Pemkab Lombok Utara Segera Tertibkan Bangunan di Gili Trawangan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara akan menertibkan bangunan usaha hotel, bar, dan restauran di kawasan Gili Trawangan, yang bangunannya menyalahi aturan roi garis pantai.

MATARAM.lombokjournal.com – – “Penertiban akan kami lakukan bersama tim gabungan TNI dan Polri pada 24 Februari mendatang,” kata Assisten II (Bidang Ekonomi dan Pembangunan) Pemda Lombok Utara, Hermanto, saat dihubungi Selasa (21/2) dari Mataram.

Hermanto yang juga Ketua Tim Penertiban Gili Trawangan menjelaskan, sejauh ini tercatat ada 143 usaha hotel, bar, dan restauran di Gili Trawangan yang bangunannya hanya berjarak  5-10 meter dari garis pantai.

Padahal sesuai aturan, bangunan diperbolehkan minimal 50 meter dari bibir pantai.

Selain menyalahi aturan, 143 usaha hotel, bar, dan restauran juga seolah mengkapling-kapling pantai di wilayah usaha mereka menjadi pantai private sehingga menutup hak akses publik ke pantai.

“Jadi pengunjung atau wisatawan baru boleh duduk dan menikmati pantai setelah pesan minum atau makan di usaha mereka. Ini kan tidak benar,” kata Hermanto.

Dijelaskannya, penertiban pantai di Gili Trawangan dilakukan berdasarkan Perda RTRT Lombok Utara tahun 2016. Dalam Perda di atur minimal jarak bangunan dengan roi  pantai adalah 30 meter.

“Pemda ingin mengembalikan fungsi pantai sesuai peruntukannya. Kita tertibkan untuk kepentingan publik, dan juga untuk pengembangan wisata berkesinambungan,” katanya

Hermanto mengatakan, sebelumnya Pemda sudah melakukan sosialisasi sejak tiga bulan silam. Dari 143 pemilik usaha yang melanggar aturan, 100 di antaranya menyatakan bersedia membongkar sendiri bangunan mereka sebelum tenggat yang ditentukan 24 Februari.

“Pantauan terakhir kami, sudah cukup banyak yang membongkar sendiri bangunannya, termasuk Vila Ombak. Namun untuk menertibkan semuanya, tim gabungan akan melakukannya 24 Februari nanti,” katanya.

Menurutnya, setelah penertiban bangunan dilakukan, penataan kawasan pantai akan dilakukan Pemda.

Pada batas 30 meter dari bibir pantai, akan dibangun tiga jalan, masing-masing untuk sepeda, cidomo, dan pedistrian.

“Akan ada jalur khusus sepeda, cidomo, dan khusus pedistrian. Jadi wisatawan dan masyarakat umum bisa leluasa mengakses keindahan pantai di Trawangan,” katanya.

Gili Trawangan merupakan salah satu dari rangkaian tiga gili eksotis di Desa Gili Indah, selain Gili Air dan Gili Meno. Secara administratif Trawangan masuk ke dalam wilayah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Bagi Pemkab Lombok Utara, kawasan tiga Gili merupakan aset penumbang PAD terbesar di sektor pariwisata.

Hermanto mengatakan, pada 2009 silam PAD Lombok Utara tercatat hanya Rp6,7 Miliar. Namun pada 2016 PAD meningkat menjadi Rp130 Miliar, yang 70 persen diantaranya berasal dari sektor pariwisata, di dominasi kawasan Gili dan pendakian Rinjani

BACA : GILI TRAWANGAN akan tertibkan pantainya

Gra




Gili Trawangan Akan Tertibkan Pantainya

 Pantai berpasir putih di Gili Trawangan, bakal lebih mempesona sebentar lagi, menyusul rencana penataan ulang ROI atau garis batas pantai yang dilakukan Pemda Lombok Utara.
 

MATARAM.lombokjournal.com – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) tidak lama lagi akan melakukan penertiban sepanjang Pantai Gili Trawangan. Bangunan-bangunan yang melebihi ambang garis pantai harus dipindah agar pantai tak semakin sempit dan tidak juga menjadi areal privat.

“Kalau sudah tertata, paling tidak ada penambahan lebar pantai itu rata-rata 8-10 meter.Tentu Gili Trawangan akan lebih indah, dan akses publik ke pantai semakin leluasa,” kata GM Villa Bella, Andy Hainury, kepada Lombok Journal, Selasa (21/2) di Mataram.

Menurut Andy, saat ini sejumlah pemilik usaha di Gili Trawangan yang lokasi bangunan usahanya melebihi ROI pantai, sudah mulai membongkar bangunan mereka.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran bersama, demi konsep pariwisata berkesinambungan di pulau eksotis itu.

“Kita sebagai pengusaha lokal di sana sangat mendukung penataan ROI pantai ini. Sebab pariwisata di Gili bukan hanya untuk saat ini, tapi harus berkesinambungan, sampai generasi penerus kita kelak,” katanya.

Andy mengatakan, Pemda Lombok Utara memberikan tenggat hingga 23 Februari bagi pemilik usaha yang melanggar ROI pantai untuk membongkar sendiri. Jika tidak, maka 24 Februari, tindakan pembongkaran danpenertiban akan dilakukan oleh tim gabungan dari Pemkab Lombok Utara.

 

Gra




Lombok Sumbawa Great Sale 2017, Program Bagus Tapi Dadakan

Meski sebagian pelaku pariwisata mengatakan mampu mendongkrak tingkat hunian kamar hotel, tapi sebagian lainnya jusatru merasa dirugikan.

I Gusti Lanang Patra, GM Hotel Lombok Raya

MATARAM.lombokjournal.com – Meski konsep Lombok Sumbawa Great Sale dianggap terobosan menghadapi musim sepi tamu atau low season, tapi karena pelaksanaannya mendadak jadi terkesan dipaksakan.

“Mestinya bulan promosi itu sasarannya tamu yang belum datang ke Lombok atau Sumbawa. Kalau pasang spanduk atau baliho di bandara atau hotel, itu bisa merugikan,” kata seorang pengajar pariwisata di Universitas Mataram, Senin (20/2).

Diceritakan, pada pertengahan bulan Februari sebuah hotel di Mataram sudah menerima reservasi untuk pertemuan sebuah lembaga asosiasi swasta. Pada saat kegiatan berlangsung, harga yang disepakati harus berubah karena di bandara panitia penyelenggara itu mengetahui adanya ‘bulan diskon pariwisata’,.

“Apa boleh buat, hotel yang bersangkutan harus menurunkan harga yang sudah disepakati,” katanya.

Mestinya program diskon pariwisata itu dijual jauh hari, misalnya untuk tahun depan sudah dirancang sekarang. Tamu didatangkan melalui paket, bukan setelah tiba di Lombok baru tahu ada diskon.

“Diskon itu kan untuk promosi tamu  supaya datang. Kalau yang sudah datang kan tidak perlu lagi promosi,” katanya. Pemasangan spanduk atau baliho di bandara atau hotel itu tidak perlu, kilahnya.

General Manager Hotel Lombok Raya, I Gusti Lanang Patra, juga mengungkapkan hal senada. “Bulan diskon wisata itu mestinya untuk menjual paket murah wisata ke Lombok, Paket murah itu jadi daya tarik,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/2) siang.

Lanang Patra yang berpengalaman di pariwisata lebih dari 30 tahun itu mengungkapkan, bulan diskon itu sebenarnya konsep lama. Selain menyiasati low season sekaligus mempromosikan Lombok atau NTB. Tamu dibujuk dengan paket murah, mulai dari airlane, hotel, restoran, sarana pendukung pariwisata lainnya, termasuk biro perjalanan.

“Daripada mereka ke Menado, Jogja, Jakarta, Batam, atau Sumatra, kita alihkan perjalanannya ke Lombok. Bagi usaha pariwisata,paket murah itu juga tidak rugi-rugi amat,” tutur Lanang.

Ditegaskannya, Lombok Sumbawa Great Sale prinsipnya mendatangkan tamu yang sebelumnya belum punya renncana ke Lombok. Dan itu tidak bisa dilakukan mendadak tapi dengan strategi yang matang, dan jelas sasarannya.

Lanang yang sudah puluhan tahun mengelola hotel di kota, menolak berkomentar kalau ada yang mengatakan tingkat hunian hotel di kota yang biasanya 40-50 persen di musim low season meningkat sejak Great Sale menjadi 80-85 persen.

“Kalau musim sepi seperti sekarang baru terasa, hotel-hotel yang dibangun di kota sudah terlalu banyak,” kata Lanang sambil tersenyum.

Gra

 

 




Pawai Ramaikan Festival Bau Nyale

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com — Pawai budaya meramaikan rangkaian Festival Pesona Bau Nyale 2017, yang dimulai sejak Kamis sore (16/2) di Kota Praya, Lombok Tengah.

Pawai dibuka dengan parade marching band para Praja IPDN, disusul dengan perwakilan tiap Kota dan Kabupaten se-NTB, dan perwakilan tiap SKPD dan unsur Kecamatan di Lombok Tengah yang menampilkan busana dan atraksi budaya masing-masing.

“Tahun ini lebih meriah karena daerah Kota dan Kabupaten lain di NTB menyertakan perwakilannya dalam pawai,” kata Wakil Bupati Lombok Tengah, Fathul Bahri, di sela jalannya pawai. Fathul juga mengapresiasi keikutsertaan Pemda Kota dan Kabupaten se wilayah NTB yang sudah berpartisipasi meramaikan pawai budaya.

Pawai panjang dimulai sekitar pukul 15.00 Wita dari lapangan Praya kemudian menyusuri jalan-jalan utama di Kota itu, termasuk di jalan Gajah Mada depan Kantor Bupati Lombok Tengah. Pawai berakhir sekitar pukul 16.45 Wita.

Menurut Fathul Bahri, pawai budaya yang merupakan rangkaian Festival Bau Nyale 2017, ini sudah menjadi agenda pariwisata nasional. “Kami juga sangat berterimakasih dengan perhatian pemerintah pusat, yang sudah mendukung kegiatan pariwisata di Lombok Tengah ini,” katanya.

Gra




MenPar Akan Hadir di Festival Nyale

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com

Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya diagendakan hadir dalam Festival Bau Nyale yang akan digelar mulai Kamis sore (16/2) hingga Jumat (17/2) di pantai Kuta dan pantai Seger, Lombok Tengah.

Menpar sudah mengkonfirmmasi kedatanganya di Festival Bau Nyale.

“Ini sebagai bentuk dukungan pusat untuk Lombok, terutama di Mandalika yang masuk 10 destinasi prioritas,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, Rabu (15/2), saat meninjau persiapan lokasi Bau Nyale di pantai Seger, Lombok Tengah.

Dijelaskannya, Festival Bau Nyale tahun 2017 ini, dukungan dana juga diberikan oleh Kementerian Pariwisata. Pihak Dispar NTB ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan dibantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata LombokTengah. Sepanjang Festival Bau Nyale tahun 2017 ini, ada 12 item kegiatan yang digelar mulai dari pra acara hingga puncak acara nanti.

Beberapa item yang sudah dilaksanakan antara lain festival peresean di pantai Kuta, kontes Cilokaq, Voley Pantai, dan Surfing semi pro di pantai Seger, yang diikuti 120 kontestan dari komunitas surfing di Lombok.

Sementara kegiatan lainnya, yang akan dilakukan mulai Kamis (16/2) antara lain, pawai budaya di Kota Praya, ibukota Kabupaten Lombok Tengah, lomba masak menu ikan bekerjasama dengan Tim PKK Lombok Tengah, hiburan dan pertunjukan di puncak acara Bau Nyale, serta lomba mengumpulkan sampah.

“Untuk lomba kumpulkan sampah, kita desain agar nantinya sehabis acara lokasi bisa bersih dari sampah. Sebab yang memungut dan membawa sampah paling banyak akan mendapat hadiah,” kata Faozal.

Gra




Bau Nyale dan Legenda Putri Mandalika

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com –  Dinas Pariwisata NTB dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah akan menggelar Festival Bau Nyale 2017 di pantai Seger yang masuk dalam kawasan gugus pantai Kuta, Kecamatan Pujut Lombok Tengah.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengatakan, Bau Nyale atau tradisi menangkap cacing laut jenis Wawo, sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat di kawasan selatan pulau Lombok.

“Tradisi ini erat kaitannya dengan legenda putri Mandalika, yang sampai sekarang pun masih dipercaya masyarakat. Nah potensi ini akhirnya dikemas sebagai event pariwisata sejak belasan tahun lalu,” kata Faozal.

Tradisi Bau Nyale, menurut Faozal, bisa menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Sebab, selain bisa menikmati keindahan pantai dan panorama bahari di pantai Kuta dan sekitarnya, para wisatawan juga bisa merasakan atmosfir pesta rakyat saat berburu cacing nyale.

“Ya, dari tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai puluhan ribu orang yang akan datang dan terlibat. Baik itu masyarakat lokal, wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara,” katanya.

Soal legenda Mandalika, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah menjelaskan, putri Mandalika diyakini sebagai seorang putri yang sangat cantik dari kerajaan Tunjung Biru. Kecantikannya itu membuat sejumlah pangeran dari kerajaan tetangga berniat mempersunting.

Karena banyaknya lamaran datang, Raja Tunjung Biru kemudian membuat sayembara. Para pangeran harus beradu kesaktian untuk memperebutkan putri Mandalika.

Tapi lantaran tak ingin ada jatuh korban dari pangeran-pangeran yang memperebutkannya, akhirnya Mandalika memilih menceburkan diri ke laut Selatan, tepatnya di pantai Seger yang bersebelahan dengan pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Menurut legenda, putri Mandalika berjanji akan kembali menemui seluruh  rakyatnya setiap tanggal 20 bulan 10 dalam kalender Sasak, yang tahun ini akan jatuh pada pergantian hari, antara Kamis (16/2) dan Jumat (17/2).

“Berdasarkan legenda itu maka masyarakat masih memegang tradisi bahwa nyale atau cacing wawo yang muncul itu merupakan penjelmaan putr Mandalika, sehingga setiap saatnya tiba masyarakat pasti memenuhi kawasan pantai Selatan ini untuk berburu nyale,” kata Lalu Putria.

Banyak yang percaya, cacing nyale yang berhasil ditangkap akan memiliki khasiat bagi kesehatan jika dimasak dan dikonsumsi.

Sebagian wanita di Lombok juga meyakini jika mengkonsumsi cacing Nyale bisa memunculkan aura kecantikan seperti caniknya putri Mandalika.

Pantai Kuta dan Pantai Seger sebagai pusat puncak Festival termasuk dalam kawasan pantai dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bidang pariwisata yang bernama KEK Mandalika. Nama Mandalika diambil dari nama putri dalam legenda daerah Sasak tersebut.

Gra




Dispar NTB dan Pokdarwis Bersih-Bersih Jelang Festival Bau Nyale

LOMBOKTENGAH.lombokjournal.comcom — Jajaran Dinas Pariwisata (Dispar) NTB bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) melakukan bersih-bersih bersama di kawasan pantai Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Rabu (15/2) dan sekitarnya.

“Kegiatan bersih-bersih ini kami lakukan bersama Pokdarwis Desa Kuta untuk menyambut Festival Bau Nyale 2017,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, di sela kegiatan bersih-bersih di pantai Kuta, Lombok Tengah.

Kawasan pantai Kuta hingga pantai Seger akan menjadi titik utama Festival Bau Nyale 2017, yang akan digelar pada Kamis (16/2) hingga Jumat (17/2).

Selain di pantai Kuta dan sekitarnya, kegiatan bersih-bersih juga dilakukan di Dusun Sasak Ende, Desa Sengkol, dan Dusun Sasak Sade di Desa Rembitan dengan mengajak masyarakat dan anggota Pokdarwis setempat.

“Kita lakukan bersih-bersih ini di lokasi festival dan juga di dua dusun tradisional yang dilalui pengunjung sebelum ke Kuta ini. Kami ingin ajak masyarakat untuk sama-sama memperhatikan kebersihan,” kata Faozal.

Menurut Faozal, kegiatan itu merupakan kampanye pariwisata agar masyarakat di kawasan wisata unntuk menguatkan sadar wisata masyarakat. “Khususnya kawasan pantai Kuta yang sudah menjadi bagian dari KEK Pariwisata Mandalika, yang saat ini dikelola ITDC,” katanya.

Kegiatan bersih-bersih juga dirangkai dengan penyerahan bantuan alat kebersihan, seperti sapu, tempat sampah, dan alat pemotong rumput dari Dispar NTB kepada Pokdarwis di masing-masing lokasi.

Gra

 




Santai di ‘THE KARAOKE and LOUNGE’ di Hotel Lombok Plaza

Didi Kuswardi, Eksekutive Assistan Manager Hotel Lombok Plaza (foto : Lombok Journal)

Lombokjournal.com

Melepas kepenatan usai kesibukan sehari-hari,  ada kalanya ingin ber’ekspresi’ melantunkan nyanyian favorit atau lagu-lagu kenangan. Di antara banyak pilihan, ruangan ‘The Plaza Karaoke and Lounge’ memberi kenyamanan sebuah hotel tengah kota.  “Mau rame-rame bersama kawan, atau berduaan, ada pilihan ruang yang nyaman,” kata Didi Kuswardi, Eksekutive Assistan Manager Hotel Lombok Plaza.

HOTEL LOMBOK PLAZA bisa dibilang sebuah hotel kota yang lokasinya ideal. Terletak di tengah pusat perdagangan bisnis Cakranegara di Kota Mataram, hotel dengan 142 room  ini memenuhi kebutuhan persinggahan yang lengkap.  Room penginapan yang nyaman, convention hall,  kolam renang, dan restoran.

“Saat low season di bulan Februari dan Maret pun, hunian kamar hotel kami tetap melebihi target,” tutur  Didi.

Memang, waktu Lombok Journal datang tampak resepsionis yang sibuk.  Berdasarkan ulasan tamu-tamu yang datang, baik kebersihan kamar hotel, pelayanan staff hotel, makanan, kamar mandi, kolam renang/Spa maupun lokasi dan harganya, serta fasilitas lainnya, mendapat penilaian memuaskan.

Karaoke

Dan ini ‘The Plaza Karaoke and Lounge’ yang menyiapkan berbagai ruang yang sesuai kebutuhan tamunya.  The Plaza Karaoke yang mempunya 24 ruangan, terdiri dari ruang VIP (2 ruang), Large (2 ruang), Medium (10 ruang) dan small (10 ruang).

Ruang karaoke merupakan salah satu daya tarik hotel yang sebagian besar tamunya merupakan pelancong atau wisatawan domestik.  Tapi bukan hanya para tamu, pada siang hari sering menjadi tempat bercengkerama pelajar, mahasiswa, atau tidak jarang kelompok ibu-ibu bersantai ramai-ramai.

Pada siang hari – antara pukul 11.00 hingga pukul 16.00 – ada paket diskon sampai 20 persen.  Untuk ruang small yang bisa menampung 4 orang, tarifnya hanya Rp25 ribu per jam.  “Siapa bilang karaoke di hotel berbintang itu mahal,” kata Didi sambil tersenyum ramah.

Sedang ruang VIP yang lebih luas dan lebih nyaman, pada siang hari hanya Rp100 ribu per jam, yang bisa digunakan hingga 10 orang. Seandainya 10 orang ramai-ramai patungan, tarif itu juga tidak mahal. Ruangan VIP sering digunakan untuk acara khusus, seperti ulang tahun sekeluarga.

Untuk menarik pengunjung, juga disiapkan paket berhadiah. “Tiap pembelian Rp100 ribu akan mendapat voucher yang akan diundi bulan Maret.  Ada hadiah TV, kulkas serta hadiah menarik lainnya,” tutur Didi.

Rr

 

 

 

 




Lombok Sumbawa Great Sale, Hunian Hotel Kota Capai 80 Persen

Bulan diskon pariwisata, Lombok Sumbawa Great Sale 2017, yang sudah berjalan memasuki pekan kedua, ternyata mampu mendongkrak tingkat hunian kamar hotel di Nusa Tenggara Barat (NTB).

MATARAM.lombokjournal.com – Promosi yang dilakukann terkait Lombok Sumbawa Great Sale ternnyata berhasil  mendongkrak hunian hotel di Mataram.  “ini sudah mendongkrak tingkat hunian hotel khususnya di Kota,” kata Ketua Assosiasi Hotel Mataram (AHM) Ernanda Agung, dalam rapat evaluasi Lombok Sumbawa Great Sale 2017, Jumat (9/2) di Hotel Fave Mataram.

Menurut Ernanda, pengaruh positif dengan Great Sale ini dirasakan pada tingkat hunian di akhir pekan, untuk city hotel di Mataram. Tingkat hunian yang biasanya 40-50 persen di musim low season, tapi sejak Great Sale menjadi 80-85 persen.

“Jadi event Great Sale ini cukup membantu city hotel, terutama di saat musim low season seperti bulan-bulan ini,”katanya.

Rapat evaluasi Great Sale Lombok Sumbawa 2017, dihadiri Assisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kemenpar RI, Lokot Ahmad Enda, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, Ketua Badan Promosi Pariwisata NTB, Affan Ahmad, Ketua PHRI NTB Lalu Abdul Hadi Faisal, dan GM Lombok City Center Mall, Daniel B Kristiawan.

Dalam rapat itu terungkap, event Lombok Sumbawa Great Sale yang digelar 1-28 Februari ini, juga mampu meningkatkan omzet rumah makan dan outlet souvenir di Lombok, NTB hingga 25 persen.

“Dalam sepekan terakhir, unit usaha yang ada di Lombok City Center (LCC) Mall, juga merasakan dampak great sale ini,” kata  GM Lombok City Center Mall, Daniel B Kristiawan.

Menurut Daniel, event Great Sale cukup membantu di saat low season seperti sekarang ini untuk menarik kunjungan wisata ke NTB.

“Analisa kami, setiap tahun itu ada dua kali musim low season, yakni di bulanFebruari dan di bulan Agustus.Februari biasanya paling parah, namun dengan Great Sale ini saya pikir cukup membantu,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengatakan, rapat evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak positif Great Sale yang sudah berjalan memasuki pekan kedua ini.

“Target kita selama great sale ini, bisa mendatangkan minimal 3 juta wisatawan, dengan target uang berputar yang dibelanjakan minimal Rp18 Miliar. Dan baru satu pekan lebih berjalan ternyata sambutannya positif, sehingga kami yakin bisa mencapai target,” katanya.

Gra

 




24 Kapal Pesiar akan Singgah di Lombok

Sedikitnya 24 unit kapal pesiar jenis cruise akan singgah di Lombok melalui pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, sepanjang tahun 2017 ini. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2016 lalu yang tercatat sebanyak 18 cruise.

MATARAM.lombokjournal.com —  Sepanjang tahun 2017  sebanyak 24 kapal pesiar jenis cruise sudah konfirm  akan singgah di Lombok lewat pelabuhan Lembar.  “Penumpangnya akan menikmati one day trip di sejumlah destinasi di Lombok khususnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, Jumat (10/2) di Mataram.

Faozal mengatakan, cruise dari negara-negara eropa dan juga singapura itu umumnya berkapasitas 3000-5000 penumpang, sehingga potensi kunjungan wisatawan mancanegara yang tercatat melalui kedatangan cruise tersebut bisa mencapai lebih dari 50 ribu wisatawan.

Selain berwisata sehari menggunakan fasilitas paket wisata yang dikelola travel agent di Lombok, para wisatawan penumpang kapal juga akan disuguhi berbagai atraksi seni dan budaya yang disediakan Dinas Pariwisata NTB di sejumlah lokasi.

“Wisatawan akan dijamu dengan atraksi musik dan tari tradisional, kami sediakan di Museum Negeri NTB dan Taman Budaya NTB di Mataram,” katanya.

Sementara itu, GM PT Pelindo III Pelabuhan Lembar, Baharuddin membenarkan adanya jadwal 24 kapal pesiar itu singgah di Lombok melalui pelabuhan Lembar, Lombok Barat.

“Iya, tahun ini ada sekitar 24 call yang sudah konfirmasi. Dibanding tahun lalu, ini meningkat karena tahun 2016 hanya ada 18 call,”katanya.

Baharuddin mengatakan, sejak Januari hingga Februari ini tercatat sudah masuk tiga kapal pesiar. Yang terbaru pada Selasa (7/2) lalu, kapal pesiar Volendam berbendera Belanda yang mengangkut sekitar 1.968 orang penumpang dan awak kapal.

“Volendam berbendera Belanda singgah di Lembar Selasa pagi hingga malam. Jadi ribuan penumpang yang merupakan wisatawan dari eropa itu sempat mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Lombok,” Baharuddin.

Gra