Dinas Kebudayaan, agar Seni Budaya Lebih Diperhatikan
Lalu Muhammad Iqbal bentuk Dinas Kebudayaan agar keberadaan seni budaya memiliki tempat tersendiri
MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal menyatakan komitmennya, mermbentuk Dinas Kebudayaam agar fokus dan memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan seni budaya di NTB.
“Salah satu yang kita rencanakan, membentuk Dinas Kebudayaan! agar seni dan budaya di NTB mendapatkan perhatian lebih,” terang Miq Iqbal usai menerima Audiensi Pengurus Wilayah Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) NTB di ruang kerjanya Rabu (16/04/25).
Sebagai bentuk dukungan, Miq Iqbal menyampaikan saat ini langkah yang dilakukan yakni memisahkan Dinas Kebudayaan sendiri sehingga bisa lebih fokus
Sementara itu, Ketua KSBN NTB TGH. Hazmi Hamzar menyambut baik rencana Pemprov NTB memisahkan Dinas pendidikan dengan Dinas Kebudayaan,
Sebab hal itu akan membuat keberadaan seni dan budaya akan memiliki tempat tersendiri agar lebih terfokus serta menjadikan kebudayaan khusunya kebudayaan NTB sebagai cerminan semua lapisan.
“Ya dengan itu konsentrasinya akan semakin kuat. Karena keberadaannya tersendiri sejalan dengan pusat yang memiliki kementerian kebudayaan,” terangnya
Kehadiran Hazmi Hamzar bersama jajaran pengurus wilayah KSBN, yakni untuk mengundang secara langsung gubernur menghadiri pelantikan kepengurusan yang baru yang rencananya akan dilaksanakan pada 14 Mei 2025 mendatang.
“Alhamdulillah bersilaturahim langsung dengan pak Gubernur. Beliau sangat mendukung dan bersedia hadir pada tanggal 14 nanti, Semoga kedepan KSBN semakin maju dan berkembang sesuai harapan pak Gub,” ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris KSBN Mujahiddin menjelaskan, dalam upaya mendukung pengembangan serta melestarikan seni budaya, KSBN NTB telah melakukan MoU dengan Dikbud NTB dengan melaksanakan Ekstrakulikuler bertajuk Remaja Pelestari Budaya (RPB) di sekolah-sekolah.
“Untuk (RPB) tahun pertama kita lakukan di SMK/SMA/SLB. Selanjutnya kita coba berkoordinasi dengan Dinas Dikbud Kabupaten/Kota untuk tingkat SMP/SD,” ungkap Mujahiddin.
Kalangan seniman di Mataram menyambut baik upaya Gubernur Iqbal yang akan merealisasikan terbentuknya Dinas Kebudayaan NTB.
Kehadiran Dinas Kebudayaan akan menjadi era baru yang mendorong Pemprov NTB lebih fokus membina dinamika kebudayaan. Kalangan Seniman menilai kehadiran Dinas Kebudayaan secara langsung langsung akan mendorong kreativitas pelaku seni.
R.Buang/her
Tunggang Gunung Liris ‘Bungkam’, Tolak Pembungkaman
Lagu ‘Bungkam’ yang dirilis band Tunggang Gunung menegaskan tiap manusia berhak dan jangan dilarang untuk mengekspresikan kegelisahannya
LombokJournal.com ~“Tunggang Gunung” band asal lombok, kembali merilis sebuah single baru berjudul “Bungkam”, sebuah lagu yang menggambarkan betapa getirnya sebuah perlawanan dalam kehidupan sosial.
Lagu ini mencoba mendeskripsikan betapa demokrasi menjadi samar ketika sebuah protes selalu dihalangi oleh kekuasaan.
Merespon beberapa tragedi yang sering mereka lihat dan dengarkan, “Sangga” (vocalis band tunggang gunung), berharap lagu berjudul “Bungkam” ini bisa menjadi media protes kepada setiap kebijakan yang dirasa masih memberatkan rakyat kecil.
Dengan satire yang tidak terlalu menyinggung pihak manapun, lagu ini diharapkan bisa mewakili semua kalangan untuk bersuara.
“Lagu ini merupakan bentuk kegelisahan kami dengan semua omong kosong yang selalu disebut kebijakan oleh oknum-oknum pejabat.” pungkas Sangga.
Lirik lagu “Bungkam” banyak menegaskan bahwa kebebasan berpendapat seharusnya tidak disamarkan dengan dalih apapun. Menyuarakan langsung baik dengan lisan maupun tulisan tentang apapun merupakan hak setiap manusia.
Pada penggalan liriknya “Kata adalah senjata, ketika mulutku di bungkam” merupakan penegasan bahwa setiap manusia berhak menulis kegelisahannya jika tidak dapat menyampaikan secara lisan kepada penguasa.
Lagu “Bungkam” juga menjadi perwakilan terhadap fenomena era modern dimana sedang maraknya generasi yang pandai dalam menulis segala keluh kesah mereka, namun kesulitan dalam menyampaikan secara lisan.
Hadirnya lagu “Bungkam” dirasa sangat bisa menjadi penjabaran betapa sebuah karya tulis dapat menjadi media alternatif dalam menyampaikan pendapat.
Single “BUNGKAM” milik band Tunggang Gunung ini mengajak kita untuk sesekali mencoba menyuarakan ketidakadilan meski hanya lewat tulisan yg tentunya dengan konsekuensi yang perlu di fikirkan lebih matang juga.
“Meski lisan dan tulisan bisa saja menjadi pedang bermata dua bagi diri sendiri namun tetap saja “kata adalah senjata, ketika mulutmu dibungkam,” jelas Sangga.
Tunggang Gunung merupakan Band asal lombok, anggota terdiri dari : Sangga (vocalis asal KLU), Kharisma (Gitaris asal Lombok Tengah), dan Fikhan (Bassist asal KLU).
Band yang dianggap dekat dengan fenomena sosial ini terbentuk sejak 2015 dan telah merilis album bertajuk “Cermin”, kemudian dalam perjalanan menuju album ke-dua, Tunggang Gunung memulai dengan merilis beberapa single mereka.
Tentunya setiap karya musik Tunggang Gunung tidak lepas dari respon terhadap setiap fenomena dan tragedi sosialmaupun lingkungan. fik
Indeks Pemajuan Kebudayaan NTB Lebih Tinggi dari Nasional
Jika pendekatan Indeks Pemajuan Kebudayaan adalah pendapatan per kapita, maka tidak bisa dibawa dengan “tidur-tidur”
Penulis : Agus K. Saputra
lombokjournal.com ~ Dalam Dialog Kebudayaan Nusa Tenggara Barat Tahun 2025, beberapa waktu lalu, Selasa (07/01/2025) di Teater Tertutup Taman Budaya NTB, Kepala Bappeda Prov. NTB Iswandi menyatakan Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK) NTB sebesar 57,37.
Angka ini di atas Indeks Pemajuan Kebudayaan Nasional yang tercatat sebesar 57,13 berdasarkan data tahun 2023.
“Yang akan menjadi payung di dalam mengembangkan pemajuan kebudayaan di NTB, yaitu bagaimana kita memperkuat pemajuan kebudayaan dalam konteks mengakselerasi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan,“ ujar Iswandi.
Karena itu isu utama di NTB, lanjut Iswandi, kita masih terlalu banyak “tidur” siang. Jam kerja masyarakat kita kebanyakan pada sektor informal, di mana 70 prosen informal 30 prosen formal.
“Nah, yang namanya misi transformasi, maka itu harus diubah. Dibalik, 70 prosen formal 30 prosen informal. Ini tantangan kita, karena angka IPK NTB sedikit lebih tinggi dari nasional, tapi kita harus mempunyai lompatan yang mendekati Prov. DIY (67,90) dan Prov. Bali (71,36),” tambahnya.
Sebelumnya Ketua Bappeda NTB menghubungkan indeks pemajuan kebudayaan dengan Pendapatan per kapita. Hal ini berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas(Indonesia) untuk 20 tahun ke depan.
Tokoh Budaya NTB meramaikan dialog Kebudayaan NTB, untuk meningkatkan indeks pemajuan kebudayaam
“Jika pendekatannya adalah pendapatan perkapita, maka tidak bisa dibawa dengan “tidur-tidur”. Budaya kita harus dapat mengantarkan ke peningkatan produktivitas. Baru NTB ini akan naik dari lower midle income , pendapatan perkapita yang rendah menuju pendapatan perkapita yang tinggi. Dalam 20 tahun pendapatan perkapita harus naik menjadi pendapatan menengah ke tinggi. Ini berat, karena kalau tidak, kita akan berada dalam masyarakat yang masih tergolong miskin. Sedangkan Indonesia pada 100 tahun nanti harus sudah menjadi masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi. Negara maju,” imbuhnya.
Pemajuan Kebudayaan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memiliki tujuan inti untuk melindungi, melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan sebagai bagian penting dari identitas bangsa, sekaligus menghargai keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Pelaksanaan Undang-Undang itu mencerminkan pengakuan keragaman budaya dan perlindungan terhadap warisan budaya, mendorong partisipasi masyarakat dalam pemajuan kebudayaan, menghargai dan mendukung inovasi dan kreasi dalam produksi budaya, agar tetap aktual, dinamis, dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Dengan demikian, kebudayaan dapat terintegrasi ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik.
Sangat penting untuk dikembangkan kerja sama pentahelix antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, institusi pendidikan, dan media dalam pembangunan dan pemajuan kebudayaan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menindaklanjuti mandat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan itu melalui terbitnya Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Gubernur Nomor 83 Tahun 2022 tentang Dewan Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat. Instrumen-instrumen itu menunjukkan kuatnya komitmen pemerintah dan masyarakat kebudayaan untuk menggerakkan pemajuan kebudayaan daerah Nusa Tenggara Barat.
Senapas dengan itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2025-2045 menegaskan aspek kebudayaan sebagai indikator kinerja utama.
Hal ini dilandasi oleh kenyataan dan pengandaian bahwa persoalan-persoalan sosial, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan politik dapat diselesaikan dengan pendekatan budaya.
Nilai dan praktik budaya yang berkembang dan bertahan di tengah masyarakat terbukti bekerja sebagai kohesi dan identitas sosial yang menghubungkan dan mengintegrasikan satu masyarakat dengan masyarakat lain.
Sementara, oindeks pemajuan kebudayaam disusun sebagai salah satu instrumen untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan kebudayaan yang dapat digunakan sebagai basis formulasi kebijakan bidang kebudayaan, serta menjadi acuan dalam koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan.
Dari ketujuh dimensi pembentukan indeks pemajuan kebudayaan, menurut Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Didik Darmanto yang hadir secara daring, capaian dimensi ekonomi budaya, ekspresi budaya , dan budaya literasi Provinsi Nusa Tenggara Barat melampaui capaian nasional.
Sementara itu, dimensi indeks pemajuan kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memerlukan upaya penguatan lebih adalah dimensi warisan budaya dan ketahanan sosial budaya .
Fondasi Pembangunan
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia H. M. Fadli Zon menyampaikan beberapa hal penting, sebagai pedoman dan tindak lanjut Dialog Kebudayaan NTB, yaitu:
Pertama, sebagai komitmen pemerintahan di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto, maka kebudayaan menjadi fondasi bagi pembangunan bangsa. Dari kunjungan kerjanya ke cagar budaya, Taman Narmada, beberapa desa adat, desa budaya Genggelang, desa Prawira dan Musium Negeri NTB, menjadi bukti betapa koleksi warisan dari budaya NTB luar biasa banyaknya.
“Saya melihat naskah lontar saja ada 1.300-an. Itu akuisisi sudah lama berhenti di tahun 2006. Apalagi kalau terus menerus dilakukan akuisisi terhadap naskah-naskah itu. Jadi manuskrip-manuskrip termasuk mungkin Al Qur’an dan juga kitab-kitab tassawuf, fiqih atau kitab-kitab lain yang banyak ditemukan di NTB, memang perlu satu penanganan. Ini menunjukkan warisan budaya yang luar biasa,” ujar Menbud.
Kedua, Taman Budaya adalah salah satu budaya terobosan di masa lalu dalam rangka untuk menyemarakan kegiatan seni budaya, baik untuk seni pertunjukkan, teater, musik, tari-tarian, dan bagian dari ekspresi kebudayaan.
Harapannya, kegiatan di Taman budaya semakin semarak. Karena di Kementrian Kebudayaan, menurut Fadli Zon juga turut menyalurkan dana alokasi khususuntuk event di Taman Budaya setiap tahun. Perlu juga ada sentuhan perbaikan fisik.
“Nanti kita bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota agar ada satu skema perbaikan fisik. Sehingga Taman-Taman Budaya ini lebih menarik bagi generasi muda, gen Z, generasi Alpha. Sehingga mereka datang ke sini selain untuk mencari hiburan, juga paling penting adalah bagaimana mereka bisa mengapresiasi seni budaya, ekspresi-ekspresi seni budaya, baik yang tradisi maupun yang kontemporer,” imbuhnya.
Menteri Kebudayaan sangat terbuka untuk berkerja sama. Karena sebagaimana diketahui, ada Dana Abadi untuk kebudayaan. Sehingga untuk NTB perlu didesain untuk kegiatan yang sifatnya nasional.
Ketiga, melihat begitu besarnya potensi warisan budaya tak benda ( intangible culture heritage ) dan upaya untuk merevitalisasi Museum Negeri NTB agar bisa menampung lebih banyak koleksinya dan terutama upaya untuk menghidupkan narasi, maka NTB harus punya Balai Pelestarian Kebudayaan (yang terpisah dari Provinsi Bali).
“Baru saja saya melantik Pengurus Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia Korwil Lombok. Mudah-mudahan ke depan ada katalog-katalog lontar NTB yang begitu banyak. Kita ingin tahu bagaimana kok bisa manuskrip-manuskrip ini lahir di NTB, termasuk yang paling legendaris adalah manuskrip Negara Kertagama,” tutup Menbud yang juga pernah menulis buku tentang Keris Lombok ini.
Maklumat
Luaran dari rangkaian Dialog Kebudayaan NTB 2025 ini adalah sebuah maklumat dan rekomendasi sebagai berikut ini:
MAKLUMAT DAN REKOMENDASI DIALOG KEBUDAYAAN
NUSA TENGGARA BARAT 2025
Bismillahirrahmanirrahim
Hari ini, Selasa, 7 Januari 2025 kami segenap insan dan masyarakat kebudayaan Nusa Tenggara Barat sebagai pemilik pemilik dan pelaku utama pemajuan kebudayaan daerah, setelah melalui dialog dan penjaringan pendapat (survey), menyepakati hal-hal sebagai berikut:
Masyarakat Nusa Tenggara Barat memiliki khazanah dan potensi budaya yang kaya, baik budaya benda maupun maupun tak benda, berupa adat-istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional, tradisi lisan, dan manuskrip.
Meniscayakan kebudayaan sebagai nilai inti yang mengikat kebersamaan seluruh komponen Masyarakat Nusa Tenggara Barat yang multikultural, menjadi identitas daerah, serta memandu dan mewarnai pembangunan, pemerintahan, dan dinamika sosial.
Di tengah globalisasi budaya, masyarakat dan budaya daerah Nusa Tenggara Barat mengalami ancaman krisis identitas, pergeseran nilai, ketimpangan akses dan keberpihakan, kurangnya pembinaan dan pemberdayaan, keterbatasan sumberdaya dan dana bagi pengembangan infrastruktur dan dan institusi kebudayaan.
Menyadari potensi, peran penting, dan tantangan kebudayaan sebagaimana di atas, maka Dialog Kebudayaan ini merekomendasikan:
Mendorong partisipasi daerah untuk melaksanakan dan mengembangkan strategi pemajuan kebudayaan daerah dan nasional secara intensif.
Mendorong pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan pemerintah Kabupaten/Kota se-NTB untuk membentuk Dinas Kebudayaan.
Mendorong Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia untuk mendirikan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dan atau Balai Arkeologi (Balar) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Mendorong peningkatan alokasi anggaran dan optimalisasi penggunaan APBN untuk program pemajuan kebudayaan daerah.
Mendorong Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) untuk mendirikan institusi bagi pusat pemajuan Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat berbasis Perguruan Tinggi.
Mendorong lembaga pemerintah yang menaungi pendidikan dasar dan menengah untuk melakukan kolaborasi intensif intensif dalam pemajuan kebudayaan di sekolah/madrasah dengan stakeholders kebudayaan.
Mendorong penguatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) komunal untuk mendukung pemajuan kebudayaan daerah.
Mendorong standardisasi capaian pemajuan kebudayaan nasional melalui penentuan indikator berbasis potensi, peran, dan tantangan daerah.
Mendorong terbentuknya Kawasan Budaya di dua pulau utama di Nusa Tenggara Barat, yakni Lombok dan Sumbawa sebagai pusat unggulan (centre of excellence) pemajuan kebudayaan daerah dan nasional.
Demikian maklumat dan rekomendasi ini disampaikan kepada pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kebudayaan RI. Semoga upaya kita bersama bagi pemajuan kebudayaan daerah dan nasional diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mataram, 7 Januari 2025
Segenap insan dan masyarakat kebudayaan Nusa Tenggara Barat
#Akuair-Ampenan, 13-01-2025
Parade Budaya dan Expo Meriahkan HUT NTB ke 66
Acara Pesta Rakyat, Parade Budaya dan Expo mengundang perhatian ribuan pengunjung, baik dari kalangan pelajar, guru maupun masyarakat umum
MATARAM.LombokJournal.com ~ Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Nusa Tenggara Barat (NTB) akan akan dimeriahkan dengan Pesta Rakyat berupa Parade Budaya dan Expo Pendidikan tahun 2024.
Parade Budaya dan Expo Pendidikan akan berlangsung di Lapangan NTB Mall Kompleks Islamic Center selama tiga hari.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Kegiatan Parade Budaya yang diikuti sepuluh kabupaten/kota se-NTB, terdiri dari unsur Peserta Didik jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA Sederajat, SLB, ASN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB dan komunitas/masyarakat, yang dimulai hari Sabtu (14/12/24).
Penjabat Gubernur NTB Hassanudin, mengungkapkan pameran untuk memberikan ruang bagi para guru dan siswa untuk mengekspresikan diri melalui seni.
“Kegiatan ini sebagai inspirasi bagi siswa, guru dan masyarakat luas akan pentingnya investasi (kebudayaan) masa depan kita,” ucapnya pada saat sambutan.
Acara Pesta Rakyat mengundang perhatian ribuan pengunjung, baik dari kalangan pelajar, guru maupun masyarakat umum dengan total peserta hampir mencapai 15 ribu masyarakat yang hadir.
Tak hanya menjadi ajang apresiasi bagi karya seni, tetapi juga sebagai ruang interaksiyang mempertemukan para guru seni budaya dengan siswa serta masyarakat dalam panggung kreatif.
“Kegiatan ini dirangkai dengan kegiatan Karnaval Budaya sepanjang jalan udayana menuju Islamic Center, Expo Pembangunan NTB dan secara khusus menyiapkan Expo Pendidikan hasil karya siswa siswi selama satu tahun serta Expo IKM/UKM dari berbagai Dinas OPD yang mendukung kegiatan,” tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., saat menyampaikan sambutan.
Dikatakannya, Pesta Rakyat, Parade Budaya dan Expo Pendidikan tahun 2024 menjadi momentum bagi para pendidik dan siswa untuk saling berdialog dan berbagi pandangan.
“Mari saling belajar, bertukar ide dan mempererat kolaborasi, agar peningkatan kualitas pendidikan daerah lebih baik”, pungkasnya.
Melalui Pesta Rakyat, Parade Budaya dan Expo Pendidikan tahun 2024 diharapkan semakin banyak pelajar dan guru yang terdorong untuk terus berkarya, berinovasi dan menjaga serta mengembangkan seni dan budaya Indonesia. Dengan dukungan pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, Parade Budaya bisa menjadi event seni kolosal yang memperkaya budaya di NTB. edo/dyd
Cerita Rakyat sebagai Sumber Inspirasi Puisi¹
Cerita rakyat mengandung nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal yang mengandung pesan moral cinta tuhan, alam semesta, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun
Penulis : Agus K. Saputra
lombokjournal.com ~ Cerita rakyat adalah warisan budaya berharga dari masa lalu yang mengajarkan tentang nilai-nilai dan kebijaksanaan yang diperoleh oleh leluhur. Cerita ini, bukan sekedar kumpulan kata-kata yang diceritakan oleh nenek moyang.
Cerita rakyat mencerminkan akar budaya dan identitas suatu Masyarakat. Setiap cerita adalah jendela ke masa lalu.
Cerita rakyat menawarkan wawasan tentang bagaimana manusia merasakan dunia masa lalu, serta pelajaran moral yang tetap relevan di zaman modern (detikSumut: Kamis, 14 Sept 2023 06.30 WIB).
Ciri bahasa yang dominan dalam cerita rakyat (detikEdu: Senin, 15 Mei 2023 06.00 WIB) adalah:
Menggunakan majas
Banyak menggunakan konjungsi pada awal kalimat
Menggunakan kata arkais (kata yang jarang digunakan)
Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal
Sebagai bagian dari sastra lisan, maka cerita rakyat perlu direvitalisasi.
Menurut Kethy Inriani (2017: hal. 167), sebagian sastra lisan yang memiliki kerarifan masih ada yang bertahan dan sebagiannya telah hilang ditelan zaman.
Oleh karena itu, sastra lisan warisan leluhur yang mengandung kearifan perlu direvitalisasiuntuk diterapkan dan diajarkan pada generasi muda sekarang demi penciptaan kedamaian dan peningkatan kesejahteraan bangsa di masa depan.
Kearifan lokal adalah aturan yang berlaku di suatu tempat. Kearifan lokal sebagai local genius mampu mengatur tatanan kehidupan. Meskipun zaman telah berubah dan akan terus berubah, kearifan lokal mampu berperan untuk menata kehidupan masyarakat (Kethy Inriani,
2017: hal 167)
Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal (detikedu: Senin, 29 Apr 2024 06.20 WIB) dapat meliputi cinta kepada tuhan, alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun.
Juga mengajarkan nilai-nilai kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, rendah hati dan baik, toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Sebagai bentuk revitalisasi³, maka puisi adalah salah satu pilihannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasannya terikat oleh rima, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, (detikedu: Jum’at, 21 Jan 2022 16.30 WIB), mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Beberapa contoh puisi yang bearasal cerita rakyat/kearifan lokal:
Sangkareang
maka jadilah taman
seperti kisah firdaus
melenakan mata
tempat sukma bersiteguh
membuang rasa lapar
membelit kasih sayang
maka jadilah taman
saat kau sebut jinayang
membuat mata bathinku hilang
Ampenan, 18-02-2022: 00.29
Mandalika (1)
aku adalah rahasia
di tepian pantai
antara hidup dan mati
berbalut cinta
berkelindan moksa
dilumuri kasih nyale*
aku adalah rahasia
kisah anak manusia
berbalut cinta
lahir
hidup
mati
Makassar, 17-11-2021: 23.12
*nyale (baca nyaleu) bahasa sasak berarti cacing
Mandalika (2)
ombak biru
pasir putih
adalah saksi bisu
tubuh menjelma nyale
seturut buihbuih cinta
menjaga kedamaian
aik meneng tunjung*
tilah empak bau*
bangun integritas bangkitkan solidaritas
putri cantik memikat
memilih jalan patriot
di atas kehadiran diri
Pantai Seger, 30-04-2023: 14.17
*Bahasa Sasak yang artinya: ambil ikannya, tapi jangan bikin keruh airnya
The Last Pepadu*
bulan ke tujuh
tanah kering membara
hujan belum tiba
angin membawa debu
memanggang asa tersisa
hingga napas menderu
dua lelaki telanjang dada
berhadapan adu kekuatan
penjalin dan ende di tangan
menyerang
menepis
melukai
hingga darah menetes
memercik tempat berpijak
menyambut hujan tiba
di riuh tetabuhan
tatapan nanar
pakembar
Bengkulu, 27-07-2023: 14.20
*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art
(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 58)
Yellow Princess*
kesedihan segera berlalu
seturut kebaikan meninggalkan kenangan
kehangatan tetap terjaga
senyampang meneruskan semua risalahnya
adalah setitah ratu
merangkai narasi sabda
meredam amarah para kekasih
saat tubuh menjadi nyale
di tengah segara kuta
para kawula bahagia mengumpulkannya
bagai serpihan meneduhkan
meninggalkan langit kemarau
gemerlap di jiwa
menuntun kearifan
hidup berdampingan
seia sekata di gumi paer
Lampung, 06-08-2023: 20.40
*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art
(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 67)
Jika diketegorikan, maka menurut Sutji Harijanti dalam Modul Bahasa Indonesia Kelas X, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Dalam berkarya, saya lebih memilih ke puisi baru. Karena puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas dari puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Hal ini senada seperti di tulis Patta Nasrah (di Facebook: 25-10-2020), “Kang Agus tidak menulis “poem” seperti di zaman romantic Inggris, yang terikat oleh larik, rima, bait dan sajak. Ia seorang penulis “poetry” yang bergaya bebas seperti cara orang Amerika mengoreksi sastra Inggris yang puritan…”
#AKUAIR – Perumnas Ampenan, 15-11-2024: 19.47
¹Artikel ini telah disampaikan sebagai materi Pelatihan Mulok Bahasa Sasak Para Guru (PAUD, SD dan SMP) Se-Kota Mataram: Minggu, 16-11-2024
²Aktif di Entitas AKUAIR
³Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berdaya.
Ary Juliyant. Melawan “Aroes” Besar Musik Industri
Ary Juliyant pernah dinobatkan sebagai Presiden Musik Indie Indonesia, namun kini tak sreg lagi karena musisi indie dipersempit sebagai warna musik, yang tak beda dengan industri.
Catatan Manajemen: Agus K Saputra
lombokJournal.com ~ Tidak sulit menemukan tempat tinggal Ary Juliyant. Ada label yang begitu sohor. Rumah Kucing Montong (eRKaeM).
Berada di kompleks perumahan Montong Kedaton, Batu Layar, Lombok Barat. Dinamakan eRKaeM karena sang pemilik penggemar kucing!
Lantas “rumah kucing” ini bertransformasi menjadi tempat untuk aktivitas seni. Pada 14 September 2016, program diskusi dan pentas seni bertajuk Ngopi Sore, digagas Yuga Anggana dan kawan-kawan yang mentas setiap rabu sore, menjadi tanda resmi eRKaeM sebagai rumah pergerakan gerilyawan kesenian.
Menurut Ary Darjanto – nama asli Ary Juliyant – gerilyawan kesenian adalah orang yang mencoba “berperang” (baca: berkesenian) dengan kemampuan terbatas. Hal ini sebagai bagian mensiasati atau melawan situasi yang dianggap perlu diperjuangkan. Ketika pihak lain tidak peduli dalam ranah kesenian.
“Jadi, kebebasan berkarya yang terus bergelisah di sela keterbatasan finansial dan sarana, sudah disikapi sebagai hal biasa,” ujar Ary.
Dan ini menjadi sebagai upaya sadar dalam “melawan aroes” besar industri musik.
Ary Juliyant pernah dinobatkan sebagai Presiden Musik Indie Indonesia. Namun kini dia merasa tak sreg lagi disebut musisi indie (baca: independent). Alasannya, selain telah dipersempit sebagai suatu warna musik, juga identik dengan industri.
“Padahal indie ini sebuah gerakan dan konsep pendekatan. Tapi lantaran industri yang sudah tidak punya lahan garapan, melihat indie yang sedang marak, lalu mengambil dan menjualnya,” ujarnya.
Ary bukan anti industrialisasi. Tapi, menurutnya, manakala kalangan yang tadinya bagian dari gerakan indie yang telah terangkat secara komersial dalam jaringan industri, mestinya tidak lagi memakai embel-embel indie.
“Sebab, sejarahnya indie itu, adalah mereka yang ditolak industri, lalu mencari jalan agar karya sampai ke audiens,” ucap Ary yang telah melakukan tour dan konser musik secara mandiri hingga ke Benua Eropa. Audiens yang dimaksud Ary Juliant tidak ditentukan seberapa banyak penonton.
“Di Belanda saya pernah memperdengarkan kreasi saya. Penontonnya hanya satu orang. Tetapi itu tetap disebut sebuah konser,” kata musisi yang pernah berkolaborasi memainkan musik tradisional di Lombok dan Sumbawa ini (dalam beranda fb Buyung Sutan Muhlis).
Dalam suatu perbincangan, Gerilyawan eRKaem ini pernah “dikecewakan” oleh Calon Pemimpin Daerah. Yang mengatakan, “Musisi bukanlah profesi.”
“Bukan saja mengecewakan. Tentu saja menyakitkan. Seorang Calon Pemimpin Daerah tidak paham seluk beluk musisi,” geram Ary.
Musisi adalah sebutan untuk orang yang menekuni musik sebagai profesi, baik itu sebagai pemain, pencipta, atau pemimpin musik.
Pekerjaan sebagai musisi, dulunya adalah pekerjaan yang kurang dilirik orang. Bahkan, terkesan musisi itu dikucilkan dari lingkungan sosial karena dianggap miring menurut sebagian orang. Memang, tak dapat dipungkiri, di Indonesia ini, profesi sebagai seniman khususnya musisi belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Padahal, di manca negara profesi ini begitu dihargai.
Melansir detikjatim 09-03-2023, berikut sederet profesi di dunia musik:
Produksi Musik
Produksi musik merupakan profesi yang merangkai produksi audio khususnya musik, untuk berbagai keperluan: pribadi maupun industri.
Tugasnya yakni mulai dari menulis, merekam, dan memanipulasi musik untuk didistribusikan. Lebih detailnya produksi musik juga membuat ketukan, sketsa lagu demo, menulis komposisi, mengelola musisi atau artis, membuat perubahan artistik, perencanaan kerja, dan berkoordinasi antara tim dan artis yang berbeda dan lain-lain.
Pendidik Musik
Profesi selanjutnya adalah tenaga profesional yang tak jauh dari dunia pembelajaran, yakni pendidik musik. Profesi ini bertugas merancang, melaksanakan proses pembelajaran, menilai, hingga membimbing dalam dunia musik. Tenaga pendidik musik biasanya di sekolah, acara, atau pengelolaan musik.
Pemain Musik
Pemain musik adalah profesi yang sangat dikenal. Biasanya pemain musik berada di atas panggung untuk memainkan alat musik seperti gitar, piano, atau orang yang menyanyi. Ada juga pemain musik yang menulis musik atau pencipta lagu.
Perusahaan Rekaman
Perusahan rekaman atau label rekaman adalah perusahaan yang mengelola rekaman suara dan penjualannya. Termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Perusahaan tersebut memasarkan rekaman musik dan video, bisa juga terlibat dalam berbagai fungsi industri musik. Termasuk perekrutan dan pengembangan artis baru, penerbitan musik, hingga penegakan hak cipta.
Manajemen Artis and Supporting Music Performance Crew
Profesi selanjutnya yakni perusahaan yang membantu talent mendapatkan pekerjaan dan mengurus berbagai hal berkaitan dengan bisnis. Seperti tawar-menawar, surat-menyurat, kontrak, invoice, schedule, sewa kru, road manager dan lain-lain.
Musik dalam Media
Ada musik dalam media, yakni pengamat musik atau hal-hal yang berkaitan dengan musik untuk disebarluaskan di media.
Perlu diingat bahwa manajemen memainkan peran yang sangat penting dalam industri musik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen penting dalam musik:
Pengelolaan Karir: Manajemen membantu mengelola karir seorang musisi atau grup musik. Mereka membantu merencanakan dan mengatur jadwal tur, penampilan, rekaman, dan promosi. Mereka juga membantu mengelola kontrak, negosiasi, dan hak cipta.
Pengembangan Branding: Manajemen membantu membangun dan mengelola citra dan merek seorang musisi atau grup musik. Mereka membantu merancang strategi pemasaran, mengelola media sosial, dan memastikan konsistensi dalam penampilan dan gaya.
Pengelolaan Keuangan: Manajemen membantu mengelola aspek keuangan dalam industri musik. Mereka membantu dalam perencanaan anggaran, pengelolaan pendapatan, pembayaran royalti, dan negosiasi kontrak keuangan.
Jaringan dan Hubungan: Manajemen membantu membangun dan menjaga hubungan dengan pihak-pihak terkait dalam industri musik, seperti produser, agen, label rekaman, dan promotor konser. Mereka membantu dalam menjalin kemitraan dan kesempatan kolaborasi.
Pengelolaan Proyek: Manajemen membantu mengelola proyek musik, seperti produksi album, pengaturan tur, dan peluncuran kampanye promosi. Mereka membantu dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan proyek agar berjalan dengan lancar.
Fokus pada Kreativitas: Dengan memiliki manajemen yang baik, seorang musisi dapat fokus pada kreativitas dan penciptaan musik.
Manajemen membantu mengurus tugas-tugas dministratif dan operasional sehingga musisi dapat lebih fokus pada proses kreatif.
Secara keseluruhan, manajemen memainkan peran penting dalam membantu musisi atau grup musik mengelola karir mereka, membangun merek, mengelola keuangan, menjalin hubungan, mengelola proyek, dan memungkinkan fokus pada kreativitas.
Dengan adanya manajemen yang baik, musisi memiliki dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam industri musik (dalam Brainly.co.id)
Di bagian akhir, Ary Julyant bercerita dengan penuh antusiasme tentang soundscape. Sebuah istilah yang dikembangkan oleh Scafer. Yaitu sebuah komposisi yang digarap dengan media konvensional dengan ide-ide musikal yang didasari pada pemandangan suara di suatu lingkungan tertentu, baik yang alami maupun urban.
“Di ruang pelayanan kantor, saya pernah “mengartikulasi” peristiwa dari tingkah laku customer yang sedang menunggu menjadi sebuah bunyi. Orang yang sedang memandang sesuatu, sedang bercakap-cakap atau geleng-geleng kepala,” ujar kang Ary memberi contoh.
Bahkan ekstremnya adalah ketika seorang pemusik yang sedang konser mempersilakan para hadirin untuk mendengar musiknya. Hening yang ada.
Tapi justru di situlah “sumber bunyinya”!
Untuk ke tahap ini diperlukan “mata batin”. Tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah ini. Practice make perfect–banyak latihan membuat menjadi sempurna.***
#akuAIR – Perumnas Ampenan, 14-10-2024
Teater ‘Ibu Padi’, Pertunjukan Eksperimentasi Taman Budaya NTB
Pertunjukan teater mengalami perubahan dari waktu ke waktu, kualitasnya pementasannya yang digelar di taman budaya mengalami peningkatan
MATARAM.LombokJournal.com ~ Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) gelar Eksperimentasi Teater 2024, Sabtu (05/10/2024), di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya NTB, yang digelar mulai pukul 20.00 WITA.
Ratusan penonton dari berbagai kalangan hadir memenuhi kursi menyaksikan pertunjukan berjudul ‘Ibu Padi’. Gelaran eksperimentasi ini ditujukan untuk memberikan stimulus dalam proses pengembangan seni pertunjukan khususnya teater.
Melalui kegiatan itu, Taman Budaya memberikan stimulan untuk pelaku teater menggarap pertunjukan secara lebih serius.
Sabarudin selaku Kepala Taman Budaya menilai bahwa kualitas pementasan teater dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Hal itu dinilainya tidak terlepas dari peran kreator-kreator muda yang terus berusaha mengembangkan seni pertunjukan di NTB.
“Pertunjukan teater mengalami perubahan dari waktu ke aktu. Seluruh gelaran teater yang digelar di taman budaya mengalami peningkatan. Terjadi banyak loncatan-loncatan kreativitas. Sudah seharusnya muncul terobosan-terobosan baru dalam pertunjukan teater sehingga tidak terkesan ala kadarnya,” kata Sabarudin dalam sambutan membuka gelaran Ibu Padi, Sabtu (05/10/24)
Loncatan-loncatan kreativitas itu menurutnya tidak terlepas dari sosok pemuda yang terlibat secara langsung dalam pengembangan seni pertunjukan. Sehingga banyak ide-ide baru bermunculan dan menjadi sebuah penyegaran dalam berbicara pengembangan teater.
“Tahun ini teater banyak digarap oleh temen-temen muda. Pikirannya lebih fresh mengenai teater, pembacaannya lumayan bagus, dan lebih kreatif, inovatif,” jelasnya.
Pertunjukan Ibu Padi sendiri disutradarai oleh sosok muda, Taufik Mawardi atau yang lebih akrab disapa Opik. Sosok seniman teater asal Narmada, Lombok Barat yang juga merupakan salah seorang dosen di Program Studi Seni Pertunjukan Universitas Bumigora.
Menurutnya, pertunjukan ini sebuah bentuk tantangan yang harus diwujudkan. Dalam tajuk eksperimentasi unsur kreativitas dan inovasi menjadi kunci utama untuk mewujudkan sebuah pertunjukan yang mampu memberikan pengalaman baru bagi penonton di balik pesan yang harus disampaikan.
“Ibu Padi ini menjadi pesan utama yang pengin disampaikan. Tetapi karena ini pertunjukan eksperimental, tantangannya jelas pada persoalan bagaimana menghadirkan pengalaman baru bagi penonton. Saya coba untuk memadukan teknologi yang ada sekarang ini, untuk mengemas pesan yang pengin disampaikan,” terang Opik saat dijumpai usai pertunjukan berlangsung (05/10/24)
Pertunjukan yang berlangsung sekitar 45 menit itu menampilkan sebuah panggung tertutup tabir transparan. Sebuah tabir berwarna putih yang digunakan untuk menampilkan proyeksi visual. Menampilkan video yang merupakan kesatuan dari berbagai adegan dalam pertunjukan, termasuk di dalamnya tata cahaya dan musik.
Pertunjukan teater ini mencoba memadukan unsur teknologi untuk memunculkan berbagai kemungkinan dalam memberikan pengalaman kepada penonton.
“Memang konsepnya adalah memadukan berbagai adegan yang ada di balik tabir dengan video yang tampak. Keduanya merupakan satu kesatuan, termasuk tata cahaya dan bunyi-bunyian yang mengiring selama pertunjukan,” ujar Opik.
Aktor yang terlibat dalam pertunjukan Ibu Padi kali ini di antaranya adalah Den, Bagus Gani, Fitria, Keishe, Ocy, Rizki, Ayu, Danang, dan Hamzan.
Adapun tim produksi terdiri dari Opik sebagai Sutradara, Penata musik oleh Emen, Ari, dan Basuki. Kostum oleh Dinda, MakeUp oleh Najwa, Penata Lampu oleh Guruh dan Aziz, Artistik oleh Bonex, Visual Director oleh Egi, dan poster oleh Cholenesia.
Ibu Padi terinspirasi dari ide akan adanya sistem ketahanan pangan yang dimiliki masyarakat Sasak. Sebuah konsep yang hidup dalam dunia pertanian tradisional dan terus terjaga, hingga kemudian diabaikan dan dilepaskan dari kesadaran. Tidak hanya oleh masyarakat, tetapi juga para penguasa dan pemangku kebijakan.
Lumbung yang menjadi tempat penyimpanan dan merupakan cadangan bagi masyarakat di saat krisis mulai diabaikan dan ditinggalkan.
Modernisasi yang tidak jauh dari skema industrialiasasi, kemudian menghadirkan sistem pertanian modern dengan menggeser cara-cara tradisi.
Sistem bercocok tanam yang lebih instan dengan berbagai rekayasa dan penggunaan bahan kimia, tidak lagi memungkinkan untuk menyimpan Ibu Padi yang menjadi simbol atas cadangan dan ketahanan pangan.
Jargon-jargon kemajuan dalam perjalanannya dinilai serupa bius yang membiaskan hadirnya ketimpangan dan mengasingkan keseimbangan. fik
Kuliah Umum Masa Depan Seni Pertunjukan
Dalam kuliah umum ini terungkap rencana Fakultas Seni dan Desan merencanakan gedung pertunjukan yang representatif di NTB
MATARAM.LombokJournal.com ~ Kuliah umum ‘Masa Depan Seni dan Industri Kreatif NTB di Era Global’ diselenggarakan Program Studi Seni PertunjukanUniversitas Bumigora (UBG) berlangsung, Kamis (12/09/24) di Kampus Universitas Bumi Gora di Mataram.
Kegiatan kuliah umum itu menghadirkan Dr. Salman Alfarisi yang saat ini bertugas sebagai dosen di Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia mewakili pembacaan dari ruang akademis. Dan Majas Pribadi salah seorang praktisi seni di Mataram.
Rektor Universitas Bumigora Dr. Ir. Anthony Anggrawan,MT.,Ph.D. yang membuka kuliah umum itu menyambut baik kegiatan itu, sebagai proses pengembangan diri bagi civitas akademik Universitas Bumigora khususnya.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Dr. Salman, yang sudah jauh-jauh dari Malaysia hadir di sini. Dan juga pak Majas yang mau untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan kami yang ada di sini. Saya berharap bapak ibu dan seluruh civitas akademik Universitas Bumigora memanfaatkan kesempatan ini untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya,” ungkap Anthony Anggrawan saat membuka kuliah umum.
Kegiatan kuliah umum ini juga merupakan salah satu keseriusan kampus untuk terus berkontribusi dalam pengembangan seni budaya yang ada di NTB melalui Fakultas Seni dan Desain. Selain melalui diskusi itu, keseriusan itu juga disampaikan melalui rencana Pembangunan Gedung pertunjukan di Mataram.
“Kami serius dengan apa yang sudah kami rencanakan. Untuk seni pertunjukan nanti, dalam waktu dekat kami akan membangun sebuah Gedung pertunjukan yang baik dan berkelas di Mataram. Gedung itu nantinya tidak hanya menjadi tempat untuk mahasiswa berlatih, tetapi juga melaksanakan pertunjukan. Pertunjukan yang dapat dinikmati banyak orang, jadi wisatawan yang datang ke Lombok ini dapat menjadikan Gedung itu sebagai salah satu tujuan wisatanya.” jelasnya
Upaya dan keseriusan Universitas Bumigora itu ditangkap dengan baik oleh kedua pemateri, Dengan prodi seni pertunjukan, Universitas Bumi Gora memiliki tantangan tersendiri. Dengan tantangan yang ada Universitas Bumigora harus mampu menunjukkan posisinya di antara kampus-kampus dengan jurusan seni lainnya.
“Dengan membuka prodi Seni Pertunjukan murni, tentu ini memiliki tantangan tersendiri terlebih di NTB ini. Dengan apa yang disampaikan pak rektor tadi, paling tidak orang tidak akan berpikir atau kebingungan lagi kalau mereka kuliah di jurusan seni ini nanti mau jadi apa,” ungkap Majas Pribadi.
Seni dan industri kreatif di Lombok atau di NTB ini memiliki tantangan yang cukup besar saat ini. Pengembangan pariwisata memang belum terlihat memberikan dampak signifikan. Persoalan ini harus menjadi tantangan yang harus diselesaikan melalui ruang akademis.
“Seni dan industri kreatif ini sudah ada dan berjalan di NTB. Tapi kembali lagi hasilnya masih belum memperlihatkan dampak signifikan. Kalau ngomongin industry kreatif in ikan ukurannya kesejahteraan masyarakat meningkat. Nah ini PR untuk Universitas Bumigora ke depan untuk dapat menyelesaikannya melalui ruang akademis ini,” jelas Majas.
Salman dalam konteks seni dan industri kreatif berpandangan bahwa seorang seniman agar tidak terpaku dengan keberadaan tradisi. Masyarakat akademis di Universitas Bumigora ini harus bisa membedakan antara tradisi dan kreasi.
Jika sudah bermain di wilayah industri kreatif, maka seorang seniman tidak seharusnya terikat dengan aturan-aturan tradisi. Meski mereka harus mempelajari tradisi agar memiliki pengetahuan cukup dalam menciptakan kreasi.
“Kalau masuk ke industri kreatif jangan lagi terbelenggu oleh tradisi,: kara Salman.
Menurutnya, yang perlu kita pikirkan adalah kebutuhan, apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Karena kreasi dan tradisi itu jelas dua hal yang berbeda. Kalau ngomongin tradisi ya cukup di masyarakat kita saja. Tapi kalau ngomongin industri kreatif, jangan ditarik lagi ke tradisi. Meskipun kita wajib untuk mempelajari tradisi sebagai modal untuk kita berkreasi,” ungkap Salman.
Salman memberikan catatan untuk membedakan proses dari kedua ruang yaitu tradisi dan industri. Di mana keduanya tidak perlu untuk saling dibenturkan atau dicampur-adukkan. Karena keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
“Tidak bisa dicampur-adukkan atau dibenturkan, tradisi dan Industri itu dua hal yang berbeda. Kalau kita berbicara seni yang digunakan untuk pariwisata misalnya, jangan lagi berfikir apa yang disukai masyarakat kita saat ini. Tapi apa yang dibutuhkan dan disukai oleh wisatawan yang datang kesini,” jelas Salman.
Prodi Seni Pertunjukan Universitas Bumigora merupakan prodi baru dan satu-satunya di NTB. Dalam perjalanannya prodi ini dituntut untuk dapat memberikan gambaran masa depan yang baik bagi mahasiswanya. Membangun optimisme dan peluang bagi lulusannya di bidang yang relevan.***
Karya Puisi yang Lahir dari Proses Gotong Royong
Karya puisi Agus K Saputra mendekati novel ‘Hati Itu Berkata Cinta’ (2021) karya Dyah Ruwiyati, dalam bahasa puisi, bergerak mengikuti plot yang terbangun dalam novel
MATARAM.LombokJournal.com ~ Seorang penyair memang tak hanya berdiri di menara gading. Perlu seorang penyair ‘turun gunung’ dan mendatangi sekolah-sekolah untuk meluaskan apresiasipara pelajar tentang karya puisi.
Iru yang telah dilakukan Agus K Saputra, penyair yang telah menghasilkan beberapa buku antologi puisi, bertandang ke perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mataram, Kamis (05/08/24) lalu. Buku yang diserahkan ke perpustakaan sekolah itu yaitu Kumpulan Puisi “Buku Harian Merah Muda” (Agus K Saputra, Penerbit CV Halaman Indonesia, Cetakan Pertama: Juni 2024)
Buku kumpulan itu memang layak diapresiasi para pelajar. Keseluruhan puisi terinspirasidari novel ‘Hati Itu Berkata Cinta’ (2021) karya Dyah Ruwiyati.
Menurut Tjak S Parlan, penyair dari Lombok yang kini hijrah ke Jawa, puisi-puisi dalam kumpulan ini bergerak mengikuti plot yang terbangun dalam novel. Dengan menggunakan sudut pandang (aku lirik) masa remaja, penulis mencoba menghidupkan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya: tindakan-tindakan, peristiwa yang dialami, curahan perasaan (hal. 54)
Tjak S Parlan menilai dugaan kemungkinan bahwa penulis menggunakan puisi untuk bercerita. Kali ini Ia merespon sebuah novel berlatar tahun 80-an. Era di mana remaja yang kasmaran memiliki gaya dan caranya sendiri.
Saat itu merupakan era di mana surat cinta masih sering ditulis dan diharapkan kedatangan pada suatu pagi, lewat seorang tukang pos yang membunyikan bel sepeda di depan rumah. Era saat perasaan-perasaan pribadi menjadi rahasia dan lebih sering ditumpahkan ke dalam buku-buku catatan harian (diary). Bukan dipampang di dinding media sosial seperti hari-hari ini (hal. 57)
Hal lain yang melatarbelakangi kumpulan puisi Agus K Saputra; pertama, kumpulan puisi ini semacam kerja gotong royong alias kolaborasi. Berawal dari Novel Karya Dyah Ruwiyati (Alumni Smansa 87). Setting cerita pun berlokasi di sekolah ini.
Selama proses penciptaan puisi ini, Agus diminta oleh Wiwiet –panggilan kecil Dyah Ruwiyati– sebagai semacam editor. Dari sinilah kemudian “lahir” beberapa puisi. Sebagai bentuk komentar. Puisi-puisi tersebut “iseng-iseng” dikirim ke Soni Hendrawan. Lantas beberapa di antara puisi-puisi tersebut oleh Soni Hendrawan berprosesa menjadi musikalisasi puisi.
Kedua, beberapa kawan tahun lulus 1987 berbagi kebahagian mengan mencetak buku kumpulan puisi ini secara gotong royong.
Sehingga makna kolaborasi alias cara gotong royong mewujud utuh menjadi sebuah karya seni. Hal ini tersampaikan kepada Pustakawan dan beberapa siswa yang sedang berkunjung. Seolah makna “gotong royong” menemukan jalan hidupnya kembali.
Pada kesempatan ini, Saprun –staf perpustakaan- berharap dengan adanya donasiberbentuk buku kumpulan karya puisi dari alumni, menambah minat siswa untuk berkarya. Bukan hanya di saat menyelesaikan tugas akhir.
Hal senada pun diutarakan oleh Eko Wahono dari Teater Lho Indonesia. Selama ia mengampu ekstra kulikuler teater hingga tahun 2012, potensi siswa untuk serius menulis karya puisi dan berteater sangat banyak. Bahkan di akhir 2023 kemarin beberapa siswa memintanya untuk mendukung proses cipta film pendek.
“Ini bukti bahwa potensi yang ada sangatlah besar. Tinggal bagaimana kita sebagai pendidik untuk terus istiqomah menstimulus daya cipta seni, khusus karya puisi,dan memberi ruang yang luas. Jika perlu, para pendidik pun berkarya, menulis, ” tandas Eko. ***
Prodi Seni Pertunjukan, Program Baru Universitas Bumi Gora
Adanya prodi Seni Pertunjukan di Universitas Bumi Gora megasah dan mengembangkan kompetensi di berbagai aspek seni teater, tari, musik, maupun tata kelola pertunjukan
MATARAM.LombokJournal.com ~ Universitas Bumigora (UBG) siap menerima mahasiswa baru pada Program studi (prodi) Seni Pertunjukan yang berada di bawah naungan Fakultas Seni dan Desain, Jum’at (09/08/24).
Prodi ini merupakan program baru yang ditawarkan, dan merupakan satu-satunya program pembelajaran dengan output bergelar Sarjana Seni (S.Sn.) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pendaftaran mahasiswa baru kali ini dapat dilakukan secara online di laman PMB UBG sampai akhir bulan Agustus 2024.
Prodi Seni Pertunjukan UBG mencoba menawarkan pengalaman Pendidikan yang unik dan menyeluruh bagi mahasiswa yang memiliki minat di bidang seni, khususnya seni pertunjukan. Adanya kurikulum yang disusun secara khusus sebagai perpaduan antara teori dan praktik, prodi Seni Pertunjukan UBG ditujukan untuk mengasah bakat dan mengembangkan keterampilan mahasiswa di berbagai aspek meliputi teater, tari, musik, tata Kelola pertunjukan, dan lain sebagainya.
Program studi Seni Pertunjukan UBG menawarkan beberapa kompetensi di bidang seni pertunjukan. Beberapa kompetensi yang ditawarkan di antaranya adalah sebagai praktisi seni pertunjukan, pengkaji seni, instruktur/ pengajar seni pertunjukan, pengelola seni, jurnalis/ kritikus seni, dan wirausaha di bidang seni.
Beberapa kompetensi yang saat ini dinilai memiliki prospekyang baik di masa mendatang, mengingat adanya pengembangan industri pariwisata di NTB.
“Banyak kompetensi yang kami tawarkan di prodi ini, dan kami pikir dengan kompetensi itu peluang mahasiswa akan cukup besar di masa mendatang. Kita tahu Pembangunan pariwisata NTB hari ini begitu pesat dan sangat memungkinkan seni menjadi bagian di dalamnya,” jelas Jeni sapaan akrab Nahdlatuzzainiyah, Kaprodi Seni Pertunjukan UBG (09/08/24)
Masyarakat yang memiliki minat kesenimanan baik menjadi aktor, musisi, penari, dapat bergabung di prodi Seni Pertunjukan UBG. Sejauh ini NTB tampak memiliki talenta-talenta unggul bidang seni di kancah nasional.
Lahirnya prodi Seni Pertunjukan ini, diharapkan dapat menjadi ruang penempaan bagi masyarakat untuk semakin meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya.
“Di NTB ini banyak sekali talenta-talenta nasional yang notabene mereka belajar secara mandiri atau autodidak. Lahirnya prodi ini mungkin dapat menambah atau memberikan ruang bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan praktiknya di bidang seni,” lanjut Jeni
Tidak hanya menjadi praktisi, lulusan prodi Seni Pertunjukan juga dapat menjadi pengkaji, instruktur atau pengajar, pengelola dan wirausaha.
Belajar di prodi seni ini tidak harus menjadi seorang praktisi, masyarakat bebas menentukan pilihannya sesuai dengan minatnya.
“Tidak harus menjadi seniman ketika memutuskan kuliah di seni pertunjukan ini. Kalau ada yang pengin jadi pamong atau manajer pertunjukan, kita menawarkan kompetensi sebagai pengelola. Atau mungkin ada yang seneng nulis, bisa jadi mereka memproyeksikan diri untuk lulus sebagai pengkaji, jurnalis, atau kritikus, atau bahkan ada yang berkeinginan untuk menjadi seorang pengusaha,” jelas Jeni
Keberadaan prodi Seni Pertunjukan UBG ini menjadi salah satu komitmen dan keseriusan UBG dalam memajukan seni budaya di NTB.
UBG berupaya mempersiapkan SDM yang unggul di dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Selain prodi Seni Pertunjukan, UBG juga membuka prodi kepelatihan olahraga dan pariwisata Fik