Pariwisata Desa Jadi Tema ‘Ngobat’ Karang Taruna Santong

Dalam pengembangan pariwisata di desa, Pokdarwis diminta untuk bersinergi dengan Pemerintah Desa

SANTONG,KLU.lombokjournal.com ~ NGOBAT atau Ngobrol Bareng Tokoh diselenggarakan Karang Taruna Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Minggu (4/07/21).

Tema yang diangkat seputar pariwisata, yaitu “Wisata Desa Santong, Apa Kabar?”

Agenda NGOBAT merupakan kegiatan rutin Karang Taruna Desa Santong dalam menanggapi isu-isu atau permasalahan di desa yang sedang berkembang. Dan membuka ruang diskusi bagi masyarakat dan pemerintah untuk saling melengkapi gagasan.

Narasumber yang didatangkan pada agenda NGOBAT kali ini langsung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, juga dari Geopark Rinjani.

Opianda Juniko Mahendra, S.H Ketua Karang Taruna menyampaikan, agenda NGOBAT  berfungsi sebagai ruang diskusi dan edukasi bagi masyarakat, agar lebih mengenal dan memahami segala aspek dan permasalahan di Desa Santong.

BACA JUGA: Hafizh dan Hafizha Qur’an, Generasi Penerus Masa Depan

Tema yang diangkat kali ini pun sabagai tanggapan Karang Karuna menyikapi permasalahan wisata di Desa Santong yang tengah butuh perhatian.

Meski dalam diskusi kali ini Kepala Desa Santong tidak hadir, tapi Niko tetap bersemangat.

Menurutnya, Karang Taruna Desa Santong tetap membuka ruang diskusi bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. Dan kerja ini merupakan tugas dan fungsi Karang Taruna di desa.

“Agenda seperti ini seharusnya bisa menjadi ruang dialog antara pemerintah desa dengan masyarakat. Tapi meski tidak ada yang berkesempatan hadir, kami akan tetap menghormati para orang tua kami yang ada di pemerintahan desa. Dan berharap pihak pemerintah desa lebih mempelajari lagi apa peran dan fungsi Karang Taruna di desa,” kata Niko.

Dala sesi dialog, narasumber Vidi Eka Kusuma, S.IP., M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, memaparkan peran dan fungsi setiap element yang berperan dalam sektor pariwisata tingkat pedesaan.

disebutnya, salah satu yang berperan penting dan merupakan ujung tombak dari wisata desa merupakan PokDarWis.

Vidi menjelaskan, kehadiran PokDarWis sebagai pengelola wisata di tiap desa harus bisa bersinergi dengan pihak Pemerintah Desa.  SK PokDarWis boleh dari Kepal Desa, Kepala Dinas maupun bupati.

BACA JUGA: Ajang Gawe Gawah, Bupat Lombok Utara Tanam Pohon

Vidi mengungkakan, pihak pemerintah dan kelompok masyarakat harus bersinergi dalam menumbuhkan wisata yang ada di tingkat pedesaan.

“Kami ingin PokDarWis ini dalam satu desa itu tidak terlalu banyak, tapi bisa bersinergi dengan pemerintah, cukup satu tapi bisa berjalan dengan baik. Jika ada yang sudah memiliki akta notaris maka bisa mengajukan untuk mendapatkan bantuan dari pusat,” kata Vidi.

Salah satu pengurus PokDarWis Desa Santong, Malkam Hadi menyampaikan kekecewaannya, karena hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang real dari pihak Pemerintah Desa Santong.

Malkam menjelaskan, pihak PokDarWis Desa Santong sudah sering mengajukan gagasan dan masukan untuk pengembangan wisata yang ada di Desa Santong, namun belum mendapatkan respon signifikan dari Pemerintah Desa.

“Kami sudah sering mengajukan kerja sama, menyampaikan ide tentang bagaimana pengelolaan wisata yang ada di desa Santong ini, namun respon pihak pemerintah desa masih hanya bersifat normatif dan tidak ada tindak lanjutnya,” ungkap Malkam.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyarankan, perlunya diskusi lebih lanjut untuk menemukan jalan terbaik guna meningkatkan pengelolaan wisata Desa Santong. Dan Vidi mengharapkan adanya komunikasi lebih lanjut demi berkembangnya pengelolaan wisata di Desa Santong.

“Semoga nanti ada komunikasi yang baik antara pihak Pemerintah Desa dengan pelaku wisata, karena sosok yang berperan penting untuk kemajuan wisata yang ada di desa tentunya seorang Kepala Desa,” kata Vidi.

Pada kesempatan itu, narasumber Geopark Rinjani menjelaskan berbagai pengalaman terkait pengelolaan sektor wisata, khususnya di tingkat desa.

Fathul Rakhman selaku Manajer Comdev – Geopark Rinjani menjelaskan, poin penting dalam menjalankan sektor pariwisata agar bisa lebih berkembang dan lebih tertata secara profesional.

Pelaku wisata di Desa Santong didorong meningkatkan SDM guna peningkatan setiap sumber daya yang ada.

Menurutnya, jika ingin meningkatkan wisata maka Desa Santong harus benar-benar mempersiapkan diri dulu sebelum menerima wisatawan.

“Sebelum menghadapi wisatawan kita benahi diri dulu sebelum menghadapi wisatawan nanti, mulai dari pengetahuan tentang wisata, penguasaan bahasa asing, kesiapan pelaku UMKM dan lain sebagainya,” ungkap Fathul

Menurutnya, tidak hanya PokDarWis tapi juga pemuda juga harus mendapatkan peningkatan pengetahuan atau edukasi terkait wisata yang ada di desa Santong. Jika wisatawan sudah banyak nantinya, pemuda juga pasti akan berinteraksi dengan wisatawan yang datang ke desa Santong.

“Saya berharap nanti kita bisa berkolaborasi guna meningkatkan edukasi terkait potensi wisata yang ada di desa Santong ini.” ungkap Fathul.

Han




Lombok Sumbawa Cantik Apa Adanya, Gitu Saja Tak Perlu Ribet

Lombok dan Sumbawa adalah pulau yang cantik dan punya daya tarik wisata alami. Promosi wisata tak perlu banyak dipoles, wisatawan sudah tentu langsung jatuh hati dengan kekayaan alam, adat, dan budayanya.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Dinas Pariwisata dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) mempromosikan wisata dengan cara yang lebih simple, segar, dan lebih milenial.

Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat mengikuti Rapat Koordinasi Pariwisata, secara daring di pendopo gubernur, Jumat (2/7).

Rencana Rapid Test Gratis lombok sumbawa“Apa kunci promosi wisata kita? Jawaban sederhana dikemas bukan dengan manipulasi karena kita sudah cantik apa adanya,” jelas gubernur.

Zulkieflimansyah menghimbau Dispar dan BPPD bisa lebih dekat dengan pelaku wisata, seperti Hotel Bintang 4 atau 5 ke atas untuk tahu permasalahan real yang tengah dihadapi, sehingga pemprov bisa membantu menuntaskan permasalahan tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, memaparkan Kebijakan Program Dinas Pariwisata NTB, di antaranya menetapkan daerah wisata yang merupakan zona hijau bagi Wisatawan.

Dengan diikuti CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) dan Vaksin pada Restoran dan Hotel dengan diperkuat adanya peraturan gubernur terkait hal tersebut. Selain itu juga disediakan hotel untuk isolasi, rumah sakit untuk Rapid Test dan insentif untuk pelaku wisata.

BACA JUGARencana Rapid Test Gratis Bagi Wisatawan ke NTB

“Hal tersebut disusul dengan penataan kawasan wisata, perbaikan dan pembangunan fasum, serta estetika dan kebersihan destinasi wisata,” jelas Yusron.

Sementara itu, mengemas event-event yang ada juga menjadi pertimbangan, seperti, meningkatan kualitas event, ekonomi kreatif (ekraf) masuk hotel dan destinasi wisata, membuat ekraf day dan pembangunan panggung kreasi.

Sedangkan publikasi dan pemasaran pariwisata akan dikembangkan melalui sosial media, famtrip, kerjasama media, publikasi outdoor, dan media gathering.

diskominfotikntb

 




Rencana Rapid Test Gratis Bagi Wisatawan ke NTB

Rencana Rapid Test Gratis Bagi Wisatawan ke NTB adalah salah satu upaya untuk menarik wisatawan datang ke Nusa Tenggara Barat (NTB) di tengah pandemi.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, saat mengikuti Rapat Koordinasi Pariwisata bersama Dinas Pariwisata NTB dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) secara daring, di pendopo gubernur, Jumat (2/7).

Rencana Rapid Test GratisMenurut gubernur, Rapid Test tersebut nantinya dapat dibeli melalui Hepatika Medical Laboratory yang memproduksi Rapid Test asli buatan NTB. Hal tersebut juga dapat memberikan manfaat bagi industralisasi yang tengah berkembang di NTB dan dampaknya akan kembali ke masyarakat itu sendiri.

“Dari pada menggelontorkan dana untuk program yang belum tentu mendatangkan wisatawan, kenapa tidak memberikan insentif bagi wisatawan dengan strategi menggratiskan Rapid Test misalnya,” jelas Zulkielimansyah.

BACA JUGACatur Sebagai Media Silaturahmi di Masa Pandemi Covid-19

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, memaparkan Kebijakan Program Dinas Pariwisata salah satunya menetapkan sejumlah area yang merupakan zona hijau, yang aman dikunjungi wisatawan selama pandemi.

Zona Hijau bagi wisatawan tersebut diikuti dengan CHSE dan Vaksin pada pelaku pariwisata, restoran dan hotel dengan diperkuat adanya peraturan gubernur. Selain itu, ada disediakan hotel untuk isolasi serta penyediaan lokasi Rapid Test yang mudah.

BACA JUGALombok Sumbawa Cantik Apa Adanya, Gitu Saja Tak Perlu Ribet

Sementara itu, Kepala BPPD NTB, Ari Garmono, mendukung penuh usulan tersebut. Ia berharap peraturan gubernur terkait zona hijau bagi wisatawan bisa dipercepat agar wisatawan bisa merasa aman datang ke NTB.

“Pergub terkait green zone semoga bisa dipercepat agar wisatawan percaya NTB benar-benar aman dikunjungi,” tandasnya.

diskominfotikntb




Rapid Antigen Gratis bagi Turis, Bisa Bangkitkan Pariwisata

Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) guna mengatur pemberian status zona hijau pada kawasan wisata, dan Rapid Antigen gratis bagi wisatawan yang berkunjung.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Rencana kehadiran Pergub Wisata Zona Hijau dan Rapid Antigen gratis bagi wisatawan ini didukung penuh oleh pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi. Menurutnya, pergub itu harus segera diterbitkan, apalagi draft pergub itu sudah dirancang.

“Langkah awalnya harus ada pergub. Ditambah lagi jika pemerintah daerah berani memberikan rapid antigen dan vaksin secara gratis bagi wisatawan. Saya pribadi sangat mendukung langlah cemerlang pemda NTB ini,” tegas Taufan.

Secara geografis, Lombok Sumbawa sangat potensial mewujudkan kawasan wisata zona hijau. Kita punya banyak gili dengan kawasan yang penduduknya terbatas. Dan itu merupakan kawasan potensial wisata. Dalam draf pergub itu sudah diatur menyangkut standard operational procedur (SOP).

“Jadi sudah tidak alasan lagi untuk tidak menerbitkan. Lombok Sumbawa sudah mengantongi semua syarat dan ketentuan standar melahirkan wisata zona hijau. Karena itu sekarang adalah waktunya,” tegas taufan.

Pergub dan kemudahan-kemudahan yang diberikan pemda menjadi point tersendiri, terlebih Lombok khususnya akan menjadi tuan rumah event nasional dan internasional. Sebut saja L’etape, world superbike dan puncaknya adalah motoGP.

“Kita tidak punya waktu banyak. NTB harus berpacu dengan waktu yang tersisa sekitar 120 hari ini. Inilah pentingnya ada aturan formal dan kemudahan-kemudahan yang akan membawa NTB keluar dari kungkungan pandemi covid-19 ini,” terang Taufan.

BACA JUGAZona Hijau Untuk Destinasi Wisata Akan Segera Ditetapkan

Di tempat terpisah, dalam rapat terbatas yang dihadiri Asiaten III Setda Gubernur, Nurhandini Eka Dewi, dan Kadispar NTB, Yusron Hadi, terungkap, sampai saat ini tidak ada pemberitauan secara resmi terkait pembatalan sejumlah event besar yang akan tersaji di NTB, khususnya di Lombok.

Ketersediaan vaksin juga cukup memadai dalam upaya pelaksanaan vaksin massal. Pemerintah pusat bahkan siap mendukung penambahan vaksin terkait program Jokowi mempercepat pelaksanaan vaksin massal di tanah air.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, jauh sebelumnya sudah melakukan berbagai terobosan guna mempercepat program vaksin bagi pelaku pariwisata. Yusron juga mendorong pelaku induatri pariwisata menerapkan CHSE di lingkungan kerjanya.

Dari tiga kawasan calon wisata zona hijau di Lombok, kawasan Tiga Gili, Sembalun dan Mandalika, rata-rata sudah melakukan vaksin dan ter-CHSE mencapai 70 persen lebih.

“Ini menjadi langkah awal dan modal utama kita mewujudkan kawasan wisata zona hijau di NTB. Bahkan pulau Moyo di Sumbawa sudah kita siapkan,” ujar Yusron.

01




Zona Hijau Untuk Destinasi Wisata Akan Segera Ditetapkan

Destinasi wisata yang akan diberi status zona hijau ini di antaranya adalah; KEK Mandalika, Desa Sembalun dan kawasan Tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno), serta Pulau Moyo yang ada di Sumbawa.

MATARAM.lombokjournal.comKepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), Yusron Hadi, optimis bubble island dan bubble destination ini akan segera terealisasi dalam waktu dekat. Oleh karenanya, destinasi wisata zona hijau menjadi penting dan segera kita wujudkan untuk mendukung event-event nasional dan internasional yang akan tersaji dalam waktu dekat.

Untuk mewujudkannya perlu adanya komitmen dan dukungan semua lini, termasuk kelompok masyarakat di tingkat grass root yang nantinya akan ditetapkan semacam regulasi formal dalam hal standard operasional prosedur (SOP). SOP inilah yang akan mengikat sehingga destinasi-destinasi itu aman dan nyaman dikunjungi wisatawan.

Zona Hijau Untuk Destinasi Wisata“Setidaknya ada jaminan kesehatan, rasa aman dan nyaman di tengah pandemi covid-19. Jaminan inilah yang kita pikirkan bersama dan harus didukung semua pihak jika ingin melihat pariwisata dan ekonomi NTB kembali pulih meski diterpa pandemi,” ujar Yusron di dalam rapat terbatas, di ruang anggrek Kantor Gubernur NTB, Senin (28/6).

Data resmi yang dikeluarkan pemerintah daerah, di tiga kawasan wisata calon zona hijau itu, rata-rata lebih dari 70 persen sudah memenuhi unsur menjadi kawasan hijau. Fasilitas pendukung di kawasan ini sudah tervaksin dan ter-CHSE. Kawasan tiga gili dan desa Sembalun misalnya. Secara vaksin dan standar CHSE sudah memenuhi unsur aman dari covid.

“Selanjutnya kita tinggal mengontrol orang yang keluar masuk ke kawasan itu. Itulah pentingnya dibuat SOP yang memadai dan bersahabat dengan pelaku, wisatawan dan tentunya virus covid-19,” jelas Yusron.

BACA JUGA:

Rapat yang dihadiri berbagai unsur berkepentingan ini juga dihadiri Asisten III Setda Gubernur NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, mengakui optimis SOP ini sudah siap pertengahan Juli. Kehadiran SOP menuju kawasan wisata zona hijau menjadi harga mati.

“Untuk menuju langkah yang ke seribu (event-event nasional dan internasional) langkah pertama yang harus dibuat adalah SOP,” tegasnya.

Memang banyak hal yang harus dibicarakan, disiapkan dan disediakan, tapi kita harus tetap optimis SOP ini bisa terwujud, misalnya lokasi atau tempat isolasi terdekat dengan zona hijau kawasan wisata itu.

Selain itu, anggaran, Alat Pelindung Diri (APD), sistem pembuangan limbah dan lainnya. Dan adalah komitmen masyarakat mau disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Ini pentingnya keterlibatan semua pihak, temasuk unsur pemerintahan paling bawah desa sampai RT,” tegasnya.




Traveloka Beri Selamat Gubernur NTB Usai Terima Penghargaan

VP of Market Management Accomodation PT. Traveloka, John Safenson memberi selamat pada para penerima Figure Excellence Award 2021, salah satunya adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

DENPASAR.lombokjournal.com ~ John Safenson mengucapkan selamat pada H. Zulkieflimansyah, setelah Gubernur NTB, itu mendapat penghargaan pada kategori “Best Inspiring Tourims Initiative”.

“Selamat, penghargaan ini hanya untuk orang-orang terpilih” ujar John Safenson saat memberikan sambutan, di Harris Hotel, Sunset Road, Jumat (25/6)

Selain Gubernur NTB, sejumlah tokoh yang menerima penghargaan ini antara lain, Walikota Batam, H. Muhammad Rudi, Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Hj. Marlin Agustina, Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, Walikota Semarang, H. Hendrar Prihadi, Walikota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin dan Bupati Maybrat, Dr. Berbard Sagrim.

BACA JUGASeven Media Asia Award 2021 Beri Penghargaan Gubernur NTB

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Yusron Hadi mensyukuri penghargaan yang diberikan, dan gubernur selalu berikhtiar agar pariwisata NTB terus membaik.

“Ini tidak lepas dari kebijakan yang diimplementasikan pada kemajuan kepariwisataan secara keseluruhan. Kebijakan pengembangan destinasi, halal tourism, diversifikasi daya tarik obyek wisata telah membangun kepariwisataan NTB dengan baik” kata Yusron.

Selain mendesak pemerintah pusat untuk menambah “Direct Flight” jelang event internasional di NTB, program unggulan Desa Wisata juga terus dikembangkan dan telah disesuaikan dengan protokol kesehatan.

Pengembangan desa-desa wisata merupakan kebijakan terobosan untuk mengembangkan diversifikasi wisata maupun membangun perekonomian desa berbasis desa. Saat ini kita menghadapi pandemi, tentu semua pihak tidak merasa mudah dengan keadaan ini terobosan penerapan zona hijau wisata adalah alternatif yang baik untuk terus menjaga ritme kepariwisataan NTB tetap eksis.

Kita juga memastikan wisatawan dijamin berkunjung dengan sehat dan aman dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yg baik.

“Kegiatan CHSE dan vaksin para pelaku wisata pada destinasi prioritas kita telah mencapai rata-rata 80% persen” jelas Yusron.




Desa Wisata, Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk Percepat Pemulihan Ekonomi

Setelah diguncang musibah gempa bumi, Nusa Tenggara Barat (NTB) menginisiasi program 99 Desa Wisata untuk kebngkitan sektor priwisata, sekaligus pemulihan ekonomi masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com ~ Desa wisata merupakan upaya mengoptimalkan potensi desa sebagai destinasi wisata.

Tentu saja, di dalam desa tersebut harus mempunyai daya tarik bagi wisata. Dan pemenuhan fasilitas penunjang, dan kemudahan wisatawan mengakses destinasi itu.

Desa Wisata

Kemudian, semua aset wisata itu disajikan menyatu dengan tata cara dan tradisi warga desa.

Memang, tantangan pengembangan desa wisata secara umum menyangkut aspek kesiapan sumber daya dan kesiapan kelembagaan pengelola destinasi wisata itu. Kemudian, pemenuhan fasilitas pendukung, hingga perluasan kemitraan yang mendukung keberadaan desa wisata itu.

Provinsi Nusa Tenggara Barat menginisiasi program unggulan 99 yang digagas sebagai  jalan keluar pemulihan ekonomi. Khususnya setelah NTB diguncang musibah gempa dan pandemi Covid-19, yang nyaris melumpuhkan semua sendi ekonomi masyarakat.

“Program unggulan 99 Desa Wisata sangat terasa karena sekarang pemulihan ekonomi itu dilakukan dengan pemberdayaan potensi masyarakat sendiri,” ujar Najamudin Amy di Hotel Astoria, Jumat (25/06).

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik itu menyebutkan, dengan program itu itu berlangsung pemberdayaan usaha kecil menengah atau UKM/IKM dengan produk lokalnya.

Desa wisata
Njmuddin Amy

Demikian juga, progres pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, sebagai destinasi pariwisata super prioritas dengan agenda event internasional.

Seiring pengembangan KEK Mandalika sebagai tujuan wisata dunia, sekaligus mengembangkan Desa Wisata untuk mendukung kebangkitan pariwisata. Ini akan membangkitkan industri pariwisata sebagai sektor andalan NTB, yang mendatangkan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Sekretaris Dinas Pariwisata NTB, L Hasbul Wadi menyebut Desa Wisata saat ini dihajatkan tidak lagi menjadi alternatif wisata.

Pengembangan Desa Wisata dengan konsep pentahelix harus dikelola bersama oleh kabupaten/ kota, stakeholder terkait, perguruan tinggi, komunitas lokal dan dunia usaha.

Agar menghadirkan pariwisata berkualitas dari jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan.

“Sampai tahun kedua (sejak dimulai program Desa Wisata) ada 41 Desa Wisata yang sudah ada dan 16 di tahun ketiga ini yang disiapkan dengan tata kelola yang baik,” ujar Wadi.

I Made Pari Wijaya, perwakilan ITDC, BUMN yang saat ini mengelola KEK Mandalika menambahkan, pengembangan kawasan Mandalika tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya. Namun pengerjaan proyek bernilai triliunan itu menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan secara umum masyarakat NTB.

“Terkait Desa Wisata ada tambahan dua hal selain aksesibilitas, keramahan dan atraksi tapi juga promosi. Dan masyarakat agar benar benar siap menjadi tuan rumah dengan memberikan rasa aman bagi wisatawan,” kata Pari Wijaya.

Sementara itu, General Manager Hotel Lombok Astoria, Saeno Kunto mengatakan, faktor keamanan dalam industri pariwisata sangat penting.

Ia menyebut, Lombok Astoria dapat bertahan di masa pandemi tidak dengan melakukan PHK karena dapat mengurangi keamanan dan kenyamanan.

Selain itu dalam mengemas produk, ia menekankan pada promosi by experience karena dengan pengalaman layanan yang baik, tamu akan mengulang kunjungannya.

“Pekerjaan rumah terbesar kita pelaku industri pariwisata adalah bagaimana menjadi tuan rumah yang baik dengan pengelolaan aksi dan aset yang benar”, ucap Kunto.

jm




Seven Media Asia Award 2021 Beri Penghargaan Gubernur NTB

Seven Media Asia Awards 2021 memberi penghargaan Figur Excellence Award 2021 kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah, dalam kategori “Best Inspiring Tourism Initiative”.

DENPASAR.lombokjournal.com ~ – , Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Vice President of Market Management Accomodation Traveloka, John Safenson, di Harris Hotel Sunset Road, Jum’at (25/6).

Selain Gubernur NTB, sejumlah tokoh yang menerima penghargaan, di antaranya adalah; Walikota Batam, H. Muhammad Rudi, Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Hj. Marlin Agustina, Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, Walikota Semarang, H. Hendrar Prihadi, Walikota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin dan Bupati Maybrat, Dr. Berbard Sagrim.

BACA JUGATraveloka Beri Selamat Gubernur NTB Usai Terima Penghargaan

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB yang mewakili gubernur,  Lalu Gita Ariadi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi dari pemerintah dan masyarakat NTB.

“Apresiasi dan penghargaan luar biasa kami sampaikan kepada panitia Seven Media Awards yang telah memberikan penghargaan kepada Gubernur NTB,” ujar Lalu Gita.

Penghargaan ini merupakan bukti hasil kerja yang sungguh-sungguh dari Gubernur NTB. Di bawah kepemimpinan beliau, Provinsi NTB telah meraih dan menggagas berbagai inovasi di bidang pariwisata.

“Jadi hasil berupa awards yang diberikan ini adalah hasil kerja keras dan inovasi yang telah dilakukan Gubernur NTB dalam berbagai sektor termasuk pariwisata,” ujarnya.

Beberapa terobosan Pemprov NTB antara lain, penerapan CHSE di seluruh destinasi wisata dan hotel di NTB, vaksinasi para pelaku wisata, penataan destinasi wisata, penyiapan kebijakan work from lombok, hingga penataan dan penguatan desa-desa wisata.

Dengan inovasi dan kerja keras tersebut, Sekda optimis NTB akan menjadi daerah yang lebih baik di masa mendatang.

“Mudah-mudahan dengan penghargaan ini, akan mendatangkan motivasi untuk melahirkan karya dan inovasi yang lebih spektakuler. Kami mengundang anda semua untuk datang ke NTB menyaksikan MotoGP pada Maret 2022 mendatang,” pungkas Lalu Gita.

Dalam kesempatan yang sama, VP of Market Management Accomodation Traveloka, John Safenson mengutarakan bahwa penghargaan semacam ini diberikan kepada orang-orang tertentu.

“Seven media awards ini hanya untuk orang-orang terpilih. Selamat kepada bapak ibu yang mendapatkan award,” tuturnya.

John Safenson berharap di masa pandemi ini ekonomi Indonesia tetap tumbuh, pemerintah pun turut membantu sektor usaha yang terdampak pandemi.

aff_edho_diskominfotikntb




Bima dan BPOLBF Perkuat Percepatan Pembangunan Pariwisata

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menggelar rapat koordinasi dengan Kelompok Kerja lingkup Pemerintah kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai upaya percepatan pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di 11 kawasan koordinatif.

BIMA.lombokjournal.com ~ Rapat Koordinasi Kelompok Kerja tersebut mengusung tema “Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pariwisata Kreatif Berkelanjutan dan Berdaya Saing” yang berlangsung selama 2 hari, 21–22 Juni 2021, di Hotel Marina Inn Kota Bima, NTB.

Dalam siaran persnya, Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BOPLBF, Neysa Amelia, menjelaskan, peran utama BPOLBF sebagai akselerator pembangunan pariwisata melalui fungsi otoritatif dan koordinatif di kawasan Labuan Bajo dan 11 Kabupaten lainnya di Bima, Flores, Lembata, dan Alor, bisa terlaksana jika sinergitas lintas instansi dan lembaga berjalan dengan baik.

“Koordinasi lintas kementerian, lintas kabupaten dan lintas kelembagaan menjadi komitmen BPOLBF, sehingga sinergitas dalam pembangunan pariwisata di Labuan Bajo, Flores dan Bima terlaksana seiring dengan ditetapkannya Labuan Bajo Flores sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas,” terang Neysa.

Neysa menegaskan, sebagai akselerator pembangunan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya saing, BPOLBF tentu tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan unsur pentahelix (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) sangatlah dibutuhkan.

“Sehingga diharapkan melalui sinergitas ini, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Bima yang berkelanjutan dan berdaya saing mampu diwujudkan melalui sistem perencanaan, serta monitoring yang baik,” lanjutnya.

BACA JUGAShalat Idul Adha dan Pelaksanaan Qurban, Ini Edaran Menag

Sementara itu, Bupati Bima melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, H.M. Taufik, memaparkan bagaimana kebijakan Pemerintah Kabupaten Bima dalam menjalankan amanah memperkuat Destinasi Wisata Prioritas di Kabupaten Bima pada 2021 hingga 2025.

Bima“Terdapat 6 kawasan prioritas pengembangan pariwisata di kabupaten Bima di antaranya kawasan SALAWA (Sape, Lambu, Wawo), kawasan Sangiang Api, kawasan Lewa Mori, kawasan Tanjung Langgudu, kawasan Lingkar Tambora dan kawasan Donggo dan sekitarnya. Pengembangan Ke 6 kawasan tersebut tertuang di dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Bima,” kata Taufik.

Pengembangan kawasan prioritas tersebut difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah kecamatan Sape dan kecamatan Lambu dalam memajukan kebudayaan dan mengangkat citra Bima, sebagai destinasi kelas dunia serta menjaga kelestarian lingkungan wilayah kecamatan Sape dan kecamatan Lambu.

Sebagai informasi, Bima sendiri adalah 1 dari 11 kabupaten kawasan koordinatif BPOLBF yang meliputi hanya 2 kecamatan, yaitu kecamatan Sape dan Lambu.

Baik kecamatan Sape maupun Lambu tersebut merupakan Kawasan atau Area Penyangga dan Transisi Cagar Biosfer Komodo yang ada di pesisir timur Sumbawa (NTB), selain kabupaten Manggarai Barat di pesisir barat Flores.

Kawasan Cagar Biosfer Komodo ditetapkan UNESCO pada tahun 1977 sebagai kawasan inti dengan luas 173.300 ha. Sedangkan Taman Nasional Komodo ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1980 dan menjadi situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.




Pantai Impos Sasaran Berlibur Anak Sekolah

Penataan bangunan pondok, warung dan fasilitas lainnya di pantai Impos cukup rapi, dan yang lebih menyenangkan pantainya terjaga keberihannya

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Berwisata ke pantai Impos, Dusun Jambianom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara memberi kenyamanan tersendiri bagi tiap pengunjung.

Pantai Impos

Pantai Impos

Pantai Impos nyaman untuk dikunjungi karena bersih dan aman, disamping itu di pantai ini tersedia tempat bermain bagi anak-anak cukup luas Bangunan pondok sementara untuk para pedangang kaki lima berjejer rapi, dan mereka selalu bersikap sopan melayani para pembeli atau pengunjung pantai Impos.

Salah seorang anak berasal dari SD No.8 Sokong, Tanjung, I Komang Adilana Waisia yang sedang berlibur usai mengikuti ulangan semester genap mengaku senang di Pantai Impos karena panainya bersih.

BACA JUGA: Puncak Mantar, Destinasi Sumbawa Barat yang Indah

“Kami senang berlibur di pantai Impos karena sepanjang pantainya bersih, dan disediakan alat berenang berupa ban dalam, Perahu Kano serta dijaga oleh anggota Pokdarwis, “kata Komang, Selasa (22/06/21).

Penataan yang cukup rapi, meski dengan bangunan sementara dalam pondok disediakan bangku meja dan tempat duduk lainnya serta wifi gratis.

“Tempat lain tidak senyaman tempat ini,” kata Komang.

Senada denganI Komang Adilana Waisia, Kepala Sekolah SDN 8 Medana, Adnan Miktamar ,S.pd, M.Pd mengungkapkan, pilihan liburan akhir pelajaran ini merupakan pilihan para siswa sekolah sendiri.

“Mereka yang memilih untuk liburan ke pantai Impos” tutur Adnan.

Pihak guru berkewajian mendampingi siswanya dan tetap mengikuti standar protokol kesehatan Covid-19.

Soal kenyamanan, Adnan membenarkan pernyataan muridnya bahwa pantai Impos cukup bersih dan menyenangkan untuk bermain.

Dan Adnan berharap, di setiap pantai di Lombok Utara ini sepatutnya ditata seperti pantai Impos, sehingga wisatawan akan betah berkunjung ke pantai di Lombok Utara.

BACA JUGA: Pasien Covid-19 di NTB, Senin, Bertambah 46 Positif

Adnan kemudian menunjuk ke arah fasilitas di pantai Impos, mulai dari pondok, warung, sarana olah raga renang, dan tempat ganti pakaian di sebelah kanan.

“Itu kan semua bangunan sementara (bukan bangunan permanen, pen). Namun karena ditata rapi, jadi kelihatan bagus,” kata Adnan.

@ng