TGB: “Pancasila Titik Tengah Tangkal Radikalisme.”

Radikalisme timbul dari pemahaman keliru dalam menafsirkan agama, disamping akibat depresi dan tekanan ekonomi

Diskusi “Demokrasi Pancasila Sebagai Penangkal Radikalisme”

SURABAYA.lombokjournal.com – Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab dipanggil TGB (Tuan Guru Bajang) menegaskan, tindakan radikalisme yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu saat ini, tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun.

Ia menduga tindakan itu hanya timbul dari pemahaman yang keliru dalam menafsirkan agama serta depresi hidup dan tekanan ekonomi.

“Radikalisme harus disikapi dengan titik tengah. Titik tengah itu, adalah  pancasila sebagai alat ukur menangkal radikalisme. Dan pendidikan sebagai alat mobilitas vertikal kolektif,” tegasnya.

Menurutnya, Pendidikan merupakan alat mobilitas terbaik dalam menciptakan generasi yang berkualitas, dan jauh dari tindakan-tindakan radikal.

TGB menyampaikan pandangannya saat menjadi narasumber dalam diskusi nasional “Demokrasi Pancasila Sebagai Penangkal Radikalisme” di Hotel Swiss Bilinn Surabaya, Kamis, (7/9)/,  diselenggarakan oleh HR. Djoko Soemadijo Istitute bekerjasama dengan Universitas Marotama Surabaya.

TGB diundang secara khusus untuk memaparkan pemikirannya bersama tokoh-tokoh nasional lainnya, diantaranya Ketua DKPP RI,  Dr. Harjono, SH., M.Ci dan  HR. Djoko Soemadijo  yang telah dikenal luas sebagai seorang tokoh pendidikan di Indonesia.

Di hadapan ratusan pemuda, mahasiswa dan civitas akademika Universitas Marotama Surabaya yang hadir, TGB mengatakan, radikalisme terjadi jika institusi-institusi sosial keagamaan  kehilangan jati dirinya.”Terutama dalam menangkal berkembangnya paham-paham radikal,” katanya.

Sehingga timbul labe, kekerasan-kekerasan atau radikalisme yang terjadi berasal dari institusi sosial, seperti Ponpes yang biasa dikaitkan dengan tindakan radikalisme.

Untuk mengeliminirnya, maka Pancasila harus ditafsirkan secara benar sesuai dengan kaidahnya, tidak boleh semaunya. Jika terjadi perbedaan penafsiran,  harus didiskusikan untuk menghasilkan hal terbaik.

TGB mengingatkan, pentingnya nilai-nilai dasar demokrasi Pancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mencapai kemufakatan. Itu direflikasikan dalam meretas perbedaan pendapat.

“Termasuk dalam penyelesaian berbagai permasalahan dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Hal itu menghindari munculnya sikap saling menyalahkan. Bahkan melihat orang yang tidak sefaham sebagai musuh yang harus diperangi. “Itu tidak boleh terjadi,” tegas TGB

TGB mengajak lebih mengedepankan rasionalitas dalam  segala tindakan, serta menumbuhkan rasa bangga sebagai anak bangsa yang memiliki dasar negara Pancasila.

Kebanggaan  itu, harus ditafsirkan memahami pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Menjadikannya  sebagai sumber dari penyelesaian  segala permasalahan kebangsaan.

“Pancasila harus hadir dalam mewujudkan keadilan sosial. Bahkan menjadi sumber penggerak dalam setiap  tindakan kepedulian sosial kepada sesama, walau di belahan dunia mana pun,” tegasnya.

AYA/Hms

 




TGB Mulai Populer di Sumatera Utara

Selain sebagai ulama besar, TGB (Tuan Guru Bajang) disebut sebagai pemimpin daerah yang sukses

lombokjournal.com –

Masyarakat Sumatera Utara saat ini sudah mengenal ketokohan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH M Zainul Majdi atau TGB (Tuan Guru Bajang) sebagai umara sekaligus ulama skarismatik.

“Kami memang tak tahu apa arti bajang,  apa pun artinya pasti sesuatu yang positif,” ujar Ketua Panitia Tablig Akbar menyambut peringatan HUT ke 72 Proklamasi Kemerdekaan RI di Masjid Amalia, Kabupaten Langkat, Sumatra utara, Minggu (06/07).

Ungkapan senada dilontarkan Ketua GAPAI Sumatra Utara, Ustadz Hendriyanto. TGB sebagai gubernur telah berhasil membangun NTB, tentu sangat dicintai masyarakat NTB.

“Tetapi tidak hanya masyarakat NTB, masyarakat Sumatra Utara, bahkan Indonesia pun mencintainya, karena TGB merupakan  seorang  ulama besar sekaligus  pemimpin daerah yang sukses,” ungkap Ustadz Hendriyanto.  Kalimat Ustadz Hendriyanto kemudian disambut takbir menggema dari masyarakat yang menghadiri tablig akbar.

Hari Minggu TGB mengakhiri rangkaian kegiatan  silaturahim di Provinsi  Sumatera Utara. Pada hari terakhir kunjungannya ke Sumatera Utara, TGB menghadiri undangan Tablig Akbar menyambut Peringatan HUT ke 72 Proklamasi   Kemerdekaan RI yang gelar di Masjid Amalia di Kabupaten Langkat, Minggu Pagi (06/08/2017).

Pada acara Tablig Akbar yang diselenggarakan oleh Pengurus DPW Ikatan  Pondok Pesantren Indonesia (IPI) Sumut bekerjasama dengan Pemda setempat,  TGB disambut meriah dan penuh keakraban oleh Ketua MUI Kabupaten Langkat,  Buya H. Ahmad Maqfus,  Wakil Bupati Langkat,  Drs. H. Sulistiono,  M. Si,  Ketua GAPAI Sumatera Utara,  Ustadz Hendriansyah dan Ketua panitia, Mukhlis Siregar.

Di hadapan hampir seribu jama’ah yang hadir, NTB mengajak jemaah menyambut momentum kemerdekaan dengan suka cita. Sebagaimana saat Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, 72 tahun yang lalu, juga disambut suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia, ujarnya.

“Dalam mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, kita harus benar-benar bertasyakur,” terang Gubernur TGB, seraya mengingatkan cara terbaik mewujudkan rasa Syukur atas karunia kemerdekaan itu adalah  dengan melakukan hal hal yang positif dan membawa kemanfaatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

TGB menyampaikan  rasa syukurnya telah diberi kesempatan hadir dan bersilahturahmi dengan masyarakat  di Bumi Langkat. Tanah melayu yang diberkahi Allah. “Tanah Indonesia yang dirahmati Allah,” ujarnya.

AYA/Hms

 




Surga Yang Digambarkan Dalam Al Quran Ada di Indonesia

Tidak ada yang kebetulan, termasuk keberagaman Indonesia merupakan skenario Allah Swt

TGH M Zainul Majdi

lombokjournal.com  – Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), menegaskan pandangannya tentang Indonesia adalah Ijma’ Wathani, yakni sudah menjadi konsensus Nasional. Di dalam perjuangan mewujudkan konsensus nasional itu,  para ulama  memiliki peran terbesar

TGB mengajak semua pihak ikhlas menerima keragaman bangsa Indonesia. Caranya, terus memupuk kepedulian keluarga besar ponpes yang selama ini sudah tumbuh dan berkembang dalam semangat keiklhlasan.

“Tidak ada lagi ruang adanya perdebatan mengenai perbedaan dan keragaman Indonesia,” tegas TGB dalam orasi kebangsaan yang diucapkan usai malam pelantikan pengurus Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) di Medan, Sumatara Utara, Jumat (4/8).

Kunjungan TGB ke Sumatera Utara memenuhi undangan tokoh agama dan masyarakat KH. Dr. Dedi Masri, L. C.,  M. Si, selain membangun hubungan dinamis antara NTB dengan provinsi lain, serta menjalin silahturahmi.

Di Sumatera Utara, TGB menghadiri malam pelantikan pengurus Ikatan Pesantren Indonesia (IPI). Pertemuan ini dihadiri pimpinan BUMN, Forkompimda Provinsi Sumatera Utara,  para tokoh agama dan masyarakat. Juga dihadiri oleh seluruh ratusan perwakilan Ponpes se Sumut , serta Pejabat dari Kementerian Dalam Negeri, Laode Ahmad SE. MSi, Perwakilan POLDA Sumut,  Perwakilan Pemda Sumut dan tokoh-tokoh masyarakat/tokoh agama se Sumut.

Menurutnnya, pondok pesantren di seluruh Indonesia, sejak awal merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. “Kewajiban kita semua bersama-sama untuk terus berjuang, merawat,  menjaga dan membentengi Indonesia,” ujarnya.

Dalam orasi kebangsaannya TGB menyampaikan buah pemikiran pandangannya tentang Indonesia. Indonesia dikatakannnya wujud anugerah dan nikmat dari Allah Swt.

“Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Termasuk keragaman Indonesia yang ada saat ini,  merupakan skenario besar dari Allah SWT,” tuturnya.

Keberagaman di Indonesia tampak jelas. Berbeda dengan negara-negara di Jazirah Arab, asal usul maupun suku bangsanya homogen. “Aneka ragam kekayaan alam dan budaya makin menggambarkan bahwa surga yang tergambar di dalam Al Quran itu ada di Indonesia,” katanya.

TGB mengatakan, Indonesia adalah Ijma’ Wathani, yakni sudah menjadi konsensus Nasional. Dalam perjuangan mewujudkan konsensus nasional itu,   para ulama  memiliki peran terbesar.  Dengan demikian,  tidak ada lagi ruang untuk adanya perdebatan mengenai perbedaan dan keragaman Indonesia.

AYA

 

 




Al-Quran Harus Selalu Dekat Dengan Anak-anak

Kewajiban utama para orang tua membangun kedekatan  anak anak dengan al- Quran

lombokjournal.com –  Membangun kedekatan  anak anak dengan al Qur’an merupakan tugas utama para orang tua. Pendidikan terbaik bagi anak-anak ada dalam Al Quran.

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan itu di depan ratusan jamaa’ah di Rumah Tahfizh Miftahul Jannah, di Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Jum’at (/8).

“Menjadi anak yang sholeh atau terbaik,  jalan yang paling utama adalah al quran,”  kata TGB.

TGB menegaskan, membangun masa depan bukan pembangunan sisi lahir belaka. Juga penting membangun kekuatan batin bangsa seperti keberanian, semangat juang dan kepercayaa diri juga sangat penting.

“Bangsa ini perlu orang-orang dengan keteguhan iman,  karakter yang kuat dan tak kenal menyerah. Dan kita akan mendapatkannya dengan terus  mendekatkan anak-anak dengan Al Quran, ” tegasnya.

TGB dijadwalkan melakukan kunjungan di Kota Medan, Sumatera Utara, sejak Jumat (4/8) hingga Minggu (6/8), memenuhi undangan para ulama dan tokoh masyarakat Sumatera Utara, KH.  DR.  Dedi Masri,  LC. MA serta sejumlah Pimpinan Ponpes. Kunjungannya menghadiri acara temu tokoh dan dialog kebangsaan pada pelantikan DPW Ikatan Pondok Pesantren (IPI ) Sumut, Jum’at malam.

Kemudian, Hari Sabtu (5/8-17) diawali shalat subuh berjemaah, dilanjutkan Tablik Akbar dan silaturahim dengan sejumlah Tokoh Masyarakat.

Hari pertama tiba di Sumut, Jumat siang, TGB mengawalinya dengan sholat Jum’at dan menjadi khotib di Masjid Agung Kota Medan. Usai sholat Jum’at dilanjutkan bersilaturrahmi dan bertausyiah di Rumah Tahfizh Miftahul Jannah, di Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan.

“Menjadi anak yang sholeh atau terbaik,  jalan yang paling utama adalah al quran,”  kata TGB.

Rasulukllah membangun kota Madinah tidak hanya melihat kekayaan sumber daya alamnya. Tapi lebih melihat potensi penduduk dan generasinya mudanya, dan mendidiknya sebagai  pembawa cahaya Al Quran

“Nabi Muhammad melihat Madinah sebagai kota cahaya yang akan memancarkan agama islam, dan anak anak kita sekarang adalah para penjaga cahaya islam, ” ungkapnya.

AYA




Kelakar Suhaili, dari TGB ke TGB

Kelakar bisa sekedar untuk membuat orang lain tertawa, tapi ada juga yang (mungkin saja) untuk menyindir seseorang

HM Suhaili FT alias TGB (Tuan Gendut Bodak)

LOTENG.lombokjournal.com – Kelakar bukan sembarang kelakar, tapi kelakar menyangkut sebutan TGB membuat orang berpikir lain-lain. Itulah kelakar yang dilontarkan Bupati Lombok tengah, HM Suhaii FT saat memberi sambutan acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat di Praya, Sabtu (29/7).

Di hadapan ribuan warga, Bupati Suhaili bercerita soal ‘dari TGB ke TGB’.  Maklum ia dikenal sebagai bupati dengan pembawaan santai, humoris, dan seringkali melemparkan kelakar politik.

Suhaili mengatakan, yang dimaksudkannya TGB itu adalah Tuan Gendut Bodak. Itu TGB yang satu, sedang yang lainnya adalah Tuan Guru Bodak. Jadi yang paling dikenal itu memang TGB, tapi bukan orang lain melainkan ‘Tuan gendut Bodak’ dan ‘Tuan Guru Bodak’.

Apa maksud kelakar itu? Tak ada yang tahu persis apa yang dimaksud Suhaili. Tapi seorang birokrat di Pemkab Loteng, sambil berkelakar menjawab sangtai.

“Jadi setelah NTB ini dipimpin TGB yang dari Pancor, Lombok Timur, sekarang tetap akan dipimpin TGB, tapi yang TGB yang dari Bodak, Lombok Tengah,” katanya santai.

Itulah kepiawaian Suhaili dalam berkelakar. Kelakar tersebut terbilang, maksudya membuat masyarakat yang mendengar kelakar itu tertawa riang.

Apalagi saat Suhaili kembali melontarkan jargon andalannya “Kanggom Tadah?” Sontak masyarakat kembali riuh menjawab “Kanggoq….”.

GILANG




TGB Ingatkan Semangat Optimisme, Seperti Tertuang Dalam Qur’an

Untuk menang berkompetisi di persaingan global, TGB ingatkan pentingnya membangun semangat optimisme

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menjawab pertanyaan tentang tips  memenangkan kompetisi di persaingan global, saat menjadi pembicara pada diskusi panelis utama (main panel discussion), dalam konferensi ke-9 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sedunia  (Indonesian Scholars International Convention 9th)  di Kota Warwick, Inggris, Rabu (26/7).

Dikatakannya, untuk menang berkompetisi di persaingan global yang kian ketat, penting membangun semangat optimisme,” kata TGB.

“Ajaran Islam yang tertuang di dalam kitab suci Al-Qur’an, mengharuskan manusia bersikap optimis dan bukan pesimis,” tegas TGB.

Menanggapi beragam pertanyaan, TGB mengungkapkan  fakta fakta pembangunan daerah khususnya di NTB.  Banyak aspek perlu mendapatkan atensi penanganan, mulai yang tampak sederhana, tetapi berdampak besar bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Diungkapkannya, di NTB harus memberi atensi terkait kebiasaan pernikahan dini, kebiasaan pola asuh dan pola makan yang kurang baik. “Jika tidak ada pendekatan penanganan yang tepat, akan menimbulkan masalah sosial dan kesehatan,” paparnya.

Konferensi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sedunia  (Indonesian Scholars International Convention 9th)  rutin dilaksanakan tiap tahun secara bergilir di semua negara di dunia. Pertemuan diisi dengan diskusi terkait berbagai isu yang berkembang baik di dunia maupun Indonesia.

Konferensi di Gedung Warwick Centre Kota Warwick Inggris itu, merupakan event gabungan Konvensi Internasional Peneliti Indonesia  (ISIC) dan Symposium Internasional ke-9  Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia.

Peserta konferensi mencapai 1.500 orang  peneliti dan pemuda pelajar dunia, mengupas  tema pokok Akselerasi Sumber Daya Potensial Indonesia Menyongsong 2030.

TGB membawakan  materi, “Strategi Terbaik Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menyongsong Bonus Demografi 2030”. Ia memaparkan strategi menyiapkan generasi muda Indonesia memanfaatkan  bonus demografi tahun 2030, , diperkirakan sebagian besar populasi di Indonesia didominasi penduduk usia produktif.

Acara di mulai pukul 10.30 waktu setempat, dibuka Duta Besar RI untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma. Hadir juga saat itu, Duta Besar/Utusan Tetap Delegasi Republik Indonesia untuk UNESCO, Prof. Fauzi Soelaiman, Duta Perdagangan Perdana Menteri Inggris khusus untuk Indonesia, Richard Graham. Acara baru berakhir sekitar Pukul  13.00 waktu Inggris atau sekitar pukul 21.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Selain TGB sebagai panelis utama, penyelenggara, Samuel Leonardo Putra bersama Ketua PPI di Inggris, Alanda Kaiza juga mengundang mantan Menteri ESDM, Sudirman Said sebagai Keynote Speaker sekaligus membuat kesimpulan pada acara diskusi panel tersebut.

Memperkuat Pendidikan

TGB menguraikan strategi transformasi pemuda menyongsong persaingan global di masa datang. Kunci utama bagi pemuda untuk melakukan transformasi diri adalah pendidikan.

“Suatu negara atau daerah ingin maju, kuat dan sejahtera, maka yang perlu diperkuat adalah pendidikan,” tegasnya.

Dikatakannya, pemprov NTB konsisten mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan. Selain itu telah menyediakan banyak anggaran untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemuda melalui beasiswa, peningkatan kapasitas guru, peningkatan metode pengajaran, serta membangun sekolah di daerah-daerah terpencil.

Inovasi dan strategi yang dilakukannya mempersiapkan generasi yang dapat menikmati Bonus Demografi 2030 mendatang. Kebijakan populer yang sampaikan TGB, di antaranya melakukan reviltasliasi, fasilitasi dan penguatan peranan pemuda bagi pertumbuhan ekonomi, melalui pelatihan skill dan manajemen usaha.

Dikatakannya  juga tentang penguatan peran dan keterlibatan mahasiswa untuk program pendampingan bagi ibu hamil dan bayi, yang dikenal program ASHAR (Aksi Seribu Hari Pertama Setelah Melahirkan), menciptkan 200.000 wirausahawan baru dan mendorong peningkatan kualitas UMKM.

Kebijakan lainnya, menumbuhkan semangat kepeloporan pemuda dalam menciptakan desa wisata berdasarkan ciri khas dan potensi setempat, sambil menjaga kelesatarian hutan dan lingkungan, serta menumbuhkan minat baca dan mengembangkan usaha kecil menengah dengan memanfaatkan bahan baku lokal.

Para peserta diskusi sangat antusias  dengan gagasan dan pemikiran  TGB. Mereka ingin mengetahui dan mendengar penjelasan tentang capaian kemajuan pembangunan NTB yang selama ini hanya diperoleh dari media dan informasi dari mulut ke mulut.  TGB banyak mendapat pertanyaan terkait strategi mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah.

Kebijakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pembangunan, serta  pemikirannya  mempersiapkan generasi muda untuk menatap masa depan, serta strategi dan kebijakan  yang perlu dilakukan sebagai modal bagi generasi untuk menghadapi tantangan.

Usai acara, hingga di luar ruang pertemuan, TGB dikerubuti oleh pelajar dan mahasiswa untuk berbincang,  ada di antaranya yang memanfaatkan untuk selfi bersama TGB.

AYA/HMS




Rahmi Djalillah Contohkan TGB Sebagai Pemimpin Inspiratif

Saat bicara di depan santri Ponpes Darul Mahmudien, Rahmi Mencontohkan TGB Sebagai Pemimpin Inspiratif

LOTENG.lombokjournal.com  – Figur Dr M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang kini masih Gubernur NTB, menjadi magnet bagi jamaah NW. Bahkan kakak kandungnya, DR. Ir. Hj. Siti Rahmi Djalillah, MPd yang resmi menjadi calon NW untuk Pilgub NTB 2018, menyebut TGB sebagai tokoh inspiratif.

Itru dikatakan Hj. Siti Rahmi Djalillah saat menghadiri silaturrahmi dengan keluarga Pondok Pesantren Darul Mahmudien NW Montonggamang, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah, Rabu (26/7).

Saat memberikan tausyiah kepada jamaah NW dan tamu undangan yang menyambutnya, ia memberikan motivasi dan semangat kepada semua siswa yang bernaung dibawah Yayasan Ponpes Darul Mahmudien atau YADAMA, dengan mengambil sosok TGB sebagai contoh.

“TGB itu contoh pejuang yang ulet sejak kecil,” ungkapnya..

Saat ini TGB muncul sebagai figur  yang dikenal secara nasional. Rahmi mengatakan, seperti hanya para siswa YADAMA, TGB sosok yang lahir dari daerah atau kota kecil di Lombok Timur.

“TGB memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan orang (Sasak), yaitu makan pelecing kangkung, dan sayur bening,” kata Rahmi.

Rahmi memberi ilustrasi kehidupan TGB sebagai alasannya mengambil TGB sebagai contoh tokoh inspiratif di hadapan seluruh siswa semua dan tamu undangan. Intinya, semua siswa YADAMA khususnya dan  generasi muda umumnya, bisa meniru jejak TGB.

“Hanya saja butuhkeseriusan dan niat yang mulia,’ kata Rahmi. Rahmi yang kini menjabat Rektor salah satu Universitas NW di Lotim ini juga memberikan tip menggapai kesuksesan, yaitu mengembangkan kepampuan yang ada pada diri sendiri.

Di tempat sama, Ketua Yayasan Darual Mahmudien NW yang sekaligus masih menduduki jabatan penasehat NW Loteng menyatakan rasa bangganya atas kehadiran Rahmi.

Tokoh NW di Loteng itu juga berharap agar kegiatan ini bisa memberi pencerahan bagi Yayasan untuk kedepannya. Ia sempat menegaskan, YADAMA adalah pintu utama masuk NW ke Loteng.

Gilang




Umat Islam Sebagai Mayoritas, Diajak Menjadi Penguat Bangsa

Sebagai mayoritas di Indonesia,  umat Islam harus jadi penguat bangsa dengan cara mengamalkan nilai- nilai kebaikan

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, Dr.TGH. M.Zainul Majdi yang  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan, umat islam sebagai mayoritas di indonesia bukan suatu kebetulan.

“Tapi salah satu cara Allah untuk memastikan rahmat dan kasih sayang-Nya tetap terjaga,” kata TGB dalam muzakarah “Meningkatkan Ukhuwah Menuju Indonesia Modern” di Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu Malam (22/7)

TGB menghadiri silaturahim dan menyampaikan tausiyah dalam acara itu. Dalam lawatannya selama dua hari di Provinsi Jatim, Ponpes  ini merupakan lokasi keempat yang dikunjunginya.

Dijelaskannya, tentang hadist yang mengilustrasikan dua kelompok umat manusia, dalam kapal yang berlayar mengarungi lautan. Kelompok pertama digambarkan berada di bawah kapal dan ingin melubangi kapal supaya mudah mendapatkan air tanpa memikirkan kelompok lain di atas kapal.

Bila kapal bocor dan tenggelam, yang jadi korban adalah semua penumpang kapal. Bukan hanya pelaku atau kelompok yang melubangi kapal tersebut,.

Jika kapal yang berlayar itu diumpamakan NKRI, semua kelompok, semua etnis dan semua anak bangsa ini, harus saling mengingatkan menjaga NKRI supaya tidak tenggelam.

“Semua kelompok hendaknya menghadirkan kebaikan dalam kehidupan NKRI,” tegasnya. Umat islam yang mayoritas haruslah bersama umat lain bekerja sama dalam bingkai NKRI.

TGB memberikan panduan menyikapi  isu perpecahan umat dan bangsa saat ini, yaitu dengan cara menjauhi saling berburuk sangka dan saling menyalahkan. Kemudian Ikatan sesama umat dan anak bangsa hendaknya didasari atas 5 pondasi, yakni : ad-din (agama), persaudaraan, hubungan kekerabatan, mahabbah atau saling mencintai.

Muzakarah

Kedatangan TGB disambut kebahagiaan oleh Pimpinan Ponpes, bersama pengurus dan ratusan jemaah Pondok Pesantren Hidayatullah. TGB mengaku, jauh sebelum  menimba ilmu di Al Azhar Kairo Mesir, sudah mendengar kiprah dan keberadaan Hidayatullah.

“Bersyukur  dapat hadir di tengah para santri dan santriwati untuk bermuzakarah atau berdiskusi tentang keilmuan, berdialog menuju jalan kebaikan,” kata TGB.

Menurutnya, agama adalah penguat suatu bangsa, bukan melemahkan bangsa.  islam sudah sangat jelas mengajarkan nilai- nilai kebaikan. “Didalam Al Qu’ran disebut baldatun toyyibatun warabbun gafur,” kata Al Hafiz itu.

TGB mengatakan, lebih senang menggunakan kata muzakarah dibanding Tabligh Akbar. Alasannya, kata majelis Muzakarrah bermakna sebagai majelis yang memberikan ruang diskusi keilmuan.

“Jika ada dua orang berilmu berdiskusi maka akan lahir ilmu yang ketiga,” katanya.

Sedangkan tablig akbar, menurutnya, lebih bermakna pada harapan besar yang tentunya tetap dalam kebaikan.

AYA/Hms

 




Kunjungi Dahlan Iskan, TGB Diminta Siap Jadi Milik Indonesia

Meski berlatar belakang ulama, TGB dipuji Dahlan Iskan karena juga kuat di manajerial pemerintahan

lombokjournal.com  – Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang terkenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) bertandang ke rumah mantan Mmenteri BUMN masa pemerintahan SBY, Dahlan Iskan, di komplek perumahan Sakura Regency Surabaya, Sabtu (22/07). Saat bertemu Dahlan, TGB mendapat sanjungan.

Menurut Dahlan Iskan, biasanya pemimpin berlatar belakang Ulama cenderung lemah di manajerial. “Berbeda dengan TGB, justeru menjadi sosok yang komplit,” ujar Dahlan.

Menurutnya, TGB selain kuat di sisi keagamaan, juga kuat di sisi manajerial. Terbukti dengan usia muda mampu memimpin selama dua periode dan mampu membawa NTB menjadi lebih baik dengan menurunnya angka kemiskinan di Provinsi NTB dari 25 persen awal tahun 2007/2008, menjadi 16 persen di awal tahun 2017 ini.

“Tuan Guru Bajang harus bersiap untuk tidak hanya menjadi milik Lombok atau NTB saja tapi menjadi milik Indonesia,” pintanya.

Menanggapi harapan bos Jawa Post Group tersebut,  TGB menyebut Dahlan Iskan sebagai tokoh nasional sangat mencintai NTB. Nyatanya sampai sekarang tetap memantau perkembangan pembangunan di provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertemuan silaturrahmi tersebut diakhiri dengan sholat zuhur berjamaah yang di Imami langsung oleh Gubernur TGB.

Kunjungan TGB menemui tokoh Nasional dan Wartawan senior tersebut, merupakan pertemuan silaturahmi biasa,  serangkaian kunjungannya memenuhi undangan sebagai narasumber dan silaturahim yang digelar para Tokoh Masyarakat dan sejumlah Organisasi kemasyarakatan di Wilayah Surabaya dan Jombang Provinsi Jatim (Sabtu-Minggu, 22-23 Juli).

Pertemuan singkat yang dihadiri beberapa sahabat Dahlan Iskan, menjadi ajang temu kangen kedua tokoh. Diselingi acara jamuan makan siang bersama, saat itu Dahlan Iskan  memuji  TGB sebagai  tokoh muda yang langka, dan sosok pemimpin yang komplit, memiliki kemampuan yang lengkap.

AYA