Ekspedisi Mistis akan Dihidupkan Kembali oleh Mi6

Upaya buka peluang bangkitkan kejayaan ekonomi daerah, Mi6 Galakkan Kembali Program Ekspedisi Mistis

MATARAM.LombokJournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 akan menghidupkan kembali program Ekspedisi Mistis. Ekspedisi ini akan difokuskan sebagai gerakan budaya dan ekonomi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Salah satunya dengan menggerakkan masyarakat mencari jejak harta berharga peninggalan sejarah kerajaan yang pernah berjaya di Bumi Gora.

”Di setiap sudut daerah kita, ada banyak kisah yang menunggu untuk dipahami. Ekspedisi ini adalah cara kami mendengarkan dan menemukannya. Ini adalah perjalanan menuju dimensi yang terlupakan,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto di Mataram, Sabtu (29/03/25).

BACA JUGA : Pawai Ogoh Ogoh Rangkaiam Perayaan Nyepi 2025

Ekspedisi ini pasti memerlukan paranormal yang memiliki clairvoyance atau penglihatan jauh
Bambang Mei alias Didu

Analis kawakan Bumi Gora yang karib disapa Didu ini menegaskan, mencari harta peninggalan kerajaan yang pernah eksis di Bumi Gora bukan hanya soal sejarah. Tetapi juga memiliki potensi ekonomi besar jika dilakukan dengan cara yang benar.

Saat ini kata Didu, minat global terhadap wisata sejarah dan budaya sungguh sangat besar. Karena itu, Ekspedisi Mistis ini disebutnya akan dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi masyarakat NTB dan bahkan secara nasional.

”Sejarah dan ekonomi selalu berjalan beriringan. Manakala kita menemukan harta sejarah, itu berarti peluang besar bagi kita untuk membangkitkan kejayaan ekonomi daerah,” ucap Didu.

Di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, kata Didu, jejak sejarah dan peradaban kerajaan-kerajaan lokal masih banyak yang belum sepenuhnya tersingkap. 

Dia memberi contoh, kerajaan-kerajaan yang yang tertimbun letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Letusan gunung api terbesar di peradaban modern tersebut telah mengubur kerajaan beserta penduduknya dalam abu vulkanik. Mirip dengan kejadian di Pompeii, Italia, yang mengubur peradaban akibat letusan Gunung Vesuvius.

Beberapa ekspedisi arkeologi telah menemukan sisa-sisa pemukiman, peralatan rumah tangga, perhiasan, dan benda-benda berharga lainnya yang menunjukkan peradaban yang maju di Pulau Sumbawa sebelum letusan Gunung Tambora.

Demikian halnya di Pulau Lombok. Sejumlah ekspedisi arkeologi telah menemukan emas dan perhiasan di makam-makam kuno yang diduga berasal dari kerajaan Sasak atau juga pengaruh Kerajaan Majapahit.

Simpanan Emas

Didu menegaskan, jejak peradaban sejarah membuktikan, bahwa hampir setiap kerajaan lokal di Nusantara pada masa lampau memiliki simpanan emas. Tak kecuali kerajaan-kerajaan lokal di Bumi Gora. Kala itu, emas adalah simbol kekayaan, status, dan juga digunakan sebagai alat tukar atau persembahan.

Didu mengungkapkan, emas sering digunakan dalam perdagangan internasional, terutama dengan pedagang dari India, Tiongkok, dan Timur Tengah. Emas juga menjadi simbol kekuasaan. Itu sebabnya, raja dan bangsawan sering memiliki mahkota, perhiasan, dan aksesoris dari emas sebagai tanda kebesaran.

Selain itu, emas juga menjadi cadangan kekayaan karena tahan lama dan tidak mudah rusak. Sejak dahulu, masyarakat Nusantara sudah tahu, emas adalah aset yang aman untuk disimpan dalam jangka panjang.

Di samping itu, emas juga sebagai persembahan dalam ritual keagamaan. Itulah mengapa, berbagai ekspedisi arkeologi menemukan ada patung dewa, alat ritual yang terbuat dari emas, atau mas kawin yang berupa emas.

BACA JUGA : Arus Mudik Lebaran 2025, Moda Laut dan Darat Meningkat

Harta-harta berharga itu, kata Didu, banyak yang hingga kini masih tertimbun bersamaan dengan sejarah peradaban kerajaan-kerajaan masa lalu tersebut. Itulah mengapa, Ekspedisi Mistis yang diinisiasi Mi6 ini memiliki urgensi yang sangat besar.

Pertanyaan utamanya adalah, di manakah harta-harta berharga berupa simpanan emas kerajaan-kerajaan di Bumi Gora tersebut terkubur? Inilah yang hendak ditelusuri dan diungkap oleh Ekspedisi Mistis Mi6.

Didu menjelaskan, Ekspedisi Mistis ini akan melibatkan para ahli arkeologi. Termasuk juga lembaga pemerintah yang membidangi hal ini seperti Balai Pelestarian Budaya atau Badan Arkeologi dan Purbakala. Dengan begitu, lembaga-lembaga pemerintah ini bisa menjadi lembaga yang proaktif, tidak hanya bersifat pasif.

Selain itu, Ekspedisi Mistis juga akan melibatkan mereka yang berprofesi sebagai paranormal. Sebab, kata Didu, ekspedisi ini sudah pasti memerlukan mereka untuk menembus dimensi lain. Seperti diketahui, paranormal memiliki clairvoyance atau penglihatan jauh, yang memungkinkan mereka bisa “melihat” lokasi tersembunyi atau peristiwa yang telah terjadi.

Potensi Ekonomi

Didu menyadari sepenuhnya, bahwa program Ekspedisi Mistis yang digagas Mi6 ini akan ramai menjadi perbincangan publik. Terutama lantaran eksplorasi dan eksploitasi harta peninggalan kerajaan masa lampau ini memang masih menjadi topik kontroversial sebab melibatkan aspek hukum dan budaya. Namun, mantan Eksekutif Daerah WALHI NTB dua periode ini menekankan, potensi ekonomi yang sangat besar untuk daerah, menjadikan ekspedisi ini harus ada yang memulai.

Didu pun memaparkan sejumlah contoh potensi-potensi ekonomi tersebut. Dia mengatakan, nantinya ekspedisi ini akan melahirkan situs arkeologi baru. Dan situs arkeologi tersebut akan bisa diubah menjadi destinasi wisata baru. Seperti halnya situs Kerajaan Majapahit di Trowulan di Jawa Barat, atau Situs Megalitikum di Gunung Padang, Jawa Barat.

”Bayangkan, jika harta peninggalan kerajaan-kerajaan kita yang dulu pernah begitu jaya, ditemukan dan dipamerkan di sebuah destinasi wisata khusus. Ini bisa menjadi daya tarik baru dan menghidupkan perekonomian daerah,” kata Didu.

BACA JUGA : Dwifungsi ABRI Tak Diberi Ruang dalam Revisi UU TNI

Ekspedisi Mistis ini juga kelak akan melahirkan industri kreatif berupa replika dan produk budaya. Nantinya, artefak yang ditemukan selama ekspedisi, akan menginspirasi industri kreatif di NTB. Misalnya berupa pembuatan replika perhiasan emas, patung, kain wastra bercorak sejarah, dan lainnya. 

Sehingga hal ini sudah pasti akan menciptakan lapangan kerja bagi seniman dan pengrajin lokal. Juga mendorong ekspor produk budaya ke pasar global, dan memperkaya sektor ekonomi berbasis heritage dan seni.

”Jika artefak peninggalan kerajaan Bumi Gora ditemukan dan dipromosikan. Masyarakat bisa memanfaatkan desainnya untuk menciptakan produk khas yang bernilai ekonomi tinggi,” ucap Didu.

Contoh sukses terkait hal ini kata Didu, sudah sangat banyak. Salah satunya misalnya, bagaimana perhiasan khas Majapahit yang ditemukan di Trowulan telah direplika dan dijual sebagai suvenir premium. Atau bagaimana kain wastra dengan motif kerajaan kuno seperti Pajajaran dan Sriwijaya, telah menjadi tren di industri fashion.

Dengan begitu, kata Didu, pada akhirnya, program Ekspedisi Mistis ini kelak akan menghadirkan lapangan kerja baru dalam sektor penelitian dan restorasi. 

Berbagai profesi akan hidup. Arkeolog dan sejarawan. Pemandu wisata sejarah. Pengelola museum dan situs bersejarah. Pengrajin dan seniman yang mereplika artefak. Dan juga para teknisi konservasi benda bersejarah.

”Mencari dan menemukan harta peninggalan kerajaan di masa lampau, sekali lagi bukan hanya tentang sejarah. Tetapi juga memiliki dampak ekonomi besar bagi masyarakat. Ekspedisi ini adalah investasi ekonomi masa depan Bumi Gora,” tutup Didu (*)

 

 




Pawai Ogoh Ogoh Rangkaian Perayaan Nyepi 2025

Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal mengatakan kegiatan pawai Ogoh Ogoh milik semua warga NTB

MATARAM.LombokJournal.com ~  Pawai Ogoh Ogoh sebagai rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi, dilepas Gubernur NTB, Lalu Iqbal di halaman depan Kantor Lurah Cakranegara Barat Mataram (28/3/2025). 

BACA JUGA : Arus Mudik Lebaran  2025, Moda Transportasi Laut dan Darat Meningkat 

Pada tahun-tahun mendatang PAWAI oGOH oGOH SEBAGAI perayaan rangkaian upacara Nyepi ini bisa lebih baik
Gubernur NTB dan Walikota Mataram

Gubernur Iqbal menyampaikan selamat menjalankan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Ia mengakui, hal itu merupakan kesempatan pertamanya menghadiri pawai Ogoh Ogoh.

“Ini adalah kehadiran pertama saya pada upacara ini, mudahan sejak saat ini, upacara ini bukan saja menjadi milik umat Hindu, melainkan milik semua warga NTB,” ungkap gubernur..

Gubernur NTB yang akrab disapa Miq Iqbal berharap, pada tahun-tahun mendatang  perayaan rangkaian upacara Nyepi ini bisa lebih baik, dan mampu memberikan sentuhan rohani bagi umat Hindu khususnya, dan warga NTB.

“Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita warga NTB cinta damai, memahami makna toleransi dan solidaritas antarsesama sehingga nanti malam mulai melaksanakan penyepian dengan penuh kekhusu’an,” tandasnya.

BACA JUGA : SKUAT INDEMO, Beri Dukungan Moril pada Jurnalis Tempo

Sementara itu, Pembina Aliansi Pemuda Hindu Lombok, Anak Agung Made Djelantik menyampaikan terima kasih kepada pecalang, panitia penyelenggara dan para pihak yang terlibat atas kerja sama sehingga kegiatan pawai Ogoh Ogoh bisa berjalan lancar dan damai.

Disebutkan kegiatan ini rutin rangkaian pawai itu yang dilakukan setiap tahunnya dengan penuh kebersamaan dan toleransi yang menjadi kebanggaan bersama. 

Ditambahkan pula, melalui kegiatan ini menjadi bagian dari apresiasi seni dan budaya sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat.

BACA JUGA : Bonus Atlet Diserahkan, Gubernur Ingatkan Investasi Olahraga

“Melalui momentum ini, mari sama-sama menjaga kebersamaan dan memupuk toleransi antarumat beragama,” pungkasnya. san/dyd

 

 




Desa Kateng Bershalawat untuk Peringati Nuzulul Qur’an

Mengakhiri Safari Ramadhan di Kateng, Lombok Tengah, Gubernur Miq Iqbal membuka kegiatan Desa Kateng Bershalawat dan  minta doa dan dukungan Masyarakat

LOTENG.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal mengakhiri Safari Ramadhan di Kabupaten Lombok Tengah, dengan kunjungan ke Pondok Pesantren Nahdatul Ulama Riyadlul Anwar di Kateng serta pembukaan kegiatan Desa Kateng Bershalawat di halaman SDN 1 Kateng, Sabtu (15/03/25).

BACA JUGA : Miq Iqbal Dengarkan Asporasi Masyarakat

Safari Ramadhan  itu diawali buka bersama, salat Maghrib, dan tarawih berjamaah di Ponpes Riyadlul Anwar. Usai tarawih, Gubernur NTB menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB berupa sarung dan mukenah, serta bantuan sembako dari BAZNAS NTB dan Bank NTB Syariah.

Miq Iqbal—sapaan akrab Gubernur NTB—membuka kegiatan Desa Kateng Bershalawat dalam rangka memperingati malam Nuzulul Quran bersama para tuan guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Desa Kateng.

Dalam sambutannya, Miq Iqbal menceritakan kisah dari Kitab Tanqih al-Qaul al-Hatsits karya Syekh Nawawi al-Bantani. 

Ia mengisahkan ulang tentang seorang pemabuk berat yang meninggal dalam keadaan khusnul khotimah karena senantiasa mengamalkan shalawat, bahkan saat mabuk, serta bertobat menjelang akhir hayatnya.

BACA JUGA : ITDC Harus Tumbuh Bersama Masyarakat

“Inilah kekuatan shalawat. Mudah-mudahan dengan kita semua bershalawat malam ini, bukan saja kita semua menjadi ahli surga, tetapi dengan shalawat ini membuka jalan bagi provinsi kampung halaman kita tercinta, NTB, kelak menjadi provinsi yang maju; provinsi yang gemah ripah, loh jinawi, toto tentrem, kerto raharjo, dan menjadi provinsi yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” harapnya.

Di tengah acara pembukaan Desa Kateng Bershalawat, Miq Iqbal menyatakan akan memberikan perhatian lebih terhadap daerah-daerah yang dianggap terbelakang di NTB. Ia juga meminta doa dan dukungan dari masyarakat Desa Kateng.

Agar dapat menjalankan amanah sebagai pemimpin yang amanah, adil, serta mampu menyejahterakan dan memakmurkan masyarakat NTB. 

BACA JUGA : Wagub NTB Regaskan Dukungan Pembangunan Kabupaten/Kota

Terakhir, Gubernur NTB memberikan bantuan secara simbolis berupa santunan kepada anak yatim. ***

 

 




Ummi Dinda Silaturahmi bersama Masyarakat Rabadompu

Ummi Dinda mengungkapkan bahwa Kelurahan Rabadompu dikenal sebagai kelurahan pengrajin tenun di Kota Bima

SUMBAWA.LombokJourbal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri yang akrab disapa Ummi Dinda bersilaturahmi sekaligus menyapa masyarakat Kelurahan Rabadompu Kota Bima di Masjid An-Nur lingkungan setempat, Rabu (12/03/25). 

BACA JUGA : Wagub NTB Tegaskan Dukungan Pembangunan Kebupaten/Kota

Ummi Dinda memohon doa dan dukungan masyarakat kota Bima untuk ikut mengawasi program-program pembangunan di Provinsi NTB

Silaturahmi tersebut dalam rangkaian safari Ramadhan di pulau Sumbawa. 

Pada kesmepatan itu Wagub NTB memohon doa dan dukungan masyarakat kota Bima untuk ikut mengawasi program-program pembangunan di Provinsi NTB.

“Semoga amanah dapat kami jalankan dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan NTB,” harap Ummi Dinda.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Kelurahan Rabadompu dikenal sebagai kelurahan pengrajin tenun di kota Bima. 

BACA JUGA : Tunggang Gunung Liris “Bungkam”, Tolak Pembungkaman

Karenanya, Wagub sangat mengapresiasi dan mengakui bangga dengan para gadis-gadis penenun yang ikut membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

“Kami harap keahlian perempuan Rabadompu tetap dikembangkan dan dilestarikan bagi generasi selanjutnya,” ungkapnya.

Sekretaris Daerah Kota Bima, Drs. H. Mukhtar mengungkapkan Pemkot Bima tetap mendukung dan mensupport program-program pembangunan pemerintah Provinsi NTB.

“Semoga NTB ke depannya menjadi baldatun Thoyyibatun warabbun gofur,” harapnya.

BACA JUGA : Bulan Madu, Harapan dan Optimisme pada Meritokrasi 

Wagub NTB berkesempatan menyerahkan sejumlah bantuan sembako dan bibit pertanian kepada masyarakat kelurahan Rabadompu. Manikpkominfo

 

 




Safari Ramadhan Ajang Silaturahmi dan Syukuran Pimpinan Daerah

Sekda NTB menegaskan koordinasi dengan Pemerintah Daerah di masing-masing Kabupaten/Kota agar Safari Ramadhan berjalan lancar

MATARAM.LombokJournal.com ~ Menyambut bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah/Tahun 2025, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipimpin langsung oleh Sekda NTB, Gita Ariadi dan dihadiri oleh Kepala Dinas dan perwakilan OPD Provinsi NTB menggelar rapat persiapan Safari Ramadhan

BACA JUGA : Silaturahmi Gubernur NTB dengan Wakil Gubernur dengan Kepala Daerah se NTB

Sekda NTB menegaskan koordinasi dengan Pemerintah Daerah di masing-masing Kabupaten/Kota agar Safari Ramadhan berjalan lancar
Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi

Kegiatan SafarI Ramadhan itu sekaligus silaturahmi dan syukuran atas amanah yang baru diterima oleh kepala daerah yang berlangsung di ruang rapat anggrek Kantor Gubernur NTB, Kamis (27/02/025).

Miq Gita menegaskan pentingnya koordinasi yang matang dengan Pemerintah Daerah di masing-masing Kabupaten/Kota agar kegiatan Safari ini dapat berjalan lancar. Serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang dikunjungi oleh bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

“Untuk rangkaian acara ini, saya harapkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan diselenggarakan di masjid agung tiap Kabupaten/Kota yang dikunjungi agar mudah mobilisasi,” ucap  miq Gita.

BACA JUGA : Reses Wakil Ketua DPRD Lobar, Siap Perjuangkan Kesejahteraan

Selain itu, Miq Gita menyampaikan Safari Ramadhan tahun 2025 mengusulkan tema yang diangkat terkait silaturahmi serta syukuran terpilihnya Kepala Daerah.

OPD diminta sediakan bingkisan yang diberikan kepada masjid yang dikunjungi berupa sarung, sembako, mukenah, santunan anak yatim dan bibit pohon.

“Karna adanya efisiensi anggaran, saya berharap agar seluruh OPD dan instansi perangkat daerah dapat bekerjasama dalam pengupayaan sumbangan,” Lata Mq Gita pada seluruh peserta rapat yang hadir.

BACA JUGA : IWAPI NTB Harus Jadi Organisasi yang Bermanfaat untuk Masyarakat

Adapun Kabupaten dan Kota yang akan dikunjungi Tim Safari Ramadhan Provinsi NTB dan tanggal pelaksanaanya masih menunggu susunan acara yang akan disiapkan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan Biro Administrasi Pimpinan (Adpim), selaku penanggung jawab kegiatan. Edho/her

 

 




Indeks Pemajuan Kebudayaan NTB Lebih Tinggi dari Nasional

Jika pendekatan Indeks Pemajuan Kebudayaan adalah pendapatan per  kapita, maka tidak bisa dibawa dengan “tidur-tidur”

Dialog Kebudayaan membicarakan indeks pemajuan kebudayaan
Penulis : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Dalam Dialog Kebudayaan Nusa Tenggara Barat Tahun 2025, beberapa waktu lalu, Selasa (07/01/2025) di Teater Tertutup Taman Budaya NTB, Kepala Bappeda Prov. NTB Iswandi menyatakan Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) NTB sebesar 57,37. 

Angka ini di atas Indeks Pemajuan Kebudayaan  Nasional yang tercatat sebesar 57,13 berdasarkan data tahun 2023.

BACA JUGA : Pengabdian Masyarakat Eksplorasi Warisan Nusantara di Lombok

“Yang akan menjadi payung di dalam mengembangkan pemajuan kebudayaan di NTB, yaitu bagaimana kita memperkuat pemajuan kebudayaan dalam konteks mengakselerasi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan,“ ujar Iswandi.

Karena itu isu utama di NTB, lanjut Iswandi, kita masih terlalu banyak “tidur” siang. Jam kerja masyarakat kita kebanyakan pada sektor informal, di mana 70 prosen informal 30 prosen formal. 

“Nah, yang namanya misi transformasi, maka itu harus diubah. Dibalik, 70 prosen formal 30 prosen informal. Ini tantangan kita, karena angka IPK NTB sedikit lebih tinggi dari nasional, tapi kita harus mempunyai lompatan yang mendekati Prov. DIY (67,90) dan Prov. Bali (71,36),” tambahnya.

Sebelumnya Ketua Bappeda NTB menghubungkan indeks pemajuan kebudayaan dengan Pendapatan per kapita. Hal ini berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas (Indonesia) untuk 20 tahun ke depan. 

BACA JUGA : Aksi Bersih Pantai di Laong Baloq, Awali Tahun 2025

Ketua Bappeda NTB menghubungkan indeks pemajuan kebudayaan dengan Pendapatan per kapita
Tokoh Budaya NTB meramaikan dialog Kebudayaan NTB, untuk meningkatkan indeks pemajuan kebudayaam

“Jika pendekatannya adalah pendapatan perkapita, maka tidak bisa dibawa dengan “tidur-tidur”. Budaya kita harus dapat mengantarkan ke peningkatan produktivitas. Baru NTB ini akan naik dari lower midle income , pendapatan perkapita yang rendah menuju pendapatan perkapita yang tinggi. Dalam 20 tahun pendapatan perkapita harus naik menjadi pendapatan menengah ke tinggi. Ini berat, karena kalau tidak, kita akan berada dalam masyarakat yang masih tergolong miskin. Sedangkan Indonesia pada 100 tahun nanti harus sudah menjadi masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi. Negara maju,” imbuhnya.

Pemajuan Kebudayaan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memiliki tujuan inti untuk melindungi, melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan sebagai bagian penting dari identitas bangsa, sekaligus menghargai keragaman budaya yang ada di Indonesia. 

Pelaksanaan Undang-Undang itu mencerminkan pengakuan keragaman budaya dan perlindungan terhadap warisan budaya, mendorong partisipasi masyarakat dalam pemajuan kebudayaan, menghargai dan mendukung inovasi dan kreasi dalam produksi budaya, agar tetap aktual, dinamis, dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Dengan demikian, kebudayaan dapat terintegrasi ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik.

Sangat penting untuk dikembangkan kerja sama pentahelix antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, institusi pendidikan, dan media dalam pembangunan dan pemajuan kebudayaan.

Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menindaklanjuti mandat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan itu melalui terbitnya Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Gubernur Nomor 83 Tahun 2022 tentang Dewan Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat. Instrumen-instrumen itu menunjukkan kuatnya komitmen pemerintah dan masyarakat kebudayaan untuk menggerakkan pemajuan kebudayaan daerah Nusa Tenggara Barat.

Senapas dengan itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2025-2045 menegaskan aspek kebudayaan sebagai indikator kinerja utama. 

Hal ini dilandasi oleh kenyataan dan pengandaian bahwa persoalan-persoalan sosial, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan politik dapat diselesaikan dengan pendekatan budaya. 

Nilai dan praktik budaya yang berkembang dan bertahan di tengah masyarakat terbukti bekerja sebagai kohesi dan identitas sosial yang menghubungkan dan mengintegrasikan satu masyarakat dengan masyarakat lain. 

Sementara, oindeks pemajuan kebudayaam disusun sebagai salah satu instrumen untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan kebudayaan yang dapat digunakan sebagai basis formulasi kebijakan bidang kebudayaan, serta menjadi acuan dalam koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan.

Dari ketujuh dimensi pembentukan indeks pemajuan kebudayaan, menurut Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Didik Darmanto yang hadir secara daring, capaian dimensi ekonomi budaya, ekspresi budaya , dan budaya literasi Provinsi Nusa Tenggara Barat melampaui capaian nasional.

BACA JUGA : Marketing yang Dilandasi Prinsip Moralitas dan Nurani

Sementara itu, dimensi indeks pemajuan kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memerlukan upaya penguatan lebih adalah dimensi warisan budaya dan ketahanan sosial budaya .

Fondasi Pembangunan

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia H. M. Fadli Zon menyampaikan beberapa hal penting, sebagai pedoman dan tindak lanjut Dialog Kebudayaan NTB, yaitu:

Pertama, sebagai komitmen pemerintahan di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto, maka kebudayaan menjadi fondasi bagi pembangunan bangsa. Dari kunjungan kerjanya ke cagar budaya, Taman Narmada, beberapa desa adat, desa budaya Genggelang, desa Prawira dan Musium Negeri NTB, menjadi bukti betapa koleksi warisan dari budaya NTB luar biasa banyaknya.

“Saya melihat naskah lontar saja ada 1.300-an. Itu akuisisi sudah lama berhenti di tahun 2006.  Apalagi kalau terus menerus dilakukan akuisisi terhadap naskah-naskah itu. Jadi manuskrip-manuskrip termasuk mungkin Al Qur’an dan juga kitab-kitab tassawuf, fiqih atau kitab-kitab lain yang banyak ditemukan di NTB, memang perlu satu penanganan. Ini menunjukkan warisan budaya yang luar biasa,” ujar Menbud.

Kedua, Taman Budaya adalah salah satu budaya terobosan di masa lalu dalam rangka untuk menyemarakan kegiatan seni budaya, baik untuk seni pertunjukkan, teater, musik, tari-tarian, dan bagian dari ekspresi kebudayaan.

Harapannya, kegiatan di Taman budaya semakin semarak. Karena di Kementrian Kebudayaan, menurut Fadli Zon juga turut menyalurkan dana alokasi khusus untuk event di Taman Budaya setiap tahun. Perlu juga ada sentuhan perbaikan fisik. 

“Nanti kita bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota agar ada satu skema perbaikan fisik. Sehingga Taman-Taman Budaya ini lebih menarik bagi generasi muda, gen Z, generasi Alpha. Sehingga mereka datang ke sini selain untuk mencari hiburan, juga paling penting adalah bagaimana mereka bisa mengapresiasi seni budaya, ekspresi-ekspresi seni budaya, baik yang tradisi maupun yang kontemporer,” imbuhnya.

Menteri Kebudayaan sangat terbuka  untuk berkerja sama. Karena sebagaimana diketahui, ada Dana Abadi untuk kebudayaan. Sehingga untuk NTB perlu didesain untuk kegiatan yang sifatnya nasional. 

Ketiga, melihat begitu besarnya potensi warisan budaya tak benda ( intangible culture heritage ) dan upaya untuk merevitalisasi Museum Negeri NTB agar bisa menampung lebih banyak koleksinya dan terutama upaya untuk menghidupkan narasi, maka NTB harus punya Balai Pelestarian Kebudayaan (yang terpisah dari Provinsi Bali).

“Baru saja saya melantik Pengurus Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia Korwil Lombok. Mudah-mudahan ke depan ada katalog-katalog lontar NTB yang begitu banyak. Kita ingin tahu bagaimana kok bisa manuskrip-manuskrip ini lahir di NTB, termasuk yang paling legendaris adalah manuskrip Negara Kertagama,” tutup Menbud yang juga pernah menulis buku tentang Keris Lombok ini. 

Maklumat

Luaran dari rangkaian Dialog Kebudayaan NTB 2025 ini adalah sebuah maklumat dan rekomendasi sebagai berikut ini:

MAKLUMAT DAN REKOMENDASI DIALOG KEBUDAYAAN

NUSA TENGGARA BARAT 2025

Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini, Selasa, 7 Januari 2025 kami segenap insan dan masyarakat kebudayaan Nusa Tenggara Barat sebagai pemilik pemilik dan pelaku utama pemajuan kebudayaan daerah, setelah melalui dialog dan penjaringan pendapat (survey), menyepakati hal-hal sebagai berikut:

  1. Masyarakat Nusa Tenggara Barat memiliki khazanah dan potensi budaya yang kaya, baik budaya benda maupun maupun tak benda, berupa adat-istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional, tradisi lisan, dan manuskrip.
  2. Meniscayakan kebudayaan sebagai nilai inti yang mengikat kebersamaan seluruh komponen Masyarakat Nusa Tenggara Barat yang multikultural, menjadi identitas daerah, serta memandu dan mewarnai pembangunan, pemerintahan, dan dinamika sosial.
  3. Di tengah globalisasi budaya, masyarakat dan budaya daerah Nusa Tenggara Barat mengalami ancaman krisis identitas, pergeseran nilai, ketimpangan akses dan keberpihakan, kurangnya pembinaan dan pemberdayaan, keterbatasan sumberdaya dan dana bagi pengembangan infrastruktur dan dan institusi kebudayaan.
  4. Menyadari potensi, peran penting, dan tantangan kebudayaan sebagaimana di atas, maka Dialog Kebudayaan ini merekomendasikan:
  1. Mendorong partisipasi daerah untuk melaksanakan dan mengembangkan strategi pemajuan kebudayaan daerah dan nasional secara intensif.
  2. Mendorong pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan pemerintah Kabupaten/Kota se-NTB untuk membentuk Dinas Kebudayaan.
  3. Mendorong Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia untuk mendirikan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dan atau Balai Arkeologi (Balar) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
  4. Mendorong peningkatan alokasi anggaran dan optimalisasi penggunaan APBN untuk program pemajuan kebudayaan daerah.
  5. Mendorong Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) untuk mendirikan institusi bagi pusat pemajuan Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat berbasis Perguruan Tinggi.
  6. Mendorong lembaga pemerintah yang menaungi pendidikan dasar dan menengah untuk melakukan kolaborasi intensif intensif dalam pemajuan kebudayaan di sekolah/madrasah dengan stakeholders kebudayaan.
  7. Mendorong penguatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) komunal untuk mendukung pemajuan kebudayaan daerah. 
  8. Mendorong standardisasi capaian pemajuan kebudayaan nasional melalui penentuan indikator berbasis potensi, peran, dan tantangan daerah.
  9. Mendorong terbentuknya Kawasan Budaya di dua pulau utama di Nusa Tenggara Barat, yakni Lombok dan Sumbawa sebagai pusat unggulan (centre of excellence) pemajuan kebudayaan daerah dan nasional.

Demikian maklumat dan rekomendasi ini disampaikan kepada pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kebudayaan RI. Semoga upaya kita bersama bagi pemajuan kebudayaan daerah dan nasional diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mataram, 7 Januari 2025

Segenap insan dan masyarakat kebudayaan Nusa Tenggara Barat

#Akuair-Ampenan, 13-01-2025

 




Pengabdian Masyarakat Eksplorasi Warisan Nusantara di Lombok

Peserta program Pengabdian Masyarakat Eksplorasi Warisan Nusantara ini seluruhnya akan menjadi duta NTB di masa mendatang

MATARAM.LombokJournal.com ~ Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB  Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, menerima audiensi Tim Penggerak Katalisator Nusantara (Peka Nusantara) di ruang kerjanya, yang akan melakukan melaksanakan program Pengabdian Masyarakat Eksplorasi Warisan Nusantara  (03/01/25). 

BACA JUGA : Punya Kapasitas, Lalu Tajudin Didukung Menjadi Kadis Naker Lobar

Program Pengabdian Masyarakat Eksplorasi Warisan Nusantara disambut baik
Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi

Sekda menyambut baik rencana pelaksanaan program yang melakukan eksplorasi warisan nusantara yang akan dilaksanakan tim Peka Nusantara di Pulau Lombok sekitar tanggal 25-30 Januari 2025. 

“Kami menyambut baik gelaran program yang melakukan Eksplorasi Warisan Nusantara ini,  karena seluruh peserta akan menjadi duta NTB di masa yang akan datang,” ungkap Miq Gita  sapaan Sekda NTB. 

Pada pertemuan tersebut didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala Museum Provinsi NTB. 

Sementara itu, Ketua Komunitas Tim Peka Nusantara Abdul Naser menjelaskan, program tersebut akan diikuti kurang lebih 60 hingga 70 peserta dari seluruh daerah di Indonesia. 

BACA JUGA : Aksi Bersih Pantai Loang Baloq, Awali Tahun 2025

Para peserta program pengabdian masyarakat itu  melakukan berbagai kegiatan sosial sekaligus menggali dan mempelajari berbagai budaya lokal yang ada di NTB, khususnya di Pulau Lombok. 

“Kami benar-benar ingin mempelajari budaya Lombok. Menggali budaya di sini (Lombok) dan mengabdi kepada masyarakat,” pungkasnya. 

BACA JUGA : Pemuda Muhammadiyah Diajak Aktif Bangun Lombok Barat

Peserta program pengabdian masyarakat itu melakukan kegiatan sosial sekaligus menggali dan mempelajari berbagai budaya lokal yang ada di NTB.nov/dyd




Presean Budaya Leluhur yang Harus Terus Disosialisasikan

Warga NTB sebagai pemilik budaya leluhur Presean harus mensosialisasikannya ke khalayak luas

MATARAM.LombokJournal.com ~ Kegiatan lomba Presean merupakan ajang pelestarian budaya yang sudah turun temurun dijaga kearifannya. 

BACA JUGA : Anjangsana Bunda Lale ke Ibu Srigede dan Ibu Srinata

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin ketika membuka perlombaan presean menyambut Hari Ulang Tahun ke-66 Nusa Tenggara Barat, di Gelanggang Pemuda, Jum’at (06/12/24).

Pembukaan Lomba Peresean bertajuk “Belage Pepadu Angoh” dilaksanakan selama dua hari (6-7) Desember.

“Tugas kita sebagai warga NTB dapat  mensosialisasikan budaya leluhur kita kepada khalayak umum. Selamat bertarung. Junjung sportivitas,“ pesannya. 

BACA JUGA : PMI NTB Diimbau Agar Ikut Mengantisipasi Bencana

Lomba Peresean bertajuk “Belage Pepadu Angoh” itu rencananya dilaksanakan selama dua hari (6-7) Desember. 

Melibatkan delapan pepadu terkemuka di Pulau Lombok seperti Ken Arok, Cikararat, Rambo, Kamandaka, Kelabang Geni, Kebo Ireng Demung Wire serta Putra Mandalika. 

BACA JUGA : Jusuf Kalla Menyinggung Pengelolaan Masjid di NTB

Masyarakat diajak beramai-ramai menyaksikan adu tanding presean, sebagai bentuk apresiasi olahraga tradisional dan pelestarian tradisi budaya. rbg/dyd

 




Cerita Rakyat sebagai Sumber Inspirasi Puisi¹

Cerita rakyat mengandung nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal yang mengandung pesan moral cinta tuhan, alam semesta, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun

Cerita rakyat menawarkan wawasan tentang bagaimana manusia merasakan dunia masa lalu
Penulis : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Cerita rakyat adalah warisan budaya berharga dari masa lalu yang mengajarkan tentang nilai-nilai dan kebijaksanaan yang diperoleh oleh leluhur. Cerita ini, bukan sekedar kumpulan kata-kata yang diceritakan oleh nenek moyang.

Cerita rakyat mencerminkan akar budaya dan identitas suatu Masyarakat. Setiap cerita adalah jendela ke masa lalu.

BACA JUGA : Downshifting atau Mengurani Tingkat Konsumsi 

Cerita rakyat  menawarkan wawasan tentang bagaimana manusia merasakan dunia masa lalu, serta pelajaran moral yang tetap relevan di zaman modern (detikSumut: Kamis, 14 Sept 2023 06.30 WIB).

Ciri bahasa yang dominan dalam cerita rakyat (detikEdu: Senin, 15 Mei 2023 06.00 WIB) adalah:

  1. Menggunakan majas
  2. Banyak menggunakan konjungsi pada awal kalimat
  3. Menggunakan kata arkais (kata yang jarang digunakan)
  4. Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal

Sebagai bagian dari sastra lisan, maka cerita rakyat perlu direvitalisasi. 

Menurut Kethy Inriani (2017: hal. 167), sebagian sastra lisan yang memiliki kerarifan masih ada yang bertahan dan sebagiannya telah hilang ditelan zaman. 

Oleh karena itu, sastra lisan warisan leluhur yang mengandung kearifan perlu direvitalisasi untuk diterapkan dan diajarkan pada generasi muda sekarang demi penciptaan kedamaian dan peningkatan kesejahteraan bangsa di masa depan.

BACA JUGA : Ite BegaweFest, Ajang Promosi Produk Lokal NTB

Kearifan lokal adalah aturan yang berlaku di suatu tempat. Kearifan lokal sebagai local genius mampu mengatur tatanan kehidupan. Meskipun zaman telah berubah dan akan terus berubah, kearifan lokal mampu berperan untuk menata kehidupan masyarakat (Kethy Inriani, 

2017: hal 167)

Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal (detikedu: Senin, 29 Apr 2024 06.20 WIB) dapat meliputi cinta kepada tuhan, alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun. 

Juga mengajarkan nilai-nilai kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, rendah hati dan baik, toleransi, cinta damai, dan persatuan.

Sebagai bentuk revitalisasi³, maka puisi adalah salah satu pilihannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasannya terikat oleh rima, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, (detikedu: Jum’at, 21 Jan 2022 16.30 WIB), mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.

BACA JUGA : Gugus Tugas Bisnis dan HAM Dibentuk, Agar Produk Lokal NTB Mendunia

Beberapa contoh puisi yang bearasal cerita rakyat/kearifan lokal:

Sangkareang

maka jadilah taman

seperti kisah firdaus

melenakan mata

tempat sukma bersiteguh

membuang rasa lapar

membelit kasih sayang

 

maka jadilah taman

saat kau sebut jinayang

membuat mata bathinku hilang

Ampenan, 18-02-2022: 00.29

 

Mandalika (1)

aku adalah rahasia

di tepian pantai

antara hidup dan mati

berbalut cinta

berkelindan moksa

dilumuri kasih nyale*

aku adalah rahasia

kisah anak manusia

berbalut cinta

lahir

hidup

mati

Makassar,  17-11-2021: 23.12

*nyale (baca nyaleu) bahasa sasak berarti cacing

 

Mandalika (2)

ombak biru

pasir putih

adalah saksi bisu

tubuh menjelma nyale

seturut buihbuih cinta

menjaga kedamaian

aik meneng tunjung*

tilah empak bau*

bangun integritas bangkitkan solidaritas

putri cantik memikat

memilih jalan patriot

di atas kehadiran diri

Pantai Seger, 30-04-2023: 14.17

*Bahasa Sasak yang artinya: ambil ikannya, tapi jangan bikin keruh airnya

 

The Last Pepadu*

bulan ke tujuh

tanah kering membara

hujan belum tiba

angin membawa debu

memanggang asa tersisa

hingga napas menderu

dua lelaki telanjang dada

berhadapan adu kekuatan

penjalin dan ende di tangan

menyerang

menepis

melukai

hingga darah menetes

memercik tempat berpijak

menyambut hujan tiba

di riuh tetabuhan

tatapan nanar

pakembar

Bengkulu, 27-07-2023: 14.20

*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art

(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 58)

 

 Yellow Princess*

kesedihan segera berlalu

seturut kebaikan meninggalkan kenangan

kehangatan tetap terjaga

senyampang meneruskan semua risalahnya

adalah setitah ratu 

merangkai narasi sabda

meredam amarah para kekasih

saat tubuh menjadi nyale 

di tengah segara kuta

para kawula bahagia mengumpulkannya

bagai serpihan meneduhkan

meninggalkan langit kemarau

gemerlap di jiwa

menuntun kearifan

hidup berdampingan

seia sekata di gumi paer

Lampung, 06-08-2023: 20.40

*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art

(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 67)

Jika diketegorikan, maka menurut Sutji Harijanti dalam Modul Bahasa Indonesia Kelas X, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. 

Dalam berkarya, saya lebih memilih ke puisi baru. Karena puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas dari puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima. 

Hal ini senada seperti di tulis Patta Nasrah (di Facebook: 25-10-2020), “Kang Agus tidak menulis “poem” seperti di zaman romantic Inggris, yang terikat oleh larik, rima, bait dan sajak. Ia seorang penulis “poetry” yang bergaya bebas seperti cara orang Amerika mengoreksi sastra Inggris yang puritan…”

#AKUAIR – Perumnas Ampenan, 15-11-2024: 19.47

¹Artikel ini telah disampaikan sebagai materi Pelatihan Mulok Bahasa Sasak Para Guru (PAUD, SD dan SMP) Se-Kota Mataram: Minggu, 16-11-2024

²Aktif di Entitas AKUAIR

³Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berdaya.

 




Utsawa Dharma Gita NTB Siap Berlaga di Tingkat Nasional

Kontingen Utsawa Dharma Gita penting mendapat dukungan antarumat beragama demi menjaga keutuhan bangsa dan negara

MATARAM, LombokJournal.com~ Pemerintah Provinsi NTB secara resmi melepas kontingen Utsawa Dharma Gita (UDG) tingkat nasional yang akan mengikuti festival atau lomba nyanyian suci keagamaan Hindu di Kota Surakarta pada 8-12 Juli 2024.

BACA JUGA : Optimis, NTB akan Raih Hasil Maksimal di PON di Aceh 2024

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, yang mewakili PJ Gubernur NTB, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG). 

Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi besar dalam mendukung program pembangunan di Provinsi NTB.

“Semoga kontingen UDG dari NTB dapat memberikan yang terbaik bagi daerah dan bangsa ini,” ujarnya saat memberikan sambutan dan arahan pada acara pelepasan Kontingen UDG Provinsi NTB di Mataram, Sabtu (06/07/24).

BACA JUGA : Event MXGP Lombok 2024 Menarik Perhatian Dunia

Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Fathurrahman, juga menekankan pentingnya dukungan antarumat beragama demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. 

“Untuk itu, bagi kontingen UDG, kami mengucapkan selamat berjuang. Tetap menjaga kesehatan,” pesannya.

Sebagai informasi, ratusan peserta umat Hindu dari berbagai perwakilan kabupaten dan kota di NTB turut serta dalam lomba UDG tingkat Provinsi NTB. Tujuannya adalah mencari bibit-bibit unggul yang ahli dalam Dharmagita.

BACA JIGA : Pilgub NTB Harus Banyak Kandidat Agar Pemilihan Berkualitas

Acara pelepasan kontingen UDG ini juga dihadiri oleh Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita Provinsi NTB, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi NTB, perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB, serta sejumlah tokoh masyarakat dan agama di NTB. mnp/dyd