Pemerintah Desa di NTB diingatkan tidak perlu takut mengekskusi anggaran. Software aplikasi sistem keuangan desa (siskeudes) harus dimanfaatkan, agar serapan anggaran di desa-desa meningkat. “Peningkatan serapan anggaran itu kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” kata Wakil Guernur NTB, H Muhammad Amin.
Wagub Muh Amin mengatakan itu, saat menyerahkan software aplikasi system keuangan desa (siskeudes) kepada pemerintah Kabupaten Se-NTB di Mataram, Rabu, (30/3). Siskeudes merupakan aplikasi yang dibuat BPKP dengan berkoordinasi dengan Kemendagri untuk membantu penertiban administrasi keuangan desa.
Sejak disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa diberikan kesempatan lebih besar mengurus tata pemerintahannya sendiri. Maksudnya agar pelaksanaan pembangunan lebih meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.
Desa diharapkan lebih mandiri mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki. Termasuk pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Seiring dengan makin besarnya besarnya peran desa, harus disertai dengan tanggung jawab yang besar pula. Pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam Tata Pemerintahannya.
Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, mengatur akutabilitas keuangan desa. Dengan software aplikasi itu. BPKP juga mempercepat peningkatan kualitas dan akuntabilitas keuangan yang dikelola Pemerintah desa (Pemdes).
(Suk)
Penyelenggaraan MTQ Di NTB, Harus Sempurna
MATARAM – lombokjournal
Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI Tahun 2016 yang berlangsung di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan pertama kalinya di era Kabinet Kerja Pemerintah Jokowi-JK. Penyelenggaraan MTQ ke-26 di NTB, 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang, diharapkan berlangsung sempurna.
Sebagai tuan rumah hasil keputusan MUNAS LPTQ Tahun 2016 di Kota Bandung, NTB diharapkan sukses menyelenggarakan kerja besar MTQ. Ajang MTQ memang bukan sekedar pencarian qari/qari’ah, mufassir dan seni Islam, Tapi juga berperan penting membangun kerukunan antar umat beragama.
“Saya ingin memastikan, Provinsi NTB benar-benar siap sebagai tuan rumah,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, bulan Februari lalu, Senin (8/2), di sela-sela kegiatan mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara Hari Pers Nasional di Mataram.
Demi memastikan kesiapan NTB sebagai tuan rumah MTQ ke-26, Puan meninjau persiapan yang sudah berjalan. Puan menyempatkan diri meninjau kesiapan venue untuk MTQ, antara lain di Islamic Center, Gelanggang Pemuda, Auditorium IAIN Mataram, serta Taman Budaya.
“Baik Pemprov NTB maupun pemerintah mendorong agar penyelenggaraan MTQ di NTB berlangsung sempurna,” . kata Wakil Gubernur NTB Muh Amin yang ikut mendampingi Menko PMK, waktu itu.
Selain di Mataram, lokasi penyelenggaraan MTQ juga direncanakan berlangsung di Masjid Agung Praya di Lombok Tengah, serta Pondok Pesantren Al-Aziziyah dan Bencingah Agung di Kabupaten Lombok Barat. “
“Semua persiapan harus matang kita akan terus melakukan pemantauan perispan. Kalau ada persiapan kurang, harus segera diketahui dan dicari solusinya,” kata Wagub Muh Amin di Mataram (Rabu, 30/03). Seperti diberitakan, Wagub NTB menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan MTQ Nasional di Kemenko PMK di Jakarta, yang berlangsung hari Kamis pekan lalu.
Harus Sempurna
Wagub Muh Amin menekankan, semua pihak harus bekerjasama mensukseskan penyelenggaraan MTQ yang melibatkan peserta/kafilah dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Karenanya, Presiden Joko Widodo yang akan membuka penyelenggaraan MTQ, tanggal 30 Juli 2016 di Arena Utama Islamic Center di Kota Mataram, dan penutupannya dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Sebagai daerah yang dikenal sebagai pulau seribu masjid, penyelenggaraan MTQ harus menunjukkan identitas kita sebagai daerah yang mayoritas penduduknnya muslim,” kata Muh Amin. Wagub NTB Muh. Amin yang telah melakukan rapat persiapan dengan seluruh bidang-bidang kepanitian MTQ. Kesiapan Pemprov NTB terutama dikonsentrasikan fasilitas di Islamic Centre, yang diperkirakan akan menampung 15 ribu jamaah.
“Penyelenggaraan MTQ tahun 2016 harus benar-benar sukses dan sempurna. Ini kerja besar, yang harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat,” kata Wagub Pemerintah dari awal mendorong semangat sebagai jadi tuan rumah ini kepada seluruh masayarakat NTB.
MTQN XXVI diramaikan dengan rangkaian kegiatan pembukaan, seperti Pawai Ta’aruf dan Malam Ta’aruf (29 Juli 2016), Pelantikan Dewan Hakim (30 Juli 2016), serta Pembukaan Pameran (30 Juli 2016). 34 Provinsi akan mengirimkan utusannya, dengan total 1.496 peserta.
Ada 7 cabang dengan 18 golongan yang akan dilombakan. Sebelumnya hanya 17 Golongan, tahun ini ditambah 1 (satu) golongan, yaitu Khat Kontemporer. Golongan lomba ini sudah dieksibisikan pada Penyelenggaraan MTQN XXV Tahun 2014 lalu.
“Insyaallah kita sudah siap jadi penyelenggara. Sekarang kita terus memantau semua kekurangan yang perlu dibenahi dan dicarikan solusi untuk mengatasinya,” pungkas Wagub. (Suk)
Pergi Tanpa Kabar, Dirut RSU Provinsi Jadi Orang Hilang
MATARAM – lombokjournal
Dr. Mawardi Hamri, Direktur RSU Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga menjabat Ketua IV Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Jumat malam (25/3) dilaporkan ke Polda NTB. Karena pergi tanpa kabar berita, yang bersangkutan dilaporkan sebagai orang hilang
Figur penting di birokrasi NTB itu menghilang dari rumahnya, tanpa sepengetahuan keluarganya. Dan hingga Sabtu sore belum diketahui keberadaannya. Hal itu yang membuat organisasi pendidikan dan dakwah terbesar di NTB itu, diwakili Sekretaris Pengurus Daerah Nahdlatul Wathan (NW) NTB Irzani, melaporkan ke polisi. Sejak menerima laporan itu polisi sudah bergerak mencari keberadaan Mawardi.
“Ya saya berharap ini hanya hilang kontak, dan kami berharap beliau segera ditemukan keberadaannya,” kata Irzani, yang sehari-hari mengajar di IAIN Mataram. melalui telpon selulernya, Sabtu.
Ketidakjelasan keberadaan Mawardi Hamri itu semula diketahui dari Sri Darmanto, satpam rumah dinasnya di di Jalan Langko 31 Mataram. Mawardi dikabarkan diijemput kendaraan warna hitam. Dan yang bersangkutan memang diketahuin tidak bisa mengemudikan mobil. Satpam itu juga sudah membuat laporan ke Polres Mataram.
Memang mengherankan, sebelum menghilang, tidak ada pesan untuk keluarganya. Biasanya kemana pun pergi, selalu memberitahu terlebih dahulu. Keluarga Mawardi Hamri di Kotaraja Lombok Timur dikabarkan sedang panik, sebab yang bersangkutan biasanya tiap hari Sabtu merupakan jadwal wajib berkumpul bersama keluarga di Lombok Timur.
“Mungkin tidak hilang, mungkin ini semata-mata hilang kontak saja. ‘ kata Irzani.
(Rayne Qu)
Menangkap Peluang Wisata Halal
MATARAM – lombokjournal.com
Warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mayoritas Islam, mempunyai potensi besar mengembangkan destinasi wisata halal. Apalagi sejak dikukuhkannya Lombok sebagai Destination dan World Best Halal Honeymoon Destinantion di ajang The World Halal Travel Summit/Exibition yang berlangsung di Uni Emirat Arab, bulan Februari 2015.
“Kalau punya potensi itu, kenapa tidak kita kembangkan (menjadi branding) pariwisata kita,” kata Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, waktu membuka seminar ‘Daya Tarik Indonesia Sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia’ di Hotel Lombok Raya Mataram,Kamis (17/03).
Meski branding destinasi halal itu baru pada level Award Abu Dhabi, tapi sudah menarik kunjungan wisatawan dari negara yang penduduknya muslim. Terbukti, Lombok saat ini mulai menarik minat kunjungan wisatawan Malaysia. Gubernur berharap semua pihak bekerjasama mengembangkan pariwisata halal.
Gubernur menghimbau, semua pihak bersama-sama memulai aksi yang konkrit. “Kita harus memulai aksi, jangan terlalu banyak diskusi,” katanya.
Pariwisata, menurut gubernur, banyak manfaatnya sedikit mudaratnya. Sebab pembangunan mendorong semua orang menciptakan hidup damai, aman dan nyaman. Perjumpaan orang baik secara alami atau melalui perjalanan yang direncanakan, memungkinkan persinggungan antar orang yang berbeda. “Pengalaman itu menciptakan cara pandang lebih baik tentang keberagaman,” ungkap gubernur. Memahami keberagaman itu sebagai peluang meningkatkan kualitas hidup, tambahnya.
Hal itu sesuai visi NTB yang bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya. Kualitas manusia bukan ditentukan banyaknya infrastruktur yang dibangun, atau bukan banyaknya para sarjanan dan doktor yang ada. “Bagaimana seluruh warga NTB memahami keragaman untuk meningkatkan kualitas kemanusiaannya,” tegas gubernur.
Pembangunan pariwisata, langsung atau tidak, menjadikan generasi muda NTB siap mengadopsin nilai-nilai perubahan. “Karena itu hentikan perdebatan tentang mudaratnya pariwisata,” himbaunya.
Malu Soal Kebersihan
Di tengah berlangsungnya seminar, Gubernur Zainul Majdi mengaku malu saat disinggung masih sedikitnya fasilitas sanitasi di resort wisata. Ini bermula dari pertanyaan seorang pelajar, tentang resort wisata yang belum menyiapkan toilet yang layak.
Menteri Pariwisata, Arif Yahya, sempat menyinggung suatu daerah yang penduduknya mayoritas muslim mestinya peduli kebersihan lingkungannya. Sebab Islam mengajarkan “kebersihan sebagian dari iman.” “Kementerian Pariwisata siap membangun 10 toilet percontohan yang dikelola UMKM,” kata Menteri Pariwisata, Arif Yahya.
Saat diberi kesempatan bicara oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya, terus terang gubernur mengaku malu. Di satu pihak NTB bicara besar tentang pembangunan pariwisata tapi di sisi lain soal penyediaan toilet di resort wisata.saja belum beres. “Saya tadi menunduk karena saya malu, kalau sampai seorang menteri bicara soal toilet (di resor wisata) di Lombok,” kata gubernur.
Menurutnya, soal-soal kecil itu tak akan terjadi kalau kebijakan provinsi didukung pihak kabupaten/kota. Sebab yang menikmati manfaat kemajuan pariwisata adalah kabupaten kota.
“Dari bermilyar-milyar pemasukan dari pariwisata, sedikit pun tidak masuk dalam APBD provinsi. Mestinya soal toilet atau sampah itu tanggung jawab kabupaten/kota,” kata gubernur, sambil menyayangkan pernyataan seorang bupati bahwa pariwisata tak ada gunanya. Pernyataan itu meremehkan pekerjaan warganya, tambah gubernur.
“Tak usahlah pak menteri memikirkan soal toilet. Lebih baik ngurus yang besar-besar. Sebab soal pembenahan resort wisata itu sudah menjadi komitmen kami,” kata gubernur.
(Ka-eS)
Mencegah Akal-akalan Bulog
lombokjournal
Awal Maret, aekitar 50 ribu hektar sawah padi panen raya. Berarti ada sekitar 178 ribu ton di tingkat petani di NTB. Tak heran bila Wagub NTB, H Muammad Amin, berkeras mencegah rencana Perum Bulog Divisi Regional (Divre) NTB tetap memasok 7 ribu ton beras dari luar daerah. Benarkah Bulog Divre NTB tetap menjalankan ‘akal bulus’nya?
“NTB tetap tidak akan menerima beras luar masuk,” tegas Wagub NTB, H Muhammad Amin. Senin (14/3). Tidak mengijinkan beras luas masuk, maksudnya agar Bulog Divre NTB memanfaatkan panen raya padi untuk turun langsung membeli beras petani.
Memang stok beras saat ini di Bulog Divre NTB sedang kosong, Tapi kabar itu sudah sejak Januari lalu,Bulog Divre NTB bersikeras memasok beras dari Jatim sebanyak 7 ribu ton sebagai stok antisipasi suplai beras Raskin. “Beras dari Jatim 7 ribu ton itu bisa masuk NTB, karena stok beras PSO terbatas hanya sampai Februari,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, W Kuswinhartomo waktu itu saat itu (Kamis,21/1). Kebijakan itu dari Bulog Pusat mengingat keterbatasan stok yang tersedia di NTB.
Wagub NTB pernah menggapi isu pasokan beras dari Jatim itu dengan menggelar rapat bersama Kepala Bulog Divre NTB, para Asisten dan Kepala SKPD terkait (22/1). Saat itu Kepala bulog Divre NTB W. Kusminhartomo menyatakan, rencana pasokan dari Jawa Timur itu dilakukan mengingat tiipisnya stok bulog karena adanya move out beras dari Divre NTB ke NTT dan Jakarta.
Tapi Kepala Dinas Pertanian saat itu menyarankan membeli beras pada petani NTB, dan pihak Distan siap turun ke lapangan membantu satgas bulog agar stok Bulog terpenuhi
Dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (TPH) Provinsi NTB diperoleh informasi, produksi gabah petani masa panen Oktober – Desember 2015 lalu mencapai 96 ribu ton setara beras masih masih di tingkat petani. Beras di petani masih banyak dan bisa kebutuhan selama tiga bulan, yaitu Januari – Maret 2016. Mestinya, Perum Bulog Divre NTB sudah mulai menggenjot serapan pembelian gabah petani
Sementara dariData Badan Ketahanan Pangan (BKP) tahun 2015 jumlah beras asal NTB yang keluar daerah mencapai 600 ribu ton. Produksi padi di NTB tahun 2015, berdasarkan data Distan dan TPH NTB pada tahun 2015, realisasinya mencapai 2,3 juta ton dari target 2,1 juta ton. Jadi terdapat surplus produksi mencapai 200 ribu ton. Mestinya Bulog membeli gabah petani sebanyak-banyaknya untuk mengamankan stok, baru mengirim keluar daerah.
Serapan Rendah, Stok Kritis
Hanya saja, Bulog NTB menyerap di bawah 60 persen untuk pengadaan Upsus dari target 100 ribu ton. Tidak tercapainya target serapan 100 ribu ton, dalihnya harga lebih mahal di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Ternyata gabah petani yang ditolak Bulog NTB justru dibeli Bulog Jatim dan Bulog Bali. Jadi krisis stok beras NTB kritis justru disebabkan rendahnya serapan Bulog NTB .
Soal ini mendapat sorotan dari Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, Menurut gubernur, Bulog harus dibenahi karena tidak pernah bisa menyerap beras 100 persen di daerah. Ketidakmampuan menyerap beras di daerah itu sengaja dilakukan, agar bisa menyerap beras dari luar daerah (termasuk beras impor). “Waktu panen raya tidak menyerap secara maksimal. Kita punya akal sehat jadi modus-modus seperti ini hars ditinggalkan dan tidak dilakukan,” ujarnya, pertengahan Januari lalu.
Waktu itu gubernur menyatakan akan menyuirati Menteri Pertanian mendorong Bulog bisa menyerap beras 100 persen. Selain itu, pemerintah harus mampu menjaga agar harga beras di petani tidak anjlok. Sebab. modus yang biasa dilakukan Bulog tiapdiberikan target penyerapan selalu berdalih tidak mampu menyerap maksimal. Sehingga, mereka akan mengajukan kepada pemerintah pusat untuk meminta dikirimkan beras impor.
“Itu modus soal tidak bisa menyerap beras dan itu akal-akalan bulog saja agar bisa menyerap beras dari luar,” katanya saat itu.
Turun ke Lapangan
Tak ada alasan lain, Bulog Divre NTB harus turun ke lapangan. Itu seperti anjuran Wagub untuk mendorong Bulog turun mendatangi petani agar bisa mencapai target menyerap 100 persen gabah petani. Bukan lewat tengkulak atau pedagang.
Melalui pihak ketiga jelas akan melambungkan harga. Hal itu akan menjadi dalih Bulog NTB tak mampu membeli gabah petani karena harganya di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Bulog NTB harus langsung mendapat harga dari petani.
Kali ini akal bulus Bulog harus dicegah.
(Rayne Q – Ka-eS)
PUTERI SULUNG RAJA THAILAN Kunjungi Museum
MATARAM – lombokjournal.com
Putri Raja Thailand Princess Maha Chakri Sirindhorn’s, putri sulung penguasa monarki di Thailan, tampak antusias saat mengunjungi Museum Negeri NTB. Penampilannya yang sederhana, berpakaian layaknya pegawai pemerintah, dengan kamera kecil menggantung dilehernya, ia selalu antusias mencatat penjelasan dari tour guide yang mendampinginya.
Gubernur NTB, Dr. TGH M. Zainul Majdi beserta Nyonya Hj. Erica Zainul Majdi mendampingi Putri Raja Thailand berkeliling ke seluruh ruang pameran museum..Sebagai Putri Raja yang peduli akan pendidikan dan budaya, kelihatan bersemangat mengunjungi Museum NTB yang sudah memiliki koleksi sekitar 7513 buah peninggalan bersejarah suku yang mendiami Lombok dan Sumbawa.
Museum NTB juga menyimpan koleksi peninggalan pendatang dari Cina, yang pernah singgah berdagang di Pulau Lombok. Sampai saat ini masyarakat Tionghoa banyak berdiam di Lombok dan melakukan aktifitas ekonomi di pusat-pusat perdagangan di Kota Mataram.
Dalam kunjungan ke museum itu, Gubernur Zainul Majd bersama Nyonya Erica Majdi tampak ikut menjelaskan sebagian koleksi benda-benda museum.
Putri Raja Thailand terlihat sangat tertarik dan antusias melihat koleksi yang ada di Museum. Setiap benda yang menarik baginya langsung ia abadikan dengan kamera genggam dan kamera poket yang selalu mengantung di lehernya.
Maha Chakri Sirindhorn’s selalu antusias mendengar penjelasan dari tour guide. Ia selalu dengan sungguh bertanya hal yang belum jelas, kemudian mencatat dalam buku catatan kecil yang selalu dibawanya.
Sebelum beranjak melanjutkan perjalanan menuju Pura Meru, dan Desa Adat Suku Sasak Ende, di Rembitan, Lombok Tengah, Tuan Putri ikut memainkan kesenian alat musik bumbung.
Dalam kesempatan bicara dengan wartawan, Gubernur NTB mengatan, kalau orang luar sangat menghargai budaya Lombok, seharusnya masyarakat Lombok seharusnya lebih menghargai. “Mari jaga dan lestarikan budaya kita sebagai salah satu kearifan lokal yang menjadi identitas daerah dan kekayaan bangsa Indonesia,” kata Gubernur zainul Majdi. .
Ka-eS (Foto : Humas Prov NTB)
BELARUS dan GEORGIA, Ajak Kerjasama NTB
MATARAM – lombokjurnal.com
Berbagai negara mulai tertarik bekerjasama dengan NTB. Setelah Duta Besar Negara-negara Asia, Timur Tengah dan Eropah, kini giliran Duta Besar negara-negara Eropah Timur menawarkan berbagai kerjasama dengan NTB
Tawaran kerjasama yang disampaikan Duta Besar Georgia, Zurab Aleksidze maupun Dubes Republik Belarus mendapat sambutan dari Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi. Kedua Duta Besar itu menyampaikan tawaran tersebut saat menemui Gubernur NTB di ruang kerja gubernur, hari Jumat, (11/3).
Duta Besar Georgia, Zurab Aleksidze melirik kerjasama antara pemerintah dan pengusahanya dengan Pemerintah NTB terkait dengan potensi rumput laut NTB dengan hasil produksinya yang melimpah. Sedangkan Dubes Belarus ingin mengembangkan sister city dengan salah satu destinasi wisata favorit di Lombok. Diungkapkan Dubes Georgia, negaranya juga memiliki kegiatan dan daerah wisata yang sangat terkenal di dunia, seperti event Ajara.
Gubernur NTB menyambut baik tawaran kedua dubes tersebut. Ia mendukung perluasan jaringan pemasaran terhadap hasil rumput laut NTB ke Belarus. Selama ini pasar rumput laut NTB hanya terbatas ke Korea, Hongkong dan Cina.
Sedangkan mengenai Sister City dengan Georgia, Gubernur ingin menjadikan Georgia dapat menjadi acuan studi khusus NTB untuk mengoptimalkan manajemen potensi destinasi wisata yang ada. “Pariwisata tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga bagaimana mengelolanya dengan baik,” kata Gubernur Zainul Majdi.
(Ka-es/Foto : Humas Prov NTB)
Kunjungan Dirut ITDC
lombokjurnal.com
Perkembangan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort disampaikan Direktur Utama (Dirut) ITDC Abdulbar M. Mansoer beserta rombongan kepada Gubernur NTB, DR TGH M Zainul Majdi di ruang kerjanya, Kamis (10/3/2016).
Dalam kunjungan itu disampaikan rencana pembangunan KEK Mandalika saat ini, antara lain: pembangunan jalan di sekitar kawasan sepanjang ± 4 km, pembangunan kantor Mandalika Resort, Penataan Pantai Kuta, Pembangunan Danau Buatan, dan Pembangunan Masjid.
KEK Mandalika Resort akan dibangun dengan konsep Beachwalk, sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan pantai sekaligus berbelanja. Masjid akan dibangun di sekitar Pantai Kuta dengan kapasitas 1.000 jamaah.
“Peletakan batu pertama akan dilaksanakan pada bulan Juni 2016 dengan desain menggunakan referensi Masjid Tua Bayan,” ujar Abdulbar M Mansoer.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur ingin pembangunan KEK Mandalika Resort segera direalisasi. Apalagi pembangunan KEK tersebut sudah mendapat dukungan penuh dari Presiden RI Joko Widodo.
Gubernur setuju pembangunan masjid di Pantai Kuta menggunakan desain masjid tua yang ada di NTB. Sehingga, wisatawan yang berkunjung ke masjid itu akan disuguhi keindahan yang menonjolkan seni lokal yang ada di NTB.
” Saya juga ingin di tembok masjid ada kaligrafi sehingga budaya lokal bercampur dengan seni budaya islam,” kata gubernur.
Ka-eS (Humas Prov NTB)
Letusan Gunung Rinjani Purba Direkonstruksi
Lombokjurnal.com
Tiga gunung api — selain Gunung Tambora di Pulau Sumbawa dan Krakatau di Selat Sunda) — yang letusannya masuk catatan dunia karena maha dahsyat adalah Gunung Samalas pada 1257M. Gunung Samalas di Pulau Lombok merupakan nama lain Rinjani zaman purba yang letusannya, konon, mempengaruhi iklim global.
Benarkah letusan Samalas lebih dasyat dari Tambora?
Peneliti gunung berapi ternama Prof. Dr. Frank Lavigne dr Universitas Paris 1 Pantheon Sorbone Prancis bersama Ketua Badan Arkeologi Nasional beserta para peneliti dari UGM akan merekonstruksi letusan Samalas yang menghebohkan pada masa itu. Didampingi Pembantu Rektor IV Universitas Mataram, para peneliti gunung berapi itu bertemu Gubernur NTB, Dr. TGH M. Zainul Majdi, Kamis pagi, (3/3) di ruang kerja gubernur. Mereka melaporkan rencana penelitian rekonstruksi pra dan pasca meletusnya Gunung Rinjani Purba itu.
Gubernur NTB menganggap penelitian ini penting. Selain bermanfaat bagi pembangunan dan masyarakat NTB, juga akan memberi perspektif bagi masyarakat Lombok,NTB maupun Indonesia tentang bagaimana Lombok masa itu.
“Kalau orang Lombok atau NTB paham hal besar tentang daerahnya, ini akan menciptakan apresiasi yang lebih baik tentang daerah,’ kata gubernur. Penelitian ini dapat memperkuat karakter masyarakat NTB, ungkapnya mantap.
(Ka-eS)
Peristiwa Budaya Paling Keren
Kalau peristiwa budaya konteksnya menggali peran masyarakat, acara ‘Bangsal Menggawe: Membasak’ berlangsung di Bangsal, Pemenang Lombok Utara (Minggu sore, 28/2), saya nilai paling keren (baca: paling kreatif) yang pernah ada di Lombok.
Saya tak bermaksud berlebihan. Pengorganisasi peristiwa budaya seperti ini bukanlah mobilisasi. Tapi merupakan dorongan kuat warga Pemenang untuk berekspresi, menyatakan dirinya sebagai pemilik Bangsal.
Pesta Rakyat itu berlangsung di pelabuhan kecil yang selama ini menjadi tempat penyeberangan para wisatawan menuju Gili Air, Gili Meno atau Gili Trawangan. Otty Widasari, kurator akumassa Crhonicle, melukiskan Bangsal era sekarang yang konstruksi pelabuhan dan dermaganya diperpanjang, garis pantai makin menyempit, bangunan-bangunan penunjang kepariwisataan masif menggusur kenangan bermain warga Pemenang sekitar 20 tahun silam. Hilanglah Bangsal yang partisipatif, yang semula menjadi milik warga Pemenang. Mayoritas warga Pemenang hanya jadi penonton, lebih dari 20 tahun sejak pariwisata di tiga gili maju pesat,
Hasil kerjasama Forum Lenteng Jakarta dan Komunitas Pasir Putih, Pemenang KLU itu merupakan bagian dari kegiatan Akumassa Chronicle. Bangsal Menggawe: Membasak menjadi ‘puncak’ seluruh proses yang berlangsung. Proses panjang para seniman mengolah gagasan artistiknya di ruang publik dan menggali potensi kultural warga. Selain dari NTB juga melibatkan kreator muda dari Jakarta,Jatiwangi, Jogja dan Surabaya. Para seniman itu melakukan riset, bekerja lintas disiplin, berkolaborasi, dan tentu saja menekankan peran aktif warga.
Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin, Bupati Lombok Utara, H Najmul Ahyar dan Wakil Bupati H Syarifuddin, mendukung acara itu menjadi event tahunan. Sekda Lombok Utara, pimpinan SKPD, termasuk Camat Pemenang dan beberapa Kepala Desa di Pemenang menganggap peristibudaya itu membuka kesadaran baru warga Pemenang. Tentu saja mereka mencocokkan kegiatan itu dengan program pariwisata sebagai program unggulan daerah. Tapi sebenarnya mereka melihat upaya pendayagunaan kearifan lokal. Serta menyaksikan hadirnya masyarakat yang berdaya. Dan seniman terlibat aktif dalam transformasi kultural itu. (Ka-Es)