Pada tanggal 13 Mei 2021 semua ummat Islam di seluruh tanah air merayakan hari besar Islam yang jatuh pada tanggal 01 Syawal 1442 Hijriah. Tentunya, menjadi hikmah tersendiri bagi setiap ummat muslim untuk merayakannya bersama keluarga tercinta.
Dari berbagai daerah baik Mahasiswa/I atau pun pekerja akan kembali melakukan aktifitas kesehariannya setelah selesainya masa cuti perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) Seperti yang diketahui tentang pelarangan mudik yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur NTB Nomor 550/05/KUM/Tahun 2021 tentang penyelenggaran mudik hari raya Idul Fitri Tahun 1442 H dalam masa pandemi Corona Virus Disease 2019, dimana pelabuhan Kayangan dan Tano telah ditutup semenjak tanggal 8 Mei dan akan dibuka kembali pada tanggal 17 Mei 2021.
Rutinitas dan aktivitas seperti biasa akan segera dilakukan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, artinya arus mudik akan segera terjadi dari berbagai pulau di Indonesia yang akan mengakibatkan terjadinya keerumunan massa.
Khusus di Nusa Tenggara Barat (NTB) bila tidak diantisispasi dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten/Kota ataupun Provinsi akan berpotensi banyaknya pasien terpapar Covid-19. Jumlah akan semakin bertambah.
Berdasarkan data terakhir tanggal 15 Mei Covid-19 di NTB dalam Perawatan (1108), Sembuh (11151), dan Meninggal (599), Sumber: Dinas Kesehatan NTB.
Maka dari itu sekiranya Pemerintah perlu melakukan kolaborasi dengan tepat, aman dan nyaman untuk rakyatnya dalam melakukan mudik ke berbagai tempat agar tidak menimbulkan penambahan pasien yang Covid-19.
Sebaliknya, masyarakat haru pula menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Gelombang Kedua Covid-19 di India
Sebab ketika menjaga diri dari Covid-19, maka kita akan melindungi diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita.***
Bahasa Indonesia Mulai Terkikis
Zia Ulhaq, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Bahasa Indonesia merupakan perwujudan atas kesadaran dan keunggulan yang dimiliki oleh bangsa yang bernama bangsa Indonesia.
Namun sayang, agaknya di era sekarang ini, kesadaran bangsa kita untuk terus membudayakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari mulai terkikis, alias dilupakan oleh penutur aslinya (rakyat Indonesia). Ironisnya, yang penulis lihat saat ini malah menunjukkan bahwa bahasa asing seringkali kita gunakan dalam percakapan sehari-hari, meskipun tidak ada yang melarangnya.
Padahal kalau kita kembali pada hakikat dari sumpah pemuda yang sudah diikrarkan pada tanggal 28 Oktober tahun 1928 silam, pada kalimat ke-3 yang berbunyi “KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA” sudah menjadi titik terang bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan di Indonesia, negeri kita. Tetapi kini hakikat bahasa Indonesia sebagai persatuan antara bahasa Indonesia dengan kita seakan sudah tenggelam di lautan yang dalam.
Maka dari sinilah, penulis sangat “bersedih” ketika melihat nasib bahasa Indonesia di era sekarang ini. Alasan kesedihan penulist erdukung ketika penulis melihat di kehidupan sehari-hari, banyak kaum muda yang bangga menggunakan bahasa asing dibandingkan menggunakan bahasa kita sendiri.
Bahkan tidak hanya itu, banyak para elit-elit negeri ini yang lebih suka berbahasa asing “inggris” daripada berbahasa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Begitu juga media-media komersial yang ada di tanah air inijuga seringkali memberikan kita “suplai makanan” bahasa dengan istilah asing dari pada mencari khazanah bahasa negeri kita sendiri.
Kalau benar bahwa penggunaan bahasa Indonesia di negara Indonesia semakin hari semakin terkikis, maka memang benar sebuah teori yang disampaikan oleh Kloss, bahwa ada tipe utama kepunahan bahasa, salah satunya dikarenakan ada sebuah pergeseran Bahasa. Artinya, bahasa tersebut telah menyerah pada pertentangan budaya modern.
Mungkin saja bahasa Indonesia kini sudah mengalami pergeseran bahasa dengan budaya modern, karena bahasa adalah budaya. Artinya, bahasa Indonesia seakan sudah kalah dengan bahasa lain yang jauh lebih “modern” dari bahasa Indonesia. Maka seumpama kita berandai-andai saja, dimana para bapak bangsa kita yang telah memperjuangkan bahasa Indonesia masih hidup, saya sangat yakin mereka akan sangat kecewa dengan kondisi ini.
Jika dikatakan pergesaran bahasa tentu sangat dekat dengan kondisi sekarang ini, karena di era sekarang ini mau tidak mau percaturan budaya (bahasa) sangat luar biasa. Dan sangat memungkinan kalau bahasa Indonesia akan semakin mendekati kepunahan karena kalah dalam percaturan budaya.
Jika situasi ini terus berlanjut, maka jelas kebanggaan akan budaya (bahasa) sendiri akan tenggelam alias akan hilang dan musnah. Sebab kebudayaan dalam tulisan ini diwakili oleh bahasa.
Jika untuk mengamalkanya dalam berkehidupan saja, masyarakat Indonesia enggan atau bahkan malu menggunakan bahasa Indonesia, maka tak ayal lagi, kebudayaan (bahasa) Indonesia tak kira sudah semakin terkikis.
Memang tidak bisa di pungkiri, keberadaan negara maju dengan kemajuan globalisasi dan tren akan semakin membawa budaya bahasanya di tanah air kita. Namun jangan lantas masyarakat Indonesia terjebak atas globalisasi tersebut sebagai proyek meratakan bahasa.
Karena itu di era globalisasi ini bahasa Indonesia selain harus berkembang juga harus dilestarikan oleh kita. Melestarikan, Menjaga dan Mencintai Bahasa Indonesia Dari masalah diatas, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk tetap melestarikan, Menjaga dan mencintai bahasa Indonesia sampai kapanpun.
Maka menurut Muhibah (2009) bangsa kita perlu kembali pada fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, karena fungsi itu akan menghasilkan dua hal yaitu:
Sikap kebanggaan bahasa; sikap bangga bahasa Indonesia akan muncul ketika ada perasaan yang mendukung bahwa Indonesia dapat mengungkapkan konsep rumit secara cermat dan isi hati yang sehalus-halusnya.
Sikap kesetiaan bahasa: sikap kesetiaan terhadap bahasa Indonesia terlihat ketika sesorang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia saat melakukan berbagai kegiatan dan komunikasi dengan antar golongan, dan bersedia untuk menjaga bahasa Indonesia agar tidak terpengaruh dengan bahasa asing secara berlebihan.
Dari sikap kedua tersebut apabila dari masing-masing individu mampu menerapkan hal tersebut, maka akan dengan mudah kita menjaga bahasa yang kita miliki dan akan terkurangi juga resiko kepunahan dan terkikisnya bahasa Indonesia.
Tetapi yang jelas pentingnya sebuah keutuhan bahasa Indonesia dan lestarinya bahasa Indonesia tidak mungkin lepas dari peran masyarakat Indonesia. Mengingat hal ini merupakan sebuah manajemen untuk tetap melastarikan bahasa Indonesia sampai kapan pun.
Mengakhiri tulisan ini, kita perlu merenungi bahwa terkikisnya bahasa Indonesia sekarang ini di sebabkan karena kita telah terhipnotis dengan budaya modern (bahasa asing). Kalau tidak segera disadarkan, takutnya ini menjadi ancaman bagi keberadaan bahasa Indonesia kedapanya.
Sehingga perlu pembenahan sejak dini untuk menanamkan rasa cinta terhadap bahasa resmi negara kita yaitu bahasa Indonesia.
Demikian pula sebuah perlindungan terhadap Bahasa Nasional dengan langkah menertibkan undang-undang bahasa juga sangat diperlukan sekali, agar generasi muda tidak semakin meninggalkan bahasa tanah airnya.
Semoga dengan tulisan ini (kita) seluruh masyarakat Indonesia kembali menggunakan bahasa Indonesisa dengan benar, dan semakin mencintai bahasa Indonesia. Karena kita dan bahasa Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.***
Gelombang Kedua Covid-19 di India
Amira Asmalayali, mahasiswa Program Studi Administrasi publik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Covid-19 (SARS CoV – 2) atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona, merupakan virus penyakit menular yang menyerang pernapasan pada manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala ringan pada sistem pernafasan dan infeksi pada paru paru hingga kematian.
Covid – 19 pertamakali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini dengan cepat menyebar, sehingga mengakibatkan kelumpuhan aktivitas sosial masyarakat di berbagai kota di China.
Virus ini dapat menjangkit berbagai kalangan usia mulai dari balita, remaja, orang dewasa, hingga para lansia. Menurut laporan, kasus Covid-19 ini banyak menjangkit orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga para lansia sangat rentan terinfeksi oleh virus ini.
Tidak hanya menjangkit berbagai kota di China, virus ini juga menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, sehingga beberapa negara harus memberlakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus.
Setelah 1 tahun lebih warga didunia berkutat dengan penyakit menular ini, perlahan-lahan kehidupan masyarakat mulai memasuki tahap new normal. Namun kekhawatiran akan virus ini terus menghantui, sehingga pemerintah harus memberlakukan kebijakan diantaranya pembatasan aktivitas fisik masyarakat.
Namun karena rendahnya kesadaran masyarakat akan virus ini membuat kasus terus kian bertambah. Salah satunya yang terjadi saat ini di India. India mencatat rekor dunia, dengan kasus penularan sebanyak 403.738 orang dalam waktu 2 hari.
Gelombang kedua penularan virus Covid-19 di India terjadi, membuat pemerintah india sangat kewalahan. Melalui Kementerian Kesehatan India mengumumkan 403.738 kasus penularan yang terjadi hanya dalam 2 hari.
Kasus penularan yang sudah perlahan lahan menurun, namun terhitung sejak Maret 2021 kasus penularan kembali melonjak secara signifikan.
Pelaksanaan protokol yang kurang baik dan dibukanya bioskop dan pasar pasar setelah kasus di India menurun dianggap menjadi penyebab, selain itu terdapat festival kegamaan dan pemilu juga yang dianggap sebagai pemicu gelombang kedua penularan virus corona.
Terhitung selama Bulan Maret – April terdapat dua event besar yaitu pemilu legislatif yang di laksanakan di 5 negara bagian, dan acara keagamaan yakni Festival Kumbi Mela.
Penurunan kasus di India menjadi indikator untuk tetap melaksanakan Festival Kumbh Mela, serangkaian ritual mandi suci di sungai gangga yang di lakukan setiap 12 tahun. Festival tersebut di laksanakan selama 1 bulan lebih. Menurut data ledakan kasus penularan Covid-19 terjadi sejak 31 Maret – 24 April yang mana bertepatan dengan pelaksanaan ritual keagamaan.
Pada akhir Maret, Uttarakhand mencatat 1.800-an kasus aktif COVID-19. Kurang dari sebulan kemudian, angkanya sudah mengudara jadi 33.330 kasus. Pemerintah memperkirakan 3,5 juta orang hadir pada upacara pada 12 April, sementara dua hari kemudian jumlahnya berkisar 1,35 juta orang.
Pemerintah India sangat kewalahan, di berbagai daerah dilaporkan banyak terjadi krisis pasokan oksigen dan ranjang perwawatan.
Selain itu masifnya lonjakan penularan virus ini juga memunculkan varian baru dari virus Covid-19 yaitu, varian COVID-19 B1617 yang ditemukan di India. Varian yang membawa sejumlah mutasi ini, disebut Strait Times sebagai “mutan ganda” lantaran memiliki dua mutasi utama pada protein virus yang berfungsi mengikat lebih banyak sel dan menyebabkan penularan.
Kini India harus membayar mahal akibat lengah saat pelandaian kasus terjadi. Masifnya lonjakan kasus membuat banyak pihak pesimistis. India saat ini berada dalam lorong gelap bencana COVID-19, yang hampir sulit menemukan jalan keluar.***
Usaha online di Masa Pandemi Covid-19
Makin terbuka lebar
Lilis Karlina, mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Perkembangan teknologi yang pesat dan jaringan internet yang semakin canggih membawa berkah tersendiri. Karena di masa krisis seperti sekarang, mampu memberikan dampak positif yakni bermunculan berbagai peluang usaha/bisnis online yang bisa ditekuni.
Terdapat banyak potensi dan fungsi kanal digital yang bermanfaat untuk usaha/bisnis. Misalnya bisa digunakan riset pasar, promosi, membangun loyalitas dan peningkatan layanan pelanggan. Peluang tetap terbuka.
Prospek bisnis online di era pandemi Covid-19 yang dinilai terus memiliki peluang yang besar bagi siapa saja,.Apakah itu bagi mereka yang baru memulai bisnis, atau yang ingin beradaptasi dengan kondisi saat ini. Inilah kebiasaan baru yang terbentuk di masyarakat.
Pola baru ini layak ditangkap sebagai peluang. Bagaimana pun juga orang perlu belanja kebutuhannya walaupun ditengah Pandemi. Peluang bisnis online ternyata jelas terbuka lebar.
Pelaku usaha yang selama ini mengandalkan cara jualan konvensional perlu segera melirik internet sebagai tempat berbisnis atau pengembangan bisnis yang sudah ada, sehingga tidak perlu tatap muka saat berjualan. Pelaku usaha dapat mempromosikan barang atau jasa yang mereka jual di Facebook, Twitter, Instagram atau media sosial lainnya, karena sekarang sedang gencar-gencarnya media social.
Di kalangan masyarakat kita juga dapat membuat website sendiri dan dikelola sendiri. Pelaku usaha tidak perlu mempunyai lahan atau tempat untuk berjualan, mereka hanya perlu mengiklankan barang atau jasa yang akan mereka jual.
Bisnis secara daring tentu menguntungkan selama pandemi, karena kita diwajibkan untuk melakukan physical distancing. Selain itu, informasi mudah menyebar di media social di era pandemi seperti sekarang, itu namanya pemasaran atau iklan secara gratis.
Pandemi juga membuka Peluang pola belanja online atau daring masyarakat sehingga meningkat 31% selama pandemi. Masyarakat memilih untuk belanja online karena lebih praktis dan tanpa perlu ke luar rumah.
Jika dibagi berdasarkan jenis kebutuhan, sekitar 51% masyarakat melakukan belanja online untuk kebutuhan makanan, 20% untuk kebutuhan kesehatan, 14% untuk pulsa atau paket data, dan sisanya untuk kebutuhan pakaian dan serta belanja listrik.
Belanja daring itu praktis, tanpa perlu ke luar rumah. Jadi, ada jarak yang terjaga dan kerumunan juga bisa dihindari.***
Bahasa, Media Utama dalam Komunikasi
Fathul Arifin, mahasiswa Administrsi Pubik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan ekspresi sekaligus diri pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri.
Melalui bahasa kita dapat menunjukkan sudut pandang kita,pemahaman kita atas suatu hal asal usul bangsa dan negara kita,pendidikan kita,bahkan sifat kita.
Bahasa menjadi cermin diri kita,baik sebagai bangsa maupun sebagai diri kita sendiri.Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik,penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Menurut Gorys Keraf (1997:1).Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Mungkin ada komunikasi yang menyatakan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan.
Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan dengan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.pada aktual, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang.
Yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk integrasi dan adaptasi sosisal dalam lingkungan atau situasi tertentu,dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosisal (Keraf)1997:3) ***
Matinya Nalar Kritis Berdemokrasi
Oleh Andang Wijaya, mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Untuk para pejuang, nasionalis, aktivis-aktivis, dimana pun berada, sedikit coretan yang lahir dari analisis terhadap pemandangan politik akhir-akhir ini. Dalam perpolitikan hal yang sering dipersoalkan adalah sentimen emosional dari pejabat-pejabat publik, politikus-politikus demi mempertahankan kualitas dan kapabilitas serta demi menaikkan elektabilitas dari masing-masing figur politik.
Dengan saling melemparkan slogan-slogan yang malah menjatuhkan elektabilitas dari masing-masing itu sendiri, bukan hanya figur politik namun masyarakat yang belum paham tentang politik ikut serta dalam persoalan sentimen emosional akibat dari kontaminasi pertarungan politik.
Absennya Nalar Kritis
Hakikat demokrasi adalah individualisme, yang berarti posisi setiap orang begitu kuat dan independen dalam partisipasi politik. Demokrasi lahir dari sebuah penghargaan atas kemerdekaan individu.
Setiap orang dianggap mampu menentukan pilihan, tidak hanya politik, tapi bahkan banyak pilihan dalam kehidupan.
Sayangnya demokrasi yang dipertontonkan saat ini di Indonesia tidak menunjukkan hal itu. Yang terjadi justru pergeseran hakikat demokrasi yang signifikan ke arah penistaan terhadap kemerdekaan akal pikiran individu.
Penggiringan opini publik terjadi dengan sangat sistematis dan masif, yang menyebabkan matinya nalar kritis publik. Hal ini semakin diperparah dengan politisasi segala hal demi menumbuhkan sentimen emosional. Sehingga akal yang dikaruniai untuk menalar kebenaran akhirnya benar-benar tidak dapat berfungsi lagi.
Harus jujur diakui, itulah potret demokrasi kita saat ini. Demokrasi hanya dipandang sebagai ajang pertarungan jumlah manusia. Yang mampu mengumpulkan manusia paling banyak, maka itulah yang dianggap sebuah kebenaran.
Tanpa adanya perhatian atas kemerdekaan nalar dan pilihan dari setiap individu. Demokrasi saat ini menjadikan nalar individu yang sejatinya merdeka tersandera oleh emosi publik. Orang dipaksa untuk menentukan pilihan, bukan diberikan pilihan untuk memilih.
Saya sempat berpikir bahwa praktik demokrasi saat ini harus diimbangi dengan peningkatan literasi publik. Tapi, sekarang saya berpikir hal itu tidak cukup. Literasi yang tinggi belum tentu melahirkan nalar kritis. Informasi yang diterima secara linier dalam jumlah yang tinggi justru hanya akan melahirkan doktrinasi. Doktrinasi tentu akan mematikan nalar kritis.
Sekarang saya juga berpikir bahwa pers dalam bentuk media massa maupun media sosial tidak lagi cukup disebut sebagai pilar demokrasi. Sebab saat ini independensi mereka sungguh dipertanyakan secara serius.
Yang tersisa hanyalah independensi semu. Akhirnya tidak ada lagi yang diharapkan dapat benar-benar independen selain akal sehat yang kita miliki.
Maka menurut hemat saya, kebutuhan yang paling urgen bagi praktik demokrasi saat ini bukanlah peningkatan literasi publik atau media yang independen.
Yang paling urgen adalah menghadirkan filsafat kritis yang akan memproduksi nalar kritis dalam berdemokrasi. Sekali lagi perlu ditekankan, demokrasi secara filosofis adalah soal kemerdekaan individu dan penghargaan atas kebebasan berpikir untuk menentukan pilihan.
Marilah kita lepaskan diri dari belenggu sentimen emosional yang hanya akan menimbulkan perpecahan dan konflik di masyarakat. Mari kita kedepankan akal sehat dan nalar kritis dalam berdemokrasi.
Dengan tumbuhnya filsafat kritis, berarti juga menumbuhkan iklim kebebasan pendapat setiap individu, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat dan pilihan politik. Perbedaan pendapat dan pilihan akan dilihat sebagai sebuah keniscayaan, oleh karenanya harus disikapi dengan kepala dingin dan toleransi.
Berfilsafat kritis dalam berdemokrasi berarti mempraktikkan demokrasi berdasarkan rasionalitas, bukan berlandaskan hawa nafsu. Demokrasi yang rasional akan melahirkan pemilih yang rasional. Sedangkan demokrasi yang berlandaskan hawa nafsu hanya akan melahirkan pemilih yang emosional.***
Perkembangan media dan tekhnologi menjadi tantangan terhadap perkembangan anak. Banyak dampak negatif yaitu dapat mengganggu kesehatan, mengganggu perkembangan anak, rawan terhadap tindakan kejahatan.
Dan dapat mempengaruhi perilaku anak, sulit konsentrasi terhadap dunia nyata, terganggunya fungsi otak pada anak (Pre Frontal Cortex), dan dapat ketergantungan terhadap gadget (Introvert).
Sangat penting peran orang tua untuk mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak untuk melihat perkembangan anak yang lebih baik.
Generasi bangsa sekarang terletak pada anak yang kemudian tumbuh menjadi pribadi pemimpin. Seorang pemimpin yang mampu memimpin dirinya adalah faktor yang paling utama. Hal yang perlu diperhatikan adalah pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.
Pendidikan dalam keluarga yang akan menjadi dasar pondasi karakter dalam berprilaku dan bersikap dalam bermasyarakat. Akan tetapi dengan perkembangan media dan tekhnologi menjadi tantangan dalam sebuah pendidikan karakter.
Banyak orang tua yang memberikan keluasan yang sebebas-bebasnya terhadapa anaknya dengan membelikan gadget sejak usia dini. Mereka beralasan tindakan tersebut akan lebih aman dan mudah dalam pengawasan aktifitas buah hati.
Tapi mereka belum memikirkan bagamaiana pengaruh media terhadap perkembangan yang muncul dari kebiasaan memainkan gadget. Banyak dampak negatif yang akan muncul diantaranya: akan sulit bersosialisasi, lamban dalam perkembangan motorik, dan perubahan perilaku yang signifikan.
Sehingga sangat penting peran orang tua untuk mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak. Kemajuan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin canggih. Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan membuat perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia di berbagai bidang.
Sepertinya gadget dapat memberikan dampak yang begitu besar pada nilai-nilai kebudayaan. Sekarang ini setiap orang di seluruh dunia pasti sudah memiliki gadget. Tak jarang kalau sekarang ini banyak orang yang memiliki lebih dari satu gadget. Ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor.
Sekarang ini pengguna gadget tidak hanya berasal dari kalangan pekerja. Tetapi hampir semua kalangan termasuk anak dan balita sudah memanfaatkan gadget dalam aktifitas yang mereka lakukan setiap hari.
Hampir setiap orang yang memanfaatkan gadget menghabiskan banyak waktu mereka dalam sehari untuk menggunakan gadget. Oleh karenanya gadget juga memiliki nilai dan manfaattersendiri bagi kalangan orang tertentu. Akan tetapi banyak dampak negatif yang muncul dalam pemanfaatan geadget bagi kalangan remaja, anak, bahkan balita.
Meskipun sebagian besar dari masyarakat memanfaatkan gadget untuk komunikasi, urusan pekerjaan atau bisnis, mencari informasi, ataupun hanya sekedar untuk mencari hiburan. Dewasa inisering sekali kita menemukan pemanfaatan gadget menjadi salah satu jalan pintas orang tua dalam pendamping sebagai pengasuh bagi anaknya.
Dengan berbagai fitur dan aplikasi yang menarik mereka memanfaatkannya untuk menemani anak agar orang tua dapat menjalankan aktifitas dengan tenang, tanpa khawatir anaknya keluyuran, bermain kotor, berantakin rumah, yang akhirnya membuat rewel dan mengganggu aktifitas orang tua.
Anak dengan lihai dapat mengoperasikan gadget dan fokus pada game atau aplikasi lainnya. Orang tua belakangan ini banyak yang beranggapan gadget mampu menjadi teman bermain yang aman dan mudah dalam pengawasan. Sehingga peran orang tua sekarang sudah tergantikan oleh gadget yang seharusnya menjadi teman bermain.
Padahal perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat sensitif adalah saat usia 1-5 tahun, sebagai masa anak usia dini sehingga sering disebut the golden age. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya.
Ketika anak berada pada the golden age semua informasi akan terserap dengan cepat. Mereka menjadi peniru yang handal, mereka lebih smart dari yang kita pikir, lebih cerdas dari yang terlihat dan akan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, dan kemampuan kognitifnya.
Maka jangan pernah kita anggap remeh anak pada usiatersebut. Sebenarnya gadget tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi anak, karena juga ada dampak positif, di antaranya dalam pola pikir anak yaitu mampu membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi dalam permainan, dan membantu meningkatkankemampuan otak kanan anak selama dalam pengawasan yang baik.
Tapi di balik kelebihan tersebut lebih dominan pada dampak negatif yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salahsatunya adalah radiasi dalam gadget yang dapat merusak jaringan syaraf dan otak anak bila anak sering menggunakan gadget. Selain itu, juga dapat menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain.
Anak menjadi lebih dividual dengan zona nyamannya Bersama gadget sehingga kurang memiliki sikap peduli terhadap teman bahkan orang lain. Oleh karena itu, penting pemahaman tentang pengaruh gadget terutama bagi orangtua. Supaya anak dapat dibatasi penggunaannya dan daya kembang anak dapat berkembang dengan baik dan menjadi anak yang aktif, cerdas, dan interaktif terhadap orang lain.
Gadget memiliki fungsi dan manfaat yang realtif sesuai dengan penggunanya. Fungsi dan manfaat gadget secara umum diantaranya:
Komunikasi
Pengetahauan manusia semakin luas dan maju. Jika zaman dahulu manusia berkomunikasi melalui batin, kemudian berkembang melalui tulisan yang dikirimkan melalui pos. Sekarang zaman era globalisasi manusia dapat berkomunikasi dengan mudah, cepat, praktis dan lebih efisien dengan menggunakan handphone.
Sosial
Gadget memiliki banyak fitur dan aplikasi yang tepat untuk kita dapat berbagi berita, kabar,dan cerita. Sehingga dengan pemanfaatan tersebut dapat menambah teman dan menjalinhubungan kerabat yang jauh tanpa harus menggunakan waktu yang relatif lama untuk berbagi.
Pendidikan
Seiring berkembangnya zaman, sekarang belajar tidak hanya terfokus dengan buku. Namun melalui gadget kita dapat mengakses berbagai ilmu pengetahuan yang kita perlukan. Tentang pendidikan, politik, ilmupengetahuan umum, agama, tanpa harus repot pergi ke perpustakaan yang mungkin jauh untuk dijangkau.
Berikut ini beberapa dampak negatif dari gadget untuk perkembangan anak:
Sulit Konsentrasi Pada Dunia Nyata.
Rasa kecanduan atau adiksi pada gadget akan membuat anak mudah bosan,gelisah dan marah Ketika dia dipisahkan dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman bermain dengan gadget kesukaannya dia akan lebih asik dan senang menyendiri memainkan gadget tersebut. Akibatnya anak akan mengalami kesulitan beriteraksi dengan dunia nyata berteman dan bermain dengan teman sebaya.
Terganggunya Fungsi PFC
Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. PFC atau Pre Frontal Cortex adalah bagian didalam otak yang mengotrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang kecanduan teknologi seperti games online otaknya akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu.
Introvert
Ketergantungan terhadap gadget pada anak-anak membuat mereka menganggap bahwa gadget itu adalah segala-galanya bagi mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan dengan gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain
Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Begitu banyakkemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan dalam penggunaan teknologi. Saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan sangat real tanpa terhambat ruang dan waktu. Teknologi seperti gadget saat ini semakin canggih tidak hanya dalam mengirim suara untuk mengirim gambar lebih mudah tanpa mengeluarkan biaya yang sangat banyak.
Pengguna teknologi tidak dibatasi usia. Kini kehidupan sosial anak-anak lebih terpengaruh oleh teknologi. Lebih sering anak usia dini berinteraksi dengan gadget dan juga dunia maya mempengaruhi daya pikir anak terhadap sesuatu di luar hal tersebut, ia juga akan merasa asing dengan lingkungan sekitar karena kurangnya interaksi sosial.
Namun kemajuan teknologi juga dapat membantu daya kreatifitas anak jika pemanfaatannya diimbangi dengan interaksi anak-anak dengan lingkungan sekitarnya. Mereka tahu bagaimana cara memanfaatkan teknologi untuk memuaskan hasrat bermain mereka. Sebaiknya orang tua mengawasi ketika anak-anaknya bermain gadget agar mereka tidak terlalu tergantung dengan gadget dan tidak melupakan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.***
Korupsi Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Definisi paling sederhana dari Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok
Nanda Safitri,mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram
Berdasarkan pandangan hukum dikatakan, korupsi bila memenuhi unsur-unsur: perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi, dan unsur terakhir adalah merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.
Suatu perbuatan dikatakan korupsi, di antaranya bila memberi atau menerima hadiah atau janji atau penyuapan,penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan dan menerima gratifikasi bagi pegawai negeri/penyelenggara Negara.
Secara umum korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi. Titik ujung dari korupsi adalah kleptokrasi (pemerintah oleh para pencuri).
Korupsi terjadi di semua Negara, baik pada Negara sedang berkembang maupun Negara maju. Banyak Negara yang mulai serius mempertimbangkan bahaya korupsi terhadap perekonomian dengan cara membentuk lembaga atau departemen yang mampu mencegah dan mengendalikan korupsi tersebut.
Demikian pula dengan organisasi internasional yang juga turut mendirikan badan anti korupsi yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak buruk dari korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi (Huang,2015).
Umumnya korupsi paling mungkin terjadi ketika sektor publik dan sektor swasta bertemu, dan khususnya dimana pejabat publik memiliki tanggung jawab langsung atas ketetapan -ketetapan tentang pelayanan publik atau penerapan regulasi khusus.
Di sektor ekonomi, korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dimana pada sektor privat korupsi meningkatkan biaya karena adanya pembayaran illegal dan risiko pembatalan perjanjian atau karena adanya penyidikan. Dengan demikian, korupsi juga bisa mengacaukan dunia perdagangan.
Perusahaan-perusahaan yang dekat dengan pejabat dilindungi dari persaingan,hasilnya perusahaan – perusahaan menjadi tidak efisien. Dampak negatif lainnya, korupsi telah menimbulkan distorsi pada sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat dimana sogokan dan upah tersedia lebih banyak.
Banyak tulisan akademik yang memberikan kepercayaan pada kebijakan pembangunan dalam mengatasi korupsi. Berdasar teori Sheifer dan Vishny ( 1993) menyatakan, misalnya ketika sebuah proyek perlu mendapat izin dari banyak orang, dimana masing-masing mempunyai kekuasaan untuk memveto,maka biaya korupsi meningkat dan pertumbuhan ekonomi menurun.
Myrdal (1968) mengatakan bahwa pejabat yang korupsi bisa menggunakan kekuasaannya untuk menunda dan menghalangi suatu proyek sehingga dia bisa mendapatkan suap yang lebih banyak. Kruegar (1974) yang mewakili studi klasik tentang ketidakefisienan ren-seeking melalui korupsi dengan perbatasan perdagangan.Korupsi semacam itu dengan,de facto lingkungan kelembagaan akan lebih membatasi aktivitas ekonomi dari pada secara de jure.
Tetapi ada juga yang beralasan bahwa korupsi menjadi baik bagi pertumbuhan ekonomi.Lui (1985) menunjukan bahwa korupsi dapat memperpendek daftar waktu tunggu. Penundaan oleh birokrat yang memperlambat urusan bisnis menyebabkan pembisnis dan konsumen terhalangi untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan.
Pejabat yang korup dapat memanfaatkan hal ini dengan memperlancar segala sesuatu dengan suap tentunya,sehingga akhirnya mendorong pertumbuhan.
Segi positif dari korupsi menjadikan pertumbuhan maksimal di Negara-negara yang peraturannya relatif efisien karena menurunnya korupsi akan meningkatkan biaya untuk mengeliminasi semuanya,seperti kejahatan pada umumnya (Klitgaard ;1988). Penelitian terdahulu Gbewopo Attila (2008) tentang corruption, taxation and economic growth :theory and evidence.
Dalam pertumbuhan endogen, korupsi ada dua cara yaitu korupsi dalam pengeluaran publik dan korupsi dalam penerimaan publik, Korupsi bukan hanya mempengaruhi tingkat pajak tetapi dapat juga mendistorsi, yang menyebabkan tingkat pajak berlebih sehingga menggangu pertumbuhan. Lebih korupnya suatu Negara maka lebih kuat efek negatif dari pajak terhadap pertumbuhan.***
Menikmati Kopi Kartini di Bayan
BAYAN, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok utara, yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang banyak dan masih lokal yang terletak di bawah kaki Gunung Rinjani, salah satunya kopi lokal asli Bayan.
Kopi yang dipetik langsung oleh masyarakat di kebun yang ada di pinggir hutan gunung Rinjani, pekarangan milik pemerintah atau tanah kawasan yang dikelola oleh masyarakat lokal yaitu masyarakat asli bayan.
Coffee Kartini
Panen berlangsung satu kali setahun dan biasanya waktu panen kopi yaitu pada musim kemarau dan berjalan kaki dari rumah sampai kebun sekitar satu jam perjalanan, dengan membawa bekal berupa makanan dari rumah untuk mengganjal lapar selama satu hari di kebun.
Assudin, Salah satu masyarakat yang mengelola kebun kopi tersebut membuat usaha kopi tebu, kopi lokal asli dari Bayan yang diolah dengan cara tradisional tanpa bahan campuran ataupun bahan kimia, dengan rasa yang khas kopi tebu, kopi yang pahit bikin kamu jadi ketagihan.
Kopi yang diolah tanpa bahan campuran dan proses pembuatanya yang masih dengan cara tradisional dari zaman nenek moyang zaman dahulu, dengan menggunakan wajan yang dibuat dari tanah liat, dan menggunakan kayu bakar sebagai alat untuk pembuatan kopi tersebut.
“Assudin” salah satu pengusaha kopi tebu, kopi asli Bayan yang di beri merek “coffe Kartini” coffe yang diberi nama seperti nama pahlawan perempuan Indonesia, “Raden Adjeng Kartini” ini membuat kita ingat kepada kata-kata yang ditulis dalam suratnya “habis gelap terbitlah terang”.
Ketika kita minum coffe Kartini, coffe yang memiliki ciri khas warna hitam mengkilat, setelah minum coffe yang hitam maka terbitlah keindahan dengan rasa yang khas, seakan-akan minum coffe di puncak gunung Rinjani.
Kartini, nama yang tidak asing lagi terdengar di telinga, nama Kartini ini di ambil dari nama istri assudin yang bernama Kartini, sepasang suami istri ini yang membuat usaha kopi tebu yang diberi nama yang unik “coffe Kartini”, kopi yang dibandrol seharga 15 rb dengan isi 100 gram, dan 25 rb dengan isi 200 gram.
Septiadi, Mahasiswa Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammaadiyah Mataram
Dengan harga yang terjangkau dan bisa menenangkan pikiranmu dan dapatkan keindahan di setiap hirupan kopimu menjadikan masa depanmu menjadi lebih terang.
“Habis gelap terbitlah terang minum kopi hitam terbitlah ketenangan pikiranmu…..!
Kabupaten Lombok Utara (KLU) jadi ‘paru-paru’ pariwisata di pulau Lombok.
Jika ditelusuri dari pesisir timur hingga pesisir barat, KLU menyediakan wisata pantai dengan gili sebagai primadona yang selalu berhasil memanjakan setiap wisatawan saat berkunjung.
Bila dilihat aspek pegunungan nya, banyak objek yang memanjakan wisatawan, mulai air terjun, bukit-bukit, hingga jalur pendakian menuju Gunung Rinjani.
Kuliner-kuliner khas yang bersumber dari hasil bumi pun tak kalah banyaknya, mulai dari kopi, pisang sale, aneka keripik, hingga olahan berbahan dasar ikan laut bisa wisatawan dapatkan dengan mudah.
Dengan sumber daya alam melimpah, daerah yang populer dengan selogan Tioq Tata Tunak ini harusnya bisa lebih diperhitungkan dari segi perekonomian, tak hanya di NTB juga di tingkat nasional.
KLU harusnya jadi daerah dengan tingkat perekonomian yang maju. Faktanya, KLU masih saja menjadi daerah tertinggal.
Pertanyaan kemudian, faktor apakah yang membuat KLU masih mendapat gelar daerah tertinggal? Jawabannya bisa beragam, mulai dari rendahnya sumber daya manusia, buruknya sistem pemerintahan yang berpengaruh pada lemahnya tata kelola sumber daya alam.
Dari beberapa pertanyaan dan kesimpulan sementara di atas, pemerintah harus memulai pembenahan pada tiga sektor yakni pemerintah, pengoptimalan peran masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya alam secara benar. Hal-hal tersebut jadi kata kunci yang harus terus diingat pemerintah KLU.
Adanya kepemimpinan baru lengkap dengan visi dan misi baru dalam diri Djohan Sjamsu dan Dany Karter Febrianto Ridawan yang baru-baru ini terpilih ‘menakhodai’ KLU harus segera lakukan pembenahan guna terjadinya peningkatan di semua level penentu kemajuan.
Tujuannya jelas, KLU harus keluar dari daftar daerah tertinggal!
Perbaikan sektor penunjang pariwisata oleh pemerintah, peran aktif UMKM oleh masyarakat, hingga kreativitas para pemuda KLU musti Djohan dan Dany dorong jadi satu kesatuan yang padu.
Sejarah telah mencatat Djohan Sjamsu sebagai sosok pelopor terbentuknya KLU punya nilai lebih ketika berdampingan dengan Dany Karter Febrianto Ridawan sebagai sosok muda bergairah. Kolaborasi positif keduanya bisa jadi modal besar untuk bangkit menyongsong keterpurukan ekonomi KLU saat ini.
Jika hal-hal tersebut tidak segera dilakukan oleh Bupati Djohan Sjamsu dan WWabup Dany Karter, maka potensi sumber daya alam yang melimpah tidak akan ada artinya. Sebab tak punya kemampuan mendorong KLU menanggalkan gelar memalukan, yakni gelar daerah tertinggal.