Di Tengah Kemajuan Pariwisata, Harus Diperkuat Jati Diri Kedaerahan

Tahun ini digelar 22 even pariwisata Pesona Lombok-Sumbawa

MATARAM.lombokjournal.com —  Para wisatawan cenderung akan membawa kebiasaan dan kultur dari negara asalnya. Karena itu, harus terus dilakukan penguatan jati diri, budaya, dan tradisi daerah agar tidak terpengaruh budaya asing.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh Amin, SH., M. Si, menyampaikan ajakan tersebut saat Welcome Dinner International Halal Travel Fair Tahun 2017 di Pendopo Gubernur NTB, Kamis (14/9) malam.

Menurut Wagub, pariwisata NTB makin memikat wisatawan. Angka kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, NTB diharapkan mampu menjaga atmosfer pariwisatanya sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dunia.

Dengan kuatnya jati diri,  para wisatawan akan menyesuaikan diri dengan budaya dan tradisi masyarakat.

“Semua turis mancanegara saat pelaksanaan MTQ, mereka pakai jilbab. Branding (wisata halal) ini luar biasa, mari kita pertahankan dan kita pelihara,” kata Wagub.

Menuruutnya, hal ini bukan semata-mata tentang agama, tapi potensi dan icon yang dimiliki NTB. Potensi itu dapat diekspose dan dikembangkan.

Dalam kesmepatan sama, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal melaporkan, tahun ini akan ditampilkan dua puluh dua (22) event pariwisata. Event unggulan ini tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB.

Dikatakannya, Lombok-Sumbawa memiliki daya tarik wisata yang bertumpu pada budaya (culture), alam (nature),  dan buatan (man made). Daya tarik itu akan ditampilkan dalam berbagai acara selama satu tahun. Beberapa Event di antaranya adalah;

Lombok-Sumbawa Great Sale (1 Januari-30 Januari); Pesta Rakyat Bau Nyale (Februari); Festival Pesona Lawata, Festival Pesona Tambora (11-19 April), Lombok Sumbawa Pearl Festival (10-12 Juni), Bulan Pesona Lombok-Sumbawa (18 Agustus-16 September); Festival Pesona Mentaram (21-23 Agustus); Festival Pesona Senggigi (16 September-19 September); Mandalika Tour D` Lombok (22-23 September); Festival Pesona Lakey, Festival Pesona Gili Indah (5-6 November);  International Halal Travel Fair, dan Rinjani Golf Tournament (10 Desember).

Semua event tesebut menyuguhkan potensi alam (nature) di Sumbawa dan Lombok, berupa keindahan bawah laut, pantai, gunung, hutan, aneka ragam hayati, serta  potensi budaya (culture). Potensi itu menempatkan pariwisata NTB memiliki daya saing kuat.

Tahun ini, NTB menargetkan 4 juta kunjungan wisatawan, sekaligus mendukung program ‘Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia’ demi mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) lebih banyak lagi.

Turut hadir dalam welcome dinner, FKPD Provinsi NTB, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), DPD RI Perwakilan NTB Baiq Diyah Ratu Ganefi, serta beberapa desaigner lokal dan luar. Usai acara ini akan langsung menyaksikan pagelaran busana karyanya dalam acara ‘Fashion On The Street’.

AYA

BACA:




40 Kapal Perang Dari 38 Negara Akan Berlabuh di Lombok

Kehadiran kapal perang akan berdampak positif bagi pariwisata, karena akan membawa sekitar 4 ribu wisatawan ke Lombok

MATARAM.lombokjoournal.com —  40 kapal perang dari berbagai negara di dunia akan berlabuh di Pulau Lombok. Kapal-kapal perang itu adalah dalam rangka memeriahkan acara Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-3 tahun 2018.

Rencananya, 38 negara turut ambil bagian pada event internasional tersebut.

Koordinator Potensi Maritim ArmadaTimur TNI AL, Kol Laut (P) Feri Supriadi mengatakan,  MNEK dilaksanakan bulan Mei 2018. Bulan Mei dipilih karena cuaca diperkirakan sudah membaik sehingga kegiatan bisa dil aksanakan dengan lancar di laut.

MNEK diadakan TNI Angkatan Laut dua tahun sekali berskala internasional, dengan mengundang angkatan laut dari seluruh dunia. Antara lain dari Tiongkok, Amerika Serikat, Korea Selatan, Malaysia sebagainya.

Tahun sebelumnya kegiatan diadakan di Padang sekitar 23 negara dengan 40 kapal perang, dan diharapkan di Lombok jumlah kapal perang yang datang bisa mencapai 40 kapal perang lagi. Dari 40 kapal itu diperkirakan jumlah tentara serta wisatawan yang akan dibawa mencapai 4.000 orang.

“Kami mantap untuk memilih Lombok dengan harapan dapat memberi nuansa positif bagi perkembangan pariwisata NTB” ujar Supriadi

Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-3 tahun 2018 akan dilangsungkan di tiga kabupaten dan satu kota.  Hal ini menjadi ranah Dinas Parwisata NTB karenakan warna tourismnya terasa sangat kental.

Hal ini juga menjadi bagian dari mengejar target menghadirkan wisatawan dari berbagai negara.

“Tidak kurang dari 40 kapal perang akan berlabuh di seputaran pelabuhan Lembar,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh Faozal dalam konferensi pers MNEK ke-3 2018, Rabu (13/9).

Kapal perang tersebut, diperkirakan membawa sedikitnya 100 penumpang per kapal perang yang akan menjadi tamu. Artinya akan ada sekitar 4.000 tamu yang akan datang berkunjung ke Lombok.

Jumlah tersebut belum termasuk unsur komando dari angkatan laut yang tidak menggunakan kapal perang. Mereka diperkirakan akan datang menggunakan penerbangan dari berbagai negara. Tidak menutup kemungkinan para komandan tersebut nantinya akan membawa staf dan juga keluarga mereka.

“Karena nanti akan ada spose program yang diikuti oleh para istri delegasi,” sambung Faozal.

Kegiatannya dilaksanakan di beberapa lokasi. Seperti di Sekotong Lombok Barat, Senggigi untuk kegiatan spose program tepatnya di Hotel Killa, KLU di tiga gili untuk penenggelaman kerangka kapal sebagai terumbu karang, dan lainnya.

MNEK sendiri akan dilaunching pada 17 Desember mendatang, bertepatan dengan HUT NTB ke 52.

AYA




TGB Bicara Pariwisata Berkelanjutan, 5 Perusahaan Korsel Berminat Investasi di NTB

Di Forum Ecotourism and Sustainable Tourism Conference 2017 di Korea Selatan, TGB bicara Pariwisata berkelanjutan bukan hanya memacu pertumbuhan, juga sekaligus berperan penting menjaga kualitas lingkungan

lombokjournal.com –

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi bersama Walikota Ansan

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB), Selasa  (12/9),  menjadi keynote speech di Forum Ecotourism and Sustainable Tourism Conference 2017 di Ansan, Korea Selatan.

TGB memaparkan potret potensi, tantangan, hambatan serta langkah-langkah membangun pariwisata NTB.

Kemajuan Pariwisata di NTB, termasuk ekowisatanya,  dinilai menjadi sektor yang signifikan dalam perubahan dan kemajuan NTB beberapa tahun terakhir.

Dipilihnya TGB sebagai keynote speecher pada  Konferensi internasional yang diikuti lebih 600 peserta dari 20 negara, didasarkan track record kepemimpinannya  yang dinilai menjadi salah satu best practice pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Para peserta sebagian besar merupakan para penentu kebijakan, pelaku industri, akademisi dan para stakeholders terkait di bidang pariwisata khususnya ekowisata.

TGB menyampaikan presentasi berjudul : Sustainable Ecotourism Contribution to Poverty Reduction, Economic Development, Employment Creation and Education in West Nusa Tenggara.

Secara  khusus, TGB menguraikan peran pariwisata berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTB.

Menurutnya, dengan pendekatan berkelanjutan, pariwisata  tidak hanya berhasil dikembangkan menjadi mesin pertumbuhan. Sekaligus menggairahkan industri ekonomi kreatif, membangun enterpreneurship di kalangan generasi muda dan menciptakan inisiatif-inisiatif kreatif di banyak komunitas. Namun juga berperan penting dalam menjaga kualitas lingkungan.

TGB memanfaatkan event bergengsi itu untuk mempromosikan NTB di kancah internasional. Selain itu, dijadikan ajang  membangun dan memperkuat jejaring kerjasama mengembangkan pariwisata NTB sebagai salah satu destinasi utama di Indonesia.

Dari forum internasional di Korea Selatan itu tergambar, banyak pihak mulai tertarik dan untuk mengenal  NTB,dan menyatakan siap membangun kerjasama.

Usai presentasi,  Gubenur TGB sempat mengadakan pertemuan dengan Walikota Ansan untuk membicarakan kemungkinan kerjasama antara kedua daerah dari kedua negara.

Pada sore hari waktu setempat, Gubernur TGB melanjutkan kegiatannya di Korea Selatan. Mengikuti International Cooperation Meeting on Carbona Reduction Project With NTB And Korea Eco Corporation di bawah koordinasi Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea Selatan.

Pertemuan itu membicarakan minat investasi 5 perusahaan dari Republik Korea Selatan untuk investasi energi terbarukan (renewable energy) di NTB

AYA/Hms




Mengikis Kesenjangan Pembangunan Lombok-Sumbawa

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, H. Lalu Muhammad Fauzal, MSi diminta untuk memperhatikan potensi pariwisata yang dimiliki Sumbawa.

MATARAM.lombokjournal.com — Di tengah berlangsungnya pertunjukan Festival Moyo, Wagub juga menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus mengembangkan pembangunan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa secara proporsional, sesuai dengan potensi dan sumber daya yang tersedia.

Ia memastikan, tidak ada disparitas perlakuan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Hanya saja kedua pulau besar tersebut memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang berbeda.

“Marilah kita memberikan pengabdian terbaik baik kita. Mulai kepada daerah sampai kepala desa harus bersatu, menyatukan tekad, semangat dan tujuan untuk membangun daerah kita tercinta,” ajak Wagub di Sumbawa, Minggu (10/09) malam.

Bupati Sumbawa, H. HusniI Jibril tampak sangat gembira dengan terselenggaranya acara pembukaan Festival Pesona Moyo berlangsung sangat meriah. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov NTB yang mendukung dan menginisiasi kegiatan tersebut.

Menurur Bupati, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB telah bekerja keras menata dan menyusun acara ini sedemikian meriahnya. Sehingga dapat terlaksana dan masuk sebagai kalender event pariwisata NTB.

Husni Jibril minta kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, H. Lalu Muhammad Fauzal, MSi untuk memperhatikan potensi pariwisata yang dimiliki Sumbawa. Sehingga, target nasional untuk kunjungan wisatawan sebesar 3,5 juta di NTB bisa tercapai.

Diisebutkan, pendapatan dari satu hotel berbintang di Sumbawa bisa mencapai 3 miliar per tahun, apalagi kalau makin banyak hotel.

“Mari segera kita tuntaskan grand design induk pariwisata. Jika langkah-langkah ini bisa kita implementasikan, maka mimpi pariwisata Sumbawa maju akan terwujud,” katanya.

Sekretaris Daerah Sumbawa, Drs. H. Rasydi, selaku Ketua Panitia melaporkan, Festival Pesona Moyo sudah diselenggarakan sebanyak 6 kali sejak tahun 2012. Tahun 2017, panitia mengangkat tema “Pengembangan Pariwisata, Ekonomi Kreatif Dan Investasi”.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan menggerakkan pembangunan dan UMKM sebagai basis pengembangan ekonomi masyarkat. Juga, memperkenalkan pesona keindahan alam, budya dan kuliner guna mendungkung peningkatan kunjungan wisatawan khusunya di Pulau Sumbawa.

Kegiatan festival ini meliputi Karnaval, Pawai Budaya, Pegelaran Budaya, Pameran Expo UMK.

AYA

BACA : Festival Pesona Moyo, Bangkitkan Budaya dan Ekonomi Kerakyatan




Festival Moyo, Bangkitkan Budaya dan Ekonomi Kerakyatan

Festival Moyo tahun ini tak lagi terkesan seremonial, tahun ini pelaksanaannya malam hari yang mengesdankan suasana santai, romantik, syahdu dan penuh kemeriahan.

SUMBAWA.lombokjournal.com –  Salah satu acara utama rangkaian event besar pariwisata Lombok-Sumbawa yaitu Festival Moyo, yang digelar di Halaman Kantor Bupati Sumbawa, Minggu (10/09) malam.

Malam itu ditampilkan tarian budaya dari suku Sasak, Samawa dan Mbojo, yang menjadikan acara ini meriah dan menghibur seluruh tamu, termasuk masyarakat yang menyaksikan agenda tahunan tersebut.

Rangkaian Festival Moyo berlangsung sebulan penuh, dari 10 September hingga 8 Oktober 2017 mendatang.

Festival semacam ini harus dimanfaatkan sebagai ajang membangkitkan seni budaya dan ekonomi kreatif,  mendukung pembangunan sektor pariwisata. Wagub NTB, H Muh Amin menegaskan itu saat membuka festival.

Wagub mengatakan,  Festival Moyo merupakan komitmen memajukan patiwisata. Karena sektor pariwisata mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat, dengan Multiplier effect  yang berdampak besar tumbuhnya sektor-sektor lain.

Pembangunan infrastruktur dasar seperti air, listrik, jalan, fasilitas keamanan daerah, lembaga pelaku wisata terus dilakukan dan ditata dengan baik.  “Jika ini sudah disiapkan, otomatis pengembangan pariwiata di NTB, khususnya di Pulau Sumbawa, akan berjalan semakin maju,” katanya.

Festival Moyo merupakan bagian dari event pariwisata Lombok-Sumbawa yang diluncurkan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, 18 Agustus 2017 lalu. Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata telah menggelar berbagai event yang masuk dalam agenda Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017.

AYA

BACA: Mengikis Kesenjangan Pembangunan Lombok-Sumbawa




Malam Takbiran ‘Idul Adha Religious Night’ Berlangsung Meriah

12 kafilah takbir keliling meramaikan malam takbiran di Kota Mataram

Malam takbiran dengan tema Idul Adha Religious Night Festival merupakan rangkaian kegiatan Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS ) 2017, sejak 18 Agustus hingga 16 September mendatang. (Foto: Dok Humas NTB)

MATARAM.lombokjournal.com — Malam takbiran Idul Adha 1438 Hijriah bertema Idul Adha Religious Night, Jum’at (31/8)  malam berlangsung semarak.  Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata NTB menggelar malam Takbiran yang bertema Idul Adha Religious Night ini menyedot perhatian ratusan warga kota.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal mengatakan, malam takbiran dengan tema Idul Adha Religious Night Festival merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Bulan Pesona Lombok Sumbawa ( BPLS ) 2017, yang digelar sejak 18 Agustus hingga 16 September mendatang.

Sebanyak 12 kafilah takbir keliling, lanjut Faozal, akan berkeliling di sekitar Kota Mataram, kemudian kembali ke pelataran Islamic Center NTB. Kafilah dengan kreasi terbaik mendapat hadiah dari panitia penyelenggara.

“Ada tausiyah dari Ustaz Bobbi Hariwibowo, menyemarakkan malam takbiran,” ujar Faozal di pelataran Islamic Center NTB, Jumat (31/8).

Sekretaris Daerah NTB Rosiady Sayuti menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya malam takbiran ini. Pak Ros, begitu akrab disapa, mengajak seluruh warga NTB memaknai malamtakbiran ini ini sebelum bersama-sama menunaikan ibadah shalat Idul Adha di Masjid Hubbul Wathan..

Parade takbir keliling sendiri mulai berjalan sekitar pukul 20.40 Wita. Usai dilepas oleh Sekda NTB Rosiady, satu persatu kafilah dengan ragam kendaraan hias mulai berjalan untuk takbir keliling di sejumlah area yang ada di Kota Mataram.

Tampilan unik yang tersaji dalam kendaraan hias, membius para warga yang memadati pelataran Islamic Center NTB untuk mengabadikannya melalui gawai, hingga tak terkadang ada juga yang berswafoto.

Miniatur Masjid Hubbul Wathan, replika Alquran dalam ukuran jumbo, hingga miniatur Masjid Kuno Bayan, menjadi primadona dalam takbir keliling di kota ini.

AYA

 

 




Kejurnas Rally Wisata 2017, Setelah Sulawesi dan Kalsel Kini Giliran Lombok

Kejurnas Rallly Wisata 2017 Putaran III, selain promosi destinasi wisata juga edukasi bagi masyarakat bagaimana berkendara yang baik (safety riding)

MATARAM.lombokjournal.com  — Tidak kurang dari 300 orang peserta dari seluruh di Indonesia ikut ambil bagian dalam event Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Putaran III Rally Wisata tahun 2017 di Lombok Nusa Tenggara Barat.

Acara itu dibuka Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H.Muh Amin, SH., M.Si di Eks Bandara Selaparang, Rembiga Kota Mataram, Sabtu (26/

Rally Wisata yang diinisiasi oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) bekerja sama dengan stakeholder terkait tersebut, sebelumnya sukses melaksanakan Putaran I  di Sidrap Sulawesi Selatan dan putaran II di Banjarmasin Kalsel.

Menyusul kesuksesan itu, pada Kejurnas Putaran III di Lombok NTB tahun ini, para pe-rally  dijadwalkan berkompetisi dalam ajang kejurnas dan fun rally keliling Pulau Lombok sambil berwisata. Mereka menikmati pesona alam yang indah, kesejukan atmosfir bumi seribu masjid yang masih perawan, bagaikan surga bagi para pecinta sport tourism dari berbagai belahan dunia tersebut.

Event yang merupakan kejuaraan nasional putaran ketiga tersebut, terbagi kedalam 4 trayek dan 2 etape dengan jarak kurang lebih 300 km dan akan berlangsung selama dua hari (26-27 Agustus 2017).

Lokasi-lokasi yang dituju juga merupakan lokasi wisata yang mana tak lain tujuannya adalah untuk promosi pariwisata. Sebab, para peserta Rally Wisata ini berasal dari seluruh penjuru nusantara.

Event ini diharapkan akan dapat menginspirasi tumbuhnya inovasi dan kreativitas Pemerintah Daerah dan warga masyarakat untuk  lebih giat lagi mengembangkan beragam potensi pariwisata yang dimilikinya untuk mendapatkan kemanfaatan yang lebih besar.  Sekaligus memberikan edukasi baru kepada warga masyarakat tentang apa itu safety riding dan bagaimana mengendarai kendaraan yang baik, aman, nyaman dan cerdas.

AYA

BACA : Kejurnas Rally Wisata Tahun 2017, Mengatrol Destinasi Wisata NTB




Kejurnas Rally Wisata tahun 2017, Mengatrol Destinasi Wisata NTB

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Putaran III Rally Wisata tahun 2017 di Lombok, dinilai berkontribusi untuk meningkatkan popularitas destinasi wisata Nusa Tenggara Barat (NTB).

MATARAM.lombokjournal.com – Penyelenggaraan Kejurnas Putaran III Rally Wisata di Lombok yang dituju adalah promosi pariwisata. Karena itu, Wakil Gubernur  NTB, H Muh Amin menilai sangat positif Kejurnas Ralyy Wisata yang akan mengatrol destinasi wisata di Lombok khususnya, dan NTB umumnya.

Dikatakan wagub, penyelenggaraan Rally Wisata ini selain berkontribusi bagi peningkatan popularitas destinasi NTB dikancah nasional bahkan mancanegara,  pada gilirannya juga memperkuat daya tarik dan arus kunjungan wisatawan.

“Ini juga mendorong semua pelaku dan pemangku kepentingan pariwisata di NTB terus berbenah meningkatkan kualitas dan kuantitas penunjang yang diperlukan,” kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H.Muh Amin, SH., M.Si saat membuka Kejuaraan Nasional Putaran III Rally Wisata Tahun 2017, di Eks Bandara Selaparang, Rembiga Kota Mataram, Sabtu (26/8).

Wagub mengapresiasi dipilihnya NTB sebagai tuan rumah rally wisata tersebut. “Pemerintah daerah dan Masyarakat harus senantiasa berbenah diri mengembangkan industri pariwisata dan industri kreatif yang lebih bekualitas,” ujar wagub

Menurutnya, ajang kejurnas rally wisata ini sebagai media promosi yang efektive untuk mengenalkan potensi NTB kepada dunia luar secara masif.

Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB, Nur Haedin selaku penyelenggara melaporkan, total peserta baik yang mengikuti kejurnas maupun fun rally keliling Lombok berjumlah 300 orang peserta.

“Peserta berasal dari berbagai provinsi di indonesia yang antusias ambil bagian dalam event ini, sekaligus ingin menikmati pesona wisata rally di NTB,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwiasata Provinsi NTB, Drs. H.Lalu Moh Faosal menyatakan kesiapannya memfasilitasi dan  pelayanan terbaik kepada seluruh peserta yang hadir. Ia berharap event seperti ini tidak hanya diadakan di Pulau Lombok tapi juga di Pulau Sumbawa yang memiliki potensi wisata rally dan keindahan alam yang tidak kalah dengan pulau Lombok.

AYA

BACA : Kejurnas Rally Wisata 2017, Setelah Sulawesi dan Kalsel Kini Giliran Lombok

 

 




Festival Kota Tua Untuk Promosikan Pantai Ampenan

Kota Tua Ampenan merupakan kota yang kaya akan sejarah dan budaya, tapi masih perlu penataan sebagai destinasi wisata

Gendang Beleq mengawali pembukaan Festival Kota Tua (Foto: AYA)

MATARAM.lombokjournal.com — Festival Kota Tua Ampenan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satu rangkaian dari Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017 dibuka, Jum’at (25/8) sore.

Sekretaris Dinas Pariwisata NTB Endah Setyorini mengatakan, Festival Kota Tua Ampenan akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (25/8) hingga Ahad (27/8).

Endah menyampaikan, Festival Kota Tua Ampenan merupakan salah satu rangkaian dari Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017 yang berlangsung selama sebulan penuh, mulai 18 Agustus hingga 16 September.

Penyelenggaran festival merupakan upaya mempromosikan kawasan Kota Tua Ampenan dan Pantai Ampenan. “Sebab kota tua meurpakan salah satu destinasi wisata di NTB,” ujar Endah saat membuka Festival Kota Tua Ampenan, Mataram, NTB, Jumat (25/8) sore.

Ketua DPRD Kota Mataram Didi Sumardi mengatakan, Festival Kota Tua Ampenan menjadi kesempatan strategis lebih mengenalkan potensi Kota Tua Ampenan kepada wisatawan. Meski memiliki potensi yang menarik, Didi tidak menampik jika pengembangan Kota Tua Ampenan sebagai destinasi wisata di Mataram belum maksimal.

“Yang harus dapat perhatian khusus adalah Kota Tua Mataram karena memegang peran penting dalam mewujudkan Mataram sebagai kota pusaka,” kata Didi.

Didi menambahkan, Kota Tua Ampenan merupakan wilayah yang kaya akan sejarah sebagai pintu masuk utama ke Pulau Lombok pada masa terdahulu. Selain sebagai objek wisata, Kota Tua Ampenan juga dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk belajar sejarah.

Berbeda dengan kondisi sejumlah kota tua di sejumlah daerah yang tergolong lebih maju, Kota Tua Ampenan masih banyak yang perlu diperbaiki dalam hal pengembangan sebagai objek destinasi wisata.

Didi menyebutkan sedang menyiapkan landasan hukum melalui peraturan daerah guna mempercepat pengembangan potensi wisata di Kota Tua Ampenan.

Dalam festival ini, pengunjung diajak kembali merasakan nuansa tempo dulu yang menjadi ikon Kota Tua Ampenan sebagai salah satu wilayah penuh sejarah di jantung Pulau Lombok. Beragam kegiatan menarik terlihat dalam festival ini, mulai dari parade sepeda onthel, mobil tua, festival kopi, senandung hingga fashion show jadoel

Kota Tua Ampenan memiliki letak lokasi yang sangat strategis, karena berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Kota Mataram, maupun Pemerintah Provinsi NTB. Keberadaan bangunan bergaya arsitektur lawas menambahkan kesan tempo dulu saat mengunjungi kawasan ini.

Di Kota Tua Ampenan dikenal sebagai kawasan yang dihuni multi etnis, mulai dari Suku Sasak, Banjar, warga keturunan Arab dan Cina pun hidup secara harmonis sejak jaman dahulu hingga saat ini.

AYA

 




Inovasi dan Kreatifitas Industri Kreatif Perlu Ditingkatkan

Sektor pariwisata memberikan multiplier effect  bagi kesejahteraan masyarakat, bila ditunjang produk industri kreatif yang inovatif

MATARAM.lombokjournal — Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH. M.Si menegaskan, mewujudkan sektor pariwisata yang maju dan memberikan multiplier effect  bagi kesejahteraan masyarakat, kalau ditunjang pengembangan sektor industri kreatif yang makin inovatif dan berdaya saing.

“Pariwisata akan maju, bila masyarakatnya kreatif mengemas industri seni budaya dan keragaman potensi  yang dimilikinya,” ungkap Wagub saat membuka Lombok Sumbawa Night  Festival, di Halaman Barat Islamic Center NTB, Sabtu (19/08).

Malam itu, Wagub Muh Amin hadir didampingi istri, Hj Syamsiah Muh. Amin bersama sejumlah Pengurus Dekranasda NTB, Istri FKPD dan PKK Kabupaten/Kota se-NTB. Wagub memotong pita tanda dimulainya Pesona Lombok Sumbawa Night Festival tersebut.

Pelaku usaha industri kreatif di NTB diajak meningkatkan inovasi dan kreatifitas produknya. Mengingat persaingan pasar yang makin ketat, membutuhkan produk-produk yang memenuhi daya saing pasar, baik nasional maupun internasional.

“Pelaku Industri patut berbangga, saat ini pariwisata kita sedang tumbuh dengan baik. Maka, peluang ini harus kita manfaatkan untuk meningkatkan daya saing produk industri kita,” tandasnya.

Selain meningkatkan inovasi dan kreatifitas, memerlukan langkah-langkah promosi yang intens. Teknologi informasi saat ini berkembang begitu pesat. dapat dimanfaatkan sebagai ruang promosi.

Lebih lanjut dikatakan, destinasi perlu diperkuat dengan atraksi dan promosi. “Untuk itu, kita terus meningkat Infrastruktur dasar, seperti air, listrik dan jalan,” jelas Wagub.

Wagub berharap, seluruh rangkaian kegiatan bulan pesona Lombok Sumbawa dapat menampilkan karya seni dan kreasi budaya Masyarakat NTB untuk menarik wisatawan.

“Namun, budaya tersebut harus mencerminkan kearifan lokal serta nilai nilai luhur yang ada di masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan sama Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. Lalu Muhammad Fauzal, menyampaikan Lombok Night Festival merupakan salah satu dari 28 event rangkaian Bulan Pesona Lombok Sumbawa (BPLS) 2017. Kegiatan BPLS Akan berlangsung sampai 16 September 2017 mendatang.

Kegiatan Lombok Sumbawa Night Festival diisi dengan kegiatan seni dan budaya dari suku Sasak, Samawa dan Mbojo.  30 stand pameran menampilkan hasil industri kreatif dari seluruh kabupaten/kota se-NTB, termasuk hasil kerajinan dari Dekranasda dan PKK.

AYA