Aliran Listrik Pulih, Sehari Pasca Banjir Bandang

PLN menerjunkan 50 petugas lebih dari berbagai Rayon di Pulau Lombok, ditambah Tim Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (PDKB)  ke lokasi banjir

MATARAM.lombokjournal.com —  Satu hari pasca banjir bandang, Minggu (19/11), listrik di lokasi terdampak banjir telah pulih.  PLN (Persero) melakukan pemulihan pasokan listrik ke wilayah di Kabupaten Lombok Timur yang diterjang banjir bandang, Sabtu sore.

Kejadian tersebut menimbulkan kerusakan pada beberapa infrastruktur kelistrikan.

Kerusakan infrastruktur kelistrikan paling parah terjadi di Desa Sepit, Kecamatan Keruak. Derasnya arus banjir menyebabkan enam gardu distribusi terendam dan tiga Jaringan Tegangan Rendah (JTR) hanyut.

Selain itu, sebanyak 24 tiang JTR dan tujuh tiang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan 425 pelanggan tidak bisa menikmati aliran listrik.

Pasca kejadian PLN langsung menerjunkan lebih dari 50 petugas dari berbagai Rayon yang ada di Pulau Lombok, ditambah Tim Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (PDKB)  ke lokasi banjir. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengecekan dan perbaikan jaringan.

“Alhamdulillah, listrik mulai normal, tiang yang hanyut telah diganti, begitu juga dengan kabel JTR. Hanya ada beberapa Sambungan Rumah (SR) yang belum terpasang, ini karena rumahnya rusak parah atau hanyut, tentu belum bisa kita pasang kembali.” terang Manajer PLN Area Mataram, Chaidar Syaifullah.

Hingga Minggu malam (19/11), tiga tiang JTR yang hanyut telah didirikan kembali. Selain itu, sebanyak 24 tiang JTR dan tujuh tiang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang mengalami kerusakan telah diperbaiki. PLN juga telah mengganti kabel JTR sepanjang 250 meter dan menambah pengaman untuk enam tiang JTM.

Dirinya menambahkan, demi keamanan, PLN akan menyiagakan beberapa petugas di lokasi rawan banjir, sehingga ketika banjir terjadi listrik dapat langsung dipadamkan. Selain itu, PLN juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan kepada PLN jika banjir mulai terjadi.

“Kami mohon maaf jika sewaktu-waktu listrik harus kami padamkan, ini terpaksa kami lakukan demi keamanan warga. Jadi bisa saja misalnya rumahnya tidak banjir, tapi kok padam, ini mungkin karena satu alur jaringan. Kami juga mohon bantuan untuk melaporkan kepada PLN, jika sewaktu-waktu banjir mulai terjadi.” tutup Chaidar Syaifullah.

Selain itu, untuk keamanan, PLN juga menghimbau untuk memastikan seluruh instalasi dalam rumah dalam keadaan aman (kering) sebelum menyalakan aliran listrik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari sengatan arus listrik.

AYA

 




Suplai Air Macet, Warga Gili Air Tak Bayar Tagihan PDAM

PDAM banyak janji tapi tak ada yang terealisasi

KLU.lombokjournal.com —  Sejumlah warga di dusun Gili Air Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang, Lombok Utara menolak membayar tagihan PDAM. Pasalnya, suplai air ke daerah itu macet berbulan-bulan.

“Apanya yang mau dibayar, airnya tidak ada. Kami hanya bayar angin saja setiap bulannya,” cetus Kepala Desa Gili Indah, M Taufik, kepada awak media di Gili Air, Sabtu (18/11)

Sebenarnya, lanjut Taufik, persoalan tersebut sudah sering disampaikan ke pihak PDAM baik lisan ataupun tulisan. Namun tidak kunjung direspon.

“Pemerintah dalam hal ini PDAM banyak janji, namun tidak ada satu pun yang terealisasi,” sambungnnya.

Terhadap persoalan tersebut, Taufik menyarankan pemerintah daerah agar menyerahkan pengelolaan air bersih ke pihak ke tiga.

“Jika tidak mampu, serahkan saja ke pihak ke tiga. Atau bisa bisa juga PDAM bekerjasama dengan pihak ke tiga. Kan daerah tetap dapat untung,” tutupnya.

Selain puluhan unit usaha pariwisata (hotel, villa, homestay dan cottage) yang ada di Gili Air, termasuk sekitar 600 kk warga selama ini sebagian besar menggunakan PDAM untuk memenuhi kebutuhan suplai air bersih mereka.

DNU

 




Musda Ke III Ikatan Wartawan TV, Riadis Sulhi Nahkodai IJTI NTB

JTI diharapkan terus memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan pembangunan di NTB dalam berbagai bidang.

IJTI NTB memilih Nakoda baru

MATARAM.lombokjournal.com — Musyawarah Daerah (Musda) ke III Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB di Hotel Lombok Raya, Sabtu (18/11), mengantarkan Riadis Sulhi sebagai Ketua IJTI NTB yang baru, periode 2017-2020.

Riadis Sulhi koresponden media SCTV  terpilih aklamasi dengan melalui mekanisme demokratis pemungutan suara dengan suara terbanyak sebanyak 29 Suara. Disusul Azizam dari TVRI sebanyak 11 suara dan Sri Handayani dari TVRI sebanyak 4 suara.

Sebagai ketua terpilih, pria yang akrab disapa Riadi tersebut mengaku berterimakasih atas kesabaran para anggota IJTI menjalankan prosesi demokratis tersebut. IJTI NTB sejak awal sudah berjalan baik. Mulai dari dibawah pimpinan H Samiarto Inews TV hingga Herman Zuhdi TVOne.

“Tinggal dibenahi,” aku mantan sekretaris IJTI NTB periode 2014-2017 itu.

Mm\enurutnya, IJTI NTB perlu pembenahan terkait konsolidasi, agar internal kepengurusan dan anggota makin solid. Semua anggota IJTI NTB perlu menjalani peningkatan kapasitas. Dengan begitu seluruh kader bisa berdaya dan bersaing dalam dunia media yang kontemporer saat ini.

Para kader IJTI NTB akan dipersiapkan menjadi jurnalis profesional. Terutama dalam ketaatan pada kode etik jurnalistik dan tidak terbelenggu dengan konsep media jaman dulu. Ke depan, IJTI NTB memerlukan konsep yang jelas, bermartabat, berintegritas, dan memiliki kapasitas yang layak.

“IJTI NTB bisa jadi wadah untuk semua, tidak terpilah-pilah oleh apa pun,” pungkasnya.

Riadi berencana akan segera melakukan konsolidasi, terutama di internal IJTI NTB sendiri. Ia akan mengadakan pertemuan secara menyeluruh, melibatkan seluruh unsur media TV di NTB baik lokal, nasional maupun online (streaming) guna merumuskan bagaimana membangun IJTI NTB selama tiga tahun ke depan sebagai wadah bersama untuk kemajuan pertelevisian di NTB.

“Menuju visi dan misi kedepan bersama, tanpa ada pembedaan apapun,” tandasnya.

Selain Musda ke III, IJTI NTB juga menggelar Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) pada Minggu dan Senin (19/11)  di lokasi yang sama.

Penyelenggaraan Musda IJTI NTB ke III tersebut dirangkai dengan seminar perkembangan konvergensi media media televisi di Nusa Tenggara Barat, serta kode etik jurnalistik yang diisi oleh sejumlah narasumber pusat dan daerah yg kompeten di bidangnya.

Musda IJTI dibuka dn dihadiri Wakil Gubernur NTB H Muh Amin dan pengurus Dewan Pers serta KPI Pusat. perwakilan IJTI Pusat.

Saat membuka Musda,  Wakil Gubernur NTB H Muh Amin mengatakan, Musda ke III IJTI NTB ini diharapkan bisa memperkuat kepengurusan dan personal dari IJTI itu sendiri.  Disamping itu, IJTI diharapkan terus memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan pembangunan di NTB dalam berbagai bidang.

“Ekonomi, sosial. Politik, dan keamanan masyarakat luas,” ujarnya.

Amin mengatakan, IJTI diharapkan bisa selalu menyajikan pemberitaan yang memiliki unsur edukasi dan menghibur bagi masyarakat. IJTI juga dituntut untuk selalu menyajikan informasi yang aktual dan sesuai fakta di lapangan.

AYA/IJTI NTB

 

 

 

 

 

 

 

 




Infrastruktur Dukung Percepatan Pembangunan dan Tuntaskan Kemiskinan

Kalau infrastruktur handal, aktivitas ekonomi masyarakat diharapkan terus meningkat dan berkembang, yang akan menuntaskan kemiskinan.

Sekretaris Daerah NTB, H.Rosiady Sayuti, (Foto: Dok Humas NTB)

MATARAM.lombokjournal.com – Infrastruktur berperan penting sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus mempercepat pengembangan suatu wilayah. Percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas wilayah, dijadikan program proritas pemerintah saat ini.

Sekretaris Daerah NTB, Ir.H.Rosiady Sayuti, M.Sc.PhD menyatakan itu saat membuka Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Konsultasi Program Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur 2018, untuk Wilayah Timur di Hotel Lombok Raya di Mataram, Kamis (16/11) pekan lalu.

Kegiatan tersebut bertujuan memaduserasikan perencanaan pembangunan infrastruktur antara pusat dan daerah.

Hadir  Staf ahli menteri PUPR bidang keterpaduan pembangunan, Ir. Adang Saf Ahmad, CES mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Kepala Dinas PUPR di Wilayah Timur Indonesia dan stakeholder terkait lainnya.

Pak Ros sapaan akrab Sekretaris Daerah  itu berterima kasih pada Kementerian PUPR, karena NTB ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan sosialisasi  tersebut. Menurutnya, ini  merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah, yang memberikan dampak langsung bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi di NTB.

“Bisa kita lihat dengan banyaknya peserta yang datang dari luar NTB, meningkatkan income mulai dari transportasi, hotel maupun  pusat oleh-oleh di daerah kami,” ujarnya.

Sekda menyinggung persentase kemiskinan di NTB sebesar 16,02 persen, yang masih di atas rata-rata nasional. “Menjadi tugas bersama mempercepat pembangunan, terutama infrastruktur dasar yang berkorelasi terhadap  kemiskinan,” katanya.

Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah dan infrastruktur strategis lainnya akan dapat membangkitkan usaha ekonomi produktif  masyarakat.  “Insyaallah dengan mulai dioperasionalisasikannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, investasi telah bergerak secara signifikan,” tuturnya.

Beberapa Hotel sudah mulai beroperasi sejak diresmikan oleh Presiden. Penerbangan mulai ramai, Peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara dapat mengurangi angka kemiskinan secara bertahap dan akhrnya akan tuntas.

Kepala Bagian Fasilitas Pendanaan infrastruktur Daerah, Ir. Riono Suprapto, MT melaporkan, sosialisasi ini merupakan tindak lanjut, setelah alokasi dana tahun 2018 ditetapkan pemerintah bersama DPR RI, awal 2017.

Sasaran sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman penyelenggaraan DAK tahun ini. Serta penajaman sasaran DAK serta menciptakan komunikasi untuk meningkatkan manajemen pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan DAK infrastruktur tahun 2018.

Total alokasi DAK Infrastruktur wilayah timur tahun 2018 sebesar 11,5 triliun, dengan jumlah penerima 13 provinsi dan 198 kabupaten/kota.

AYA/Hms

 




Jurnalis Ikuti Pelatihan BPS

Para media diharapkan lebih paham lagi dengan data-data yang dibuat oleh BPS,

MATARAM.lombokjournal.com – 30 orang Jurnalis dari media cetak, online, televisi, mengikuti statistical capacity building (SCB) atau pelatihan untuk meningkatkan pemahaman para jurnalis tentang data-data statistik hasil survei lembaga Statistik.

Kegiatan yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat  (NTB) tersebut berlangsung di di Kantor BPS NTB di Mataram, Senin (13 /11). Kepala BPS NTB, Hj Endang Tri Wahyuningsih, serta seluruh  Pegawai di lingkup BPS NTB mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam sambutanya, Endang Tri Wahyuningsih berharap, melalui kegiatan pelatihan tersebut dapat meningkatkan pemahaman wartawan terkait kelembagaan sensus dan survei serta data yang dihasilkan BPS.

” Saya harapkan dengan adanya kegiatan ini para media akan lebih paham lagi dengan data-data yang dibuat oleh BPS,” katanya.

Ia menyatakan, pelatihan kepada wartawan perlu dilakukan secara berkelanjutan karena data hasil survei yang dilakukan BPS terus berkembang seiring kemajuan teknologi informasi dan ekonomi masyarakat.

Menurut Endang, data yang dihasilkan harus berkualitas dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan, yakni relevan, akurat, tepat waktu, mudah diakses, mudah diintepretasikan dan koherensi.

“Kegiatan yang seperti ini harus terus dilanjutkan terlebih media merupakan Partner BPS dalam memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat,” ujarnya.

Seperti diketahui, masyarakat saat ini makin maju dalam memahami statistik dan data, serta mampu mengaitkan dengan berbagai perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial.

Selain kegiatan pelatihan, selama ini BPS NTB selalu melakukan Rilis Data hasil survei  yang dilakukan setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya, dengan mengundang semua media.  “Agar media bisa menyampaikan informasi yang tepat dan akurat,” tambah Endang.

AYA




Pra Munas NU di Menado; NU Dan Kebhinekaan Berbangsa Dan Bernegara

NU menyerap nilai-nilai positif kehidupan masyarakat Sulut,  sebagai nilai tambah bagi kehidupan masyarakat majemuk secara nasional PBNU sengaja mengambil tema: NU DAN KEBHINEKAAN.

Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) dikenal sebagai salah satu miniatur keberhasilan dari pelaksanaan toleransi kehidupan beragama dengan latar belakang budaya yang beragam. Saudara-saudara kita dari pemeluk Nasrani yang mayoritas punya sikap toleran dan empati yang tinggi terhadap masyarakat muslim yang minoritas, dan begitu pula sebaliknya. Masyarakat muslim tahu duduk soal dirinya: bagaimana bertindak dan berprilaku sebagai masyarakat yang minoritas.

Karena saling mengerti dan saling berempati inilah maka masyarakat di Sulut ini hidup dalam suasana damai. Tak terjadi gejolak seperti di tempat-tempat lain.

Gambaran positif inilah yang, antara lain, menjadi latar belakang: mengapa Pra-Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas Alim Ulama dan Konbe NU) ini dilaksanakan di Kota Manado ini.

Maksudnya, PBNU ingin menyerap nilai-nilai positif dari kehidupan masyarakat Sulut untuk dijadikan sebagai nilai tambah bagi kehidupan masyarakat majemuk secara nasional. Itulah sebabnya, kami dari PBNU sengaja mengambil tema: NU DAN KEBHINEKAAN.

Acara seminar yang akan dibuka oleh Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE di Hotel Aryaduta Manado, Sabtu 11 November ini, akan dihadiri dua pembicara utama, yaitu: Prof Dr. KH. Said Agil Siroj, MA (Ketua Umum PBNU) serta Mantan Presiden RI ke-5, Ibu Megawati Soekarnoputri. Seminar juga akan menerima masukan dari KH. Yahya Cholil Staquf (Katim ‘Aam Syuriyah PBNU) serta Pendeta AWB Sumakul (Ketua Sinode Gereja Injili Minahasa) dan Prof. Dr. Yong Ohoitimur (Rektor Universitas Delasale).

Kegiatan Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Menado ini rencananya diikuti oleh para utusan dari pengurus wilayah NU se-Indonesia Timur. Wilayah ini meliputi: Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, NTT, Bali, Gorontalo, Sulsel, Sulteng, Sulbar dan Sultra, di samping Ormas dan FKUB se-Provinsi Sulut sendiri. Khusus untuk Sulut Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU juga melibatkan para utusan dari PCNU, Badan Otonom dan Lembaga NU se-Provinsi Sulut.

Menurut Ketua PBNU Robikin Emhas yang juga Ketua Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU, rangkaian kegiatan Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU ini merupakan kegiatan yang ke-empat. Kegiatan pertama telah berlangsung di Zona Indonesia Tengah di Palangkaraya Kalimantan Tengah pada 20 Oktober 2017.

Kegiatan Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU kedua di Zona Indonesia Barat berlangsung di Lampung 3-4 November 2017. Manado sengaja dipilih, sambung Robikin, karena daerah ini dikenal sebagai miniatur keragaman di Indonesia.

Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU Zona Indonesia Timur di Manado ini secara bersamaan juga berlangsung di Jawa, tepatnya Purwakarta, Jawa Barat sebagai rangkaian kegiatan Pra-Munas Alim Ulama ketiga, khusus tema Bahtsul Masail.

Ditegaskan pula bahwa, Keragaman atau kebhinekaan adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Itu adalah karunia Tuhan yang harus kita pelihara. Jangan sebaliknya, kebhinekaan dirusak dan dijadikan alat mendestruksi harmoni sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuh Robikin Emhas.

Amin Lasena, Ketua Panitia lokal Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Manado menyatakan, ada dua hal hingga acara kegiatan ini terselenggara di Manado. Pertama, katanya, ini adalah bentuk kepercayaan PBNU pada PWNU Sulut. Kedua, tambah Amin Lasena, karena huhungan baik NU dengan para pimpinan di Sulut. “PWNU dan Gubernur punya visi yang sama untuk terus mempertahankan Sulut sebagai miniatur kebhinekaan. Karena itu kami mendukung sepenuhnya kepemimpinan Gubernur,” ujar Ketua Panitia Lokal, AminLasena.

(sumber: Humas Munas dan Konbes  NU)

BACA JUGA :

Pra Munas NU di Purwokerto; Mencari Solusi Kesenjangan Ekonomi dan Radikalisme Agama




Pra Munas NU Purwakarta, Mencari Solusi Kesenjangan Ekonomi dan Radikalisme Agama

Di luar faktor ideologis dan propaganda keliru dari aspek agama, iming-iming kemapanan ekonomi menjadi magnet paling banyak menyedot massa radikal

lombokjournal.com

Solusi atau  jalan keluar atas kesenjangan ekonomi dan radikalisme agama secara mendalam dibahas pada Pra Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Pra Munas dan Konbes NU) di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (10/11).

“Seperti diketahui berbagai bentuk paparan virus radikal kian mengancam keutuhan NKRI. Sementara pada saat yang sama tren pertumbuhan ekonomi kita terus menurun. Faktanya, 2017 ini harga komoditas masih melemah, dan belanja konsumen menurun,” ujar Ketua Steering Committee (SC) Munas dan Konbes NU, KH Mustofa Aqil Siroj Siroj melalui siaran persnya

Tantangan bangsa Indonesia di era global makin kompleks. Problem ekonomi di antara warga bangsa semakin terihat menganga. Di sisi lain, paparan radikalisme agama semakin menguat.

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi sosial keagamaan (jam’iyah diniyah ijtma’iyah) yang menjunjung tinggi moderatisme terus berupaya memberikan jalan keluar berbagai problem yang melilit bangsa Indonesia.

Menurutnya, radikalisme agama dan ekonomi  jika ditelusuri lebih jauh merupakan dua hal saling berkait. Kalau kondisi perekonomian warga tidak kuat tentu akan makin mudah disusupi virus radikal. Sebaliknya kalau perekonomian warga kuat, tentu tidak akan mudah terpapar propaganda radikal.

“Data menunjukkan, di luar faktor ideologis dan propaganda keliru dari aspek agama, iming-iming kemapanan ekonomi menjadi magnet paling banyak menyedot massa radikal,” kata Kiai Mustofa Aqil.

Tugas ideologis NU sebagai ormas berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah adalah bagaimana terus membentengi negeri ini dari rongrongan paham radikal, membumikan Pancasila, menjaga keutuhan NKRI, dan memperkuat perekonomian warga lewat sejumlah program pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Untuk membahas persoalan kesenjangan ekonomi dan radikalisme agama, PBNU menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di antaranya Kapolri Jenderal Pol M. Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad, dan Prof Arief Anshory Yusuf.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan dihadiri oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin, dan Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah.

Dalam kesempatan Pra Munas dan Konbes ini, PBNU juga menggelar forum Bahtsul Masail yang mengkaji perundang-undangan dan problem terkini bangsa Indonesia.

Hasil Pra Munas dan Konbes di Purwakarta ini akan dibawa ke Munas dan Konbes NU di Lombok pada 23-25 November 2017 mendatang.

AYA

(sumberHumas Munas dan Konbes  NU)

BACA JUGA : Pra Munas Menado; NU dan Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara




Listrik Mulai Terangi Desa Puncak Jeringo Di Kaki Rinjani

PLN bertekad terus meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan Nusa Terang Benderang. Dan tahun rasio elektrifikasi diharaokan mencapai 100 persen

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com —  Warga Desa Puncak Jeringo di kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat tersenyum semringah saat listrik di rumahnya mulai menyala. Penantian panjang, akhirnya terwujud, sebanyak 80 warga kini telah menikmati listrik dari PLN.

Pelaksana Tugas Kepala Desa Puncak Jeringo, Hariyanto, menyampaikan kegembiraannya karena listrik sudah menerangi rumah warganya.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PLN karena listrik di Desa Kami telah menyala. Saat ini kalau malam kami tidak lagi gelap, kecelakaan di jalan desa saya yakin juga akan berkurang. Anak-anak juga bisa belajar malam, kalau dulu harus pakai dilecopok (lampu minyak),” ujar Hariyanto saat ditemui Jumat (10/11).

Dari pusat Kota Mataram, desa ini berjarak sekitar 95 kilometer, bisa ditempuh melalui jalur darat selama tiga jam. Diakhir perjalanan, jalan ke desa ini cukup terjal dan berbatu. Sulitnya medan inilah yang membuat PLN baru bisa menyambungkan aliran listrik untuk masyarakat setempat.

Tanah di Puncak Jeringo ini isinya batu, jadi ketika petugas PLN menggali tana pun sangat sulit. Apalagi medan menuju desa ini cukup berat, tanjakan belum beraspal.

“Apalagi ketika hujan, akan semakin sulit. Dalam satu hari, paling petugas hanya bisa menyelesaikan satu atau dua tiang,” cerita Manajer PLN Rayon Pringgabaya, Firmansyah.

Agar listrik masuk Desa Puncak Jeringo, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 3,79 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 3,31 kms, dan dua gardu distribusi masing-masing berkapasitas 50 kilo Volt Ampere (kVA).

Firmansyah menambahkan, dari hasil pendataan, saat ini terdapat sekitar 250 KK yang rumahnya belum ada listrik. Meskipun demikian, PLN telah menyatakan kesiapannya untuk menyambungkan listrik untuk seluruh warga Desa Puncak Jeringo.

“Banyak dari warga yang ingin melakukan penyambungan, namun menunggu hasil panen. Tapi dari sisi kesiapan jaringan dan pasokan daya, PLN siap.” kata Firmansyah.

General Manager PLN Wilayah NTB, Mukhtar menjelaskan, pembangunan infrastruktur kelistrikan di Desa Puncak Jeringo dilakukan melalui Program Listrik Desa.

“Ini merupakan komitmen PLN untuk menerangi seluruh negeri. Kami berusaha untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi dan mewujudkan Nusa Terang Benderang. Saat ini, Puncak Jeringo sudah terlistriki, dusun atau desa terpencil lainnya.” jelas Mukhtar.

Hingga September 2017, rasio elektrifikasi di Provinsi NTB telah mencapai 82,79 persen, dari target tahun 2017 sebesar 80 persen. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi pada tahun 2018, melalui program listrik desa PLN berencana melistriki 77 dusun yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Harapannya, pada tahun 2020 rasio elektrifikasi telah mencapai 100 persen.

AYA/Hms




Puncak Hujan di NTB Terjadi Bulan Desember Hingga Februari 2018

Masyarakat yang tinggal di kawasan hutan diminta waspada, mengingat sebagian kawasan hutan NTB kondisinya gundul dan rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor

Wakodim (foto: AYA/Lombok Journal)

MATARAM.lombokjournal.com — Prediksi puncak musim hujan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), akan terjadi pada bulan Desember hingga Februari 2017 dengan intensitas normal hingga di atas normal.

Masyarakat diminta senantiasa waspada terjadinya bencana terutama daerah yang selama ini rawan bencana.

Hal ini disampaikan oleh Kepala stasiun Klimatologi Kelas I Lombok Barat, Wakodim, Rabu (8/11) di Mataram.

“Musim hujan tahun ini intensitas hujan normal dan akan berlangsung di atas normal pada puncaknya, yaitu Desember hingga Februari,” terangnya

Ia menjelaskan , beberapa Kabupaten Kota yang rawan bencana banjir antara lain, Kabupaten Sumbawa, Kota Bima, Kabupaten Lombok Timur di kawasan Sambelie dan Belanting, serta Kota Mataram di Ampenan

Masyarakat Kabupaten lain juga diharapkan tetap waspada, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan hutan, mengingat sebagian kawasan hutan NTB sekarang kondisinya gundul dan rawan terjadinya bencana banjir maupun tanah longsor

“Masyrakat harus lebih Waspada terlebih masyarakat yang tinggal di Kawasan Hutan,” tegasnya

Untuk pergerakan angin selama musim hujan, akan berubah dari angin timur ke angin barat, di mana angin barat biasanya akan lebih kencang,” Wakodim menambahkan.

AYA

 

 

 




Ponpes Nurul Islam Di Sekarbela Siap Sambut Konbes Dan Munas Alim Ulama NU

Mulai penginapan dan MCK, fasilitas lain juga seperti ruang sidang, hingga pos kesehatan Ponpes dan ruang sekretariat termasuk media center.

Hj Wartiah (Foto: AYA/Lombok Journal)

MATARAM.lombokjournal.com —Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU menetapkan lima pondok pesantren (Ponpes) yang menjadi lokasi pelaksanaan sejumlah agenda..

Salah satunya di Ponpes Nurul Islam di bawah bimbingan Hj. Wartiah. Sejumlah agenda akan di gelar di ponpes yang berlokasi di Sekarbela, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.

“Persiapan di Ponpes Nurul Islam terus berjalan,” tutur Hj. Wartiah di Mataram, Senin (16/11). Sejumlah persiapan menyukseskan agenda besar para alim ulama ini pun mulai digenjot.

Untuk menyukseskan agenda ini sejumlah infrastruktur pun mulai dibenahi. Bahkan ponpes Nurul Islam telah menyediakan 12 kamar yang di bisa di manfaatkan peserta untuk menginap dan tiga lokal ruang kosong sebagai cadangan.

Selain kamar penginapan pihak ponpes juga menyediakan MCK sebanyak 26 buah yang sudah selesai direhab dan akan disiapkan 4 MCK lagi sebagai cadangan.

Selain penginapan dan MCK, sejumlah fasilitas lain juga dipersiapakan seperti ruang sidang untuk laziz dua tempat, pos kesehatan pondok pesantren, ruang sekretariat dan media center.

“Jadi kami sudah mempersiapkan semua yang menjadi kebutuhan peserta, baik dari penginapan ruang sidang, MCK hingga media center bagi teman-teman wartawan yang meliput kegiatan ini,” papar Wartiah.

Ponpes Nurul Islam sendiri mendapat jatah peserta sebanyak 99 orang, keamanan 25 orang dan sisanya dari santri yang ada di ponpes Nurul Islam.

Sementara salah satu agenda yang akan di gelar si ponpes Nurul Islam adalah sidang komisi organisasi.

Selain ponpes Nurul Islam ponpes lainnya yang menjadi lokasi acara adalah Ponpes Darul Falah dengan agenda Sidang Bas’ul Masail, Ponpes Darul Qur’an dengan agenda sidang komisi rekomendasi, Ponpes Al Halimy dengan agenda sidang program kerja.

Dan yang terakhir Ponpes Darul Hikmah sebagai posko panitia pusat. Serta sekretariat PW NU sebagai tempat registrasi seluruh peserta.

AYA