Teror Bom Tak Pengaruhi Pariwisata KLU

Sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning atau travel advice

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Aksi pengeboman di sejumlah tempat di Surabaya, Jawa timur hari Minggu lalu dipastikan tidak berdampak pada kelangsungan aktifitas pariwisata di Lombok Utara.

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, Setiadi, mengatakan, sejauh ini teror bom Surabaya belum berdampak pada sektor pariwisata KLU.

“Kita berharap tidak berdampak di KLU. Kejadiannya juga kan baru terjadi hari minggu lalu,” tukasnya, Selasa (15/05).

Saat ini, aku Setiadi, sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning atau travel advice. Bahkan duta besar masing-masing negara sejak awal mengeluarkan himbauan kepada warganya yang hendak datang berkunjung ke Indonesia.

Kapolres Lombok Utara, AKBP. Apriadi Lesmana. S.I.K, mengatakan penjagaan dan pengamanan fokus dilakukan di titik-titik rawan, seperti kawasan wisata tiga gili.

“Kepolisian dan Pemda KLU bersama-sama menjaga keamanan serta kenyamana masyarakat Lombok Utara. Termasuk dengan menggelar patroli di seluruh wilayah hukum Polres Lombok Utara,” tukasnya.

DNU




Teror Bom Tak Pengaruhi Pariwisata KLU

Sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning atau travel advice

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Aksi pengeboman di sejumlah tempat di Surabaya, Jawa timur hari Minggu lalu dipastikan tidak berdampak pada kelangsungan aktifitas pariwisata di Lombok Utara.

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, Setiadi, mengatakan, sejauh ini teror bom Surabaya belum berdampak pada sektor pariwisata KLU.

“Kita berharap tidak berdampak di KLU. Kejadiannya juga kan baru terjadi hari minggu lalu,” tukasnya, Selasa (15/05).

Saat ini, aku Setiadi, sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning atau travel advice. Bahkan duta besar masing-masing negara sejak awal mengeluarkan himbauan kepada warganya yang hendak datang berkunjung ke Indonesia.

Kapolres Lombok Utara, AKBP. Apriadi Lesmana. S.I.K, mengatakan penjagaan dan pengamanan fokus dilakukan di titik-titik rawan, seperti kawasan wisata tiga gili.

“Kepolisian dan Pemda KLU bersama-sama menjaga keamanan serta kenyamana masyarakat Lombok Utara. Termasuk dengan menggelar patroli di seluruh wilayah hukum Polres Lombok Utara,” tukasnya.

DNU




Wisata Halal Beri Kekhasan Sektor Pariwisata NTB

Kini jumlah wisatawan terbesar di NTB justru diisi turis dari Malaysia dengan hadirnya segmen wisata halal

Lalu Abdul Hadi Faesal

MATARAM.lombokjournal — Sektor pariwisata Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah naik daun dalam beberapa tahun terakhir. Geliat pertumbuhan pariwisata di Lombok juga dirasakan para pelaku industri wisata.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan, segmentasi pariwisata halal menambah semarak khazanah pariwisata di Lombok.

Menariknya, segmentasi wisata halal atau lebih tepat dikenal dengan sebutan moslem friendly mampu bersandingan dengan segmen wisata konvensional yang sudah lebih jauh berdiri.

“Kekhasan NTB, terutama Lombok selain pariwisata konvensional juga ada pariwisata halal, apa yang kami alami selama ini, terbukti mendatangkan wisatawan luar biasa, contoh dari negara-negara tetangga,” ujar Hadi di Mataram,

Jika selama ini turis di Lombok didominasi dari Australia mengingat segmen wisata konvensional seperti Gili Trawangan hingga Pantai Kuta, kini jumlah wisatawan terbesar di NTB justru diisi turis dari Malaysia dengan hadirnya segmen wisata halal.

“Ini menjadi keunikan tersendiri, (wisata) halal dan konvensional bersanding sangat indah dan tidak ada benturan,” lanjutnya.

Hadi menyebutkan, hampir 99 persen hotel di Lombok kini sudah memenuhi kategori hilal 1 dengan kelengkapan fasilitas ibadah, mulai dari tempat wudhu, mushala, hingga sajadah by request.

“Kondisi ini yang membuat NTB diganjar beberapa kategori pengharaan dalam destinasi halal terbaik dunia pada 2015 dan 2016,” katanya.

AYA

 




Banyak Event, Hotel di Lombok Kebanjiran Tamu

Tingkat okupansi kamar hotel yang berada di luar Mataram juga menyentuh angka 4 ribu kamar lebih

MATARAM,lombokjournal.com —  Penyelenggaraan sejumlah ajang berskala nasional hingga internasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam waktu yang hampir bersamaan membuat tingkat okupansi kamar hotel melonjak tajam.

Beragam kegiatan yang tersaji di Lombok ialah Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 sejak 4 Mei hingga 9 Mei, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diramaikan dengan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK dari 7-11 Mei, dan balap lari lintas alam, Rinjani 100, sejak 4-6 Mei.

“4.130 kamar (hotel), baik yang bintang dan nonbintang yang ada di Mataram penuh semua, dengan rata-rata okupansi kamar mencapai 90 persen,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faesal di Mataram.

Jumlah ini belum termasuk okupansi kamar hotel dan resort yang berada di luar Mataram, seperti di kawasan Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat, maupun kawasan tiga gili, yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno di Kabupaten Lombok Utara.

Kata Hadi, tingkat okupansi kamar hotel yang berada di luar Mataram juga menyentuh angka 4 ribu kamar lebih. Jika dikalkulasikan, total tingkat keterisian kamar hotel di Lombok pada periode ini hampir menyentuh angka 10 ribu.

“Ini sangat menggembirakan bagi kami sebagai pelaku industri wisata,” lanjutnya.

Ia menilai, kenaikan okupansi kamar hotel terjadi di saat yang tepat. Pasalnya, tak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan, yang kerap diasosiasikan melesunya sektor pariwisata.

 Hadi berharap, peningkatan okupansi kamar pada periode ini mendorong motivasi para pelaku industri wisata di Lombok untuk terus menggencarkan promosi kepada wisatawan agar mau berkunjung ke Lombok, bahkan pada saat bulan puasa nanti.

AYA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




DPR Tinjau Pelaksanaan Peraturan Kepariwisataan di NTB

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meninjau perkembangan sektor pariwisata dalam segala hal, termasuk aspek pelaksanaan undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

MATARAM.lombokjournal.com  —  Kepala Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-undang dari Badan Keahlian DPR, Rudi Rochmansyah mengatakan, rombongan DPR yang dibawa ke Lombok terdiri atas tim ahli dan perundang-undangan DPR. Tugasnya memberi dukungan dan mencari tahu apakah UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan sudah berjalan optimal di NTB.

“Apakah UU ini impelementatif atau belum dapat dilaksanakan optimal, kami ingin tahu, apa karena persoalan UU-nya atau persoalan di tataran implementasi,” ujar Rudi saat beraudiensi dengan para pelaku industri wisata NTB di Kantor BPPD NTB, Jalan Langko, Mataram, NTB, Selasa (08/05).

Pariwisata menjadi salah satu program prioritas Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Keindahan alam dan sejumlah destinasi wisata di NTB, terutama di Pulau Lombok kini menjadi tujuan bagi para pelancong dunia.

Hal ini yang menjadi atensi dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meninjau perkembangan sektor pariwisata dalam segala hal, termasuk aspek pelaksanaan undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Pemantauan dilakukan secara bertahap di sejumlah daerah. Sebelum menyambangi NTB, rombongan telah beraudiensi dengan sejumlah pelaku industri wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumatera Barat (Sumbar), dan juga Bali.

Rudi menilai, setiap daerah memiliki karakteristik dan persoalan yang berbeda. Di Yogyakarta, tim pemantauan pelaksanaan perundang-undangan menyoroti Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) di tingkat Kota Yogyakarta, namun belum terbentuk BPPD di tingkat provinsi DIY.

Sedangkan di NTB, BPPD NTB justru tengah dalam polemik lantaran terjadi dualisme kepemimpinan.

Rudi menyebutkan, pemilihan Ketua dan Wakil ketua BPPD seharusnya mengacu pada peraturan perundang-undangan. Pemerintah daerah, dalam hal ini Kepala Daerah sebatas membentuk sembilan orang yang merupakan perwakilan dari asosiasi pariwisata, penerbangan, hingga pakar akademis sebagai anggota BPPD, dan ditetapkan dengan keputusan gubernur/bupati/wali kota untuk masa tugas selama empat tahun.

Selanjutnya, tim sembilan ini melakukan musyawarah untuk mufakat hingga voting dalam menentukan ketua dan wakil ketua BPPD.

“Kalau sudah terbentuk ditetapkan dengan SK gubernur,” ucapnya.

BPPD, lanjutnya, juga wajib berkoordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata Indonesia.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Lalu Hadi Faesal mengatakan, dirinya ditunjuk Tim Sembilan sebagai Ketua BPPD NTB, melalui sistem voting lantaran tidak mencapai mufakat dalam musyawarah.

Namun di sisi lain, terdapat ketua dan wakil ketua BPPD versi lain dengan mekanisme pemilihan yang berbeda.

“Sembilan anggota telah bertemu dan musyawarah 28 maret dan hasilkan kepengurusan dari BPPD. Kita mengacu kepada UU, untuk melakukan pemilihan ketua (BPPD) dengan musyawarah namun tidak bisa selesai, maka voting,” kata Hadi.

Meski sudah menjalankan UU terkait pemilihan ketua dan wakil ketua BPPD NTB, Hadi mengaku belum mendapatkan surat keputusan dari kepala daerah. Ia menilai, kondisi ini sangat penting dalam menjalankan setiap program untuk mempromosikan NTB lebih luas ke depan.

AYA




Disesalkan, Hotel Berbintang Yang Sediakan Partner Song

Semua hotel berbintang di Kota Mataram sangat taat akan hukum, ulah segelintir oknum justru menurunkan okupansi hotel di Kota Mataram

MATARAM.lombokjournal.com — Asosiasi Hotel Mataram (AHM) menyesalkan adanya pemberitaan terkait hotel berbintang yang menyediakan partner song (PS). Hal ini dinilai mempengaruhi promosi pariwisata yang dilakukan AHM.

“Kami sangat menyayangkan hal ini,” ujar Ketua AHM Ernanda Dewobroto di Mataram

Ia menuturkan, AHM mempersilahkan penindakan terhadap oknum hotel berbintang yang melanggar Perda. Namun hal tersebut dinilainya tidak perlu diblow up di media. Pihaknya tidak ingin seluruh hotel berbintang tercoreng akibat ulah satu atau dua oknum.

“Sekarang kita lagi gencar memajukan bisnis perhotelan di Kota Mataram,” terangnya.

Ia melanjutkan, hal tersebut akan sangat berdampak pada hotel berbintang lainnya yang bersih. Bersih diartikan Ernanda yakni hotel berbintang yang bisnis utamanya Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE).

“Jka ada oknum silahkan ditindak dan jika ada dugaan maka buktikan,” tegasnya.

Ia melanjutkan, semua hotel berbintang di Kota Mataram sangat taat akan hukum. Ia tidak ingin ulah segelintir oknum justru menurunkan okupansi hotel di Kota Mataram.

“Jangan karena satu orang semua kena getahnya,” kata Ernanda.

Terkait Perda, ia menyerahkan pada instansi terkait. Sebab menurutnya ada banyak instansi berkompeten seperti DPRD dan Pemkot Mataram. Pihaknya akan mengikuti semua aturan yang dibuat instansi tersebut.

“Jika ada yang nakal jewer saja,” katanya.

Sementara terkait informasi oknum hotel berbintang yang nakal, ia tidak ingin asal berkomentar. Ia khawatir jika salah memberikan informasi. Namun ia menolak dikatakan dalam posisi tidak tahu.

Hal ini dikarenakan itu menjadi wewenang dari pihak kepolisian dan Satpol PP.

“Organisasi tujuannya untuk memajukan perhotelan di Kota Mataram,” pungkasnya sambil mwenambahkan, pihaknya sudah mengadakan mainly meeting terkait permasalahan tersebut.

AYA

 




Core Hotel Premier, Resmi Dilaunching.

Menyerap tenaga kerja 80 persen dari lokal (NTB) sisanya 20 persen dari luar

MATARAM.lombokjournalcom — Sejak berapa tahun terakhir ini Nusa Tenggara Barat (NTB)   menawarkan potensi pariwisata halal yang menyaingi destinasi wisata lainnya seperti di Pulau Bali.

Selain jadi tujuan destinasi pariwisata, NTB khususnya Lombok juga menjadi bidikan baru pengembangan bisnis, karena mulai banyaknya masuk investasi di daerah tersebut.

Di antaranya banyak muncul Hotel-hotel Baru yang da di Lombok guna mendukung perkembangan majunya Pariwisata NTB, di antaran yang resmi dibuka saat ini yakni Hotel Bintang Tiga yang bernuansa elegan, yakni Core Hotel Premier Sengiggi.

Dengan berlokasikan di jalan Pariwisata Sengiggi Km 12 Core Hotel Premier menyediakan 92 kamar yang terdiri dari 84 Suverior, dan 7 Junior Swite dengan kenyamanan dan pelayanan hotel bintang empat.

“Corehotel Premier bintang tiga, tapi pelayanannya kita bisa pastikan lebih dari bintang tiga,” ujar General Manajer Hotel Corehotel Binang Odi Alam, usai Garand opening, Senin (16/04).

Ia menuturkan, Intinya bawa primer Corehotel satu-satunya management primier dari Lombok, pencetus lombok.

“Denan embel-embel primer ini kami menjadi confiden akan ada brand-brand jasa besar,” ungkapnya.

Pada prinsipnya, lanjut Odi kosep bangunan minimalis, kontempore dengan target konsumen menengah ke atas.

“Tapi intinya kita menyerap tenaga kerja 80 persen dari lokal (NTB) sisanya 20 persen dari luar,” ucapnya.

Sementara itu Owner Corehotel Premier Sengiggi, Fangliani Rahabok mengatakan, tujuan dibangunnya Corehotel Premier ini merupakan hotel bintang tiga berbasis mise tapi menyediakn pusat wisata terbaik yang ada di Sengiggi.

“Mudah mudahan dengan diresmikan Corehotel dapat membantu perkembangan pariwisata dan ekonomi khususnya diKabupaten Lombok Barat (Lobar),” ucapnya.

Bukan hanya di kawasan wisata Sengiggi, namun Corehotel juga nantinya akan meramaikan dunia pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) di kawasan Ekonomi Khusus (KEK)  Mandalika dan akan dibangun hotel dengan kamar 200 lebih.

“Dan sedang dalam proses pembangunannya, mudahan segara selesai,” pungkasnya.

AYA (*)




Puncak Acara Festival Pesona Tambora Memikat Wisatawan

Ke depan Puaun Sumbawa agar menyiapkan destinasi sebaik-baiknya, seindah-indahnya, dan juga menyiapkan event wisata

DOMPU.lombokjournal..com —- Puncak acara Festival Pesona Tambora (FPT) 2018 berlangsung meriah. Mengambil lokasi di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (11/4), FPT yang sudah memasuki tahun keempat ini menarik animo masyarakat dan juga wisatawan, baik wisatawan nusantara (wisman) maupun wisatawan mancanegara (wisman).

Ajang FPT 2018 disemarakan dengan Tari Nggahi Rawi Pahu, dan juga penampilan Anang, Ashanti, dan Aurel.

Sekretaris Daerah Pemprov NTB, Rosiady Sayuti mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat mensukseskan acara FPT 2018.

Rosiady yang mewakili Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi berpesan kepada Pemkab Dompu, dan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Pulau Sumbawa untuk menata destinasi wisata dengan sebaik-baiknya. Pasalnya, Pulau Sumbawa memiliki potensi wisata yang tidak kalah

“Ke depannya agar menyiapkan destinasi sebaik-baiknya, seindah-indahnya, dan juga menyiapkan event wisata,” ujar Rosiady saat membuka puncak acara FPT 2018 di Doro Ncanga, Dompu, NTB, Rabu (11/4).

Rosiady menilai, ketiga hal tersebut menjadi faktor utama dalam menggaet wisatawan untuk berkunjung ke Sumbawa. Diharapkannya, FPT 2018 memberikan kesan dan pengalaman yang berharga bagi para wisatawan yang sudah datang.

“FPT 2018 semoga masuk dalam ingatan para pelancong, baik lokal maupun mancanegara,” kata Ros menambahkan.

AYA




Rinjani Travel Mart III ASITA NTB, Tingkatkan Wisatawan Ke Lombok Dan Sumbawa

Sejak penyelenggaraan RTM tahun 2015, memberi kontribusi penting bagi tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok-Sumbawa

MATARAM.lombokjournal.com — Rinjani Travel Mart (RTM) III, akan menjadi ajang bisnis penting di kalangan industrI pariwisata Nusa Tenggara Barat.

RTM  memberi kontribusi besar untuk kemajuan pariwisata dan ekonomi masyarakat NTB. Peran pentingnya adalah kontribusinya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lombok dan Sumbawa.

NTB diharapkan mampu mencapai target kunjungan wisatawan hingga tahun 2019, mencapai  4 juta kunjungan wisatawan.

Untuk mendukung pencapaian target itu, DPD ASITA NTB, optimis, momen RTM III ini mampu memberi kontribusi maksimal, mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok dan Sumbawa.

RTM tahun ketiga yang digelar ASITA NTB dilakukan untuk mengulang suksesnya RTM sebelumnya yang di adakan dari tahun 2015 silam. Pasar bisnis pariwisata bertajuk Rinjani Travel Mart III menghasilkan sejumlah transaksi wisata bernilai miliaran rupiah.

Sejak penyelenggaraan RTM dari 2015, memberi kontribusi penting bagi tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok-Sumbawa.

Target kunjungan wisatawan NTB tahun 2016 melampaui target 2 juta kunjungan. Memasuki tahun kunjungan  2018 sampai awal 2019 mendatang, target kunjungan wisatawan ke NTB diharapkan mampu tembus angka 4 juta kunjungan.

Pemerintah NTB optimis mencapai target ini jika didukung kalangan industri pariwisata. Promosi dan program kerja kalangan asosiasi pariwisata NTB, bisa menjadi tolak ukur capaian target kunjungan wisatawan ke Lombok Sumbawa hingga tahun 2019 mendatang.

“Bagi ASITA, RTM ini menjadi penting karena disinilah tempat bertemunya sellers dan buyer (agen wisata luar Lombok-Sumbawa). Di arena ini akan terjadi transasksi langsung maupun tidak langsung antara kedua belah pihak. Tujuan kunjungannya jelas ke Lombok dan Sumbawa,” papar Ketua DPD ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka. Senin (02/04

Tahun lalu, lanjut Dewantoro, RTM II sukses mengantarkan anggota ASITA menyambut wisatawan melalui sejumlah transaksi. Transaksi di RTM I berhasil melampaui target yang kami tetapkan.

“Tahun ini kami harapkan bisa mengulang sukses RTM sebelumnya. Kami harapkan transaksi bisa melebihi target yang sudah kami tetapkan. Kami optimis bisa terlampaui, karena jumlah buyers yang kami undang tahun ini jumlahnya lebih banyak. Hal ini harus ditingkatkan terus seiring dengan meningkatnya target kunjungan wisatawan ke daerah. Inilah bentuk dukungan asosiasi kepada pemerintah,” jelas Dewantoro panjang lebar.

Program Tahunan DPD ASITA NTB in (RTM III) mengundang lebih dari 200 buyers dari dalam dan luar negeri. Lebih dari 60 sellers akan disiapkan untuk memperlancar agenda table top-nya.

Pertemuan sellers dan buyers nantinya akan menghasilkan transaksi wisata dari program dan paket wisata yang sudah disiapkan oleh para sellers. Belajar dari pelaksanaan RTM sebelumnya, RTM tahun ini diharapkan bisa mendatangkan buyers dan transaksi yang lebih besar.

Jumlah transaksi yang terkumpul dapat memberikan gambaran, seberapa besar wisatawan yang bisa didatangkan ke Lombok-Sumbawa. Termasuk dampak ekonomi yang dihasilkan berdasarkan hitungan standar.

Agenda-agenda seperti RTM ini, menjadi penting mengingat kontribusi yang diberikan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas kunjungan wisatawan ke depan. Kalangan agen wisata yang datang dari luar tentu akan melakukan evaluasi. Sejauh mana pelaku dan industri pariwisata NTB mampu meningkatkan kualitas dan fasilitas pendukung destinasi wisata.

Salah sataunya bagaimana meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan layanan (service) kepada wisatawan.

“Tentu, kami tidak berharap, wisatawan yang datang ke Lombok-Sumbawa ini hanya sekali. Kepuasan wisatawan itu dapat kita lihat dari jumlah kunjungan mereka ke NTB.

AYA (*)




Berburu Kuliner dan Sunset di Pantai Impos

Di Impos, pengunjung tak hanya bisa mandi dan berenang, tapi juga dapat berburu kuliner sekaligus kenikmati matahari tenggelam dengan latar gunung agung di arah barat

LOMBOKUTARA. lombokjournal.com — Sekitar satu atau dua dekade lalu, pantai Impos Desa Medana Kecamatan Tanjung mulai ramai dikunjungi warga untuk berwisata.

Meski belum bisa disejajarkan dengan kawasan wisata eksklusif di Lombok Utara, semisal tiga Gili dan kawasan wisata Senaru, namun Impos layak dijadikan lokasi tujuan wisata alternatif bagi warga Tanjung dan Lombok Utara umumnya.

Pantai Impos satu diantara sekian banyak destinasi wisata yang kini mulai dikembangkan pemerintah daerah setempat. Tahun 2017 lalu, melalui dana APBD, Pemda telah menata kawasan tanjungan tersebut dengan berbagai fasilitas, sperti rabat jalan, berugak, MCK dan properti penunjang lainnya guna mempercantik tampilan pantai.

Di Impos, pengunjung tak hanya bisa mandi dan berenang, tapi juga dapat berburu kuliner sekaligus kenikmati matahari tenggelam dengan latar gunung agung di arah barat.

Salah seorang pengunjung, Dewik mengaku sering berwisata bersama keluarga, terutama saat hari libur sekolah.

“Ya sering datang ke sini (Impos,red), sekalian ajak anak-anak bermain dan mandi,” katanya saat datang bersama keluarganya, Minggu (1/4).

Bagi pecinta kuliner, tentu Impos sangat recomended untuk dikunjungi. Di pantai ini juga terdapat lapak-lapak pedegang yang menyediakan berbagai jenis kuliner khas Lombok Utara, mulai dari pelecing Opak, urap-urap, sate ikan, aneka minuman ringan dan banyak lagi pilihan menu lainnya.

“Makanan tinggal pesan di sini. Bisa sambil menikmati sunset. Pemandangannya bagus, dari kejauhan bisa melihat kapal-kapal yacht yang berjejer di pelabuhan Bay Marina Medana,” sambung Dewik.

Tini, pedagang yang sudah lima tahun berjualan di kawasan pantai Impos, mengaku sangat bersyukur karena Impos kini semakin ramai dikunjungi wisatawan.

“Kalau ramai pengunjung saya bisa dapat jualan Rp 200 hingga Rp. 300 ribu. Kan banyak pedagang disini,” ungkapnya.

Sementara, salah seorang pengelola, yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata Karang Anyar, Suhardi, mengatakan pengunjung biasanya ramai saat hari Minggu atau libur sekolah.

“Minggu pasti ramai, pengunjung datang dari pagi hingga sore. Pendapatan dari parkir juga lumayan, tapi kalau hari biasa ya hanya beberapa pengunjung saja,” paparnya.

Setiap hari, lanjut Suhardi, ia bersama anggota kelompok yang lain bertanggung jawab menjaga kebersihan pantai dan sekitarnya.

Di lokasi pantai juga disediakan spot untuk poto selfie bagi para pengunjung, terutama remaja yang datang dengan pasangannya.

DNU