Kepemimpinan TGB Menginspirasi Santri-santri Muda

Kata TGB, pesantren mengajarkan kompeten, pendidikan di pondok pesantren ada tahapan-tahapannya, ada adab-adabnya, bahkan kitab-kitabnya disusun para ulama berdasarkan kebutuhan

MATARAM.lombokjournal.com –  Dalam kunjungan ke Pekalongan ke Jawa Tengah, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang) kembali menuai pujian.

“TGB sosok  yang menginspirasi bagi santri-santri muda, khususnya bagaimana melahirkan pemimpin masa depan bangsa yang jujur, amanah, dan berintegritas untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik,” ujar Pimpinan Ponpes Al-Fusha, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, KH Muhammad Dzilkon Dzilkon, Senin (2/10).

Dalam kunjungan ke Jawa Tengah, TGB berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fusha, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Ahad (1/10) kemarin. Pimpinan Ponpes, KH Muhammad Dzilkon menyebut TGB merupakan sosok ulama dan umaro’ yang lahir dari dunia Ponpes.

Di hadapan sekitar 300 santri, TGB mengapresiasi metode pembelajaran Ponpes Al-Fusha yang memadukan unsur ilmu agama dengan ilmu umum. TGB juga menilai, konsep pengajaran dengan penggunaan tiga bahasa, yakni bahasa Arab, Jepang, dan Inggris di ponpes ini menjadi suatu inovasi yang positif.

“Dengan bekal ilmu dan bahasa yang lengkap, maka cita-cita jangka panjang lulusan untuk bisa berbicara di tingkat nasional dan internasional akan dapat diwujudkan,” kata TGB.

TGB menambahkan, ponpes menjadi salah satu wadah tempat persemaian yang baik bagi generasi muda di Tanah Air. TGB menilai perhatian pemerintah terhadap dini ponpes terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak semata untuk kebaikan ponpes, melainkan juga bangsa Indonesia.

“Pesantren memang mengajarkan kita untuk kompeten. Pendidikan di pondok pesantren itu ada tahapan-tahapannya, ada adab-adabnya, bahkan kitab-kitabnya disusun oleh para ulama berdasarkan kebutuhan,” ucap TGB.

TGB mengajak para santri untuk senantiasa mengasah kemampuan dan mempersiapkan diri agar menjadi pemimpin yang hebat, serta merasa bangga menjadi santri dan selalu optimistis dalam menatap massa depan yang lebih baik.

“Sebab ilmu yang didapatkan di ponpes sudah menjawab seluruh tantangan masa depan yang lebih kompleks dan ilmu tersebut merupakan bagian yang menjadi kebanggan bagi para santri,” kata TGB menambahkan.

AYA/Hms




TGB Dirindukan Masyarakat Kendal

 

Wakil Bupati Kendal di Jawa Tengah menyebut TGB laksana secercah cahaya  yang akan menyinari bangsa ini.

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), mengawali rangkaian kunjungannya di Provinsi Jawa Tengah,  sholat subuh berjama’ah di Masjid Mujahidin didampingi Wakil Bupati Kendal, Masrur Maskur, Sabtu (30/9).

Menurut Masrur Maskur, masyarakat Kabupaten Tegal mengidolakan TGB, sebagai pemimpin sekalligus ulama. “Masyarakat Kendal sudah lama merindukan kehadiran TGB,” katanya saat memberikan sambutan usai sholat Subuh berjamaah.

Dengan kata-kata puitis di hadapan ratusan jamaah sholat subuh, Wakil Bupati Kendal itu menyebut TGB merupakan secercah cahaya  yang akan menyinari bangsa ini.

Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kendal, ia berterima kasih atas kehadiran Gubernur TGB.  “Karena berkenan meluangkan kesempatan guna memenuhi undangan dari para ulama dan  berbagai komponen masyarakat di Kabupaten Kendal Jawa Tengah,” ujar Masrur Maskur.

Saat menyampaikan tausiahnya TGB mengatakan, nilai-nilai kesyukuran akan terwujud bila kita mempedomani Al-Quran dan Al-Hadits. Wujud kesyukuran hakekatnya adalah bergerak dari satu takdir ke taqdir yang lain.

“Dan itu adalah pilihan terbaik,”  katanya sambil mengingatkan, tidak boleh putus asa karena mengurangi keyakinan dan keimanan  kepada Allah SWT.

Dengan mengamalkan tuntunan agama, serta mengamalkan kebaikan dengan banyak bersyukur, maka saya yakin hidayah itu akan datang.

Usai menyampaikan tausyiah, TGB mengunjungi Ponpes AL-Fadllu AL-Fadilah Kec.Kaliwungu Kabupaten Kendal dan diterima langsung Pimpinan Ponpes KH. Dimyati Rois. Pimpinan Ponpes Al-Fadlu Al-Fadilah merupakan tokoh ulama Jawa Tengah  yang memiliki basis massa di 35 kab/kota di Jawa Tengah.

Kunjungan itu menjadi dialog antar kedua tokoh, dan  KH. Dimyati Rois mendoakan agar TGB selaku ulama muda dan karismatik menjadi pemimpin yang amanah.

“Membela amal makruf nahi mungkar, menjadi contoh dan selalu membagi ilmu yang bermanfaat bagi umat,” ujar KH Dimyati Rois.

AYA/HMS




Bicara Optimisme, TGB Jabarkan Sukses Membangun NTB

TGB tebarkan optimisme di Univwersitas Pertahanan, seraya menjabarkan keterbatasan NTB tapi mampu mencapai kemajuan

lombokjournal.com –  

Optimisme merupakan bahan bakar utama bagi sebuah bangsa yang sedang terus membangun dirinya. Karena itu kita wajib untuk selalu memelihara optimisme dalam kehidupan dan menjauhi pesimisme.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur NTB,  Dr. TGH. M Zainul Majdi ketika menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Pertahanan, hari Rabu (27/09).

“Terkadang secara tidak sengaja,  kita memproduksi hal-hal yang membangkitkan perasaan pesimis. Padahal jika kita belajar pada para pendiri bangsa,  mereka selalu meneriakkan kata-kata yang membangkitkan optimisme seperti merdeka,  mandiri,  berdikari,  bebas dan lainnya”, ujarnya.

Menurut orang nomor satu di NTB ini,  rasa pesimisme yang kemudian membangkitkan berbagai hal negatif tersebut tidak seharusnya ada,  karena dalam kondisi dan keterbatasan apapun kita masih dapat terus membangun dan mengalami kemajuan.

“NTB dengan segala keterbatasannya mampu membangun diri untuk mencapai kemajuan,” ungkapnya.

Gubernur NTB ini kemudian melanjutkan penjelasan dengan memberikan berbagai macam contoh keberhasilan NTB.

Diantaranya pertumbuhan ekonomi provinsi yang selalu berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,  adanya kemajuan di bidang kesehatan berupa penurunan angka kematian ibu dan anak yang sangat drastis.

Kemajuan NTB itu disebut publik sebagai silent revolution. Selama 2011-2015 NTB mendapat raihan terbaik MDGs dan menjadi 1 dari 3 daerah terbaik di dunia di dalam pelaksanaan MDGs.

“Inilah kabar baik yang kita bawa dari NTB. Kabar baik bukan berarti bahwa masalah sudah selesai, melainkan kabar baik bahwa kita mempunyai solusi-solusi untuk menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

Diakhir acara Gubernur mengingatkan bahwa optimisme harus mewujud secara riil dalam setiap langkah kita, karena kita semua memiliki andil untuk membangun bangsa.

“Indonesia dan termasuk NTB di dalamnya betul betul berada  dalam tanggung jawab kita secara kolektif,” pungkasnya.

AYA

BACA JUGA : TGB Disebut Sebagai Tokoh inspiratif Dan ‘Sang Idola’ Dari Timur




TGB Disebut Sebagai Tokoh inspiratif Dan ‘Sang Idola’ Dari Timur

Di Universitas Pertahanan, hanya 3 gubernur yang pernah memberi kuliah umum, yaitu Gubernur Jawa Timur,  Soekarwo,  Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB)

 lombokjournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mendapat sambutan hangat dengan tepuk tangan berkali-kali di Auditorium Universitas Pertahanan, saat memberikan kuliah umum dengan tema “Peluang Dan Ancaman di Indonesia Timur”, Rabu (27/09).

Acara ini diinisiasi oleh Universitas Pertahanan dengan tujuan membuka cakrawala civitas akademikanya dengan pengetahuan dan pengalaman baru.

Agus Winarna,  Kepala Akademik Universitas Pertahanan menyebut Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajanng (TGB) itu sebagai pemimpin terpilih.

“Tuan Guru Bajang merupakan sosok pemimpin yang terpilih,” tegas Agus.

Selama ini hanya ada 3 gubernur yang memberikan kuliah umum di universitas pertahanan yaitu,  Gubernur Jawa Timur,  Soekarwo,  Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur NTB, TGB.

Pada akhir kuliah umum,  mahasiswa Universitas Pertahanan mengungkapkan kekaguman mereka atas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki TGB. Firman Firdausi dari prodi diplomasi mengatakan, “TGB merupakan tokoh yang sangat inspiratif.”

Sedangkan Yasmin Wardani dari Program Studi (Prodi) Manajemen Bencana mengatakan “TGB tokoh yang sangat cerdas, menjelaskan masalah dengan contoh sederhana.”

Tak jauh berbeda Achmad Diasmi dari Prodi Manajemen Pertahanan berkata, “Cara pemaparannya cerdas dan mudah dipahami.”

Setelah sesi kuliah umum berakhir, seluruh peserta pun berebutan bersalaman dan berfoto bersama dengan tokoh dari timur yang menjadi idola baru di Universitas Pertahanan.

AYA

BACA JUGA : Bicara Optimisme, TGB Jabarkan Sukses Membangun NTB




Anugerah ‘Nugra Jasadarma Pustaloka’ untuk TGB

Penghargaan tertinggi Perpustakaan Nasional untuk Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi akan membawa efek pada perbaikan perpustakaan dan peningkatan minat baca di Provinsi NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dianugerahi ‘Nugra Jasadarma Pustaloka’ dari Perpustakaan Nasional RI, Selasa (12/09). Itu merupakan penghargaan tertinggi Perpustakaan Nasional yang diberikan kepada yang dinilai berkontribusi besar bagi pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerahnya.

Gubernur NTB yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang) itu, dinilai memiliki kepedulian terhadap pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca.  In juga tidak lepas  dari peran dan upaya perpustakaan daerah dan provinsi yang memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan minat baca masyarakat NTB.

Sekretaris Jenderal Perpustakaan Nasional RI, Dedi Djunaedi menyerahkan penghargaan itu kepada Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Bachruddin, M. Pd.,yang mewakili Gubernur pada malam puncak Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2017 di Balai Sarbini, Jakarta.

Drs. Bachruddin, M. Pd usai mewakili penerimaan penghargaan tu mengatakan, meski penghargaan ditujukan kepada kepala daerah, tapi melekat juga seluruh organisasi perangkat daerah yang ada di Provinsi NTB.

“Penghargaan ini akan membawa efek pada perbaikan perpustakaan dan peningkatan minat baca di Provinsi NTB,” ujarnya.

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Muh. Syarif Bando dalam sambutannya mengatakan, pentingnya buku dan gemar membaca dalam menjalani kehidupan. Ia berharap dengan penghargaan ini, makin membangun minat baca masyarakat.

“Kita harus buktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat dan bangsa yang besar adalah bangsa yang masyarakatnya melek literasi,” ujarnya.

Penghargaan tertinggi di bidang perpustakaan ini dilakukan dalam rangka penyebaran informasi  yang lebih luas arti penting perpustakaan bagi masyarakat.

Perpustakaan Nasional akan menggelar sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan peran dan fungsi perpustakaan dalam kehidupan masyarakat, melalui serangkaian testimoni tentang peran dan fungsi perpustakaan di Indonesia.

Kategori yang diberikan pada Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka adalah Kategori Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik 2017 (tema Kesehatan), Kategori Pelestari Naskah Kuno Terbaik, Lomba Bercerita SD/MI Tingkat Nasional, Lomba Perpustakaan SLTA Tingkat Nasional, Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Nasional, Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional, Kategori Tokoh Masyarakat Yang Berperan Aktif Terhadap Pengembangan Perpustakaan & Pembudayaan Gemar Membaca, Kategori Birokrat Yang Berperan Aktif Terhadap Pengembangan Perpustakaan & Pembudayaan Gemar Membaca, Kategori Mass Media dan Life Achievement.

Selain Gubernur NTB, Bupati Raja Ampat dan Bupati Solok juga ikut meraih penghargaan sebagai sebagai Tokoh Masyarakat/Birokrat yang peduli terhadap Pengembangan Perpustakaan dan Kegemaran Membaca.

Hadir Sekjen Kementerian Dalam Negeri RI, penggiat literasi dan perwakilan siswa dari seluruh Indonesia.

AYA/Hms




Pesan TGB Di Malang, NKRI Tak Boleh Diterlantarkan

Karakter yang mulia lebih utama dari ibadah sunnah yang lain, kata TGB

lombokjournal.com —  Dalam kunjungan maraton di Kota Malang hingga Kabupaten Blitar dan Ponorogo Jawa Timur, Sepanjang hari Sabtu, (9/9), Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengadakan silaturrahmi dengan FKPD Kota Malang, Habaib, Alim Ulama, Ormas Islam dan Organisasi Mahasiswa.

Gubernur bersilaturahmi sekaligus menghadiri undangan sejumlah yayasan dan lembaga pendidikan. Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB menghadiri diskusi dengan tema “Menjalin ukhuwah untuk merajut nusantara” diselenggarakan Yayasan Ariosan Pimpinan, Dr. KH. Imam Muslimin di Jalan Willis Kota Malang.

TGB  menyampaikan pentingnya ukhuwah atau ikatan persaudaraan yang akan menghadirkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kecintaan itu akan melahirkan semangat menegakkan keadilan, membebaskannya dari berbagai bentuk penjajahan.

Termasuk memperjuangkan hak-hak agama islam dan agama lain untuk dapat menjalankan agama sesuai dengan ajaran yang diyakininya. “Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan para ulama dan seluruh bangsa Indonesia,” katanya.

Cara terbaik untuk menghormati hasil dari perjuangan para ulama, adalah dengan menjaga dan merawat NKRI dengan penuh kebaikan.

“Sebagai rahmat yang dititipkan oleh para pejuang bangsa,” tegasnya.

Peran untuk merawat NKRI dengan menjadi kewajiban, mulai dari tingkat keluarga sampai kepada tokoh agama untuk membangun konstruksi sesuai tuntunan Islam.

“Sampaikan kebenaran dalam Islam dengan hikmah dan nasihat yang baik,’ ujarnya.

Demikian pula ketika harus adu argumentasi, sampaikanlah dengan penuh kesopanan, pinta Gubernur TGB, sembari mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif, NKRI adalah amanah Allah yang tidak boleh ditelantarkan.

Pendidikan Karakter

Dalam acara sholat subuh berjema’ah di Masjid Jami’ Baiturrahim Kabupaten Blitar Jawa Timur Sabtu, (9/9) didaulat oleh pengurus Masjid Jami’ Baiturrahim, Juni Arifin, memberikan tausiyah.

Dalam tausiyahnya di hadapan ratusan jemaah, TGB menegaskan pentingnya pendidikan karakter untuk membangun bangsa.  Kakter yang kuat akan menjadi pondasi kokoh terhadap kemajuan suatu bangsa.

Dikatakannya, memberikan pendidikan karakter sesuai tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW kepada para generasi bangsa merupakan kewajiban dalam ajaran Islam.

“Memiliki karakter yang mulia, lebih utama dari ibadah-ibadah sunnah yang lain,” katanya.

Menjadi seorang muslim yang baik tidaklah sulit, cukup dengan mengamalkan suatu yang baik yang kita ketahui.

“Hal-hal sederhana yang kita amalkan, akan membangun karakter yang mulia,’ tegasnya.

Sumber dari karakter yang mulia itu ada dalam ajaran Rasulullah SAW, yakni menyayangi sesama manusia. “Serta menghormati dan memuliakan orang lain,” tegasnya.

AYA/Hms




TGB,“Dimana pun Berada, Umat Islam Harus Tebar Kebaikan.”

Ukhuwah yang dibangun umat Islam haruslah universal, tidak didasarkan pada kepentingan duniawi semata, seperti status sosial, jabatan, suku, ras dan agama.

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dalam kunjungan ke Kota Malang,Jawa Tiimur, menyampaikan kuliah umum  Wawasan Keislaman dan Kebangsaan, dengan tema “Meneguhkan Nilai-nilai Islam Wasathi dalam Masyarakat Multikultural,” Jumat, (8/9).

Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu  juga menandatanganani MOU bidang Pendidikan, antara Pemprov NTB dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Namun yang menarik, saat TGB didaulat memberikan tausiyah Gerakan Sholat Subuh Berjamaah dengan Tema “Memperkokoh Ukhuwah Islamiah, Wathoniyah dan Basyariah Menuju Indonesia Damai dan Berkeadilan,” di Masjid Nurul Islam Sawo Jajar Kota Malang.

Saat itu TGB memaparkan keutamaan gerakan Sholat Subuh Berjemaah bagi umat Islam, khususnya dalam memperkuat ukhuwah Islamiah.

TGB menekankan, ukhuwah yang dibangun umat Islam haruslah universal. “Ukhuwah hendaklah tidak didasarkan kepentingan duniawi semata, seperti status sosial, jabatan, suku, ras dan agama,” katanya sambil menegaskan untuk menghadirkan berkah dan manfaat tiap subuh berjamaah.

Di hadapan ribuan jama’ah yang memadati Masjid hingga pelataran, TGB mengingatkan umat Islam pentingnya merawat hubungan baik antar sesama.

Dimana pun umat Islam berada, harus senantiasa menebar kebaikan serta merawat nilai-nilai yang menyatukan.

Gubernur dua periode itu mengajak umat Islam memberikan kontribusi positif membangun bangsa, menjauhi permusuhan dan menjauhi melakukan hal-hal yang sering menimbulkan kemudharatan.

Salah satu caranya, menurut Ahli Tafsir tersebut adalah membangun ukhuwah Islamiah. ”Persaudaraan yang kokoh antar anak bangsa akan kuat, serta terhindar dari fitnah-fitnah terutama menyangkut berita hoax yang beredar di media sosial saat ini,” tegas TGB

Ukhuwah islamiyah menjadi modal membangun bangsa yang aman, damai, tentram dan sejahtera, pungkasnya

AYA/Hms

 

 

 

 

 




TGB: “Pancasila Titik Tengah Tangkal Radikalisme.”

Radikalisme timbul dari pemahaman keliru dalam menafsirkan agama, disamping akibat depresi dan tekanan ekonomi

Diskusi “Demokrasi Pancasila Sebagai Penangkal Radikalisme”

SURABAYA.lombokjournal.com – Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab dipanggil TGB (Tuan Guru Bajang) menegaskan, tindakan radikalisme yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu saat ini, tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun.

Ia menduga tindakan itu hanya timbul dari pemahaman yang keliru dalam menafsirkan agama serta depresi hidup dan tekanan ekonomi.

“Radikalisme harus disikapi dengan titik tengah. Titik tengah itu, adalah  pancasila sebagai alat ukur menangkal radikalisme. Dan pendidikan sebagai alat mobilitas vertikal kolektif,” tegasnya.

Menurutnya, Pendidikan merupakan alat mobilitas terbaik dalam menciptakan generasi yang berkualitas, dan jauh dari tindakan-tindakan radikal.

TGB menyampaikan pandangannya saat menjadi narasumber dalam diskusi nasional “Demokrasi Pancasila Sebagai Penangkal Radikalisme” di Hotel Swiss Bilinn Surabaya, Kamis, (7/9)/,  diselenggarakan oleh HR. Djoko Soemadijo Istitute bekerjasama dengan Universitas Marotama Surabaya.

TGB diundang secara khusus untuk memaparkan pemikirannya bersama tokoh-tokoh nasional lainnya, diantaranya Ketua DKPP RI,  Dr. Harjono, SH., M.Ci dan  HR. Djoko Soemadijo  yang telah dikenal luas sebagai seorang tokoh pendidikan di Indonesia.

Di hadapan ratusan pemuda, mahasiswa dan civitas akademika Universitas Marotama Surabaya yang hadir, TGB mengatakan, radikalisme terjadi jika institusi-institusi sosial keagamaan  kehilangan jati dirinya.”Terutama dalam menangkal berkembangnya paham-paham radikal,” katanya.

Sehingga timbul labe, kekerasan-kekerasan atau radikalisme yang terjadi berasal dari institusi sosial, seperti Ponpes yang biasa dikaitkan dengan tindakan radikalisme.

Untuk mengeliminirnya, maka Pancasila harus ditafsirkan secara benar sesuai dengan kaidahnya, tidak boleh semaunya. Jika terjadi perbedaan penafsiran,  harus didiskusikan untuk menghasilkan hal terbaik.

TGB mengingatkan, pentingnya nilai-nilai dasar demokrasi Pancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mencapai kemufakatan. Itu direflikasikan dalam meretas perbedaan pendapat.

“Termasuk dalam penyelesaian berbagai permasalahan dalam konteks hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Hal itu menghindari munculnya sikap saling menyalahkan. Bahkan melihat orang yang tidak sefaham sebagai musuh yang harus diperangi. “Itu tidak boleh terjadi,” tegas TGB

TGB mengajak lebih mengedepankan rasionalitas dalam  segala tindakan, serta menumbuhkan rasa bangga sebagai anak bangsa yang memiliki dasar negara Pancasila.

Kebanggaan  itu, harus ditafsirkan memahami pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Menjadikannya  sebagai sumber dari penyelesaian  segala permasalahan kebangsaan.

“Pancasila harus hadir dalam mewujudkan keadilan sosial. Bahkan menjadi sumber penggerak dalam setiap  tindakan kepedulian sosial kepada sesama, walau di belahan dunia mana pun,” tegasnya.

AYA/Hms

 




TGB Mulai Populer di Sumatera Utara

Selain sebagai ulama besar, TGB (Tuan Guru Bajang) disebut sebagai pemimpin daerah yang sukses

lombokjournal.com –

Masyarakat Sumatera Utara saat ini sudah mengenal ketokohan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH M Zainul Majdi atau TGB (Tuan Guru Bajang) sebagai umara sekaligus ulama skarismatik.

“Kami memang tak tahu apa arti bajang,  apa pun artinya pasti sesuatu yang positif,” ujar Ketua Panitia Tablig Akbar menyambut peringatan HUT ke 72 Proklamasi Kemerdekaan RI di Masjid Amalia, Kabupaten Langkat, Sumatra utara, Minggu (06/07).

Ungkapan senada dilontarkan Ketua GAPAI Sumatra Utara, Ustadz Hendriyanto. TGB sebagai gubernur telah berhasil membangun NTB, tentu sangat dicintai masyarakat NTB.

“Tetapi tidak hanya masyarakat NTB, masyarakat Sumatra Utara, bahkan Indonesia pun mencintainya, karena TGB merupakan  seorang  ulama besar sekaligus  pemimpin daerah yang sukses,” ungkap Ustadz Hendriyanto.  Kalimat Ustadz Hendriyanto kemudian disambut takbir menggema dari masyarakat yang menghadiri tablig akbar.

Hari Minggu TGB mengakhiri rangkaian kegiatan  silaturahim di Provinsi  Sumatera Utara. Pada hari terakhir kunjungannya ke Sumatera Utara, TGB menghadiri undangan Tablig Akbar menyambut Peringatan HUT ke 72 Proklamasi   Kemerdekaan RI yang gelar di Masjid Amalia di Kabupaten Langkat, Minggu Pagi (06/08/2017).

Pada acara Tablig Akbar yang diselenggarakan oleh Pengurus DPW Ikatan  Pondok Pesantren Indonesia (IPI) Sumut bekerjasama dengan Pemda setempat,  TGB disambut meriah dan penuh keakraban oleh Ketua MUI Kabupaten Langkat,  Buya H. Ahmad Maqfus,  Wakil Bupati Langkat,  Drs. H. Sulistiono,  M. Si,  Ketua GAPAI Sumatera Utara,  Ustadz Hendriansyah dan Ketua panitia, Mukhlis Siregar.

Di hadapan hampir seribu jama’ah yang hadir, NTB mengajak jemaah menyambut momentum kemerdekaan dengan suka cita. Sebagaimana saat Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, 72 tahun yang lalu, juga disambut suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia, ujarnya.

“Dalam mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, kita harus benar-benar bertasyakur,” terang Gubernur TGB, seraya mengingatkan cara terbaik mewujudkan rasa Syukur atas karunia kemerdekaan itu adalah  dengan melakukan hal hal yang positif dan membawa kemanfaatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

TGB menyampaikan  rasa syukurnya telah diberi kesempatan hadir dan bersilahturahmi dengan masyarakat  di Bumi Langkat. Tanah melayu yang diberkahi Allah. “Tanah Indonesia yang dirahmati Allah,” ujarnya.

AYA/Hms

 




Surga Yang Digambarkan Dalam Al Quran Ada di Indonesia

Tidak ada yang kebetulan, termasuk keberagaman Indonesia merupakan skenario Allah Swt

TGH M Zainul Majdi

lombokjournal.com  – Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), menegaskan pandangannya tentang Indonesia adalah Ijma’ Wathani, yakni sudah menjadi konsensus Nasional. Di dalam perjuangan mewujudkan konsensus nasional itu,  para ulama  memiliki peran terbesar

TGB mengajak semua pihak ikhlas menerima keragaman bangsa Indonesia. Caranya, terus memupuk kepedulian keluarga besar ponpes yang selama ini sudah tumbuh dan berkembang dalam semangat keiklhlasan.

“Tidak ada lagi ruang adanya perdebatan mengenai perbedaan dan keragaman Indonesia,” tegas TGB dalam orasi kebangsaan yang diucapkan usai malam pelantikan pengurus Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) di Medan, Sumatara Utara, Jumat (4/8).

Kunjungan TGB ke Sumatera Utara memenuhi undangan tokoh agama dan masyarakat KH. Dr. Dedi Masri, L. C.,  M. Si, selain membangun hubungan dinamis antara NTB dengan provinsi lain, serta menjalin silahturahmi.

Di Sumatera Utara, TGB menghadiri malam pelantikan pengurus Ikatan Pesantren Indonesia (IPI). Pertemuan ini dihadiri pimpinan BUMN, Forkompimda Provinsi Sumatera Utara,  para tokoh agama dan masyarakat. Juga dihadiri oleh seluruh ratusan perwakilan Ponpes se Sumut , serta Pejabat dari Kementerian Dalam Negeri, Laode Ahmad SE. MSi, Perwakilan POLDA Sumut,  Perwakilan Pemda Sumut dan tokoh-tokoh masyarakat/tokoh agama se Sumut.

Menurutnnya, pondok pesantren di seluruh Indonesia, sejak awal merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. “Kewajiban kita semua bersama-sama untuk terus berjuang, merawat,  menjaga dan membentengi Indonesia,” ujarnya.

Dalam orasi kebangsaannya TGB menyampaikan buah pemikiran pandangannya tentang Indonesia. Indonesia dikatakannnya wujud anugerah dan nikmat dari Allah Swt.

“Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Termasuk keragaman Indonesia yang ada saat ini,  merupakan skenario besar dari Allah SWT,” tuturnya.

Keberagaman di Indonesia tampak jelas. Berbeda dengan negara-negara di Jazirah Arab, asal usul maupun suku bangsanya homogen. “Aneka ragam kekayaan alam dan budaya makin menggambarkan bahwa surga yang tergambar di dalam Al Quran itu ada di Indonesia,” katanya.

TGB mengatakan, Indonesia adalah Ijma’ Wathani, yakni sudah menjadi konsensus Nasional. Dalam perjuangan mewujudkan konsensus nasional itu,   para ulama  memiliki peran terbesar.  Dengan demikian,  tidak ada lagi ruang untuk adanya perdebatan mengenai perbedaan dan keragaman Indonesia.

AYA