Antara Marah dan Ramahnya Ibu Risma

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, juga sempat marah di NTB, Tapi bandingkan antara kemarahannya dengan caranya “mentularkan virus positip untuk bekerja baik dalam melayani publik”

kemarahan Risma di antara keramahannya
Oleh: Lalu Gita Aryadi (Sekda NTB)

MATARAM.lombokjournal.com Beberapa hari belakangan ini, berita Ibu Risma – Menteri Sosial Republik Indonesia, marah-marah, viral lagi. Diliput berbagai media cetak, elektronik, media sosial, baik lokal hingga nasional.

Saya tertarik menulisnya. Pertama karena lokus marahnya di NTB. Kedua, kebetulan 2 hari ikut mendampingi kunjungan kerja ibu Menteri ke lokasi tersebut. Apa sih yang sesungguhnya terjadi? Benarkah marah melulu?

Di Desa Tetebatu Lombok Timur, kemarahan Ibu Risma sesungguhnya diprovokasi oleh situasi. Sebut saja, ada oknum aktivis (pendemo) lebih dahulu marah kemudian memancing marahnya Ibu Risma.

Begitu Ibu Risma turun dari mobil, pendemo langsung protes dengan suara keras sambil tunjuk jari kearah Ibu Menteri. Dari orasi singkatnya, pendemo sesungguhnya menyampaikan hal yang sepele. Kenapa Ibu menteri memilih lokasi acara di tempat itu. Lokasi itu milik seorang supleyer. Kenapa tidak di tempat lain yang netral?

BACA JUGA: Selamat Datang Sang Juara

Saya menduga ada permasalahan domestik antara pendemo dengan supleyer. Atau mungkin menurut pendemo, pilihan lokasi itu adalah bentuk tindakan yang berbau kolutif. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Sekdanya, Taufik Juaini, sudah memberikan klarifikasi.

Pilihan lokasi bukan rekomendasi pemda. Tapi pilihan tim advance Kementerian Sosial. Bisa jadi Ibu Risma tidak tahu lokasi itu milik supleyer seperti ditudingkan.

Protes sudah kadung disampaikan dengan nada keras. Ibu Risma langsung muntab. Pendemo di-gass poll-balik. Ibu Risma tidak tinggal diam. Suara keras pendemo dibalas bentakan lebih keras lagi. Hikmah kejadian ini, ke depan tim advance Kementerian harus bijak pertimbangkan usul saran tuan rumah. Agar hal-hal sepele yang tidak perlu terjadi dapat diminimalkan.

Menyaksikan adegan itu, ada rekan wartawan disamping saya tersenyum seakan mendapat angle berita baik. Ibu Risma marah lagi. Publik ter-framing setiap kunjungan kerja Ibu Risma datang untuk marah-marah. Padahal adegan marah-marah berlangsung sesaat saja. Selebihnya sangat positip, produktif dan solutif. Suasana yang sangat humanis.

Ibu Risma di balik marahnya juga ramah. Sangat menjiwai tugasnya. Peduli pada anak yatim piatu, fakir miskin, para lansia, para penyandang disabilitas. Namun moment itu kalah porsi publikasi.

Kalaupun harus ada menu marah-marah, kemarahan Ibu Risma sesungguhnya tertuju ke pimpinan Cabang Bank plat merah yang dinilai tidak terbuka dan tidak empatik dalam menyalurkan dana bantuan sosial keluarga miskin. Ibu Risma datang dengan data. Tahu akar masalah dan siap berikan solusi.

Di Lombok Timur maupun di Sumbawa, Ibu Risma selalu konfirmasi data. Berapa BPNT dan PKH yang sudah disalurkan? Kenapa data salurnya belum banyak? Apa yang saudara lakukan untuk atasi masalah itu? Kenapa ada laporan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang tidak pernah lakukan penarikan namun saldonya nol rupiah ?

Karena pertanyaan tersebut tidak dijawab dengan jelas dan tuntas, maka marahlah Ibu Risma. Sampai disini saya menganggap kemarahan Ibu Risma adalah sesuatu yang wajar. Kinerja perbankan penyalur di luar ekspektasinya.

Ibu Risma ingin kinerja bank penyalur lebih sigap dan solutif dalam menyalurkan bantuan sosial ke masyarakat. Pihak bank keluhkan kendala geografis dan status Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai penyebab lambat salur.

antara kebiasaan marah dan keramahan Rismaharini
Tri Rismaharini

Ibu Risma tidak suka dengan dalih klasik ini. Bank penyalur harusnya pro aktif dan cari solusi. Di Kabupaten Sumbawa, Ibu Risma dengan dibonceng sepeda motor akhirnya terjun langsung ke lapangan. Mencari alamat KPM yang harus dipenuhi haknya dan ketemu. Setelah sempat marah ke pimpinan bank penyalur, satu persatu KPM mendapatkan hak nya baik berupa uang tunai ditambah natura dalam bentuk telur, beras ada juga garam.

Untuk masyarakat yang ada di pulau terpencil dan di puncak gunung, Ibu Risma perintah agar pihak bank libatkan TNI dan Polisi mengantarkan uang tunai kepada rakyat miskin.

Ayo kerja lebih amanah. Kita digaji dari uang rakyat. Saya bela-belain blusukan seperti ini untuk memastikan kesepakatan kita di atas kertas terimplementasi di tingkat terbawah. Betapa zolimnya kita bila hak rakyat miskin apalagi untuk anak yatim piatu, fakir miskin, para lansia, para penyandang disabilitas tidak sampai sasaran.

Negara sudah menganggarkan dengan susah payah di tengah keterbatasan fiskal yang ada. Masak macet di bank oleh hal tehnis administratif. Ibu Risma dengan suara teduh dan mata berkaca-kaca, mohon kesadaran pimpinan bank penyalur di daerah untuk bersinergi yang baik dengan para pendamping sosial yang mendampingi masyarakat dalam pencairan bantuan sosial.

Ibu Risma sampaikan wejangan inspiratif itu dengan ekspresi yang sungguh-sungguh. Bisa jadi itu suara bathinnya yang sangat peduli nasib anak yatim piatu. Sejak kecil saya hidup dengan anak yatim piatu. Bapak saya angkat tidak kurang 80 orang anak yatim piatu menjadi saudara saya. Saya paham kehidupan dan kebutuhan mereka. Saya tidak mau masuk neraka gara-gara jadi menteri sosial yang telantarkan nasib anak yatim piatu.

Kemarahan Ibu Risma ke pimpinan bank penyalur, seakan oase yang sangat melegakan hati para petugas pendamping sosial. Kemarahan Ibu Risma adalah representasi dan refleksi kedongkolan kami yang tidak di hargai pihak bank. Terima kasih Ibu Risma. Kami sanggup bekerja lebih baik dan lebih keras lagi mendampingi rakyat miskin bila pihak bank mau bekerjasama yang baik dengan kami. Ungkap para pekerja pendamping sosial kegirangan.

Di sela-sela santap malam di Rumah Makan Me Cenggo Rempung, Lombok Timur maupun dialog di ruang tunggu Bandara Sultan Kaharuddin Sumbawa Besar, saya mendapatkan cerita lebih dalam tentang bagaimana perjuangan Ibu Risma menutup Komplek Lokalisasi Dolly. Bagaimana memperbaiki kualitas layanan publik. Bagaimana membuat Surabaya jadi bersih, indah dan berbunga-bunga. Kini Surabaya jadi rujukan nasional dan mendapat berbagai apresiasi internasional.

Ibu Risma bisa cekakakan cerita diteror preman waktu menutup Komplek Dolly. Kurang ajar, coba pak tiba-tiba mereka kirim gambar orang telanjang semua penuhi tv monitor saya. Saya tidak mundur walaupun pegiat HAM dan lainnya menekan saya. Ngeri pak kalo kita perhatikan dampak sosialnya. Anak-anak dijangkiti sex addicted. Setiap saya turun ke Dolly saya sudah titip pesan dan serahkan semua kunci-kunci ke keluarga saya. Lo Ibu mau kemana? Saya mau pergi mati. Nanti kalo saya mati dengan jalan ini, tidak boleh ada keluarga yang menggugat. Saya ikhlas. Kecuali ada aparat hukum menentukan lain, monggo ucapnya seakan bernostalgia sewaktu mengemban amanah sebagai Walikota Surabaya.

Kepergian Ibu Risma ke Jakarta sebagai Menteri Sosial, goreskan kesan mendalam di sanubari warganya. Ibu Risma-Alumni ITS yang kuasai ilmu tata kota dan tehnik lingkungan ini, sosok yang sangat Energik, Jujur, Polos, Workaholic. Semua lini bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya ingin diketahuinya secara detail. Ibu Risma tipe ibu perfeksionis.

Dalam berkomunikasi Ibu Risma kental gaya suroboyoan-nya yang terbuka, ceplas ceplos dan egaliter. Beliau memang vocal dan vulgar dalam berkomunikasi dengan anak buahnya. Kadang terkesan tempramental. Sebagai masyarakat kami mendoakan agar beliau selalu dalam Lindungan Tuhan. Beliau mengidap beberapa penyakit yang membahayakan.

Kata seorang teman di Surabaya yang konfirmasi Ibu Risma sedang marah di Lombok? Saya jawab ya. Ini saya sedang sama beliau. Saya katakan beliau tidak sedang marah tapi sedang tularkan virus positip untuk bekerja baik dalam melayani publik sebagaimana kebiasaannya di Surabaya.

Ibu Risma memang pekerja keras. Walau tampak tempramental, aku yakin hatinya selembut salju. Beliau bisa langsung sujud syukur tatkala membela anak jalanan yang bisa diterima bekerja pada sebuah Perusahaan. Ibu Risma sosok yang dicintai dan dirindukan Warga Surabaya karena ketegasan, komitmen dan konsistensinya.

Dengan ilmu dan pengalamannya beliau cekatan memperindah kota Surabaya dengan cepat dan tepat. Ibu Risma tidak malu bila ada kebakaran, membantu para pemadam kebakaran kerja di lapangan. Bila ada banjir, malam haripun beliau datangi lokasi banjir dan mencari penyebabnya.

BACA JUGA: Penyaluran Bantuan Pedagang K5 dan Warung, NTB Dinilai Terbaik

Waktu Jalan Gubeng itu ambles, beliau nungguin sampai malam para pekerja nguruk tanah biar cepat selesai dan segera bisa dilewati. Sampah dan taman di Surabaya jadi percontohan nasional. Saya bangga dan Rindu Ibu Risma, kata teman saya seakan mewakili suara hati warga Surabaya lainnya terhadap Walikotanya.

Ternyata dibalik kemarahan itu tersimpan indah keramahan dan kebaikan yang sudah diperbuat Ibu Risma.

Hidup sekali mesti berarti. Meski mati, memori tidaklah pergi. Abadi dalam sanubari. 2 hari sungguh menginspirasi. Terima kasih Ibu Tri Rismaharini.***




Duta Petani Milenial KLU Diskusi dengan Wabup

Wakil Bupati Lombok Utara, Dani Karter mengunjungi Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan, untuk mita saran dan masukan dari kelompok tani

SANTONG,KLU.lombokjournal.com ~ Wakil Bupati Lombok Utara, Dani Karter Febrianto Ridawan, S.T., M. Eng.  melakukan kunjungan dalam rangka berdiskusi dengan tim Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM – DPA) KLU, di Dusun Lokoq Tujan Desa Sesait, Senin (11/10/21).

Duta Petani memberi masukan pada wabup

Kunjungan sekaligus diskusi berlokasi di kediaman Ismu Ningrat, Koordinator Daerah DPM-DPA KLU yang telah dikukuhkan dan mendapatkan S.K langsung dari Kementerian Pertanian pada 6 Agustus 2021 lalu.

Ismu Ningrat menjelaskan bahwa agenda tersebut digelar dengan tujuan untuk memperkenalkan tentang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara.

“Agenda kami hari ini dalam rangka memperkenalkan diri kepada pihak pemerintah kabupaten Lombok Utara dan juga kami sangat berharap bisa bersinergi dengan pihak Dinas Pertanian di kabupaten Lombok Utara ini.” jelas Ningrat.

BACA JUGA: Rakor Gugus Tugas Reforma Agraria KLU Dibuka Bupati

Pihak DPM-DPA KLU menjelaskan juga, telah membentuk kelompok-kelompok binaan dari beberapa desa dengan pendanaan pembinaan masih swadaya atau hasil dari iuran masing-masing tim dari Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPM-DPA) KLU.

“Tim kami yang masih berjumlah 7 orang ini rata-rata telah memiliki kelompok-kelompok binaan di wilayah masing-masing dan karena kami ini statusnya relawan jadi pendanaannya swadaya atau iuran,” kata Ningrat

Kemudian pada sesi diskusi, Wabup Dani Karter menjelaskan, pihak pemerintah telah mengupayakan agar pengembangan sektor pertanian di daerah Lombok Utara bisa mendapatkan perhatian dari dinas-dinas terkait maupun pihak lain di luar pemerintahan.

Namun Dani mengungkapkan bahwa pihak pemerintah juga sangat membutuhkan saran atau masukan dari masyarakat maupun kelompok-kelompok tani guna meningkatkan pengembangan pertanian di daerah Kabupaten Lombok Utara pada umumnya.

“Kami juga butuh masukan-masukan dari semua pihak, terkait bagaimana mengembangkan sektor pertanian kita di KLU ini,” kata Dany

Peningkatan dalam bidang pertanian, dijelaskan bahwa perlu juga adanya pendataan setiap aspek yang ada di sektor pertanian tersebut.

Pendataan dari tingkat desa haruslah benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan agar pihak pemerintah dapat melakukan pembenahan secara tepat sesuai data yang didapatkan.

BACA JUGA: Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Usia Dini di Santong

“Sebagai langkah pembenahan, kami juga sangat menghimbau agar pihak-pihak pemerintahan yang bekerja pada lingkup desa untuk memberikan data – data yang valid agar nanti ketika membuat SOP terkait peningkatan pengembangan setiap sektor termasuk juga sektor pertanian bisa tepat sasaran,” tutup Dani.

Han




Senyum Abadi dari Sang ‘Smiling Politician’

Sang Politisi yang memiliki Senyum Abadi itu saat sudah tak lagi menjadi Wakil Gubernur tetap pandai mendengar dan selalu tersungging senyumnya yang khas

Senyum Abadi dalam kenangan Lalu Gita Ariadi
Lalu Gita Ariadi*)

MATARAM.lombokjournal.com ~ Tanggal 12 Juni 2021 lalu, hari terakhir saya berjumpa Bapak H. MUHAMMAD AMIN SH MSi – Wakil Gubernur ke 5 NTB.

Seakan sama-sama ingin melepas rindu, Pak Amin demikian kami biasa menyapanya, mengundang kami rombongan pejabat Pemprov NTB mampir ke kediamannya untuk santap siang.

Waktu itu kami ramai-ramai ke Sumbawa Besar hadiri acara pemakaman Almarhumah Hj. Siti Fatimah Ungang Dea Mas – ibunda Bapak Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah .

Dalam 3 jam reuni dadakan dan dialog, kami menangkap kesan kuat, tak ada yang berubah pada sosok Pak Amin. Masih sehat dan energik. Stylenya kala menjadi wakil gubernur tetap tak berubah. Pimpinan yang hangat, terbuka, bersahaja, tak berjarak, pandai mendengar dan selalu tersungging senyumnya yang khas. Sang Politisi yang murah senyum.

BACA JUGA: Mutasi Pejabat, yang Dilantik Harus Mampu Lakukan Percepatan

Kalo bertemu, lebih sering terdengar gelak tawa dibanding hening kernyitan dahi. Suasana diskusi di ruang kerja wagub, rapat di Pendopo Panji Tilar seakan berulang tiada beda dengan suasana sillaturrahmi terakhir di kediaman (villa) beliau di Raberas Sumbawa Besar itu.

Saya mengenal pak Amin diawal tahun 1990 an. Waktu itu, Pak Amin adalah pengacara Sumbawa yang hebat. Kami sering ngopi di kantornya di Brang Biji dekat Bandara Sultan Kaharudin Brang Biji. Kami sering ngobrol bersama.

Kami sama-sama aktif di KNPI Sumbawa era Bung AM Jihad (Ketua), juga bersama Bung Syamsun Asir, Bung Burhanudin Salengke, Bung Majid Abdullah, Bung Jeff, Abah Mang, Oni Pasirlaut, Towe dan lain2.

Meski sama2 aktivis, tapi sering kali kami berada pada sisi yang bersimpangan.
Perbedaan perspektif bisa jadi karena perbedaan posisi. Saya berada di lingkar kekuasaan (inner circle) sebagai staf juru bicara (humas) Pemkab Sumbawa di era Bupati Kolonel Jakob Koswara (almarhum).

Sedangkan pak Amin adalah outsider yang rajin mengkritisi pemerintah. Era ini saya juga kenal dengan Bung Nurdin Ranggabarani, M. Jabir dan lain lain yang sedang nakal-nakalnya jadi orator jalanan.

Perbedaan posisi dan perspektif, hasilkan dialektika yang cerdas dan dinamis. Berbeda tapi selalu merindu untuk bertemu. Perbedaan serius tidak membeku jadi batu sandungan yang mengganggu. Perbedaan selalu mencair karena kepintaran dan gaya humanis Pak Amin yang tetap senyum dalam membangun narasi.

Dalam sebuah momentum pilkada, saya menulis sebuah artikel berjudul: ‘Antara Bang dan Bung Amin’. Bang Amin kala itu adalah sebutan populer tokoh reformasi-personifikasi dari Prof Amin Rais. Politisi ulung yg memimpin gerakan reformasi, popularitas politiknya sedang hebat, tokoh sentral poros tengah tapi tidak maju jadi Presiden, dan justru memberikan kesempatan itu kepada Gus Dur dengan berbagai pertimbangan dan dinamika yang mengiringinya.

Sedangkan Bung Amin tak lain dan tak bukan adalah politisi lokal sumbawa yang juga hebat yang kelak jadi suksesor Pak De Jari Djaelani memimpin DPD II Golkar Sumbawa dan pimpinan di Gedung Dewan Sumbawa jalan RA Kartini.

Saya tulis artikel itu agar Bung Amin yang politisi muda itu jangan maju ikut pilkada. Tetap saja dulu di jalur politik. Biarkan senior Bapak Drs. H. Latief Madjid yang maju jadi Bupati. Waktu itu pemilihan kepala daerah masih dilakukan oleh DPRD. Prediksi banyak pihak, kalo Bung Amin serius maju dan sukses melakukan konsolidasi penggalangan fraksi internal dewan, maka kans Bung Amin menjadi Bupati sangat besar.

Seperti biasa, gara-gara artikel itu kami pun terlibat perdebatan. Tapi saya bersyukur Bung Amin tdk marah, tidak juga benci. Bung Amin justru tertawa. Saya senang Bung Amin akhirnya tidak maju. Sayapun senang Pak Latief Madjid terpilih jadi Bupati Sumbawa.

BACA JUGA: PPKM Jangan Diperpanjang Lagi, Pinta Para PKL Pada Gubernur

Tahun 1997, saya menulis artikel berjudul : Ketika Sumbawa Dibagi Dua. Lagi lagi kami terjebak dalam perdebatan panjang. Saya yakinkan basis analitik saya adalah ilmu pemerintahan dan administrasi negara, untuk percepatan dan memperpendek rentang kendali pelayanan publik. Bukan tafsir politik atau polarisasi budaya. Sepat tetap sepat, singang tetap singang, tak ada laksana tembok berlin sebagai pembatas. Yang ada, pemerintah hadir lebih dekat layani rakyat.

Tahun 2008, ketika Pak Amin duduk di Udayana sebagai wakil rakyat, kami bertemu kembali setelah lama tak jumpa. Dihadapan banyak kolega sambil ngobrol beliau sampaikan, Bung Gite ini musuh tapi dia saudara saya. Musuh karena sering menjadi lawan diskusi yang sering beda sudut pandang tapi kami tetap bersahabat katanya kala itu. Tak lupa Pak Amin juga cerita tentang polemik artikel cikal baksl terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat.

Tak diduga, 6 tahun setelah polemik, saya harus tanda tangan rekomendasi pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat. Waktu itu saya Ketua DPRD Sumbawa. Sesuai aturan pemekaran/pembentukan daerah otonomi baru, harus ada rekomendasi bupati dan ketua DPRD Kabupaten induk. Pada waktu saya akan tanda tangan rekomendasi, saya terbayang wajah Lalu Gite, katanya.

Hal ini kami bahas dan cerita ulang kembali ketika 5 hari mendampingi Wakil Gubernur H. Muhammad Amin SH MSi, tahun 2018 awal kunjungan kerja ke Ning Xia Tiongkok, sebuah provinsi yang penduduk muslimnya paling banyak di China. Selama di Ning Xia, banyak hal dibahas termasuk sikap dan persiapannya hadapi pilkada Gubernur tahun 2018.

Satu hal yang justru tak dibahas adalah dengan siapa akan berpasangan. Saya akan setia hingga akhir menunggu petunjuk Pak Gubernur TGB, katanya. Tapi apa pun nanti saya juga adalah pimpinan parpol yang pasti harus menentukan sendiri langkah politik yang akan saya tempuh, katanya.

Awal bulan Agustus ini kesehatan Pak Amin baru kami ketahui dalam kondisi yang kurang baik. Dirawat di RS Manambai Sumbawa Besar. Kami kaget, ketika viral di medsos, flayer urgen dari Sultan Kertapati bahwa Pak Amin butuh donor plasma konvalesen untuk golongan darah B.

Kamis 5 Agustus 2021 pukul 20.35, dr Eka Nurhandini Assisten 3 Setda ProVinsi NTB melaporkan kondisi kesehatan Pak Amin yang malam ini menurun. Jumat dinihari, 6 Agustus 2021, Pukul 04.18 Gubernur NTB – Dr. H. Zulkieflimansyah, share di WAG Forum OPD yang berisi pejabat utama Pemprov NTB, berita duka telah berpulangnya ke rakhmatullah Bapak H. Muhammad Amin SH MSi. Innalillahi waa innailaihirojiun.

Sewaktu menjadi wakil gubernur, saya bersaksi Pak Amin sangat loyal dan setia ke TGB. Pak Amin pemimpin baik yang kini pergi meninggalkan kita semua dengan segala kebaikannya.

Saya teringat senyumnya yang sangat bersahabat. Saya ingin membalas senyum itu untuk menghantar perjalanannya yang panjang. Saya janji tidak ingin menghantarnya dengan kesedihan, walau itu ternyata sulit. Tetap terselip rasa sedih dan haru.
Selamat jalan sahabat, selamat jalan sang pemimpin, selamat jalan smiling politician.

Semoga Allah SWT mengampuni salah khilafmu, menerima segala amal ibadahmu, menjadi ahli surga dan semua sanak keluarga tabah dan ihlas melepaskan kepulanganmu. Alfatehah. Aamiin. ***

*Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si adalah Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi NTB




100 Hari Kerja, Upaya KLU Atasi Dampak Gempa dan Pandemi

Capaian program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Lombok Utara, harus mengatasi persoalan-persoalan sebagai dampak gempa bumi dan pandemi Covid-19

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dalam menyampaikan capaian program 100 Hari Kerja, Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH dan Wakil Bupati Danny Karter Febrianto ST. M.Eng menyampaikan, banyak persoalan harus segera diselesaikan mengawali pemerintahannya.

100 hari kerja

“Mengawali pemerintah sekarang ini, diharapkan segera menyelesaikan persoalan daerah,” kata Bupati Djohan Sjamsu dalam jumpa pers bersama para pewarta di Tanjung, Lombok Utara, di Aula Kantor Bupati, Rabu (30/06/21).

Namun, menurut Bupati Djohan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih dihadang banyak persoalan sebagai dampak gempa bumi dan pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhir.

BACA JUGA: Kunci Utama Pemberantasan Korupsi Adalah Pendidikan Anti Korupsi 

“Gempa meluluh lantakkan Lombok Utara, hingga sekarang banyak persoalan belum selesai. Banyak persoalan yang harus dipikirkan dan segera dikerjakan,” kata bupati.

100 hari kerja

Diungkapkan, saat ini pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Utara mengalami penurunan tajam, dari yang semula 500 milyar kini merosot hingga 50 persen.

Menurut Bupati Djohan, di tengah banyak persoalan itu Pemerintah Daerah harus mengambil langkah untuk segera menyelesaikannya. Pemerintahannya mengemban tugas prioritas, sekaligus menjalankan visi-misi pemerintah.

“Terkait visi misi Lombok Utara bangkit, menuju Kabupaten Lombok Utara yang inovatif, sejahtera dan religius,” ucap bupati.

BACA JUGA: Soal RTG dan Jadup Disampaikan Pada Komisi VIII DPR 

Jumpa pers yang juga dihadiri Wakil upati Danni Karter Febrianto itu, dipandu Penjabat Sekda, Drs H. Raden Nurjati. Hadir pula saat itu, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KLU Evi Winarni, SP., M.Si, Kepala Bappeda Lombok Utara, Kapolres dan Kepala Bagian Humas Setda Lombok Utara, Mujaddid Muhas.

Program 100 Hari

Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati ini merupakan wujud keberpihakan, suatu komitmen pemimpin daerah kepada masyarakat semata-mata.

Dalam program ini, yang diutamakan adalah memberi pedoman dalam mengkoordinasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program 100 hari setelah pelantikan pemimpin daerah.

“Sebagai upaya untuk memberikan solusi cepat terkait dengan permasalahan-permasalahan yang harus segera dituntaskan,” kata bupati.

Namun, berhasil atau tidaknya kegiatan ini relatif tidak mengganggu jalannya pemerintahan. Bila berhasil maka akan menjadi catatan positif tingginya kinerja Pemerintah Daerah di mata masyarakat.

Dalam program 100 Hari Kerja ini, ada empat hal yang telah dilakukan Bupati Djohan Sjamsu dan Wakil Bupati Danny Karter Febrianto. Empat hal itu, yakni pertama, Memarak (menyampaikan).

Program Memarak merupakan upaya merajut komunikasi dua arah, antara pihak Pemerintah Daerah dan masyarakat. Di satu pihak Pemda menyampaikan program-programnya, di pihak lain masyakat menyampaikan aspirasinya.

Dalam kegiatan Memarak, baik Bupati maupun Wakil Bupati melakukan kunjungan ke rumah ibadah dan bertemu kelompok-kelompok agama. Selain itu, juga mengunjungi pasar tradisional dan RS Daerah.

“Saat kegiatan memarak juga bertemu dengan petani, buruh serta pedagang kecil. Kami menyapa tokoh masyarakat, sekaligus dengan kalangan UMKM,” jelas bupati.

Kedua, Merikeq, yang dikonsentrasikan pada perbaikan data (verifikasi dan validasi). Khususnya data penerima dan usulan Rumah Tahan Gempa (RTG), bagi masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa bumi 5 Agustus 2018.

Selain itu, juga melakukan pendataan terkait perbaikan irigasi tersier di 24 titik di Tanjung, Gangga, Kayangan dan Bayan. Termasuk pembangunan embung.

“Ini bermaksud menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Kalau UMKM terpuruk, kita harus memperbaiki sektor pertanian,” kata bupati.

Ketiga, Pelayanan Prima, yang berujuan mendorong semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan inovasi untuk menghadirkan pelayanan prima, dengan menekankan perubahan sikap personil.

Bupati menjelaskan, adanya inovasi pelayanan elektronik di puskesmas, sehingga nantinya masyarakat bisa melakukan antrean secara elektronik. Selain itu ada administrasi kependudukan di Puskesmas.

“Puskesmas akan memberi pelayanan kependudukan. Akte kelahiran bisa diberikan di puskesmas, masyarakat tidak perlu lagi mengurus di kantor Dukcapil,” kata bupati sambil menambahkan ada stiker PKH bagi keluarga yang sudah sejahtera.

Kemudian yang keempat, Pariwisata KLU Bangkit. Pemerintah Daerah membangkitan kembali pariwisata Lombok Utara dengan terobosan inovatif. Menggandeng para pelaku pariwisata, masyarakat dan pemerintah.

“Bagaimana kita tetap bekerja keras di tengah pandemi Covid-19. Karena kita tidak boleh diam,” kata bupati.

Beberapa hal yang dilakukan, misalnya membuka forum pelaku pariwisata dan pemerintah, branding destinasi pariwisata prioritas, workshop dan Focus Group Discussion (FGD).

Sementara itu, Wakil Bupati Danny Karter Febrianto, yang bicara usai penjelasan bupati, lebih fokus pada penjelasan verifikasi data RTG.

“Bagaimana ketepatan sasaran, seperti pihak BNPB yang menekankan ketepatan sasaran,” jelas wabup.

Selama ini lebih ribuan masyarakat yang tecoret untuk memperoleh bantuan RTG. Sebab terdapat NIK (nomor induk keluarga) dan KK (kepala keluarga) yang tidak sesuai nama, jumlah sekitar 14 ribu.

Namun dijelaskan, sejauh ini sudah berlangsung koordinasi antara BNPB dan BPBD untuk mengeluarkan SK susulan tahap dua.

Wabup Dany Karter menjawab pertanyaan wartawan terkait RTG mengatakan, optimis bisa menyelesaikan tenggang waktu yang ditentukan, yaitu pada bulan Agustus 2021.

“Semua RTG akan terselesaikan,” kata Wabup Danny.

@ng




Wakil Rakyat Perlu Meningkatkan ‘Grade’-nya

MATARAM.lombokjournal.com

Pemilu belum bisa menjamin semua calon terpilih benar-benar memiliki kapabilitas untuk duduk sebagai wakil rakyat atau anggota legislatif.

Mereka berhasil terpilih dan berhak duduk di kursi lembaga legislatif karena kemampuannya mengumpulkan suara terbanyak untuk perolehan kuota kursi. Dan seolah-olah hal itu merupakan satu-satunya syarat untuk menjadi anggota legislatif.

H. Didi Sumardi, Sh

H Didi Sumardi, SH, Ketua DPRD Kota Mataram, saat ditanya soal itu mengatakan, anggota yang bersangkutan tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Ia membenarkan, pemilihan legislatif yang kita jalanani   produk sistem pemilu yang sudah disepakati bersama.

“Tentu ada kelemahan, sistem pemilu belum memberikan pemahaman kepada masyarakat agar melakukan pilihan secara rasional. Sebenarnya yang penting bagi para wakil rakyat, atau anggota legislatif harus terus menerus meningkatkan grade-nya,” katanya kepada lombokjournal.com saat berbincang di Kantor DPRD Mataram, Senin (18/01/21) siang.

Tentu yang dimaksud meningkatkan grade itu, bukan semata-mata masalah kualitas atau kemahiran dalam ilmu pengetahuan. Namun juga menyangkut intensitas dalam nilai tertentu, misalnya komitmen dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, integritas, dan berikut soal kapabiltas dan semacamnya.

Ketua DPRD Mataram yang sudah melakoni sebagai wakil rakyat lima periode itu mengatakan, peningkatan kapabilitas angota legislatif memang mutlak.

Kapabilitas wakil rakyat

Diuraikan Didi, dalam menjalankan tugasnya para anggota legislatif harus menjalankan tiga fungsinya dengan baik.

Fungsi pertama, yakni menjalankan fungsi legislasi, sebagai perwujudan wakil rakyat di daerah yang memegang kekuasaan membentuk Peraturan Daerah (Perda). Fungsi kedua, yakni fungsi anggaran, dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan Perda tentang APBD yang diajukan oleh Kepala Daerah.

Dan fungsi terakhir atau ketiga, yakni fungsi pengawasan yang melakukan pengawasan atas pelaksanaan Perda dan APBD.

“Dalam menjalankan ketiga fungsi ini, angota legislatif tidak bisa tidak dituntut memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai. Kalau tidak, ia tidak mungkin bisa menjalankan tugas dengan baik,” jelas Didi Sumardi.

Dicontohkan, dalam melaksanakan ketiga fungsi para anggota legislatif kerap berinteraksi dalam rapat-rapat dengan pihak eksekutif seperti Kepala Dinas beserta jajarannya. Rangkaian rapat diadakan misalnya untuk membahas Raperda, mengkritisi, dan mengontrol pelaksanaan APBD, serta mengecek dan mengontrol kesesuaian program Dinas-dinas dengan pelaksanaannya di lapangan.

“Ya, bagaimana mungkin para wakil rakyat, yang umumnya tiap lima tahun berganti dan berasal dari latar belakang beragam, mampu berhadapan dengan Kepala Dinas dan melakukan diskusi mendalam tentang suatu program,” katanya.

Menurutnya, para Kepala Dinas atau eksekutif lainnya  telah bertahun-tahun meniti karir dan menekuni bidangnya dengan baik. Karena itu, tidak jarang anggota legislatif selalu kalah dalam penguasaan detil informasi dengan pihak eksekutif, serta lemah melakukan pengkajian.

“Seringkali terjadi ketimpangan dalam rapat-rapat itu,” tutur Didi.

Kalau wakil rakyat punya spesialisasi keilmuan yang sesuai dengan komisi di mana ia bertugas, mungkin tidak begitu sulit untuk beradaptasi. Tapi kalau bekal keilmuan tidak dimiliki, apalagi ia bukan seorang yang mau berupaya meningkatkan gradenya, dipastikan tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.

Jembatan kepentingan

Memang sebagai Ketua DPRD Kota Mataram, Didi Sumardi memegang amanah jabatan publik yang menjembatani kepentingan legislatif dengan eksekutif, dan legislatif dengan stakeholder lainnya, secara khusus untuk rakyat yang diwakilinya.

Didi mengaku perlu mengingatkan para anggota di lembaga legislatif yang dipimpinnya agar mampu meningkatkan kinerjanya. Ia diajukan oleh DPD Parai Golkar Kota Mataram karena ia merupakan kader partai yang mempunyai pengalaman dan kapasitas memimpin lembaga legislatif.

“Ini berkaitan dengan reputasi lembaga, dan citra partai yang saya wakili,” ujarnya.

Rr




Peluncuran Buku ‘Dakwah Nusantara’, TGB Mengobarkan Persaudaraan dan Persatuan

Sangat cocok dengan keberagaman di Indonesia. Rasa persaudaraan dan persatuan harus terus dijunjung tinggi dan menjadi hal yang sangat penting

MATARAM.lombokjournal.com

TGB. Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) dalam tiap dakwahnya selalu mengobarkan persaudaraan dan persauan,

“Memang kita sadari betul, ini sangat dibutuhkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai,”  kata Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.

Ummi Rohmi

Tuan Guru Bajang

Hal itu dikatakan Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi saat mengikuti acara Launching dan Bedah Buku “Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang – Islam Wasathiyah Vol.1″ di Ballroom Islamic Center NTB, Sabtu (16/01/21).

Launching atau peluncuran buku dakwah TGB yang diharapkan t bermanfaat bagi seluruh kalangan. Dan diharapkan lahirnya buku itu memberikan inspirasi bukan hanya bagi masyarakat NTB saja, tetapi juga Indonesia dan dunia.

Dikatakan Ummi Rohmi, buku ini memang dihajatkan agar yang biasa menikmati isi dari dakwah Tuan Guru Bajang tidak hanya hadir pada saat beliau dakwah, tetapi seluruh masyarakat juga bisa membaca buku ini.

“Dari generasi ke generasi, yang Insya Allah akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar,” tuturnya.

Buku “Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang – Islam Wasathiyah Vol.1” juga dikatakan Wagub sangat cocok dengan keberagaman di Indonesia. Rasa persaudaraan dan persatuan harus terus dijunjung tinggi dan menjadi hal yang sangat penting.

Umi Rohmi mengaku bangga karena Provinsi NTB dapat terus menjaga keharmonisan dan kerukunan di tengah keberagaman agama, suku dan lain sebagainya.

Ia minta seluruh lapisan masyarakat dapat terus merawat dan menjaga hal tersebut untuk bersama-sama menjadi kekuatan di dalam membangun daerah.

“Alhamdulillah, NTB dari waktu ke waktu bisa menjaga persatuan dan persaudaraannya. Baru-baru ini kita dapat Harmony Award, menunjukan bahwa di NTB ini persatuan, persaudaraan, keguyuban terus bisa kita jaga, kita wujudkan dari waktu ke waktu,” kata Umi Rohmi.

Pesan-pesan kebaikan

Peluncuran buku “Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang – Islam Wasathiyah Vol.1” juga mendapatkan pujian dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafly Amar.

Melalui media daring, Boy Rafly Amar menilai buku yang diluncurkan tersebut memiliki banyak pesan-pesan kebaikan. Khusus kepada generasi muda.

Disebutnya, buku ini mengajarkan bahwa selain memiliki ilmu dan skill yang tinggi, hal yang tak kalah penting adalah harus bermodalkan nilai-nilai agama yang luhur. Begitu juga dengan pentingnya menjaga tali silaturahim yang selalu dicontohkan oleh Tuan Guru Bajang.

“Banyak pesan-pesan tentang silaturahim dengan para ulama, dakwah akademik dan  menjaga adab di ruang publik,” jelas Boy Rafly Amar.

Ia kemudian berharap buku ini kelak dapat membentuk generasi muda yang hebat, yang tentunya akan menjadi para calon pemimpin bangsa di masa depan.

“Buku ini sudah sepatutnya disebarluaskan kepada generasi muda Indonesia, supaya pesan-pesan kebaikan yang disampaikan oleh beliau dalam buku ini dapat terus terawat dan diamalkan,  diimplementasikan kepada para generasi muda Indonesia sebagai calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang,” harap Boy Rafly .

TGH M. Zainul Majdi yang hadir saat itu mengatakan, salah satu cara mencintai NKRI adalah berkeliling hingga ke penjuru-penjuru Indonesia. Hal inilah yang dilakukannya saat melakukan dakwah nusantara.

“Teori-teori, kemudian petuah-petuah, tentang membangun kecintaan kepada Indonesia itu akan dapat kita rasakan, dapat kita saksikan secara langsung, ketika kita membangun silaturahim,” ujarnya.

TGB mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang berkontribusi lahirnya buku “Dakwah Nusantara Tuan Guru Bajang – Islam Wasathiyah Vol.1” .

Acara ini dihadiri jajaran Forkopimda NTB, sejumlah Kepala OPD, Tokoh Agama baik secara langsung maupun virtual dan perwakilan ponpes serta sejumlah lembaga keagamaan.

Rr/BiroAdpim




Berkunjung ke Rumah Keluarga Syekh Ali Jaber, Gubernur Sampaikan Belasungkawa

MATARAM.lombokjournal.com

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah berkunjung ke rumah duka Almarhum Syekh Ali Jaber di Jalan Ade Irma Suryani Monjok no 38B, Mataram, Kamis (14/01/21) malam.

Sampai di rumah duka sekitar pukul 08.22 wita. Kepada pihak keluarga, Gubernur menyampaikan belasungkawa dan rasa duka yang mendalam.

Dr. Zul juga menyampaikan kekagumannnya pada sosok  almarhum.

“Allah cinta pada beliau,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Zul juga mengenang pesan Syekh Ali Jaber yang sempat mengatakan ingin dimakamkam di Lombok jika meninggal. Namun dengan ketatnya prosedur untuk memberangkatkan jenazah maka pemakaman diputuskan untuk dilakukan di Tangerang.

“Kita sebenarnya berharap beliau bisa dimakamkan di Lombok sesuai dengan wasiatnya, tapi dengan prosedur segala macamnya kita juga mengerti,” jelasnya.

Keluarga Syekh Ali Jaber, Faisal Jaber, menerangkan bahwa keluarga besar almarhum telah sepakat melaksanakan pemakaman di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Qur’an (Daqu), Kamis (14/01) dan sudah selesai dimakamkan tadi sore

Pesantren tersebut merupakan pesantren yang didirikan oleh Ustaz Yusuf Mansur.

“Saudara dan sahabat-sahabatnya ingin beliau di makamkan di sana. Ada ibunda beliau juga di Jakarta,” ujar Faisal.

Dirinya juga mengenang kembali pertemuan terakhir dengan Syekh Ali Jaber. Saat itu almarhum sempat menginap selama lima hari pada November 2020 lalu setelah menghadiri kegiatan di Lombok Timur.

“Waktu itu yang paling lama beliau menginap di sini. Biasanya hanya 1-2 hari,” jelasnya.

Pihak keluarga dari rumah duka di Monjok sendiri telah berangkat ke Jakarta. Antara lain istri almarhum,, anak pertama almarhum, mertua almarhum dan beberapa orang anggota keluarga lainnya.

“Keluarga akan di sana 3-4 hari,”  tuturnya.

Rr/BiroAdpim




Ulama yang Rendah Hati Itu Telah Pergi, Dimakamkan di Ponpes Daarul Qur’an Tangerang

MATARAM.lombokjournal.com

ALI SALEH MOHAMMED ALI JABER atau yang lebih dikenal sebagai Syekh Ali Jaber, 44, kelahiran Madinah tanggal 3 Safar 1396 H atau 3 Februari 1976 M.  Ia meninggal dunia setelah 19 hari dirawat di RS YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Selatan  karena positif terinfeksi Covid-19.

Tapi sehari setelah dinyatakan negatif, akhirnya Syekh Ali Jaber menghembuskan nafas terakhir hari Kamis pukul 08.30 WIB tanggal 14 Januari 2021.

Syekh Ali Jaber / Foto; Lintang Jati Rahina

Umat Islam di Indonesia berduka, karena kehilangan ulama yang saleh dan rendah hati, seorang pendakwah yang sejuk dan mendidik, yang pada usia sebelas tahun telah hafal 30 juz Al-Quran. Ia dikenal pemaaf dan selalu mengajarkan husnuzon.

Syekh Ali Jaber pernah ditikam di bagian lengan kanan oleh seorang anak muda saat berceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung, 13 Sptember 2020. Tapi ia justru mencegah para jamaah yang akan menghakimi pelaku.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menilai, Syekh Ali Jaber berjasa besar dalam dunia dakwah di Tanah Air. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kita sangat berduka atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Jasa almarhum sangat besar dalam dakwah di Indonesia,” ujar Yaqut, melalui siaran pers, Kamis.

Polisi mengantisipasi ledakan para menuju rumah duka tempat Almarhum Syekh Ali Jaber disemayamkan di Jalan Pemuda Kompleks Taman Berdikari Sentosa, Pulogadung, Jakarta Timur. Kedatangan jenazah dikawal secara ketat tim kepolisian menuju rumah duka.

Para tamu yang berdatangan menuju rumah duka mndapat pengawasan ketat polisi. Anggota keluarga yang hendak masuk ke dalam rumah diberlakukan tes cepat antigen untuk mendeteksi dini potensi COVID-19. Mereka harus ntre di tenda Urusan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri untuk menjalani tes cepat antigen.

“Kita tidak akomodir tamu ke rumah duka. Kalau ada keluarga yang datang, kita tes COVID-19,” kata Kapolrestro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan, seperti dikutip Tempo.com, Kamis.

Syekh Ali Jaber pernah mengatakan, punya  cita-cita dimakamkan di Madinah “Kalau ada yang bisa anter ke Madinah alhamdulillah, ya. Tapi nggak bisa ya apalagi masa Covid,” ujarnya saat itu.

Tapi kalau tidak di Madinah, dan harus dimakamkan di Indonesia, maka Syekh Ai Jaber memilih untuk dimakamkan di Lombok.

Namun Syekh Muhammad Jabeer adik Syekh Ali Jabeer perlu menjelaskan soal itu. Katanya, itu hanya cita-cita bukan wasiat. Tidak pernah diwasiatkan kepada keluarga ucapan atau tertulis minta dimakamkan di Lombok.

“Ada satu hal yang penting sekali, karena saya lihat viral dan yakin pemakaman beliau di mana dan ada yang minta, kata mereka wasiat beliau di Lombok. Itu tidak wasiat, itu bukan wasiat, itu sebenarnya karena acara di Lombok, hanya cita-cita beliau,” kata Muhammad Jabeer di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021).

akan dimakamkan di Daarul Quran Tangerang yakni pondok pesantren milik Ustaz Yusuf Mansur. “Insyaallah di Darul Quran Tangerang Pesantren Ustaz Yusuf Mansur,” kata Syekh Muhammad Jabeer.

Rr




Syekh Ali Jaber Meninggal, Keluarga Ingin Makamkan di Lombok

Pihak keluarga berencana memenuhi wasiat Syekh Ali Jaber untuk bisa dimakamkan di Lombok

MATARAM.lombokjournal.com

Kabar duka meninggalnya Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih akrab disapa Syekh Ali Jaber pada pukul 08.30, mengejutkan publik hari ini.

Tak terkecuali keluarga besarnya di Jalan Ade Irma Suryani Monjok, Kota Mataram.

Mereka berharap Syekh Ali Jaber bisa dimakamkan di Lombok sesuai wasiat Almarhum.

Syekh Ali Jaber / Facebook.com

Mertua Syekh Ali Jaber, Salim Jaber menyebut pihak keluarga menerima kabar duka tersebut sekitar pukul 09.00 WITA.

“Sekarang kita masih berusaha kontak yang di Jakarta, tapi belum ada respons,” ujanya saat ditemui di kediamannya, Kamis (14/01/21).

Pihak keluarga berencana memenuhi wasiat Syekh Ali Jaber untuk bisa dimakamkan di Lombok. Mengingat adanya sejarah keluarga di mana kakek Syekh Ali Jaber pernah memperjuangkan kemerdekaan di Lombok. Bahkan salah seorang anaknya lahir di Lombok.

Al Hasan Ali Jaber, anak pertama Syekh Ali Jaber mengungkapkan keinginan keluarga untuk memakamkan almarhum di Mataram.

“Sekarang lagi rapat juga di sana. Tapi kalau bisa, tidak ada kendala apa-apa akan kita makamkan di sini (Lombok), tapi masih kita berusaha menghubungi yang di Jakarta,” tambahnya.

Hasan mengaku, melakukan kontak terakhir dengan Syekh Ali Jaber sebelum Almarhum masuk ruang ICU.

“Jaga selalu tiang agama, jangan meninggalkan salat. Itu pesan terakhir abah,” tuturnya.

Aya




Plt Bupati Silaturahmi Bersama Para Tokoh KLU

Tidak ada kabupaten semudah terbentuknya Lombok Utara dan tidak ada pula kabupaten yang semurah terbentuknya KLU

TANJUNG.lombokjournal.com

Plt Bupati Lombok Utara H. Sarifudin SH MH, mengadakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Para tokoh yang hadir terdiri dari Drs H Alwi, H Djekat DW SSos, Jasman Hadi, M Nasahar SAg, H. Burhan M Nur SH, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan sejumlah tokoh KLU lainnya, di Aula Bupati, Senin (30/11/20).

Dalam acara silaturahmi itu tampak hadir ,  Pj Sekda KLU Drs H Raden Nurjati, para asisten dan sejumlah Kepala OPD lingkup Pemda KLU.

Plt Bupati, H. Sarifudin dalam sambutannya menyampaikan,  acara silaturahmi merupakan suatu acara untuk memupuk suasana kekeluargaan sesama warga bumi Tioq Tata Tunaq. Acaranya pun dikemas dengan sederhana.

“Semoga dengn izin Allah, nantinya kita merajut kembali hubungan yang mungkin puluhan tahun kita lakukan. Orang-orang yang hadir pada hari ini adalah tokoh-tokoh yang memiliki kompetensi dan daya pikir kuat dalam membangun KLU,” terangnya.

Ia menyampaikan penghormatan kepada seluruh tokoh yang hadir. Harapannya kegiatan itu memiliki makna melalui diskusi yang dilakukan.

Silaturrahmi diharapkan memiliki nilai sinergi persaudaraan merajut pembangunan KLU.

“Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, siapapun pemimpin kita mari kita pegang teguh persatuan dan kekeluargaan untuk pembangunan kabupaten kita, agar berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Dikatakannya, jika diingat kembali bagaimana KLU dibentuk dengan kekompakan bersama. Tujuannya untuk mengembangkan daerah agar menjadi masyarakat yang berpikir maju.

Diharapkan napak tilas sejarah itu mendorong KLU sejajar deng kemajuan kabupaten-kabupaten lain di NTB, baik dari sisi sumber daya manusia dan sumber daya alamnya untuk bisa bersaing.

“Walupun saya sudah tidak lagi berada di lingkup pemerintahan, tapi tidak mengurangi keinginan saya untuk selalu berbuat dan memikirkan bagaimana perkembangan kabupaten ini ke depan,” tegas Wabup Lombok Utara itu.

Dikatakannya, kurang dari sembilan hari lagi KLU menentukan siapa pemimpin daerah melalui pesta demokrasi pilkada. Semua pihak diajak memberi contoh yang baik di masyarakat, dengan menghindari konflik.

Ia yakin semua warga bersama-sama ingin KLU lebih baik. Namun, hal yang tidak kalah pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, sebab KLU masih kuat dengan kulturnya, solidaritas yang tinggi serta toleransi.

“Kami mohon dukungan kepada tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan untuk kita sama-sama menjaga keamanan KLU,” pintanya pada tokoh yang hadir.

Pemimpin mensejahterakan rakyatnya

Tokoh masyarakat dan mantan birokrat KLU, Drs H Alwi mewakili tokoh lainnya bersosialisasi dengan lagu rekamannya sendiri. Ia mengingatkan, lagunya itu bisa dijadikan contoh, lantaran terbentuknya KLU bukan dari generasi kami atau generasi kita.

“Tapi dari berpuluh-puluh tahun lalu yang ada di dalam sejarah cita-cita Lombok Utara, lama terpendam jauh sebelum itu, betapa luar biasanya leluhur kita. Mereka mampu menyandingkan Lombok Utara yang sudah jadi kabupaten sementara kita belum terbentuk,” tuturnya di hadapan para tokoh.

“Pada masa generasi kami, kami yakin betul apapun kata orang, apapun kendala yang kita hadapi Lombok Utara pasti akan jadi kabupaten,” ungkap Alwi .

Bertamsil, sesungguhnya KLU sudah dipersiapkan oleh yang bikin pulau. Oleh karena itu, khusus Lombok Utara, Allah pagar dengan pagar yang tidak bisa digeser oleh apapun dan dengan kekuatan apapun.

“Mulai dari puncak Rinjani. Gunung itu bersambung terus tanpa putusnya sampai ke gunung Klui perbatasan kita dengan Lombok Barat. Di ujung timur perbatasan dengan Lombok Timur. Allah SWT ciptakan kali yang airnya tidak sama dengan kali-kali lainnya yaitu kali putih,” urai mantan Asisten I Setda Lobar itu.

“Siapapun pemimpin KLU jika tidak menyejahterakan masyarakat, maka dia akan ‘tulah manuh’ (kualat, red). Mesti mensejahterakan,” tegasnya optimis.

Dijelaskannya, sekadar perbandingan saja, tidak ada kabupaten semudah terbentuknya Lombok Utara dan tidak ada pula kabupaten yang semurah terbentuknya KLU.

Urun rembuq dan bernostalgia

Menanggapi hasil diskusi dengan para tokoh, Plt Bupati Sarifudin menyampaikan acara silaturrahmi, diinisiasi oleh Bagian Humas dan Protokol dan Bagian Umum Setda KLU dengan tujuan bagaimana tokoh-tokoh yang selama ini bisa bertemu, urun rembuq dan bernostalgia.

Mungkin sebelumnya sibuk dengan kegiatan masing-masing, sehingga momen tersebut dijadikan wadah silaturahmi bersama para tokoh dengan Pemda KLU.

Estimasi undangan silaturrahmi itu, sebenarnya 100 orang lebih yang ingin diundang pihaknya. Tetapi sesuai protokol Covid-19, sehingga mengharuskan undangan dibatasi, sebab tidak boleh mengundang lebih dari 50 orang.

Dijelaskan pula, ada dua forum formal penyampaian aspirasi masyarakat KLU kepada Pemerintah Daerah yaitu Gendu Rasa Siu Ate Sopoq Angen dan Musrenbang. Kedua forum itu biasanya dihadiri oleh utusan-utusan masyarakat. Hasilnya kemudian dituangkan dalam usulan Pemerintah Daerah.

Plt bupati menyimpulkan poin-poin urun rembuq silaturrahmi bersama para tokoh KLU itu menjadi tiga hal penting.

Pertama, terkait anggaran yang tertuang pada rencana aksi program, baik program fisik maupun nonfisik. Kedua, tentang tata ruang wilayah yang belum diselesaikan sampai saat ini. Kemudian yang ketiga, pemimpin KLU mendatang.

“Kedua calon ini adalah putra-putra terbaik Lombok Utara yang akan mampu membawa KLU lebih baik kedepan,” pungkasnya.

Acara silaturrahmi berlangsung khidmat, diskusi diselingi pula dengan tembang-tembang kenangan serta ditutup dengan ramah tamah.

api