Generasi Islam Punya Tanggungjawab Paling Besar Membangun Indonesia

Memahami Al Qur’an berarti juga sekaligus mampu menerapkannya  dalam kehidupan berbangsa,  untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat

lombokjournal.com  —

Umat islam yang jumlahnya 85 persen dari penduduk Indonesia memiliki tanggung jawab terbesar mengisi kemerdekaan.

“Generasi muda Islam, terlebih mahasiswa Islam sebagai ummat yag memahami Al-Qur’an, memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar dari ummat yang lainnya,” kata Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi.

Orasi itu berlangsung saat Wisuda Sarjana Angkatan II dan Pengukuhan Mahasiswa Baru STKQ, di Kampus STKQ AL-Hikam, Depok, Sabtu ( 7/10) pagi.

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menngatakan itu  dalam orasi ilmiah “Pengamalan Nilai Nilai Al Qur’an Dalam Membangun Negeri’, di hadapan Rapat Senat Terbuka Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an Al-Hikam (STKQ AL-Hikam) Depok Jawa Barat.

Meski semua umat di Nusantara ini kokoh untuk membangun bangsa, tapi TGB mengingatkan, mahasiswa islamlah yang paling besar tanggung jawabnya.

“Memahami Alquran bermakna bukan hanya berarti tahu, hafal dan mengerti saja, tetapi  memahami Al Qur’an berarti juga sekaligus mampu menerapkannya  dalam kehidupan berbangsa,  untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat di negeri ini,” papar TGB.

Menerapkan nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, kemanfaatannya harus dirasakan sebanyak banyaknya orang. Maka membangun negeri adalah kewajiban agama. Apalagi yang berinteraksi dengan Al Qur’an.

“Mengembangkan dan membangun Indonesia adalah bentuk tanggungjawab kepada Al-Quran,” tegas TGB. Mahasiswa diharapkan menempatkan diri mampu menjalankan amanah dan tanggung jawab dalam Al-Qur’an.

Dipaparkan, ada  tiga ciri peradaban Islam yang utama, yang harus diwujudkan. Pertama, Ubudiyah yakni menyangkut  ilahiah atau penghambaan kepada Allah SWT. Kemudian, insaniah adalah nilai kemanusiaan, dan akhlakiah yakni nilai-nilai moralitas.

Ciri kedua, Hubbul Ilmi. Ketika anda ingin berjuang, harus membuka cakrawala keilmuan. Tanpa ilmu jadi sebab tersebarnya segala macam kerusakan.

“Dalam konteks negara, banyak yang aneh. Bahkan Imam Al-Gazali pernah menyampaikan bahwa setengah dosa dari segala macam kerusakan dari perilaku kita akan ditanggung oleh orang orang yang beragama,” urainya.

Yang ketiga, nilai Al wasatiyah, yaitu orang- atau bangsa maupun umat yang melekat padanya kebagaikan dan keadilan. Ini adalah nilai AlQuran. Al-Qur’an bukan sesuatu yang statis. Tetapi merupakan upaya nyata dan aktif dalam masyarakat.

“Ukuran anda adalah pada pengkhidmatan. Amar Makruf nahi mungkar,” tegasnya.

Sembari mengingatkan, semua wujud pengabdian adalah baik. “Mau mengabdi di TPQ, di majelis taklim sampai di tengah ibu kota negara sekalipun di pusat republik,  semuanya baik,” imbuhnya.

Kata TGB, yang terpenting  adalah Assyahadah.  Secara sederhana, menjadi referensi bagi umat Islam atau umat-umat lain.

“Kalau ingin menjadi refernsi bagi umat lain, maka berkontribusilah lebih banyak dan lebih besar dari umat lain,” katanya.

AYA/Hms

BACA JUGA: TGB Orasi Nilai A Qur’an Untuk Membangun Negeri di Depok

 




TGB Orasi Nilai Al Qur’an Untuk Membangun Negeri di Depok

Bangsa Indonesia punya kesadaran kolektif, mementingkan  agama dan nilai-nilai religius sebagai pondasi membangun bangsa.

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi yang akrab dipanggil TGB menguraikan, Manusia Nusantara merupakan manusia berama dan religius, “Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan kesadaran kita bahwa kita adalah manusia beragama,” katanya.

TGB mengatakannnya dalam orasi ilmiah Orasi ilmiah berjudul ” Pengamalan Nilai- Nilai Al Qur’an dalam Membangun Negeri” di hadapan Rapat Senat Terbuka Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an Al-Hikam (STKQ AL-HIKAM) Depok Jawa Barat, dalam rangka Wisuda Sarjana Angkatan II dan pengukuhan mahasiswa baru STKQ, di Kampus STKQ AL HIKAM, Depok, Sabtu (07/10) pagi.

Dalam orasinya itu TGB menegaskan, agama dan nilai nilai religiusitas masyarakat Nusantara merupakan modal utama dan kekuatan terbesar dalam membangun negeri.

Manusia Nusantara adalah manusia yang beragama dan religius. Nilai-nilai agama dan religiusitas itu dijadikan oleh para orang tua  atau founding father sebagai modal paling istimewa membangun bangsa, tuturnya.

Kesadaran kolektif dan keinginan luhur itulah yang pertama, yakni Iktiraf dulu baru membangun kesadaran kolektif.

Menurut Ahli Tafsir Al Qur’an itu, Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan pedoman dalam mengatur hubungan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan  metayuris, yang mencerminkan  sejak awal.

“Ada kesadaran bersama, kita adalah mahluk Allah dan itu salah satu modal besar,” ujarnya.

STKQ AL-Hikam Depok Jawa Barat merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi dan Ponpes besar yang didirikan oleh mendiang KH. Hasyim Muzzadi, seorang Ulama NU yang kharismatik.  Kyai Hasyim semasa hidunnya dikenal sebagai tokoh bangsa yang banyak diteladani, karena kearifan pemikiran dan gagasannya yang konstektual.

TGB diundang secara khusus untuk menyampaikan orasi ilmiah oleh Lembaga Pendidikan yang dihajatkan sebagai tempat terbaik menyiapkan para Pemimpin Bangsa yang berkarakter itu.

Sebelum acara dimulai, TGB sempat bersilaturahmi dengan jajaran pengasuh Ponpes Al-Hikam dan melakukan ziarah kubur ke makam Kyai Haji Hasyim Muzadi.

Usai ziarah di kubur tersebut, TGB menuju kediaman almarhum KH. Hasyim Muzadi, diterima putra terakhir beliau, KH.Yusron Saddiqi yang sekaligus juga sebagai pengasuh ponpes Al Hikam, KH. Yusron Sidiqi.

Di hadapan Rapat Senat Terbuka yang dipimpin Ketua STKQ, H. Arif Zamhari, Ph.D dan ratusan undangan, TGB menyatakan memiliki kenangan yang sangat mengesankan dengan mendiang KH.Hasyim Muzzadi.

Bahkan TGB mengakui sangat kagum dan terinspirasi dengan pemikiran dan ketokohan Almarhum semasa hidupnya.

Diakui TGB, mantan Ketua PBNU itu turut mendorong dan memotivasi dirinya maju untuk periode kedua menjadi Gubernur NTB.  KH. Hasyim Muzzadi dikatakan sebagai sosok ulama  yang punya obsesi  membangun bangsa, di atas pondasi nilai-nilai masyarakat yang religius.

Bangsa Indonesia sendiri memiliki kesadaran kolektif pentingnya agama dan nilai-nilai religius sebagai pondasi membangun bangsa.

“Ketuhanan Yang Maha Esa  sebagai sila pertama dalam Pancasila sebagai dasar negara mencerminkan kesadaran kita, kita adalah manusia beragama,” tegasnya.

AYA/Hms

BACA JUGA : Generasi Islam Punya Tanggungjawab Paling Besar Membangun Indonesia

 




TGB Uraikan Kebhinekaan Di Tablig Akbar Yang Digelar Komunitas Muslim di Korsel

Indonesialah negeri paling cocok dimaksud Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 13

MATARAM.lombokjournal.com — Tablig Akbar diikuti lebih 3.500 orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi anggota komunitas muslim di Korea Selatan (Korsel). Mereka secara khusus mengundang Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa TGB di Universitas Gimpo, Korea Selatan tersebut, Selasa (03/10).

TGB  mulai dikenal oleh komunitas Muslim Indonesia di Korsel dan di belahan dunia lainnya. Gubernur NTB dua periode itu dikenal  sebagai sosok komplit ulama muda yang santun,  serta sosok Al Hafidz kharismatik.

Kehadiran TGB disambut antusias ribuan  jemaah dari berbagai sudut negeri ginseng tersebut. Mereka ingin bersilaturahmi dan  menyimak untaian kalimat suci Al Qur’an yang disampaikan TGB. Termasuk Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyambut dan mendampingi TGB.

Dalam tablig akbar itu, TGB antara mengupas Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 13 yang menegaskan, Allah SWT menciptakan manusia, laki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa hanya untuk saling mengenal.

TGB mengatakan, kalau kandungan ayat ini diarahkan di sudut-sudut benua yang ada, maka Indonesialah negeri paling cocok dimaksud Ayat ini. Hanya Indonesia negara yang memiliki banyak suku, ras dan agama. Bandingkan negara-negara lain yang hanya memiliki satu ras dan suku.

“Maka nikmat ini harus kita syukuri,” ungkap TGB.

Kebaragaman itu harus disyukuri, berarti Allah melimpahkan bermiliaran nikmat. Namun, dari miliaran nikmat tidak semuanya disuruh mengingat secara khusus. Nikmat yang disuruh mengingatnya secara khusus, maka itu adalah keistimewaan.

Nikmat persaudaraan dan persatuan ini merupakan keistimewaan bagi Allah SWT. “Kita ini sebagai satu bangsa, diberi kerunia yang luar biasa, yaitu keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa,” Jelas TGB.

Riwayat Madinah

TGB juga menceritakan riwayat masyarakat Madinah yang dulu bernama Yastrib. Sebelum datang Rasulullah, tidak ada yang tahu wilayah Yastrib.  Desa kecil dan ditinggali satu kelompok saja serta memiliki kemampuan terbatas.

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah,  mulai terbentuklah beragam suku di daerah tersebut. Orang-orang Muhajrin, Anshor dan suku yang lain berasal dari Persia, Roma dan negara-negara lainnya berkumpul dan hidup menyatu dalam keberagaman.

“Jadi keberagaman itu modal untuk membangun,” katanya. Keberagaman itu warisan ulama, jauh sebelum Indonesia merdeka.

Jamaah yang hadir diajak bersyukur,  merenungi Indonesia yang memiliki masyarakat Muslim terbesar di dunia, sekitar 210 juta jiwa. Jumlah itu lebih besar dibanding warga muslim di negara-negara Arab jika disatukan.

“Apakah ini kebetulan? Tidak ada yang kebetulan dalam penciptaan Allah SWT,” tegas TGB.

Allah memiliki bermaksud agar umat Islam Indonesia menjadi contoh terbaik bagi seluruh umat se-dunia. Bahkan bagi seluruh umat manusia tentang kebaikan dan kemuliaan Islam.

TGB menutup tablig tersebut dengan kunci keberkahan dalam mencari rezeki. Diantaranya, rezeki itu dikatakan berkah apabila yang diterima berasal dari yang baik. Rezeki itu dikatakan berkah apabila kita merasa gampang bila dibelanjakan pada kebaikan, namun berat untuk dibelanjakan kepada kemaksiatan.

Kunci keberkahan kedua adalah Juhud, yakni digambarkan dengan kalau kita dapat nikmat tidak berlebihan dalam kebahagiaan, dan tidak larut dalam kesedihan.

“Silahkan bekerja sekuat-kuatnya. Taruh What itu di tangan, bukan di hati. Karena hati itu merupakan tempat yang paling mulia dalam diri kita. Adapun dunia, entah itu jabatan, harta, maka letakkan itu di tangan bukan di hati,” pesan TGB.

AYA/Hms

 




Kepemimpinan TGB Menginspirasi Santri-santri Muda

Kata TGB, pesantren mengajarkan kompeten, pendidikan di pondok pesantren ada tahapan-tahapannya, ada adab-adabnya, bahkan kitab-kitabnya disusun para ulama berdasarkan kebutuhan

MATARAM.lombokjournal.com –  Dalam kunjungan ke Pekalongan ke Jawa Tengah, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang) kembali menuai pujian.

“TGB sosok  yang menginspirasi bagi santri-santri muda, khususnya bagaimana melahirkan pemimpin masa depan bangsa yang jujur, amanah, dan berintegritas untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik,” ujar Pimpinan Ponpes Al-Fusha, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, KH Muhammad Dzilkon Dzilkon, Senin (2/10).

Dalam kunjungan ke Jawa Tengah, TGB berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fusha, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Ahad (1/10) kemarin. Pimpinan Ponpes, KH Muhammad Dzilkon menyebut TGB merupakan sosok ulama dan umaro’ yang lahir dari dunia Ponpes.

Di hadapan sekitar 300 santri, TGB mengapresiasi metode pembelajaran Ponpes Al-Fusha yang memadukan unsur ilmu agama dengan ilmu umum. TGB juga menilai, konsep pengajaran dengan penggunaan tiga bahasa, yakni bahasa Arab, Jepang, dan Inggris di ponpes ini menjadi suatu inovasi yang positif.

“Dengan bekal ilmu dan bahasa yang lengkap, maka cita-cita jangka panjang lulusan untuk bisa berbicara di tingkat nasional dan internasional akan dapat diwujudkan,” kata TGB.

TGB menambahkan, ponpes menjadi salah satu wadah tempat persemaian yang baik bagi generasi muda di Tanah Air. TGB menilai perhatian pemerintah terhadap dini ponpes terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak semata untuk kebaikan ponpes, melainkan juga bangsa Indonesia.

“Pesantren memang mengajarkan kita untuk kompeten. Pendidikan di pondok pesantren itu ada tahapan-tahapannya, ada adab-adabnya, bahkan kitab-kitabnya disusun oleh para ulama berdasarkan kebutuhan,” ucap TGB.

TGB mengajak para santri untuk senantiasa mengasah kemampuan dan mempersiapkan diri agar menjadi pemimpin yang hebat, serta merasa bangga menjadi santri dan selalu optimistis dalam menatap massa depan yang lebih baik.

“Sebab ilmu yang didapatkan di ponpes sudah menjawab seluruh tantangan masa depan yang lebih kompleks dan ilmu tersebut merupakan bagian yang menjadi kebanggan bagi para santri,” kata TGB menambahkan.

AYA/Hms




TGB Dirindukan Masyarakat Kendal

 

Wakil Bupati Kendal di Jawa Tengah menyebut TGB laksana secercah cahaya  yang akan menyinari bangsa ini.

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), mengawali rangkaian kunjungannya di Provinsi Jawa Tengah,  sholat subuh berjama’ah di Masjid Mujahidin didampingi Wakil Bupati Kendal, Masrur Maskur, Sabtu (30/9).

Menurut Masrur Maskur, masyarakat Kabupaten Tegal mengidolakan TGB, sebagai pemimpin sekalligus ulama. “Masyarakat Kendal sudah lama merindukan kehadiran TGB,” katanya saat memberikan sambutan usai sholat Subuh berjamaah.

Dengan kata-kata puitis di hadapan ratusan jamaah sholat subuh, Wakil Bupati Kendal itu menyebut TGB merupakan secercah cahaya  yang akan menyinari bangsa ini.

Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kendal, ia berterima kasih atas kehadiran Gubernur TGB.  “Karena berkenan meluangkan kesempatan guna memenuhi undangan dari para ulama dan  berbagai komponen masyarakat di Kabupaten Kendal Jawa Tengah,” ujar Masrur Maskur.

Saat menyampaikan tausiahnya TGB mengatakan, nilai-nilai kesyukuran akan terwujud bila kita mempedomani Al-Quran dan Al-Hadits. Wujud kesyukuran hakekatnya adalah bergerak dari satu takdir ke taqdir yang lain.

“Dan itu adalah pilihan terbaik,”  katanya sambil mengingatkan, tidak boleh putus asa karena mengurangi keyakinan dan keimanan  kepada Allah SWT.

Dengan mengamalkan tuntunan agama, serta mengamalkan kebaikan dengan banyak bersyukur, maka saya yakin hidayah itu akan datang.

Usai menyampaikan tausyiah, TGB mengunjungi Ponpes AL-Fadllu AL-Fadilah Kec.Kaliwungu Kabupaten Kendal dan diterima langsung Pimpinan Ponpes KH. Dimyati Rois. Pimpinan Ponpes Al-Fadlu Al-Fadilah merupakan tokoh ulama Jawa Tengah  yang memiliki basis massa di 35 kab/kota di Jawa Tengah.

Kunjungan itu menjadi dialog antar kedua tokoh, dan  KH. Dimyati Rois mendoakan agar TGB selaku ulama muda dan karismatik menjadi pemimpin yang amanah.

“Membela amal makruf nahi mungkar, menjadi contoh dan selalu membagi ilmu yang bermanfaat bagi umat,” ujar KH Dimyati Rois.

AYA/HMS




Bicara Optimisme, TGB Jabarkan Sukses Membangun NTB

TGB tebarkan optimisme di Univwersitas Pertahanan, seraya menjabarkan keterbatasan NTB tapi mampu mencapai kemajuan

lombokjournal.com –  

Optimisme merupakan bahan bakar utama bagi sebuah bangsa yang sedang terus membangun dirinya. Karena itu kita wajib untuk selalu memelihara optimisme dalam kehidupan dan menjauhi pesimisme.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur NTB,  Dr. TGH. M Zainul Majdi ketika menjadi pembicara dalam kuliah umum di Universitas Pertahanan, hari Rabu (27/09).

“Terkadang secara tidak sengaja,  kita memproduksi hal-hal yang membangkitkan perasaan pesimis. Padahal jika kita belajar pada para pendiri bangsa,  mereka selalu meneriakkan kata-kata yang membangkitkan optimisme seperti merdeka,  mandiri,  berdikari,  bebas dan lainnya”, ujarnya.

Menurut orang nomor satu di NTB ini,  rasa pesimisme yang kemudian membangkitkan berbagai hal negatif tersebut tidak seharusnya ada,  karena dalam kondisi dan keterbatasan apapun kita masih dapat terus membangun dan mengalami kemajuan.

“NTB dengan segala keterbatasannya mampu membangun diri untuk mencapai kemajuan,” ungkapnya.

Gubernur NTB ini kemudian melanjutkan penjelasan dengan memberikan berbagai macam contoh keberhasilan NTB.

Diantaranya pertumbuhan ekonomi provinsi yang selalu berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,  adanya kemajuan di bidang kesehatan berupa penurunan angka kematian ibu dan anak yang sangat drastis.

Kemajuan NTB itu disebut publik sebagai silent revolution. Selama 2011-2015 NTB mendapat raihan terbaik MDGs dan menjadi 1 dari 3 daerah terbaik di dunia di dalam pelaksanaan MDGs.

“Inilah kabar baik yang kita bawa dari NTB. Kabar baik bukan berarti bahwa masalah sudah selesai, melainkan kabar baik bahwa kita mempunyai solusi-solusi untuk menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

Diakhir acara Gubernur mengingatkan bahwa optimisme harus mewujud secara riil dalam setiap langkah kita, karena kita semua memiliki andil untuk membangun bangsa.

“Indonesia dan termasuk NTB di dalamnya betul betul berada  dalam tanggung jawab kita secara kolektif,” pungkasnya.

AYA

BACA JUGA : TGB Disebut Sebagai Tokoh inspiratif Dan ‘Sang Idola’ Dari Timur




TGB Disebut Sebagai Tokoh inspiratif Dan ‘Sang Idola’ Dari Timur

Di Universitas Pertahanan, hanya 3 gubernur yang pernah memberi kuliah umum, yaitu Gubernur Jawa Timur,  Soekarwo,  Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB)

 lombokjournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mendapat sambutan hangat dengan tepuk tangan berkali-kali di Auditorium Universitas Pertahanan, saat memberikan kuliah umum dengan tema “Peluang Dan Ancaman di Indonesia Timur”, Rabu (27/09).

Acara ini diinisiasi oleh Universitas Pertahanan dengan tujuan membuka cakrawala civitas akademikanya dengan pengetahuan dan pengalaman baru.

Agus Winarna,  Kepala Akademik Universitas Pertahanan menyebut Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajanng (TGB) itu sebagai pemimpin terpilih.

“Tuan Guru Bajang merupakan sosok pemimpin yang terpilih,” tegas Agus.

Selama ini hanya ada 3 gubernur yang memberikan kuliah umum di universitas pertahanan yaitu,  Gubernur Jawa Timur,  Soekarwo,  Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur NTB, TGB.

Pada akhir kuliah umum,  mahasiswa Universitas Pertahanan mengungkapkan kekaguman mereka atas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki TGB. Firman Firdausi dari prodi diplomasi mengatakan, “TGB merupakan tokoh yang sangat inspiratif.”

Sedangkan Yasmin Wardani dari Program Studi (Prodi) Manajemen Bencana mengatakan “TGB tokoh yang sangat cerdas, menjelaskan masalah dengan contoh sederhana.”

Tak jauh berbeda Achmad Diasmi dari Prodi Manajemen Pertahanan berkata, “Cara pemaparannya cerdas dan mudah dipahami.”

Setelah sesi kuliah umum berakhir, seluruh peserta pun berebutan bersalaman dan berfoto bersama dengan tokoh dari timur yang menjadi idola baru di Universitas Pertahanan.

AYA

BACA JUGA : Bicara Optimisme, TGB Jabarkan Sukses Membangun NTB




Anugerah ‘Nugra Jasadarma Pustaloka’ untuk TGB

Penghargaan tertinggi Perpustakaan Nasional untuk Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi akan membawa efek pada perbaikan perpustakaan dan peningkatan minat baca di Provinsi NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dianugerahi ‘Nugra Jasadarma Pustaloka’ dari Perpustakaan Nasional RI, Selasa (12/09). Itu merupakan penghargaan tertinggi Perpustakaan Nasional yang diberikan kepada yang dinilai berkontribusi besar bagi pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerahnya.

Gubernur NTB yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang) itu, dinilai memiliki kepedulian terhadap pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca.  In juga tidak lepas  dari peran dan upaya perpustakaan daerah dan provinsi yang memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan minat baca masyarakat NTB.

Sekretaris Jenderal Perpustakaan Nasional RI, Dedi Djunaedi menyerahkan penghargaan itu kepada Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Bachruddin, M. Pd.,yang mewakili Gubernur pada malam puncak Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2017 di Balai Sarbini, Jakarta.

Drs. Bachruddin, M. Pd usai mewakili penerimaan penghargaan tu mengatakan, meski penghargaan ditujukan kepada kepala daerah, tapi melekat juga seluruh organisasi perangkat daerah yang ada di Provinsi NTB.

“Penghargaan ini akan membawa efek pada perbaikan perpustakaan dan peningkatan minat baca di Provinsi NTB,” ujarnya.

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Muh. Syarif Bando dalam sambutannya mengatakan, pentingnya buku dan gemar membaca dalam menjalani kehidupan. Ia berharap dengan penghargaan ini, makin membangun minat baca masyarakat.

“Kita harus buktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat dan bangsa yang besar adalah bangsa yang masyarakatnya melek literasi,” ujarnya.

Penghargaan tertinggi di bidang perpustakaan ini dilakukan dalam rangka penyebaran informasi  yang lebih luas arti penting perpustakaan bagi masyarakat.

Perpustakaan Nasional akan menggelar sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan peran dan fungsi perpustakaan dalam kehidupan masyarakat, melalui serangkaian testimoni tentang peran dan fungsi perpustakaan di Indonesia.

Kategori yang diberikan pada Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka adalah Kategori Pemilihan Buku (Pustaka) Terbaik 2017 (tema Kesehatan), Kategori Pelestari Naskah Kuno Terbaik, Lomba Bercerita SD/MI Tingkat Nasional, Lomba Perpustakaan SLTA Tingkat Nasional, Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Nasional, Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional, Kategori Tokoh Masyarakat Yang Berperan Aktif Terhadap Pengembangan Perpustakaan & Pembudayaan Gemar Membaca, Kategori Birokrat Yang Berperan Aktif Terhadap Pengembangan Perpustakaan & Pembudayaan Gemar Membaca, Kategori Mass Media dan Life Achievement.

Selain Gubernur NTB, Bupati Raja Ampat dan Bupati Solok juga ikut meraih penghargaan sebagai sebagai Tokoh Masyarakat/Birokrat yang peduli terhadap Pengembangan Perpustakaan dan Kegemaran Membaca.

Hadir Sekjen Kementerian Dalam Negeri RI, penggiat literasi dan perwakilan siswa dari seluruh Indonesia.

AYA/Hms




Pesan TGB Di Malang, NKRI Tak Boleh Diterlantarkan

Karakter yang mulia lebih utama dari ibadah sunnah yang lain, kata TGB

lombokjournal.com —  Dalam kunjungan maraton di Kota Malang hingga Kabupaten Blitar dan Ponorogo Jawa Timur, Sepanjang hari Sabtu, (9/9), Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengadakan silaturrahmi dengan FKPD Kota Malang, Habaib, Alim Ulama, Ormas Islam dan Organisasi Mahasiswa.

Gubernur bersilaturahmi sekaligus menghadiri undangan sejumlah yayasan dan lembaga pendidikan. Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB menghadiri diskusi dengan tema “Menjalin ukhuwah untuk merajut nusantara” diselenggarakan Yayasan Ariosan Pimpinan, Dr. KH. Imam Muslimin di Jalan Willis Kota Malang.

TGB  menyampaikan pentingnya ukhuwah atau ikatan persaudaraan yang akan menghadirkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kecintaan itu akan melahirkan semangat menegakkan keadilan, membebaskannya dari berbagai bentuk penjajahan.

Termasuk memperjuangkan hak-hak agama islam dan agama lain untuk dapat menjalankan agama sesuai dengan ajaran yang diyakininya. “Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan para ulama dan seluruh bangsa Indonesia,” katanya.

Cara terbaik untuk menghormati hasil dari perjuangan para ulama, adalah dengan menjaga dan merawat NKRI dengan penuh kebaikan.

“Sebagai rahmat yang dititipkan oleh para pejuang bangsa,” tegasnya.

Peran untuk merawat NKRI dengan menjadi kewajiban, mulai dari tingkat keluarga sampai kepada tokoh agama untuk membangun konstruksi sesuai tuntunan Islam.

“Sampaikan kebenaran dalam Islam dengan hikmah dan nasihat yang baik,’ ujarnya.

Demikian pula ketika harus adu argumentasi, sampaikanlah dengan penuh kesopanan, pinta Gubernur TGB, sembari mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif, NKRI adalah amanah Allah yang tidak boleh ditelantarkan.

Pendidikan Karakter

Dalam acara sholat subuh berjema’ah di Masjid Jami’ Baiturrahim Kabupaten Blitar Jawa Timur Sabtu, (9/9) didaulat oleh pengurus Masjid Jami’ Baiturrahim, Juni Arifin, memberikan tausiyah.

Dalam tausiyahnya di hadapan ratusan jemaah, TGB menegaskan pentingnya pendidikan karakter untuk membangun bangsa.  Kakter yang kuat akan menjadi pondasi kokoh terhadap kemajuan suatu bangsa.

Dikatakannya, memberikan pendidikan karakter sesuai tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW kepada para generasi bangsa merupakan kewajiban dalam ajaran Islam.

“Memiliki karakter yang mulia, lebih utama dari ibadah-ibadah sunnah yang lain,” katanya.

Menjadi seorang muslim yang baik tidaklah sulit, cukup dengan mengamalkan suatu yang baik yang kita ketahui.

“Hal-hal sederhana yang kita amalkan, akan membangun karakter yang mulia,’ tegasnya.

Sumber dari karakter yang mulia itu ada dalam ajaran Rasulullah SAW, yakni menyayangi sesama manusia. “Serta menghormati dan memuliakan orang lain,” tegasnya.

AYA/Hms




TGB,“Dimana pun Berada, Umat Islam Harus Tebar Kebaikan.”

Ukhuwah yang dibangun umat Islam haruslah universal, tidak didasarkan pada kepentingan duniawi semata, seperti status sosial, jabatan, suku, ras dan agama.

MATARAM.lombokjournal.com — Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi dalam kunjungan ke Kota Malang,Jawa Tiimur, menyampaikan kuliah umum  Wawasan Keislaman dan Kebangsaan, dengan tema “Meneguhkan Nilai-nilai Islam Wasathi dalam Masyarakat Multikultural,” Jumat, (8/9).

Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu  juga menandatanganani MOU bidang Pendidikan, antara Pemprov NTB dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Namun yang menarik, saat TGB didaulat memberikan tausiyah Gerakan Sholat Subuh Berjamaah dengan Tema “Memperkokoh Ukhuwah Islamiah, Wathoniyah dan Basyariah Menuju Indonesia Damai dan Berkeadilan,” di Masjid Nurul Islam Sawo Jajar Kota Malang.

Saat itu TGB memaparkan keutamaan gerakan Sholat Subuh Berjemaah bagi umat Islam, khususnya dalam memperkuat ukhuwah Islamiah.

TGB menekankan, ukhuwah yang dibangun umat Islam haruslah universal. “Ukhuwah hendaklah tidak didasarkan kepentingan duniawi semata, seperti status sosial, jabatan, suku, ras dan agama,” katanya sambil menegaskan untuk menghadirkan berkah dan manfaat tiap subuh berjamaah.

Di hadapan ribuan jama’ah yang memadati Masjid hingga pelataran, TGB mengingatkan umat Islam pentingnya merawat hubungan baik antar sesama.

Dimana pun umat Islam berada, harus senantiasa menebar kebaikan serta merawat nilai-nilai yang menyatukan.

Gubernur dua periode itu mengajak umat Islam memberikan kontribusi positif membangun bangsa, menjauhi permusuhan dan menjauhi melakukan hal-hal yang sering menimbulkan kemudharatan.

Salah satu caranya, menurut Ahli Tafsir tersebut adalah membangun ukhuwah Islamiah. ”Persaudaraan yang kokoh antar anak bangsa akan kuat, serta terhindar dari fitnah-fitnah terutama menyangkut berita hoax yang beredar di media sosial saat ini,” tegas TGB

Ukhuwah islamiyah menjadi modal membangun bangsa yang aman, damai, tentram dan sejahtera, pungkasnya

AYA/Hms