Berburu Kuliner dan Sunset di Pantai Impos

Di Impos, pengunjung tak hanya bisa mandi dan berenang, tapi juga dapat berburu kuliner sekaligus kenikmati matahari tenggelam dengan latar gunung agung di arah barat

LOMBOKUTARA. lombokjournal.com — Sekitar satu atau dua dekade lalu, pantai Impos Desa Medana Kecamatan Tanjung mulai ramai dikunjungi warga untuk berwisata.

Meski belum bisa disejajarkan dengan kawasan wisata eksklusif di Lombok Utara, semisal tiga Gili dan kawasan wisata Senaru, namun Impos layak dijadikan lokasi tujuan wisata alternatif bagi warga Tanjung dan Lombok Utara umumnya.

Pantai Impos satu diantara sekian banyak destinasi wisata yang kini mulai dikembangkan pemerintah daerah setempat. Tahun 2017 lalu, melalui dana APBD, Pemda telah menata kawasan tanjungan tersebut dengan berbagai fasilitas, sperti rabat jalan, berugak, MCK dan properti penunjang lainnya guna mempercantik tampilan pantai.

Di Impos, pengunjung tak hanya bisa mandi dan berenang, tapi juga dapat berburu kuliner sekaligus kenikmati matahari tenggelam dengan latar gunung agung di arah barat.

Salah seorang pengunjung, Dewik mengaku sering berwisata bersama keluarga, terutama saat hari libur sekolah.

“Ya sering datang ke sini (Impos,red), sekalian ajak anak-anak bermain dan mandi,” katanya saat datang bersama keluarganya, Minggu (1/4).

Bagi pecinta kuliner, tentu Impos sangat recomended untuk dikunjungi. Di pantai ini juga terdapat lapak-lapak pedegang yang menyediakan berbagai jenis kuliner khas Lombok Utara, mulai dari pelecing Opak, urap-urap, sate ikan, aneka minuman ringan dan banyak lagi pilihan menu lainnya.

“Makanan tinggal pesan di sini. Bisa sambil menikmati sunset. Pemandangannya bagus, dari kejauhan bisa melihat kapal-kapal yacht yang berjejer di pelabuhan Bay Marina Medana,” sambung Dewik.

Tini, pedagang yang sudah lima tahun berjualan di kawasan pantai Impos, mengaku sangat bersyukur karena Impos kini semakin ramai dikunjungi wisatawan.

“Kalau ramai pengunjung saya bisa dapat jualan Rp 200 hingga Rp. 300 ribu. Kan banyak pedagang disini,” ungkapnya.

Sementara, salah seorang pengelola, yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata Karang Anyar, Suhardi, mengatakan pengunjung biasanya ramai saat hari Minggu atau libur sekolah.

“Minggu pasti ramai, pengunjung datang dari pagi hingga sore. Pendapatan dari parkir juga lumayan, tapi kalau hari biasa ya hanya beberapa pengunjung saja,” paparnya.

Setiap hari, lanjut Suhardi, ia bersama anggota kelompok yang lain bertanggung jawab menjaga kebersihan pantai dan sekitarnya.

Di lokasi pantai juga disediakan spot untuk poto selfie bagi para pengunjung, terutama remaja yang datang dengan pasangannya.

DNU




Garuda Travel Fair, Mengoptimalkan Pasar Potensial Di Lombok

 Travel Fair memberikan berbagai macam penawaran menarik yang dapat dinikmati, antara lain harga-harga terbaik, waktu liburan yang tepat dan paket yang lebih menarik

MATARAM.lombokjournal.com — Travel Fair di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali diselenggarakan Garuda Indonesia Cabang Lombok bersama partnernya BCA, bertempat di Lombok Epicentrum Mall, tanggal 23-25 Maret 2018.

Penyelenggaraan Garuda Indonesia Travel Fair  2018 untuk menberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pariwisata di NTB, sehingga mengoptimalkan pasar potensial khususnya yang berada di wilayah Lombok dan sekitarnya.

Rudy Tinton Soeprapto selaku Kepala Cabang Utama BCA, sangat mengapresiasi Garuda Indonesia Travel Fair dan mendukung program ini.

“Semoga di tahun 2018 ini dapat menjadikan angka-angka penjualan menjadi lebih baik. Peningkatan pariwisata NTB di tahun ini semakin membaik, dulu saya harus mengundang orang untuk datang, namun beberapa tahun terakhir banyak tamu yang datang tanpa diundang” ungkapnya.

Dalam kesempatan sama Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda NTB, Drs. H. Imhal, MM mengapresiasi Garuda Indonesia telah ikut memajukan NTB dalam peningkatan  wisatawan.

Melalui kegiatan travel fair ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif untuk NTB. Pada tahun 2018 target Pemerintah NTB menghadirkan sampai 4 juta wisatawan.

“Garuda Indonesia Travel Fair merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan akan mempercepat tercapainya wisatawan di NTB” tuturnya.

Melalui Travel Fair ini, pelanggan mendapat berbagai macam penawaran menarik yang dapat dinikmati. Antara lain harga-harga terbaik, waktu liburan yang tepat dan paket yang lebih menarik.

Garuda Indonesia Travel Fair selain menjual tiket penerbangan, juga memberikan penawaran hotel, paket tour, dan perlengkapan liburan lainnya.

Sementara itu , Nina Sulistyowati selaku Direktur  Marketing dan Tekhnologi dari PT . Garuda Indonesia menyatakan, target transaksi Garuda Travel Fair terus bertambah.

Tahun lalu target transaksi sekitar Rp 2 miliar dan berhasil tercapai

“Tahun ini target kita Rp 5 miliar dan kami juga menggandeng bank BCA untuk transaksi,” jelasnya

Garuda indonesia Travel Fair akan terus diselenggarakan, agar para pelanggan mendapatkan harg-harga terbaik, waktu liburan yang tepat, serta paket yang lebih menarik,

Karena dalam GATF kali ini merupakan One Stop Shoping bagi para pelanggan, karena selain menjual tiket penerbangan, juga ada penawaran hotel, paket Tour hingga barang perlengkapan liburan lainnya.

AYA




Golden Palace Hotel Lombok Layak Disebut Hotel Berbintang 5

Hotel berlantai 12 yang terkenal dengan kebersihan dan kelezatan makanannya ini telah mencukupi nilai untuk kategori klasifikasi hotel berbintang 5, sehingga hotel tersebut sudah layak menjadi hotel dengan klasifikasi bintang 5.

MATARAM.lombokjournal.com — Tim auditor dari LSU Bina Harapan Mulya, salah satu Lembaga Sertifikasi Usaha di bawah naungan Komisi Akreditasi Nasional (KAN), melakukan surveilan kedua di Golden Palace Hotel Lombok, hari Sabtu (10/03),.

Kegiatan rutin setiap tahun ini bertujuan menilai hotel dari segi kualitas produk, pelayanan, dan pengelolaan dalam rangka memenuhi segala kebutuhan tamu yang ada. Surveilan Kedua berlangsung cukup lama yaitu mulai Pkl. 09.00 wita hingga Pkl. 16.00 wita.

Selama waktu tersebut, tim auditor melakukan penilaian melalui observasi, dengan mengelilingi hotel ditemani dengan auditi yaitu para manager department dari Golden Palace Hotel Lombok.

Setelah melakukan observasi, para tim audit kemudian memberikan presentasi terhadap penilaian yang mengalami peningkatan dari surveilan pertama pada tahun 2017 dan mengatakan,  Golden Palace Hotel Lombok mendapatkan nilai 998, melebihi nilai minimal untuk mendapat bintang 5 yaitu nilai 936.

Artinya hotel yang terkenal dengan kebersihan dan kelezatan makanannya ini telah mencukupi nilai untuk kategori klasifikasi hotel berbintang 5, sehingga hotel berlantai 12 tersebut sudah layak menjadi hotel dengan klasifikasi bintang 5.

“Hasil penilaian dari surveilan kedua sangat memuaskan dan kami selaku management Golden Palace Hotel Lombok merasa sangat bangga dengan pencapaian tersebut. Namun ke depannya Golden Palace Hotel Lombok sementara ini akan tetap berada di Bintang 4 tetapi, dengan kualitas dan pelayanan setara bintang 5,” ungkap Ernanda Agung D. selaku General Manager.

Hotel yang terletak di tengah kota Mataram dengan bangunan full AC dimulai dari Lobby tersebut, terkenal dan selalu menjadi tujuan beberapa pejabat penting di Indonesia. Tentu saja saat sedang berkunjung ke pulau Lombok, yang ingin beristirahat sembari menikmati makanan khas Lombok.

Golden Palace Hotel Lombok memiliki fasilitas yang sangat lengkap seperti Skylounge Lt.11 dan Roof Top Garden Lt. 12 dengan pemandangan Kota Mataram serta Pantai, Pegunungan hingga Sunset yang sangat indah di sore hari juga memiliki areal parkir cukup luas.

Untuk Reservasi dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Golden Palace Hotel Lombok di 0370 – 6170000 (hunting), atau datang langsung ke Jl. Sriwijaya No. 38 Mataram dan dapat pula mengunjungi website di www.goldenpalacelombok.com

AYA (*)




Dishub Janji Tertibkan Rongsokan Kapal Di Sekitar Teluk Nara

Kawasan pelabuhan Teluk Nara, salah satu pintu masuk menuju ke tiga Gili, akan disterilkan 100 meter ke timur dan barat

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan (Dishublutkan) Lombok Utara, akan menertibkan rongsokan kapal-kapal jenis speed boat yang diparkir pemiliknya di sekitar kawasan pelabuhan Teluk Nara. Desa Malaka Kecamatan Pemenang.

“Ada rencana kita mau angkut menggunakan alat berat. Tapi ada beberapa kendala, salah satunya lokasi evakuasi atau pemindahan yang belum ada sampai saat ini,” kata Sekretaris Dishublutkan KLU Samsul Rizal, Selasa (20/3).

Dikatakan Rizal, keberadaann kapal-kapal itu cukup menggangu, selain terlihat semrawut, kapal-kapal lain juga tidak bisa nambat atau parkir di pinggir pantai.

“Kita sudah bersurat ke masyarakat yang memiliki, termasuk ke BNPB dan TWP Gili Matra, tapi belum ada respon. Karena ada beberapa kapal juga merupakan aset instansi, jadi harus melalui penghapusan aset baru bisa dimusnahkan,” paparnya.

Kawasan pelabuhan Teluk Nara, yang merupakan salah satu pintu masuk menuju ke tiga Gili, lanjut Rizal, akan disterilkan 100 meter ke timur dan barat.

Mengingat Oktober mendatang ada tamu BMF yang dijadwalkan datang ke tiga Gili.

Meski mengaku tidak memiliki pos anggaran untuk penertiban pada tahun anggaran 2018 ini, pihaknya akan mengupayakan melalui anggaran yang ada.

DNU




Pariwisata NTB Makin Mendunia

Dinas Pariwisata NTB mencatat, jumlah kunjungan wisatawan tahun 2008 hanya 500 ribu, pada tahun 2017 kemarin jumlah wisatawan sudah mencapai hingga 3,5 juta

Faozal

MATARAM.lombokjournal.com —  Sektor pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama di Lombok, kini menjadi buah bibir para pelancong dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Lombok menawarkan sejumlah destinasi wisata yang tidak kalah menariknya dari tetangga sebelah, Bali.

Berbagai destinasi menarik tersedia di Pulau Seribu Masjid, mulai dari keindahan bawah laut, gugusan perbukitan yang hijau, bentangan pasir putih di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, eksotisme tiga gili di Lombok Utara, hingga panorama Gunung Rinjani.

Lombok juga memiliki kekayaan budaya yang menjadi buruan para pelancong dunia, termasuk sajian kuliner berselera pedas.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal mengatakan pengembangan sektor pariwisata tak dilakukan dalam sekejap.

Program pengembangan pariwisata, kata Faozal, mulai digagas saat TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menjabat sebagai Gubernur NTB pada 2008 lalu.

Faozal menambahkan, berbagai upaya ditempuh dalam memajukan sektor pariwisata, mulai dari regulasi, promosi, hingga penguatan destinasi.

Hasilnya, tingkat kunjungan wisatawan ke NTB terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Catatan, Dinas Pariwisata NTB, jumlah kunjungan pada 2008 hanya sebanyak 500 ribu.

Namun, pada 2017 kemarin, jumlah ini membengkak hingga 3,5 juta wisatawan.

“Potret pariwisata NTB kita lihat saat ini pada 2017 sudah menyentuh 3,5 juta wisatawan, dan tahun depan ditargetkan 4 juta wisatawan,” ujar Faozal di Kantor Dinas Pariwisata NTB, Selasa (20/3).

Faozal mengungkapan, kemajuan sektor pariwisata pada akhirnya memberikan dampak positif bagi masyarakat, pelaku industri wisata, pelaku ekonomi kreatif.

“Efek dari berbagai aktivitas pariwisata berdampak pada masyarakat kita, bagi pelaku industri wisata dengan hadirnya industri kreatif yang berikan kesejahteraan masyarakat,” kata Faozal menambahkan.

AYA




Pasar Pancingan Kini Dikembangkan Di Krujuk, Lombok Utara

Empat pilot project pengembangan Pasar pancingan ada di Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara

Faozal

MATARAM.lombokjournal.com – 4 pilot project pengembangan Pasar Pancingan dikembangkan di kabupaten lainnya, salah satunya di kawasan wisata Desa Kerujuk, Lombok Utara.

Dinas Pariwisata kembali mengembangkan itu setelah sukses dengan pasar pancingan Bilebante Lombok Tengah.

“Ada 4 pilot project kita bersama Genpi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal beberapa waktu lalu, Jum’at (16/03).

Keempat pilot project tersebut terbagi di beberapa daerah, yakni Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara. Di Lombok Tengah sendiri sudah ada pasar pancingan Bilebante. Selanjutnya, pihaknya bersama Genpi akan membuat hal serupa di Kerujuk.

Menurut Faozal, jika hal tersebut sukses, ada semacam laboratorium ekonomi bagi desa.

Hal ini tentunya sangat bagus untuk pengembangan ekonomi lokal di desa tersebut. Mereka dapat melakukan berbagai macam aktivitas ekonomi. Bahkan sisi pariwisata juga akan masuk di desa itu.

“Ini sangat bagus bagi masyarakat setempat,” sambungnya.

Ia melanjutkan, keberadaan pasar pancingan memberikan dampak yang cukup positif. Penghasilan masyarakat meningkat lebih dari biasanya.

Dicontohkan, salah satu penjual serabi di pasar pancingan Bilebante. Sebelum adanya pasar tersebut, penjual itu hanya berpenghasilan Rp 100 ribu per hari.

Itupun dengan berjualan keliling Desa Bilebante. Sekarang dengan pasar pancingan tersebut, mereka memperoleh minimal Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per harinya.

“Masyarakat begitu enjoy menerima hal ini,” aku Faozal.

Ia ingin hal serupa juga berlaku di daerah lainnya di Lombok. Namun tentunya dengan konsep yang berbeda satu sama lain. Konsep pasar pancingan di Kerujuk akan berbeda dengan Bilebante.

Hal tersebut dikarenakan venuenya yang berbeda. Disamping itu, aktivitas masyarakat Kerujuk juga agak berbeda dengan masyarakat Bilebante.

“Akan ada pembedaan,” katanya.

Dalam pengembangan pasar pancingan Kerujuk nantinya, Dispar juga melakukan intervensi. Pada tahap awal, Dispar akan membantu permodalan awal untuk masyarakat sekitar Desa Kerujuk. Diantaranya pembangunan tenan jualan untuk mereka.

“Kita berikan modal awal,” pungkasnya.

Selain itu, promosi juga akan digencarkan. Salah satunya melalui media online atau media sosial. Sarana ini sudah sangat fmiliar ditengah masyarakat, sehingga memudahkan pasar pancingan Kerujuk dikenal masyarakat luas bahkan wisatawan.

AYA




PHRI Bersih-bersih Masjid Hubbul Wathan

Masjid Hubbul Wathan sebagai destinasi wisata pertama yang disasar, tidak lepas dari posisi Masjid Hubbul Wathan yang dikenal sebagai ikon wisata halal di NTB

Relawan PHRI

MATARAM.lombokjournal.com — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) memulai Gerakan Bersih Destinasi Wisata (GBDW) dengan membersihkan Masjid Hubbul Wathan di Kompleks Islamic Center NTB pada Senin (5/3).

Ketua PHRI NTB Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan, GBDW merupakan inisiatif dari para pelaku industri perhotelan untuk ikut menjaga kebersihan dan kenyamanan sejumlah destinasi wisata yang ada di NTB.

“Ini aksi kita pertama dan akan kita lakukan secara berkelanjutan ke destinasi wisata lain yang ada di NTB, terutama di Pulau Lombok,” jelas Abdul Hadi.

Pemilihan Masjid Hubbul Wathan sebagai destinasi wisata pertama yang disasar, kata Hadi, tidak lepas dari posisi Masjid Hubbul Wathan yang dikenal sebagai ikon wisata halal di NTB.

Menurut Hadi, kebersihan dan kenyamanan di Masjid Hubbul Wathan menjadi perhatian khusus. Pasalnya, Masjid Hubbul Wathan telah menjadi salah satu destinasi utama yang ditawarkan oleh para pelaku industri perhotelan dalam menjual paket tour wisata.

Dalam GBDW ini, lanjut Hadi, menggandeng perusahaan pembersih, Karcher. Kata Hadi, kerja sama dengan Karcher ini sangat penting melihat tinggi dan besarnya luas Masjid Hubbul Wathan sehingga membutuhkan penanganan khusus.

Hadi menyebutkan, GBDW di Masjid Hubbul Wathan ini akan berlangsung selama dua hari, mulai Senin (5/3) hingga Selasa (6/3) dan melibatkan sedikitnya 100 relawan.

AYA




Pariwisata NTB Bikin Terobosan LSGS, Di Musim Sepi Kunjungan

Di masa-masa lesu, dibuat terobosan melalui Lombok Sumbawa Great Sale (LSGS) 2018 yang berlangsung selama sebulan penuh, mulai 28 Januari hingga 28 Februari.

MATARAM.lombokjournal.com – Tingkat kunjungan wisatawan ke NTB juga terus tumbuh secara signifikan. Pada 2017, NTB mampu mendatangkan sekitar 3,8 juta wisatawan, atau melebihi target kunjungan yang dicanangkan sebanyak 3,5 juta wisatawan.

Hal ini disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faisal, Senin (05/03)

Ia  menjelaskan, pola-pola kunjungan wisatawan ke Lombok bervariasi. Biasanya,  lonjakan kunjungan ke NTB terjadi saat musim puncak atau high season pada pertengahan bulan hingga akhir tahun.

Sedangkan, periode tiga bulan pertama di awal tahun, tingkat kunjungan terbilang melesu.

“Hal ini lumrah dalam sektor pariwisata di seluruh dunia,” cetusnya

Namun, NTB melakukan sejumlah upaya dalam mendongkrak tingkat kunjungan di masa-masa lesu seperti ini. Salah satunya melalui Lombok Sumbawa Great Sale (LSGS) 2018 yang berlangsung selama sebulan penuh, mulai 28 Januari hingga 28 Februari.

Selama LSGS 2018, terdapat 51 hotel di Lombok yang memberikan diskon rata-rata 65 persen bagi tamu yang akan menginap.

Selain itu, potongan harga juga menyasar pada kategori lain seperti 30 persen untuk restaurant dan lesehan, 40 persen untuk travel agent, 40 persen bagi yang ingin berburu oleh-oleh khas, 30 persen untuk pusat rekreasi.

Menurut Hadi, adanya LSGS 2018 terbukti mendorong peningkatan kunjungan. Dari catatan PHRI NTB, jumlah rata-rata total kunjungan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara pada tiga bulan pertama di NTB menyentuh angka 70 persen.

Sedangkan untuk rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara sendiri berkisar 50 persen.

“Memang bulannya agak menurun, tapi angka ini menunjukan adanya peningkatan. Mungkin karena adanya LSGS 2018 dan juga sejumlah pertemuan yang digelar di Lombok pada awal tahun,” jelasnya.

Hadi melanjutkan, wisatawan Malaysia masih menduduki peringkat teratas dalam wisatawan mancanegara yang berlibur ke Lombok. Menurut Hadi, hal ini tidak lepas dari cukup banyaknya penerbangan langsung  rute Lombok-Kuala Lumpur sebanyak tiga kali dalam sehari.

“Malaysia paling banyak ke Lombok, baru disusul turis dari Australia. Hal ini membuktikan pariwisata Lombok telah memiliki tempat di hati mereka,” katanya.

AYA




‘Mandalika Fashion Carnival’ Akan Digelar Di Lombok Tengah

Mandalika Fashion Carnival 2018 diyakini menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan mengingat ragam atraksi budaya yang ditampilkan

MATARAM.lombokjournal.com —  Mandalika Fashion Carnival  2018 yang merupakan salah satu program andalan NTB akan digelar  di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Senin (5/3)

Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata NTB dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah yang akan menggelar kegiatan tersebut bertujuan menarik minat wisatawan,  selain sebagai ajang menampilkan budaya lokal NTB kepada wisatawan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal. Seperti tahun lalu, ajang Mandalika Fashion Carnival 2018 diyakini menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan mengingat ragam atraksi budaya yang ditampilkan.

“Ini adalah bagian dari upaya bersama menjadikan ini aktivitas masyarakat sebagai tuan rumah sebagai bagian dari wonderful event,” ujar Faozal saat jumpa pers jelang Mandalika Fashion Carnival 2018, di Kantor Dinas Pariwisata NTB, Mataram, NTB, Sabtu (03/03).

Faozal mengungkapkan, ajang Mandalika Fashion Carnival 2018 merupakan salah satu rangkaian dari Festival Bau Nyale 2018, rencananya juga akan dilaksanakan pada Selasa (6/3) di Pantai Seger, KEK Mandalika.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Kholilur Rochman mengatakan, ajang Mandalika Fashion Carnival 2018 mengambil tema Puteri Mandalika, sebuah legenda bagi masyarakat Lombok.

“Kita akan tampilkan 64 kostum. Ada 50 peserta fashion. Ini untuk mewadahi kreativitas anak muda di NTB dan juga berpotensi menjadi event internasional seperti Jember Carnival,” kata Kholilur.

AYA




Tingkat Penghunian Hotel Di NTB Turun Di Bulan Januari

Jumlah tamu yang menginap di hotel bintang pada bulan Januari 2018 tercatat 67.959

MATARAM.lombokjournal.com –  Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada bulan Januari 2018  mengalami penurunan dibandingkan bulan Desember 2017.

TPK  bulan Desember 2017 mencapai sebesar 50,05 persen,  turun  12,14 poin pada bulan Januari 2018 dengan TPK  37,91 persen. Jika dibandingkan dengan TPK bulan Januari  2017 sebesar 34,46 persen, berarti mengalami kenaikan sebesar 3,45 poin.

Badan Pusat Statistik ( BPS ) NTB merilis TPK itu yang disampaikan Kepala BPS NTB Endang Triwahyuningsih, Kamis (01/03) di kantornya.

Ia memaparkan Rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada bulan Januari 2018 tercatat 1,93 hari. Ini turun 0,21 hari dibandingkan dengan RLM bulan Desember 2017 sebesar 2,14 hari. Jika dibandingkan dengan RLM bulan Januari  2017 yang hanya 1,86 berarti terjadi sedikit kenaikan 0,07 hari.

“Jumlah tamu yang menginap di hotel bintang pada bulan Januari 2018 tercatat 67.959 orang yang terdiri dari 52.322 orang tamu dalam negeri (76,99 persen) dan 15.637 orang tamu luar negeri (23,01 persen),” jelasnya

TPK Hotel Non Bintang bulan Januari 2018 sebesar 22,87 persen mengalami penurunan 4,89 poin dibanding bulan Desember 2017 dengan TPK sebesar 27,76 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Januari 2017 juga mengalami kenaikan sebesar 1,40 poin dari 21,47 persen.

Rata-rata lama menginap (RLM) tamu di Hotel Non Bintang pada bulan Januari 2018 sebesar 1,62  hari, mengalami sedikit penurunan  sebesar 0,08 hari dibandingkan dengan RLM bulan Desember 2017. Dibandingkan dengan bulan Januari 2017 sedikit kenaikan sebesar 0,10 hari.

AYA

BACA JUGA : Inflasi NTB Bulan Februari, Di atas Angka Nasional