Jelang Semesteran, Jadwal Bisa Berubah Tergantung Kesiapan Siswa

Suruji juga mengajak seluruh tenaga pendidik melakukan terobosan  dalam mengejar  ketertinggalan materi pembelajaran  yang belum diajarkan kepada para siswanya

MATARAM.lombokjournal.com – Kesiapan siswa menghadapi ujian semester minggu depan dikhawatirkan, akibat gempa yang mengganggu proses belajar mengajar.

Namun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Muhammad Suruji menjelaskan, nanti  jadwal pelaksaananya dibuat fleksibel, dengan menyesuaikan kesiapan  pihak sekolah dan siswa yang terdampak gempa.

“Seperti diketahui, sudah satu bulan lebih  aktivitas belajar mengajar siswa di laksanakan dalam suasana penuh keterbatasan yakni di gelar di bawah tenda darurat,” ujarnya,  Senin (24/09)

Para siswa dan pihak sekolah dituntut untuk bisa menemukan cara mengejar ketertinggalan materi pelajaran yang sempat terhenti, akibat musibah gempa bumi.

“Masih banyaknya materi pembelajaran yang sempat tertunda  secara tidak langsung akan mengganggu kesiapan siswa  yang dalam waktu dekat ini harus menghadapi jadwal ujian tengah semester,” katanya.

Suruji berharap sekolah dan siswa tidak patah semangat dan mengkhawatirkan kondisi tersebut.

“Siswa harus tetap semangat, tidak perlu khawatir karena kami sudah menyiapkan dengan sebaik mungkin,” terangnya

Suruji menjelaskan, meski dalam kalender akademik ujian tengah semester akan segera di lakukan, namun jadwal tersebut bisa saja berubah tergantung kesiapan masing-masing sekolah maupun siswa.

Ia mengajak seluruh siswa di NTB khususnya Pulau Lombok  untuk bisa bangkit  dan kembali bersemangat  mengikuiti aktivitas sekolah.

Selain itu,  Suruji mengajak seluruh tenaga pendidik  melakukan terobosan  dalam mengejar  ketertinggalan materi pembelajaran  yang belum diajarkan kepada para siswanya

“Salah satu caranya  yakni  dengan  memadatkan atau menambah jam pelajaran,” ujarnya.

AYA




Pemerintah Segera Bangun Sekolah Darurat

Gempa bumi yang mengguncang Lombok-Sumbawa mengakibatkan aktifitas belajar mengajar diliburkan, namun Suruji optimis para siswa mampu mengejar ketertinggalan pelajarannya

MATARAM.lombokjournakl.com — Pemerintah Provinsi NTB melalu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan segera membangun sekolah darurat dan ruang belajar darurat bagi siswa-siswi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTB, H.M. Suruji pada Rabu (19/09).

“Ini kita lakukan demi kenyaman belajar anak-anak korban gempa, pemerintah segera membangun sekolah darurat dan ruang belajar darurat,” ujarnya.

Ia menyatakan Direktorat SMK Kementerian Pendidikan RI akan segera membangun 75 sekolah darurat dan 135 ruang darurat.

Yang akanfi Fokuskan di KLU, Lombok Barat dan Lombok Timur.

Setelah melalui tahapan evaluasi Kemendagri,  Dinas Pendidikan Provinsi NTB juga akan segera membangun sekolah yang dananya bersumber dari APBD.

Meskipun gempa bumi mengguncang Lombok-Sumbawa beberapa waktu lalu yang juga mengakibatkan aktifitas belajar mengajar diliburkan, namun Suruji optimis para siswa mampu mengejar ketertinggalan pelajarannya.

“Insya Allah anak-anak bisa mengejar, ketertinggalan pelajaran,” optimisnya.

AYA




Konjen Tiongkok Tawarkan Mahasiswa UNU Untuk Belajar di Tiongkok

Untuk menunjukkan kesungguhannya, akan dikirim dosen Bahasa Tiongkok untuk mengajar di UNU NTB di Mataram. Paling lambat tahun depan, dosen yang dimaksud akan mulai mengajar

MATARAM.lombokjournal.com – Konsul Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Gou Haodong, mengatakan akan memprioritaskan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB bila berminat melanjutkan pendidikan di jenjang S2 dan S3 di Tiongkok.

Tawaran itu disampaikan Gou Haodong saat berkesempatan berbicara dengan mahasiswa UNU di Aula UNU di Mataram, Senin (10/09).

“Bukankah ini seperti dikatakan Nabi Muhammad, tuntutlah ilmu sampai ke negeri China,“ kata Gou Hadong sambil bercanda.

Pembantu Rektor (PR) II, Baiq Mulyana yang mendampingi Gou Haodong saat itu, lantas bertanya apakah mahasiswa tahu hadis tentang belajar ke negeri Cina itu. Dengan fasih semua mahasiswa melafalkan hadis Nabi itu dalam bahasa Arab.

Tawaran menempuh pendidikan di Tiongkok itu, menurut Gou, akan meningkatkan sumberdaya manusia anak muda Lombok. Sebab, hanya dengan pendidikan yang memadai mahasiswa kelak dapat memberi layanan yang baik bagi Negara dan masyarakat.

Dengan sumberdaya manusia yang baik, para mahasiswa kelak akan menjadi professional di berbagai bidang, seperti guru, dosen, pengacara atau politikus. “Kalau menjadi politikus yang baik, akan berkontribusi bagi Negara, seperti Pak Jokowi, “ ujar Gou.

Untuk menunjukkan kesungguhannya, Gou mengatakan akan mengirim dosen Bahasa Tiongkok untuk mengajar di UNU di Mataram. Paling lambat tahun depan, dosen yang dimaksud akan mulai mengajar.

Sebelumnya, Gou mengungkapkan keprihatinannya atas bencana gempa bumi yang menimpa Lombok yang menelan korban jiwa dan harta benda. Sampai saat ini para korban masih mengalami kehidupan yang memprihatinkan.

Di Tiongkok sendiri pernah terjadi gempa bumi dasyat yang menyebabkan jatuhnya korban puluhan ribu jiwa. Arena masyarakat Tiongkok saat ini dapat merasakan apa yang tengah diderita korban gempa di Lombok.

Karena itu, menurut Guo, bila mahasiswa Lombok belajar ilmu mitigasi bencana di Tiongkok, akan memperoleh ilmu untuk diterapkan di Lombok yang kerap dilanda gempa bumi.

Gou Haodong yang didampingi Konsulat RRT di Denpasar bersama rombongan, setelah melakukan kunjungan ke UNU dilanjutkan dengan agenda mengunjungi para korban bencana di Lombom Utara.

Me

 

 

 

 




Apel ‘Gerakan Kembali Ke Sekolah ’ Menggelorakan Semangat ‘NTB Bangkit’

Penyerahan bantuan paket pendidikan secara simbolis kepada siswa siswi perwakilan, dilakukan dengan pemakaian seragam oleh Mendikbud

MATARAM.lombokjournal.com —  Apel Siaga Pencanangan “Gerakan Kembali Sekolah”, Minggu (09/09), berlangsung di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy.

Pemerintah Provinsi NTB menggelar  kegiatan itu untuk menggelorakan ‘NTB Bangkitg’ pasca Gempa Bumi Lombok dan Sumbawa, belum lama ini.

Mendikbud mengajak seluruh peserta apel bersama-sama mengheningkan cipta dan sembari mendoakan seluruh korban gempa baik yang telah meninggal dunia maupun yang terluka agar diberi kekuatan dan ketabahan.

“Semoga dengan cobaan ujian yang diberikan oleh Allah untuk masyarakat NTB justru akan membuat rakyat semakin kuat,” harapnya.

Muhadjir kembali menegaskan komitmen Kemdikbud, bekerjasama dengan dinas terkait untuk membantu NTB semaksimal mungkin.

Ia menjelaskan sejumlah daerah sudah memberi komitmennya membangun kembali sekolah yang terdampak gempa. Di antaranya Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Mendikbud mengatakan, bila perlu sekolah yang dbangun akan diberi nama oleh daerah/provinsi yang membantu.

“Apa pun kondisinya anak NTB tidak boleh berhenti belajar. Mari kita hidupkan kembali semangat untuk kembali sekolah,” tegasnya.

Mewakili Gubernur NTB, Asisten Bidang Administrasi dan Umum, Drs. H. Imhal, berharap pencanangan ini dapat meningkatkan akses dan pembelajaran yang bermutu.

Diuraikannya, Pemerintah Provinsi NTB dalam upaya membantu penanggulangan dampak bencana gempa telah membagi tugas setiap OPD, instansi vertikal, BUMN untuk membantu daerah yang terdampak gempa.

“Atas nama masyarakat dan pemerintah NTB, kami menyampaikan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak”, ungkapnya.

Pada kegiatan itu, diserahkan juga sejumlah bantuan pendidikan dari Kemdikbud, bantuan logistik sembako, paket peralatan sekolah untuk 4 ribu siswa (SD, SMP, SMA, SMK), bantuan relawan untuk bantuan teknis dan bantuan psikososial, bantuan pengembangan program melalui Bina Kerjasama Sekolah Model antar Provinsi (LPMP).

Sebanyak 21 truk bantuan dilepas ke tujuh kabupaten/kota terdampak di NTB. Dalam truk tersebut berisi paket peralatan sekolah untuk 25 ribu siswa, paket sarana permainan dan kesenian, paket sarana sekolah ATK untuk keperluan masa transisi darurat, tenda, terpal, pakaian, perlengkapan ibadah, tikar, selimut, logistik (sembako), sarana media pembelajaran dari Pustekom.

Tak hanya itu, saat ini juga diberikan bantuan tunjangan khusus sebanyak 5.298 guru.

Penyerahan bantuan paket pendidikan secara simbolis kepada siswa siswi perwakilan dilakukan dengan pemakaian seragam oleh Mendikbud sebagai tanda dimulai Gerakan Kembali Sekolah dan Gerakan NTB Bangkit.

AYA/Hms




Presiden Jokowi Tinjau SMP Di Mataram,  Bernyanyi Bersama Siswa

Proses belajar mengajar tetap berjalan baik, meskipun seluruh proses belajar mengajar dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan tenda

Berbincang bersama Walikota Mataram, H AHYAR ABDUH

MATARAM.lombokjournal.com — Selepas Apel Kesiapsiagaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Gempa Bumi NTB di Desa Kekait Lombok Barat, Presiden RI Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya di di SMP Negeri 6 Mataram, Senin (03/09).

Tiba Sekolah yang berlokasi di Jalan Udayana itu, Presiden  didampingi Gubernur NTB Dr. TGH. M.Zainul Majdi langsung berkeliling meninjau kelayakan gedung sekolah. Serta menemui para siswa dan guru, untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan baik dan lancar.

Meskipun, sudah beberapa minggu, sejumlah ruang bangunan tidak dapat dipergunakan lagi untuk kegiatan belajar mengajar, akibat gempa bumi.

Namun, proses belajar mengajar tetap berjalan baik. Meskipun, seluruh proses belajar mengajar tersebut dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan tenda.

Usai berkeliling sekolah, Presiden disambut siswa-siswi yang saat itu serentak menyanyikan yel yel bernada seperti lagu tema Asean Games “Meraih Bintang”.

Isi lagu menceritakan doa dan harapan seluruh siswa, agar gempa bumi yang melanda Lombok, dapat segera berakhir.

Suasana menjadi meriah, karena Presiden langsung ikut bernyanyi dan berjoget dayung, seperti yang berulangkali dilakukannya saat menyaksikan pembukaan dan penutupan Asean Games, yang viral di sosial media.

Usai mengunjungi SMP 6, Presiden Jokowi melanjutkan peninjauan ke RSUD Mataram yang juga terdampak gempa.

AYA




Mendikbud Muhajir Efendi Minta Ibu-ibu Dorong Anaknya Kembali Belajar

Tenda-tenda kegiatan belajar mengajar akan didirikan di halaman sekolah, bila halaman sekolah juga rusak, pemerintah akan memasang tenda di lokasi pengungsian

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com  — Para orang tua korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB),  Diminta mendorong anak-anaknya agar  tetap belajar meski dalam kondisi yang serba sulit.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Efendi menyampaikan itu saat mengunjungi warga di pengungsian Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa (21/08).

“Ibu-ibu, kerasan tinggal di tenda?” tanya Muhajir kepada warga di pengungsian Kekait. Sontak ibu-ibu dan warga di pengungsian menjawab tidak.

“Berarti harus segera bangun rumah yah,” lanjut Muhajir.

Khusus untuk para pelajar yang berada di pengungsian, ia meminta tetap belajar meski sekolah-sekolah yang ada sudah rusak. Kemendikbud, akan terus melakukan pemasangan tenda untuk kegiatan belajar mengajar.

Muhajir mengatakan, hingga saat ini Kemendikbud telah memasang 30 tenda untuk kegiatan belajar mengajar di pengungsian. Rencananya, 50 tenda lainnya akan segera menyusul.

Nantinya, tenda-tenda untuk kegiatan belajar mengajar akan didirikan di halaman sekolah. Namun, bagi sekolah yang halamannya juga rusak, pemerintah akan memasang tenda di lokasi pengungsian.

“Saya mohon putra putri didorong belajar, tidak boleh berhenti belajar dalam keadaan apa pun, kalau terlalu lama berhenti belajar nanti kembali sekolahnya susah. Kita juga akan mengirim guru-guru konsultasi trauma dan guru untuk bimbingan kegiatan belajar mengajar,” jelas Muhajir.

AYA




Gubernur Motivasi Para Pelajar Hilangkan Trauma, Dan Terus Maju

Remisi diberikap kepada  405 orang narapidana binaan Lembaga Mataram, 10 orang narapidana mendapat pembebasan penahanan

MATARAM.lombokjournal.com – Meski musibah gempa bumi menimpa pulau Lombok beberapa minggu terakhir. Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi berharap, agar musibah ini tidak membuat semua larut dalam kesedihan. Proses belajar mengajar juga dipastikan harus segera mulai berjalan.

Gubernur menghimbau sekaligus memberi motivasi seluruh pelajar di NTB, untuk terus berjuang, demi tercapainya cita-cita menuju bangsa yang maju.

“Buang rasa takut dan kita tidak boleh tertawan oleh rasa trauma. Mari kita songsong NTB agar terus maju,” tegas Gubernur NTB, usai upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur Provinsi NTB, Jum’at (17/08).

Seperti tahun sebelumnya, pembacaan Naskah Proklamasi oleh Ketua DPRD Provinsi NTB, Hj. B. Isvi Rupaedah, MH, dilanjutkan mengheningkan cipta oleh Inspektur upacara, Pengibaran bendera merah putih oleh Pasukan Pengibar Bendera terdiri dari Putra putri terbaik dari 10 kabupaten/kota di bawah binaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTB.

Pada tahun ini, Bunga Oktaviani, siswa SMAN 3 Sumbawa Besar dipercaya membawa Baki Bendera Merah Putih yang akan dikibarkan.

Turut hadir mendampingi Gubernur NTB, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi. Dari barisan undangan yang hadir, tampak Wakil Gubernur NTB H. Muh Amin beserta istri Hj Syamsiah Muh Amin, anggota Forkopimda Provinsi NTB, Gubernur NTB periode 2003-2008 Wakil Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Azhar periode 1996-2001.

Selain itu juga hadir Sekretaris Daerah Provinsi NTB H. Rosiyadi Sayuti beserta istri Hj. Ikhsanti Komala Rimbun. Peserta upacara terdiri dari para veteran pejuang, TNI/Polri, perwakilan dari OPD Provinsi,  para siswa dan anggota pramuka.

Upacara detik-detik Proklamasi tahun ini juga dirangkaikan dengan pemberian remisi kepada 405 orang narapidana binaan Lembaga Mataram. Sementara, 10 orang narapidana mendapat pembebasan penahanan.

AYA/hms NTB

 

 




Karman Dan Athar Ajak Pemuda Nonton Bareng  Film 22 Menit

Meminimalisir ajaran radikalisme dan terorisme merasuki generasi milenial, diperlukan edukasi yang konstruktif dan terintegrasi secara sistematis dalam pola  pembelajaran

Athar dan Karman (baju putih) nonton bareng

lombokjournal.com —

MATARAM  ;   Film 22 Menit adalah film dokumentasi peristiwa Teror di perempatan Sarinah, jalan Thamrin Jakarta beberapa tahun lalu. Teror itu ditangani secara cepat oleh aparat kepolisian.

Kapolda  Metro Jaya waktu itu dipimpin oleh Jenderal Moh. Tito Karnavian, yang sekarang adalah Kapolri.

Sebagai bentuk apresiasi dan edukasi terhadap nilai-nilai patriotisme yang terkandung dalam Film 22 Menit ,       mantan Ketua DPP Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Karman BM, mengajak nonton bareng sejumlah elemen pemuda, di Studio XXI Epicentrum Mall, Kamis (26/07) .

Karman mengatakan, tujuan utamanya mengajak para pemuda  nonton bareng film 22 menit agar generasi muda bisa meresapi dan menghayati ending dari film tersebut.

“Pemuda NTB tidak boleh terjebak kedalam ideologi terorisme yang tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Karman yang saat ini menjadi caleg DPR RI dapil NTB 2 (Lombok) dari Partai Perindo menambahkan, lewat film 22 Menit  ini akan dipertontonkan betapa cepat dan tanggapnya kesatuan Kepolisian RI, khususnya Polda Metro Jaya, yang dipimpin oleh Tito Karnavian meringkus dan mengamankan para pelaku teror bom Sarinah dalam tempo 22 Menit.

“Kapolda Metro Jaya beserta jajarannya begitu cepat mengatasi aksi teror tersebut dan memulihkan keadaan,” tukasnya.

Karman melanjutkan, sebagai generasi muda cinta NKRI , dirinya mengaku kagum melihat cara kerja aparat keamanan, khususnya kepolisian dalam memberikan rasa aman dan nyaman untuk semua warga masyarakat NKRI,

“Kita harus objektif, di balik citra negatif akibat prilaku banyak oknum Polisi yang menyimpang, Kepolisian Indonesia di bawah Tito menunjukkan banyak perbaikan dan semakin mendapatkan simpati yang luas dari publik bersama TNI yang tetap setia menjaga ideologi bangsa dan NKRI,”  imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris KNPI NTB, Lalu Athari Fathullah, SE yang ikut mendampingi Karman nonton bareng film 22 Menit mengatakan, ia sangat mengapresiasi dan kagum dengan taktik dan strategi penanganan terorisme bom Sarinah tersebut.

“Aparat keamanan begitu responsif dan cerdik melumpuhkan terorisme itu,” ungkap Athari yang juga Bakal Caleg Propinsi Dapil 8 Lombok Tengah dari Partai Perindo .

Athari menambahkan, generasi muda NTB hendaknya menjauhi ajaran-ajaran radikalisme yang tidak sesuai dengan ideologi negara maupun kaidah agama.

“Perilaku Radikalisme itu berawal dari sikap  dan cara pandang yang tidak toleran terhadap perbedaan,” tambah Bacaleg Muda dapil Lombok Tengah asal Partai Perindo ini.

Baik Karman maupun Athari, sepakat untuk meminimalisir ajaran radikalisme dan terorisme merasuki generasi milenial diperlukan edukasi yang konstruktif dan terintegrasi secara sistematis dalam pola  pembelajaran.

“Tidak ada salahnya materi  Pendidikan Moral Pancasila dan Penataran  P4 dihidupkan lagi yang disesuaikan kurikulum pendidikan saat ini,” lanjut Athar

Terakhir Karman juga menyampaikan terima kasih Kepada jajaran  Polda NTB yang mensupport acara nonton bareng film 22 Menit.

“Polda NTB turut mensupport acara nonton bareng ,” pungkasnya.

Me




Sistim Zonasi Penerimaan Siswa Baru, Banyak Calon Siswa Terpental Dari Sekolah Negeri

Daya tampung penerimaan Siswa Baru SMA/SMK berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan hanya bisa ditolerir sampai dengan dua belas (12) kelas

MATARAM.lombokjournal.com —  Banyak para calon siswa yang tidak lulus dalam penerimaan siswa baru SMA/SMK yang baru saja selesai digelar. Tingginya persaingan dalam penerimaan siswa baru melalui sistim zonasi, mengakibatkan banyak anak-anak terpental dalam seleksi dan terancam tidak bisa bersekolah di sekolah negeri.

Sementara itu, untuk mendaftar ke sekolah di luar zonasi yang tingkat pesaingnya dianggap kurang, justru dihadang oleh aturan sistim zonasi.

Karena itu, ratusan orang tua siswa di Kota Mataram mengadukan nasib anak mereka ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, Kamis (12/07)

“Belum lagi banyaknya peminat di zonasi tempat mereka tinggal membuat anak-anak kami harus terpental dan tidak diterima untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMA/SMK Negeri. Kami datang ke Dinas Dikbud NTB ini meminta kebijaksanaan dari Pemerintah untuk kelanjutan sekolah anak-anak kami,” ujar salah seorang orang tua siswa, yang mewakili perasaan ratusan orang tua siswa lainnya di Kantor Dinas Dikbud Provinsi NTB.

Bentuk aksi protes orang tua siswa tersebut merupakan keinginan dan atau harapan dari para orang tua siswa agar anak-anak mereka tetap bisa melanjutkan sekolah di sekolah lanjutan atas seperti SMA/SMK Negeri.

Menanggapi protes ratusan orang tua siswa tersebut, Sekretaris Dinas Dikbud Provinsi NTB, H Syukran, mengatakan hal yang wajar wajar jika para orang tua siswa ini merasa was-was anaknya tidak bisa bersekolah.

“Kita akan mengupayakan suatu solusi agar para orang tua siswa ini tidak lagi merasa was-was anaknya tidak bisa lagi bersekolah. Setelah melakukan pendataan ini, solusi yang kami lakukan adalah bisa saja kita tempatkan mereka ke sebuah sekolah tertentu atau kesekolah tempat mereka mendaftar sebelumnya,” ujar H Syukran di sela-sela dirinya sibuk menyambuat aksi protes orang tua siswa.

Menurut Syukran, daya tampung penerimaan Siswa Baru SMA/SMK berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan hanya bisa ditolerir sampai dengan dua belas (12) kelas. Sedang para peminat melebihi dari kuota kelas yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri.

Disisi lain, menurut Syukran, minat atau animo para orang tua siswa untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SMA/SMK Negeri juga masih sangat besar.

“Padahal banyak juga sekolah-sekolah swasta yang memiliki kualitas yang cukup baik akan tetapi masyarakat masih melihat sekolah-sekolah Negeri sebagai sekolah favorit,” timpalnya.

Wakil Ketua DPRD NTB, H Abdul Hadi, berharap agar apa yang dikeluhkan oleh masyarakat dapat diperhatikan oleh Pemerintah. Terutama dalam upaya memperbaiki sistim zonasi ini ke depannya.

“Jadi antara nilai skill atau prestasi anak dengan nilai perengkingan anak-anak yang mengikuti test ujian masuk itu dapat dipadukan, sehingga ada proporsi penerimaan yang ideal bagi anak-anak yang ingin bersekolah di zonasi nya masing-masing,” pungkasnya.

AYA




Komisi I Akan Panggil Dikpora KLU Terkait Guru Yang Dipecat

Sarbiniwati yang sudah mengabdi sejak 13 tahun itu mengaku pernah beberapa kali mengadukan ke Dikpora dan UPTD setempat, namun tidak kunjung mendapatkan solusi

Ketua Komisi I DPRD KLU. Ardianto.(Foto Danu)

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Komisi I DPRD KLU berencana akan memanggil Dikpora terkait pemecatan Sarbiniwati, seorang guru honorer di SDN 3 Anyar oleh Kepala Sekolahnya beberapa waktu lalu.

“Jika nanti ternyata belum ada solusi, kita akan panggil Dikpora dan UPTD, termasuk guru yang dipecat (Sarbiniwati-red),” kata Ketua Komisi I DPRD KLU, Ardianto, Senin (02/07).

Ardianto, menambahkan, pihaknya meminta Sarbini tetap masuk mengajar sampai dengan keluarnya SK pemberhentian. Karena secara administrasi ia masih tercatat sebagai guru honorer di sekolah tersebut.

“Semestinya persoalan ini bisa diselesaikan diinternal UPTD, sehingga status bu Sarbini tidak menggantung dan bisa mendapatkan hak-haknya,” tukasnya lagi.

Sebelumnya, Sarbiniwati mengaku dipecat secara lisan oleh Kepala Sekolah pada tanggal 7 Juni lalu, setelah menolak ditunjuk sebagai guru agama.

“Hanya pemecatan lisan, belum ada secara tertulis. Saya awalnya guru kelas, dan menolak sebagai guru agama karena itu bukan bidang saya. ” tukasnya.

Perempuan yang sudah mengabdi sejak 13 tahun lalu itu juga mengaku pernah beberapa kali mengadukan persoalan ini ke Dikpora dan UPTD setempat, namun tidak kunjung mendapatkan solusi.

“Honor selama tiga bulan sebelumnya juga belum dibayarkan. Saya berharap bisa kembali mengajar,” harapnya.

Sarbiniwati tercatat sebagai guru honorer di SDN 3 Anyar Kecamatan Bayan sejak tahun 2013 lalu, setelah sebelumnya mengajar di SDN 1 Loloan.

DNU