Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (kemenhub) mendukung penuh pengembangan sarana dan prasarana di Nusa tenggara Barat (NTB) untuk mensukseskan perhelatan event internasional MotoGP pada tahun 2022 mendatang.
Pembangunan konektifitas udara yang difokuskan pada perpanjangan runway dan perluasan terminal Bandara Internasional Zainudin Abdul Majdi (BIZAM) yang dikembangkan oleh Angkasa Pura ditargetkan selesai Agustus tahun ini.
Pembangunan infrastruktur darat juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dan fasilitas keselamatan jalan, guna mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika serta pengembangan manajemen rekayasa lalu lintas dan fasilitas keselamatan transportasi ketika penyelenggaraan MotoGP 2022.
Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Ir. Budi Karya Sumadi saat bertemu Gubernur NTB, H. Dr. Zulkieflimansyah di Jakarta, Kamis (27/05).
Ir. Budi Karya Sumadi bersama Dr. Zulkieflimansyah
“Begitu juga pembangunan fasilitas keselamatan jalan dan alat angkut berupa bus-bus penumpang sedang disiapkan. InsyaAllah akan dicarikan dananya tahun ini dan sisanya tahun 2022, sehingga ketika MotoGP dilaksanakan pada bulan Maret tahun depan semuanya sudah siap,” ujar Menhub.
Selain itu, pengembangan infrastruktur laut dilakukan dengan mempercepat penyerahan Pengalihan Personil, Pembiayaan Sarana, dan Prasarana, Serta Dokumen (P3D) di 5 Pelabuhan Regional.
Di sisi lain, pembangunan sarana perhubungan laut khususnya di dermaga Gili Mas sudah mulai beroperasi. Dermaga pelabuhan Gili Mas juga sudah dikembangkan tahun lalu untuk kapal-kapal pesiar Cruise ukuran besar yang bisa juga dijadikan hotel terapung bagi ribuan penonton MotoGP.
“Kalau laut, relatif sudah cukup, terutama lintas penyeberangan dari Jawa dan Bali ke Lombok,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur NTB, H. Dr. Zulkieflimansyah menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat atas dukungan yang luar biasa terhadap pembangunan di NTB. Terutama dalam mendukung pengembangan fasilitas penunjang untuk mensukseskan perhelatan MotoGP yang akan digelar di Mandalika mendatang.
“Event internasional MotoGP ini bukan hanya milik masyarakat NTB, tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga dukungan semua pihak sangat diharapkan untuk sama-sama mensukseskannya,” pinta gubernur.
Gubernur NTB yang akrab disapa Dr. Zul, berharap perhelatan MotoGP bukan hanya sebagai olahraga balap sepeda motor kelas dunia semata, tetapi gelaran itu memiliki dampak yang besar bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Manikp@kominfo
Wabup KLU Inspeksi ke Obyek Wisata
Lombok Utara zona oranye, obyek wisata harus ditutup
Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, ST., M.Eng bersama jajaran menginspeksi ke sejumlah titik obyek wisata di kawasan Kecamatan Tanjung dan Pemenang, yang memang biasa ramai dikunjungi wisatawan.
Inspeksi itu untuk memastikan kondisi terkini di lapangan, Kamis (20/05/21) pagi. Obyek yang dikunjugi di antaranya pantai Impos, Lombok Wildlife Park dan pantai Nipah. S
Selain meninjau sejumlah tempat wisata, Wabup juga turut melihat proses penjagaan tim Satgas Penanggulangan Covid-19 di pintu masuk Kabupaten Lombok Utara yaitu Pusuk dan Klui.
Untuk menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Daerah Lombok Utara mengeluarkan Surat Edaran Bupati Nomor : 188.64/110/BUP/2021 tentang penutupan objek wisata dalam masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Lombok Utara pada tanggal 19 Mei kemarin.
Dalam Surat Edaran Bupati disebutkan, penutupan obyek wisata mulai tanggal 20 sampai dengan 23 Mei.
Tempat wisata berpotensi menjadi salah satu sumber penyebaran Covid-19, terlebih PADA libur lebaran tahun ini.
Atas dasar itu, Danny meminta masyarakat terutama para pelaku wisata di Lombok Utara, untuk memaklumi kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah.
“Langkah yang diambil ini, merupakan tanggung-jawab pemerintah kepada masyarakat bahwa kesehatan adalah paling utama didalam setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah itu sendiri,” jelasnya.
Kejelasan kapan dibuka kembali obyek wisata di Lombok Utara, Danny mengatakan semua tergantung intruksi Pemerintah Pusat.
Surat Edaran Bupati sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti kondisi penyebaran virus Corona di masing-masing wilayah, yang terpantau secara masif oleh Pemerintah Provinsi maupun Pusat.
“Hari ini kita di zona orange, dan tentu menurut arahan dan intruksi Menteri Dalam Negeri bahwa zona merah dan orange, tempat-tempat obyek wisata harus ditutup,” jelas Wabup.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara dr. H. Lalu Bahrudin menerangkan, tren Covid-19 di Lombok Utara kini mengalami peningkatan dengan kumulatif kasus sebanyak 267.
Sementara untuk saat ini, yang masih terkonfirmasi positif sebanyak 28 orang.
Melihat kondisi tersebut, dr. Bahrudin mengimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19, sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk memerangi penyebaran virus Corona di Lombok Utara.
“Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah khsususnya di Kabupaten Lombok Utara untuk menyetop tempat-tempat wisata ini adalah tujuannya baik, artinya untuk mengurangi angka kasus Covid-19 yang ada di Lombok Utara. Oleh karena itu, kita berharap ini disambut dengan baik oleh masyarakat dan membantu pemerintah di dalam menurunkan angka Covid-19,” pungkasnya.
Sementara itu, usai menerima kunjungan Wakil Bupati di tempatnya, Presiden Direktur Lombok Wildlife Park Ketut Suadika mengutarakan sedikit keresahannya terhadap kondisi obyek wisata yang dikelolanya itu.
Meski kini tempatnya sepi akan pengunjung, namun Ketut tetap mendukung apa pun yang menjadi keputusan Pemerintah Daerah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Apapun jadi keputusan, kita ikut. Kita sebagai pengelola pariwisata yang penting untuk kedepan kita berharap bebas (Covid-19,red) dan lebih baik dari pada sekarang, itu harapan kita. Tentu kita sangat menunggu harapan itu bagaimana kita bisa bersinergi dengan pemerintah untuk bersama-sama maju bersama, agar semua merasa nyaman, aman dan sejahtera untuk pariwisata di Lombok Utara,” ujarnya.
Dari hasil monitoring yang dilakukan bersama, terlihat hampir semua titik obyek wisata sepi pengunjung.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat mengindahkan apa yang menjadi harapan Pemerintah Pusat maupun daerah dalam memerangi penyebaran Virus Corona di Kabupaten Lombok Utara.
Pelaku Pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan kebijakan buka tutup yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB terhadap obyek wisata.
Pasalnya, kebijakan ini justru bertolak belakang dengan keinginan kita semua akan kembali bangkitnya pariwisata di NTB.
Abdul Majid, salah seorang pengusaha wisata asal Sekotong Lombok Barat, menilai kebijakan buka tutup destinasi wisata dianggap tidak tepat. Menurutnya, untuk obyek wisata yang berada di wilayah masuk zona hijau seharusnya dibuka saja tanpa dikenakan buka tutup.
“Sehingga pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19, ini, perlahan akan pulih kembali”, ujar Abdul Majid.
Lain halnya dengan pegiat wisata asal kecamatan Wera kabupaten Bima, Wawan Wiranto. Ia menyesalkan minimnya pengelolaan destinasi wisata pulau Ular hingga potensi pulau tersebut saat ini tidak dapat dikelola dengan baik.
Padahal pulau Ular merupakan salah satu destinasi yang unik dan satu-satunya pulau Ular di Indonesia yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.
Apa yang dikeluhkan oleh dua pelaku wisata tersebut merupakan salah satu dari sejumlah pendapat yang terjaring dalam acara Dialog serta Halal Bihalal Pariwisata Hybrid yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, Rabu (19/05/21), bertema “Bersama Memajukan Wisata NTB”.
Doktor Zul dan Ummi Rohmi, saat menanggapi pertanyaan serta pendapat peserta dialog
Dalam dialog ini, para pegiat dan pengusaha wisata dihadapkan langsung dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengakui bahwa salah satu kendala pengembangan destinasi wisata pulau Ular di Kecamatan Wera adalah akses jalan yang belum memadai.
Namun saat ini, perbaikan jalan menuju destinasi Pulau Ular sebagian besar sudah dan sedang berlangsung.
“Kalau pandemi Covid-19 berlalu, kita akan bersinergi denga Pemda Bima membuat event-event besar, seperti; lari maraton dan lomba renang yang berkelas menuju Pulau Ular. Kita sediakan hadiah yang besar sehingga destinasi pulau Ular akan ramai dikunjungi,” ujar Zulkieflimansyah saat menanggapi sejumlah pendapat peserta.
Selain itu, Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul, ini, berharap kepada pelaku pariwisata untuk tetap bersinergi memajukan pariwisata di NTB.
Menurutnya, kemajuan pariwisata tergantung dari peran pelaku industri pariwisata sebab pegiat pariwisata di luar negeri begitu hebatnya memulihkan sektor pariwisata mereka yang lama terdampak Covid-19.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menjelaskan, kebijakan buka tutup destinasi pariwisata pasca lebaran Idul Fitri karena mengingat tren kasus positif Covid-19 masih cukup tinggi.
Sehingga pemerintah dengan berat hati menutup beberapa tempat-tempat wisata.
“Kita juga tidak ingin menghambat masyarakat mencari rezeki, tapi karena pandemi Covid-19 masih cukup tinggi, maka kita terpaksa menutup sementara obyek wisata”, ungkap wagub yang biasa disapa Ummi Rohmi, ini.
Pembukaan destinasi wisata di NTB memang diperbolehkan bagi daerah yang masuk zona hijau. Namun sayangnya, menurut Ummi Rohmi, bahwa hampir semua wilayah di NTB belum ada yang zona hijau.
“lebaran banyak orang yang pergi ke tempat wisata dengan jumlah yang banyak, maka bisa dipastikan tidak bisa dibendung. Prosedur kesehatan akan sulit diterapkan,” ujarnya.
Untuk itu, Ia meminta kepada semua pelaku pariwisata untuk tetap bersabar saat ini. Jika situasi kembali normal, pemerintah berharap masyarakat bisa kembali menikmati destinasi pariwisata.
“Saya yakin pelaku pariwisata di NTB memiliki kemampuan yang sangat besar untuk memajukan pariwisata kita. Maka, usulan mereka harus benar-benar difasilitasi oleh pemerintah daerah,” tegas Ummi Rohmi.
Manikp@kominfo
Ayo ke Danau Sano Nggoang
Fatmawati, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah
Danau Sano Nggoang atau Danau Nggoang adalah danau vulkanik terluas dan terdalam di Nusa Tenggara Timur. Danau Sanonggoang terletak di Wae Sano, Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Danau Sano Nggoang merupakan danau vulkanik paling luas yang ada di Nusa Tenggara Timur. Danau ini memiliki luas sekitar 5.500 ha dan dianggap sebagai danau paling dalam di dunia dengan kedalaman 600 m. Di sepanjang Danau Sano Nggoang ini terdapat beberapa desa yang merupakan tempat tinggal para penduduk setempat.
Desa pertanian yang tersebar di sekitar kawasan danau ini menampung sekitar 250 penduduk dengan rumah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Selain itu juga ada rumah kayu dan juga bata modern. Desa-desa tersebut dibatasi oleh danau, bukit dan perkebunan.
Lokasi yang cukup terpencil serta ukuran desa yang hanya menampung sedikit penduduk menjadikan para pengunjung merasa tenang saat berada di kawasan wisata Danau Sano Nggoang.
Danau Sano Nggoang berada pada ketinggian 750 m di atas permukaan laut. Daya tarik yang dimiliki oleh danau ini adalah kandungan sulfurnya yang cukup tinggi. DI daerah danau wisata ini tercium bau belerang yang cukup menyengat. Oleh karena itu banyak pengunjung yang datang untuk menikmati sensasi pemandian dengan tujuan untuk memaksimalkan kesehatan kulit.
Selain mandi, masih banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan di kawasan wisata ini. Para pengunjung dapat melakukan tracking, menunggang kuda, fotografi dan juga mengamati burung.
Dari sekian banyak aktivitas yang menarik tersebut, menikmati pemandangan menjadi hal utama yang banyak diminati pengunjung. Hal ini karena pemandangan alam yang disuguhkan di Danau Sano Nggoang ini masih sangat alami dan indah.
Danau wisata ini menyimpan pemandangan yang memukau termasuk di antaranya bukit, hutan, flora fauna di sekitar danau. Semua pemandangan tersebut dapat dijadikan sebagai objek fotografi yang tepat. Matahari terbenam juga bisa dilihat di kawasan wisata ini. Bagi anda yang menyukai seni fotografi maka moment cantik tersebut bisa anda abadikan di kamera anda.
Selain menyuguhkan pemandangan yang indah dan terbilang cukup sepi, kawasan Danau Sano Nggoang ini juga memiliki habitat berbagai jenis burung. Diantaranya adalah gagak flores , itik gunung, itik benjut dan kipasan flores.
Beberapa aktivitas menarik yang bisa dilakukan di kawasan wisata Danau Sano Ngoang antara lain :
Fotografi
Tujuan berwisata salah satunya adalah untuk mengamadikan moment di tempat wisata yang didatangi. Anda dapat menyalurkan bakat fotografi anda di tempat wisata ini karena banyak spot yang bisa anda ambil dengan hasil yang memukau.
Keliling danau
Danau Sano Nggoang memiliki pemandangan sekeliling yang indah sehingga sangat disayangkan jika kita tidak mengeklirnya. Selain berjalan kaki, pengunjung juga dapat menunggang kuda untuk menikmati pemandangan sekeliing danau.
Tracking
Keindahan serta keasrian Danau Sano Nggoang juga bisa dinikmati dengan aktivitas tracking. Pengunjung dapat menyusuri puncak bukit yang terdapat di sekitar danau. Biasanya pengunjung memilih jalur tracking pendek Golo Dewa Peak yang juga disebut sebagai Puncak Savana.
Selain itu, di kawasan ini juga terdapat track lain yang cukup menantang yakni Puncak Poco Dedeng. Untuk dapat mencapai puncak tersebut pengunjung harus melewati hutan lebat dan bukit terjal. Dari puncak pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan kabupaten Manggarai dan juga kota Labuan Bajo jika cuaca sedang cerah.
Mengamati burung
Di Danau Sano Nggoang terdapat spesies burung yang berkicau merdu menambah nuansa syahdu saat kita berkunjung.
Budaya dan Religi
Kampung nenek moyang penduduk Nunang memiliki komplek tua yang terletak di atas perbukian Golo Mblecek. Menurut informasi, nenek moyang penduduk sekitar adalah dari kerajaan Bima serta Minangkabau. Di tepian danau juga nampak gereja yang menjadi pusat penyebaran agama katolik di desa Wae Sano.
Pemandian air hangat
Salah satu hal menarik yang ada dikawasan wisata ini adalah sumber air hangat alami. Sumber air ini dapat digunakan untuk merasakan sensasi mandi air hangat yang menenangkan. Banyak pengunjung yang rela datang dari jauh hanya untuk merasakan sensasi air hangat di danau ini.
Fasilitas Danau Sano Nggoang :
Homestay, Papan informasi, Peralatan untuk mengamati burung Indonesia
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Danau Sano Nggoang :
Kawasan wisata Danau Sano Nggoang ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00.
Harga tiket masuk wisata danau ini adalah Rp 20.000. Namun biasanya akan ada calo dan juga penyedia jasa transportasi yang menjadikan tarif sedikit membengkak.
Lokasi dan Rute Danau Sano Nggoang :
Kawasan wisata Danau Sano Nggoang terletak di Wae Sano, Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Rute untuk menuju lokasi wisata tersebut bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat dan turun di bandara Denpasar. Setelah di Bali anda bisa naik kapal Feri menuju NTT dengan waktu sekitar 4-5 jam. Selanjutnya anda bisa menuju ke Labuan Bajo dengan menggunakan bus umum.
Danau Sano Nggoang merupakan salah satu destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur yang menyimpan kekayaan alam luar biasa. Berada di tempat yang terpencil menjadikan kawasan wisata ini terasa tenang dan damai jauh dari keramaian daerah perkotaan.
Tempat wisata ini sangat direkomendasikan bagi anda yang sedang kebingungan mencari tempat untuk mengisi waktu liburan. Selain dapat menikmati pemandangan yang indah dan memukau, pengunjung juga dapat melakukan beberapa aktivitas menarik.
Di antaranya seperti tracking yang menantang, menikmati keindahan habitat burung langka, fotografi dengan spot yang menarik dan juga mandi air hangat untuk memaksimalkan kesehatan kulit cantik anda.***
Lebaran Ketupat atau yang dalam istilah Bahasa Sasak disebut lebaran topat adalah perayaan lebaran seminggu paska Idul Fitri dan hanya dirayakan di Pulau Lombok.
Dalam praktiknya lebaran topat dirayakan dengan bertamasya ke tempat wisata. Biasanya, masyarakat akan membawa serta masakan, lengkap dengan ketupat ke tempat tujuan.
Untuk lebaran topat kali ini, tamasya masyarakat terbentur aturan pemerintah terkait protokol covid-19. Turunan dari penegakan aturan tersebut salah satunya menutup tempat-tempat wisata.
Tingginya animo masyarakat merayakan tradisi tahunan yang telah berlangsung turun-temurun jadi tantangan besar satgas Covid-19 dalam mencegah masyarakat berkerumun.
Dari pantauan langsung lombokjournal.comjelang lebaran topat, beberapa tempat wisata khususnya di wilayah pegunungan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) terlihat ramai pengunjung.
Banyaknya opsi sebagai pilihan tempat wisata di luar air terjun dan pantai semisal tempat pemandian umum dan sungai jadi tantangan lain dalam mencegah kerumunan masa.
Buruknya, himbauan untuk taat protokol kesehatan sering diabaikan masyarakat di tempat-tempat tersebut.
Jika Satgas Covid-19 gagal menjawab tantangan bukan mustahil tempat wisata jadi klaster baru penyebaran wabah Covid-19.
Rejeki Pedagang Kecil
Selain pengunjung, banyak pedagang kecil yang turut andil meramaikan tempat wisata. Hal tersebut disebabkan penghasilan pedagang kecil bertambah di hari-hari besar seperti lebaran topat.
Ditutupnya tempat wisata saat lebaran topat akan berimbas langsung pada perekonomian pedagang kecil yang berjualan di tempat wisata.
Dilemanya, ketika tempat wisata dibuka peluang munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 sangat terbuka.
Untuk itu pemerintah diharapkan segera menemukan solusi sehingga pedagang kecil tetap bisa meraup penghasilan dan masyarakat tetap terhindar dari Covid-19.
Untuk diperhatikan, tempat-tempat wisata yang ramai pengunjung jelang lebaran topat kali ini tak hanya tempat wisata terkenal, tempat yang jarang terekspose media pun ramai dikunjungi wisatawan.
Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto R, ST.M.Eng, mengunjungi wisata Air Terjun Kalianjah, Minggu (16/05/21).
Kunjungan Wabup Danny itu didamping Kepala Dusun Lenggem Sari, bessrta pemuda pengelola Air Terjun Kalianjah, Dusun Lenggem Sari, Des. Sambil Elen Kec. Bayan Kab. Lombok Utara.
Dan kunjungan Wakil Bupati Lombok Utara kali ini, untuk meninjau potensi wisata Air terjun Kalianjah yang berlokasi di Dusun Lenggem Sari, sembari berdiskusi tentang bagaimana pengelolaan dalam memajukan pariwisata yang ada di Kab. Lombok Utara.
Jika tidak diperpanjang waktu penutupan sampai tanggl 21 Mei 2021, kemungkinan Pemerintah Daerah akan menyampaikan perkembangannya di kemudian hari, tutur Dany.
Ia mengajak semua masyarakat untuk patuh dan taat kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kab. Lombok Utara.
“Mari kita sama-sama bersatu untuk bangkit mengembankan potensi pariwisata yang ada di daerah kita dan semoga pariwisata yang ada Lombok Utara dan Di seluruh indonesia semakin berkembang” ajak Dany memberi semangat kepada pemuda pemudi yang menyertainya.
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R ST MEng menyambut Kunjungan Kerja (Kunker) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno di Pemenang, Kamis (06/05/21).
Kunker Menparekraf untuk bertemu pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Lombok Utara di Gili Trawangan di Desa Gili Indah.
Dalam jarak 100 meter menjelang sampai di Gili Trawangan, Menteri Sandiaga bersama Gubernur Zul dan Wabup Danny berenang menuju daratan. Ini sebagai upaya membangkitkan kembali geliat pariwisata di wilayah tiga gili.
“Tren pariwisata ke depan adalah tren pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kita tidak ingin sekali dua kali, tapi kita ingin pariwisata untuk anak cucu kita,” tutur Menteri.
Selanjutnya pengembangan Community Based Tourism. Dijelaskannya, Gili Indah merupakan desa wisata yang sudah mandiri. Baru diluncurkan, desa wisata Gili Indah ini patut dijadikan contoh.
Kalau ada desa di Indonesia, ingin membangun desa wisata konsepnya adalah Gili Indah. Setahun lebih wisatawan mancanegara belum bisa masuk perbatasan, sehingga pihaknya berharap bagaimana memaksimalkan wisatawan nusantara dulu dengan penyelenggaraan kegiatan sport tourism.
“Tadi saya nyemplung nyobain sensasi, bahwa saya pernah ke sini dan berwisata di Gili di tengah (pandemi) Covid. Saya menunjukkan, kalau water swimming tempatnya di sini dengan tetap taat prokes covid,” ujarnya.
Mengenai ekonomi kreatif, kultur yang ingin ditunjukkan adalah khas dari Lombok Utara yang harus on boarding.
Dengan demikian produk ekonomi kreatif bisa ditampilkan dan menjadi kebanggaan buatan Indonesia.
Ada beberapa program yang bisa dikolaborasikan untuk meningkatkan kualitas produk, seperti bedah desain kemasan, bedah desain lapak, dan akselerasi untuk pendampingan penciptaan produk kreatif seni pertunjukan dan penerbitan.
Dalam pada itu, Gubernur Zul menyampaikan apresiasi pada Pemerintah Kabupaten Lombok Utara yang telah menjaga gili dengan zona hijaunya.
Hal ini menjadi harapan menteri untuk bisa memberikan perhatian lebih pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di Lombok Utara. Dengan kedatangan Menparekraf, ada hal-hal kongkrit yang bisa didapatkan.
“Bersama langkah kita, menemukan gagasan, guna memajukan pariwisata ke depan lebih baik,” singkatnya.
Wabup Danny menyampaikan, datangnya pandemi, pariwisata Lombok Utara yang paling terdampak cukup besar.
Hadirnya menteri, diharapkan memotivasi dan memberikan langkah strategis dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dan strategi sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat, agar pariwisata Lombok Utara dapat bangkit dan bisa mempersiapkan diri hingga masa pandemi covid berakhir.
Hadir pula mendampingi Menparekraf, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Yusron Hadi ST, Kapolres Lombok Utara AKBP Feri Jaya Satriansyah SH, Kadis Budpar KLU Vidi Eka Kusuma MSi, Anggota Forkopimda Kabupaten Lombok Utara, Kelompok Pokdarwis dan Para Pelaku Pariwisata lainnya.
Kegiatan diakhiri, saat rombongan kementerian, gubernur dan wabup menyempatkan berkunjung ke Elephant Park di Desa Sigar Penjalin dan melanjutkan perjalanan ke Sembalun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengapresiasi kabupaten Lombok Timur dalam pengembangan wisata yang berbasis alam, budaya dan ekonomi kreatif.
Ia mengaku bangga dengan pengembangan desa wisata Sembalun yang mengkolaborasikan potensi alam yang indah dengan budaya.
Bahkan Sandiaga Uno yakin, dengan tata kelola pengembangan desa wisata seperti ini, pariwisata NTB bisa segera pulih dan bangkit, tentunya dengan kolaborasi dan inisiasi oleh berbagai pihak.
Sandiaga Uno didampingi Dr. H. Zulkieflimansyah saat menikmati keindahan alam Sembalun
“Kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif ini kita sudah melihat potensinya di Sembalun. Ini tentu bisa membuka peluang kerja seluas-luasnya dan peluang usaha bagi masyarakat lokal,” kata Menteri ketika bersama Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Bupati Lombok Timur H Sukiman Azmi ketika berkunjung dan menginap di Desa Wisata Sembalun, Jumat (7/5/2021).
Menteri Sandiaga mendapat cerita dari pengusaha wisata di sini, bahwa terjadi peningkatan tingkat hunian Hotel dan home stay. Hal ini bagi Sandiaga merupakan sinyal-sinyal kebangkitan ke arah pemulihan pariwisata berbasis wisatawan nusantara.
“Kita akan meluncurkan Gelar Hibah Wisata jilid dua tahun 2021. Kita harus pastikan Lombok Timur ini juga masuk sebab tahun lalu tidak sempat masuk dalam program ini”, tegas Sandiaga.
Demikian, Sandiaga mengharapkan Bupati dan Kadis Pariwisata Lombok Timur untuk menyiapkan data-data dan berkoordinasi langsung dengan Kemenparekraf, sebab realisasinya sudah ada di tahap akhir.
“Kita harapkan bisa dieksekusi di paruh ke-dua tahun ini dan bisa membantu para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang betul-betul membutuhkan,” ujar Sandiaga serta disambut tepuk tangan dan senyum hangat Gubernur NTB dan Bupati Lombok Timur.
Terkait dengan multiplier effect dari MotoGP di Mandalika, Menteri berharap agar para wisatawan nanti memiliki opsi untuk mengunjungi beberapa destinasi, seperti; Gili Trawangan, Sembalun dan desa wisata lainnya.
“Jadi kita akan siapkan travel-travel yang jaraknya cukup terjangkau dan jalannya juga sudah bagus. Kita sudah mulai siapkan pula akses dan bisa bekerjasama dengan homestay-homestay yang ada. Kita juga ingin pariwisata ini bukan hanya untuk kelas menengah ke atas, tapi juga bisa menetes ke masyarakat di desa-desa wisata. Dan ini merupakan opsi agar wisatawan bisa merasakan hidup di desa wisata dan alam terbuka,” pungkas Sandi.
(*)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kunker ke Gili Trawangan
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R ST MEng, menyambut kunjungan Kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dalam rangka bertemu dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Lombok Utara (KLU) di Gili Trawangan Desa Gili Indah Pemenang (6/5/2021).
Hadir pula mendampingi Menparekraf, Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr Zulkieflimansyah SE MSc, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Yusron Hadi ST, Kapolres Lombok Utara AKBP Feri Jaya Satriansyah SH, Kadis Budpar KLU Vidi Eka Kusuma MSi, Anggota Forkopimda KLU, Kelompok Pokdarwis dan Para Pelaku Pariwisata lainnya.
Mengawali Kegiatannya Menteri Sandiaga berenang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bersama Gubernur Zul dan Wakil Bupati Danny sebagai upaya membangkitkan kembali geliat pariwisata di wilayah Tiga Gili.
Dialog dengan pelaku usaha wisata
“Tren pariwisata ke depan adalah tren pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kita tidak ingin sekali dua kali, tapi kita ingin pariwisata untuk anak cucu kita,” tutur menteri mengawali sambutannya.
Selanjutnya pengembangan Community Based Tourism. Dijelaskannya, Gili Indah merupakan desa wisata yang sudah mandiri. Baru diluncurkan, desa wisata Gili Indah ini patut dijadikan contoh. Kalau ada desa di Indonesia, ingin membangun desa wisata konsepnya adalah Gili Indah.
Setahun lebih wisatawan mancanegara belum bisa masuk perbatasan, sehingga pihaknya berharap bagaimana memaksimalkan wisatawan nusantara dulu dengan penyelenggaraan kegiatan sport tourism.
“Tadi saya nyemplung nyobain sensasi, bahwa saya pernah ke sini dan berwisata di Gili di tengah covid. Saya menunjukkan, kalau water swimming tempatnya di sini dengan tetap taat prokes covid,” ujarnya.
Lanjut dikatakannya mengenai ekonomi kreatif, kultur yang ingin ditunjukkan adalah khas dari Lombok Utara yang harus on boarding. Dengan demikian produk ekonomi kreatif bisa ditampilkan dan menjadi kebanggaan buatan Indonesia.
Ada beberapa program yang bisa dikolaborasikan untuk meningkatkan kualitas produk, seperti bedah desain kemasan, bedah desain lapak, dan akselerasi untuk pendampingan penciptaan produk kreatif seni pertunjukan dan penerbitan.
Selaras dengan Sandiaga, Gubernur Zul menyampaikan apresiasinya pada Pemerintah KLU yang telah menjaga gili dengan zona hijaunya. Hal ini menjadi harapan menteri untuk bisa memberikan perhatian lebih pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di Lombok Utara. Dengan kedatangan Menparekraf, ada hal-hal kongkrit yang bisa didapatkan.
“Bersama langkah kita, menemukan gagasan, guna memajukan pariwisata ke depan lebih baik,” singkatnya.
Sementara itu, Wabup Danny menyampaikan adanya pandemi, pariwisata Lombok Utara yang paling terdampak cukup besar. Hadirnya menteri, semoga dapat memotivasi dan memberikan langkah strategis dalam menghadapi pandemi covid dan strategi sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat, agar pariwisata Lombok Utara dapat bangkit dan bisa mempersiapkan diri hingga masa pandemi covid berakhir.
Kegiatan diakhiri, saat rombongan kementerian, gubernur dan wabup menyempatkan berkunjung ke Elephant Park di Desa Sigar Penjalin dan melanjutkan perjalanan ke Sembalun.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc. optimis kebangkitan pariwisata NTB kembali normal.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki perhatian besar terhadap kemajuan dan kebangkitan pariwisata di daerah yang kerap disebut “Bumi Gora” ini.
Gubernur Zulkieflimansyah menyampaikannya saat menerima kehadiran Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam temu dialog dengan Gubernur NTB, para Bupati/Walikota se-NTB, para pelaku pariwisata, pegiat pariwisata, Pokdarwis secara Hybrid di Nusantara Hotel, Sembalun, Lombok Timur, Kamis (06/05/21) malam.
Pada dialog tersebut Gubernur menambahkan, sektor pariwisata di NTB telah menjadi sektor unggulan bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Namun karena terjadinya wabah pandemi Covid-19 pariwisata di NTB sangat terpukul. Harapan kami di NTB ini dengan kehadiran Pak Menteri bersama para pejabat utama di Kementerian Pariwisata Ekraf guna mendengarkan berbagai aspirasi dan persoalan pariwisata di NTB ini akan semakin memperkuat sinergitas Pemerintah Pusat, Pemerintah Provisi dan pemerintah kabupaten/kota se-NTB yang terus berkelanjutan dan bisa memberikan kontibusi bagi kemajuan pariwisata NTB dan pariwisata nasional pada umumnya,” ujar Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB.
Dalam diskusi kepariwisataan tersebut, apresiasi setinggi-tingginya datang dari Bupati Lombok Tengah H. Lalu Fathul Bachri, atas kerja keras tanpa henti dari Gubernur NTB yang setiap saat selalu mengawal progres perkembangan dan kemajuan KEK Mandalika.
“Kami warga masyarakat Lombok Tengah berterima kasih atas upaya terus menerus Bapak Gubernur NTB yang telah berjuang bagi kemajuan pariwisata Lombok Tengah,” ujar Bupati disambut aplaus peserta diskusi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan, perhatian Kementerian Parekraf ke NTB khususya di KEK mandalika akan terus ditingkatkan.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya bantuan dana hibah pariwisata sebesar Rp. 3,7 Triliun bagi pengembangan KEK Mandalika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kemenparekraf juga mengupayakan hibah pariwisata bagi pengembangan kawasan Geopark Rinjani sebagai destinasi unggulan di Lombok Timur dan berharap untuk segera dieksekusi.
Menteri juga salut atas pengembangan pariwisata di Lombok Timur yang memadukan alam, budaya dan ekonomi kreatif yang memberdayakan perempuan dalam setiap lini pengembangan ekonomi masyarakat.
“Bahkan saya sangat tertarik dengan konsep pengembangan pariwisata berbasis Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi (INAK) yang bertujuan untuk menghasilkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Menteri berharap dengan akan digelarnya perhelatan World Superbike dan MotoGPdi Mandalika, hendaknya bisa memberikan multiplier efect yang besar bagi pelaku pariwisata.
Itu merupakan harapan dan tugas Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota, perhelatan MotoGP haruslah memberdayakan masyarakat.
“Contohnya produk kerajinan, makanan olahan disini dan lainnya harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Event besar seperti itu nantinya,” ujar Menteri.
Hal ini menjadi perhatian dan titik tekan kita dan harapan kita bahwa NTB diharapkan segera pulih dan bangkit dan pariwisata akan menjadi lokomotif ekonomi utama di NTB,” tutup Menteri.