Menilai Kinerja Kapolda NTB Jelang Pilkada Serentak.

Tahun politik sudah mulai memasuki tahapan proses kampanye. kegiatan hiruk pikuk politik karena beda pilihan tidak menutup kemungkinan menimbulkan gesekan di tengah masyarakat, KPU sebagi pihak penyelnggara tentu sudah melakukan koordinasi yang matang bersama pihak kepolisian.

Bagimana dengan Jajaran Polda NTB?

Oleh : Lalu Athari Fathullah, SE (Sekretaris DPD KNPI NTB & Sekretaris Lembaga M16

lombokjournal.com —

Di bawah Komando Brigjen.  Pol M.Firli, MSi,  kesiapan Pihak kepolisian dalam mengawal Keamanan tidak hanya menjelang pemilu ini saja, POLDA NTB sudah cukup teruji bagimana mengamnkan beberapa konflik di tengah Masyrakat baru-baru ini.

Misalnya konflik yang terjadi antara warga di Karang Taliwang Monjok Kota Mataram beberapa bulan lalu, langkah – langkah yang di ambil oleh Pihak Kepolisan Daerah NTB begitu bijak dan tenang,  sehingga kedua belah pihak berdamai dan menyerahkan senjata mereka yang langaung diterima oleh KAPOLDA NTB Brigjen. Pol M. Firli,  MSi.

Dalam rangka menyukseskan pemilihan kepala daerah baik Gubernur dan Bupati Juni mendatang, tentu  pihak kepolisian sudah menyiapkan berbagai persiapan baik analisa, titik rawan dan melakukan berbagai sosialisasi dengan mengandeng semua element seperti yang di lakukan beberapa tempo hari dalam ailaturrahmi dan jamuan makan malam Kapolda dengan Kelompok OKP2 dan Organisasi Kemasyrakatan lainya yg di Hadiri oleh KPU dan BAWASLU.

Brigjen Pol M. Firli Kapolda NTB selama bertugas satu Tahun terakhir di NTB cukup intens melakukan silaturrohmi dengan kelompok-kelompok organisasi dan perguruan tinggi, bahkan turun lansung di tengah-tengah masyrakat bertatap muka langsung dengan tokoh agama dan Masyrakat di seluruh NTB, dalam rangka menjalin hubungan kekelurgaan demi terwujudnya NTB dami dan nyaman serta selalu mengajak semua lapisan masyarakat untuk menjaga kondoaifitas di seluruh Wilayah NTB.

Di samping persiapan Menghadapai PILKADA serentak Polda NTB juga tetap memperhatikan dan memprioritaskan keamanan NTB sebagai salah satu Distinasi pariwisata Dunia,  sudah bareng tentu soal keamanan menjadi salah satu prioritas utama menunjang keberlangsungan dan perkembangan Pariwisata NTB, hadirnya pihak keamaanan di berbagi sektor pariwisata dan lokasi geliat yang sedang berlangsung menjadi salah satu bukti kongkrit keseriusan dari pihak kepolisian mengawal perkembangan pariwisata di NTB.

Brigjen Firli sering tekankan, Menjaga keamanan yang sedang dipikul oleh Kepolisian adalah kewajiban negara atas rakyatnya. Sehingga rakyat akan nyamab beraktifitas dan berusaha. Investasi di NTB juga akan tumbuh.

Untuk itu, kita harus dukung dan apresiasi Kapolda dan Jajarannya.

Mataram, 30 Maret 2018.




Gerilya Ala Rohmi, Agar Pemilih Tak Tersesat Saat Di Bilik Suara

LANGKAH GERILYA ala Cawagub NTB  No. 3, Siti Rohmi Djalilah (SRD) makin intensif dan masif  melakukan sosialisasi dan menyapa masya rakat,  mulai dari Mataram , Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Timur. Kecepatan gerak Jilbab ijo didasari semangat menjadi yang terbaik dalam konstestasi Pilgub NTB di tengah persaingan ketat dengan Paslon lainnya

lombokjournal.com —

MATARAM; Siti Rohmi bersama tim jilbaber ijonya menyadari, rakyat harus didatangi dan ditegur agar mereka tersadarkan oleh pilihan politik yang benar dan tidak tersesat saat di bililk suara, tanggal 27 Juni 2018.

Bagi Rohmi, keluar masuk kampung-kampung menemui konstituennya merupakan kewajiban moralnya, agar pemilih setianya tetap di sisinya. Selain itu sebagai  pendatang baru dalam Pilgub NTB, SRD terus giat melakukan  sosialisasi dan bersilaturrohmi bersama  rakyat dari berbagai strata sosial  memperkenalkan program – program NTB Gemilang.

Demikian catatan Ketua Pemuda NTB-Jakarta,  Dian Sandi Utama dan Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadullah mengamati pergerakan yang cepat dan taktis  Cawagub NTB, Sitti Rohmi melalui pers release kepada Media, Jumat (23/03).

Menurut Dian Sandi, tindakan  cerdik yang dilakukan oleh SRD saat  mengunjungi basis basis konstituennya, nampak jelas tersirat ekspektasi kaum perempuan dan ibu-ibu  banyak menaruh harapan kepada SRD untuk memajukan dan membawa perubahan buat kepentingan  kaum perempuan.

“Hal ini karena SRD memahami betul kondisi psikologis kaum perempuan melalui pendekatan door to door yang saling memanusiakan ini,” lanjut Dian Sandi .

Dian Sandi menambahkan, jika kelak Zul Rohmi ditakdirkan menang dalam Pilgub NTB,  Paslon dengan Jargon NTB Gemilang ini dipastikan memenuhi janji-janji politiknya.

“Termasuk  memperjuangkan kaum ibu-ibu dan perempuan, baik di sektor wirausaha dan lapangan pekrjaan,  sehingga perempuan NTB bisa bersaing dalam mewujudkan NTB yang lebih baik,” tambahnya.

Door to door Jilbab Ijo

Secara terpisah, Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadlullah, SE menggarisbawahi, semangat antusiasme warga menyambut hangat kehadiran Sitti Rohmi  dan tim jilbab ijonya, dengan suasana  kekeluargaan tersebut menunjukkan tingkat keberterimaan yang tinggi dan rasa empati yang kuat dari kaum perempuan, meskipun  jamuannya  ditempat yang sederhana.

“Bagi Sitti Rohmi yang memahami kultur dan budaya masyarakat setempat, sikap baik dan legowo yang ditunjukkan konstituennya merupakan energizer dan spirit yg kuat bagi Zul Rohmi ,” ulas Athar

Dalam pandangan Sekretaris Mi6 ini, setiap  sosialisasinya di wilayah pemilihnya, Sitti  Rohmi, selain menyampikan Visi-Misi Zul Rohmi secara gamblang dan mudah dipahami, tak lupa  mengajak masyarakat untuk selalu santun dan tidak menjelek-jelekan paslon lain.

“Seraya mengajak dan mengingatkan konstituennya pada tanggal  27 Juni nanti memilih perempuan yang  memakai  Jilbab Ijo,” kata Athar .

Hal lain yang menarik pada setiap gerakan SRD, menurut Athar, Sitti Rohmi maupun Dr Zul tetap mendatangi door to door setiap pemilihnya tidak dengan cara cara formal dan penuh protokoler.

“Semangat budaya kekeluargaan yang apa adanya inilah yang justru memperkuat ikatan emosional yang tak lekang oleh waktu dan kepentingan,” pungkas Athar.  #

Me




Pilkada Kota Bima, Tak Ada Matahari Tunggal

Dari tiga pasangan calon (Paslon) yang bertarung dalam Pilkada Kota Bima, dua pasangan yang  terlihat terus bergerak tanpa henti menemui basis konstituensi secara masif tiada jeda

lombokjournal.com —

MATARAM;  Kampanye pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima 2018, sudah memasuki bulan ke dua, sejak 15 Februari 2018 lalu.

Dua paslon yakni pasangan Nomor  Urut 1, H A Rahman H Abidin – Hj Fera Amelia atau yang dikenal dengan pasangan MANuFER dan  Paslon Nomor Urut 2 H Muhammad Lutfi- Feri Sofiyan, SH (Lutfer).

Kedua pasangan ini, relatif saling unjuk kekuatan dengan roadshow ke kelurahan-kelurahan untuk mengukuhkan tim sukses. Seolah saling menunjukkan dominasi dukungan, antara petahana dan penantang baru.

Paslon Lutfi-Feri sendiri diusung sembilan Partai Politik, termasuk PAN yang menjadi pemenang Pemilu Legislatif sebelumnya. Termasuk Golkar dan Gerindra yang menjadi pemenang kedua dan ketiga. Ketiga Parpol ini bahkan menduduki kursi pimpinan dewan.

Melihat tingginya  dukungan terhadap pasangan ini, menunjukkan jika mesin partai cukup memengaruhi, demikian juga dengan ketokohan pengurus parpol yang duduk di kursi dewan.

Dengan konfigurasi bloking  politik seperti itu Mi6 memandang dalam, Pilkada kota Bima Tidak ada Matahari Tunggal.

“Karena  peta dukungan politik  ( baca: back up ) para Paslon yang bertarung relatif imbang dan memiliki karakteristik yang impresif di mata publik Bima,” ujar Direktur Mi6 , Bambang Mei Fimarwanto, SH melalui siaran  pers bersama Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadullah disampaikan kepada Media  di Mataram, Rabu (21/03).

Didu, panggilan akrab Direktur Mi6, selanjutnya  mengatakan Paslon Lutfi- Ferry dengan back up  sembilan mesin partai, maka wajar jika pasangan dengan tagline perubahan ini optimis bisa  memenangkan pertarungan 27 Juni 2018 mendatang.

Kata Didu, pasangan ini tidak hanya mengandalkan besarnya dukungan partai politik, namun juga mencoba merasionalkan gagasannya untuk mengubah Kota Bima lebih baik.

“Di setiap kegiatan kampanye dan pengukuhan tim di kelurahan, diselipkan bedah visi-misi dan program sebagai jawaban atas berbagai problem daerah selama ini,” ujar Didu yang juga mantan ED Walihi NTB dua periode.

Didu mengaku mengapresiasi daya jelajah politik Lutfi Ferri day by day  menemui konstituen dengan efektif dan taktis terkesan merakyat dan  tanpa protokoler yang ketat.

Namun bukan berarti pasangan ini mudah menjinakkan kekuatan petahana, H A Rahman H Abidin — HJ Fera Amelia. Meskipun hanya diusung tiga partai politik, yakni Demokrat, PKS dan PDIP.

Didu menambahkan, keduanya pada Pilkada 2013 adalah rival politik dengan perolehan suara signifikan.

Rahman yang berpasangan dengan Qurais saat Pilkada 2013 merauf suara 27 ribu lebih dan Fera saat itu mendapat 22 ribu dukungan. Jika dihitung secara matematis, maka dukungan cukup signifikan.

“Dibandingkan dengan Feri-Sofiyan yang saat itu juga mencalonkan diri memeroleh lebih 6.000 suara,” lanjutnya.

Sebagai petahana, ujar Dirut Mi6,  Rahman tentu diuntungkan pada tingkat popularitas dan elektabilitas.

“Ditambah lagi bergabungnya dua kekuatan,” sambungnya lagi .

Sementara itu, Sekretaris Mi6, Laku Athari mengatakan, meskipun Fera tidak lagi menjadi ketua Partai Golkar, namun diduga masih memiliki loyalis yang setia dan solid.

“Setidaknya sebagai trah kerajaan kesultanan Bima, Fera masih dipandang pengikut yang setia yang luas ,” tambahnya .

Bagi Lalu Athari melanjutkan terkait  Subhan-Wahyudin (SW) – Mataho, juga tidak bisa dianggap remeh. Meskipun daya gampur melalui kegiatan kampanye tatap muka terbatas dan dialogis, tidak se massif dua pasangan lainnya. Namun, Subhan memiliki pendukung militan.

“Ini adalah pertarungan ketiga bagi Subhan dalam kancah politik Kota Bima,” ulasnya

Sebagaimana diketahui Perolehan suaranya pada Pilkada 2013 lalu terbilang cukup signifikan, yakni 15 ribu lebih suara dengan tujuh pasangan calon saat itu.

Subhan memiliki kantong basis yang jelas, yakni wilayah Kecamatan Raba dan Rasanae Timur.

“Bukti masih adanya dukungan terhadap  Subhan, karena mampu meraih dukungan 14 ribu lebih untuk maju melalui jalur perseorangan,” imbuh Athar yang juga Sekretaris DPD KNPI NTB ini.

Lebih jauh Didu menambahkan,  S-W Mataho tinggal merawat dukungan tersebut dan menambah daya gempur melalui soliditas timnya.

Pasangan Nomor Urut 3 ini memang memilih cara berbeda unique ) dengan dua calon lainnya.

“Ketika  yang lain memobilisasi pendukung disetiap kegiatan kampanye tatap muka dan dialogis, maka Subhan-Wahyudin memilih blusukan. Masuk dari gang dan lorong dan menyapa langsung warga,” jelasnya

Bahkan rumors yang beredar, ungkap Didu,  SW Mataho mulai memasang target di Kecamatan Raba dan Rasanae Timur 20 ribu suara. Mengunci basis dan mengeruk suara di tiga kacematan lainnya, yakni Rasanae Barat, Asakota dan Mpunda.

“Dengan masih panjangnya masa kampanye, memungkinkan semua paslon menset ulang strategi pemenangannya   untuk mendulang suara,” pungkas Didu.

Ditambahkan,   sembari menambahkan dalam  Pilwakot Bima diprediksi bakal ada kejutan politik yang tak terduga, seiring meningkatnya adu kuat design propaganda politik yang elegan dan penuh kehormatan politik yang satria.#

Me (*)




Aktivis Di Antara Pilkada dan Pemilu Legislatif 2019

Menyebarnya kekuatan kalangan Aktivis pergerakan pada masing-masing paslon Pilgub NTB  ini merupakan dinamika yang tidak harus dikontradiksikan.

Oleh: DIDU *)

Baru baru ini sejumlah Aktivis pergerakan NTB dari berbagai elemen mendeklarasikan dukungan politiknya ke paket AMAN. Secara taktik, sikap politik kalangan Aktivis Prodem ini bisa dibenarkan dan tepat. Hal ini tentu terkait dengan menambah daya resonansi kekuatan , khususnya terkait citra baik persepsi publik terhadap Aktivis .

Kedua, pilihan sikap sebagian Aktivis melakukan bloking politik ke AMAN ini harus dimaknai sebagai upaya menyatukan power politik kaum pergerakan dalam satu kesatuan sikap dan gerak dalam mewarnai konstelasi Pilgub NTB .

Ketiga, terkait ekspektasi atau harapan yang hendak diraih ke depan dari para aktivis  dengan adanya dua momentum yakni pilkada dan Pemilu Legislatif. Dimana kedua peristiwa  politik itu dijadikan isu perekat yang berujung pada pemilu legislative.

Bagi kalangan Aktivis yang memiliki cita cita karier politik kedepan, maka momentum pilkada dijadikan tools untuk persiapan menyongsong Pemilu Legislatif lewat serangkaian gerakan investasi tanam budi kebaikkan dibasis rakyat yang dikuasai.

Pilkada juga dipakai  sebagai sarana mengartikulasikan kerja politik  di basis pemilih  oleh kalangan aktivis. Kerja kolektif Aktivis tentu diuji dalam pilkada ini sampai sejauhmana agregasi maupun daya penetrasinya di massa rakyat.

Hubungan simbiosis politik antara Paslon dengan kaum pergerakan tidak bisa lagi diartikan dalam kontek moral force semata, namun bersifat saling memahami maksud.

Kesetiaan dan menjaga trust tentu menjadi komitmen awal yg paling utama. Pada celah ini terjadi hubungan take and give yang bermuara pemberian privelese agar Aktivis bisa terback up dalam melaksanakan kerja dibasis secara masif maupun kerja politik lain untuk kepentingan paslon yg didukung .

Partisipasi Politik Aktivis

Dalam konstruksi politik yang tidak bebas nilai ini, perjuangan kaum pergerakan dalam memenangkan paslon yang didukung patut diapresiasi. Karena Hal tersebut merupakan partisipasi politik yang kongkret dari para aktivis yang siap pasang badan.

Demikian pula di paslon lain selain AMAN ,  beberapa kalangan Aktivis pergerakan juga melakukan bloking politik  . Semangat dan cita citanyapun sama yakni ingin berperan memenangkan paslon yang didukung dengan Sukses story.

Menyebarnya kekuatan kalangan Aktivis pergerakan pada masing-masing paslon Pilgub NTB  ini merupakan dinamika yang tidak harus dikontradiksikan.

Sebagai salah satu pilihan sikap politik yang otonom , apa yang dilakukan oleh Aktivis yg memilih berafiliasi ini merupakan tradisi politik yang baik. Dari momentum Pilkada ini para aktivis dapat belajar dan bekerja dengan cermat untuk terlibat sebagai vote getter dalam memperbesar perolehan suara paslon yang didukung.

Bagi kalangan aktivis pergerakan tentu sudah tidak asing bagamana melakukan proses pendampingan pemilih di basis konstituennya . Pelatihan metodologi tentang Community Organizer sudah pernah dijalani, sehingga memudahkan melakukan penetrasi di basis. Kelebihan para aktivis inilah yang menjadi kekuatan politik di mata paslon lain .

Relationship Aktivis Dan Media

Sudah barang tentu  tampilnya kaum pergerakan dalam dinamika Pilgub NTB tidak membawa cek kosong. Dengan sejumlah pengalaman lapangan dalam melakukan pendampingan Dan advokasi di grassroots, para aktivis memiliki bekal ketrampilan yang bisa dijadikan alat untuk bersinergi dalam meraih suara rakyat .

Peran media dalam mengartikulasikan kerja kerja politik para aktivis sangatlah penting. Hal ini setidaknya dapat memberikan spirit tersendiri atas kerja politik partisan yang dilakukan .

Sementara itu bagi kalangan aktivis, liputan media ini merupakan sarana untuk Pencitraan yang baik untuk menuju jenjang politik ke depannya. Pilkada Gubernur adalah sasaran antara utama menuju Pemilu Legislatif 2019. Untuk itu tidak salah jika dlm pilgub ntb banyak Aktivis turba politik ke empat paslon .

Hubungan simbiosis antara Aktivis dan Media sesuatu yang inheren. Sebagai sarana artikulator ke publik, media bisa menjadi sahabat yang baik para aktivis guna menerjemahkan arah maksud keinginan kaum pergerakan .

Media alat yang efektif untuk menyemai dan menabur segala kebaikkan perjuangan kaum aktivis dalam konstestasi PilGub NTB. Sehingga agak tidak masuk diakal jika para aktivis ada pola pikir menjauhi media .

Momentum Pilgub NTB ini salah satu tolok ukur menilai progress report kalangan aktivis dalam meraih dukungan dan mengamankan basis dukungannya. Dan Media adalah saksi dan bukti sejarah yang otentik dalam menilai kerja politik kalangan Aktivis lewat publikasinya ke publik .###

*Penulis adalah Direktur Mi6




BUTUH SOLUSI UNTUK PILKADA NTB

lombokjournal.com –

Oleh Bambang Karyono*)

 Melihat perkembangan wacana pilkada semakin hangat bahkan terkesan tidak terkendali dan berpotensi sebagai pemicu perpecahan yang dapat mengganggu stabilitas politik, sosial maupun penegakan hukum di NTB terutama sekali di dunia maya (Dumay)

Perbicangan pilkada di dumay kian hari semakin meningkatnya tensi emosi dan arogansi padahal sesungguhnya itu sudah menjadi ranah hukum baik hukum publik maupun hukum pemilu.

Aksi saling hujat, bahkan sumpah serapah kerap kali dipertontonkan yang membuktikan pilkada sangat jauh dari etika sosial dan etika politik yang secara tidak langsung sedang mengajarkan kepada generasi baru bagaimana berpolitik.

Bagi SAYA ada baiknya penyelenggara pemilihan baik KPU maupun  Bawaslu untuk mengorganisir komunikasi politik khususnya pilkada sebagaimana mengorganisir tahapan kampanye di dunia nyata.

Misalnya dengan membuat grup pilkada di berbagai media sosial yang di dalamnya beranggotakan seluruh sirkumstand pemilihan KPU, Bawaslu, kepiolisian, parpol, tim sukses, simpatisan dan lain-lain untuk tidak lagi membiarkan ada grup terbuka yang tidak terkendali dan terkontrol.

Saya kira dunia maya dan dunia nyata sdh saatnya diperlakukan sama guna mewujudkan pilkada yg berkualitas dan bermartabat. Demikian pendapat saya semoga bermanfaat untuk NusaTenggara Barat.

*Penulis Mantan Anggota Bawaslu NTB




FIDDIN, Kreasi Politik Yang Piawai Nan Cerdik Melihat Celah Kekuatan

Samsul Lutfi dan jamaah NW tidak ingin mengulang kisah Pilkada Lotim 2013 silam. Apalagi sekarang The Prince NW Samsul Lutfi, menjadi papan satu sesuai aspirasi Jamaah NW.

lombokjournal.com –

Samsul Lutfi dan Najamuddin Moestapa

Belajar dari kekalahan Pilbup Lombok Timur 2013 silam, paket Fiddin merupakan kreasi politik piawai nan cerdik, melihat celah kekuatan  dengan  menggabungkan kekuatan jamaah, yakni NU dan NW.

Mergernya dua blok kekuatan jamaah ini  sebagai upaya taktis meraih dukungan suara para jamaah untuk kemenangan Fiddin.

Analisis Politik itu disampaikan Direktur Mi6, Bambang Mei F, menyoroti kinerja dan performance Politik Fiddin New Generation yang disampaikan ke Media, Selasa (13/02).

Selain itu, Direktur Mi6, Bambang Mei F memprediksi, akselarisasi Fiddin di basis  pemilih, khususnya di akar rumput akan lebih efektif dan intensif  mengikuti langgam gerak  Zul-Rohmi.

Dengan Armada kecil, Fiddin lebih leluasa bergerak dari satu titik ke titik lain secara informal tanpa protokoler yang justru terkesan membuat jarak dengan konstituen.

Hal ini tercermin dari pola gerakan Cabup, Samsul Lutfi dan Cawabup Najamuddin Moestapa yang tetap menyambangi konstituen setiap hari, khususnya diwilayah pedesaan.

Field trip politik harian Fiddin ini harus dimaknai sebagai cara memperkuat dan mengamankan basis pemilih agar tetap setia dan loyal sampai akhir.

Agaknya Samsul Lutfi dan jamaah NW tidak ingin mengulang kisah Pilkada Lotim 2013 silam. Apalagi sekarang The Prince NW Samsul Lutfi, menjadi papan satu sesuai aspirasi Jamaah NW.

Tentu ini menjadi spirit baru jamaah NW makin solid dalam menyukseskan Fiddin.

Mi6 menilai, uji material soliditas dan loyalitas jamaah NW pastinya akan terlihat nanti dalam survey politik, terakhir saat di TPS. Hal ini penting sebagai alat mengukur  kinerja politik Fiddin dalam melakukan penetrasi dibasis pemilih.

“Survey politik sebagai Tools, harus diyakini sebagai pandu suar melihat persepsi pemilih,” ujar Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto  yang akrab disapa Didu.

Dikatakan Didu, Cawabup Fiddin, Najamuddin Moestapa akan menjadi tandem politik yang efektif dalam mendulang pundi pundi suara dari kaum Nahdliyin.

Selain itu Najamuddin sebagai the rising star dalam jajaran Cawabup juga tetap melakukan turba dan bersilaturahmi ala NU yang mengedepankan ukhuwah islamiyah yang menghormati adat istiadat dan kebiasaan setempat.

“Karakter dasar warga Nahdliyin adalah toleran terhadap nilai nilai dan adat kebiasaan di masyarakat,” ungkapnya.

Dalam konteks pemilih di Lombok Timur, kata Didu, Fiddin dituntut adaptif dan terbuka dengan kelompok pemilih yang tidak berafiliasi dengan jamaah NU ataupun NW.

“Ini tentu butuh treatment tersendiri untuk meraih simpati ,” jelas Didu sembari mengatakan tag line politik Fiddin sudah menjelaskan harapan kelompok non afiliasi ataupun pemilih pemula.

Solo Run Samsul Lutfi

Samsul Lutfi yang juga Ketua DPC Partai Demokrat saat ini  terkesan lebih mengutamakan  gerakan solo run yang lebih fleksible dan lincah dalam menembus kantong-kantong basis pemilih baru pada semua tingkatan strata sosial.

Tentu ini berkaitan dengan makin mendekatnya tahapan akhir pilkada bulan Juni 2018.

“Secara psykologis politik, Samsul Lutfi ingin memperluas basis pemilihnya secara terukur dengan cepat dan praktis ,’ kata Didu .

Didu menambahkan, Lutfi tentu berkejaran dengan waktu sementara dengan luasnya medan geografi Lombok Timur, maka pilihan taktik Lutfi yang lebih mengedepankan aksi solo run nya untuk mempercepat akses menguasai pemilih baru.

Gerak cepat melakukan penetrasi wilayah baru penting dilakukan agar simpul jaringan pemilih terintegrasi dengan baik.

“Pada waktunya nanti Fiddin skan menggerakkan mesin partai untuk mengakumulasi jumlah dukungan konstituen,’ lanjut Didu

Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah mengatakan daya jalajah Fiddin jauh lebih rapi dan terukur dalam meraih simpati masyarakat Lombok Timur.

Hal ini tak terlepas dari motivasi kuat Samsul Lutfi dan Najamuddin berbuat terbaik dalam mengemban amanah loyalis vottersnya .

“Kecepatan akselerasi membentuk jejaring pemilih baru patut diapresiasi,” kata Athari yang juga Sekretaris KNPI NTB ini .

Kata Athari, Fiddin adalah  ppaket yang komplit dan efektif,  Diusung dua Partai Politik,  Demokrat dan PKB dengan 11 kursi parlemen.

Paslon nomor  4 Ini mewakili Unsur Organisasi NW dan NU,

Bagimnapun Najamuddin merupakan mantan Ketua DPW PKB NTB identik dengan Kalangan dan kelurga Besar NU, sementara itu Samsul lutfi representasi dari Kelurga Besar NW.

Athar menambahkan, berkaca pada PILKADA LOTIM lima tahun lalu,  Samsul Lutfi yang saat itu maju bersama dengan Sukiman tidak ingin kembali gagal. Dengan gerakan partai koalisi yang ramping akan memudahkan gerakannya terus turun ke basis masyarakat.

“Samsul lutfi adalah sosok politisi yg sudah teruji, gagal jadi Wakil Bupati Lima tahun lalu tidak membuatnya patah arang,  Lutfi maju sebagai calon DPR RI NTB dan Terpilih sebgai salah satu wakil NTB di Senayan. Kiprah Politik Syamsul Lutfi sudah tidak di ragukan lagi,  publik sudah mengenalnya sebagai sosok petarung yang gigih dan bersahaja,” ungkapnya

Bagi Athari pertarungan PILKADA Lotim menjadi menarik dengan Dengan Munculnya Khaerul Warisin sebagai Calon Bupati,  karena akan menambah spirit bagi para Kandidat lain. Karena Khaerul warisin yg dulu maju melalui jalur Independent kini berubah haluan dan diusung oleh Koalisi partai politik.

“Menariknya lagi ada Calon Lain yg maju melalui Jalur Independent untuk mencoba meneruskan tradisi Bupati sebelumnya. Maka Gengsi politik akan semakin tinggi bila melihat dan berkaca Pada PILKADA Sebelumnya,  Partai Politik tidak ingin kalah untuk yg kedua kalinya,” tambahnya

Dimata Athari segala manuver dan infiltrasi dibasis pemilih strategis tidak terlepas dari kuatnya motif Samsul Lutfi yang tidak mau jadi pecundang lagi dalam Pilbup Lotim.” Fiddin pasti akan All out bertarung secara satria ,’ lanjutnya .

Kekompakan dan soliditas Fiddin akan menjadi simpul utama dalam menggerakkan agenda utama menguasai step by step basis pemilih yang terpetakan secara arah dukungan politiknya.

“Disinilah titik krusialnya , apakah Fiddin mampu mengabsorbsi dan merawat Kesetiaan pemilihnya hingga Hari H pencoblosan,” ulas Athari .

Dalam berbagai kasus di Pilkada, imbuh Athari, tak jarang terjadi migrasi dukungan rakyat ke paslon lain karena hal hal yang tidak elementer.

“Pragmatisme rakyat bisa jadi karena proses komunikasi sblmnya dibangun atas dasar tawaran janji Dan angka-angka, bukan dalam kerangka membangun kesadaran kolektif,” pungkasnya .

Me




Pilkada Lobar: Izzul Islam Dirindu, Fauzan Dan Farin Berebut Suara Golkar

Tiga Pasangan Calon (Paslon) Bupati Lombok Barat akan membuat konstestasi Pilkada Lombok Barat  kian hangat. Ada tiga calon yang memiliki latar belakang sebagai kader partai Golkar,  Majunya Hj Sumiatun mendampingi Incumbent yang diusung Partai Golkar dan kolega membuktikan, secara resmi Golkar Mendukung Ketua DPD Golkar Lombok Barat tersebut

lombokjournal.com —

Lalu Athari Fathullah

Di sisi lain, ada Nauvar Farin dan H. Muamar Arafat yang juga merupakan Kader Golkar, maju dengan diusung Partai Gerindra, Hanura dan PKPI.

Sebagai calon dari kader Golkar,  Nauvar Farin merupakan putra mantan bupati, H. Zaini Arony yang juga Mantan Ketua DPD I Golkar NTB.  Sedangkan H. Muamar Arafat Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil Lobar yang juga Kader Golkar,

Sekretaris Mi6, Lalu Athhar Fathullah mengatakan itu dalam pers release Mi6 yang disampaikan ke media, Jum’at (09/02).

Dikatakan Athari, dalam rivalitas memperebut dukungan Massa rakyat diprediksi suara rakyat loyalist  golkar akan pecah dengan dengan melihat komposisi tiga kader terbaik  Golkar yang maju di Bursa Pilkada Lombok Barat.

Kata Athar , di luar paslon  itu, saat ini ada sosok lain yang sedang dirindukan oleh masyarakat lombok Barat,  yakni H.M. Izzul Islam. Dimata sebagian warga lombok Barat , Cabup Lobar tersebut dikenal sebagai sosok Tokoh yang familiar dan peduli dengan rakyat.

“Paket Izzul Islam dan TGH Khudari Ibrahim merupakan resepentasi pasangan Religius Nasionalis,” ungkap Athar

Athar melihat sosok Izzul Islam sudah tidak asing baik bagi tokoh politisi di Lombok Barat,  Mantan Ketua DPW PPP NTB itu,  sekarang Ketua DPW Partai PERINDO NTB, dikenal merakyat dan low profile.

Sementara itu, calon wakil bupatinya TGH Khudari Ibrahim,  Ketua DPD Partai Kebangkitan Bangsa Lombok Barat,  tokoh agama representasi  dari kalangan Santri.

“Masyarakat mengenalnya sebgai Tuan Guru dari Keluarga Besar Ponpes Al Islahudiny Kediri,” jelas Athar.

Di mata Sekretaris Mi6, munculnya pasangan Zul-Khaer menjadi alternatif dan solusi untuk kemajuan Lombok Barat ke depan.

lanjut Athar, Fauzan yang saat ini menjabat bupati menggantikan Zaini Arony sosok tidak berafliasi ke partai mana pun, hanya pernah menjabat sebagai Ketua KPU NTB.

Lombok Barat dengan jumlah pemilih kurang lebih 450.000 ribu jiwa dengan 10 Kecamatan, akan membuat pilkada Lombok Barat makin seru. Tiga Calon Bupati yang akan berlaga sama-sama kental dengan Lombok Barat,  Izzul Islam Mantan Bupati,  Fauzan Incumbent dan Nauvar Farin anak mantan Bupati.

“Pilkada Lombok Barat ini seolah-olah pertarungan antara para jawara di tingkat kabupaten,” ucapnya

Terkait suara NW Lombok Barat, dengan tidak majunya TGH Hasanain Djuaini, Athar memprediksi kekuatan basis massa NW, dan juga Partai Demokrat, akan menjadi pembeda di balik kekuatan masing-masing calon yang ada.

Kalau kita melihat latar belakang masing-masing calon, sudah bareng tentu jama’ah NW akan mendukung kader dan alumninya. Izzul Islam yang merupakan alumni NW secara khusus, akan mendapatkan dukungan plus.

Sisi lain di balik Partai Koalisi, Fauzan yang di usung partai koalisi gemuk akan melawan Kaolisi Ramping Izzul Islam dan Farin yg di usung  lima partai saja demgan jumlah kursi pas pasan dan efektif.

“Dengan partai pengusung yang gemuk belum tentu menjamin kemenangan, bila mesin partai tidak bergerak secara optimal. Terlebih sosok Fauzan yang  tidak memiliki background partai politik,” pungkas Athar.

Me




Zul-Rohmi; Pertaruhan Prestise dan Truff Politik TGB

lombokjournal.com

Sejatinya daya tarik Pilgub NTB terletak pada paket Zul Rohmi yang kehadirannya melawan mainstream politik ( baca : Anomali ) serta terkesan ada hidden agenda dari sisi  kalkulasi politik. Direktur Mi6, Bambang Mei F mengungkapkan hal itu dalam pers realesenya, Kamis (08/02)

Direktur Mi6, Bambang Mei F

Suku minoritas diberi kepercayaan penuh tanpa reserve jadi papan satu. Sementara papan dua, seorang perempuan yang dalam sejarah pilkada langsung ataupun tidak, baru pertama  berlaga melawan kaum maskulin jawara politik

Bambang justru melihat disinilah kecerdikan politik yang mendesign paket Zul-Rohmi. Ada celah dan kesempatan yang hendak dimainkan on target di balik kemunculan paket Zul-Rohmi.

Agaknya  invisible hand  politik Zul Rohmi pasti memiliki kalkulasi yang kuat dan alasan pembenar mendobrak kelaziman politik konvensional. Semangat mendekonstruksi pola pikir lama sejatinya ingin ditampilkan dengan muncul nya Zul-Rohmi.

Zul-Rohmi dihajatkan sebagai antitesa melawan kecendrungan  dan pakem politik ortodok. Maka jangan heran, ibarat kuda pacu langkah dan manuver politik Zul-Rohmi dalam menggalang dukungan dan simpati rakyat sedemikian ofensif dan intensif.

“Dengan tim ramping plus mobilitas dengan daya jelajah  cepat  dan masif dari satu titik ke titik lain, makin sulit ditandingi,” kata Bambang

TGH M Zainul Majdi aliias Tuan Guru Bajang (TGB) yang diduga sebagai kreator politik Zul-Rohmi. Dalam perspektif politik ingin memainkan psikologi paslon lain, dengan memasang paket Zul Rohmi yang tidak populer, lemah sekaligus aneh.

“Tentu sebagai arsitek politik, TGB  punya hidden agenda yang belum.saatnya diungkap ,” kata Bambang Mei Finarwanto yang akrab dipanggil Didu

Sejatinya TGB mempertaruhkan segala nya di balik kreasi politiknya  Zul Rohmi. TGB sadar bahwa eksperimen paket Zul Rohmi akan berkonsekwensi effect domino yang luas dan dasyat jika mengalami turbulensi di luar prediksi.

“Sadar posisinya dipandang  underdog, Zul Rohmi justru menjawabnya dengan makin rapi bergerak dan seolah olah tanpa beban,”ujar mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB.

Kecepatan gerak Zul Rohmi dalam melakukan penetrasi dan membuka jejaring baru pemilih ini sebagai strategi taktis untuk menambah barisan loyalis vottersnya dintengah lambannya gerak Paslon lain.

“Celah ini yang kemudian dimanfaatkan Zul Rohmi masuk ke jantung pertahanan paslon dikala lengah ,” tambahnya .

Didu, panggilan karib Direktur Mi6 mengungkapkan, permainan politik yang ditampilkan dalam PilGub NTB ini akan menjadi pertaruhan prestise dan truff politik TGB. Hal ini tentu terkait bagaimana marwah kekuasaan politik di NTB tetap dipertahankan dan dipegang. TGB tidak ingin hasil PilGub NTB nanti out of control .

Meskipun demikian lanjut Didu , dengan empat Paslon yang tampil di PilGub NTB kekuatan politik dan dukungan semua calon berimbang.

“Tidak ada Matahari tunggal di PilGub NTB,” ujar Didu.

Bocoran info lembaga survey, konon  elektabilitas masing2 paslon tidak terpaut dan Zul Rohmi masuk urutan keempat elektabilitas nya.

Mesin Partai dan Relawan

Direktur Mi6 berharap agar  paket Zul Rohmi sebagai anti tesa politik  perlu menyakinkan ke publik yang masih meragukan ikhtiar dan kapasitasnya bisa menandingi kekuatan tiga jawara politik tersebut.

“Di kalangan kelas menengah lebih mudah diyakinkan persepsinya, tapi untuk masyarakat jelata perlu dibangun solidaritas dan empati sosial. Dan ini perlu pendekatan ekstra ordinary,” tandas Didu

Dalam pandangan Didu, belajar dari kemenangan TGB dalam pilkada 2008 silam yang menjadi paslon tak diunggulkan dibanding incumbent saat itu. Diprediksi  Zul Rohmi diarahkan seperti nostalgia politik TGB tahun 2008 yang berakhir dengan Happy ending tersebut.

“Saat itu di PilGub NTB tahun 2008, publik cenderung tidak mengunggulkan pasangan TGB Badrun Munir melawan incumbent paslon Serinata-Husni Jibril yang berakhir dengan kemenangan telak TGB BAM itu ,” ungkap Didu .

Gerakan dan manuver Zul-Rohmi mirip dengan apa yg dilakukan TGB dulu, yaitu mengandalkan kecepatan gerak dalam melakukan penetrasi step by step pada semua lini dan titik konsentrasi pemilih . Ciri lainnya adalah Zul Rohmi cenderung menguasai kantong-kantong pemilih di pinggiran atau akar rumput.

“Ini kemudian yang membentuk jaring jaring pemilih yang terintegrasi satu sama lain pada setiap kontak person di wilayah yang membentang dari Mataram sampai Bima,” lanjutnya.

Lebih jauh Didu mengulas, peran partai dan Relawan Zul Rohmi perlu diatensi dan diapresiasi dalam mendongkrak elektabilitas Zul Rohmi.  ”Mereka garda terdepan Zul Rohmi yang membukakan.semua akses masuk Zul Rohmi ke kantong pemilih yang strategis,” kata Didu.

Didu memprediksi, paska penetapan Paslon oleh KPU NTB tanggal 12 Februari 2018 mendatang, bisa jadi konstelasi PilGub NTB lebih dinamis. Hal ini terkait Paslon PilGub NTB akan melepaskan semua atribut yang melekat pada dirinya , baik sebagai bupati, walikota dan anggota parlemen.

“Justru disini menariknya  konstestasi PilGub NTB , ketika semua Paslon tersebut bertarung apa adanya,” lanjutnya .

Peta politik  pilkada serentak di NTB juga menyulitkan Paslon dan parpol untuk melakukan sinergitas kerja tim di basis pemilih, terkait tidak liniernya koalisi Paslon di propinsi dan kabupaten/kota.

“Ini tentunya secara psikologis politik akan berdampak pada kekompakan kerja teamwork jika tidak saling menjaga kepercayaan,” pungkasnya

Me




Pariwisata NTB Sebagai Destinasi Wisata Utama (primary destination) Indonesia *)

Bangga bisa berbagi pengalaman dan kiat-kiat membenahi serta mempercepat pembangunan pariwisata Nusa Tenggara Barat di Padang Sumatera Barat, bersama Bupati Banyuwangi Pak Azwar Anas dan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pak Adang Saf Ahmad.

Empat kunci pokok yang Saya pegang adalah Visi, Regulasi, Integrasi dan Inovasi.

Visi menjadikan NTB sebagai destinasi wisata utama (primary destination) Indonesia, bukan lagi pilihan kedua (secondary destination). Visi Saya adalah pencapaian target meningkatnya angka kunjungan wisatawan yang memenuhi destinasi-destinasi wisata di NTB setiap tahunnya.

Menggapai tujuan tanpa terlebih dulu membangun visi, bisa jadi tak akan memacu motivasi bekerja.

Strategi kedua adalah regulasi. Tidak mungkin sebuah industri bisa lari cepat tanpa dukungan regulasi yang kondusif. Oleh karenanya, demi akselerasi pariwisata NTB, Saya sampai membuat dua perda jamak (multiyears) yang memayungi segala fasilitas dan insentif yang memudahkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata, termasuk keberlanjutannya di masa pasca kepemimpinan Saya.

Begitu juga koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat, sehingga dukungan terhadap regulasi lokal dapat berjalan baik.

Kunci ketiga adalah integrasi dengan pembangunan infrastruktur. Industri pariwisata akan jalan di tempat jika tak ada kemudahan akses transportasi, baik untuk mobilitas orang maupun barang yang efektif dan efisien. Mulai dari jalan, bandara, pelabuhan, hingga penginapan yang memadai, aman dan nyaman.

Dan kiat terakhir adalah kreativitas yang memunculkan inovasi. Jumlah wisatawan Muslim dunia yang akan meningkat di angka 170 juta pada 2020, dengan pengeluaran di atas 200 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.600 triliun, membuat Indonesia wajib mengembangkan wisata halal.

Hal inilah yang mendorong Saya fokus mengembangkannya di NTB, dan Lombok khususnya sebagai proyek percontohan pertama di Indonesia. Berkat kesungguhan kerja keras, pada akhirnya gelar World’s Best Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination, diraih Lombok di ajang World Halal Travel Summit 2015 di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Mengungguli tuan rumah, Turki, Thailand dan Malaysia yang terlebih dulu mengembangkannya.

Dan Syukur Alhamdulillah berkat visi, strategi dan konsistensi bekerja bersama seluruh jajaran Pemprov, dari 500 ribuan wisatawan yang mengunjungi NTB pada tahun 2008, sudah meningkat hingga 3,5 jutaan wisatawan mancanegara dan domestik pada akhir 2017 lalu.

*) Pokok pikiran yanng disampaikan TGB




Catatan Perjalanan TGB ke Jajaran Redaksi Media Transcorp*)

Senang akhirnya bisa melakukan kunjungan balasan sekaligus silaturrahim dengan jajaran redaksi media Transcorp, setelah pada April 2017 dikunjungi dan diwawancara oleh program Insight bersama Desi Anwar bertema geliat pariwisata NTB.

lombokjournal.com

Sebuah kehormatan pada kunjungan perdana ini, Saya disambut oleh Pemimpin Redaksi sekaligus CEO CNN Indonesia dan Trans7, Titin Rosmasari, Pimred Detik.com, Iin Yumiyanti, beserta jajaran redaksi dan bisnis di menara Transcorp Jakarta Senin 5 Februari 2018.

Sesuai agenda kunjungan, saya memaparkan banyak hal terkait upaya-upaya dan kerja keras bersama jajaran Pemprov NTB untuk membenahi dan membangun Pulau Lombok dan Sumbawa.

Terutama potensi-potensi utama NTB, di bidang Pariwisata (Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kawasan agro-maritim-ekowisata Saleh-Moyo-Tambora ), Pertanian (NTB sebagai salah satu penyangga ketahanan pangan nasional), hingga infrastruktur Global Hub Kayangan yang diproyeksikan menggantikan Selat Malaka.

Selain sosialisasi program kerja, obrolan yang santai dan akrab pun sempat bergeser ke persoalan politik terkini.

Suksesi kepemimpinan nasional menjadi bahan pertanyaan “nakal” awak redaksi, terutama menyikapi hasil survei terbaru salah satu lembaga survei nasional tentang para kandidat cawapres potensial di Pilpres 2019.

“Kita terus berikhtiar memberi yang terbaik. Bahwa ada harapan, ada aspirasi sebagian masyarakat, ya saya syukuri, berarti dipercaya oleh sebagian masyarakat, untuk terus berkontribusi, mungkin ke ranah yang lebih besar. Tantangan bagi saya, untuk menyiapkan diri lebih baik lagi.”

*) Merupakan catatan  perjalanan silaturrahim Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru bajang (TGB) ke Jajaran Redaksi Media Transcorp atau Trans TV