Lolos Final, Tufail Dijenguk Bupati Lobar

Pemkab Lobar juga memiliki kegiatan rutin membumikan Al-Qur’an kepada masyarakat dengan menggelar dan mendorong seluruh tingkatan pemerintah lingkup Lobar untuk mengadakan Ngaji Bersama sampai khatam 30 juz

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com —  Kafilah Lombok Barat (Lobar),  yang ikut MTQ Nasional XVII di Medan, Sumatera Utara, mendapat kunjungan Bupati Lombok Barat (Lobar), H Fauzan Khalid.

Selain memenuhi janjinya untuk datang, Bupati Fauzan bermaksud memberi semangat kafilah asal Lobar.

Fauzan didampingi Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesra yang sekaligus merupakan Ketua LPTQ Lobar, H Fathurrahim menyempatkan diri mengunjungi kafilah Lombok Barat yang menginap di Hotel Saka Primier Medan, Kamis (11/10).

“Kita datang membayar janji untuk datang. Alhamdulillah ada yang masuk final,” ujar Fauzan.

Untuk itu, tambah Fauzan, ia berharap masyarakat NTB dan Lobar secara khusus bisa ikut mendo’akan para peserta bisa meraih prestasi di ajang musabaqah itu.

Fauzan dan rombongan ditemui oleh Ketua Kafilah NTB, Kabag Keagamaan Biro Kesra Provinsi NTB, H. Aziz Fahmi beserta 7 anggota kafilah asal Lobar.

Kontingen dari Provinsi NTB berjumlah 80 orang, baik peserta maupun pendamping. Mereka berlomba untuk seluruh mata lomba. Namun baru 6 orang dari mereka yang telah dipastikan masuk final, salah satunya Tufail Lutfisalsabila dari Lobar.

Mengikuti sukses penyelenggaraan MTQ ke 26 di NTB tahun lalu, kali ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun menggelar seluruh mata lomba di 7 titik lokasi yang berbeda-beda.

Gelaran syiar Islam ini berlangsung sejak tanggal 6 Oktober lalu dan direncanakan ditutup pada esok hari, Jum’at tanggal 11 Oktober 2018.

Fauzan Khalid sendiri akan bertolak dari Medan esok pagi.

“Kalau sudah menyaksikan Tufail berlomba, baru kita bisa pulang,” pungkas Fauzan sambil senyum.

Pemkab Lobar memiliki komitmen tinggi dalam pembinaan Kajian Al-Qur’an, dan akan memberi penghargaan khusus kepada para juara MTQ dan pembinaan LPTQ,

Pemkab Lobar juga memiliki kegiatan rutin membumikan Al-Qur’an kepada masyarakat dengan menggelar dan mendorong seluruh tingkatan pemerintah lingkup Lobar untuk mengadakan Ngaji Bersama sampai khatam 30 juz.

Kegiatan itu diberi tajuk “Khatmul Qur’an” yang digelar tiap bulan, baik di Rumah Dinas Bupati atau di tempat lain secara bergiliran

Harry




Guru Honorer Minta Dipermudah Jadi PNS

Dengan melakukan hearing, IGI NTB berharap pemerintah bisa mengetahui, di NTB masih ada 34.000 guru honorer yang perlu diperhatikan nasibnya

Ernawati

MATARAM.lombokjournal.com — Ikatan Guru Indonesia Nusa Tenggara Barat (IGI NTB) meminta pemerintah untuk mempermudah guru honorer yang ingin menjadi PNS.

Permintaan ini dilakukan menyusul adanya pembatasan maksimal usia 35 tahun dalam seleksi CPNS tahun 2018 yang dituangkan dalam Permenpan RB Nomer 36 tahun 2018.

“Kalaupun ada pengangkatan untuk CPNS, Saya berharap sekali guru-guru honorer ini diakomodir.” ujar Ketua IGI NTB, Ermawati di Mataram ,Senin (08/10).

Pembatasan usia dalam seleksi CPNS 2018 dinilai tidak relevan dan tidak berpihak dengan guru honorer. Sebab ditinjau dari kinerja, guru honorer juga telah bekerja secara profesional untuk kepentingan generasi bangsa.

“Nasib teman-temen saat ini seperti di ombang-ambingkan, dan saya katakan pemerintah tidak berpihak kepada guru honorer. Padahal kinerjanya tidak kalah dengan yang PNS,” kata Ermawati.

Melihat jasa dan pengabdiannya, seharusnya pemerintah mengutamakan guru honorer dalam rekruitmen CPNS 2018 tanpa pembatasan usia.

“Giliran meminta perbaikan nasibnya, pemerintah sepertinya tidak memperhatikan, saya berharap pemerintah menggunakan hati nurani, guru – guru ini perlu perbaikan nasib,” tegas Ermawati.

Guna membahas persoalan nasib guru honorer, dalam waktu dekat IGI NTB berencana melakukan hearing ke DPRD, Dinas Pendidikan, dan Gubernur NTB.

Dengan melakukan hearing, IGI NTB berharap pemerintah bisa mengetahui, di NTB masih ada 34.000 guru honorer yang perlu diperhatikan nasibnya.

“Ikatan Guru Indonesia NTB akan memfasilitasi teman-teman untuk hearing di tingkat provinsi,” terang wanita yang juga sebagai Penasehat Forum Guru Honorer NTB.

AYA

 




20 Siswa SMKN 2 Sumbawa Melanjutkan Pendidikan Di Nanjing Polytechnic Institute, Cina

Program beasiswa pendidikan ke luar negeri seperti yang diprakarsai SMKN 2 Sumbawa, bisa diadopsi sekolah-sekolah lain yang ada di NTB

lombokjournal.com —

SUMBAWA ; Sebanyak 20 siswa SMKN 2 Sumbawa mendapatkan program beasiswa pendidikan ke Cina. Mereka akan melanjutkan pendidikan di Nanjing Polytechnic Institute.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc , melepas keberangkatan 20 siswa  tersebut dalam sebuah acara yang digelar di Aula SMKN 2 Sumbawa, Kamis (04/10).

Gubernur NTB mengaku bangga atas prestasi para siswa dari Sumbawa. Ia juga mengapresiasi jajaran SMKN 2 Sumbawa yang memiliki program kerjasama beasiswa pendidikan ke Cina bagi siswa-siswinya.

“Terima kasih, program kerja SMKN 2 Sumbawa sangat luar biasa,” ujar Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB.

Meski mampu mendapatkan beasiswa ke luar negeri, namun para calon mahasiswa itu diingatkan hidup di luar negeri tidak selamanya enak dan nyaman. Semua butuh perjuangan dan keuletan.

Gubernur Zulkieflimansyah berpesan, agar sukses mengenyam pendidikan di luar negeri mereka harus tekun dan rajin belajar. Tidak boleh bermalas-malasan dan tetap semangat meski jauh dari kampung halaman.

Namun ia yakin, kalau anak-anak NTB tersebut mampu menaklukan tantangan kehidupan di luar negeri, dan meraih masa depan yang luar biasa.

Gubernur berharap, program beasiswa pendidikan ke luar negeri seperti yang diprakarsai SMKN 2 Sumbawa, bisa diadopsi sekolah-sekolah lain yang ada di NTB.

Menurutnya, hal itu sangat mendukung salah satu program Pemprov NTB untuk mengirimkan 1000 mahasiswa ke luar negeri setiap tahunnya.

Kepala sekolah SMKN 2 Sumbawa, Yuyun Mardiana, S.Pd, menyampaikan, program beasiswa pendidikan ke Cina merupakan bentuk tanggung jawab pihak sekolah atas masa depan anak didiknya.

“Ini merupakan tahun keempat pengiriman siswa yang telah dilaksanakan oleh SMKN 2 Sumbawa Besar untuk seluruh pelajar di Sumbawa,” jelasnya kepada Gubernur NTB.

jumlah siswa/siswi yang sudah dikirim sejak angkatan pertama pada tahun 2015 sebanyak 3 orang, di tahun 2016 sebanyak 14 org ( 9 SMK dan 6 SMA), untuk tahun selanjutnya sebanyak 16 orang,.

Pada tahun 2017 18 orang (11 SMK  dan 7 SMA) dan untuk tahun 2018 ini akan diberangkatkan sejumlah 20 orang (13 SMK dan 7 SMA).

Yuyun  berharap, program beasiswa seperti ini ke depan bisa lebih ditingkatkan dan diterapkan di sekolah-sekolah lain.

Dukungan dari pemerintah daerah, baik itu  provinsi maupun kabupaten sangat diharapkan agar Visi mewujudkan NTB Gemilang dapat cepat diwujudkan.

Hadir dalam pelepasan Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah, pimpinan DPRD Kabupaten Sumbawa , Anggota komisi XI DPR RI Ecky Awal Muharram, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB H. Muh Suruji, seluruh Kepala Sekolah sep ulau Sumbawa dan para orang tua siswa.

AYA/hms

 

 




Tradisi Bebadak Pengkayak, Ungkapan Rasa Syukur Warga Desa Sapit 

Rasa  syukur kepada Sang Pencipta atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga masyarakat bisa menikmati hasil pertanian

LOMBOK TIMUR.lombokjiurnal.com — Warga Desa Sapit  di Lombok Timur hingga saat ini masih mempertahankan dan melestarikan adat istiadat dan budaya warisan leluhurnya, di tengah arus perubahan zaman yang semakin modern.

Budaya tersebut salah satunya adalah tradisi Bebadak Pengkayak dalam ritual Bebubus Batu. Tradisi ini dilakukan setiap tahun pasca panen hasil pertanian.

Tujuannya, yakni melaporkan hasil panen sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga masyarakat bisa menikmati hasil pertanian.

Acara tradisi Bebadak Pengkayak ini kembali digelar masyarakat, Rabu (03/10) pukul 14.00 Wita, di Dusun Batu Pandang Desa Sapit Kecamatan Suela, Lombok Timur.

Tradisi tersebut berlangsung di tempat khusus, yang dinamakan Kampu, begitu masyarakat menyebutnya.

Pantauan lombokjournal.com, ritual dipimpin oleh Pemangku, yang diiringi oleh Kiyai, Penghulu, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat menggunakan pakaian khas Desa Sapit.

Di tempat itu sesaji pun mulai dijejerkan. Di antaranya, buah pisang dan jenis makanan tradisional lainnya.

Ada juga berupa dulang nare kayu, yakni wadah yang dihiasi beberapa jenis makanan. Kemudian warga dan tamu undangan menempati ruang kosong, duduk rapi mengelilingin sesaji.

Selain itu, dilakukan pemotongan sepasang ayam kampung oleh kiyai dan tokoh masyarakat setempat.

Selanjutnya sesaji tersebut disebar oleh pemuda setempat keempat titik yang sering disebut dengan sesampang.

“Sesampang di pasang di empat titik, yaitu di Batu pajeng, Pancoran, Batu Pangan dan di Kampu,” kata Jannatan, pemerhati budaya Desa Sapit, Rabu (03/10).

Pertama, sesampang atau sesaji ditaruh sekitar 200 meter dari kampu. Lokasi itu sering disebut dengan batu Pajeng atau Payung.

“Lokasi batu payung ini sebenarnya sejenis batu dolmen yang pada zaman megalitikum dijadikan tempat suci,” ungkap Jannatan, disela-sela acara.

Lokasi kedua ditaruh di tengah sawah, di tengah tanaman padi, sebagai bentuk simbol ritual keselamatan tanaman. Sementara sesampang terakhir, ditempatkan di depan kampu bebubus batu sebagai tugu kampung.

“Di kampu ini ada sebuah menhir, semacam tugu batu,” tuturnya.

Selang beberapa menit saat setelah sesaji disebar, diambil kembali dan kemudian disantap secara bersama-sama dari segala macam jenis makanan. Tentunya, dimulai dengan zikir yang dipimpin oleh seorang Kiyai.

Sebagai gambaran, sebelum menuju kampu, yang paling depan dan iringan langkah pertama kali dilakukan oleh pemangku adat sambil membawa bokor. Kemudian diikuti oleh barisan perempuan dan laki-laki dengan berjalan kaki.

Tak seorang pun yang boleh mendahului langkah pemangku adat sepanjang perjalanan, kecuali sesudah mencapai kampu.

Razak




Pemerintah Diminta Beri Perhatian Guru Honorer Yang Lama Mengabdi

Pemerintah pusat harus mengambil kebijakan yang berpihak kepada para guru honorer yang sudah lama mengabdikan diri, salah satunya menjadi PNS

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Ratusan guru honorer kategori 2 (K2)Lombok Barat melakukan aksi long mach di kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat beberapa waktu lalu.

Guru honorer tersebut menuntut status menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Lantaran, nasib mereka terbentur usia maksimal untuk mengikuti seleksi CPNS 2018. Padahal masa pengabdian mereka di dunia pendidikan sudah lama.

Meski demikian, pengangkatan pegawai negeri sipil (PNS) merupakan kebijakan pemerintah pusat. Daerah hanya mengusulkan sesuai kebutuhan dan pusat akan menghitung rasio pegawai dengan jumlah penduduk.

Hal tersebut mendapat perhatian dari kalangan dewan Lombok Barat (Lobar). Salah satunya dari H. Sulhan Muhlis, fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

Wakil Ketua DPRD Lobar itu mengatakan, pemerintah pusat seharusnya memberikan peluang kepada para guru yang sudah lama mengabdi di sekolah yang ada didaerah.

“Mereka sudah teruji pengabdiannya tanpa harus pemerintah membatasi dengan persyaratan umur dan hal- hal lain. Yang justru menutup peluang para guru honorer tersebut,” ungkap Sulhan, kepada lombokjournal.com, saat dihubungi via WhatsApp, Senin (01/10) malam.

Salah satu upaya yang ditempuh, lanjut Sulhan, yakni mendesak pemerintah pusat untuk memberikan ruang kompetisi yang fair dan kebijakan afirmatif melalui partai politik ditingkat pusat.

“Sebagai unsur pemerintah daerah, kita akan menyampaikan ini ke pemerintah pusat eksekutif melalui kementerian terkait. Disuarakan oleh anggota DPR RI partai kami  (PKB),” terangnya.

Ditegaskan Sulhan, pemerintah pusat harus mengambil kebijakan yang berpihak kepada para guru honorer yang sudah lama mengabdikan diri, salah satunya menjadi PNS.

“Sebagai bentuk penghargaan pemerintah atas jasa-jasa para guru honorer yang telah banyak mendidik. Sehingga menjadi bangsa yang cerdan dan memiliki sumber daya manusia, ” jelasnya.

Razak




Warga Desa Sapit Akan Gelar Tradisi Pembadak Pengkayak Dalam Ritual ‘Bebubus Batu’, Seperti Apa ?

Tujuannya  untuk meminta kepada sang pencipta jagat raya, agar segala jenis tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama dan penyakit guna mengharapkan hasil yang melimpah

OMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Warga Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) akan menggelar acara adat, yakni tradisi bebadak pengkayak dalam beberapa hari kedepan.

Tradisi Bebadak Pengkayak merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk melaporkan hasil panen kepada sang pencipta atas rahmat dan hidayah-Nya,  sehingga masyarakat bisa menikmati hasil atas kehendaknya.

“Hari Rabu, tanggal 3 Oktober 2018, acara bebadak pengkayak dalam budaya bebubus batu,” ucap salah seorang pemuda setempat, Jannatan, kepada lombokjournal.com, Minggu (30/09).

Dikatakan Jannatan, bahwa tradisi bebadak pengkayak ini bagian dari ritual Bebubus Batu yang dilakukan masyarakat Desa Sapit sejak zaman dahulu.

“Bebubus batu adalah sebuah tradisi yang di lakukan oleh masyarakat Dusun Batu Pandang, Desa Sapit Kecamatan Suela sejak ratusan tahun silam,” ingatnya.

Ritual bebubus batu dilakukan dua kali dalam setahun. Ritual pertama dilakukan selesai musim tanam dengan nama Bubus Batu. Tujuannya  untuk meminta kepada sang pencipta jagat raya, agar segala jenis tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama dan penyakit guna mengharapkan hasil yang melimpah.

Sementara, ritual kedua dilakukan selesai panen. Nah, pada ritual inilah dinamakan Badak Pengkayak, yakni melaporkan hasil panen kepada sang pencipta jagat raya.

“Ritual bebubus batu bebadak pengkayak cukup berbeda dengan periode penanaman. karena, acara periode ini di lakukan dengan hiburan mulai dari persiapan hingga menuju kampu tempat ritual dilakukan,” ungkap Jannatan.

Lebih lanjut Jannatan menjelaskan, ritual bebubus batu di pimpin oleh pemangku yang diiringi oleh kiyai, penghulu, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan pakaian khas Desa Sapit.

Masing-masing membawa dulang atau nare kayu, yakni wadah yang dihiasi beberapa jenis makanan serta dua pasang ayam yang digunakan untuk melaksanakan ritual.

Jannatan menambahkan, persiapan ritual ini selama lima hari sebelum puncak acara. Setelah itu, ancang-ancang persiapan dengan jejeran perempuan dan Laki-laki yang dipimpin oleh pemangku adat bersiap-siap untuk melanjudkan acara.

Para perempuan yang sudah siap dengan pakaian khas, kain Sangkep sebagai kemben dan kain Jegek sebagai baju yang kemudian mengambil peran masing-masing menjunjung dulang kayu yang sudah dihiasai berbagai macam jenis makanan.

Pihak laki-laki mengiringi setiap langkah dengan tetabuhan gamlean menuju kampu bebubus batu,” katanya.

Setiba di kampu, sesajenpun mulai dijejerkan, kemudian diikuti dengan barisan warga dan tamu undangan menempati ruang kosong, duduk rapi mengelilingin sesaji, pemotongan sepasang ayam kampung oleh kiyai dan tokoh masyarakat.

Pembacaan daun lontar dengan menyebut Nabi Adam dan Nabi lainya, juga nama nama para wali kekasih Allah, mengirimkan Alfatehah pada setiap sebutan. Hal tersebut bertanda acara ritual bebubus batu sudah mulai.

Zikir pun dimulai dengan dibimbing oleh kiyai desa, yang kemudian sesaji di sebar ke tiga titik yang sering disebut dengan sesampang. Titik pertama ditaruh sekitar 200 meter dari kampu. lokasi itu sering disebut dengan batu Pajeng atau Payung.

“Lokasi batu payung ini sebenarnya sejenis batu dolmen yang pada zaman megalitikum dijadikan tempat suci dan tempat penguburan mayat,” tutur Jannatan.

Lokasi kedua ditaruh ditengah sawah, ditengah tanaman padi, sebagai bentuk simbol ritual keselamatan tanaman. Sementara sesampang terakhir, ditempatkan didepan kampu bebubus batu sebagai tugu kampung.

“Kampu ini sendiri sebenarnya bukan sebuah makam atau tempat keramat. Namun di kampu ini ada sebuah menhir, semacam tugu batu,” terang dia.

Razak




Pemuda Ini Menemukan Benda Bersejarah Di Desa Sapit, Lombok Timur

Benda-benda bersejarah ini akan disimpan dan rencananya mereka akan membuat musium desa

Batu besar bertuliskan aksara kuno (foto : Jannatan)

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com– Pemuda Desa Sapit Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menemukan benda bersejarah di Dusun Batu Cangku, Desa Sapit, Kamis (20/09) pukul 10.00 Wita.

Benda yang ditemukan di tengah pematang sawah warga Kesubakan Tempos itu berupa kendi, piring, tampungan air atau bong yang di dalamnya ada keris dan bukalan tanah yang belum diketahui jenis apa.

“Kita temukan di sawah  kesubakan tempos Dusun Batu Cangku Desa Sapit Kecamatan Suela,” ungkap Jannatan, pemuda Desa Sapit yang juga ikut menemukann benda bersejarah tersebut, kepada lombokjournal.com, saat ditemui di kediamannya, Jumat (28/09) siang.

Jannatan menjelaskan, penemuan benda bersejarah itu dilakukan dengan cara tidak disengaja, tanpa rencana apa pun.

Awalnya, mereka menggali tanah untuk dijadikan kolam yang rencananya untuk membuka lesehan warung makan agar potensi Desa Sapit bisa dioptimalkan sebagai Desa Ekowisata.

“Bermula saat teman – teman pemuda Pusaka Desa melakukan penggalian potensi desanya. Namun pada pengembangan kali ini teman-teman menggali kolam untuk mempersiapkan pembuatan lesehan,” terangnya.

Entah kenapa pada penggalian satu meter mereka menemukan beberapa jenis artepak yang di perkirakan fase keramik.

“Yang pertama kali menemukan adalah Rony, Akir, Eril, Asrori dan Zul. Kemudian saya dan Raham menyusul,” sebut Jannatan, sapaan akrabnya.

Ternayata tak hanya benda tersebut. Para pemuda Sapit juga menemukan jenis benda kuno. Berupa batu besar yang bertuliskan aksara kuno.

“Di tempat terpisah kami mendapatkan batu yang bertulis, dengan tulisan kuno. Yang kemudian di angkut oleh Maturi, Lopi, Saya dan Rahman,” tutur Jannatan, pria lulusan FATEPA Universitas Mataram ini.

“Penemuan ini pada hari Kamis, tanggal 20 jam 10 (Wita). Kalau yang kendi, piring, bong dan bulatan gumpalan tanah itu banyak. Namun kalau batu cuma satu,” tambahnya.

Selanjutnya, dikatakan Jannatan benda-benda bersejarah ini akan disimpan dan rencananya mereka akan membuat musium desa.

“Rencanaya kita simpan untuk membuat musium desa,” ucapnya singkat.

Saat ditanya apakah sering menemukan benda-benda kuno atau benda bersejarah di Desa? Jannatan kembali menjelaskan, penemuan kali ini bukan pertama kali saja. Namun, jauh sebelumnya benda-benda kuno kerap kali ditemukan di Desa Sapit.

“Sengaja kita sembunyikan semua hasil penemuan kita, untuk kita publikasikan nanti pada pengukuhan lembaga adat Desa Sapit,” jawabnya.

Razak




Beasiswa Ke Luar Negeri Dimulai, Bulan Oktober 21 Mahasiswa Ke Polandia

Pengalaman di luar negeri diyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB

MATARAM.lombokjournal.com —  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengirimkan 1.000 mahasiswa beasiswa kuliah S2 keluar negeri tiap tahun. Tahap pertama, ada 21 penerima beasiswa akan dikirim ke Polandia pada Oktober mendatang.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit  jika ada kemauan. Aanimo masyarakat terbukti cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.

“Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 21 orang untuk tahap pertama,” ujarnya,  Kamis (27/09).

Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri, yang terbagi pada dua tahap setiap tahun. Zul mengaku banyak yang mencibir programnya, namun ia optimistis akan dapat terealisasi.

“Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah Anda jangankan 1.000 orang, 2 ribu orang juga bisa,” tegasnya

Zul menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan.

Dengan adanya pengalaman tersebut, Zul meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.

“Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat,” katanya.

Mengenai Polandia, Zul menilai karena biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Tidak menutup kemungkinan, NTB akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.

“(Kenapa Polandia) karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis (pendidikan),” jelasnya.

Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari APBD, melainkan sponsor dari pelaku usaha.

Menurutnya, kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal.

 

“Kita cari teman-teman yang bisa sponsori kalau bagus baru kita bisa ngomong ke APBD, kalau belum-belum (pakai) APBD diprotes anggota dewan kita. Coba bayangkan ada 1 000 dunia usaha, apa susah bagi pengusaha kirim satu mahasiswa,” katanya.

AYA




Alunan Budaya Desa ke-4,  Fashion Show Kain Tenun Konsep out door Di Persawahan

Merupakan inovasi dari pemuda desa setempat, agardapat mempromosikan potensi kain tenun Pringgasela kepada masyarakat luas

SELONG.lombokjournal.com – Para pemuda di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur akan menggelar event Alunan Budaya Desa. tahun ke empat, menyajikan fashion show khusus kain tenun

Menenun salah satu budaya yang masih lestari di Kecamatan Pringgasela. Dalam event ini menadikan fashion show khusus kain tenun ini sebagai tema besar.

”Tahun lalu kami menghadirkan setidaknya 1.350 penenun yang dapat disaksikan pada puncak acara. Tahun ini kami akan hadirkan fashion show dengan bahan utama kain tenun,” kata Panitia Alunan Budaya Desa ke empat 2018, Nifo Winona Algosyah S.Pt, Rabu (26/09).

Event ini akan diselenggarakan pada 27 Oktober hingga 3 November , dan untuk fashion show akan dilaksanakan pada 28-31 Oktober.

Ini menari, karena kali pertama fashion show akan diadakan dengan konsep out door di lahan persawahan dengan latar pemandangan Gunung Rinjani. Tema fashion show ini ialah Warna dan Irama Tenun dengan tagar An Elaborate Fashion Show Tenun.

”Ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa kain tenun Pringgasela tidak hanya dibuat menjadi sarung, melainkan beragam barang jadi siap pakai. Seperti pakaian, sepatu, tas dll,” ujarnya.

Fashion show ini dapat diikuti oleh peserta dari mana saja. Dengan syarat, fashion yang akan dipertontonkan berbahan dasar tenun Pringgasela.

Ini akan dibuat seperti kompetisi kain tenun bagi desainer-desainer lokal yang berbakat. Melalui kompetisi ini peserta mampu berkreasi dan berinovasi untuk mendesain kain tenun Pringgasela tersebut menjadi sebuah karya (busana).

Sehingga tidak sebatas memiliki unsur keindahan dan komersil saja, namun juga memiliki nilai kearifan budaya lokal yang tinggi.

Ketua Panitia Alunan Budaya Desa ke empat tahun 2018  Azizan Zuhri S.P mengatakan , event ini merupakan kesempatan yang baik bagi siapa saja untuk menunjukkan kemampuannya dalam merancang desain busana berbahan kain tenun.

Kegiatan ini merupakan inovasi dari pemuda desa setempat, agardapat mempromosikan potensi kain tenun Pringgasela kepada masyarakat luas.

“Kami berharap semakin banyak yang tahu tentang Kain Tenun Pringgasela ini. Dengan demikian, budaya dan kesenian ini bisa terus lestari. Selain itu juga bisa mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain kerajinan tenun, Kecamatan Pringgasela memiliki banyak potensi destinasi wisata. Pendakian Rinjani melalui Jalur Timbanuh, arung jeram di Sungai Mencerit, Kolam Renang Putri Duyung, Air Terjun Mayung Polak, Wisata Pancor Datok dan banyak lainnya.

Meski demikian Alunan Budaya Desa ini tetap menonjolkan budaya asli masyarakat Pringgasela. Karena selain Fashion show, ada pula pagelaran musik, wayang dan tari tradisional.

Ia berharap kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat. Kearifan lokal tetap terjaga, anak muda semakin mencintai budayanya dan memererat tali silaturhami.

Selain itu, ia juga berharap tahun berikutnya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Pemerintah Provinsi NTB hingga Kementerian dapat membantu mempromosikan kegiatan ini. Sehingga dapat diketahui oleh banyak orang dan wisatawan.

AYA (* ).




Najmul Akhyar;  Edukasi Tentang Mitigasi Perlu Ditingkatkan

Guncangan gempa yang meluluhlantakkan Lombok Utara pada Agustus memberikan pelajaran besar bagi masyarakat untuk memahami tentang kondisi daerahnya

MATARAM.lombokjournal.com – Bupati Lombok Utara, H Najmul Ahyar mengatakan, sosialisasi dan edukasi tentang mitigasi bencana perlu ditingkatkan, Selasa , (25/09)

Sebenarnya, sebelum gempa Pemkab Lombok Utara (KLU) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara telah melakukan program mitigasi bencana ke sekolah-sekolah.

Saat ini, peningkatan pemahaman masyarakat tentang kondisi wilayahnya yang rawan bencana makin menjadi perhatian Pemerintah KLU, yang mengalami gempa hebat dengan korban jiwa yang tidak sedikit.

“Mitigasi bencana menjadi bekal untuk anak-anak dan warga kita untuk menghadapi bencana,” ujar Najmul Akhyar.

Dia menilai, guncangan gempa yang meluluhlantakkan Lombok Utara pada Agustus memberikan pelajaran besar bagi masyarakat untuk memahami tentang kondisi daerahnya.

“Masyarakat secara umum harus dipersiapkan, dengan adanya musibah ini menjadi ruang untuk memberi pemahaman ke masyarakat tentang bencana,” katanya.

Najmul juga akan memasukan materi mitigasi bencana ke kurikulum di seluruh sekolah yang ada di Lombok Utara.

“Rencana, saya masukan kurikulum (mitigasi bencana) dari SD sampai SMA, walau SMA bukan urusan kabupaten tapi dalam konteks kepentingan memahami kebencanaan kami akan masukan nanti dalam tahun ajaran baru,” pungksnya

AYA