Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H.Muh Amin, SH., M.Si. memantau dari dekat pelaksaan Ujian Nasional Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Kunjungan Wagub untuk memastikan pelaksanaan UN tingkat SLTP berjalan dengan baik dan lancar.
Didampingi Sekretaris Dinas Dikpora NTB, Drs. H. Wahibbullah dan Jajaran Dikbud Kabupaten Lombok Barat dan Kabag Dokpus Biro Humas dan Protokol Setda NTB Danarus Sumandi S.Sos, Wagub mengunjungi Pondok Pesantren Al- Aziziyah Kapek Lombok Barat, SMPN 1 Gunung Sari dan Sekolah Internasional Nusa Alam di Montong Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat, hari Kamis (12/5).
Kunjungan diwali di Pondok Pesanteran Al- Aziziyah Kapek. Wagub diterima Pengurus Pondok TGH Fathul Aziz Umar , MA dan segenap civitas pendidikan di linkungan Ponpes Aziziyah. Kepala Sekolah MTS AL Azizziyah Kapek menuturkan, peserta UN tahun 2016 berjumlah 348 siswa, terdiri 154 putri dan 197 Putra. Pada pelaksanaan UN kali ini tidak ada peserta yang berhalangan hadir atau sakit.
Usai di Ponpes Al- Aziziyah, kunjungan berlanjut ke SMPN 1 Gunung Sari. Wakil Gubernur melakukan peninjauan ke beberapa ruang kelas dan berdialog dengan Kepala sekolah. Dalam dialog itu Wagub mempertanyakan model pengawasan yang d laksanakan di SMPN 1 Gunung sari, dan kehadiran peserta didik yang melaksanakan UN di SMPN 1 Gunung sari.
Kepala Sekolah SMPN 1 Gunung Sari menjelaskan, sistem yang digunakan dalam pengawasan ujian Nasioanal adalah ‘sistem silang’ dan diawasi tenaga pendidik dari sekolah lain.
“Yang mengawasi UN dari guru sekolah lain,” terang Kepala Sekollah .
Menanggapi hal itu, Wagub mengingatkan faktor keamanan di sekolah sangat penting. Ini untuk kenyamanan peserta didik dalam melaksanakan Ujian Nasioanal
“Saya harapkan, anak-anak bisa mengikuti UN dengan baik dan tenang. Pelaksanaan berjalan baik dan hasilnya mendapat nilai yang paling baik. Mudah-mudahan anak-anak kita bisa melanjutkan ke sekolah yang dicita-citakan, demi untuk mencapai cita-citanya,” harap Wagub.
Saat meninjau Unjian Nasional yang sedang berlangsung di Sekolah Nusa Alam Gunung Sari, Wagub juga berdialog dengan beberapa pengajar yang seluruhnya menggunakan bahasa iInggris Sebab sebagian besar murid Sekolah alama merupakan anak anak yang berasal dari luar negeri, misalnya dari Jerman, Korea, ,Jepang dan Australia. Semua murid itu orang tuanya bekerja di NTB.
Wagub mengapresiasi pendiri sekolah, Ibu Ace karena berkontribusi besar dalam membantu pemerintah turut mencerdaskan bangsa. Sekolah yang didirikan tahun 2000 ini menerima murid dari jenjang pendidikan SD sampai SLTP dan telah memiliki murid sebanyak 170 orang lebih yang berasal dari 14 negara. Tiap tahun jumlah murid Sekolah Alam terus bertambah
(ANN/Samsul/Biro Humas dan Protokol Setda Prov NTB)
NTB Lagi Raih Penghaargaan MDGs
lombokjournal.com
Penghargaan Millenium Development Goals (MGDs) kembali diraih Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan meraih meraih juara satu tahun ini, berarti Pemprov NTB sejak tahun 2012 mempunyai laju MGDs terbaik mengungguli provinsi lainnya.
Penghargaan pemenang terbaik pertama Provinsi Dengan Laju MDGs terbaik 2012-2014 itu diserahkan langsung kepada Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung dalam penutupan Musrenbang Nasional tahun 2016, Rabu (11/5) pukul 09.00 WIB.
PENUTUPAN MUSRENBANG NASIONAL 2016; Award tahun ini merupakan puncak pencapaian program MDGs yang dilaksanakan di Indonesia
Musrenbang Nasional Tahun 2016 diselenggarakan untuk penyusunan RKP (rencana kerja pemerintah) tahun 2017, di Istana Negara. Dalam acara tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, Menteri Kabinet Kerja/Kepala Lembaga Negara non Departemen, para eselon 1 Kementerian , Gubernur dan Sekda seluruh indonesia.
Selain diberikan penghargaan MDGS, juga diserahkan Pangripta Nusantara Award untuk Perencanaan Pembangunan Daerah terbaik.
Menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB, H Yusron Hadi, untuk MDGs Award tahun ini merupakan puncak pencapaian program MDGs yang dilaksanakan di Indonesia, Mulai tahun 2017 program ini akan dilanjutkan dengan program SDGs (Sustainable Development Goals).
Suk
Wagub NTB Buka Sosialisasi MTQ Nasional 2016
MATARAM – lombokjournal.com
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muh. Amin, SH, M.Si membuka acara Sosialisasi MTQ Nasional (MTQN) XXVI Tahun 2016 di Aula Kantor Walikota Mataram, Rabu (11/5). Dalam sambutan tersebut Wagub menegaskan mengatakan bahwa MTQN adalah tanggung jawab seluruh masyarakat NTB.
“Jika sukses dalam penyelenggaraan MTQN, maka momentum ini akan menjustifikasi Kota Mataram sebagai kota favorit penyelenggaraan Meeting, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) di masa-masa yang akan datang,” ujarnya
Pada kesempatan yang sama, H. Ahyar Abdur menyampaikan pentingnya sosialisasi ini dalam rangka persiapan lebih awal menghadapi gelaran MTQN, tidak hanya pada jajaran pemerintah, namun juga masyarakat.
“Kota Mataram telah melakukan persiapan-persiapan sebagai tempat penyelenggaraan, karena kita ingin meraih apa yang menjadi prinsip tentang penyelenggaraan yaitu tiga sukses, antara lain sukses penyelenggaraan, sukses pencitraan, dan sukses ekonomi,” ujar walikota
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Walikota Mataram H. Ahyar Abduh, Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana, S.Sos., MH Asisten 3 Administrasi Umum dan Kesra Drs, H. Lalu Syafi’i, M.M, Pimpinan SKPD Lingkup Provinsi NTB dan Kota Mataram, Camat dan Lurah se-Kota Mataram, Ketua TP. PKK Kota Mataram Hj. Suryani, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat.
Pembangunan Perpipaan Air Bersih Sekeper Usulan Pemda KLU
MATARAM – lombokjournal.com
Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB menegaskan, soal pembangunan perpipaan air bersih yang mengambil sumber dari sungai Sekeper hanya memfasilitasi usulan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (Pemkab KLU). “Kalau ada masyarakat protes silahkan bersurat, supaya kami koordinasikan dengan bupati dan PDAM,” kata Uzaimi, PPK Penyediaan Air Baku (PAB) I Lombok, pada Lombok Journal, Rabu (11/5) di kantornya.
Hal itu diungkapkan Uzaimi menanggapi protes masyarakat petani di Kecamatan Kayangan. Seperti diberitakan sebelumnya, hari Minggu (8/5) lalu, puluhan petani dari Kecamatan Kayangan mendatangi lokasi proyek di Senjajak dan memaksa buruh proyek menghentikan pekerjaannya (baca: Petani di Kayangan Menghentikan Pekerjaan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas, Lombok Utara)
UZAEMI, PPK Penyediaan Air Bersih (PAB) I Lombok; BWS hanya memfasilitasi
Meski demikian ditegaskan Uzaimi, bahwa protes itu hanya kekhawatiran masyarakat. Secara tehnis, pihak BWS sudah melakukan survey sumber air sungai dari Sekeper itu sejak tahun 2013. Waktu itu pihak PDAM tahun 2013 (saat masih Bupati Johan Samsu) mengajukan proposal perpipaan untuk kebutuhan air baku Tanjung dan tiga gili. “Nantinya pendistribusian air itu ditangani PDAM Lombok Utara,” katanya.
Dikatakannya, sebenarnya dengan adanya proyek perpipaan itu tak mengganggu kebutuhan air untuk pengairan persawahan melalui dam Santong. Secara tehnis, kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan air baku Tanjung dan tiga gili hanya 100 liter per detik.
Sedang perhitungan untuk kebutuhan sawah pertanian, membutuhkan 1,7 liter per detik untuk mengairi per ha. Sedang untuk memenuhi kebutuhan air minum lebih sedikit, tiap seribu orang membutuhkan 1 liter per detik. Jadi kebutuhan untuk air irigasi tinggal dikalikan berapa ha persawahan di Kecamatan Kayangan.
“Sebenarnya kebutuhannya tidak banyak. Hanya masyarakat khawatir kekurangan air. Dan sayangnya, PDAM tidak mensosialisasikan untuk masyarakat,” kata Uzaimi sambil menambahkan, daerah irigasi Santong juga dikelola BWS.
PLTMH Santong
Soal sumber air yang dibutuhkan PLTHM Santong, menurut Uzaimi, tidak mempengaruhi volume air untuk irigasi. “PLTHM kan tidak mengurangi air. Setelah air memutar turbin, air tetap mengalir ke dam irigasi,” katanya.
Menurut perhitungan tehnis BWS, untuk kebutuhan PLTMH maupun irigasi dibutuhkan sekitar 1200 liter per detik. Dan itu masih bisa dipenuhi, sebab pada musim penghujan banyak air yang terbuang percuma ke laut.
Pada musim kemarau, sekitar bulan Juli hingga Nopember, memang debit air menurun dan merupakan saat kritis. Soal itu, bisa diatasi dengan membuka pintu air yang sehingga untuk sementara kebutuhan air baku Tanjung dan tiga gili dikurangi, dan air diarahkan ke irigasi Santong.
“Soal air itu, kita sebenarnya secara tehnis sudah memperhitungkan hari ini, hingga cadangan untuk kebutuhan 5 tahun ke depan,” kata Uzaimi. Terkait sosialisasi, pihak BWS siap kapan pun dibutuhkan untuk memberi penjelasan pada petani. tergantung kapan PDAM siap.
Di tempat terpisah, terkait debit air juru pengairan di Santong menjelaskan, pihak BWS sebenarnya kurang tahu banyak kondisi di lapangan. Memang pada musim penghujan, air melimpah dan banyak yang terbuang.
Namun itu tidak berlangsung lama. Rata-rata air yang masuk ke dam Santong hanya sekitar 400 liter per detik. Jadi untuk kebutuhan PLTMH dan irigasi persawahan lebih banyak tidak mencukupi, apalagi memasuki bulan kering antara bulan Juli hingga Januari.
“Saya punya datanya,” kata warga Santong, Satriadi, mantan juru pengairan dan pensiunan PU Irigasi yang mengelola Dam Santong lebih dari 20 tahun.
Ka-eS
Utilizing a tonerin dm moisturizer can aid ease these adverse effects.
Dubes Arab Saudi Pamitan Mengakhiri Masa Tugasnya
MATARAM – lombokjournal
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia HE Mustafa Ibrahim Al-Mubarak berharap Provinsi NTB bisa terus meningkatkan hubungan diplomasi yang sudah terjalin dengan Arab Saudi. Hal itu disampaikan Dubes Arab Saudi di Mataram, saat menemui Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi, di ruang kerjanya, Selasa (10/5)
Selain berpamitan pada gubernur karena masa kerjanya sudah habis, Dubes Arab Saudi juga menyampaikan rencana kedatangan Raja Arab Saudi ke Indonesia.
Dikatakannya, kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Arab Saudi yang dengan Raja Arab Saudi beberapa waktu lalu, makin meningkatkan hubungan RI dengan Arab Saudi. “Tidak hanya dalam bidang ekonomi, juga dalam bidang yang lain,” katanya.
ubernur NTB TGH M Zainul Majdi menyatakan terima kasih atas kunjungan Dubes Mustafa Ibrahim Al-Mubarak yang menyempatkan diri berkunjung ke NTB.
Gubernur mengatakan, terkait kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia, diharapkannya NTB bisa merespons dengan baik untuk menggali potensi hubungan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Suk
Dana Desa; Kades Bangun Rumah Baru dan Kawin Lagi
KLU – lombokjournal.com
Memasuki tahun kedua penyaluran Dana Desa, mestinya gairah pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa tampak peningkatannya. Kelompok usaha ekonomi produktif, PKK, petani atau masyarakat miskin serta pemuda, seharusnya bergerak maju. “Disini perubahan yang kelihatan, kadesnya bangun rumah dan punya istri baru,” cerita masyarakat Desa Santong, Kecamatan Kayangan,Kabupaten Lombok Utara, Senin (9/5).
Ini cerita dari Desa Santong, Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, setelah lahirnya UU Desa No 6 Tahun 2014. Bagaimana Dana Desa tidak mencapai sasaran sesuai amanat Undang-undang.
PENGELOLAAN DANA DESA ; Mewujudkan Pemerintah Desa yang bersih dari korupsi
Menurut sumber Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Santong, desa yang lokasinya paling atas di Kecamatan Kayangan itu mendapat transfer Dana Desa dari APBN sebesar Rp1,4 m pada tahun 2015. Untuk tahun 2016, kabarnya dana yang diterima mencapai hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Jumlah dana besar yang masuk ke desa itu, tahun 2015 memang terlihat ada pengerjaan rabat jalan di salah satu dusun. Tapi selebihnya, penggunaan dana itu mengundang pertanyaan warga desa. Lemahnya sumberdaya aparat menyebabkan pengelolaan Dana Desa itu tidak dilakukan secara transparan.
Bukankah sesuai Permen Desa No 15 tahun 2015, penggunaan Dana Desa yang tertuang dalam prioritas belanja Desa harus disepakati dalam Musyawarah Desa?
Nyatanya, proses musyawarah untuk menentukan prioritas belanja desa itu tidak berjalan baik. Hal itu menyebabkan perencanaan program tidak berdasarkan kesepakatan bersama. Contohnya, Kades yang berasal dari dusun Temposodo, tidak peka aspirasi masyarakat dari dusun lain. Misalnya, program-program yang direalisasikannya paling banyak dilaksanakan di Dusun Temposodo.
“ Kalau menyusun RAPB DeS, Kadesnya hanya mengundang 1-2 dari dusun. Selain itu hanya Kadus dan BPD. Terus terang, kita tak bisa terlalu ikut campur,” kata salah seorang tokoh masyarakat yang sempat ikut musyawarah.
Setelah musyawarah itu, semua dikembalikan pada Kades, Sekretaris Desa dan SPMD (Sarjana Pendamping Masyarakat Desa). Tak heran kalau beberapa waktu lalu, para pemuda desa sempat protes, karena pembelian perlengkapan olahraga diduga terjadi mark up.
“Kalau kaos sepak bola yang harganya Rp40 ribu tapi dibilang Rp150 ribu, pasti itu harganya dinaikkan semaunya,” cerita seorang pemuda desa. Menurutnya, kelompok pemuda desa tak pernah tahu berapa dana yang disiapkan untuk pembinaan mereka.
Hal sama juga disampaikan petani yang diundang mengikuti pelatihan pertanian. Setelah pulang mereka menandatangani uang transport Rp100 ribu, ternyata jumlah yang diterima di amplop hanya Rp50 ribu. “Mau saya tanyakan soal itu, tapi teman-teman malu untuk minta tambahan,” cerita seorang petani.
Anggaran untuk lembaga-lembaga desa, seperti PKK (kelompok wanita), kelompok petani, kelompok ekonomi produktif, atau dukungan untuk PAUD, tidak pernah diketahui berapa alokasi anggarannya.
“Masalahnya BPD tidak dilibatkan. Kami hanya menerima laporan akhir tahun setebal bantal, sengaja huruf laporan itu dikecilkan sehingga sulit membacanya,” cerita anggota BPD.
Dana BUMDes
Saat ini tokoh masyarakat di Desa Santong sedang memasalahkan penyaluran dana untuk BUMDes. Tahun 2015 suntikan dana untuk BUMDes dilaporkan sejumlah Rp100juta. Berdasarkan laporan Desa alokasi anggaran untuk BUMDes itu sudah diberikan, yang dialokasikan untuk pengembangan Waserda di desa.
Untuk operasional waserda itu sudah dibentuk panitia. Malah sudah ada pembagian, siapa yang berjualan dan siapa yang mengelola keuangan. “Dalam laporan dana Rp100 juta itu sudah disalurkan, tapi disalurkan melalui siapa,” tanya salah seorang Wakil Ketua BPD.
Kalau dana itu diakui sudah disalurkan, kemungkinan besar laporan itu fiktif. Sebab nyatanya, Sekretaris BUMDes , Japri, pernah melaporkan dalam forum rapat desa bahwa sejak tahun 2013 BUMDES sudah mati suri alias tidak aktif melakukan kegiatan apa pun.
Karena itu, bendahara BUMDes yang memang lama tidak aktif, mengaku tidak tahu menahu soal dana itu. Bahkan Ketua BUMDes, Hairil Anwar dari Dusun Waker juga tidak pernah mengetahui tentang pencalran dana Rp100 juta itu.
Waktu rapat desa tiga minggu lalu, pihak BPD menanyakan soal itu tapi tidak mendapat jawaban yang jelas. “dana BUMDes itu sekarang yang sedang kami telusuri lari kemana,” kata wakil Ketua BUMDes.
Pangawasan Masyarakat
Memang, pengawasan partisipatif masyarakat itu harusnya dibarengi keberanian melaporkan penyimpangan yang dilakukan oleh Pemerintah Desanya. Misalnya volume dan kwalitas proyek yang tidak sesuai dari rencana, mark up proyeknya, atau terjadinya kegiatan fiktif.
Menurut salah seorang anggota BPD, memang diakui peran Sekretaris Desa Santong, Mustar, yang sudah berpengelaman dalam administrasi desa, laporannya selalu baik. “Cara Sekdes main karena administrasinya bagus. Tapi realisasinya tidak ada. Misalnya tentang pembelian material toko dan minta stempel untuk melaporkan banyak kegiatan. Sekdes punya cara-cara khusus,” katanya.
Karena itu, masyarakat santong membutuhkan pemeriksaan eksternal, apakah dari Inspektorat dan kejaksaan, atau lembaga-lembaga pengawasan independen lainnya. “Bila perlu KPK turun tangan,” kata seorang anggota BPD.
DANA DESA : proses musyawarah menentukan prioritas belanja desa
Negara memberikan Dana Desa yang dikelola Kepada Desa dan aparat desa lainnya, yang berasal dari APBN dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota (PDRD) jumlahnya sangat besar, tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat desa.
Jangan sampai dana besar itu tidak mencapai sasaran, apalagi kalau sampai disalah gunakan oleh aparat desa, khususnya untuk membiayai kepentingan pribadi Kepala Desa. “Masa Kades yang sebelumnya tidak punya pekerjaan jelas, setelah turun Dana Desa tiba-tiba bisa bangun rumah baru dan punya istri baru,” kata tokoh masyarakat.
Agar tidak terjadi fitnah dan penyalahgunaan makin bertambah, baik BPD maupun tokoh masyarakat Desa Santong berharap ada pemeriksaan dari lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan memeriksa Dana Desa.
Suk
Petani Kayangan Minta Gubernur Hentikan Proyek Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas, Lombok Utara
KLU – lombokjournal.com
Masyarakat petani akan berkirim surat kepada Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, minta agar orang nomor satu NTB itu segera menghentikan secara permanen pembangunan perpipaan air bersih yang akan menyedot mata air dari Lokok Lempanas. “Kita mohon pada bapak gubernur, ini menyangkut kehidupan petani Kayangan,” ujar Zainuddin atau Adis Jon, hari Senin (8/5).
Hingga hari ini petani Kayangan terus memantau pengerjaan proyek perpipaan air bersih yang akan menyedot sumber air dari Lokok Lempanas, terusan air terjun Sekeper. Sebelumnya puluhan petani mendatangi pengerjaan bak penampungan air di Senjajak, dan minta buruh agar berhenti kerja (baca : Petani di Kayangan Menghentikan Pekerjaan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas, Lombok Utara)
Pipa yang akan dipasang mulai ditimbun sampah kering oleh petani
Hari Senin siang ini, beberapa orang petani diperintahkan memantau apakah pekerjaan tersebut dilanjutkan. Masyarakat mengancam akan bertindak lebih jauh bila peringatan mereka tidak digubris.
“Proyek perpipaan yang akan mengalirkan sumber air ke tempat lain, itu membunuh ribuan keluarga petani. Kami menolak!” kata Zainuddin di tengah masyarakat yang berkumpul di Sesait, Senin siang.
Karena proyek perpipaan itu merupakan program Balai Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi NTB, maka harapan petani pada gubernur. “Kami yakin gubernur mengerti bagaimana nasib petani kalau tidak air,” ujar seorang petani.
Didukung Seluruh Kadus Kayangan
Untuk menguatkan soal pengairan sawah benar-benar menyangkut kehidupan seluruh petani Kayangan, seluruh kadus di desa-desa di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, akan menandatangani surat yang dikirim pada gubernur. “Air yang mengalir ke dam santong itu sumber utama pengairan sawah-sawah para petani di Kayangan,’ ujar Zainuddin yang ditunjuk menjadi juru bicara mewakili masyarakat.
“Bapak gubernur tentu tidak menginginkan terjadi gejolak masyarakat. Masyarakat akan melawan bila proyek itu dilanjutkan,” tegasnya.
Terkait pelaksanaan proyek tersebut, wartawan Lombok Journal berusaha mengkonfirmasi pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) di Narmada, Lombok Barat. Namun tidak berhasil memperoleh keterangan, sebab yang menangani bagian humas, Abdul Hanan, sedang tidak ada di tempat.
Namun salah seorang staf di BWS menjelaskan, terkait proyek itu bisa langsung menghubungi PJPA (Pengembangan Jaringan Penempatan Air) di Jalan Airlangga, Mataram. Namun orang yang bisa memberi penjelasan terkait proyek tersebut juga tidak ada di tempat.
Ka-eS
Petani di Kayangan Menghentikan Pekerjaan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas, Lombok Utara
KLU – lombokjournal.com
Puluhan masyarakat dari beberapa desa di Kecamatan Kayangan, mendatangi lokasi pembangunan Perpipaan Air Bersih Lokok Lempanas di air terjun Sekeper, Santong, Kecmaatan Kayangan yang diijinkan Balai Wilayah Sungai , hari Minggu (8/5) siang. Masyarakat anggota P3A (Persatuan Petani Pemakai Air) yang didampingi pengurus P3A dan tokoh masyarakat setempat itu menghentikan buruh yang sedang menyelesaikan pekerjaan penampungan air di Desa Senjajak.
Masyarakat bicara dengan pekerja untuk mengehentikan pekerjaan perpipaan di Desa Senjajak
Setelah mengadakan pertemuan di balai dusun di Desa Sesait, rencananya ratusan masyarakat langsung akan beraksi di lokasi proyek. Namun akhirnya disepakati, mereka yang berangkat hanya sekitar 30 orang. Tujuannya, memberitahu pada pekerja agar tak melanjutkan pemasangan pipa dan pekerjaan penampungan air.
“Sebenarnya kami mau menemui bos yang punya proyek tapi tidak ada. Mandor lapangan pun tidak ada di tempat. Jadi kami langsung bicara dengan pekerjanya,” Zainudin alias Adis Jon, setelah memperingatkan pekerja bak penampungan air di Desa Senjajak. Tanpa ketegangan, para pekerja yang berasal dari Gerung, Lombok Barat dan Lombok Tengah berhenti pekerja.
Hampir saja pipa yang ditumpuk di Senjajak akan dibakar masyarakat
Sepanjang jalan di Senjajak sudah bertumpuk pipa yang mau dipasang. Tiga bak penampungan air sudah dikerjakan, tinggal penyelesaian. Penanam pipa sebesar kira-kira 20 inci sudah terpasang sepanjang 4 km.
Di Desa Sernjajak hampir terjadi insiden, karena sebagian masyarakat yang datang akan membakar pipa yang sudah bertumpuk, tapi dilarang oleh yang lain. Mereka hanya membawa sampah-sampah kering di atas pipa. “Kalau proyek diteruskan, kita tinggal membakar saja,” kata seorang anggota masyarakat.
Kebetulan, saat masyarakat berkumpul di lokasi penumpukan pipa, ada sebuah truk yang datang mengangkut pipa. Saat itu pula supir truk itu tidak diperbolehkan menurunkan angkutannya, akhirnya truk itu pergi dan urung menurunkan pipa.
Petani Kekurangan Air
Bagi petani Kayangan, ketersediaan air merupakan kehidupan mereka. Areal persawahan di Kecamatan Kayangan yang terluas di seluruh Lombok Utara. Lokok Lempanas yang mempunyai air terjun Sekeper itu merupakan sumber air utama Dam santong. Daerah irigasi Santong mengairi persawahan se Kecamatan Kayangan seluas lebih 2000 ha lebih dari 3000 subak.
Masyarakat akan membongkar pipa yang baru dipasang
Saat ini, keadaan air Dam Santong debit airnya terus menyusut. Kadang debitnya hanya mencapai 400 liter per detik. Padahal untuk mengairi 2000 ha prsawahan membutuhkan sekitar 3600 liter per detik. Kalau air pengairan kurang, menurut salah seorang petani, sama halnya sengaja membuat keluarga petani Kayangan yang jumlahnya sekitar30 ribu akan kelaparan.
“Dalam keadaan kekurangan seperti ini, justru air mau disalurkan ke tiga gili (Gili Air, Gili meno dan Gili Trawangan yang merupakan daerah pariwisata, red). Saya tidak mengerti pemikiran bapak-bapak pejabat itu,” kata Zainudin.
Menurut keterangan masyarakat, Camat Kayangan pernah mengatakan bahwa petani sudah setuju hanya mereka perlu sosialisasi. Tapi hal itu dibantah, sebab tak mungkin petani menyetujui air untuk mengairi sawahnya akan diambil. Sedang pihak Dinas PU Lombok utara mengaku tidak mengetahui dan tidak pernah dimintai ijin proyek perpipaan itu.
Kondisi kekurangan air itu dijelaskan petani, saat musim tanam polowijo MK3, pihak P3A dan Juru Pengairan harus memaksa subak air untuk mengosongkan (bro) sebagian sawahnya karena keadaan air tidak cukup.
“Bayangkan, saat ini saja keadaan air masih kekurangan. Air yang ada tidak memadai untuk mencakup luas sawah yang ada. Itu sering membuat konflik antar petani,” jelas Zainuddin.
Mau menemui mandor, akhirnya hanya bisa bicara dengan buruh
Dan yang perlu diinformasikan, air Lokok Lempanas juga dimanfaatkan untuk PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Itulah sebabnya masyarakat sangat kecewa pada Pihak provinsi NTB yang tidak memahami kebutuhan masyarakat petani.
“Kita sekrang baru memberi peringatan, kalau masih diteruskan, seluruh masyarakat petani Kayangan akan bergerak,” ujar Zainuddin yang dibenarkan masyarakat yang ikut mendatangi lokasi proyek.
Ka-eS
AGENDA
Kunjungan Pemprov Sumatra Utara
MATARAM – lombokjournal.com
Sekda Provinsi NTB, H. Muhammad Nur, SH,. MH menerima kunjungan kerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Senin (2/5). Senagai pimpinann rombongan, Asisten l Setda. Provinsi Sumatera Utara Hasiholan Silain, SH menyampaikan, tujuan kunjungannya bersama rombongan adalah untuk menambah wawasan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Kunjungan kerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
“Apa yang bagus di NTB, nantinya akan kami terapkan di sumut,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, dalam sambutan penerimaannya, H. Muhammad Nur menyampaikan pentingnya menjalin hubungan baik antar daerah untuk mempererat NKRI.
”NTB dan hampir semua daerah di Indonesia adalah daerah kepulauan, namun sangat disayangkan bangsa kita lebih banyak mengembangkan daratan, Padahal kepulauan menyimpan harta karun yang tiada habisnya,” ungkapnya.
Setelah melakukan kunjungan ke Pemerintah Provinsi NTB, rombongan akan melanjutkan kunjungannya ke Pemerinah Kabupaten Lombok Tengah dan Kampus IPDN di Praya
Dirut Bank NTB Melaporkan Prestasinya
MATARAM – lombokjournal.com
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi menerima Direktur Bank NTB H. Komari Subakir, yang didampingi Hj. B. Dien Rosana, Febrianto Budi C. di ruang kerjanya, Selasa (3/5).
ainul Majdi; Penghargaan ini bukan sesuatu yang ditargetkan
Kunjungan H. Komari Subakir untuk menyampaikan prestasi yang diraih Bank NTB yang mendapat penghargaan untuk 3 (tiga) katagori di ajang pemilihan TOP BUMN 2016, yaitu Gubernur NTB sebagai TOP Pembina BUMD 2016, Bank NTB sebagai TOP BPD dan TOP BUMD 2016, serta TOP CEO BUMD 2016 yang diraih oleh Direktur Bank NTB.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur mengucapkan selamat kepada seluruh keluarga besar Bank NTB yang telah menambah pencapaian prestasi dari sebelumnya.
“Alhamdulillah penghargaan ini kita terima dengan penuh syukur. Penghargaan ini bukan sesuatu yang ditargetkan, tetapi bagaimana kita melaksanakan fungsi-fungsi Perbankan secara maksimal sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi kita” ujarnya.
(Biro Humas dan Setda Pemprov NTB)
Hari Pendidikan, Mendeklarasikan NTB Sebagai Provinsi Literasi 2016
MATARAM – lombokjournal
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2016, Provinsi NTB mendeklarasikan sebagai Provinsi Literasi 2016. “Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis,” kata Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin SH. Msi.
Hari Pendidikan dijadikan momentum melaunching Provinsi NTB sebagai Provinsi Literasi 2016. Wakil Gubernur, H Mhammad Amin yang langsung melaunching, merangkaikan dengan Launching Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan Launching Lumbung Canggih.
Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin SH. Msi melaunching Program Literasi; “Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis.”
Launching ditandai dengan penekanan tombol sirine yang dilakukan wagub didampingi Ketua Tim Literasi NTB, Prof, H. Mahsun dan Kepala Dinas Dinas Dikpora Prov. NTB, Dr. Ir. H. Rosiady Sayuti.
Bertindak selaku Inspektur Upacara Bendera Peringatan Hardiknas tingkat Provinsi, Senin (2/5) di Kantor Dinas Dikpora NTB di Mataram, wagub berharap program literasi di NTB ini dapat menjadikan Pendidikan NTB menjadi lebih maju.
Program itu mendorong pola pikir siswa makin terasah, dengan pendayagunaan segala bentuk media sebagai sumber pelajaran. “Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Namun mencakup keterampilan berpikif tingkat tinggi, menggunakan sumber pengetahuan dalam berbagai media,” katanya. Pemerintah Provinsi NTB berusaha menyediakan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan siswa, tegasnya.
Memajukan Peradaban bangsa
Prof. Mahsun melalui keterangan persnya menjelaskan, literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis terkait dengan keberaksaraan menentukan kemajuan peradaban suatu komunitas negara bangsa.
“Masyarakat NTB harus menjadi komunitas negara bangsa yang berada pada gerda terdepan dalam memajukan peradaban bangsa melalui kemampuan literasi. Apa lagi bangsa ini memliki peringkat kemampuan literasi yang kurang menggembirakan, ” kata Mahsun.
Lebih jauh dijelaskannya, deklarasi ini bukan hanya formalitas Permen Dikbud: 23 Tahun 2015 yang salah satu poinnya mewajibkan siswa membaca 15 menit sebelum jam pertama di mulai. Tapi ditegaskannya, program literasi NTB lebih terencana, teraarah dan terukur.
“Kegiatan Literasi di NTB kita awali dengan pengembangan bahan literasi dengan melakukan penulisan kembali cerita-cerita lokal, biografi tokoh-tokoh lokal yang dapat memberi inspirasi tentang budi pekerti yang baik serta memberi pengetahun tentang implikasi jika suatu perilaku tertentu diterapkan dalam kehidupan,” pungkasnya.