IKIP Mataram Wisuda 636 Sarjana, Periode I Tahun Akademik 2018/2019

Yayasan IKIP Mataram sejak tahun 2018 menyediakan beasiswa untuk siswa berprestasi yang ingin melanjutkan studi di IKIP Mataram dalam berbagai bidang, seperti Tahfiz AlQuran, Juara  Olahraga, dan lain-lain

MATARAM.lombokjournal.com — IKIP Mataram mewisuda Program Magister Pendidikan dan Sarjana Pendidikan Periode I Tahun akademik 2018/2019, Rabu (12/12) 2018 di Hotel Lombok Raya.

Mahasiswa yang diwisuda berjumlah 636 orang dengan rincian;

  • Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 158 orang
  • Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA (FPMIPA) 121 orang
  • Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 259 orang, terdiri dari wisudawan mahasiswa reguler 137 orang dan mahasiswa program sarjana kependidikan guru dalam jabatan (PSKGDJ) 122 orang
  • Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) 98 orang, terdiri dari jenjang S1 96 orang, dan jenjang S2 sebanyak 2 orang.

Dari total jumlah wisudawan, sebanyak 64 orang lulus dengan predikat cumlaude (Dengan Pujian), dan Peraih IPK Tertinggi atas nama Hifzani Nurwanti dari Program studi Pendidikan Kimia dengan IPK 3,84.

Rektor IKIP Mataram Prof. Kusno, DEA.,Ph.D  saat menyampaikan sambutan memaparkan, kebutuhan pendidikan di masa depan sesuai dengan revolusi industri 4.0.

“IKIP Mataram sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan terus mempersiapkan dan menyiapkan diri dalam menghadapi perkembangan zaman khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Prof Kusno.

Menurutnya, sebagai institusi yang Terakreditasi B dari BAN PT, IKIP Mataram secara konsisten melakukan upaya peningkatan kualitas SDM dan pelayanan.

Ketua Yayasan Pembina IKIP Mataram, H.L. Rusmiady mengapresiasi perkembangan IKIP Mataram yang secara kontinyu membangun sistem yang baik di internal.

“Sehingga Sistem Organisasi dan Tata Kerja, sistem pelayanan, kualitas dosen dan karyawan semakin menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Hal ini terbukti dengan peringkat Akreditasi IKIP Mataram yaitu B dari BAN PT, ” kata Rusmiady.

Yayasan IKIP Mataram sejak tahun 2018 menyediakan beasiswa untuk siswa berprestasi yang ingin melanjutkan studi di IKIP Mataram dalam berbagai bidang, seperti Tahfiz AlQuran, Juara  Olahraga, dan lain-lain.

Kebijakan pemberian beasiswa prestasi tersebut berlanjut pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2019. Bagi yang mau berprestasi atau meningkatkan prestasi mari kuliah di kampusnya mahasiswa berprestasi, ajaknya penuh semangat.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Flores Timur, Bernardus Beda Keda mewakili Pemerintah Daerah Flores Timur, menyampaika terima kasih dan penghargaan kepada  IKIP Mataram yang bersedia bekerjasama dalam membantu peningkatan kualitas guru olahraga di Flors Timur melalui Program Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan (PSKGDJ).

Dalam wisuda kali ini, juga diwisuda  111 guru olahraga Flores Timur di tambah 11 dari Kabupaten Lembata.

“Kami berharap kerjasama dengan IKIP Mataram dapat terus berlanjut dalam program kegiatan lainnya,” kata Bernadus.

AYA




Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, Menguatkan Kebudayaan Yang Inklusif

Tujuh isu strategis dalam Strategi Kebudayaan, salah satunya yaitu praktik pemikiran kebudayaan yang menghadapi tantangan, baik akibat globalisasi, maupun pembenturan kebudayaan dengan agama

lombokjournal.com —

JAKARTA ;   Kebudayaan yang inklusif merupakan kunci menghadapi intoleransi dan konservatisme yang semakin meningkat. Sikap itu mulai mengancam keberadaan tradisi dan budaya asli yang dianggap tak sesuai dengan ketentuan agama tertentu.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, mengatakan itu di tengah-tengah penyelenggaraanKongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018.

“Sifatnya saling belajar, saling mengenal, saling tahu sudut pandang orang yang berbeda, berusaha memahami, empati, sehingga kemudian toleransi akan muncul dari pemahaman, bukan karena doktrin,” ungkapnya, di sela-sela Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, yang berlangsung mulai Rabu (5/12) hingga Minggu (9/12).

Hilmar Farid mengaku memahami jalan pikiran pihak-pihak yang yang menganut konservatisme.

Menurutnya, keterbatasan pengalaman dan lingkungan di mana mereka bergaul, menjadi sejumlah faktor yang mempengaruhi cara pandang mereka terhadap hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai mereka.

“Saya juga tidak setuju kalau misalnya ‘harus toleran’, ‘harus Bhinneka Tunggal Ika’, dan sebagainya, tapi enggak kasih jalan, gimana sih caranya harus menjadi Bhinneka Tunggal Ika?” lanjutnya.

Ia menegaskan, strategi mengelu-elukan multikulturalisme dan retorika saling menghargai tidak cukup untuk menembus ‘tembok-tembok’ yang dibangun oleh sebagian pihak untuk mengkotak-kotakkan kelompok masyarakat.

“Yang kita perlu lakukan sebelumnya di pemerintahan itu (adalah) memperkuat daya cerna kebudayaan orang, sehingga dia bisa menerima apapun yang dia lihat tanpa buru-buru kemudian mengambil sikap menolak. Itulah semangat kongres kebudayaan 2018 ini,” ujarnya.

Tidak seperti kongres-kongres sebelumnya yang didominasi diskusi budaya dan presentasi makalah, tahun ini, kongres juga menampilkan beragam jenis budaya nusantara, dan rencananya akan menelurkan produk konkrit berupa Strategi Kebudayaan.

Dokumen ini merupakan rangkuman aspirasi dan harapan pelaku kebudayaan dari lebih dari 300 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Terdapat tujuh isu strategis dalam Strategi Kebudayaan tersebut, salah satunya yaitu praktik pemikiran kebudayaan yang menghadapi tantangan, baik akibat globalisasi, maupun pembenturan kebudayaan dengan agama.

BACA JUGA ; Jokowi Catat Sejarah, Alokasikan Dana Abadi Kebudayaan Rp 5 Triliun

Nantinya, Strategi Kebudayaan ini akan disusun menjadi Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK), yang akan menjadi acuan pemerintah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di masa yang akan datang.

Rr

Sumber; BBC news Indonesia

 




Jokowi Catat Sejarah, Alokasikan Dana Abadi Kebudayaan Rp 5 Triliun

Dalam pertemuan dengan seniman dan budayawan, Jokowi meminta masukan dari seniman dan budayawan soal strategi mengembangkan kebudayaan di Tanah Air

lombokjournal.com —

JAKARTA ;  Penyair dan eseis Goenawan Moehammad menyebut Presiden Joko Widodo  mencatat sejarah baru, dengan mengalokasikan Dana Abadi Kebudayaan sebesar Rp5 triliun.

Saat bertemu dengan para budayawan dan seniman di Istana Negara, Selasa (11/12), Goenawan Moehamad menyampaikan pada Presiden Jokowi tentang perlunya Dana Abadi Kebudayaan.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun merespon positif dan akan mengalokasikan Dana Abadi Kebudayaan sebesar Rp 5 triliun tahun depan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan menggelontorkan dana kebudayaan sebesar Rp 300 miliar. Penganggaran ini sesuai dengan rekomendasi Kongres Kebudayaan pada 9 Desember 2018.

“Saya hanya melanjutkan (hasil) Kongres Kebudayaan, yaitu perlunya diadakan Dana Abadi Kebudayaan. Pak Jokowi mengatakan iya dan dimulai tahun depan Rp 5 triliun, lima tahun pertama,” kata Goenawan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Penggunaan Dana Abadi Kebudayaan tersebut nantinya digunakan untuk pelatihan kesenian seperti menari, puisi, maupun festival kesenian.

“Dalam sejarah Republik Indonesia ini pertama kali. Jadi Pak Jokowi membangun, membuat sejarah,” ujar Goenawan.

Meski demikian diakuinya, ia belum tahu apakah anggaran Rp 5 triliun sudah cukup untuk mengembangkan seni dan budaya di Tanah Air.

“Karena belum dipraktekkan. Jadi itu harus ada hitungannya, tapi jauh daripada tidak ada,” ujar Goenawan.

Namun dengan adanya Dana Abadi Kebudayaan, para budayawan dan seniman tidak perlu lagi mencari anggaran dari pihak lain. Selama ini, para seniman mengajukan permohonan dana kepada pihak tertentu sebelum pagelaran budaya dilaksanakan.

“Dulu ngemis-ngemis dan tidak dapat. Jadi Putu Wijaya bertahun-tahun kalau dia mentas dapat dari mana dia? Dia mentas minta sana minta sini, nah ini nggak boleh lagi,” jelas Goenawan.

Minta Masukan Seniman

Presiden Jokowi menerima 37 seniman dan budayawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa sore. Dalam pertemuan, Jokowi meminta masukan dari seniman dan budayawan soal strategi mengembangkan kebudayaan di Tanah Air.

Seniman dan budayawan yang hadir di antaranya penyair M. Aan Mansyur, pegiat tradisi kesepuhan Abah Asep Nugraha, produser film berbasis budaya Abdul Azis, pegiat Suku Osing Aekanu Haryono, dan praktisi film Alex Sihar.

BACA JUGA ; Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, Menguatkan Budaya Yang Inklusif

Ada juga sejarawan Bonie Triyana, penggerak Sekolah Rimba Butet Manurung, penyair Goenawan Muhamad, pegiat musik Jaya Suprana, dan pegiat literasi budaya Nirwan Arsuka.

Titin S

Sumber; Liputan6

 

 

 




Guru Beri Andil Penyelenggaraan Pendidikan Dan Gagasan Inovatif

Guru ikut memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,  juga berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan

LOBAR.lombokjournal.com — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi ditantang agar menggerakan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan  untuk memberikan andil  dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Selain itu, harus terpanggil ikut melahirkan pemikiran transformatif dalam pengembangan kebijakan pemerintah, pengelolaan program pembangunan di pusat dan di daerah. Dan juga, dalam melahirkan berbagai gagasan dan tindakan inovatif sesuai dengan tantangan Abad ke 21.

Sekda Lombok Barat, H. Moh. Taufiq mengatakan itu, dalam apel peringatan Hari Ulang Tahun PGRI Ke-73. Kegiatan itu dirangkai dengan peringatan Hari Guru Nasional di Lapangan Bupati Lombok Barat (Lobar),  Senin (26/11).

Peringatan HUT PGRI di hadiri langsung oleh ribuan guru yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Lombok Barat.

Dikatakan Sekda, PGRI hadir bukan hanya ikut serta memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tapi juga berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan. Dan  berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat guru.

”Guru sulit bersaing dengan mesin yang jauh lebih cerdas, lebih cepat dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu para guru perlu mengubah cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran multi-stimulan agar lebih menyenangkan dan menarik,” tegasnya.

Taufiq berterima kasih kepada kepada pengurus PGRI di semua tingkatan yang gigih memperjuangakan aspirasi guru. Terutama memperjuangkan kesejahteraan guru honorer pada pemda masing-masing.

Juga disampaikan apresiasinya kepada seluruh guru, pendidik, dan tenaga kependidikan, utamanya guru honorer yang selama ini tidak kenal lelah mengisi kekosongan guru.

Baginya, tanpa dedikasi guru honorer maka proses pembelajaran dirasakan akan sangat tidak efektif dan kesulitan karena kekurangan guru.

Tercatat jumlah guru Sekolah Dasar honorer di Lobar sejumlah 1.506 orang, guru PNS Sekolah Dasar sebanyak 2.033 orang. Guru tetap yayasan sebanyak 120 orang, dan  jumlah tenaga pendidik di SMP sejumlah 671 guru PNS, guru tetap yayasan sebanyak 327 orang, kemudian guru honorer sebanyak  659 orang.

Harry




Pesan Gubernur Saat Peringatan Maulid Di YNS Wanasaba

Gubernur NTB tak bisa hadir Di YNS karena bertepatan dengan kegiatan wisuda mahasiswa dan mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) di Pulau Sumbawa

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Meski tak dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Zulkieflimansyah yang akrab disapa DR Zul, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Yayasan Nahdlatus Shaufiah (YNS) Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Minggu (25/11) berlangsung khidmat.

Namun dalam acara yang dirangkai dengan hari ulang tahun (harlah) ke- 50 YNS tersebut, DR Zul menitip pesan, agar Yayasan Nahdlatus Shaufiah menunjukkan kemajuan di bidang pendidikan dan dakwah.

Hal itu disampaikan Dr. Zul yang diwakili Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) NTB, H. Mashuri, di YNS Wanasaba, Lotim, Minggu.

“Gubernur NTB mendo’akan dan berharap Yayasan Nahdlatus Shaufiah Wanasaba lebih maju di dunia pendidikan dan dakwah,” kata Mashuri di hadapan ratusan masayarakat yang hadir.

Salah satu langkahnya, yaitu tetap bersinergi dengan pemerintah. Sehingga bisa berkembang dan maju di sektor pendidikan, khususnya.

“Dengan melibatkan pemerintah dalam urusan pendidikan. Isyallah akan berkembang dan maju,” ujar Mashuri.

Mashuri menjelaskan, Gubernur NTB tidak bisa menghadiri acara maulid dan harlah YNS karena bertepatan dengan kegiatan wisuda mahasiswa dan mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yang juga berlangsung hari Minggu.

“Gubernur NTB menyampaikan salam hangat pada acara Maulid dan Harlah ke- 50 Yayasan Nahdlatus Shaufiah yang tidak sempat hadir,” ingat Mashuri.

Informasi yang dihimpun media ini, Dr. Zul sempat berkunjung ke Yayasan Nahdlatus Shaufiah Wanasaba, Jum’at (23/11) sore.

“Pak Gubernur (NTB) berkunjung ke Shaufiah (YNS) pada hari Jum’at,” tutur Opik, warga setempat, kepada lombokjournal.com, di sela-sela acara, Minggu siang.

Razak




Sukiman Tutup TC STQ, Dan Lepas Kafilah STQ Tingkat Provinsi NTB

Qori/ qori’ah, hafiz/ hafizah dan Mufassir/ mufassirah yang berprestasi akan diberikan penghargaan,  tidak saja bagi kafilah tetapi juga bagi pelatihnya

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com —  Bupati Lombok Timur (Lotim), H. M. Sukiman Azmy, MM., menutup Training Centre (TC) Seleksi Tilawah Quran (STQ), dan sekaligus melepas keberangkatan kafilah Kabupaten Lombok Timur yang mengikuti STQ ke XXV tingkat Provinsi NTB, di Selong, Senin (19/11) siang.

Sukiman menyampaikan agar  seluruh peserta dan pihak terkait lainnya untuk merenungi upaya dalam TC ini. Maksudnya, TC tidak dilakukan secara parsial, mendadak, bergelombang ataupun secara temporer, tapi TC STQ akan semakin baik jika dilaksanakan sepanjang hari.

“Lombok Timur harus memiliki pondok pesantren khusus di bidang tersebut, untuk mendidik anak-anak dengan potensi besar dalam berbagai mata yang dilombakan pada MTQ,” ucapnya.

Potensi bibit-bibit qori`,qoriah, hafiz, hafizah bukan hanya di tempat tertentu saja, tetapi  tersebar di 21 kecamatan yang ada di Lotim.

“Dengan adanya pondok pesantren khusus seperti itu tidak perlu ada lagi TC dalam waktu yang relatif singkat seperti sekarang ini,” terangnya.

Sukiman berjanji kepada qori/ qori’ah, hafiz/ hafizah dan Mufassir/ mufassirah yang berprestasi akan memberikan penghargaan,  tidak saja bagi kafilah tetapi juga bagi pelatihnya.

“Jangan berpikir menjadi juara tetapi berpikirlah bagaimana cara membaca Al-qur’an dengan sebaik-baiknya dan menyiapkan diri sebaik mungkin,” harap Sukiman di akhir sambutannya.

Tahun 2019 mendatang, Sukiman memerintahkan masing-masing Kepala Desa untuk mencari imam masjid yang hapal AL-Quran.

Ia juga mengajak semua pihak untuk memasyarakatkan dan mengamalkan Alqur’an di dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Lombok Timur, Hj. Siti Aminah,  S.Sos., menyampaikan,  Qori/ Qori’ah, Hafiz/Hafizah, dan Mufasir/ Mufasirrah Kabupaten  Lombok Timur akan mengikuti STQ ke 25 tingkat Provinsi NTB yang akan dilaksanakan dari tanggal 22 sampai dengan 26 November 2018.

Razak




Gebyar Seni di Lobar, Tahun Depan Mengundang  Kabupaten/Kota Se NTB

seni budaya merupakan salah satu metode mendidik karakter bangsa

Bupati Fauzan Khalid (kanan)

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Penampilan puluhan pelajar dari 10 sekolah se-Lombok Barat (Lobar) sukses menghibur para tamu dan undangan yang memadati Gedung Budaya Narmada, Jum’at (16/11) malam.

Para siswa SD dan SMP tersebut menampilkan berbagai atraksi seperti seni tari,  pantomim, musik kreatif dan ansambel gitar pada Gebyar Seni Pelajar 2018 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lobar.

Bupati Lobar H. Fauzan Khalid yang hadir dalam kesempatan itu berharap kegiatan seni semacam ini terus digalakkan dan ditingkatkan. Baginya seni budaya lokal merupakan cerminan perwujudan kenyaataan karakter masyarakat, sehingga harus terus dijaga dan dilestarikan.

Fauzan mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan dari tahun ke tahun. Dan pihakya terus berusaha meningkatkannya. Tahun 2017 acara inni dilakuka di Bencingah, dan tahun ini di Gedung Budaya Narmada.

”Dan Insya Allah, tahun depan kita bisa  mengundang kabupaten/kota di NTB untuk ikut menampilkan kebudayaan kabupaten/kotanya. Insya Allah apa yang kita lakukan ini menjadi kontribusi untuk bangsa dan negara kita,” harapnya.

Selain menampilkan kesenian dalam kegiatan ini juga dirangkai dengan pemberian penghargaan bagi siswa, guru dan sekolah yang berhasil meraih prestasi di tingkat provinsi dan nasional. Seorang Kepala Sekolah, 8 orang guru, 17 siswa, dan 13 sekolah menerima penghargaan karena berprestasi di bidang seni, sains, dan pembelajaran.

Fauzan mengapresiasi  kontribusi mereka, terutama para dalam pembangunan bangsa.

“Peran dari guru sangat luar biasa untuk pembangunan bangsa kita. Kalau gurunya semangat kemungkinan masa depan daerah kita akan cepat tercapi. Saya harap kepada guru dapat meningkatkan kapasitas masing-masing. Lombok Barat mungkin satu-satunya kabupaten selain Kota Mataram yang mewakili NTB untuk lomba seni dan tradisional,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB H.M. Suruji juga mengaku bangga dengan kegiatan ini.

Ia memberi tekanan pada seni budaya sebagai salah satu metode mendidik karakter bangsa.

“Tradisi adalah pendidikan karakter. Saya juga sudah berpesan kepada Kadis Dikbud Lombok Barat nanti video kegiatan ini bisa saya minta untuk disebarkuaskan. Karena kegiatan ini di NTB yang pertama oleh karena itu saya berharap kegiatan ini bisa menular dan bisa diikuti oleh kabupten/kota lainnya bahkan Provinsi,” ujarnya sambil meminta agar tahun depan acara ini bisa melibatkan para siswa tingkat SMA.

Ibu Cesilia yang ikut melatih anak-anak tersebut menyatakan punya kebanggaan terlibat di acara tersebut. Wanita yang bekerja sebagai staf pada bidang kebudayaan di Dinas Dikbud Lobar ini menganggap melatih seni bagi anak-anak memiliki tantangan tersendiri.

“Anak-anak sangat antusias. Memang sedikit susah mengarahkan karena anak-anak ini baru pertama mengikuti kegiatan ini. Tapi mereka sangat bersemangat dan hasil dari latihan selama dua minggu bisa kita saksikan malam ini,” ungkapnya bangga.

Harry




Kemendikbud Lebih Cepat Penuhi Janji Rehabilitasi Sekolah

Pihak Kemendikbud tidak hanya memperhatikan infrastruktur, namun juga memberi perhatian khusus kepada para guru yang ikut terdampak bencana dengan memberikan anggaran khusus buat mereka.

MATARAM.lombokjournal.com — Rehabilitasi dan rekonstruksi semua sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pasca bencana gempa bumi, akan segera dilakukan.

Kemendikbud RI meluncurkan anggaran senilai Rp. 191.384.541.000 untuk seluruh sekolah yang rusak ringan dan sedang se-Provinsi NTB.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), memberikan Bantuan Sekolah Terdampak Bencana secara simbolis, di Ballroom Selaparang Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa (06/11) malam.

“Kami memenuhi janji bagi semua sekolah yang terdampak. Semoga dengan anggaran ini ada penyelesaian dan bisa merevitalisasi kondisi sekolah di NTB,” ujar Dirjen Dikdasmen, Hammid Muhammad.

Anggaran hampir dua ratus milyar tersebut dialokasikan untuk SD dan SMP yang rusak sedang dan ringan yang tersebar di 7 Kabupaten/ Kota di NTB serta melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB untuk SMA/SMK  dan PKLK.

Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang rusak berat, Pemerintah menyerahkan proses rekonstruksinya melalui Kementerian PUPR.

Hammid mengakui  pihaknya agak lamban dalam melakukan penanganan. Kalo dibandingkan dengan (Bencana Tsunami, red) Aceh, baru dua minggu (pasca bencana, red) saja, anggaran sudah terkumpul.

“Tapi yang di Lombok agak berbeda. Sebulan pun belum ada. Kita harus menyisir dulu dari angggaran kementerian lainnya. Tapi selama masa tunggu itu, kita sudah melakukan banyak persiapan, ” ujar Hammid menjabarkan penanganan bencana saat tanggap darurat.

Hadir pada acara itu Kepala LPMP, Kepala PAUDNI, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, Bupati Lombok Barat, seluruh Kepala Dinas Dikbud Kabupaten/Kota se Provinsi NTB, dan ratusan Kepala Sekolah.

Kemendikbud lebih cepat

Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid justru mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Hammid Muhammad dan institusinya.

“Bukan bermaksud membandingkan, namun harus saya akui Kemendikbud lebih cepat (membantu, red) dari pada kementerian lainnya,” puji Fauzan.

Ia mengaku bersyukur, pihak Kemendikbud tidak hanya memperhatikan infrastruktur, namun juga memberi perhatian khusus kepada para guru yang ikut terdampak bencana dengan memberikan anggaran khusus buat mereka.

“Kami jadi ada modal untuk mendesak kementerian lain untuk melakukan hal yang sama,” ujar Fauzan.

Fauzan mengaku sudah mendesak Krmenterian Kesehatan untuk ikut memperhatikan tenaga kesehatan yang juga berjibaku dan terkena imbas gempa.

Di NTB sendiri jumlah sekolah yang rusak pasca gempa sebanyak 606 sekolah dengan 3.051 ruang kelas. 38 SMP dan 77 SD di antaranya ada di Lobar.

Alokasi anggaran untuk Lobar adalah  sebanyak Rp. 20.384.541.000 dari total 191 milyar lebih itu untuk NTB.

Anggaran tersebut dialokasikan untuk 24 SMP senilai Rp. 8.675.000.000 dan 12 milyar lebih sisanya untuk 70 SD yang diperuntuk dalam dua bentuk kegiatan, yaitu rehabilitasi dan pembangunan sekolah darurat.

Pelaksanaannya dilaksanakan secara swakelola di mana pihak sekolah melaksanakannya dan mengangkat konsultan teknis secara mandiri.

Hal tersebut, menurut Dirjen Dikdasmen untuk menunjukkan aspek kebangkitan masyarakat pasca gempa.

“Belajar dari berbagai pengalaman, satu hal yang harus selalu ingatkan, bahwa bangkitnya suatu daerah ditentukan oleh masyarakatnya sendiri. Bantuan dari luar itu sifatnya sporadis. Datang dan pergi. Ini yang harus terus digaungkan kepada seluruhnya agar kita bangkit semua,” pungkas Hammid.

Harry




Seminar Mendorong Penggunaan Bahasa di Ranah Publik

Tujuan dari diadakannya semunar ini agar para peserta bisa menggali peran dan sastra yang ada di Daerah NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat hari ini, Selasa (23/10), menggelar seminar nasional kesastraan yang bertema”Kontrbusi Bahasa dan sastra terhadap pembangunan daerah”.

Kegiatan yang berlangsung di Grand Madani Hotel tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur NTB Hj.Sitti Rohmi Djalilah.

“Pemprov NTB mendukung penuh program yang bertujuan untuk mensuport penggunan bahasa dengan baik,”ujarnya

Ia menyatakan, ada banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah agar bagaimana bisa mendorong penggunan Bahasa di Ranah Publik digunakan dengan baik

Seminar nasional kesastraan ini menghadirkan pembicara Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, , Kepala Dinas pendidikan Dan kebudayaan (Dikbud ) NTB H.M. Suruji ,Kepala Kantor Bahasa NTB Songgo Siruah .

Seminar nasional ini diikuti peserta dari berbagai kalangan, seperti akademisi, penggiat sastra, pelajar dan Mahasiswa. Tidak hanya dari Kota Mataram, peserta juga berasal dari kabupaten/kota yang ada di NTB.

Kepala Kantor Bahasa NTB, Songgo Siruah menyatakan, tujuan dari diadakannya seminar ini agar para peserta bisa menggali peran dan sastra yang ada di Daerah NTB.

Seperti diketahui, selama ini masyarakat tidak memahami penggunaan bahasa yang baik dan tepat itu seperti apa ,jadi kebanyakan mereka (Masyarakat ) hanya menggunakan untuk komunikasi saja tanpa mengetahui makna yang terdapat di dalam bahasa tersebut.

“Untuk itu kita adakan acara ini agar masyarakat lebih tahu makna dalam sebuah Bahasa dan serta agar bahas tersebut bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah,” pungkasnya.

AYA

 




Gubernur Cerita  “Antara Macan dan Ular” Saat Jawab Pertanyaan Mahasiswa.

Dalam tiap tantangan pasti ada cahaya di ujung terowongan, .dan laut itu pasti memiliki tepian

BIMA.lombokjournal.com – Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah menyampaikan cerita Rakyat Thailand yang sangat inspiratif yaitu Cerita berjudul “Antara Macan dan Ular”.

Cerita itu disampaikan saat ditanya mahasiswa terkait apa peran dan kerjasama yang bisa dibangun antara kampus dengan pemerintah provinsi NTB, dalam  seminar yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Bima, Minggu (21/10). ,

Gubernur menjawab dengan Cerita Rakyat Thailand tidak pernah memberikan kesimpulan pada kisah tersebut tatkala Sang Petani terjebak antara cengkraman macan, digigit ular, disengat lebah dan digerogoti gerombolan tikus.

Beratus-ratus tahun kisahnya dibiarkan menggantung dan rakyat Thailand setelahnya diberikan kebebasan menentukan sendiri akhir bahagia atau unhappy ending kisah tersebut.

“Mahasiswa dan kita semua harus menentukan sendiri. Kita akan menulis akhir cerita seperti apa dari kisah tersebut. Mahasiswa memiliki  peran, tanggung jawab dan kerjasama, seperti apa yang akan kita bangun. Anda yang harus menulisnya dengan baik,” jelas Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu.

Doktor Zul memberikan filosofi membangun yang harus tetap tertanam dalam diri generasi muda. Yaitu, Daripada kita mengutuk kegelapan lebih baik kita menyalakan sebatang lilin.

Dalam setiap tantangan pasti ada cahaya di ujung terowongan. Dan laut itu pasti memiliki tepian.

Dalam kesempatan tersebut hadir Bupati, Hj. Indah Damayanti Putri dan Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer dan memberikan wejangan dan spirit kepada mahasiswa dan civitas akademika serta warga  Muhammadiyah di Bima.

AYA/Hms NTB