Buku Puisi “Amerikano” Tur ke 10 Titik di Pulau Lombok
Tur buku puisi ‘Amerikano’ bermaksud meningkatkan manajemen sastra di Lombok, Gilang menyoroti kurangnya sirkulasi sastra yang memadai
MATARAM.LombokJournal.com ~Gilang Sakti Ramadhan, seorang wartawan, penyair, dan aktor, baru-baru ini meluncurkan buku puisi terbarunya berjudul “Amerikano”, yang diterbitkan oleh Akarpohon Mataram, pada 16-17 Februari 2024.
Buku puisi ini menjadi bagian dari tujuh judul buku lain yang diterbitkan oleh Akarpohon Mataram. Setelah peluncuran buku tersebut, Gilang mengambil inisiatifuntuk melakukan Tur Kafe Amerikano di 10 lokasi berbeda di lima kabupaten dan kota di Pulau Lombok.
Dalam merencanakan tur buku puisi ini, Gilang menyoroti kurangnya manajemen sastra yang memadai di Lombok.
“Sastra masih diurus oleh penulis yang tergabung dalam komunitas bukan lembaga pemerintah,” katanya.
Dengan tujuan meningkatkan manajemen sastra di Lombok, Gilang meluncurkan Tur Kafe Amerikano, yang dijadwalkan berlangsung dari Februari hingga Mei 2024.
Dalam sebuah pernyataan pada 28 Februari 2024, Gilang mengungkapkan, manajemen industri sastra di Lombok belum mencapai tingkat yang memadai.
“Dengan bantuan teman-teman, termasuk Komunitas Akarpohon Mataram, saya menciptakan Tur Kafe Amerikano untuk mendekatkan sastra ke masyarakat yang lebih luas. Sastra harus menjadi lebih populertanpa mengurangi kualitasnya,” paparnya
Tur buku Kafe Amerikano dirancang sebagai serangkaian percakapan di kafe-kafe yang melibatkan penulis buku, pembahas, moderator, dan penampil.
Menurut Gilang, memilih kafe sebagai lokasi tur bertujuan untuk menjangkau orang-orang yang belum familiar dengan sastra. Kafe dianggap sebagai tempat di mana berbagai lapisan masyarakat berkumpul.
“ Ini upaya menciptakan kesempatan untuk memperkenalkan sastra kepada khalayak yang lebih luas,” uajarnya
Gilang menjelaskan bahwa tur buku puisi juga dapat menjadi strategi alternatif untuk meningkatkan penjualan buku. Dengan membicarakan buku dari satu tempat ke tempat lain, tur ini dapat meningkatkan minat dan penasaran pembaca potensial, bahkan jika mereka tidak langsung membelinya.
Tur Kafe Amerikano bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk Komunitas Akarpohon Mataram, Konyu, MVP Coffee Company, Bale Jukung, Kedai BUMDes Santong, dan RestoRasi. Buku Puisi Amerikano juga tersedia untuk dibeli di setiap lokasi tur.
Mengenai isi buku puisi, Gilang menjelaskan bahwa “Amerikano” memiliki tema pesimistis yang kuat, terutama dalamkonteks sosial.
Puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan hubungan subjek dengan lingkungannya, dengan nuansa pesimisme sosial yang mencolok.
Gilang menyoroti bahwa perpisahan antara subjek-subjek dalam buku ini bukanlah secara harfiah, melainkan mencerminkan pembatalan dan kesia-siaan.***
Arsvita, Program Overact Theatre Perluas Referensi Teater
Tujuan program Arsvita menambah referensi tontonan pertunjukan teater, dan membiasakan menonton pertunjukan sebagai studi tentang semua aspek dari pertunjukan
MATARAM.LombokJournal.com ~Overact Theatre memperluas referensimengenal teater melalui program Arsip Video Teater (Arsvita). Arsvita Vol. I digelar di Segara Space, Kota Mataram, Minggu (18/02/24) pukul 16.00 Wita.
Peserta yang hadir di Arsvita Vol. 1 edisi bulan Februari ini didominasi pelajar SMA yang juga anggota ekstrakurikuler teater di sekolahnya. Tentu saja selain para pelajar kegiatan Arsvita juga dihadiri masyarakat umum.
Video yang ditayangkan dan dibahas di Arsvita Vol. 1 edisi bulan Februari 2024 berjudul ‘Anak yang Dikuburkan. Pertunjukan itu adaptasi dari “Buried Child” karya Sam Shepard oleh Teater Satu (Lampung) yang telah dipentaskan di Komunitas Salihara, Jakarta tahun 2012.
“Arsvita adalah upaya dari Overact Theatre untuk memperluas sekaligus mendalami referensi mengenai teater. Dengan menonton dan mendiskusikan pertunjukan-pertunjukan teater asal Indonesia yang telah terdokumentasikan,” jelas Direktur Program Overact Theatre, Bagus Prasetyo Suryanto.
Menurutnya, tujuan program ini menambah referensi tontonan pertunjukan teater. Membiasakan menonton pertunjukan sebagai studi tentang semua aspek yang ada dari pertunjukan.
“Arsvita penting bagi kami yang masih belum banyak menonton pertunjukan teater, terutama pertunjukan teater beberapa tahun lalu dan di luar Lombok.” jelas Bagus.
Rangkaian kegiatan Arsvita, selain menonton arsip video teater, peserta yang hadir juga masing-masing menyampaikan tanggapan dan pendapatnya.
Menurut Bagus, Arsvita akan rutin digelar selama satu tahun ini, dan akan dilaksanakan setiap dua bulan sekali.
“Ke depannya masih akan menayangkan arsip-arsip video pertunjukan teater dari kelompok-kelompok teater yang ada di Indonesia. Video yang akan ditayangkan sudah diseleksi dengan ketentuan dapat memberikan pengalaman segar dalam menonton,” ujar Bagus.
Overact Theatre adalah ragam penampil atau collective performance yang mengalih ubah ruang-ruang di luar arus utama.
Fokus bekerja merekonstruksi pengertian panggung dengan memproduksi dan menampilkan proyek-proyek pertunjukan di areal publik.
Selain Arsvita, beberapa program Overact Theatre, antara lain latihan rutin, program latihan setiap minggu dengan mengeksplorasi metode latihan teater.
Program lainnya, yaitu Diskursus, yang merupakan program diskusi teater bulanan sebagai upaya studi, membangun jejaring sembari membaca peta teater yang ada di Lombok. Kemudian, program menonton film yang dilaksanakan tiap enam bulan sekali, sebagai upaya studi, menambah referensi, dan menemukan kemungkinan-kemungkinan pada film untuk proses pertunjukan teater.
Ada juga program Overact Fest, program tahunan festival teater yang fokus mengeksplorasi segala bentuk kemungkinan dalam proses maupun bentuk pertunjukan teater. Serta program Overactour, program tur pertunjukan, sebagai upaya membangun jejaring dengan kelompok-kelompok teater yang ada di Lombok. Dengan membawakan materi pertunjukan yang telah dipentaskan di Overact Fest. Gus
Komunitas Akarpohon Gelar ‘Majelis Buku Tipis’
Gagasan dasar Komunitas Akarpohon menerbitkan buku tipis itu berangkat dari pikiran perihal karya-karya yang kuantitasnya terbatas, tapi dengan kualitas yang cukup pantas.
MATARAM.LombokJournal.com ~ MAJELIS BUKU TIPIS merupakan konsep buku tipis yang diinisiasi dalam program tahunan Komunitas Akarpohon, satu-satunya kelompok sastra paling produktif di Mataram, NTB.
Delapan penulis dari Komunitas Akarpohon menerbitkan buku tipis mereka dan membahas proses kreatif masing-masing dalam diskusi di Segara Space, Kota Mataram, hari Jumat, 16 Februari 2024 dan Sabtu 17 Februari 2024.
BACA JUGA : Lingkungan Jadi Bahasan Pj Gubernur NTB bersama Dinas LHK NTB
Majelis Buku Tipis mulai dikerjakan tahun 2024 sekaligus sebagai tanda usia 15 tahun komunitas ini.
Pendiri Komunitas Akarpohon yang dikenal sebagai penyair, Kiki Sulistyo menyampaikan penjelasan itu.
Kiki Sulystio yang banyak ‘membimbing’ para penulis muda di komunitas itu mengatakan, gagasan dasar penerbitan buku tipis itu berangkat dari pikiran perihal karya-karya yang kuantitasnya terbatas, tapi dengan kualitas yang cukup pantas.
Karya-karya tersebut berasal dari generasi terkini maupun sebelumnya, dan di Komunitas Akarpohon, semuanya dinilai perlu mendapat tempat, semuanya perlu dibukukan.
“Karena kuantitas yang terbatas, kami mengambil model Extended Play (EP) dari industri musik. Frasa ‘buku tipis’ serupa dengan rekaman EP atau sering juga disebut sebagai mini album. Model ini kami anggap solusi tepat untuk penerbitan karya-karya penulis generasi terkini di Lombok, maupun karya-karya generasi sebelumnya yang telah tersiar —atau tercecer— di berbagai publikasi lepas, yang kuantitasnya terbatas,” jelas Kiki.
Edisi perdana Majelis Buku Tipis menerbitkan 8 (delapan) buku —terdiri atas 5 (lima) buku puisi yang masing-masing berisi 20 puisi, serta 3 (tiga) buku cerpen yang masing-masing berisi 5 cerpen.
Delapan buku tersebut, yakni buku puisi berjudul Menghabiskan Masa Kecil Bersama (Bukan) Manusia karya Bulan Nurguna; buku puisi Amerikano karya Gilang Sakti Ramadhan; buku puisi Impasto karya Abed Ilyas; buku puisi Musa yang Lain karya Chaidir Amry; buku cerpen Surat Api karya Tara Febriani Khaerunnisa; buku cerpen Api Masih Menyala karya Rony Fernandez; buku cerpen Bayangan Kelinci di Bulan karya Bunga D. Prasasti; dan buku puisi Supersonik karya M. Allan Hanafi.
Sementara, untuk artwork sampul maupun kebutuhan foto, Komunitas Akarohon melibatkan secara kolektif para perupa dan fotografer yang punya karir masing-masing. Semua buku tersebut diluncurkan dan dipercakapkan bersama-sama dalam suatu majelis yang diselenggarakan selama dua hari.
Di samping itu, edisi perdana ini juga menandai Komunitas Akar Pohon sebagai penerbit yang lebih independen, sebab tidak lagi menggunakan International Serial Book Number (ISBN) sebagai rujukan. Lebih memilih menyusun sendiri katalog terbitan dengan kode yang sudah dirancang sebelumnya.
Sesi pertama Majelis Buku Tipis digelar Jumat, 16 Februari 2024 pada pukul 16.00-18.00 Wita. Menghadirkan pembicara Tara Febriani Khaerunnisa dan Chaidir Amry, yang dimoderatori oleh Putri Dian Rahma Maulidya. Sesi kedua, pada Jumat, 16 Februari 2024 pada pukul 20.00-22.00 Wita, menghadirkan pembicara Gilang Sakti Ramadhan dan Bunga D. Prasasti, dimoderatori oleh Stefanie Anggita Gracia.
Sesi ketiga Majelis Buku Tipis digelar Sabtu, 17 Februari 2024, pukul 16.00-18.00 Wita, menghadirkan pembicara Rony Fernandez dan M. Allan Hanafi, dimoderatori oleh Dinda Adhiba Tsoraya. Sesi keempat, Sabtu, 17 Februari 2024, pukul 20.00-22.00 Wita, menghadirkan Bulan Nurguna dan Abed Ilyas, dengan moderator Niken Mulya.
Para pembicara menyampaikan, seputar pengalaman mereka berkenalan dengan karya sastra. Mereka juga membicarakan tentang penyusunan karya sastra masing-masing.
Para pembicara juga membicarakan proses penerbitan buku masing-masing. Setiap sesi ditutup dengan pembacaan karya masing-masing penulis. Gilang
Dalang Wayang Sasak Legendaris, Lalu Nasib AR, Dibantu Kursi Roda Elektrik oleh Rachmat Hidayat
Dalang senior Wayang Sasak Lalu Nasib AR sudah empat tahun kesulitan berjalan, Rachmat Hidayat pun turun tangan beri bantuan kursi roda elektrik
MATARAM.LombokJournal.com ~ Dalang kondang wayang Sasak asal Gerung Lombok Barat, H. Lalu Nasib yang kini tak kuasa lagi berjalan sempurna, mendapat bantuan kursi roda dari Rachmat Hidayat.
Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan H Rachmat Hidayat, akhir-akhir tampak konsisten menebar kebahagiaan dan membantu mereka yang menderita lumpuh dan mengalami mobilitas yang terbatas akibat penyakit di Pulau Lombok.
Bantuan politisi kharismatik asal Lombok Timur itu berupa kursi roda elektrik kini menyasar Lalu Nasib AR, Dalang Wayang Sasak, yang nyaris seluruh hidupnya diwakafkan menjaga nilai dan budaya seni pertunjukan Wayang Sasak.
Lalu Nasib kini berusia 82 tahun, tidak lagi leluasa bergerak akibat penyakit yang dideritanya. Mungkin salah satu penyebabnya, selama lima puluh tahun ia duduk bersila berjam-jam dalam saat mendalang, yang membuat lutut dan kakinya kini sulit digerakkan.
Kini, mobilitas tokoh budaya Sasak kelahiran tahun 1941 itu sangat terbatas dan harus bergantung bantuan tongkat.
Rachmat Hidayat yang lama mengenal Lalu Nasib mengantar langsung bantuan kursi roda elektrik tersebut ke rumah dalang legendarisitu, Minggu (04/02/24) siang.
Ketua DPD PDI Perjuangan NTB itu mendatangi kediaman Lalu Nasib di Dusun Perigi, Desa Gerung Selatan, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, membesuk sekaligus menyerahkan bantuan kursi roda elektrik seharga Rp 30 juta.
Bantuan itu berasal dari program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja Rachmat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.
Saat datang ke rumah dalang kesohor itu, keluarga dan anak-anak cucu Lalu Nasib menyongsong kedatangan Rachmat Hidayat dan menyalaminya dengan takzim.
Dengan tertatih-tatih, Lalu Nasib bangkit dari pembaringan dan berjalan menuju teras rumah untuk menyambut kedatangan Rachmat. Keduanya bersalaman dengan erat, lalu berbincang dengan penuh hangat.
”Bantuan kursi roda elektrik ini adalah bantuan kecil. Tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian besar Kak Nasib untuk menjaga marwah seni dan budaya masyarakat Sasak,” ucap Rachmat.
Anggota DPR RI tiga periode tersebut, sebelumnya memang sama sekali tak memberi tahu kedatangannya kepada sahibulbait. Maka, jadilah silaturahmi itu menjadi sebuah kejutan yang menghadirkan kegembiraan luar biasa.
Tak butuh waktu lama. Informasi kehadiran Rachmat Hidayat di kediaman HL Nasib AR pun dengan cepat menyebar.
Sejumlah tokoh di Desa Gerung Selatan pun turut merapat dan meriung yang membuat pertemuan dadakan selama lebih dari dua jam tersebut berlangsung gayeng dan banyak diwarnai gelak tawa.
Bagi Rachmat, Lalu Nasib AR, adalah figur penjaga marwah budaya Sasak yang hidupnya didedikasikan untuk menjaga pilar keberlanjutan identitas kolektif masyarakat Suku Sasak. Menjaga keaslian dan keunikan warisan budaya, terutama seni pertunjukan Wayang Sasak.
”Figur Lalu Nasib AR, bukan hanya pengawas nilai-nilai dan tradisi seni pertunjukan Wayang Sasak. Tetapi juga garda terdepan yang memastikan warisan budaya tersebut diteruskan dengan penuh kehormatan dan kepedulian kepada generasi penerus,” ucap Rachmat.
Rachmat dan Lalu Nasib AR, adalah kawan karib. Persahabatan keduanya sudah terjalin semenjak Rachmat masih menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas.
Semua bermula, tatkala Lalu Nasib AR sedang menggelar pertunjukan Wayang Sasak di Desa Rumbuk, Lombok Timur, kampung halaman Rachmat Hidayat.
Semenjak itu, persahabatan keduanya tak pernah putus. Musabab Lalu Nasib berusia lebih tua, Rachmat pun menyematkan panggilan ”Kakak” untuknya.
Sehari sebelum membesuk Lalu Nasib untuk membawakan bantuan kursi roda elektrik, dalang legendaris itu datang bersilaturahmi ke rumah Rachmat di Jalan Panji Masyarakat, Kota Mataram, yang didampingi mantan Anggota DPRD Lombok Barat, Lalu Sahdan Bahdiaktar.
Dari pertemuan itulah, Rachmat mengetahui persis kondisi sahabat karibnya tersebut. Dalam beberapa tahun belakangan, komunikasi intens keduanya memang lebih banyak hanya melalui sambungan telepon dan aplikasi perpesanan.
Frekuensi pertemuan fisik menjadi berkurang, terutama setelah pandemi Covid-19 merebak.
Lalu Nasib AR sendiri, memang tidak banyak berbagi cerita tentang kondisi fisiknya secara detail kepada para sahabat.
Namun begitu, sahabatnya tahu kondisi fisiknya memang sudah tidak sebugar dahulu, mengingat usia yang sudah lebih dari delapan dekade.
Meski dengan kondisi tak sebugar dulu, dedikasi Lalu Nasib terhadap seni pertunjukan Wayang Sasak, tidak kendor sedikit pun.
Ketika berbicara ssehari-hari, kadang suaranya juga terbata-bata. Intonasi suaranya memang masih terdengar sangat lantang, namun sejumlah kata yang terlontar juga kadang terdengar tidak terucap dengan jelas.
Tapi tidak ketika mendalang. Di hadapan Rachmat dan para tetamu, Lalu Nasib memainkan sejenak satu lakon Wayang Sasak. Tangan kanannya menggenggam wayang Jayengrane, sementara tangan kirinya menggengam wayang Umar Maye.
Dimainkannya begitu sempurna lakon tersebut dan membius semua tetamu yang hadir. Tak ada suara terbata-bata. Tak ada terdengar pelafalan kata yang tidak tepat. Apalagi yang tidak jelas.
Karena itu, di tengah kondisi fisiknya yang terbatas, Lalu Nasib masih tetap memenuhi undangan pertunjukan Wayang Sasak.
Minggu malam misalnya, jadwal pentasnya pun sudah tersusun. Lalu Nasib akan mendalang di Desa Kumbung, Narmada, memenuhi undangan pementasan wayang dari masyarakat desa setempat.
Demikian besarnya dedikasinya Lalu Nasib untuk menjaga marwah budaya seni pertunjukan Wayang Sasak, menyebabkan Rachmat tak pernah ragu menyematkan gelar ”Pahlawan Budaya Tanpa Tanda Jasa” kepada sahabatnya itu.
Bagi Rachmat, melalui pengorbanan dan dedikasi Lalu Nasib, masyarakat Sasak bisa terus menghargai akar sejarah yang memancarkan kebanggaan dan identitasnya.
Di tengah gempuran teknologi seni pertunjukan yang sudah sedemikian maju dan pesat, Lalu Nasib dinilainya tidak hanya merupakan figur yang menghidupkan kembali kenangan masa lalu. Tetapi juga membuka jendela masa depan.
Dari tangan Lalu Nasib, kata Rachmat, warisan budaya bukan hanya menjadi kenangan, tetapi menjelma menjadi peta menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri, sebagai masyarakat Suku Sasak.
”Kak Nasib mengajarkan kita bahwa kepedulian terhadap budaya adalah kunci untuk memahami dan menghormati perjalanan sejarah kita sebagai masyarakat Suku Sasak,” ucap Rachmat.
Kepada Rachmat Hidayat, Lalu Nasib pun menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa syukur atas bantuan kursi roda elektrik untuknya. Dia meneguhkan, kursi roda elektrik itu, akan selalu menemaninya dalam setiap aktivitas. Termasuk saat memenuhi undangan di tengah-tengah masyarakat untuk mendalang dan mementaskan Wayang Sasak.
Tak cuma itu. Kursi roda itu juga akan menemaninya dalam aktivitas ibadah. Dengan kursi roda elektrik tersebut, Lalu Nasib kini bisa secara mandiri pergi ke Masjid dekat rumahnya, untuk menunaikan salat berjamaah lima waktu.
Setelah mendapat sedikit tutorial tentang penggunaan kursi roda tersebut, di hadapan Rachmat, dengan ”gaya”, dalang kebanggaan masyarakat Suku Sasak itu pun segera menunjukkan bagaimana dirinya sudah begitu mahir mengendarai kursi roda tersebut. Hal yang menghadirkan gelak tawa dari para tamu.
Rachmat menegaskan, apa yang dilakukannya untuk membantu Lalu Nasib, sepenuhnya adalah aksi kemanusiaan belaka. Tak ada kaitannya dengan politik sama sekali. Rachmat mengungkapkan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama.
“Sangat penting bagi kita untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, khususnya saudara kita yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari,” katanya.
Rachmat menekankan, apa yang dilakukannya ini adalah tindakan secuil. Namun, dia berharap, tindakan secuil tersebut, dapat turut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang telah dibantu, dan memberikan sedikit kebahagiaan untuk mereka.
Dikatakan, bantuan kursi roda elektrik tersebut pun diharapkan dapat membuat perbedaan dalam hidup orang lain. Politisi lintas zaman ini menekankan, dengan sedikit usaha dan kepedulian, sesungguhnya kita dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
”Berbagi dan memberi perhatian kepada sesama itu akan selalu mengingatkan diri kita bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan kita untuk peduli dan membantu orang lain,” ucap Rachmat. (*)
MATARAM.LombokJournal.com ~ Destinasi wisata di Pulau Lombok yang eksotik mendorong Rannya Agustyra Kristiono, Bacaleg DPR RI dari Partai Gerindra menggelar lomba foto bertajuk ‘Caraku Mencintai Lombok’.
“Temanya tempat wisata favoritmu di Pulau Lombok. Saya mengajak generasi mudamenceritakan tempat-tempat indah di Pulau Lombok,” kata Rannya, Senin (04/09/23).
Pulau Lombok memiliki potensi wisata yang luar biasa, mendorong Rannya mengabadikan keindahan Lombok lewat lomba foto.
Di Lombok Timur ada Gunung Rinjani dan Pantai Pink. Di Lombok Tengah ada Pantai Kuta Mandalika dan Selong Belanak. Sedangkan di Lombok Barat ada Pantai Senggigi dan Pantau Meang di Sekotong.
“Di Kota Mataram ada Taman Loang Baloq ada Pura Mayura. Di Lombok Utara ada Gili Trawangan atau Hutan Pusuk, ” bebernya.
Putri politisi senior Partai Gerindra H Bambang Kristiono (almarhum) ini yakin, sangat banyak tempat wisata lain di Lombok yang belum terekspose. Ia yakin, anak-anak muda memiliki referensi masing-masing.
“Lomba foto ini salah satu cara saya memunculkan segala potensi itu, ” katanya.
Dara lulusan salah satu kampus kenamaan di Inggris ini melanjutkan, melalui lomba ini ia ingin melihat kesan anak muda Pulau Lombok pada tempat-tempat indah yang mereka temui.
“Pokoknya harus ikut ini semeton Lombok sekalian. Ada hadiah jutaan rupiah dan souvenir dari saya, ” ucapnya.
khusus Untuk syarat ikut lomba foto ini, kata Rannya, usianya antara 17-35 tahun. Pesertanya harus warga yang berdomisili Pulau Lombok, dan tidak dipungut biaya.
Pengambilan Foto bebas menggunakan kamera apapun. Olah digital sebatas perbaikan minor (Saturasi, Brightness, Warna, Kontras dan Cropping). Periode lomba 4 September 2023 – 27 September 2023.
“Untuk info lengkap syarat ini sementon Lombok bisa membuka Instagram @rannyakristiono @baturrannya. Pengumuman pemenang 2 Oktober 2023,” jelasnya.***
Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2023
FKSM 2023 di Mataram tampilkan 21 komunitas Seni Media dan pertunjukan silang media dari berbagai daerah di Indonesia
MATARAM.LombokJournal.com ~, Pertunjukan silang media JTDS 5,0 Song of The Earth oleh Bulqini dari Bandung berkolaborasi dengan Mantra Ardhana dari Organic Mind Mataram NTB dan Sangar Aruntala, menandai grand opening Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2023, Minggu (03/09/23) malam.
Baik Bulqini maupun Mantra Ardhana selama ini dikenal sangat mengakrabi seni media. Dan pertunjukan seni media yang menggunakan teknologi media itu memukau ribuan pengunjung, yang sebagian besar kalangan muda dan pelajar.
“Pertunjukan itu memang benar-benar mewakili yang disebut pertunjukan pertunjukan silang media,” kata Winsa Prayitno, salah seorang sutradara di Mataram.
Pada acara soft opening malam sebelumnya, Mantra juga menggelar pertunjukan seni media Ritus Alam, yang bersamaan dengan itu juga tampil Faisal Kamandobat dengan sanggar Matur Nuwun yang didukung mahasiswa Nahdlatul Ulama NTB.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Ahmad Mahendra membuka FKSM 2023 yang berlangsung 2-8 September 2023 di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram.
Kegiatan FKSM 2023 melibatkan 21 komunitas Seni Media 2023 dari berbagai daerah di Indonesia, yang akan menampilkan pertunjukan silang media. Penyelenggaraan FKSM 2023, menurut Mahendra, untuk mengukuhkan Seni Media di Indonesia melalui perluasan akses terhadap seni dan teknologi media.
“Penyelenggaraan festival seni media ini diharapkan jadi platform komunitas saling berkolaborasi, untuk meningkatkan kreativitas dalam dunia seni,” kata Ahmad Mahendra kepada wartawan.dalam jumpa pers di Teater Tertutup Taman Budaya NTB, Minggu (03/08) sore.
Tanah Dialektika
Festival Komunitas Seni Media (FKSM) yang sudah berlangsung selama 8 tahun, konsisten mendorong proses pertukaran budaya, pengetahuan, jejaring seni media di Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai Pekan Seni Media/PKM (2015-2021). Penyelenggaraan PKM telah berlangsung di Bandung, Jawa Barat (2015), Pekanbaru, Riau (2017), Palu, Sulawesi Tengah (2018), Samarinda, Kalimantan Timur (2019).
Sejak tahun 2022 penyelenggaraan PKM berubah FKSM, yang berlangsung di Bengkulu. Tahun 2023 FKSM diselenggaran di Taman Budaya NTB, atas pertimbangan komunitas seni dan Taman Budaya di Lombok yang terus tumbuh aktif dan dinamis.
FKSM 2023 di Taman Budaya NTB berangkat dari kerangka kurasi ‘Tanah Dialektika’, bagaimana media dan teknologi berkontribusipada dinamika masyarakat. Gagasan ‘tanah’ untuk mendorong seniman mengeksplorasi hubungan manusia dengan tanah serta lingkungan.
Dorjen Kebudayaan, Hilmar Farid pernah mengatakan, para pelaku secara naluri memiliki keterbukaan untuk mengadopsi perspektif baru lewat proses kolaborasi.
“Dengan demikian, praktik seni media merespon fenomena global melalui cara yang berakar pada isu-isu lokal,” kata Hilmar. ***
Gamelan Srikandi NTB Tampil Memukau di Malaysia
Penampilan gamelan Srikandi NTB saat peluncuran lapak NTB Mall di Strand Mall memukau publik Malaysia
MALAYSIA.LombokJournal.com ~ Gamelan Srikandi NTB tampil memukau pada acara peluncuran lapak NTB Malldi Malaysia, Jumat (01/09/023).
Penampilan group musik tradisional gamelan yang dipimpin langsung Wakil Gubernur (Wagub) NTB ini unjuk kebolehan saat pembukaan NTB Mall di Strand Mall Malaysia.
Pada pertunjukkan gamelan itu, pemainnya terdiri dari Ketua Dekranasda NTB bersama sejumlah Kepala OPD dan OPD perempuan lingkup Pemprov NTB.
Semua anggota Gamelan Srikandi menggunakan kostum kain khas NTB. Begitu juga dengan latar panggung dihiasi kain khas tenun NTB.
“Alhamdulillah, Gamelan Srikandi NTB berhasil memukau Malaysia,” tulis Wagub NTB tersebut di statusnya.
Srikandi NTB adalah sekumpulan perempuan hebat NTB yang lihai dan piawai memainkan gamelan, alat musik tradisional NTB.
Mulai terbentuk pada tahun 2019 yang lalu, Srikandi NTB dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.
Hingga saat ini Srikandi NTB memiliki 20 anggota, beberapa di antaranya adalah Kepala OPD di NTB dan lainnya memiliki jabatan penting di berbagai instansi.
Gamelan Srikandi NTB tampil di berbagai acara seperti di Kementrian Perindustrian, Kementrian Pariwisata RI, Launching calender of event NTB, HUT NTB dan berbagai acara lainnya.
Dibentuknya Srikandi NTB sebagai wujud cinta dan keinginan kuat mempertahankan Musik Tradisional NTB.
Hadirnya Srikandi NTB membuktikan, perempuan NTB mampu berdaya dan tak ada lagi dikotomi bagi perempuan NTB. ***
Senggigi Sunset Jazz 2023 Digelar ke 5 Kali
Digelarnya event Senggigi Sunset Jazz yang ke 5 kali, diharapkan masyarakat NTB menjadi manusia yang ramah
LOBAR.LombokJournal.com ~ Perhelatan Senggigi Sunset Jazz yang ke-5 kalinya di Kawasan Senggigi, Lombok Barat, Minggu (20/08/23), merupakan event nasional maupun internasional yang digelar di NTB.
Terakhir, Gubernur berharap Senggigi Sunset Jazz akan terus diadakan di tahun-tahun yang akan datang. Serta, penyanyi yang ditampilkan semakin beragam agar menjadi daya tarik pengunjung tersendiri.***
Bang Zul Buka Festival Qasidah NTB 2023
Para peserta Festival Qasidah, Bintang Vokalis dan Pop Religi tingkat NTB membawa budaya mereka masing-masing
Hal itu diungkapkan Bang Zul sapaan Gubernur NTB pada pembukaan Festival Qasidah, Bintang Vokalis dan Pop Religi Tingkat Provinsi NTB Tahun 2023 di Kabupaten Sumbawa, Selasa (02/08/23).
Festival Qasidah itu digelar Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI) NTB.
“Membuka Festival Qasidah tingkat Provinsi NTB pagi ini di Kantor Bupati Kabupaten Sumbawa. Alhamdulillah semua kontingennya semangat-semangat,” tutur Bang Zul, sapaan Gubernur.
Sementara itu, Ketua DPW LASQI NTB, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah menjelaskan, Festival Qasidah ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang budaya daerah.
Para kontingen yang berpartisipasi dalam Festival Qasidah itu berasal dari berbagai daerah di NTB yang membawa budaya mereka masing-masing.
“Ini tentunya akan menambah wawasan kita secara luas sebagai warga dan bangsa, dan Insya Allah pada akhirnya nanti akan memberikan kontribusi bagi kita semua dalam hal peningkatan SDM di NTB,” jelasnya.
Selain itu, Bunda Niken menuturkan, Festival Qaidah juga sebagai ajang silaturahmi bagi seluruh penggiat qasidah dan musik religi di NTB. Sehingga, jejaring sosial antar peserta dapat terbentuk bukan hanya untuk hari ini, namun juga kedepannya.
“Festival Qasidah pada akhirnya menjadi ajang kita untuk menambah silaturahmi, menambah sahabat dan memberikan pengalaman juga pengetahuan,” ungkapnya.
Para peserta yang mengikuti ajang Festival Qasidah Tingkat Provinsi ini, kemudian akan diseleksi menjadi peserta Festival Qasidah Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan di Sumatera Utara pada bulan November mendatang.
“Kami memohon kepada para Bupati dan Walikota bersama-sama dengan Ketua DPD LASQI untuk mendukung para peserta yang akan mewakili NTB kedepannya agar maksimal dalam berkompetisi hingga mendapatkan juara,” harapnya.
Festival Qasidah Tingkat Provinsi NTB 2023 ini juga dihadiri oleh Bupati dan Walikota se-NTB, Ketua DPW LASQI NTB, Ketua DWP Provinsi NTB, Ketua DPD LASQI se-NTB, serta jajaran Forkopimda Lingkup Kabupaten Sumbawa. ***
Final MXGP 2023, Semarak “The Spirit of A Culture”
Tarian kolosal The Spirit of A Culture” ditampilkan saat Final MXGP 2023, yang sarat muatan semangat perpaduan budaya dan tradisi
MATARAM.LombokJournal.com, ~ Final Race Ceremony MXGP 2023 di Sirkuit Selaparang, Lombok ada yang menarik.
Sebelum acara final MXGP 2023, disemarakkan pertunjukan seni dan budaya bertajuk “The Spirit of A Culture” di Starting Grid, MXGP Lombok, Minggu (02/09/23).
Penonton final MXGP 2023 sangat antusias menyaksikan The Spirit of A Culture, tarian kolosal yang sarat muatan semangat perpaduan budaya dan tradisi Suku Sasak, Samawa, Dompu dan Mbojo, suku bangsa asli di Nusa Tenggara Barat.
Tarian istimewa saat final MXGP 2023 itu sebagai sinergi dan harmoni suku asli di NTB.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan, MXGP 2023 di Sirkuit Selaparang, Kota Mataram, Lombok bukan sekedar balapan. Tapi pemicu untuk merubah berbagai hal yang ada di Provinsi NTB.
“Dari MXGP 2023 kami belajar bagaimana mengelola sistem terbuka. Dari MXGP kami belajar tentang kepribadian, gaya kepemimpinan dan jalan baru menuju banyak hal,” kata Bang Zul sapaan gubernur.
Ia mengapresiasi Fédération Internationale de Motocyclisme(FIM) atau Federasi Olahraga Sepeda Motor Internasional, dan Infront yang bersinergi bersama dalam menyelenggarakan event MXGP Lombok- Sumbawa.
“Saya ingin mengapresiasi Antonio dari FIM, David dan Danil dari Infornt. Mereka sangat sibuk dan kepada seluruh orang, harapan kita ke depan untuk menjamu MXGP lebih baik lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan MXGP 2023 Sumbawa-Lombok, Ridwansyah mengatakan, rasa bangganya dan bersyukur karena Provinsi NTB mendapatkan jatah 2 kali gelaran MXGP 2023.
“Setelah sukses menyelenggarakan MXGP pada tahun lalu, maka tahun ini kami mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan 2 seri MXGP di NTB, yaitu MXGP Samota dan Lombok, saya ucapkan terima kasih, awal penuh keraguan tetapi seperti katanya pak Gubernur “there is a will there is a way,” katanya. ***