TGB Ajak Cintai NKRI Dengan Syukur dan Istigfar

Mencintai republik ini bukan hanya sekedar ucapan dan kata-kata,  tapi mengadirkan Rasul dan perbanyak istigfar

TGH M Zainul Majdi

MATARAM.lombokjournal.com –  Umat Islam  diajak bersyukur atas nikmat iman Islam dan nikmat menjadi bagian dari NKRI dan bangsa Indonesia yang besar.

Gubernur NTB,  Dr.  TGH.  M.  Zainul Majdi menyampaikan itu ketika mengisi Tabligh Akbar bersama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Brebes-Jateng, di Kompleks Masjid Ponpes Al-Hikmah, Selasa malam (19/12).

Gubernur ntb yang akrab dipanggil TGB itu mengajak masyakat menghadirkan dan menanamkan kesyukuran atas setiap nikmat Allah. “Berarti juga menanamkan dalam diri kita sebuah kecintaan terhadap Bangsa Indonesia,” ujar TGB.

Saat itu TGB menguraikan tafsir Al-Qur’an dalam Surat Al-Mursalat yang dibacakan dengan lantunan yang syahdu oleh ratusan santriwati di Ponpes Al-Hikmah tersebut.

Dalam pandangannya,  kecintaan terhadap NKRI harus diwujudkan dengan cara meneladani  apa yang ditunjukkan Allah dan rasulnya.

Dikatakannya, jalan mencintai Indonesia adalah menghidupkan dan menjalankan  Sunnah-sunnah dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.  Cara menunjukkan kecintaan terhadap negeri ini adalah banyak beristigfar, memohon ampun kepada Allah. Kata TGB,  Allah menjaga kita dan bangsa ini selama masih banyak beristigfar kepada Allah.

“Mencintai republik ini dan menjaganya bukan hanya sekedar ucapan dan kata-kata,  tapi harus mengadirkan Rasul di tengah-tengah kita dan mari kita perbanyak istigfar,” ajak Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia itu.

Di dalam Surat Al-Mursalat  terdapat satu ayat sebagai penggugah dan pengingat, agar manusia bisa terus sadar dan mewaspadai diri sendiri.

Lebih lanjut TGB menjabarkan, dari proses penciptaan manusia dari setetes air yang tidak diperhitungkan, kemudian setetes air tersebut disimpan dalam rahim. Kemudian berkembang hingga batas  waktu yang ditentukan, dan lahirlah manusia ke dunia.

“Tidak ada ruang setiap tarikan nafas kita ini untuk tidak bersyukur,” tegasnya. Semua yang kita lewati di dunia ini telah ditetapkan Allah, dan Dia lah sebaik-baik yang menentukan dan menetapkan, tuturnya.

Cucu Pahlawan Nasional, Maulana Syaikh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mengatakan, semua itu pelajaran berharga bagaimana manusia harus mensyukuri nikmat Allah  SWT.

“Mari kita perbanyak bersyukur,  rendahkan hati kita.  Siapa yang sadar dirinya rendah di hadapan Allah SWT, maka orang yang merendahkan dirinya di hadapan Allah dan Allah mengangkat dirinya di hadapan manusia,” tegas TGB.

AYA/Hms




TGB; Program NTB Dijalankan Dengan Prinsip Keterbukaan

Faktor kepemimpinan menjadi daya tarik NTB, sehingga daerah ini makin dilirik publik baik nasional bahkan dunia

MATARAM.lombokjournal.com – Penghargaan “Kepatuhan LHKPN Terbaik 2017″ dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan guru Bajang (TGB), Selasa (12/12) lalu, merupakan kado indah bagi NTB jelang hari jadinya ke 59 tanggal 17 Desember mendatang.

Di antara kemajuan-kemajuan yang dicapai NTB,  penilaian KPK atas kepemimpinan TGB selama dua periode ccukkup membanggakan. TGB dinilai telah berupaya menutup dan mempersempit ruang perilaku koruptif di lingkungan Ppemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.

“Program di NTB dijalankan dengan prinsip-prinsip Keterbukaan,” ungkap TGB.

TGB paling sering bicara Open Government. Penghargaan dari KPK itu seperti melengkapi prestasi demi prestasi yang diukir NTB dalam berbagai bidang.

Orang nomor satu di NTB ini didaulat sebagai salah satu pembicara dalam event berskala Internasional yaitu Asia Pacific leaders Forum (APLF) 2017. Pemerintah Indonesia mempertemukan pemimpin-pemimpin Asia Pasific dalam forum ini..

Keterbukaan Pemerintah Provinsi NTB dalam forum ini yang menjadi acuan terpilihnya Gubernur NTB ini.

Nama Nusa Tenggara Barat menjadi sorotan akhir-akhir ini, bukan hanya seputar kemajuan di sektor Pariwisata maupun kekayaan alamnya. Faktor kepemimpinan menjadi daya tarik NTB, sehingga daerah ini makin dilirik publik di Indonesia bahkan dunia.

Dr TGH. M. Zainul Majdi  makin sering menjadi perbincangan. Ia menjadi salah satu ikon pemimpin dari daerah yang berpengaruh dan membawa perubahan, itu salah satu bukti keberhasilan TGB.

Selama berkiprah menjadi salah satu pemimpin daerah di Indonesia, banyak perubahan dan kemajuan yang dicapai NTB. Tahun 2017 Pemimpin tertinggi NTB ini juga meraih penghargaan transparansi dan akuntibilitas pengelolaan keuangan.

Tak heran kalau penghargaan yang diterima TG bukan hanya dari pemerintah, namun juga berasal dari pengakuan masyarakat melalui media yang mendaulatnya sebagai Best Regional Leader dalam ajang Obsession Award 2017.

Beberapa hari lalu Gubernur NTB datang ke Qatar dan disambut baik Emir Qatar Syekh Tamim Bin Hamad Al-Thani.

Dalam pertemuan antar dua pemimpin yang merupakan anggota Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) membahas mengenai Investasi Qatar di KEK Mandalika NTB

Selamat untuk Tuan Guru!

 

Romsn Emsyair

(Sumber : Humas NTB).

 

 

 

 

 




Gus Dur Layak Jadi Bapak Keadilan Sosial

Kurang dari dua tahun memerintah, Gus Dur bisa membawa gini ratio Indonesia terendah sepanjang 50 tahun terakhir terjadi di akhir era Gus Dur yaitu sebesar 0,31.

MATARAM.lombokjournal..com —  Gus Dur ‘hidup lagi’ di tengah-tengah Munas Alim Ulama dan Konbes PBNU di Mataram, NTB. Direktur Lingkar Survey Perjuangan, Gede Sandra, dalam Diskusi Publik bertajuk “Belajar dari Model Ekonomi Gus Dur” mengatakan, pemerintahan Gusdur meski sangat singkat yakni 21 bulan, tapi mampu sukses membangun pertumbuhan prekonomian Indonesia

Dikatakan GedeSandra, juga merupakan Tim Ekonomi pada Kabinet Gus Dur tahun 1999-2001 itu menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia era Gus Dur itu ditandai lima tangga kemajuan, yaitu adanya pertumbuhan ekonomi, piutang berkurang, distribusi pendapatan, gini ratio rendah, kohesi sosial semakin kuat.

Puluhan aktivis, mahasiswa, dan wartawan berbagai media mengikuti Diskusi Publik yang digelar West Nusa Tenggara Development Center (WNTDC), Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), PKC PMII NTB, dan M 16 di Mataram, pada Sabtu (25/11).

Selain Gede Sandra, sebagai narasumber diskusi publik tersebut adalah Direktur Wahid Institute Yenni Wahid. , Direktur Lingkar Survey Perjuangan Gede Sandra yang.

Dikatakan Gede Sandra, Gus Dur menerima warisan prekonomian dari Presiden sebelumnya Habibie dalam kondisi “growth” masih minus 3 persen pada September 1999. Namun ketika diukur lagi di akhir tahun 1999 atau tiga bulan sejak tim ekonomi Gus Dur bekerja, pertumbuhan ekonomi sudah di level 0,7 persen atau melompat 3,7 persen.

Dalam kurun waktu setahun berikutnya di tahun 2000, prekonomian Indonesia kembali berhasil tumbuh ke level 4,9 persen atau melompat 4,2 persen. Sedang di tahun 2001, meskipun Gus Dur dimakzulkan di pertengahan tahun akibat krisis politik tersebut, rata-rata “growth” di akhir tahun masih level 3,6 persen.

Selain itu yang istimewa kata Gede Sandra ialah dua kali lompatan growth tersebut dilakukan tim ekonomi Gusdur dengan sambil mengurangi beban utang. Sebuah kondisi yang pasti sulit dilakukan tim ekonomi kabinet-kabinet setelah atau sebelum Gus Dur.

“Kurang dari dua tahun Gus Dur bisa membawa gini ratio Indonesia terendah sepanjang 50 tahun terakhir terjadi di akhir era Gus Dur yaitu sebesar 0,31. Gus Dur yang mampu memberikan contoh implementasi dari sila kelima, maka beliau layal disebut bapak Keadilan Sosial,” sebutnya.

Menurutnya, salah satu rahasia keberhasilan tim ekonomi Gus Dur sehingga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat yakni menolak resep IMF Bank Dunia yang menganjurkan dilakukannya pengetatan anggaran. Sebaliknya, yang ditawarkan oleh tim ekonomi Gus Dur adalah growth story atau strategi pertumbuhan.

Selanjutnya, tim ekonomi Gus Dur piawai dalam melakukan optimum debt managament dan mampu menjaga harga beras stabil di level rendah sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat bawah perkotaan terus terjaga.

“Kesejahteraan petani di pesesaan juga terjaga karena Bulog melakukan pembelian gabah, bukan membeli beras. Inilah alasan mengapa ketimpangan pendapatan paling rendah di era ini,” tukasnya.

Direktur Wahid Institute, Yenni Wahid, menilai keberhasilan Gus Dur dilihat dari data yang tidak bisa dipungkiri. Semua berkat kerjasama tim ekonomi di bawah Rizal Ramli. Namun demikian, tanpa adanya political will dari pimpinan saat itu tidak akan bisa tim ekonomi bekerja.

“Data ini bisa dipertanggungjawabkan,” ungkap Yenni.

Semua keberhasilan ekonomi Gus Dur memang kembali ke semngat Gus Dur dengan landasan filosofisya bahwa pertumbuhan harus berjalan dengan pemerataan ekonomi. Atau adanya “growth” yang berkualitas.

“Itu jadi landasan dasar pembangunan ekonomi Gus Dur. Tanpa pemerataan akan tercipta kesenjangan sosial tinggi yang berakibat pada adanya konflik sosial.

Direktur M 16 Bambang Mei “Didu” dalam pengantar diskusi publik ini mengatakan, diskusi ini dihajatkan untuk mengingat kembali kesuksesan Presiden Gus Dur terutama dalam membangkitkan prekonimian bangsa yang saat itu terpuruk akibat peralihan kekuasaan.

AYA




Membangun Peradaban Bangsa, Ibarat Sholat Berjama’ah

Sahabat-sahabat Rasulullah berjuang secara bersama membangun agama dan bangsa

lombokjournal.com —

TGB menggambarkan kebersamaan membangun peradaban bangsa ibarat sholat berjama’ah di masjid. Kalau dipikir secara pribadi, sholat sendiri di rumah akan lebih khusu’ dibanding di masjid.

Namun, Allah perintahkan kita melalui Muhammad untuk selalu hadir di masjid melaksanakan sholat berjama’ah, dengan sekompak-kompaknya.

Apa sebabnya? Karena dia merupakan satu bentuk kebersamaan yang harus tetap tertanam dalam diri seorang muslim.

Membangun peradaban memerlukan kebersamaan, sebagaimana Islam-pun datang untuk membangun peradaban dengan semangat kebersamaan serta mengandung nilai-nilai kebaikan.

“Peradaban membutuhkan kebersamaan. Tidak ada nama individu yang tercatat dalam sejarah bangsa, melainkan  semuanya dalam konteks perjuangan,” ungkap Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi saat mengisi kuliah subuh di  Masjid Al-Falah Kota Pontianak, Sabtu (17/11.

Kuliah subuh itu bagian dari serangkaian kunjungan silaturahminya di Kalimantan Barat guna memenuhi undangan Sultan Pontianak IX, Sri Paduka Maulana Syarif Machmud Melvin Alkadrie, SH.

Di hadapan ratusan jama’ah yang hadir, Gubernur yang akrab dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB)  tersebut mengungkapkan, hal yang sama terjadi pada sahabat-sahabat Rasulullah yang berjuang secara bersama membangun agama dan bangsa.

Para sahabat seperti Abubakar Siddiq, Umar Bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, termasuk para pahlawan di Republik ini, namanya tidak tercatat dalam sejarah bila tidak berjuang bersama Raslullah.

Kata TGB kalau ingin tercatat dalam sejarah dan menjadi orang yang dikenang sepanjang masa, yang harus dilakukan adalah melakukan sesuatu dengan semangat kebersamaan.

TGB mengajak seluruh jama’ah yang hadir untuk mengisi waktu-waktu dalam hidup ini dengan kebaikan yang dibangun dengan semangat kebersamaan. “Kalau itu dilakukan, maka hidup akan lebih berkah,” kata TGB.

Ia mengajak jama’ah menjaga persaudaraan serta menumbuhkan semangat mendamaikan.

“Orang beriman yang paling diinginkan adalah masuk ke dalam rahmat Allah,” jelas TGB

AYA/Hms

BACA JUGA : Kata TGB, Modal Pendidikan Agama Bisa Jadi Apa Saja

 

 

 

 




Kata TGB, Modal Pendidikan Agama Bisa jadi Apa saja

Saat mencalonkan diri jadi Gubernur tahun 2008, banyak masyarakat dan tokoh tokoh meragukan keilmuannya untuk menjadi seorang gubernur

lombokjournal.com —

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, mengajak mahasiswa dan seluruh anak bangsa yang menempuh pendidikan agama. mulai pondok pesantren hingga pendidikan tinggi Islam termasuk IAIN untuk, banyak bersyukur dan percaya diri.

“Kita tidak bisa mengalirkan energi perubahan, kalau tidak perccaya diri,” tegas gubernur saat menyampaikan materi “Membangun Karakter Leadership Qur’ani”  yang bertajuk IAIN Bersholawat dan Seminar Nasional di hadapan ratusan mahasiswa dan rektor di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Sabtu (17/11)..

Bekal ilmu pendidikan agama, menurut Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), lebih dari cukup sebagai modal mengabdi kepada masyarakat dan bangsa.

“Modal pendidikan di IAIN ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi apa saja. Termasuk menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan,” ungkap TGB.

Apa yang ditanamkan pada lembaga ini sudah mencakup keseluruhan ilmu untuk menjadi pemimpin.

TGB berkisah, saat mencalonkan diri sebagai Gubernur tahun 2008, banyak masyarakat dan tokoh meragukan keilmuannya menjadi seorang gubernur. Namun, melalui pendekatan kepada masyarakat serta terus belajar, keraguan tersebut hilang bersama Keberhasilan-keberhasilan yang dicapainya.

TGB sempat menceritakan latar belakang pendidikannya, mulai dari paling rendah, Madrasah dan Pondok Pesantren hingga program doktor di Kairo Mesir.

“Semuanya pada jalur dan jenjang pendidikan Islam,” terangnya .

Saat jadi kandidat gubernur NTB pada tahun 2008, pertama kali seorang Kepala Daerah dipilih langsung, banyak pihak underestimate karena ia lulusan pesantren.

Bahkan keraguan itu juga dari para alumni pendidikan agama. Apalagi kandidat yang dihadapi pada waktu itu adalah incumbent, tutur TGB.

Ahli Tafsir lulusan Kairo itu mengajak para pemuda Pontianak meneguhkan komitmen kebangsaan, dengan menjaga dan menjalankan nilai-nilai kebaikan dalam Pancasila, sebagaimana yang dilakukan oleh para pendiri bangsa.

Mahasiswa atau pemuda, lanjut TGB harus memahami bagaimana para pendiri bangsa ini menuangkan konsep Pancasila itu dengan rapi dan sistematis.

Para pendiri bangsa ini meletakkan konsep spiritual pada sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemudian dalam pembukaan UUD 1945 terdapat konsep spiritual yang berbunyi “Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa” sebagai konsep yang lahir dari tokoh tokoh yang memiliki Ubudiyah tinggi.

“Ini sejalan dengan misi kita di dunia saat Allah menciptakan kita, yaitu tidaklah Allah menciptakan manusia kecuali hanya beribadah kepada-Nya,” tegas TGB.

TGB mengingatkan pemuda untuk tidak lupa pada misi kedua, membangun bumi Allah ini dengan pembangunan fisik yang mempunyai nilai kebaikan. Kalau konsep ini terus diperjuangkan, maka apa yang dilakukan merupakan bagian dari membangun agama.

TBG menutup orasinya tersebut dengan menyampaikan misi ketiga bagi seorang manusia saat Allah menciptakannya.  Manusia diutus sebagai Khalifah di muka bumi yang bertugas membangun bumi Allah dengan nilai-nilai kebaikan.

AYA/Hms

BACA JUGA : Membangun Peradaban Bangsa, Ibarat Sholat Berjamaah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




Mahasiswa harus Bawa Rahmah Bagi Lingkungannya

Terkait wisata halal, agama  lain diharapkan juga membuat terobosan sesuai keyakinan masing-masing asalkan kemanfaatnnya dirasakan oleh semua masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com — Sebagai agen perubahan masa depan

Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi berpesan,  mahasiswa harus membawa rahmah bagi alam semesta dan sesama manusia saat hadir di lingkungan sekitarnya.

“Mari membangun karakter yang baik untuk menjaga Bumi Pertiwi tetap tegak berdiri,” ujarnya. Bersikap Egoisme akan membuat hancur, katanya. Ibaratnya, lebih besar semangat menebang dan merusak lingkungan dari pada semangat menanam.

Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan itu saat menjadi Pemateri dalam acara Seminar Nasional dengan Tema “Mengungkap Kearifan Lokal Indonesia Timur Melalui Pariwisata Halal Negeri Seribu Masjid” yang digelar Temu Ilmiah Mahasiswa Bidikmisi (TIMDiksi) Nasional 2017 di Aula Auditorium Abubakar Universitas Mataram, Kamis, (16/11).

Terkait dengan wisata halal, TGB mengatakan Indonesia termasuk lambat dalam pengembangan konsep wisata halal tersebut.

“Kita kalah dari Negara Malaysia dan Thailand yang ternyata lebih dahulu dalam pengembangan wisata halal, padahal mayoritas penduduk muslim terbesar ada di Idonesia. Itulah sebabnya NTB menjadi salah satu provinsi pertama yang mendeklarasikan konsep wisata halal di Indonesia”, katanya.

TGB menambahkan, Ruh dari Wisata Muslim Friendly adalah nilai-nilai islami, seperti sertifikasi halal tempat-tempat kuliner yang ada, tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang yang ada di Hotel maupun destinasi wisata, seperti Al-Qur’an, tempat bersuci, arah kiblat dan Sujadah untuk sholat, dan untuk agama-agama lain juga tersedia.

Itulah sebabnya  manfaat dari konsep Wisata Muslim Friendly dapat dirasakan semua di NTB.. “Saya persilahkan agama-agama yang lain juga membuat terobosan sesuai dengan keyakinan masing-masing asalkan kemanfaatnnya dirasakan oleh semua masyarakat yang ada di NTB,” ujarmnya.

Mahasiswa sebagai calon-calon dari pemimpin masa depan, harus memiliki perspektif global dan nasional, bukan hanya perspektif kedaerahan atau lokal saja.

Bahkan harus mampu memasuki ruang-ruang penting dan mengambil bagian di dalamnya serta mampu menjadi agen-agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat yang berkeadilan. “Adik-adik mahasiswa harus memahami dimana posisi saat ini berada dalam proses perubahan itu, apakah sebagai pelaku yang produktif, atau sebaliknya justru hanya pelaku konsumtif,” kata TGB

Gubernur yang juga Cucu Pahlawan Nasional Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tersebut, berharap mahasiswa memahami dinamika yang sedang berjalan. Seperti sistem perpolitikan dan juga sistem perekonomian dunia yang sedang bergerak  sangat kencang.

Namun di antara kedua sistem itu, TGB  mengingatkan pentingnya menjaga  dan merawat sistem kebudayaan dan karakter bangsa dari pengaruh budaya asing yang  bertentangan.

Sebagai generasi yang hidup di era globalisasi, menurut TGB, hanya mahasiswa dengan kemampuan analisis itulah yang akan dapat bersaing dan menjadi bagian dari perkembangan aspek-apek tersebut

AYA/Hms




TGB Harapkan Pemuda Jadi Pengawal Pancasila dan NKRI.

TGB menegaskan tidak ada negara di dunia ini yang memiliki keberagaman seperti Indonesia, dan masih tetap eksis sebagai sebuah negara

lombokjournal.com —

Gubernur NTB, Dr.TGH.M. Zainul Majdi mengatakan, pemuda merupakan kekuatan bangsa (power of nation), yang berperan sangat strategis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pemudalah yang mempelopori kemerdekaan Indonesia, juga penggerak sumpah pemuda.

“Inilah bukti nyata peran penting pemuda secara konstruktif sebagai sendi dari kekuatan Republik Indonesia,” kata Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB saat memberi kuliah umum di Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan Sumatera Utara, Selasa (14/11) dengan tema “Peranan Pemuda dan Institusi Pendidikan dan Mengilhami Perjuangan Pahlawan”.

Kegiatan ini dilaksanakan Universitas HKBP Nommensen sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari pahlawan ke 72 Tahun 2017.

Nama Universitas HKBP Nommensen (UHN) yang terkemuka di Sumut tersebut diambil dari Nama tokoh pendidikan “Nommensen” kelahiran Jerman.

Kepada ratusan mahasiswa, TGB berpesan agar pemuda dan seluruh mahasiswa menjadikan diri sebagai pengawal konsesus kebangsaan yaitu Pancasila dan NKRI.

Anak muda dimintanya berjuang dan berkontribusi bagi masyarakat dunia, dengan mengedepankan idealisme dan karakter bangsa yang penuh legacy, tradisi dan sejarah panjang sebagai suatu bangsa.

“Kepahlawanan secara universal, adalah kemampuan untuk berkontribusi secara konsisten kepada masyarakat,” tegas TGB.

Jika dikaitkan hakekat dan tujuan penciptaan manusia  yang menempati ruang dan waktu, maka ruang itu adalah NKRI yang kaya akan keanekaragaman suku, bangsa, agama dan adat istiadat.  Sedangkan,  waktu itu adalah masa sekarang dan  masa yang akan datang.

“Tugas kita adalah menjaga dan membangun bumi Indonesia dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Di hadapan Rektor UHN, Dr. Ir. Sabam Malau dan Pengelola Yayasan, Pendeta Pintor Sitanggang serta segenap civitas akdemika yang hadir, TGB menegaskan tidak ada negara di dunia ini yang memiliki keberagaman seperti Indonesia, dan masih tetap eksis sebagai sebuah negara.

Beberapa negara lain yang didirikan hampir bersamaan dengan Indonesia, seperti  Yugoslavia yang didirikan oleh Joseph Brozz Tito, tokoh yang tidak kalah besar pengaruhnya di dunia jika  dibandingkan Gamal Abdul Nasser, Ir. Soekarno, Jawaharlal Nehru dan tokoh-tokoh lainnya, namun kini Yugoslavia terpecah belah.

TGB meyakini, dengan populasi yang banyak secara kuantitas dipadukan  dengan kualitas SDM yang tangguh, suatu saat nanti Indonesia akan menjadi bangsa pemimpin dunia.

Kepahlawanan, menurutnya, dapat dilakukan oleh siapa pun sepanjang mampu berkontribusi nyata kepada masyarakat dalam bidang apa pun, baik pendidikan, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Contohnya sosok Nommensen.

Meski merupakan tokoh kelahiran Jerman, namun namanya dikenang bahkan melekat menjadi nama universitas terkemuka di Sumatera Utara ini.

“Kalau Nommensen saja yang lahir jauh dari Indonesia, tapi mau berkorban dan berjuang bagi pendidikan Indonesia apalagi kita sebagai putra putri bangsa ini,” pungkasnya.

Dalam sambutan singkatnya Rektor Universitas HKBP Nommensen, Dr. Ir. Sabam Malau mengapresiasi kehadiran Gubernur NTB memenuhi undangan universitas.

“Sungguh luar biasa, beliau berkenan datang dari jauh untuk berbagi ilmu dengan kita. Terutama berbagi pengalaman dan keberhasilan memimpin NTB selama dua periode,” ujar Sabam Malau.

AYA/Hms




Gelar Pahlawan Nasional, Jadi Inspirasi Agar Indonesia Jadi Lebih Baik

Maulana Syeikh pernah memimpin dan berjuang mengangkat senjata serta perjuangan politik untuk merebut, mempertahankan, mengisi kemerdekaan, dan mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Ucapan terima kasih bagi para veteran

MATARAM.lombokjournal.com –  Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional jadi simbol, masyarakat NTB punya kontribusi yang tidak kalah dengan anak bangsa lainnya, baik masa awal kemerdekaan maupun dalam mengisi kemerdekaan.

Penetapan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional diharapkan jadi inspirasi luar biasa bagi generasi sekarang. Maulana Syeikh berjuang dalam suasana yang penuh keterbatasan. Intimidasi penjajah yang luar biasa ketika mendirikan perjuangan 1937, dapat menjadi inspirasi yang kuat sekali.

Gubernur NTB, TGH M Zainul majid yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang), cucu  dari Pahlawan Nasional, Maulana Syaikh tersebut menyampaikan hal itu saat bertindak selaku Inspektur Upacara peringatan Hari Pahlawan ke 72 Tahun 2017 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Jum’at (10/11) pagi.

Menteri Sosial dalam sambutan yang dibacakan TGB  juga berharap, adanya para pahlawan, termasuk TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dapat menjadi sesuatu yang lebih baik itu tetap menyala di hati masyarakat NTB, agar Indonesia akan lebih baik di masa depan.

TGB mengucapkan syukur serta penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada Presiden RI, Bapak Ir.H.Joko Widodo yang resmi  menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada Maulana Syaikh

“Penganugerahan tersebut merupakan kado  istimewa dan kebahagiaan terindah bagi seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat,” kata TGB.

TGB juga berterima kasih kepada masyarakat NTB yang berkontribusi dalam ikhtiar perjuangan, sehingga penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syaikh oleh Presiden RI, Joko Widodo telah dilaksanakan di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11) lalu.

Apresiasi tinggi disampaikannya kepada para tokoh agama, para veteran, para tokoh adat, organisasi-organisasi lintas agama, lintas etnis, lintas profesi, seluruh lapisan masyarakat, FKPD Provinsi NTB, para Bupati/Walikota, generasi muda NTB yang telah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

“Sehingga apa yang kita ikhtiarkan dan cita-citakan bersama dapat  terwujud,” kata Gubernur.

Dikutip dari daftar riwayat hidup TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang dibacakan saat upacara, Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Maulana Syaikh karena dedikasi dan jasanya yang besar bagi bangsa Indonesia.

Maulana Syeikh pernah memimpin dan berjuang mengangkat senjata serta perjuangan politik untuk merebut, mempertahankan, mengisi kemerdekaan, dan mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Maulana Syeikh dinilai tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan, mengabdi dan berjuang sepanjang hidupnya bahkan melebihi tugas yang diembannya. Ia juga pernah melahirkan pemikiran besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Usai upacara, Gubernur dan seluruh Kepala OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTB berziarah ke makam TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, di Pancor, Lombok Timur.

AYA/Hms

 




Sejarawan Sebut Maulana Syaikh Pahlawan Hebat

Bukan hanya berhasil membangun dan menciptakan manusia beragama, Maulana Syaikh juga berhasil membentuk manusia berakal budi dan cinta tanah air

Prof. Dr. Anhar Gonggong

MATARAM.lombokjournal.com — Wakil Ketua Tim Pengkaji dan peniliti Gelar Nasional (TP2GN), Prof. Dr. Anhar Gonggong yang juga seorang sejarawan Indonesia, menilai Pahlawan Nasional TGKH. Zainuddin Abdul Madjid yang lebih dikenal sebagai Maulana Syaikh adalah sosok pahlawan yang sangat hebat.

Kehebatan itu dilihat dari garis perjuangan Maulana Syaikh di bidang pendidikan dan membentuk  karakter yang baik sebagai modal terpenting bagi sebuah bangsa dan masyarakat.

Selain  membangun banyak pondok pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, sepanjang hidupnya terus berjuang memberikan bekal pendidikan kepada anak anak muda pada jamannya.

“Kehebatan luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang lain,” kata ahli sejarah itu kepada sejumlah awak media saat acara penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional  kepada Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11).

Maulana Syaikh memiliki keperdulian yang tinggi kepada masyarakat untuk bisa keluar dari kebodohan dan keterbelakangan. Inilah nilai nilai kepahlawanan yang terpenting dan sesungguhnya, tegasnya.

“Maulana Syaikh berhasil membangun dan menciptakan manusia yang tidak hanya beragama, tetapi juga berakal budi dan cinta tanah air, itulah nilai- nilai kepahlawanan yang paling utama,” ujar

Dengan ditetapkannya Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional, maka nilai nilai yang harus diteladani ke depan, menurutnya, generasi muda NTB harus terus memperkuat dan menyiapkan diri dengan pendidikan. Berusaha menguasai teknologi serta menyiapkan diri untuk mampu bersaing sekaligus mampu menyiapkan untuk pandai bekerja sama.

Ia mengatakan, kesalahan terbesar selama ini, orang cenderung hanya menggembar-gemborkan untuk bekerja dan bersaing, tetapi bersaing belum tentu bisa bekerja sama.

“Jika hanya bersaing dan tidak mampu bekerja sama, bagaimana mungkin bisa mencapai hasil yang maksimal,” tegasnya.

Persepsi yang keliru ini harus dihentikan. Tetapi  seharusnya kita tidak hanya pandai bersaing, namun juga pandai bekerja sama, pungkasnya.

AYA/Hms

BACA JUGA : Maulana Syaikh, Pahlawan Nasional




Maulana Syaikh, Pahlawan Nasional

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada Maulana Syaikh dihadiri ahli warisnya, Umi Hj. Sitti Rauhun didampingi adiknya Umi Hj. Sitti Raihanun

lombokjournal.com –

TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang lebih dikenal sebagai Maulana Syaikh resmi dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional.

Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo menyerahkan anugerah gelar Pahlawan Nasional tersebut kepada ahli waris Maulana Syaikh, Ummi Hj. Sitti Rauhun didampingi adik beliau  Ummi Hj. Sitti Raihanun, di Istana Negara Jakarta, Kamis, (9/11)

Hadir juga pihak keluarga lainnya, yakni putri putri Ahli Waris yang merupakan para  cucu dari Maulana Syaikh, di antaranya Dr. Hj. Sitti Rohmi, Ir. H. Samsul Luthfi bersama istri serta Gubernur NTB,  Dr. TGH. M. Zainul Majdi didampingi istri Hj.Erica Zainul Majdi.

Ummi Hj. Sitti Raihanun hadir bersama  putra beliau H. Lalu Gde Wire Sakti Amir Murni, dan sejumlah keluarga/kerabat lainnya. Dari unsur Pemerintah Daerah, hadir Gubernur NTB didampingi Sekda NTB, Ir.H.Rosiady Sayuti, M.Sc.P.hD, Kadis Sosial, H.Ahsanul Khalik, Karo Humas dan Protokol, H.Irnadi Kusuma beserta jajarannya dan sejumlah tokoh NTB lainnya.

Penganugerahan gelar pahlawan tersebut disambut suka cita oleh segenap masyarakat NTB dan suasana haru bercampur kebahagiaan-pun tampak menyelimuti perasaan para ahli waris saat Presiden RI, Joko Widodo tepat pada pukul 11.00 WIB menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional untuk Maulana Syaikh, dalam upacara kenegaraan yang berlangsung hidmat.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh.

Selain (alm) TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari NTB, (alm) Laksamana Malahayati dari Aceh,  (alm) Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepri, dan Lafran Pane dari DI Yogyakarta. Penganugerahan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2017.

Penganugerahan memperhatikan Petunjuk Presiden RI kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan berkenaan dengan Hasil Sidang III Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan pada 19 Oktober 2017, sesuai usulan dari Kementerian Sosial RI tentang Permohonan pemberian Gelar Pahlawan Nasional.

Maulana Syaikh dinilai berdedikasi dan berjasa besar bagi bangsa, termasuk pernah memimpin dan berjuang dengan mengangkat senjata atau perjuangan politik untuk merebut, mempertahankan, mengisi kemerdekaan, dan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Maulana Syeikh dan ketiga pahlawan nasional lain di atas juga dinilai tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan, mengabdi dan berjuang sepanjang hidupnya bahkan melebihi tugas yang diembannya.

Selain itu, melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara, pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Hadir dalam acara penganugerahan tersebut, selain keluarga para ahli waris keempat tokoh dan pejabat pemerintahan daerah dari  daerah asal para pahlawan, juga dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Kerja, dan para pejabat MPR RI, Ketua DPD Oesman Sapta dan pejabat lainnya.

AYA/Hms

BACA JUGA : Sejarawan Sebut Maulana Syaikh Pahlawan Hebat