APK Tak Sesuai Aturan, Ditertibkan Panwascam

Baik tim sukses maupun para caleg sendiri sebenarnya semua sudah tahu

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Bahan kampanye atau Alat Peraga Kampanye (APK) calon legislatif (caleg) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) yang tidak sesuai peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) di wilayah Lombok Timur (Lotim), mulai ditertibkan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam).

Seperti bahan kampanye atau APK yang dipasang di pohon dan juga tidak sesuai aturan yang ada, baik ukuran, format, maupun desain dari KPU.

Panwascam Wanasaba misalnya, tampak sibuk menertibkan dan menurunkan bahan kampanye atau APK para caleg dan calon DPD RI tersebut, yang bertebaran di jalan nasional, Senin (29/10) siang.

Ketua Panwascam Wanasaba, Hamidi, S.Pd., mengatakan tidak boleh ada pemasangan alat peraga kampanye baik di jalan nasional maupun di jalan-jalan lainnya yang tidak sesuai aturan KPU.

“Penurunan APK-nya mulai dari Wanasaba Daya, yang wilayah Kecamatan Wanasaba. Untuk dijalan nasional ini pak, alat peraga kampanye tidak boleh,” ucapnya, kepada lombokjournal.com, Senin siang.

“Karena partai politik yang mengusulkan calon, beberapa calon yang diusulkan itu harus dia membuat baliho yang berbentuk ukuran dari KPU,” tambahnya.

Dalam waktu dekat, Hamidi menyebutkan, KPU akan menerbitkan APK baru yang sesuai ukuran, format dan desain sudah ada.

“Sampai tangal 1 November penertiban ini, karena akan diterbitkan APK baru,” bebernya.

Terkiat aturan APK, Hamidi kembali menegaskan, baik tim sukses maupun para caleg sendiri sebenarnya semua sudah tahu.

Sebelumnya, Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Amir Mahmud mengatakan, Bawaslu  sudah memberikan sosialisasi kepada partai politik maupun para caleg terkait tara cara dan aturan kampanye.

“Mulai dari sosialisasi aturan kampanye sampai silaturahim dengan seluruh peserta pemilu dan calegnya dalam rangka sharing informasi terkait tata cara kampanye dan beserta sanksi pelanggaran,” uajrnya.

Razak

 




Pemuda Tionghoa Bantu Rumah Singgah Di Mataram

Selain memberikan rumah singgah sementara, IPTI juga akan memberikan pelatihan membuat kue bagi ibu-ibu korban gempa

MATARAM.lombokjournal.com — Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI ) memberikan bantuan Rumah Singgah untuk korban gempa Lombok, di Desa Gontoran Barat (Bertais), Kecamatan Sandubaya pada Senin (39/10).

Ketua IPTI Ardy Susanto menyerahkan rumah sementara kepada desa Gontor Barat sebanyak 10 unit di sebelah barat dan 5 unit di sebelah timur. Total yang diserahkan sebanyak 15 Unit.

Ardy menyatakan, rumah yangg diberikan  adalah rumah yang bisa dibuka lagi karena bahan-bahannya dari Spandek, vinil dan besi dengan ukuran panjng 2,5 Meter dan panjang 2 meter.

“Karena bisa di bongkar pasang nanti masyarakat yang mendapatkan  rumah singgah tersebut  bisa digunakan utk jualan , tentu saja setelah Rumah penduduk yng terken gempa sudah diperbaiki,” ujarnya

Selain memberikan rumah singgah sementara, IPTI juga akan memberikan pelatihan membuat kue bagi ibu-ibu korban gempa.

Kadis Permukiman Kota Mataram,H.M. Kemal Islam mengaku, di Kota Mataram sejumlah 13.000 rumah terdampak gempa,  termasuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat.

Menurutnya, terdapat 2,365 yang rusak berat, dan data yang dirilis BPBD paling banyak di wilayah Sandubaya, yakni di lingkungan Pengempel indah,Gontoran Barat,Tegal, dan jangkuk.

AYA




Lima Pelajaran Penting Hari Sumpah Pemuda Untuk Generasi Millenial

Generasi muda kita harus mulai menggali makna sejatinya Sumpah Pemuda, dan mengaplikasikan dalam kehidupan berbangsa sehari-hari

lombokjournal.com —

MATARAM — Seperti tahun-tahun sebelumnya Hari Sumpah Pemuda selalu diperingati pada 28 Oktober, di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Lombok, NTB.

Tahun ini, Hari Sumpah Pemuda, juga diperingati pada hari Minggu (28/10), dari upacara bendera, pembacaan ikrar Sumpah Pemuda secara bersama, dan juga beragam kegiatan lainnya.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra, H Bambang Kristiono (HBK) mengatakan, peringatan momen heroik yang mempersatukan seluruh anak bangsa di penjuru Nusantara yang lintas etnis, bahasa, dan budaya ini, hendaknya jangan sekadar peringatan seremonial.

GBK mengatakan, generasi muda kita harus mulai menggali makna sejatinya Sumpah Pemuda ini, dan mengaplikasikan dalam kehidupan berbangsa sehari-hari.

“Kalau ini bisa dilakukan pasti Indonesia akan kembali menjadi bangsa yang besar dan kuat ke depan,” kata HBK, Minggu (28/10) di Mataram.

HBK menekankan, ada lima pelajaran penting yang harus diambil generasi muda dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini, khususnya untuk pemuda di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Yang pertama, semangat Sumpah Pemuda harus dibangkitkan lagi di segenap hati, pikiran dan tindakan setiap pemuda Lombok sehingga mampu bersaing dalam kompetisi global.

“Yang kedua semangat Sumpah Pemuda harus kita pupuk terus untuk mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan para pemuda Lombok, dalam menghadapi intervensi budaya asing yang bisa mengancam disintegrasi bangsa,” katanya.

Kemudian yang ketiga, Sumpah Pemuda yang telah berhasil mempersatukan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI, harus dijadikan momentum persatuan dan kesatuan bagi para pemuda Lombok dalam membangun Republik ini bersama-sama dengan pemuda Indonesia lainnya.

“Perbedaan dan keberagaman dalam perjalanan bangsa Indonesia adalah satu keberkahan yang harus disyukuri oleh para pemuda Lombok sebagai anugerah besar dari Allah SWT, yang akan membuat Indonesia menjadi Negara yang kuat dan besar,” katanya.

Yang kelima, papar HBK, generasi muda harus bisa hidup bersama secara harmoni dengan terus memupuk semangat perdamaian Sumpah Pemuda.

“Sebab, hanya dengan kedamaian dan kesejukan maka perjuangan para pemuda Lombok untuk mewujudkan masyarakat Lombok yang adil dan makmur, akan bisa dilakukan dengan lebih mudah,” katanya.

Tantangan Generasi Muda Kini

HBK menambahkan, semangat generasi muda Indonesia di saat ikrar Sumpah Pemuda dibacakan bersama 28 Oktober 1928, harus menjadi pemicu semangat generasi muda saat ini, generasi millenial.

“Dulu generasi muda kita bersatu dalam semangat persatuan yang tertuang dalam ikrar Sumpah Pemuda, demi terwujudnya sebuah bangsa besar bernama Indonesia. Maka, tugas generasi muda saat ini sebagai penerus adalah menjaga Indonesia, memberikan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia,” katanya.

Selain peran generasi muda, HBK juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah untuk mencetak generasi muda Indonesia yang benar-benar tangguh dan berwawasan Indonesia.

Di sektor pendidikan misalnya, HBK menilai perlu dibentuk kembali kurikulum dasar tentang Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di dunia pendidikan formal, juga pembentukan BP 7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) seperti dulu.

“Pendidikan ini penting. Harus ada kurikulum yang memang menanamkan pelajaran tentang Keindonesiaan, seperti PMP dulu. Sebab, jangan sampai generasi muda kita maju dan menguasai teknologi, namun lupa akan jatidirinya. Akhirnya Sumpah Pemuda hanya menjadi kegiatan seremoni yang tidak mengejawantah dalam kehidupan generasi muda kita,” tukasnya

Terpisah,  Sawaludin Sasaki atau akrab yang disapa Awenk untuk sampai di tujuan yang dicita-citakan oleh para pemuda Lombok, dibutuhkan pemimpin-peminpin  yang kuat, tegas dan berpihak kepada rakyat.

HBK, Salah Satu Solusinya

“HBK tipologi pemimpin yang konsisten dalam tindakan maupun kata. Apa yang diucapkan atau dijanjikan pasti akan diwujudkan apapun resikonya.   HBK adalah obor dan spirit bagi pemuda dan masyarakat NTB yang membutuhkan pencerahan,” tukas Awenk yang juga Ketua HIPMI NTB .

Me




Penuntasan Kekeringan di Lombok Selatan, Harus Dengan Solusi Jangka Panjang

Penelitian dan peranan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang

LOTIM.lombokjournal.com — Musim hujan belum  tiba, kemarau panjang sudah berdampak pada kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kawasan Selatan di wilayah Kabupaten Lombok Timur, kerap mengalami kekeringan dari tahun ke tahun saat kemarau panjang melanda.

Kondisi berulang-ulang seperti terjadi saat ini, seharusnya bisa dicarikan solusi jangka panjangnya, bukan sekadar solusi sesaat.

“Selama ini kan pendekatan (penyelesaian kekeringan) yang dilakukan lebih banyak ke pendistribusian air ke masyarakat. Padahal yang dibutuhkan itu adanya solusi jangka panjang, agar masalah kekeringan tidak terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya,” kata Caleg DPRD Lombok Timur nomor urut 9 Partai Nasdem, Saparwadi, Minggu  (28/10) di Lombok Timur.

Saparwadi yang nyaleg mewakili Dapil 2,  Kecamatan Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Keruak dan Jerowaru, itu mengatakan, pendistribusian air bagi masyarakat terdampak kekeringan memang diperlukan untuk masa tanggap darurat.

Namun, tanpa ada upaya memikirkan solusi jangka panjang, maka hal itu hanya akan menjadi rutinitas yang terulang kembali di saat kemarau datang di tahun berikutnya.

Menurutnya, pada masa kejayaan tanaman padi Gogo Rancah (Gora) yang pernah melejitkan nama daerah Lombok dan NTB secara umum beberapa dekade silam, bisa menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi kekeringan.

“Dulu itu siapa yang menyangka Lombok bakal menjadi lumbung pangan? Semua kan bermula dari semangat Gogo Rancah, menanam padi di lahan kering/ tadah hujan  yang kemudian berhasil. Harusnya ini menjadi satu pembelajaran bagaimana pendahulu kita mampu bertahan bahkan berinovasi di tengah ancaman kekeringan,” tukasnya.

Hanya saja, Gogo Rancah atau Gora saat ini hanya menjadi sekadar slogan dan jargon untuk daerah semata, sebagai Bumi Gora.

Sementara praktik budidaya Gora sendiri sudah banyak ditinggalkan lantaran banyak kemanjaan dengan pengairan irigasi buatan.

Saparwadi mengatakan, masyarakat di kawasan yang menjadi langganan kekeringan harus mulai dibangkitkan kembali semangatnya untuk mengulang kejayaan masa lalu Gora itu.

Selain itu, perlu banyak penelitian dan ujicoba menanam komoditas lain yang memang tahan kemarau dan mampu berproduksi di lahan kering.

“Jika saya dipercaya rakyat nantinya, Insha Allah ini akan saya lakukan, yakni menggaungkan kembali kejayaan Gora ini,” katanya.

Menurutnya, di beberapa daerah yang juga langganan kekeringan di Indonesia ada juga yang ternyata mampu memproduksi komiditas pertanian, buah-buahan dan lain sebagainya.

Hal ini juga tentu bisa dilakukan di NTB, sepanjang banyak pihak mau peduli, terutama Pemerintah Daerah.

Tehnologi Pertanian Tepat Guna

Menurut  Saparwadi mengatakan, penelitian dan peranan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang,

Pembuatan sumur bor atau pun teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar bersih juga patut diperhitungkan.

Ia mengakui, cost pengeluaran untuk biaya penelitian dan pengadaan teknologi serupa itu tentu cukup mahal dan akan menyedot keuangan Pemda.

Namun, jika dibanding dengan benefit jangka panjangnya, tentu hal itu lebih baik daripada harus mengeluarkan cost tiap tahun untuk mendroping kebutuhan air masyarakat.

“Selain itu, ini juga menjadi tantangan bagi anak-anak muda, para mahasiswa kita di Lombok untuk peduli memikirkan solusi masalah kekeringan ini. Mereka bisa memulai mengajukan penelitian-penelitian untuk ini, karena gagasan-gagasan baru biasa muncul dari kaum muda ini,” kata Saparwadi .

Me




Sampah di Kecamatan Jonggat, Loteng Mengusik Gubernur NTB

Hampir seluruh kabupaten dan kota di NTB mengalami permasalahan yang sama terkait soal sampah

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com — Sampah yang berserakan di jalanan di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) ini mengusik Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Zulkieflimansyah.

Bahkan mirisnya, keadaan lingkungan tersebut terkesan dibiarkan begitu saja, tanpa ada tindakan dari masyarakat sekitar maupun pemerintah setempat.

“Kalau saya dari BIL ke Mataram, tempat di Jonggat ini seringkali mengusik saya,” ungkapnya, melalui meeia sosial, akun facebooknya, Bang Zul Zulkieflimansyah, Sabtu (27/10).

Dr. Zul menilai, sampah yang berserakan ditempat tersebut sudah lama terjadi dan tidak dirawat dengan baik.

“Betapa di tepi jalan utama kita tak merawat taman kita dengan baik. Ini sudah lama sekali,” katanya.

Terkait hal itu, menurutnya, masyarakat sekitar dan pemerintah setempat seharusnya bersama-sama mengatasinya.

Tidak harus menunggu Gubernur maupun Bupati turun tangan untuk menangani masah sampah ini.

“Mestinya tak perlu menunggu Gubernur atau Bupati. Masyarakat sekitar dan Pak camat mestinya aware sama yang begini-begini ini,” uajrnya.

Namun diakuinya, hampir seluruh kabupaten dan kota di NTB mengalami permasalahan yang sama terkait soal sampah.

“Tentu bukan hanya di Jonggat saja. Di seluruh kabupaten dan kota kita permasalahan sampah ini sangat serius dan mengganggu,” akunya.

Mantan anggota DPR RI ini  mengakhirinya dengan mengajak masyarakat dan semua pihak agar menjaga dan merawat lingkungan secara gotong royong.

“Ayo kita mulai bersihkan lingkungan kita sendiri dan secara bergotong-royong. Karena ini untuk kebaikan kita sendiri,” tutupnya.

Razak

 




HBK Antar Putrinya Beri Sumbangan Gempa

Bencana di Lombok dan Sumbawa telah memunculkan keprihatinan dan solidaritas yang meluas

Diterima , H. Ridwan Hidayat

lombokjournal.com —

MATARAM.lombokjournal.com — Rannya Agustyra Kristiono, pelajar Mander Portman Woodward (MPW) College, London, Inggris, Rabu (23/10) di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Prov. NTB.

Rannya tak datang sendirian, dia datang didampingi ayahnya, tak lain adalah H. Bambang Kristiono (HBK), Caleg Partai Gerindra Nomor Urut 1, dari Dapil NTB-2/P. Lombok.

“Saya hanya mengantarkan, semua donasi yang dikumpulkan di sekolahnya di Inggris, itu Rannya dan teman-temannya yang himpun,” kata HBK kepada jajaran pengurus PMI Prov. NTB.

Kedatangan Rannya menunjukkan kepedulian pada korban gempa Lombok dan Sumbawa terus berjalan.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua PMI Prov. NTB, H. Ridwan Hidayat bersama beberapa pengurus PMI Prov. NTB seperti dr. Nurhandini Eka Dewi serta H. Saptadi Akbar.

“Rannya, ceritakan langsung saja seperti apa sumbangan ini dikumpulkan,” lanjut HBK.

Rannya yang tengah menimba ilmu di Inggris terketuk hatinya dengan bencana yang terjadi di P. Lombok dan Sumbawa, kemudian menyusul di Palu, Sulawesi Tengah.

Ia kemudian membuat kegiatan charity (donasi) dengan berjualan kue kepada rekan-rekannya dan guru-gurunya di sekolah Mander Portman Woodward (MPW) College, London, Inggris.

Tak hanya dari siswa dan guru, ternyata kegiatan ini juga mendapat dukungan dari para orang-tua murid disana.

“Uang yang di kotak ini langsung saya bawa dari Inggris. Saya belum buka dan tidak tahu isinya berapa, tapi yang jelas semuanya uang poundsterling,” bebernya.

Selain sumbangan dari Inggris, secara khusus Rannya juga telah menyisihkan uang tabungannya. Harapannya, PMI Prov. NTB bisa menyalurkan bantuan tersebut kepada para korban gempa yang membutuhkan.

“Mudah-mudahan bisa membantu saudara-saudara kita disini. Saya menitipkan bantuan ini lewat PMI,” imbuhnya.

Ditambahkan, kepedulian kepada korban gempa bukan yang terakhir. Pada kesempatan liburan berikutnya, Rannya menyebut akan kembali ke Lombok.

Bencana yang terjadi di Indonesia telah memunculkan keprihatinan dan solidaritas di dunia.

“Ya, banyak yang ikut sedih. Semua ingin ikut peduli,” kata Rannya.

Ketua PMI Prov. NTB H. Ridwan Hidayat cukup terkejut dengan inisiatif Rannya yang dilakukan di Inggris. Bukti kalau bencana di Lombok dan Sumbawa telah memunculkan keprihatinan dan solidaritas yang meluas.

“Ternyata anak-anak kita (Indonesia) di luar negeri sangat peduli dengan negaranya. Meski mereka jauh dan tidak di Indonesia,” katanya.

Diungkapkan, PMI Prov. NTB memang menjadi salah satu lembaga yang menyalurkan bantuan gempa. Sumbangan dari berbagai lembaga negeri, swasta maupun perorangan.

Sebagaimana prosedur yang ada, maka Rannya juga telah menanda-tangani berita acara penyerahan bantuan.

“Nanti mata uang asing ini akan kami tukarkan, untuk selanjutnya disumbangkan,” sambungnya.

Tidak lupa, H. Ridwan Hidayat turut memberi ucapan terima kasih kepada HBK, politisi Partai Gerindra tersebut yang telah memfasilitasi dan mempercayakan sumbangan pada PMI Prov. NTB.

Apa yang dilakukan Rannya bisa memotivasi para pemuda lain yang ada di luar negeri.

“Mudah-mudahan apa yang dilakukan Rannya ini akan membawa banyak kebaikan,” imbuhnya.

Me




Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Lewat Jalur Lama

Kegiatan pendakian hanya sampai Pelawangan Aik Berik dan tidak diizinkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Paket pendakian yang direkomendasikan minimal 2 hari 1 malam

Terdampak longsor

MATARAM.lombokjournal.com — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) hingga akhir tahun ini mempertimbangkan akan membuka trek jalur pendakian alternatif ke Gunung Rinjani.

Kepala BTNGR, Sudiyono, melalui rilis tanggal 24 Oktober 2018, menyebutkan hasil kajian dan survei yang melibatkan beberapa pihak terkait hasil pantauan langsung di lapangan, ditemukan kondisi satu jalur pendakian lama melalalui Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Jalur itu bisa dijadikan jalur alternatif pendakian.

Jalur pendakian Aik Berik sampai Pelawangan dimungkinkan untuk dibuka sebagai jalur alternatif pendakian Gunung Rinjani. Kegiatan pendakian bisa dimulai pada 7 November hingga 31 Desember 2018.

Kegiatan pendakian hanya sampai Pelawangan Aik Berik dan tidak diizinkan untuk turun ke Danau Segara Anak. Paket pendakian yang direkomendasikan minimal 2 hari 1 malam.

Lokasi camping area yang bisa digunakan adalah Pos IV, Pondok Amaq Kros. Pembelian tiket booking pendakian dilakukan dengan sistem online, dengan kuota pendakian 150 orang/hari.

“Kegiatan penataan jalur termasuk, perbaikan, pembersihan, pemasangan papan petunjuk arah, papan larangan, dan papan peringatan, direncanakan akan dilakukan pada 30 Oktober sampai 4 November 2018 mendatang, dengan melibatkan berbagai pihak,” kata Sudiyono dalam keterangannya, Kamis (25/10).

Kegiatan survei yang dilakukan BTNGR pascagempa bumi telah dilakukan sebanyak 2 kali. Periode I dilakukan pada 3-5 Oktober lalu di tiga jalur pendakian, yaitu di jalur Senaru, Sembalun, dan jalur budaya Torean.

Sementara survei tahap II dilakukan pada 15-17 Oktober lalu di tiga jalur lama, yakni di Aik Berik, jalur Timbanuh, dan jalur Sembalun.

Kegiatan survei yang telah dilakukan BTNGR melibatkan beberapa pihak, yaitu Basarnas, TNI, Polri, Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Dispar dan BPBD Lombok Utara , Dispar dan BPBD Lombok Timur, perwakilan Trek Organizer,  guide dan porter serta Edelweis Medical Help Center.

Harry




Erwandi Menang Telak di Pilkades Lantan, Lombok Tengah

Jangan sampai perbedaan pilihan menjadikan pemicu perpecahan, justru harus sama sama membangun Desa Lantan

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com — Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Lantan Kecamatan Batukliang Utara, menetapkan rekapitulasi hasil perhitungan suara melalui rapat pleno di Kanto Desa Lantan, Kamis (25/10) siang.

Rapat Pleno di Kanto Desa itu menetapkan, nomor urut 1, Erwandi, S.Pd menempati urutan teratas.

Erwandi ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dengan angka 1.617 suara. Angka tersebut menang telak dari dua rival politiknya pada kontestasi Pilkades Lantan yang digelar serentak di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2018, Rabu (24/10).

Selisihnya 531 suara dengan H. Ahmad Harun Zain, nomor urut 2, yang memperoleh 1.086 suara. Kemudian nomor urut 3, Ah, Sumaidi, menjadi yang terakhir dengan perolehan 177 suara.

Sebelumnya, Erwandi menyampaikan apresiasi dan ucapan  terimakasih kepada seluruh tim pemenangan, para relawan dan seluruh warga Desa Lantan.

“Kemenagan ini adalah milik semua. Milik warga Desa Lantan,” ungkapnya, di hadapan para pendukung, setelah perhitungan suara di delapan TPS, di kediamannya, Dusun Pemasir, Rabu (24/10) kemarin.

Erwandi mengatakan, Desa Lantan harus dibangun atas dasar kebersamaan, kegotong royongan demi mencapai perubahan ditengah-tengah masyarakat.

“Ini adalah kemenangan Desa Lantan. Saatnya kita membangun Desa Lantan secara kompak dan bersama sama,” jelasnya.

Dikatakannya, dalam membangun Desa Lantan, kekompakan masyarakat merupakan salah satu energi terbesar dalam proses kemajuan Desa.

“Warga  Desa Lantan menjadi sumber kekuatan untuk membangun masyarakat. Dari Dusun Kesah sampai Dusun Rerantik. Kemenangan ini adalah berkat izin Allah SWT,” ujarnya.

Ia berharap kepada semua masyarakat dan khususnya kepada pendukung nomor 1, agar tetap menjaga kekompakan dan keamanan bersama.

“Kita terima kemennagan ini dengan tawadduk dan rendah hati. Kemenangan ini merupakan kemenangna semua. Bukan hanya untuk pribadi namun kemenangan bersama,” sebutnya.

Ia kembali menegaskan, jangan sampai perbedaan pilihan menjadikan pemicu perpecahan. Namun sama sama membangun Desa Lantan.

“Semua kita harus bersatu untuk mewujudkan Desa Lantan menuju perubahan. Perkembangan desa dan kemajuan desa, benar benar menciptakan perubahan untuk kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.

Razak




 HMS : Mendengar Rakyat Harus Bersentuhan Langsung dengan Mereka

Bagi HMS, dipercaya dan dipilih oleh masyarakat sebagai wakil rakyat adalah sebuah amanah dengan tanggungjawab yang berat yang harus dipikul

lombokjournal.com —

SUMBAWA BARAT —  Wakil rakyat harus dekat dengan rakyat yang diwakili, dan harus bisa mengejawantahkan harapan-harapan dan aspirasi mereka.

Hal itu yang terpatri dalam pribadi H Muhammad Syafrudin (HMS), anggota DPR RI dari PAN.

Sosok HMS bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup dikenal luas.

Bukan saja dari baliho dan spanduk yang tersebar, tapi juga dari berbagai kegiatannya yang langsung menyentuh masyarakat.

Meski berkantor di Senayan, Jakarta, HMS selalu menyempatkan diri blusukan di NTB, saat libur dan juga ketika kegiatan reses.

Dalam periode pertamanya sebagai Wakil Rakyat setidaknya sekitar 885 Desa/Kelurahan dia sambangi, dari total 1.135 Desa/Kelurahan di NTB.

HMS juga dikenal sebagai sosok anggota dewan yang sangat peduli dengan pendidikan.

Selama menjadi wakil rakyat, HMS rutin menyalurkan paket kursi  di sejumlah Desa/Kelurahan yang ia kunjungi, khususnya di daerah-daerah pelosok yang kurang dapat perhatian Pemda.

“Saya rasa sebagai wakil rakyat kita memang harus bisa menjadi representasi kehendak rakyat itu sendiri. Cara satu-satunya adalah berupaya selalu bersama mereka dan menyerap apa saja aspirasinya,” kata HMS di sela blusukannya di Sumbawa Barat, Selasa (22/10)

Bagi HMS, dipercaya dan dipilih oleh masyarakat sebagai wakil rakyat adalah sebuah amanah dengan tanggungjawab yang berat yang harus dipikul.

Namun ada kebahagiaan tak tenilai, ketika bisa benar-benar menjadi penyambung lidah rakyat, penyampai aspirasi-aspirasi masyarakat yang memilihnya.

Rajin blusukan dan menyapa masyarakat NTB sebagai basis suara dapilnya, HMS juga ingin  memberikan teladan pada masyarakat tentang arti kesetiakawanan nasional antar anak bangsa.

Modernisasi dan kemajuan teknologi saat ini, sudah merubah banyak perilaku masyarakat yang cenderung melunturkan nilai-nilai baik dari budaya ketimuran dahulu.

“Kesetiakawanan nasional itu berakar dari hal sederhana, saling mengunjungi, silahrurahmi, mendengar kabar dan peduli dengan keadaan sekitar untuk membantu,” kata dia.

Menurut HMS, jika pola silahturahmi rutin, kepedulian akan sesama di sekitar, dan budaya saling membantu terbangun kembali seperti dulu, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang semakin kuat persatuan dan kesatuannya.

Selain itu, banyak permasalahan sosial yang bisa diatasi dan diberi solusi dengan lebih banyak bersilahturahmi dan saling memahami.

“Konsep Kesetiakawanan Nasional itu globalnya, sedangkan ejawantahnya di lapangan ya saling berjumpa, silahturahmi, dan juga gotong royong antar masyarakat,” katanya.

HMS mengatakan, tak jarang aspirasi masyarakat justru muncul dari masyarakat pelosok, kaum tani dan juga nelayan.

Kebutuhan-kebutuhan yang dianggap sepele oleh lainnya, ternyata justru menjadi kebutuhan masyarakat di pelosok ini.

Kembali maju sebagai Caleg DPR RI di Pemilu 2019 nanti, HMS menyatakan akan tetap fokus dengan cara-cara dia menyerap aspirasi masyarakat dengan langsung turun menemui rakyat.

Dalam persiapan menuju kontestasi Caleg DPR RI pada Pemilu 2019 ini, HMS pun bertekad untuk menyambangi masyarakat di 539 Desa/Kelurahan yang ada di Pulau Sumbawa, sesuai Dapilnya.

AYA




Rumah Zakat Resmikan Desa Berdaya di Lombok Utara

Selain model pembangunan terintegrasi, Rumah Zakat juga mendirikan huntara di pondasi rumah warga yang rusak akibat gempa

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com — Rumah Zakat meresmikan Desa Berdaya di lokasi pengungsian yang ada di Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara,  NTB, pada Rabu (24/10).

CEO Rumah Zakat Nur Effendi mengatakan, Desa Berdaya merupakan nama yang dipilih dengan harapan warga terdampak gempa di wilayah ini mampu bangkit kembali melalui sejumlah program pemberdayaan yang dilakukan Rumah Zakat.

Di lokasi ini, Rumah Zakat sudah membangunkan 105 hunian sementara (huntara) dengan menggunakan gedek (Sejenis Triplek). Selain huntara, di lokasi ini juga dibangunkan masjid darurat, sekolah darurat, dan pasar darurat.

“Desa Berdaya ini merupakan program yang terintegrasi antara tempat tinggal, pendidikan, ibadah, dan juga perekonomian. Kita tempatkan satu orang pendamping di sini,” ujar Effendi.

Selama pembangunan huntara dan fasilitas umum, Rumah Zakat mengajak masyarakat terdampak terlibat dalam proses pembangunan. Pemilihan bahan baku bangunan juga diambil dari pasar yang ada di Lombok.

Effendi menyampaikan, selain model pembangunan terintegrasi, Rumah Zakat juga mendirikan huntara di pondasi rumah warga yang rusak akibat gempa.

“Total huntara yang sudah dibangun ada 305 huntara dari yang kita targetkan sebanyak 1.000 huntara,” lanjut Effendi.

BACA JUGA; Rumah Zakat Dorong Pemberdayaan Ekonomi Warga

Selain di Lombok Utara, Rumah Zakat juga berencana mendirikan Desa Berdaya di lokasi terdampak gempa di Lombok Barat dan juga Sumbawa. Effendi mengungkapkan, model Desa Berdaya berasal dari keprihatinan Rumah Zakat terhadap tingkat kemiskinan yang mayoritas berada pada wilayah pedesaan.

“Terima kasih atas kolaborasi seluruh pihak dalam membangun NTB untuk bangkit kembali,” Pungkas Effendi.

AYA