akan segera digelar menyusul akan demisionernya kepengurusan lama pada 8 Nopember 2017 nanti.

Guna mensukseskan gawe besar organisasi IJTI tersebut forum kepanitiaan kecil pengurus IJTI NTB kembali dibentuk  dalam rapat perdana yang digelar di Caffe Mogen Gomong Mataram, baru-baru ini. Kepanitiaan ini direncanakan akan akan menghandel 2 item agenda kegiatan untuk mensuport pelaksanaan Musda ketiga, yakni Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) dan seminar yang dirangkaikan dengan Musda pemilihan Ketua baru.

Ketua IJTI NTB Herman Zuhdi mengatakan, Forum kecil ini akan difokuskan pada pembentukan panitia, dimana selanjutnya akan intens melakukan komunikasi dengan pengurus IJTI Pusat.

“Kesibukan kita nantinya selain fokus pada pembentukan panitia, kita juga akan intens melakukan komunikasi dengan IJTI Pusat. Koordinasi berupa surat mandat untuk pelaksanaan Musda sesuai juknis pelaksanaan Musda,” katanya.

Sebagai bentuk transparansi Herman menyampaikan, dalam pelaksanaan Musda dan UKJ nanti nilai dana yang telah tersedia sebesar 150 juta rupiah. Dana ini bersumber dari dana anggaran rutin Dishubkominfo NTB.

” Dana pelaksanaan Musda dan Uji Kempetensi, dana IJTI yang dititip dari Kominfo. Jadi seluruh pertanggungjawaban harus sesuai dengan pertanggungjawaban Kominfo.Teman – teman perlu dipahami bahwa dana ini selebihnya harus melalui kominfo. 150jt untuk dua kegiatan. Jadi setiap kegiatan anggaran ini akan terdata rapi dan erencana dari Kominfo,” jelasnya.

Anggota IJTI NTB Abdi Ananta berharap agar kepengurusan IJTI NTB yang baru tidak boleh lepas dari peranan Ketua dan Sekjen IJTI NTB lama. Menurutnya, kondisi yang ada saat ini keberadaan IJTI masih tetap dirasakan para anggota meski kegiatannya terkesan lengang.

“Teman – teman sejauh ini tetap merasakan keberadaan IJTI meski kegiatan yang dilaksanakan terbilang masih lengang namun tak tentu dikatakan vakum. Saat ini kita hanya butuh orang yang intens di kesekratariatan untuk kepengurusan. Harapan saya yang akan nyalon nanti senior maupun junior tidak masalah yang jelas mereka punya inovasi, visi dan misi untuk kemajuan iIJTI kedepannya,” harapnya.

Setelah melalui tahap seleksi dan diskusi forum, ditetapkan panitia untuk kegiatan Musda dan UKJ yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Berikut struktur pantia yang dibentuk:

Ketua Panitia                                   :  Abdi Ananta (Lombok Post TV)
Sekretaris                                        :  Hari Kasidi (iNews TV)
Bendahara                                       :  Andar (Antara TV)
Seksi Perlengkapan                         :  Idrus Jalmonadi (Sasambo TV)
Seksi Acara                                      :  Misbariyudin (Get! TV)
Publikasi dan Dokumentasi              :  Dani (NET TV)
AYA



NTB Cerminan Islam Moderat dan Toleran

Umat Islam di dunia merindukan kehidupan umat beragama yang damai dan penuh toleransi seperti di NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Potret Umat Islam di NTB mencerminan Islam di Indonesia yang penuh moderasi dan toleransi. Selain itu, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan menjadi contoh terbaik bagi kehidupan beragama di dunia.

Tatanan kehidupan umat Islam di Bumi Seribu Masjid dapat meluruskan persepsi tentang Islam yang selama ini disalahpahami oleh banyak kalangan. Islam yang hidup rukun dan tolong menolong dengan umat agama lain.

Kehidupan Islam di NTB dirindukan oleh umat-umat di dunia, bahkan di Arab.

Wakil Ketua WOAG yang juga Mantan Menteri Waqaf Mesir, Prof. Dr. Muhammad Abdul Fadhiel El-Qoushi menyatakan kekagumannya, sekaligus menyerukan Ummat Islam dunia  untuk mencontoh kehidupan toleransi kehidupan beragama di NTB,  saat pembukaan Multaqa Nasional Alumni Mesir, di Ballroom Islamic Center Provinsi NTB, Rabu (18/10).

“Contoh di NTB ini, kami kehilangan di Arab,” ungkap Wakil Ketua WOAG tersebut di hadapan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan ratusan alumni Al Azhar Mesir yang hadir.

Ditegaskannya, Islam itu bukan potongan potongan tubuh manusia yang terlempar akibat bom bunuh diri. Islam itu bukanlah kehidupan yang saling membenci atau saling menjauhkan  diri dengan umat lain.

Namun, Islam itu adalah saling berkontribusi, saling membangun hidup dan saling memberi kemanfaatan dalam kedamaian dengan suluruh  umat beragama. Seperti yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW saat membangun Kota Madinah.

Hanya saja, ia masih merasa heran kenapa toleransi yang baik di Indonesia atau di NTB ini belum ditularkan di seluruh belahan dunia. “Umat Islam di dunia merindukan kehidupan umat beragama yang damai dan penuh toleransi seperti di NTB,” katanya.

Saat ini yang dibutuhkan umat Islam bukanlah wacana atau apa yang tertulis di buku-buku atau di kertas-kertas. Namun yang paling dibutuhkan adalah pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Di tempat yang sama, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan, Islam di NTB itu bukanlah sekedar wacana atau sekadar teori yang tidak diterapkan dalam kehidupan nyata.

Hal ini tegas Tuan Guru Bajang (TGB) dengan dibukanya segmen baru Pariwisata di NTB. Yaitu, wisata halal atau  mouslem friendly tourism. Melalui segmen ini, disamping menambah segmen Pariwisata yang ada juga untuk menunjukkan, ada bagian-bagian dalam Islam itu yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi.

“Itu menunjukkan, ajaran Islam membawa kebaikan di dalam tataran dunia nyata,” ungkap Gubernur Ahli Tafsir tersebut.

Wisata halal ini, lanjut TGB, tidak hanya dapat dinikmati umat muslim. Namun seluruh masyarakat, baik muslim, Hindu, Budha, Kristen dan umat umat lainnya dapat MENGAMBIL manfaat dari pertumbuhan pariwisata tersebut.

“Ini adalah contoh bahwa Islam itu rahmatan Lil ‘alamiin,” tegas TGB.

Direktur OIAA, Dr. Muchlis melaporkan konferensi dan Multaqa akan berlangsung selama 3 hari, 18 hingga 20 Oktober 2017. Selama kegiatan tersebut akan dibahas tiga isu utama yang saat ini sedang dialami oleh masyarakat muslim di dunia.

Pertama, peserta akan membahas batasan antara keislaman dan kekufuran. Kedua, tentang fatwa-fatwa yamg akhir akhir ini semakin tidak memiliki pedoman. Apalagi di era informasi dan teknologi saat ini, termahal media sosial.

Sehingga, fatwa yang beredar di media sosial saat ini menimbulkan kekacauan penafsiran dan membingungkan umat. Isu yang ketiga adalah metode dakwah kontemporer.

Hadir dalam kegiatan Multaqa Nasional Alumni Mesir tersebut, Ketua Alumni Kairo Indonesia, Prof. Dr. H. Qurais Shihab.

AYA




Pembangunan Infrastruktur Harus Didukung Informasi Badan Meteorologi

Sebagian besar wilayah Indonesia rawan gempa bumi, tsunami dan freuensi petir

MATARAM.lombokjournal.com — Kepala Pusat Gempabumi dan Potensi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhammad Riyadi mengatakan, kebutuhan data dan Informasi terkait gempabumi dan tsunami akan mengalami peningkatkan di masa mendatang.

Kata Riyadi,  Pemerintah Indonesia kini gencar membangun infrastuktur di hampir seluruh wilayah di Tanah Air. Riyadi menjelaskan, sebagian besar daerah di Indonesia merupakan wilayah yang memiliki potensi rawan bencana gempabumi dan tsunami.

“Sebagian besar wilayah Indonesia rawan gempabumi, tsunami, dan frekuensi petir yang cukup tinggi. Makanya pembangunan harus juga melihat kondisi informasi dari BMKG,” katanya, Senin (16/10) di Mataram

Tiap pembangunan infrastruktur wajib memperhitungkan aspek kebencanaan di lokasi setempat. Ini untuk meminimalisir korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Sebagai institusi yang menyediakan layanan data gempabumi dan tsunami, BMKG memiliki tantangan yang cukup berat di masa mendatang lantaran tuntutan publik akan layanan data dan informasi terkait gempa bumi dan tsunami agar lebih cepat, akurat, dan mudah dipahami.

“Pelayanan data dan informasi yang prima akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap BMKG,” tegasnya

Hal ini juga diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Rianto.

Menurut Agus, data dan informasi terkait kebencanaan merupakan hal yang penting dalam mewujudkan pembangunan di NTB. Kantor Stasiun Geofisika sendiri baru berdiri pada 2016, di mana sebelumnya masih menginduk ke Bali.

Kehadiran Geofisika Mataram pada 2016 itu merupakan relokasi dari Bali, karena di pulau dewata itu sudah punya tiga padahal NTB belum ada.

“Karena NTB termasuk tinggi akan potensi gempabumi dan tsunami, sedangkan di Bali sudah ada tiga (kantor stasiun geofisika) maka didirikan juga di NTB,” katanya.

AYA




Musim Hujan Di NTB, Diprediksi Akhir Oktober

Meski sudah turun hujan, menurut Srasiun Metereologi NTB belum musim hujan

MATARAM.lombokjournal.com — Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok Oral Sem Wilar mengatakan, musim penghujan diperkirakan baru akan memasuki wilayah NTB pada akhir Oktober.

Wilar menyampaikan, hujan yang terjadi di sejumlah wilayah di NTB akhir-akhir ini bukan lantaran sudah memasuki musim penghujan. Pasalnya, BMKG memiliki kriteria tertentu dalam memutuskan musim hujan.

Meski cuaca di NTB akhir-akhir ini sudah mulai hujan, namun pihak BMKG NTB menyebutnya bukan sebagai tanda masuknya musimhujan.

“Perkiraaan masih belum masuk musim penghujan. Ini masih kemarau,” ujar Wilar di Kantor Geofisika, BMKG NTB, Jalan Adi Sucipto, Mataram, NTB, Senin (16/10).

Wilar menjelaskan, hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di NTB lantaran adanya pengaruh tekanan rendah di Australia. Dengan demikian, kata dia, hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di NTB hingga saat ini masih dalam kategori hujan lokal.

“2-3 hari belakangan itu memang hujan, tapi hujan lokal,” kata Wilar menambahkan.

AYA




60 WNA Dideportasi Sepanjang Tahun 2017

Warga Negara Cina paling banyak dideportasikan

MATARAM.lombokjournal.com — Kantor Imigrasi Kelas I Mataram telah mendeportasi 60 warga Negara asing (WNA) selama 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Kelas I Mataram Ramdhani menjellaskan, kebanyakan kasus deportasi disebabkan penyalahgunaan dokumen ijin keimigrasian.

“WNA yang dideportasi didominasi dari Cina sebanyak 18 orang,” ujar Ramdhani di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram, Jumat (13/10).

Selanjutnya, ada Malaysia sebanyak 11 orang, Australia (6 orang), Timor Leste (5), Perancis (4), Inggris (3), Korsel (2), dan Belgia, Jepang, Kanada, Swiss, Hungaria, Bulgaria, Jerman, Rusia, Bangladesh, Italia, serta Turki masing-masing satu orang.

Baru-baru ini, Kantor Imigrasi Kelas I Mataram juga berhasil mengamankan tiga WNA yang menyalahi dokumen keimigrasian. Dua warga Spanyol dan seorang warga Australia, menggunakan visa wisata ke Lombok, namun justru berbisnis di bidang properti di Senggigi, Lombok Barat dan jasa penginapan di Gili Air, Lombok Utara.

Tiga WNA ini terciduk tim pengawasan orang asing (timpora) yang berisikan Imigrasi Kelas I Mataram dan Polda NTB dalam operasi gabungan (opgab) terhadap orang asing di wilayah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat pada Kamis (12/10).

Kepala Kasubid Ijin Tinggal dan Status Keimigrasian, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) NTB Sayid Zulkifli mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika melihat atau mendapatkan informasi terkait adanya dugaan penyalahgunaan ijin keimigrasian.

“Kami imbau warga yang dapatkan informasi untuk jangan ragu melaporkan ke kita,” kata Sayid.

AYA

 




Bupati dan Walikota di NTB Diminta Ajak Masyarakat Lakukan Perekaman E-KTP

Memberikan kemudahan dari sisi pelayanan proses perekaman, sehingga masyarakat mau melakukan perekaman

Agus Patria

MATARAM.lombokjournal.com —  Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2018 secara serentak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),  masih banyak warga masyarakat yang belum melakukan perekaman e-KTP.

Padahal perekaman  merupakan persyaratan mutlak bagi masyarakat agar bisa menggunakan hak pilihnya.

“Untuk mendorong masyarakat yang belum melakukan perekaman e-KTP, aparatur pemerintahan mulai dari Dukcapil hingga aparatur pemerintahan tingkat kelurahan diharapkan bisa lebih maksimal bekerja,” kata Asisten l Pemprov NTB, Agus Patria di Mataram

Kepada Bupati dan Walikota di seluruh Kabupaten Kota, Agus juga meminta untuk bisa turun mengawal kerja aparaturnya. Mengajak dan mendorong masyarakat segera melakukan perekaman e-KTP.

“Karena bagaimana pun,  itu juga merupakan kepentingan mereka yang hendak mencalonkan diri,” kata Agus.

Artinya untuk mendorong kesadaran masyarakat, harus jemput bola dengan turun langsung. Termasuk dengan memberikan kemudahan dari sisi pelayanan proses perekaman, sehingga masyarakat mau melakukan perekaman

“Dengan cara tersebut, masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya pada Pemilukada 2018 mendatang,” terang Agus

Meski demikian, Agus mengaku, dirinya belum sepenuhnya membaca secara  detail regulasi terkait e-KTP sebagai persyaratan memilih dari KPU. “Apakah ada alternatif lain atau tidak,” katanya.

AYA

 




Baiq Mariah Margani Muhammad binti Abdul Gani, Jamaah Haji Tertua Tiba di Lombok

Selama di Arab Saudi Papuq Mariah mendapat perlakuan yang istimewa dari Kerajaan Arab Saudi.

MATARAM.lombokjournal.com — Jamaah haji tertua asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Mariah Margani Muhammad binti Abdul Gani yang berumur 104, telah tiba di Asrama Haji NTB pada Jumat siang (6/10).

Papuq  Mariah demikian ia dipanggil, tiba sekitar pukul 14.00 Wita bersama kelompok terbang (kloter) 10 atau kloter terakhir jamaah haji asal NTB.

Rahmi (54), jamaah asal Gunung Sari, yang selalu mendampingi Papuq Mariah, mengatakan kondisi Papuq sehat wal afiat.  Selama di Tanah Suci, Papuq tidak mengalami kendala berarti. Pendengaran Papuq Mariah sendiri kurang baik, karenanya Rahmi kerap seperti orang berteriak ketika bertanya sesuatu kepada Papuq Mariah.

“Paling awal-awal pas tiba, karena banyak yang meliput jadi dia kaget, bahkan sempat meminta pulang karena stres,” ujar Rahmi di Asrama Haji NTB, Jalan Lingkar Selatan, NTB, Jumat (6/10).

Namun, hal itu hanya berlangsung selama sehari. Setelahnya prosesi ibadah berjalan dengan lancar. Terlebih selama di Arab Saudi, Rahmi mengatakan Papuq mendapat perlakuan yang istimewa dari Kerajaan Arab Saudi.

“Kita tidak tinggal di tenda, tapi di hotel, kemana-mana juga dijemput dan diantar dengan mobil,” lanjut Rahmi.

Perlakuan istimewa lain ialah barang-barang berupa tas milik Papuq maupun Rahmi selalu dibawakan para petugas. Pun dengan akses beribadah di Tanah Suci yang kerap mendapat perlakuan khusus.

Rahmi yang baru mengenal Papuq saat manasik haji mengaku bersyukur lantaran niat mulianya mendampingi Papuq dibalas kemudahan dari Allah SWT.

“Papuq betul-betul membawa keberkahan selama beribadah di Tanah Suci,” kata Rahmi menambahkan.

AYA

BACA JUGA :

Jamaah Haji 2017 Tercatat 19 Orang Meninggal,  2 orang Meninggal di NTB




Jamaah Haji Tahun 2017 Tercatat 19 Orang Meninggal, 2 orang Meninggal di NTB

Tiga jamaah haji yang masih dirawat di Arab Saudi akan dipulangkan setelah benar-benar sehat

MATARAM.lombokjournal.com  —  Dari total 4.501 jamaah asal NTB yang berangkat ke tanah suci, 19 jamaah meninggal dunia. Hal itu dikatakan  Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nasaruddin mengatakan, Asrama Haji NTB, Jalan Lingkar Selatan, Mataram, NTB, Jumat (6/10).

Menurut Nasarudin, seluruh jamaah haji asal NTB kini telah kembali ke Tanah Air.

Dari 19 Jamaah yang meninggal dunia, 17 jamaah meninggal dunia di Mekah, Arab Saudi. Sedangkan, dua jamaah lainnya meninggal setelah sudah berada di NTB.

“Ada juga tiga jamaah yang masih berada di Tanah Suci karena mengalami sakit dan harus dirawat,” lanjut Nasaruddin.  Untuk kepulangan tiga jamaah yang dalam kondisi sakit masih menunggu perkembangan terbaru.

“Akan ditangani medis sampai benar-benar sehat dan dipantau terus sampai normal, sampai betul-betul total sehat,” kata Nasaruddin menambahkan.

Secara bertahap proses pemulangan jamaah haji berakhir pada Jumat (6/10), setelah kelompok terbang (kloter) 10 atau yang menjadi kloter terakhir tiba di Bandara Internasional Lombok, pada Jumat (6/10) siang.

Nasaruddin mengaku bersyukur prosesi pelayanan haji tahun ini berjalan cukup lancar, baik saat sebelum maupun setelah kepulangan.

Berbeda tahun-tahun sebelumnya, para jamaah haji dijemput di asrama haji masing-masing kabupaten/kota. Untuk musim haji 2017 ini, para jamaah dipusatkan di Asrama Haji NTB. Para keluarga bisa menjemput jamaah haji di Asrama Haji NTB dan langsung kembali ke rumah masing-masing.

AYA

BACA JUGA :

Baiq Mariah Margani Muhammad binti Abdul Gani, Jamaah Haji Tertua Tiba di Lombok




Alokasi Anggaran Pengungsi Menunggu Status Darurat Bencana Melalui SK Gubernur

Dengan ditetapkan status darurat bencana, memudahkan BPBD NTB memenuhi sejumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi para pengungsi Gunung Agung.

MATARAM.lombokjournal.com —  Kepala BPBD NTB, Muhammad Rum mengatakan, jika terjadi erupsi Gunung Agung terjadi akan terjadi gelombang pengungsi yang cukup besar. Mereka masuk ke NTB, lewat jalur laut seperti Pelabuhan Lembar maupun Teluk Nara.

Status darurat bencana melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut alokasi anggaran. Dengan status darurat bencana ini, lanjut Rum, memudahkan BPBD NTB dalam mengokohkan sejumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi para pengungsi.

Rum mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait persoalan ini.

Namun, hal ini belum bisa dilakukan lantaran lokasi kejadian bencana berada di Bali.

“Masa Pak Gubernur NTB yang keluarkan status. nanti akan konsultasi ke BNPB. Karena soal status itu merupakan hal penting dalam mengeksekusi anggaran,” kata Rum.

Terlepas dari persoalan tersebut, Rum menyampaikan gelombang pengungsi ke Lombok sudah terjadi, bahkan angkanya diperkirakan telah menyentuh 500 jiwa yang tersebar di sejumlah wilayah di Lombok.

“Terlepas masalah aturan itu, tetap semua yang terlibat dalam kebencanaan memastikan membantu pengungsi yang telah masuk ke Lombok. Bagaimana caranya agar mereka selama di sini dalam kondisi sehat wal afiat,” katanya.

BPBD NTB sendiri telah mendirikan tenda pengungsian di kawasan Batulayar, Lombok Barat. Namun, belum ada pengungsi yang tinggal di tenda tersebut. Para pengungsi lebih memilih tinggal di rumah keluarganya.

Rum menambahkan, para pengungsi juga bisa berobat gratis di RSUD NTB dengan didahului pemeriksaan di puskesmas terdekat dan dirujuk ke RSUD NTB.

Selain itu, mengingat keluarga penampung pengungsi juga berasal dari kalangan menengah ke bawah, BPBD NTB berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan NTB mengeluarkan cadangan beras untuk diberikan kepada keluarga penampung.

Bantuan sekolah sementara untuk anak-anak pengungsi juga diberikan, lengkap dengan alat perlengkapan sekolah berupa tas, buku, dan lain-lain.

“Kita juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan NTB untuk memberikan penyeberangan gratis bagi pengungsi yang mau kembali ke Bali,” tegas Rum

AYA

BACA JUGA : Pemprov Gelar Rakor Antisipasi Pengungsi Gunung Agung

 

 




Pemprov Gelar Rakor Antisipasi Pengungsi Gunung Agung

Belum meletus saja sudah banyak pengungsi, karena itu perlu kesiagaan stakeholder di NTB saat pengungsi akibat erupsi Gunung Agung masuk NTB

MATARAM.lombokjournal — Meningkatnya Status dari Gunung Agung Bali dan melonjaknya Pengungsi warga Bali ke NTB khususnya Lombok, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menggelar Rapat Kordinasi (Rakor), Jum’at (06/10) dengan Stakeholder terkait erupsi Gunung Agung.

Rapat itu melibatkan BPBD NTB, Dinas Kesehatan NTB, Direktur RSUP NTB, BMKG, PoL PP NTB, dan Ketahanan Pangan NTB. Hadir selaku pembuka Acara  Wakil Gubernur NTB, H. Muhammad Amin.

Wagub mengatakan Rapat ini adalah  sebagai rasa peduli kita sama saudara-saudara kita, yang sudah jadi pengungsi   dikeluarganya dan ditempat yang disediakan .

Wagub meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana daerah beserta yang terkait untuk memastikan, para pengungsi mendapat perlakuan baik, memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya karena ini  bangsa Indonesia siapa pun dia, apalagi tetangga pulau.

“Belum meletus saja, masih dalam kondisi Awas, belum Erupsi, tapi sudah ada yang mengungsi. Inilah yang kita siapkan dengan baik,” katanya.

Wagub ingin memastikan semuanya siap, jangan sampai segala sesuatunya baru mulai saat terjadi letusan. Terang nanti akan lebih banyak pengungsi yang akan datang. “Jadi karena  itu saya perintahkan untk menyipkan segala sesuatunya  dengan baik, koordinasi juga dengan pemerintah daerah provinsi Bali,” cetusnya.

Wagub mengingatkan agar stakeholder terkait memperhatikan pendidikan anak-anak yang bersama  pengungsi.

Anak-anak pengungsi harus sekolah disini dulu, sampai waktu di Bali krmbali normal,” kata wagub.

Ditegaskan, kesiapan itu yang harus segera dirumuskan, agar mempermudah pengungsi mendapatkan pelayanan kebutuhannya. “Inilah tujuan dari rapat ini,” tegas wagub.

AYA

BACA JUGA :

Alokasi Anggaran Pengungsi Menunggu Status Darurat Bencana Melalui SK Gubernur