Gubernur NTB Pimpin Aksi Bersih Sungai Jangkok

Gubernur berharap agar kebersihan sungai ini harus terus dijaga. Sehingga, keberadaan sungai tidak lagi menjadi ancaman. Namun menjadi tempat atau destinasi indah yang akan selalu dikunjungi oleh siapapun

MATARAM.lombokjounal.com — Aksi bersih sungai Jangkok berlangsung seru, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Walikota Mataram, Ahyar Abduh, Wakil Walikota Mataram, H.. Mohan Roliskana dan Danrem 162 WB berada dalam satu boat.

Tidak ketinggalan, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Ketua TP. PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah terlihat antusias mengikuti kegiatan semi Arum Jeram tersebut.

Mengambil titik star di Jembatan Udayana, aksi bersih sungai ini digelar dalam rangka perayaan puncak HUT ke 60 Provinsi NTB, yang jatuh pada hari ini, Senin (17/12).

Gubernur, Walikota Mataram, Wakil Walikota Mataram dan Danrem, diikuti sejumlah kepala OPD, langsung menyusuri Sungai Jangkok. Dengan mengenakan Baju Pelampung, memastikan langsung keadaan sungai yang menjadi kebanggaan warga ibu Kota NTB itu.

Sambil mendayung, Gubernur sesekali menyapa warga yang sedang membersihkan sampah di sekitar bantaran Sungai. Gubernur juga terlihat berdiskusi dengan Walikota, Wakil Walikota Mataram dan Danrem mengenai keadaan sungai tersebut.

Sepanjang sungai tersebut, masih terlihat sejumlah area yang menjadi perhatian Gubernur. Yaitu di sekitar wilayah sungai sebelum memasuki Kelurahan Banjar. Masih terlihat Gundukan tanah yang menghalangi aliran sungai. Selain itu, masih terlihat tanaman pohon yang dapat menghalangi aliran sungai dan menyebabkan terjadinya penumpukan sampah.

Walaupun demikian, masyarakat terlihat antusias membersihkan sampah-sampah itu dan membakarnya. Juga, disediakan mobil untuk mengangkut sampah itu.

Di pinggir sungai, terdengar suara masyarakat yang memanggil dan mengapa Gubernur, Walikota Mataram, Wakil Walikota dan Danrem. Gubernur pun menjawab sapaan masyarakat itu dengan melambaikan tangan.

Setelah menempuh perjalan sekitar satu jam, Gubernur dan rombongan tiba di Jembatan Kelurahan Banjar dan berlabuh menuju Pantai Ampenan.

Sebelum turun ke sungai, Gubernur NTB yang akrab disapa Doktor Zul itu menegaskan kebersihan sungai bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Namun, menjadi tanggung jawab semua, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

“Bersih sungai ini merupakan aspirasi masyarakat di sekitar sungai ini,” kata Gubernur.

Gubernur berharap agar kebersihan sungai ini harus terus dijaga. Sehingga, keberadaan sungai tidak lagi menjadi ancaman. Namun menjadi tempat atau destinasi indah yang akan selalu dikunjungi oleh siapapun.

“Jadikan Kota terindah dan menjadi tujuan orang berkunjung,” ungkap Gubernur.

Walikota Mataram, TGH. Ahyar Abduh mengungkapkan bahwa di Kota Mataram ini terdapat lima sungai besar. Salah satunya adalah sungai Jangkok. Menurut pengalamannya waktu kecil, sungai Jangkok ini menjadi tempat untuk mandi bersama sahabat-sahabatnya.

Untuk itu kayanya, agar tetap lestari Walikota mengajak masyarakat untuk menjaga sungai. Terutama tidak membuang sampah di di bantaran sungai.

AYA




HBK : HUT NTB Ke 60 Harus Jadi Momentum Kejayaan Pertanian Bumi Gora

HUT Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke 60 akan diperingati pada tanggal 17 Desember 2018 mendatang. Di usia yang terbilang matang, pembangunan di Provinsi NTB terus berjalan di berbagai bidang. Toh, masih banyak pekerjaan rumah (Pe-Er) yang harus terus diselesaikan. Mulai dari masalah kesenjangan sosial, pengangguran dan kemiskinan

lombokjournal.com —

MATARAM ;

NTB diharapkan bisa menggali kembali potensi sejatinya yakni di sektor pertanian secara luas. Jika digarap dengan serius, sektor ini bisa mengentaskan beragam permasalahan ekonomi dan sosial.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) mengatakan, HUT Provinsi NTB ke 60 tahun ini harus dijadikan moment untuk menggali kembali potensi unggulan wilayah dengan mengembalikan posisi pertanian NTB yang pernah berjaya beberapa dekade silam.

“Dulu NTB sempat sangat terkenal menasional lewat program  Bumi Gogo Rancah (Bumi Gora), yang menjadi bukti kekuatan pertanian di daerah ini. Semangat itu harus dibangkitkan kem bali, karena memang kekuatan unggulan daerah ini ada di sektor pertanian”, kata HBK, Sabtu (15/12) .

Ia berharap HUT Provinsi NTB tidak hanya sekadar menjadi kegiatan seremonial tahunan yang dirayakan dengan meriah, tapi tidak berdampak apa-apa setelah pesta atau kemeriahan itu berakhir.

Momentum ini, seharusnya bisa dijadikan wahana evaluasi bersama bagi Pemda, anggota Dewan di Legislatif, serta stakeholders lain seperti pihak swasta dan masyarakat NTB.

HBK mengatakan, masa kejayaan Bumi Gora di era tahun 1980-an bisa dijadikan starting point dalam merefleksi dan mengevaluasi antar komponen masyarakat NTB di dalam merebut kembali kejayaannya.

“Harus diakui ada spirit  luar biasa kala itu, saat  NTB bisa meraih branding sebagai Bumi Gora,” kata HBK.

HBK mengakui, produktivitas pertanian di NTB saat ini sangat membanggakan. Untuk komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, cabai dan bawang yang dihasilkan NTB dalam beberapa tahun ini mencatatkan nilai surplus.

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB mencatat, NTB bisa memproduksi rata-rata 2 juta Ton beras di setiap tahunnya, sementara kebutuhan masyarakat NTB hanya berkisar 600 ribu – 700 ribu Ton per tahun.

NTB bahkan menjadi daerah penyangga pangan untuk Provinsi tetangga seperti Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bila sektor pertanian di NTB ini digarap dengan serius dari hulu hingga ke hilir. Dari proses penanaman, pasca panen hingga ke industrialiasasi atau pengolahan, maka pertanian NTB bisa menjadi sumber penghasilan atau kekuatan yang mensejahterakan warga masyarakatnya.

Selain itu, intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan pertanian lewat Tehnologi Pertanian  juga perlu terus dilakukan untuk menghadapi ancaman penyusutan lahan pertanian akibat alih fungsi/konversi lahan seiring lajunya pertumbuhan kependudukan.

“Di sini Pemda di tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota harus campur tangan, dan kalau perlu mengintervensi dengan regulasi-regulasi dalam menetapkan tata kelola lahan lewat RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah),” ujar HBK

Sinergitas Leading Sektor

Selain itu ungkap HBK, guna meningkat nilai tambah produk pertanian di NTB, perlu dibangun sinergitas lintas sektor antara Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, dengan Dinas Perindustrian dan juga Dinas Perdagangan.

Ia mencontohkan untuk komoditas Jagung misalnya. Produksi komoditasnya dikontrol penuh oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan sebagai leading sector, kemudian pasca panen dan pemasaran, bisa diintervensi oleh Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan.

“Kalau baru panen, namanya Jagung, tapi setelah diproses atau diolah menjadi produk turunan bisa jadi macam-macam, bisa jadi keripik jagung, pop corn, sereal jagung, dan ini akan menambah nilai ekonomisnya,” katanya.

HBK menilai, kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Zul-Rohmi, perlu membangkitkan kembali era kejayaan pertanian  dengan melakukan  investasi SDM.

Penetapan Science Technologi Industry Park (STIP) di Banyumulek, Lombok Barat sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan teknologi pendukung, dinilai sebagai langkah maju, khususnya  riset-riset Tehnologi Pangan terkait diversifikasi dan budidaya pertanian .

Hal tersebut tinggal dimaksimalkan dengan dukungan para Kepala Daerah di Kabupaten dan Kota, juga stakeholders lainnya di NTB.

“Kalau HUT ke 60 ini bisa jadi momentum mengembalikan kejayaan pertanian NTB, saya yakin di HUT ke 63, atau tiga tahun kemudian, NTB sudah benar-benar mapan hanya dengan mengelola sektor pertanian,” katanya.

Pengiriman mahasiswa-mahasiswa NTB dengan program bea siswa ke luar negeri adalah terobosan luar biasa dari kepemimpinan Zul-Rohmi, dan hendaknya ilmu pertanian juga akan menjadi pilihan bagi mahasiswa-mahasiswa NTB yang belajar di luar negeri.

“Cita-cita luhur saya, in shaa Allah, apabila saya berhasil mendapatkan mandat dari masyarakat P. Lombok untuk menjadi anggota DPR-RI, saya ingin mendampingi para pemuda P. Lombok untuk membangun kemandirian pangan dengan menjadikan P. Lombok sebagai Lumbung Pangan Nasional, segaris dengan perjuangan Bapak Prabowo Subianto dalam merebut kembali kedaulatan kita, termasuk kedaulatan pangan kita, sehingga kita bisa mandiri dan berhasil mengurangi ketergantungan dari produk-produk impor,” tambahnya.

Me




Tercatat 314 Pendaki Rinjani Lewat Jalur Aik Berik

Untuk sistem ticketing tidak akan dilakukan perubahan, namun bisa saja ada perubahan dari bagian lain jika diperlukan untuk kemajuan

LOTIM.lombokjournal.com — Pasca dibuka 19 November lalu, jumlah pendaki atau pengunjung di Gunung Rinjani yang berada di Pulau Lombok lewat jalur Aik Berik telah mencapai ratusan orang.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mencatat bahwa pendaki Rinjani melalui jalur pendakian yang baru dibuka tersebut berjumlah 314 orang hingga 14 Desember 2018.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyoni mengatakan, jumlah pengunjung TNGR pintu Aik Berik terdiri dari  pendaki lokal dan asing.

“Sampai tanggal 12 Desember 2018, yaitu asing 9 orang dan lokal 141 orang sehingga berjumlah 150 orang,” ujarnya, saat dihubungi lombokjournal.com, Sabtu (15/12) pagi.

Selanjutnya pada 13 Desember 2018, tambah Sudiyono, pendaki hanya tercatat berasal dari lokal dan jumlahnya lebih sedikit dari hari sebelumnya.

“Asing tidak ada alias nol dan Lokal 7 orang, berjumlah 7,” ucapnya singkat.

Sementara jumlah orang yang mendaki Rinjani semakin meningkat pada 14 Desember 2018 hingga hari ini, Sabtu (15/12).

“Asing  9, lokal 148, jadi berjumlah 157 orang,” jelas Sudiyono.

Ditanya berapa hari para pendaki di Gunung Rinjani? Sudiyono menjawab, paling lama tiga hari atau lebih dari dua hari. “Rata-ratanya paling tiga hari,” sebutnya.

Lebih lanjut saat dikonfirmasi terkait akan ditutupnya jalur pendakian Aik Berik di Lombok Tengah ini, Sudiyono membenarkan hal tersebut.

“Iya tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan akhir April 2019. Untuk pemulihan ekosistem,” akunya.

Sedangkan untuk sistem ticketing tidak akan dilakukan perubahan, namun bisa saja ada perubahan dari bagian lain jika diperlukan untuk kemajuan.

“Tetapi tetap e tiketing berbasis online,” pungkas Sudiyono.

Razak




HBK Dorong Penguatan Home Industry  Produk  Olahan Pertanian

Kreativitas kewira-usahaan di kalangan emak-emak perlu didorong untuk menjaga ketahanan ekonomi  rumah tangga akibat makin tingginya biaya kebutuhan hidup harian

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Sektor Pertanian butuh gagasan dan inovasi untuk mengembangkannya, sehingga membawa dampak manfaat ekonomis pada masyarakat, khususnya menambah income rumah tangga emak-emak.

Jadi, tak cukup hanya pada potensi dan kendala-kendalanya saja.

Hal itu yang membuat Caleg DPR RI dari Partai Gerindra, Dapil NTB II/P. Lombok, H. Bambang Kristiono (HBK), selalu turun ke lapangan menyerap aspirasi sekaligus memotret peluang-peluang inovasi dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di NTB ini, Rabu (12/12)

HBK yang konsen dan besar perhatiannya terhadap isu pertanian ini mengatakan, salah satu inovasi yang harus terus didorong adalah pengembangan kreativitas pasca produksi pertanian, yakni pengolahan produk-produk turunan.

“Misalnya komoditas cabai. Itu di beberapa Desa di Lombok sudah dikembangkan, diolah menjadi sambal khas Lombok dan dikemas dengan baik. Ini bisa mendorong added value atau nilai tambah ekonomis,” katanya.

Pengolahan produk turunan seperti cabe bisa juga dilakukan untuk komoditas lainnya.

Untuk komoditas cabai, kondisi cuaca memasuki musim penghujan tentu akan banyak tantangan. Hasil panen pun bisa rentan membusuk.

Menurut HBK, dengan mengolah cabai ke produk turunan seperti sambal khas Lombok, maka resiko kerugian akibat rusaknya komoditi bisa diatasi. Bahkan hal ini membawa nilai tambah secara ekonomis.

Pengolahan pasca panen juga tak harus dilakukan dengan produksi besar-besaran. Bisa dimulai dengan usaha rumahan atau home industry.

Kelompok emak-emak bisa memulainya dengan membuat produk-produk makanan khas wilayahnya masing-masing yang bisa diunggulkan.

Kreativitas kewira-usahaan di kalangan emak-emak perlu didorong untuk menjaga ketahanan ekonomi  rumah tangga akibat makin tingginya biaya kebutuhan hidup harian.

HBK dan istri

“Selain sambal, kan bisa juga keripik ubi, atau komoditas lainnya. Yang jelas kalau komoditas pertanian diolah jadi produk turunan, tentu nilai ekonomisnya akan meningkat,” katanya.

Spirit Wira-Usaha

Ia mengakui, memang dibutuhkan spirit wirausaha dalam hal membuka peluang usaha disektor produk olahan pertanian. Sehingga pihaknya selalu mendorong, dimulai dari Kader-kader Gerindranya sendiri dalam mengedukasi masyarakat .

Selain itu, ungkap HBK, peran dan perhatian Pemda dan stakholders terkait juga sangat dibutuhkan.

“Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan bisa mendukung pembinaan sampai kemasan dan pemasarannya,” katanya.

HBK menambahkan, untuk pemasaran pun saat ini tidak terlampau sulit, karena perkembangan teknologi informasi yang semakin mendukung.

Pola pemasaran online bisa menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan.

“Selama produk dan kemasannya baik dan menarik, pasar pasti datang sendiri,” tandasnya.

Me




HBK Resmikan Klinik Pertanian Di Lombok Timur

Klinik tersebut sangat penting untuk memecahkan setiap permasalahan petani dalam membudidayakan pertaniannya

lombokjournal.com —

LOMBOK TIMUR ;  Klinik pertanian sebagai terobosan baru di bidang pertanian, resmi berdiri di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kab. Lombok Timur.

Klinik pertanian tersebut merupakan terobosan baru dan yang pertama kali ada di NTB.

Berdirinya Klinik pertanian ini merupakan terobosan baru untuk mengantisipasi kegagalan dalam membudidayakan hasil pertanian maupun mendiagnosa permasalahan pertanian.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK), secara langsung hadir pada peluncuran Klinik pertanian tersebut, didampingi isteri tercinta, Hj. Dian Bambang Kristiono.

HBK yang merupakan Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Nomor Urut-1, dari Dapil NTB II/P. Lombok, mengapresiasi terbentuknya Klinik pertanian tersebut. Menurutnya, Klinik tersebut sangat penting untuk memecahkan setiap permasalahan petani dalam membudidayakan pertaniannya.

“Klinik pertanian ini sangat penting untuk para petani bisa berkumpul, berkomunikasi, bermusyawarah dan sekaligus mencari solusi-solusi jika menemukan masalah dan hambatan,” ujarnya, Minggu, (9/12.

HBK yang hadir bersama istri, mengatakan akan mendharmabaktikan sisa hidupnya untuk para petani Lombok jika kelak terpilih menjadi anggota DPR RI.

“Saya akan mendharmabaktikan diri saya untuk sebesar-besarnya kemajuan dan kesejahteraan para petani Lombok. Saya akan sangat bangga bila mampu menjadi bagian dari kemajuan dan kesejahteraan petani Lombok,” ucapnya.

Pertanian ; Jawaban Atasi Pengangguran

HBK menegaskan, pertanian adalah jawaban dalam mengatasi problematika pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan.

“Kalau saya terpilih nanti, in shaa Allah, saya akan konsentrasi di bidang pertanian. Pertanian adalah jawaban juga jalan keluar dalam mengatasi problematika pengangguran, serta untuk peningkatan kesejahteraan. Kalau Lombok ingin sejahtera, maka sejahterakan dulu para petaninya,” ungkapnya disertai tepuk tangan yang meriah dari ratusan petani yang hadir.

Dia juga mengungkapkan, jika Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden RI, maka kesejahteraan para petani Lombok dipastikan akan lebih terjamin karena mereka  memiliki jembatan untuk mengakses Presiden RI.

Dengan kehadiran HBK, para petani Lombok juga akan memiliki kemudahan dalam menyampaikan aspirasi-aspirasinya kepada Presiden RI.

“Cita-cita luhur saya adalah, bagaimana saya bisa menjadikan P. Lombok ini menjadi lumbung pangan nasional, mengatasi ketergantungan kita terhadap impor pangan dari luar negeri. Seperti kata Prabowo, sesungguhnya kita bisa menyetop impor pangan kita karena kita bisa dan kita mampu menyediakannya,” tutur HBK.

HBK diketahui telah hidup di tiga zaman dalam perjalanan hidup Prabowo Subianto. Saat Prabowo menjadi Komandan Kopassus, HBK diangkat menjadi Sekretaris Staf Pribadinya, sebelum menjadi Komandan Batalyon di Grup-4 Kopassus.

Kemudian pada saat Prabowo pensiun, dan memilih jalan hidup baru sebagai pengusaha, HBK dipercaya menjadi salah satu Direktur di setiap perusahaan yang Prabowo pimpin atau miliki.

Dan kini, pada saat Prabowo menjadikan politik sebagai alat perjuangannya, yaitu melalui Partai Gerindra, kemudian HBK lagi-lagi memegang jabatan strategis yaitu sebagai Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai besutannya.

Sementara itu, penggagas Klinik pertanian, Haji Subhan, yang juga kader dan caleg Partai Gerindra mengatakan, terbentuknya Klinik pertanian tersebut berawal dari masih banyaknya para petani yang mengeluh karena hasil pertaniannya rusak tanpa mengetahui faktor penyebabnya.

“Dari permasalahan yang kita hadapi itu, maka tercetuslah untuk membentuk Klinik ini. Supaya para petani tidak salah dalam mendiagnosa serta menterapi penyakit pertanian kita,” katanya.

Alhasil, lantaran tidak mengetahui penyebab rusaknya tanaman mereka, para petani kerapkali mengeluarkan biaya banyak untuk membeli bermacam-macam pupuk maupun pestisida.

“Kita banyak keliru dalam membudidayakan pertanian kita sehingga menyebabkan pembengkakan biaya,” ungkapnya.

Diketahui, pertanian cabai sudah digeluti para petani di desa Kerongkong sejak tahun 1995. Hingga kini, setiap harinya, para petani di desa tersebut berhasil mengirimkan 20 hingga 30 ton cabai ke P. Jawa.

Pada Klinik pertanian tersebut, digandeng empat Perusahaan yang konsen pada bidang pertanian masing-masing perusahaan pestisida, pupuk, bibit dan ilmu tanah.

Petani yang menemukan permasalahan dalam budidaya pertanian mereka dapat langsung bertanya ke Klinik pertanian tersebut, bahkan hanya melalui telepon.

Nantinya tim yang akan turun mengecek, apa permasalahan yang terjadi pada budidaya pertanian mereka.

Me




Urban Farming Bila Dikembangkan Serius, Jadi Solusi Emak-Emak Tekan Biaya Rumah Tangga

Sayangnya, urban farming di Indonesia belum dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tapi masih sebatas tren gaya hidup

HBK bersama petani

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Ketua Badan Pengawasan dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) mengatakan, konsep urban farming yang mengedepankan optimalisasi lahan sempit di perkotaan, bisa menjadi solusi pangan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di tingkat keluarga.

Jika dikembangkan dengan baik, konsep urban farming juga bisa mendukung kekuatan pangan nasional di masa mendatang.

“Intinya urban farming ini bisa menjadi solusi bagi emak-emak untuk menekan biaya rumah tangga untuk kebutuhan sehari-hari. Dan dalam jangka panjang, ini bisa membantu kekuatan pangan kita secara nasional,” kata HBK, Senin (03/12).

Selain itu, pola urban farming juga akan membantu menciptakan suasana hijau dan asri di perkampungan Kota.

Seperti diketahui, tren urban farming di Indonesia beberapa tahun ini telah mengalami peningkatan. Pertanian dengan lahan sempit di perkotaan itu digadang bisa menjadi solusi permasalahan pangan.

Turunnya jumlah petani, urbanisasi, dan keterbatasan lahan, hingga kini menjadi masalah serius dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Hanya saja, papar HBK, urban farming di Indonesia belum dikembangkan serius untuk memenuhi kebutuhan pangan. Urban farming masih sebatas tren gaya hidup. Tren ini belum diproyeksikan untuk pemenuhan kebutuhan pangan.

“Kalau kita serius, itu (urban farming) sebenarnya salah satu upaya untuk mengatasi kelangkaan pangan bahkan mal nutrisi di masyarakat kota,” ungkapnya

HBK menjelaskan, di negera-negara maju, konsep  urban farming dapat menyumbang 20-30 persen dari kebutuhan pangan kota.

Pemerintah sendiri belum menjadikan pangan sebagai isu utama. Pembahasan pangan hanya dilakukan saat ada krisis. Dan, setiap kali krisis, solusinya adalah impor.

“Paradigma itu yang perlu dirubah, kita harus mulai membangun kemandirian,” kata HBK.

Gandeng Kelompok PKK dan KWT

HBK mengatakan, konsep urban farming bisa dimulai juga di NTB, terutama Pulau Lombok.

Hal ini akan semakin efektif bila dilakukan dengan penggandeng kelompok emak-emak anggota PKK dan juga Kelompok Wanita Tani (KWT).

“Dikembangkan dengan program yang melibatkan PKK dan KWT juga akan semakin baik. Karena selama ini kan kebijakan pemerintah kita di daerah juga masih sporadis soal pertanian. Padahal jika semua diintegrasikan akan semakin bagus”, katanya.

Ia mencontohkan, program PKK yang terpusat memiliki dua aspek yang bisa dimanfaatkan.

Yakni dari sisi Kebun Gizi yang berhubungan dengan Kesehatan, dan Kebun Bibit yang berhubungan dengan Pertanian.

Namun, dua-duanya bisa bersinergi dengan pola urban farming.

Emak-emak bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari, dan bisa juga menanam tanaman apotik hidup untuk kebutuhan kesehatan.

“Dalam satu sisi itu saja, maka Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian bisa ikut intervensi. Selain PKK, juga bisa dilibatkan kelompok wanita tani (KWT). Jadi sebenarnya sumber daya kita ada, jangan anggap remeh potensi emak-emak ini,” katanya.

Menurut HBK, jika konsep urban farming ini dipadukan dengan pertanian terintegrasi, bukan tidak mungkin banyak juga pengusaha yang tertarik untuk berinvestasi mengembangkannya lebih baik lagi di NTB ini.

Me




HBK Jenguk Warga Penderita Lumpuh Dan Polio

HBK berulangkali menyampaikan, supaya para wakil rakyat yang akan duduk di parlemen memperhatikan warganya

lombokjournal.com —

MATARAM ;  Caleg DPR RI  Partai Gerindra Nomor Urut 1, dari Dapil NTB-2/ Pulau Lombok,  H Bambang Kristiono (HBK) terus bersilaturahmi  dengan masyarakat.

Kali ini HBK berkeliling didampingi sang istri tercinta Hj. Dian Bambang Kristiono menuju Lingkungan Pagutan Asak, Kelurahan Pagutan Barat-Kota Mataram, dan berjumpa tokoh masyarakat setempat, Bapak Mangku Siwenate.

Dari pertemuan itu, HBK dan istri mendapat informasi dari sejumlah warga sekitar, kalau ada beberapa orang warga yang sakit. Mendapat informasi itu, HBK dan istri berinisiatif mendatangi warga yang sakit itu.

“Kita kesana saja langsung ya, melihat kondisinya,” kata HBK, Jumat (30/11).

Yang pertama didatangi adalah Ni Komang Renti, nenek yang usianya cukup sepuh. Menurut penuturan keluarga, usianya sekitar 90 tahun. Penglihatan dan pendengaran nenek ini kurang baik.

“Jadi susah kalau diajak bicara,” ucap salah seorang keluarga.

Beranjak dari sana, HBK bersama istri kemudian mendatangi keluarga Komang Sandiarta dan Niluh Ariasti. Keluarga ini memiliki anak sakit, namanya Gede Langkir. Anak pertama dari Komang Sandiarta tersebut, sudah 24 tahun terserang sakit polio.

“Sudah diobati oleh banyak Dokter, tapi kondisinya belum juga berubah,” kata Niluh Ariasti sang ibu.

Ariasti menghaturkan terima kasih kepada HBK dan istri yang telah peduli dan bersedia melihat kondisi putra sulungnya.

“Mudah-mudahan kepedulian ini memberi manfaat. Terima kasih,” katanya.

Belum berhenti, HBK bersama istri kemudian datang ke rumah Nyoman Sumantan. Di rumah ini ada anak sepuluh tahun bernama Nengah Angga yang tengah sakit, juga sakit polio.

“Dari lahir kena polio,” ucap Nyoman Sumantan singkat.

Pemandangan menarik terjadi antara Nengah Angga, HBK, dan istri. Berulang kali HBK bersama Hj. Dian BK menghibur Angga, responnya cukup baik. Angga tertawa berulangkali setiap Hj. Dian BK mengajaknya bercanda.

“Sehat terus ya Angga. Anak pintar,” ujar Hj. Dian BK.

Dari informasi warga sekitar, Nengah Angga hanya hidup bersama ibu dan kakeknya, ayahnya sudah meninggal. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga ibunya menjadi pembantu rumah tangga (PRT).

Terakhir HBK bersama istri mendatangi rumah Ni Nengah Cite. Kondisi nenek ini juga tengah sakit. Pendengaran dan penglihatannya juga kurang baik.

“Semoga sehat selalu ya Ibu,” kata Hj. Dian BK.

Dari silaturahmi dengan warga ini, HBK berulangkali menyampaikan, supaya para wakil rakyat yang akan duduk di parlemen memperhatikan warganya, khususnya dari Partai Gerindra.

“Warga yang sakit ini akan bisa terbantu kalau ada warga di lingkungan ini menjadi anggota dewan yang berkomitmen,” tegas HBK.

Me




HBK : Mari Bertarung Secara Terhormat Dalam Pemilihan Legislatif 2019

HBK merupakan Caleg DPR RI Partai Gerindra dengan nomor urut-1 dari Dapil NTB II/Lombok, yang maju sebagai Caleg atas perintah langsung dari Prabowo Subianto

Haji Bambang Kristiono (HBK)

lombokjournal.com —

MATARAM —  Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) menggelar pertemuan dengan sejumlah awak media di Lombok,  di Lesehan Kemuning, Jalan Majapahit, Kota Mataram, Kamis (29/11) siang.

Dalam kopi darat bersama awak media, HBK menceritakan perjalanan kisah hidupnya bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

HBK mengatakan, telah bekerja, mengabdi dan mendampingi Prabowo Subianto dalam tiga era atau zaman perjalanan hidup yang dijalani Prabowo Subianto.

Pada tahun 1994, saat HBK baru saja menyelesaikan tugas belajarnya di luar negri yaitu di Negara Australia, saat itu bertepatan juga dengan baru dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Komandan Kopassus.

Sebagai seorang prajurit yang baru pulang melaksanakan tugas belajar di luar negri, HBK kemudian bertemu Prabowo Subianto, sebagai atasannya langsung untuk melapor kepulangannya.

“Kebetulan Bapak Prabowo baru dilantik sebagai Komandan Kopassus yang baru. Selesai melapor dan diterima beliau di kantornya, dalam perjalanan pulang ke satuan saya di Grup-4 Kopassus, kemudian saya diperintah oleh Komandan Grup saya untuk kembali ke Makopassus keesokan harinya untuk menjadi Sekretaris Staf Pribadi (Sespri) Komandan Kopassus yang baru”, ungkapnya.

HBK menjadi Sespri Prabowo hingga 1997, dan setelah itu dia menjabat sebagai salah satu Komandan Batalyon di Grup-4 Kopassus.

Pengabdian HBK kepada Prabowo berlanjut hingga tahun 2000. Pada saat Prabowo pensiun, HBK kembali menemani Prabowo dalam menjalankan bisnis yang Prabowo miliki dan pimpin. Beberapa perusahaan milik Prabowo dikelola oleh HBK, sehingga tidak jarang HBK dikenal sebagai “Samurainya Prabowo”.

“Kemudian di saat Prabowo Subianto mewakafkan sisa hidupnya pada perjuangan politik, kemudian HBK dipercaya sebagai Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra,” ungkapnya.

Pendirian Partai Gerindra

Saat HBK menetap di Malaysia, pada tahun 2008, HBK dipanggil oleh Prabowo ke Singapura. Kebetulan setiap weekend beliau selalu bezook dan menemani ibundanya yang sedang dirawat di RS Mount E, di Singapura.

Dia bersama Fadli Zon dipanggil untuk berdiskusi soal keinginan Prabowo untuk mengabdikan dirinya pada kemaslahatan bangsa dan negara. Dan pertemuan tersebut menjadi cikal-bakal terbentuk dan didirikannya Partai Gerindra.

“Maka dalam pertemuan itu diputuskan nama Partai, dirancang visi-misi Partai dan sebagainya”, jelasnya.

Maju Menjadi Caleg

HBK saat ini merupakan Caleg DPR RI Partai Gerindra dengan nomor urut-1 dari Dapil NTB II/Lombok, yang maju sebagai Caleg atas perintah langsung dari Prabowo Subianto.

Sebagai wujud kesetiaannya, HBK kemudian maju mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari Lombok ini.

Dia menyampaikan harapan Prabowo agar masyarakat Pulau Lombok menjadi sejahtera, mengingat Lombok merupakan lumbung suaranya.

“Beliau memerintahkan saya ke Lombok, untuk bisa menjadi trigger dalam mewujudkan Pulau Lombok yang masyarakatnya menjadi adil dan sejahtera sesuai cita-cita Prabowo Subianto,” ungkapnya.

“Saya mendapat kepercayaan, amanah dan penugasan dari beliau untuk menjadi Caleg DPR-RI dari Dapil NTB II dengan nomor urut-1. Saya ikut bertarung menjadi Caleg dari Pulau Lombok,” sambung HBK.

Selain maju sebagai Caleg, HBK juga bertugas memanaskan mesin Partai Gerindra di NTB guna menjaga suara Partai tetap aman dalam Pilpres 2019 mendatang.

HBK membantah maju menjadi Caleg semata-mata untuk mengejar pangkat atau jabatan, demikian juga dengan harta atau kekayaan. Melainkan murni sebagai kesetiaan terhadap perintah Ketua Umum Partainya.

“Kalau hanya menjadi anggota DPR RI, kalau hanya itu cita-cita saya, maka saya tidak hanya bertarung pada 2019 ini. Sudah dari jauh-jauh hari saya punya kesempatan untuk ikut terlibat dalam perhelatan itu. Karena saya salah satu inisiator, bidan kelahirannya Partai Gerindra,” tandasnya.

Menepis Isu Caleg Impor

Perjalanan HBK menjadi Caleg di Lombok, tampaknya tidak berjalan mulus. Isu Caleg Impor telah menyerangnya. Dia diisukan hanya mengincar suara di lumbung suara Prabowo Subianto ini.

Hal tersebut tentu dibantah HBK. Dia lagi-lagi menegaskan majunya sebagai Caleg atas permintaan Prabowo Subianto.

“Kalau hanya jabatan yang saya kejar, saya tidak perlu jadi anggota Dewan. Kalau beliau (Prabowo) jadi Presiden RI, pasti HBK dibawanya ke Istana,” tegasnya.

Dia berharap isu Caleg Impor ini untuk segera diakhiri. HBK meminta para Caleg untuk berkompetisi atau bertarung secara terhormat.

“Mari bertarung secara terhormat, dan jika terpilih nanti, mari juga bertarung lagi, siapa anggota DPR RI yang dikirimkan Pulau Lombok ini kemudian menjadi anggota DPR RI yang paling banyak berpihak, dan membawa banyak manfaat dan kebaikan kepada masyarakat Lombok yang diwakilinya,” katanya.

Me




PLN Tambah Kabel Laut, Untuk Antisipasi Kebutuhan Listrik Tiga Gili

Selain menambah kapasitas, penambahan kabel laut ini juga akan meningkatkan keandalan listrik di Kawasan Tiga Gili

MATARAM.lombokjournal.com — PLN (Persero) menambah kabel laut ke Kawasan Tiga Gili (Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan), untuk mengantisipasi kebutuhan listrik di pulau kecil yang diminati wisatawan mancanegara itu.

“Listrik merupakan faktor penting dalam mendukung kemajuan pariwisata. Kawasan Tiga gili ini merupakan destinasi favorit wisatawan. Kebutuhan listriknya terus meningkat, untuk antisipasi maka kita siapkan listriknya dengan penambahan kabel laut,” terang General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka, Rabu (28/11).

Data Dinas Pariwisata Provinsi NTB menunjukan, angka pada tahun 2017 jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB telah mencapai 3,5 juta wisatawan. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2016 yang hanya sejumlah 3,2 juta wisatawan.

Kawasan Tiga Gili menjadi destinasi utama NTB, khususnya bagi wisatawan asing. Pada tahun 2018, ditargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 4 juta wisatawan.

Pertumbuhan beban listrik sejalan dengan pertumbuhan jumlah wisatawan. Pertumbuhan beban listrik, khususnya di Kawasan Tiga Gili selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2014 beban listrik di Kawasan Tiga Gili baru mencapai 2 Megawatt (MW), namun meningkat menjadi, 4,2 MW pada tahun 2016 dan 4,6 MW pada tahun 2017. Pada pertengahan tahun 2018, beban kembali meningkat menjadi  5 MW.

Rudi menjelaskan, penambahan kapasitas listrik dilakukan dengan menambah dua buah kabel laut 20 kiloVolt (kV) masing-masing sepanjang  4,7 kilometer sirkuit (kms) yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Kawasan Tiga Gili.

Sebelumnya, PLN juga telah memasang dua buah kabel laut 20 kV untuk melistriki Kawasan Tiga Gili. Penambahan dua kabel total sepanjang 9,4 kilometer sirkuit (kms) ditambah akan beroperasinya Gardu Induk Tanjung dapat meningkatkan kapasitas daya listrik untuk Kawasan Tiga Gili dari 16 MW menjadi 36 MW.

“Dengan kapasitas yang besar, investor tentu tidak akan lagi khawatir dengan ketersediaan listrik di Kawasan Tiga Gili,” tutur Rudi.

Selain untuk menambah kapasitas, penambahan kabel laut ini juga akan meningkatkan keandalan listrik di Kawasan Tiga Gili.

“Tiga gili ini kan menjadi destinasi utama, jangan sampai kalau nanti ada gangguan di satu kabel laut, tidak ada cadangannya. Tambahan kabel laut yang kita pasang ini jadi back up, supaya listrik di Kawasan Tiga Gili tetap andal,” kata Rudi.

Pembangunan kabel laut di Kawasan Tiga Gili juga telah mendapatkan izin-izin dari badan-badan terkait, baik di tingkat pusat maupun provinsi.

Dari sisi keamanan, kabel laut yang dipasang telah dilapisi pengaman khusus dan ramah lingkungan sehingga tidak akan mengganggu tumbuhnya terumbu karang. Bahan pelindungnya telah disesuaikan agar dapat menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang.

Selain itu, posisi kabel juga tidak akan mengganggu lalu lintas kapal nelayan dan pariwisata.

Pembangunan kabel laut tambahan untuk Kawasan Tiga Gili ini direncanakan selesai pada Desember 2018, dan akan beroperasi pada Januari 2019.

AYA/Hms PLN




BPBD Lotim Adakan Pelatihan Membentuk Desa Tangguh Bencana

Desa Beririjarak pada kejadian Gempa beberapa bulan yang lalu merupakan desa yang paling terdampak di Kecamatan Wanasaba

LOTIM.lombokjournal.com –– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengadakan kegiatan pelatihan penanggulangan dan pengurangan resiko bencana kepada warga.

Kegiatan ini dilakukan di Desa Beririjarak Kecamatam Wanasaba, dari tanggal 19 hingga 27 November 2018.

Tujuannya membentuk desa tangguh bencana, saat mengalami bencana gempabumi, banjir, tanah longsor dan lainnya.

Materinya meliputi pengetahuan kebencanaan dan eknik dasar pertolongan pertama.

Tak hanya penyampaian materi, tapi langsung dipraktikkan dalam bentuk simulasi di halaman Kantor Desa Beririjarak yang dipandu fasilitator dari BPBD, PMI dan Konsepsi.

Kepala Desa Beririjarak, Lalu Pauzi mengatakan, Desa Beririjarak pada kejadian Gempa beberapa bulan yang lalu merupakan desa yang paling terdampak di Kecamatan Wanasaba.

“Pembentukan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) menjadi keharusan, mengingat daerah Desa Beriirijarak merupakan  daerah yang berbatasan langsung dengan TNGR,” ungkapnya, saat memberikan sambutan pada acara penutupan, di Beririjarak, Wanasaba, Selasa (27/11) siang.

Pauzi juga memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada fasilitator dan seluruh lapisan masyarakat.

“Pihak BPBD dan kepada para peserta yang telah antusias dalam melaksanakan kegiatan pelatihan,” ucapnya.

Pemerintah Desa berkomitmen mnegalokasikan anggaran yang dituangkan dalam Rencana Pembangunna Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Beririjarak, untuk membantu kegiatan operasional TSBD.

“Untuk itu tim relawan siap bekerja dan diterjunkan bila sewaktu – waktu terjadi bencana,” ingat Pauzi penuh harap.

Menurut salah seorang peserta, Saelal Arimi, a pelatihan penanggulangan bencana sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Salah satunya, aksi tanggap darurat lebih tersistematis serta lancarnya koordinasi di lapangan.

“Penanganan bencana semakin terkkoordinir terutama saat tanggap darurat,” katanya, kepada lombokjournal.com.

Selain itu, menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat terkait pengurangan dampak resiko dari bencana.

“Terus masyarakat mulai sadar tentang upaya upaya pengurangan resiko bencana,” lanjut Elal, sapaan akrabnya.

Kegiatan yang berlangsung  selama tujuh hari di Aula Kantor Desa Beririjarak tersebut, diikuti oleh 30 peserta.

Terdiri dari perwakilan Pemdes (Kaur Desa), Kepala Dusun (Kadus) se Desa Beririjarak, LKMD, perwakilan Karang Taruna, Kader , Pemuda dan masyarakat.

Razak