Downshifting atau Mengurangi Tingkat Konsumsi

Jadi downshifting adalah mengurangi tingkat konsumsi, meliputi jumlah (kuantitas atau frekwensi), kualitas (kandungan fisik, fungsi, kelengkapan, fitur), atau harga (lebih murah) 

 

DOWNSHIFTING : Saat krisis datang, segala sesuatu berubah, demikian juga dengan pasar, perilaku pembeli, daya beli, pola hubungan, dan sebagainya
Catatam Manajemen : Agus K. Saputra

lombokjournal.com ~ Di negara barat yang perekonomiannya sudah sangat maju, downshifting atau mengurangi tingkat konsumsi semula dilakukan orang bukan karena krisis ekonomi,  dilakukan secara sengaja untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih dengan bekerja lebih sedikit. 

Tindakan mengurangi tingkat konsumsi diambil sebagai respon terhadap hidup yang serba hiruk pikuk di saat ekonomi sedang mencapai puncaknya. Perekonomian memang bergerak mengikuti conjunctur seperti huruf S yang bergulung-gulung.

BACA JUGA : Perubahan Radikal Dalam Bisnis

Pada saat mencapai pertumbuhan, semua orang menikmati konsumsi yang lebih besar. Mereka membeli serta mengambil kredit untuk segala hal. Kredit sebenarnya tidak lain dari sebuah bentuk konsumsi hari ini yang dibiayai dari penghasilan hari esok.                                

Mengapa mereka begitu berani mengambil kredit? Benar! Jawabannya adalah karena mereka optimis terhadap hari esok. Pada saat itu, hidup dan perekonomian seakan-akan tidak ada masalah sama sekali.

Perasaan-perasaan masyarakat yang sedang berada di era yang tumbuh (bullish) adalah perasaan berkelimpahan (berlebih), cash mudah didapat, ringan mengeluarkan uang (spending) dan optimis.

Dan begitu perekonomian mencapai puncaknya, hampir semua orang tampak sibuk, mengejar peluang ekonomi yang memberi penghasilan besar. Uang dibutuhkan untuk membiayai konsumsi, mencicil utang, dan membiayai gaya hidup. 

BACA JUGA : Ite Begawe Fest, Ajang Promosi Produk Lokal NTB

Pekerjaan tak ada habisnya dan waktu terasa kurang. 

Tentu saja kesibukan dan tekanan materialisme ini ada biaya-biaya atau pengorbannya. Sebagian orang membayar dengan kehilangan hubungan sosial, penundaan perkawinan dan memiliki keturunan, bahkan perceraian, dan pertengkaran-pertengkaran.

Sekarang Anda tinggal berhitung, mana yang lebih besar untung ruginya. Sebagian orang merasa tidak ada masalah, ia merasakan untungnya masih lebih besar dan ia meneruskan gaya hidup yang workaholic dengan membayar semua konsekuensinya. 

Tetapi, sebagian lagi melakukan sebaliknya yaitu mengurangi tingkat konsumsi. Mereka merasa sia-sia bekerja keras kalau biaya yang dikorbankan lebih besar dari apa yang mereka terima.

“Orang-orang yang saya ceritakan terakhir tadi itulah yang membanting stirnya, memelopori apa yang disebut dengan )mengurangi tingkat konsumsi atau) downshifting,” tulis Rhenald Kasali dalam bukunya Marketing In Crisis (2009: hal. 181-183).

Dalam pengantarnya, Rhenald Kasali menyampaikan ia ingin membantu para pemilik usaha dan professional agar mampu mengambil manfaat dari ancaman krisis. Sebab, saat krisis datang, segala sesuatu berubah, demikian juga dengan pasar, perilaku pembeli, daya beli, pola hubungan, dan sebagainya.

Berbeda dengan pandangan kebanyakan pengamat yang sering menakut-nakuti dunia usaha bahwa krisis menghilangkan daya beli dan pasar, maka ia justru memperlihatkan adanya pasar yang tiba-tiba muncul dari krisis. 

Itulah antara lain yang ia istilahkan sebagai marketing therapy,  yaitu terapi terhadap fungsi pemasaran agar tim pemasaran memiliki keyakinan bukan hanya untuk survive di tengah kompetisi

Tapi juga untuk menemukan dan menciptakan pasar baru sehingga Perusahaan tetap bisa tumbuh bahkan di waktu krisis (hal. ix). 

Dalam krisis, ada tiga hal penting yang mengemuka (hal. 190-191):. 

Pertama, marketing downshifting berpendapat tidak 100 persen konsumen yang menghilang itu benar-benar menghilang.  

BACA JUGA : Gugus Tugas Bisnis dan HAM, Agar Produk NTB Mendunia 

Sebagian besar justru mengalami perpindahan, yaitu shift, ke tempat lain.

Artinya kalau sebelumnya mereka membeli mobil mewah (baru) 4 buah setahun, barang kali sekarang cukup dua saja, dan dua lagi dibelikan mobil SUV atau MPV untuk keluarga. Jadi, dua di antaranya pinda ke segmen yang berbeda. Itu artinya, logika pasar tiba-tiba hilang berbeda dengan pikiran dan kepercayaan umum.

Kedua, pasar yang tiba-tiba muncul itu terjadi karena pergeseran segmen-segmen di atas maupun di bawahnya. Konsumen yang cemas biasanya bukan mengurangi tingkat konsumsi , melainkan, menggeser produk-produk yang segmennya sedikit lebih rendah. 

Sedangkan pengusaha yang menerima tambahan segmen itu bida tiba-tiba menaikkan level konsumsinya pada segemen di atasnya. Jadi, pada masa transisi ini dapat ditemui pasar-pasar baru yang tiba-tiba muncul.

Ketiga, dalam mengepung pasar downshifting, dapat ditempuh cara-cara sebagai berikut:

1.Identifikasi Market Baru 

Identifikasi dengan meneropong perilaku downshifting pada individu-individu dan industri. Perbanyak dialog dengan pasar, dan tambahkanlah alternatif-alternatif baru.

2.Bidik Setingkat di Atas atau di Bawah Segmen Lama

Karena konsumen berpindah, dan mengalami down, bidiklah setingkat di atas segmen Anda, dan berikan pelayanan yang terbaik karena meraka masih merasa sebagai premium.

3.Gunakan Pendekatan-pendekatan Baru

Segmen-segmen baru yang mengalami krisis ekonomi itu dijangkau bukan dengan media-media konvensional. Oleh karena itu, Anda harus belajar membidik mereka di dunia maya dan dunia yang mobile. Pastikan Anda tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka.

4.Relaksasi Constraint

Selalu ciptakan ruang untuk membuat konsumen lebih merasa relax dengan aturan-aturan yang baku. Ciptakan rasa percaya dan rasa aman.

5.Tetap Berpromosi

Promosi di masa-masa sulit tetap diperlukan, namun pendekatannya harus diubah untuk menimbulkan simpati dan kepercayaan.

6.Kesan Efisien

Yang dikehendaki konsumen pada masa krisis adalah efisien, bukan gengsi dan bukan pula kemasan yang berlebih. Selalu carikan upaya-upaya baru yang mengesankan Anda peduli terhadap efisiensi.

7.Empati pada Downshifter

BACA JUGA : Monitoring dan Evaluasi, Hal Penting dalam Mengelola Bisnis

Orang yang mengurangi tingkat konsumsi atau downshifting adalah orang yang punya pilihan, mereka memilih keluarga, keseimbangan, aktualisasi diri, dan gaya hidup yang lebih sehat. Jadi, ciptakanlah hubungan yang membuat Anda diterima di pasar yang tiba-tiba muncul ini. ***

#AKUAIR-Perumnas Ampenan, 18-11-2024

 

 




Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ,  Pedoman Menuju Growing Company

Dengan berpedoman Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ, perusahaan bisa mencapai pangsa pasar tertentu, bahkan mencapai memiliki memiliki pangsa pasar terbesar (market leader

LombokJournal.com ~ Berikut ini kajian lama – yang masih relevan hingga saat ini- dari Istijanto Oei (2009, Marketing for Everyone, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, hal 1-119) yang memberi ulasan strategi dan taktik pemasaran dengan berpedoman pada formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ.

Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ tersebut “ditelurkannya” untuk menjadi pedoman bagi para marketer atau bagian pemasaran.

BACA JUGA : Mitigasi Kekeringan, Pemprov NTB Distribusikan Air Bersih

Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ untuk menjadi pedoman bagi para marketer atau bagian pemasaran
Catatan Manajemen : Agus K. Saputra

Marketing atau pemasaran seringkali dikatakan ujung tombak perusahaan. Karena, pemasaranlah yang membawa uang masuk ke perusahaan. Pemasaran telah membuat suatu merek menjadi dikenal, disukai, dibeli, dan direkomendasikan oleh pelanggan.

Hampir semua perusahaan memiliki kesamaan pola tujuan, yaitu menjadi perusahaan yang tumbuh (growing company) lebih besar, lebih cepat, dan lebih lama. Perusahaan dapat tumbuh karena mendapat pemasukan, yaitu uang yang berasal dari usahanya. 

Dengan uang yang masuk tersebut, perusahaan dapat beroperasi dengan lebih baik. Perusahaan dapat merekrut karyawan cerdas dan berdedikasi tinggi, membuka cabang baru, memberikan layanan prima, memuaskan pelanggan, dan sebagainya. 

Darimanakah datangnya uang masuk perusahaan? 

Jawabannya simpel yaitu dari penjualan produk. Kalau produk dibeli maka uang yang dibayar konsumen akan mengalir masuk ke kas perusahaan. 

Sebaliknya, kalau produk yang ditawarkan tidak laku, perusahaan akan mengalami kesulitan atau malah kebangkrutan. Di sinilah peranan utama marketing.

Jadi, apakah fungsi utama marketing di perusahaan? Ujung-ujungnya akan bermuara pada satu tujuan: menciptakan permintaan (demand) pada produk yang dipasarkan. 

BACA JUGA : Hari Pahlawan 2024, Pj Gubernur NTB Jadi Inspektur Upacara

Permintaan ini bisa diartikan dengan mencapai penjualan tertentu, meningkatkan penjualan, mencapai pangsa pasar tertentu, pertumbuhan pangsa pasar atau bahkan memiliki pangsa pasar terbesar (market leader). Dengan memahami serta mengetahui bagaimana mengimplementasikan Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ

Berpedoman Formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ

Sekarang pertanyaannya: bagaimana pemasar bisa menciptakan permintaan? 

Untuk memasarkan kita harus berpedoman pada formula 3ᴾ-6ᴹ-5ᴮ. 

3ᴾ menunjukkan jumlah aktor utama yang terlibat dalam pemasaran yaitu Pelanggan, Pesaing, dan Perusahaan yang saling berinteraksi. 

Selanjutnya, 6ᴹ mengindikasikan jumlah sasaran marketing sebanyak enam dan diawali huruf “M” yaitu Memperoleh pembeli baru, Mempertahankan pelanggan lama, Membuat pelanggan membeli lebih banyak, Mendayagunakan pelanggan, Merebut pelanggan dan Menarik kembali mantan pelanggan. 

Terakhir, 5ᴮ merupakan tindakan dasar bagi pemasar yang meliputi: Bagi, Bidik, Bedakan, Benamkan, dan Barui.

Makna 3ᴾ

Perusahaan disebut sukses memasarkan produk kalau produknya selalu dicari, dibeli, dan dikonsumsi secara rutin oleh konsumen. Kalau begitu, bagaimana membuat suatu produk agar sukses? 

Jawabannya tergantung pada tiga aktor utama: pelanggan, pesaing, dan perusahaan itu sendiri. Ketiganya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

Interaksi Perusahaan dan Pelanggan. Mengelola pelanggan menjadi fokus perhatian perusahaan. Maklum, pelangganlah yang “membawa” uang masuk ke perusahaan. Kalau tidak ada uang masuk, lambat atau cepat, perusahaan akan gulung tikar

BACA JUGA : Event Organzer, Harus Pelihara Karakter dan Jaga Kepercayaan 

Pelanggan hanya membeli produk kita kalau kita bila: 

(1) menawarkan barang yang sesuai kebutuhannya; 

(2) barang kita bernilai di matanya; 

(3) memberi tawaran lebih bagus dibanding pesaing; 

(4) memberi kepuasan pelanggan; dan 

(5) rutin menjalin hubungan (marketing relationship).

Interaksi Perusahaan dan Pesaing. Pesaing akan muncul jika ada peluang pasar. Terlebih lagi jika peluang pasarnya besar, banyak pemain yang siap memasuki. Keberadaan pesaing juga membantu edukasi atau menyadarkan pasar dan dampaknya adalah ukuran pasar semakin membesar.

Di sinilah peranan marketing untuk membuat suatu merek terus bertahan dan tumbuh. Untuk itu marketing harus mendata siapa pesaingnya, apa kelebihan dan kelemahan tawarannya. Sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan dan menjadi market leader.

Interaksi Pesaing dan Pelanggan. Perusahaan yang memiliki pelanggan paling besar dinamai market leader. Pesaing cenderung merebut pelanggan yang kita miliki. 

Pesaing akan menarik pelanggan kita dengan mengiming-imingi kelebihan tawarannya di atas kekurangan kita. Terhadap gerakan pesaing, kita perlu merespons secara bijak.

BACA JUGA : BCG Matrik, Mengelola Portofolio Bisnis Secara Efisien dan Efektif

Makna 6ᴹ

Memperoleh pembeli baru sebanyak mungkin. Pembeli baru adalah orang yang sebelumnya tidak pernah membeli. Mereka berprospek “membawa” uangnya pada kita jika membeli produk kita. 

Tugas kita mendorong mereka membeli produk kita pertama kali. 

Ini dilakukan dengan cara:

(1) mengenalkan merek kita; 

(2) menawarkan barang yang sesuai keinginannya; 

(3) mengedukasi pelanggan; serta 

(4) meningkatkan kemampuan dan keinginan membeli. 

Mempertahankan pelanggan lama supaya mereka membeli produk kita terus menerus selama hidupnya, tidak berpindah ke pesaing (pelanggan loyal atau setia). 

Ini dilakukan melalui cara:

(1) membuat mereka puas; 

(2) menjalin hubungan berkelanjutan; 

(3) memberi penghargaan kepada mereka, dan 

(4) mefasilitasi komunitas pelanggan.

Membuat pelanggan membeli lebih banyak. Dengan membeli lebih banyak, perusahaan kita cepat tembuh karena uang yang mereka bawa. Ini dilakukan dengan membuat mereka membeli lebih banyak (more buying) melalui 👍

(1) frekuensi pembelian lebih sering; 

(2) volume pembelian lebih besar; 

(3) manfaat baru; 

(4) produk pelengkap; dan 

(5) pembelian paket.

Mendayagunakan pelanggan untuk mendukung penjualan produk kita, merekomendasikan ke relasi, memberi kesaksian, mewariskan ke anak cucu, dan ikut menciptakan nilai bersama.

Merebut pelanggan pesaing berpindah ke kita. Dinamika pemasaran saat ini adalah kalau bukan pelanggan kita yang direbut, maka kitalah yang merebutnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu daya tarik dan daya tolak. 

Daya tolak adalah aspek negatif yang membuat pelanggan keluar dari produk sebelumnya, seperti harga mahal, boros, cepat rusak, layanan buruk, mutu jelek, merusak kesehatan, dan lain-lain. 

Daya tarik merupakan aspek positif kita yang menguntungkan bagi pelanggan pesaing dan membuat mereka “bernafsu” dengan produk kita seperti harga lebih murah, lebih awet, kinerja lebih cepat, lebih tahan lama, lebih bermutu, layanan lebih sopan, lebih aman, lebih sehat, dan lebih-lebih yang lain. 

Untuk merebut pelanggan maka marketer harus membongkar sisi lemah pesaing di hadapan pelanggan, lalu tawarkan kelebihan produk kita yang berbeda dari pesaing dan sangat bermanfaat bagi pelanggannya.

Menarik kembali mantan pelanggan kita yang berpindah ke pesaing kembali ke pangkuan kita. Mengapa pelanggan kita tidak lagi membeli dari kita atau berpindah ke pesaing? 

Pertama, mereka merasa kecewa setelah membeli dan merasakan produk kita. Kedua, kita kalah dibanding pesaing. Untuk menarik kembali mantan pelanggan dilakukan dengan cara:

 (1) melakukan strategi pemulihan; 

(2) melakukan balasan ke pesaing; dan 

(3) mengaktifkan ikatan pelanggan.

Makna 5ᴮ

Bagilah pasar (marketing segmentation) lebih dulu supaya kita bisa mengetahui perbedaan kebutuhan, masalah, dan keinginan tiap-tiap orang yang berbeda.  Selanjutnya, sesuaikan tawaran kita dengan tiap segmen.

Bidiklah segmen yang berprospek cerah. Bidikan (targetting) berguna untuk menentukan segmen mana yang paling baik dibidik oleh perusahaan.

Bedakan tawaran kita. Perbedaan (differentiation) menjadi daya tarik dalam pemasaran. Maklum, sesuatu yang sama atau “itu-itu saja” akan menjemukan dan tidak menarik. Jadi, berlombalah menawarkan pembeda atau diferensiasi marketing mix dari pesaing supaya produk kita menarik konsumen.

Benamkan pembeda kita ke pikiran konsumen. Karena diferensiasi kita dari pesaing tidak ada gunanya, kalau tidak diketahui pelanggan. Ini berarti kita harus “meneriakkan” perbedaan itu. Dengan mencekoki komunikasi yang berulang kali dan di mana-mana, pelanggan akan tahu perbedaan kita. Inilah yang dinamakan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication). 

BACA JUGA : Donasi Sosial Sheraton Senggigi Beach untuk Murid Sekolah

Yang perlu diingat, kita tidak harus memilih media yang mahal tetapi pilihlah media yang efektif menjangkau audiens kita.

Barui lagi saat diperlukan. Dengan berubahnya keadaan, kondisi ekonomi, dan perubahan lainnya, marketing juga melakukan pembaruan. Maka 4ᴮ (Bagi, Bidik, Bedakan, dan Benamkan) juga dibarui. 

Memperbarui memang dibutuhkan supaya penerimaan (revenue) perusahaan dapat terus meningkat dan bertahan lama. ***

#AKUAIR-Perumnas Ampenan, 11-11-2024




BCG Matrix, Mengelola Portofolio Bisnis yang Efisien dan Efektif

Dengan  BCG Matrix, korporasi dapat dievaluasi dalam matriks untuk mengidentifikasi bisnis yang punya potensi pertumbuhan dan pangsa pasar yang tinggi

BCG Matrix juga memiliki kekurangan seperti verebisitas pengukuran, fokus terbatas, kurangnya detil, sifat statis, dan kesulitan dalam klasifikasi
Catatan Manajemen: Agus K Saputra

LombokJournal.com ~ Boston Consulting Group Matrix atau BCG Matrix adalah sebuah matriks yang memungkinkan bagi pemimpin perusahaan untuk mengelola portofolio atau kumpulan bisnis korporasi secara efisien dan efektif. 

BACA JUGA : Monitoring dan Evaluasi, Hal Penting dalam Mengelola Bisnis

Matriks ini pertama kali dikembangkan oleh Boston Consulting Group pada tahun 1970 oleh seorang konsultan bernama Bruce Henderson.

Idenya, menurut Hery (2016: hal 102-104), adalah setiap korporasi dapat dievaluasi dan diplot ke dalam sebuah matriks berukuran 2×2 untuk mengidentifikasi bisnis mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan dan pangsa pasar yang tinggi.

Dimana, pertama, sumbu horizontal menggambarkan pangsa pasar. Yang dievaluasi sebagai rendah atau tinggi. Kedua, sumbu vertikal menggambarkan prediksi tinggat pertumbuhan pasar. Yang juga dievaluasi sebasgai rendah atau tinggi.

BACA JUGA : Komunikasi Profetik, Mata Kuliah Agus Purbathin Hadi

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, setiap bisnis korporasi dapat ditempatkan ke dalam salah satu dari empat kategori berikut:

  1. Sapi  perah atau  cash  cows (pertumbuhan  rendah,  pangsa  pasar  tinggi).  Bisnis  dalam    kategori  ini  menghasilkan  banyak  uang   tunai,   tetapi   prospek   pertumbuhan  di  masa

          mendatang terbatas.

  1. Bintang atau  stars (pertumbuhan  tinggi,  pangsa  pasar  tinggi).  Bisnis  dalam kategori ini berada  dalam  pasar  yang  pertumbuhannya  sangat   cepat  dan memiliki pangsa dominan

          dalam pasar tersebut.

     3. Tanda tanya atau question marks (pertumbuhan tinggi, pangsa pasar rendah). Bisnis dalam ketegori ini berada dalam industry yang menarik tetapi dalam pangsa pasar kecil.

  1. Mutu rendah atau dogs (pertumbuhan rendah, pangsa pasar rendah). Bisnis dalam kategori ini  menghasilkan  sedikit  uang  tunai dan mempunyai pangsa pasar rendah dalam industri

           dengan pertumbuhan rendah pula.

Implikasi Strategis 

Para pemimpin perusahaan harus memanfaatkan “sapi perah” sebanyak yang mereka mampu. Namun membatasi segala bentuk investasi baru dalam bisnis yang tergolong “sapi perah” tersebut.

 Mengingat prospek pertumbuhan di masa mendatang terbatas. Dan menggunakan sebagian besar uang tunai yang dihasilkan untuk berinvestasi pada bisnis korporasi yang tergolong sebagai bisnis “bintang” atas stars.

BACA JUGA : TGB Zainul Majdi Mundur dari Perindo, Fokus Persiapan Guru Besar 

Investasi besar pada bisnis korporasi tergolong sebagai bisnis “bintang” ini dimaksudkan untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar tinggi. Dan membantu mempertahankan pangsa pasar tinggi pula. 

Bisnis “bintang” pada akhirnya akan berkembang menjadi bisnis “sapi perah” ketika pasar telah menjadi “dewasa” dengan pertumbuhan penjualan mulai melambat. Keputusan tersulit bagi pemimpin perusahaan adalah menyangkut bisnis korporasi yang tergolong bisnis “tanda tanya”.

Mengingat kategori bisnis ini memiliki pertumbuhan tinggi namun dengan pangsa pasar rendah. Biasanya, setelah melakukan analisis secara cermat dan hati-hati, beberapa bisnis korporasi tergolong bisnis “tanda tanya” akan dijual dan beberapa lainnya lagi untuk dapat berkembang menjadi bisnis “bintang”.

Sedangkan untuk bisnis korporasi tergolong sebagai bisnis “mutu rendah” harus dilikuidasi atau dijual. Karena bisnis ini memiliki pangsa pasar rendah dalam pasar dengan potensi pertumbuhan yang rendah pula.

Kesimpulan

Jadi, demikian catatan Cinthya (dalam accurate.id Nov 30, 2023), BCG Matrix adalah kerangka kerja analisis portofolio produk atau bisnis yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya termasuk penggunaan kerangka kerja yang sederhana, pengalokasian sumber daya yang efektif, identifikasi peluang dan ancaman, dan fokus pada pertumbuhan dan profitabilitas.

Namun, BCG Matrix juga memiliki kekurangan seperti verebisitas pengukuran, fokus terbatas, kurangnya detil, sifat statis, dan kesulitan dalam klasifikasi.

Oleh karena itu, penggunaan BCG Matrix harus dilakukan dengan pemahaman bahwa ini hanya alat analisis yang perlu dipertimbangkan bersama dengan informasi dan faktor-faktor lainnya.

Untuk pengambilan keputusan strategis yang lebih komprehensif, perusahaan harus melakukan analisis yang lebih mendalam, serta memperhatikan konteks dan dinamika pasar yang sedang dihadapi. ***

#AKUAIR-Perumnas Amnpenan, 04-11-2024




Perubahan Radikal dalam Bisnis

Memahami lanskap bisnis berarti mempersiapkan perusahaan beradaptasi dengan perubahan ini dengan cepat, memastikan relevansi dan daya saing

Mempersiapkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan
Catatan Manajemen: Agus K Saputra

LombokJournal.com ~ Dalam iklim bisnis yang cepat dan kompetitif penuh perubahan tak terduga saat ini, memahami kompleksitas lanskap bisnis sangatlah penting. 

Lanskap bisnis mengacu pada berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi operasi, strategi dan potensi keberhasilan perusahaan. 

BACA JUGA : Badan Publik Informatif di NTB Meningkat

Pentingnya memahami lanskap bisnis (sumber: https://azuramagazine.com) :

Pengambilan Keputusan Strategis: Dengan pemahaman yang jelas tentang lanskap bisnis, perusahaan dapat membuat keputusan strategis yang tepat yang selaras dengan realitas pasar dan tren masa depan. 

Pengetahuan ini memungkinkan bisnis untuk memposisikan diri secara menguntungkan di pasar, memanfaatkan peluang, dan mengurangi risiko.

Inovasi dan Diferensiasi: Di pasar yang ramai, inovasi dan diferensiasi sangat penting untuk menonjol . Perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi dan kesenjangan pasar dengan memahami lanskap bisnis secara menyeluruh. 

Pemahaman ini mengarah pada inovasi yang mengisi kekosongan ini dan membedakannya dari pesaing.

Kemampuan Beradaptasi terhadap Perubahan: Dinamika pasar selalu mengalami peribahan, didorong oleh perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, dan perubahan regulasi. 

Pemahaman mendalam tentang lanskap bisnis mempersiapkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan ini dengan cepat, memastikan relevansi dan daya saing.

Operasi yang Dioptimalkan: Wawasan mengenai lanskap bisnis dapat membantu perusahaan menyederhanakan operasi mereka, menjadikannya lebih efisien dan hemat biaya . 

Ini dapat mencakup pengoptimalan rantai pasokan, peningkatan proses pengembangan produk, atau peningkatan strategi layanan pelanggan.

BACA JUGA : Keterbukaan Informasi Publik di NTB Modal Raih Kepercayaan Publik

Memahami nuansa lanskap bisnis dan lingkungan bisnis adalah perjalanan penemuan dan penyesuaian yang berkelanjutan, bukan usaha sekali jadi. 

Ini menyiapkan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat , mendorong inovasi, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan mengoptimalkan operasi.

Saat bisnis menjelajahi lanskap unik mereka, memahami lanskap bisnis menjadi landasan strategi, yang mendorong mereka menuju kesuksesan berkelanjutan di pasar yang terus mengalami peribahan. 

Dengan menerapkan pendekatan komprehensif ini , bisnis dapat bertahan dan berkembang, serta menciptakan keunggulan kompetitif yang mendorong maju.

Terkait pernyataan pasar yang terus berubah. Baiknya kita simak karya Rhenald Kasali: Tomorrow Is Today: Inilah Inovasi Perusahaan Indonesia dalam menghadapi ‘Lawan-Lawan Tak Kelihatan’, Oktober 2017, hal. 35-41.

Apa itu disruption? Menurut Rhenald Kasali, disruption adalah keadaan di mana sebuah proses yang tengah berjalan tiba-tiba saja harus terhenti, terganggu, mengalami interupsi, dan kekacauan karena sebab yang beragam. 

Di antaranya, karena hadirnya produk baru atau jasa baru, inovasi atau teknologi baru, atau perbaikan-perbaikan dalam proses bisnis dan tata kelola, dan lain sebagainya yang disruptive.

Sejatinya disruption adalah perubahan. 

Perubahan yang setiap hari dialami tapi ada bedanya. Dalam disruption perubahan berlangsung secara radikal dan revolusioner sehingga bisa memicu ketegangan di antara kita dan memicu kekacauan. 

Kondisi ini dalam sebutan Rhenald adalah 3S: sudden, speed dan surprise.

Fenomena semacam inilah yang terjadi di mana-mana. Bagaimana mungkin bisnis-bisnis raksasa, dengan brand yang kuat, dan jaringan yang sudah menyebar ke seluruh dunia, ditopang oleh fundamental keuangan yang solid, memiliki ribuan karyawan, asetnya di mana-mana tumbang begitu saja. 

Itu tidak terjadi dalam waktu puluhan tahun, tetapi sangat cepat. Bukan oleh kompetitornya yang berukuran raksasa, melainkan oleh “lawan-lawan yang tidak kelihatan”, oleh sekumpulan anak muda yang bekerja dari garasi-garasi rumahnya.

Persoalan terbesarnya adalah bagaimana kita bisa tetap mengelola bisnis hari ini sambil mempersiapkan bisnis bagi masa depan. Dan, kita bisa melakukannya tanpa terjebak dengan keberhasilan pada masa silam. Bagaimana kita bisa melakukannya sekaligus?

Untuk itu menarik disimak gagasan Vijay Govindarajan dalam bukunya The Three-Box Solution: A Strategy for Leading Innovation, terbitan tahun 2016, sebagai jawabannya.

Gagasan Vijay dilandasi dari konsep Trimurti. Bahwa Brahma adalah Sang Pencipta (The Creator), Wisnu adalah Dewa Pemelihara (The Preservator) dan Siwa Dewa Perusak (The Destreyor). 

Berikut penjelasannya.

Pada boks 1, The Present, kita harus tetap mengelola kondisi pada saat ini. Kita terapkan strategi, taktik, dan berbagai pendekatan untuk membuat perusahaan bisa mencapai kinerja tertinggi dan beroperasi dengan tingkat efisiensi yang optimal. 

Di sini, kata VG, kita dituntut untuk bisa menyelaraskan apresiasi dan insentif dengan stratetegi. Pendekatan pada boks ini mirip dengan karakter Dewa Wisnu, bukan?

Pada titik ini pemimpin menetapkan target-target yang menantang agar setiap komponen dalam perusahaan bisa mencapai kinerja terbaiknya. Pemimpin mesti mampu menganalisis data agar bisa dengan cepat menemukan dan mengatasi perbedaan yang ada dan inefisiensi, serta mampu membangun budaya korporasi untuk selalu bekerja dengan lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih terjangkau harganya.

Pada boks 2, The Past, perusahaan dituntut untuk membangun masa depan dengan kondisi pada saat ini. Ide-ide yang nonlinier agar diciptakan. Dan tinggalkan cara-cara kerja, kebiasaan, dan sikap-sikap masa lalu. Ini adalah karakter Dewa Siwa, sang perusak.

VG mewanti-wanti, ada tantangan di sini. Di antaranya, resistensi dari mereka yang belum bisa melepaskan masa lalunya. Maka tugas pemimpin untuk menangkap adanya sinyal-sinyal lembut disruption, mendukung ide-ide dari para maverick – sosok dalam perusahaan yang kerap dianggap nyeleneh, tidak biasa cara berpikirnya, sering mengusulkan ide-ide yang out of the box, dan kerap bergerak di luar kebiasaan.

BACA JUGA : Jalin Persahabatan Lewat Olahraga Bersama Insan Pers

Meski begitu, VG menyarankan dalam kondisi seperti ini, pemimpin tetap dituntut untuk tidak memberikan toleransi terhadap berbagai pelanggaran. Bahkan, para pemimpin dituntut untuk bisa memberikan teladan.

Pada boks 3, The Future, kita dituntut untuk menciptakan masa depan yang baru, yang nonlinier. Masa depan ini hendaknya dibangun terutama melalui serangkaian percobaan yang menguji asumsi-asumsi yang kita bangun dan mampu menuntaskan ketidakkpastian

Di sini ada proses pembelajaran yang bisa saja memperkuat gagasan-gagasan baru, atau malah menyingkap adanya kelemahan.

Boks ini menawarkan konsep penciptaan, kreasi-kreasi baru. Mirip dengan karakter Dewa Brahma. Di sini, masa depan dari ide-ide baru kadang tak terlalu jelas. 

Maka, seorang pemimpin mesti berani mengukur keberhasilan penerapan ide-ide nonlinier tadi tidak hanya dari pendapatan, tetapi lebih pada kualitas dan pengalaman untuk berani menguji coba.

Banyak ide nonlinier sejatinya adalah embrio untuk pasar-pasar baru. Karena pasarnya masih terlalu kecil, penting untuk tidak sekedar menguji asumsi dari produknya, tetapi ujilah juga model bisnis dan perkembangan pasarnya. ***

 




Komunikasi Profetik, Materi Kuliah Agus Purbathin Hadi

Agus Purbathin Hadi membicarakan komunikasi profetik, merupakan kerangka baru dalam ilmu komunikasi dengan perspektif Islam 

Komunikasi bisnis memainkan peran yang cukup penting dalam manajemen tim,
Catatan Manajemen: Agus K Saputra

LombokJournal.com ~ Akhirnya bisa bertemu dengan Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram, Agus Purbathin Hadi. Senior dan “guru” menulis saya. Saat di SMA dan Kampus. 

“Saya homebase di Prodi Ilmu Komunikasi. Gedungnya di sebelah Rektorat, arah pintu ke luar, belakang ATM Bersama. Silakan datang kapan sempatnya. Saya di kampus dari jam 8, dan jam 4 sore saya olahraga pernafasan,” kata Agus Purbathin Hadi 

Begitulah kak Agus merinci detil tempat pertemuannya. Sebagaimana tulisan-tulisan lepasnya, senantiasa menggambarkan suasana sehingga membuat kita sebagai pembaca serasa hadir di tempat tersebut.

Materi “kuliah” apa yang saya dapatkan hari ini? Salah satunya tentang Komunikasi Profetik. Apa itu? 

BACA JUGA : Monitoring dan Evaluasi, Hal Penting dalam Mengelola Bisnis 

Komunikasi profetik merupakan istilah baru dalam khazanah ilmu komunikasi. Mengacu pada pola komunikasi kenabian Rasulullah Muhammad SAW yang sarat dengan kandungan nilai dan etika. 

Dan menjadi kerangka baru praktik ilmu dalam perspektif lslam yang terintegrasi dengan kajian ilmu komunikasi yang sudah berkembang sebelumnya.

Melansir Kompas.com, Feri Purnama dalam buku Jurnalisme Profetik (2023), kata profetik didasarkan pada peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Kata profetik erat kaitannya dengan etika atau segala sesuatu yang besifat etis. Profetik tidak termasuk kategori ilmu, apalagi terapan.

Profetik adalah kesadaran sosiologis para nabi dalam sejarah, untuk mengangkat derajat hidup manusia, juga memanusiakan manusia. Kata tersebut juga mengacu pada kesadaran para nabi untuk membebaskan manusia dan membawa semua manusia beriman kepada Tuhan.

Dikutip dari situs Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, yang disebut itu merupakan jenis komunikasi yang mengacu pada pola komunikasi Nabi Rasulullah Muhammad SAW, yang kental dengan etika dan nilai moralnya. 

Pada intinya merupakan kerangka baru dalam ilmu komunikasi yang menggunakan perspektif Islam. 

Menyebut Abdul Rasyid Ridho (Komunikasi Profetik Qur’ani, 2021), komunikasi profetik merupakan pengembangan dari konsep ilmu sosial profetik (ISP) yang pernah digagas oleh Kuntowijoyo. 

Dalam Harian Republika tanggal 7-9 Agustus 1997, Kuntowijoyo menulis gagasannya tentang ISP dengan judul Menuju Ilmu Sosial Profetik. Sekitar pertengahan tahun 1980-an Kuntowijoyo sering sekali mendiskusikan gagasan ISP pada berbagai kesempatan diskusi. Pada mula gagasan ini telah ditulis dalam karya Kuntowijoyo yang sangat monumental yakni Paradigma Islam, Interpretasi untuk Aksi tahun 1991.

Paradigma ISP ini berasal dari tafsir al-Qur’an yang berbunyi: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran/3: 110). Kuntowijoyo menyerap ayat tersebut secara filosofi yakni masyarakat utama (khairu ummah), kesadaran sejarah (ukhrijat linnas), liberasi (amar ma’ruf), humanisasi (nahi mungkar), dan transendensi (al-iman billah). 

Ide ISP menurut Kuntowijoyo bersumber dari berbagai tulisan Muhammad Iqbal dan Roger Geraudy lalu mengambil spirit realitas kenabian (prophetic reality) yang telah diusung oleh tokoh tersebut. Sehingga ISP yang diusung oleh Kuntowijoyo ini bisa menjadi penyeimbang paradigma ilmu sosial yang berkembang sekarang.

Konsep yang dikemukakan Kuntowijoyo dalam ilmu sosial profetik itu meliputi tiga hal yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. 

Humanisasi merupakan upaya untuk mengembalikan hakikat kepada kodratnya. Sedangkan liberasi adalah usaha pembebasan manusia dari struktur sosial yang tidak adil dan tidak memihak rakyat lemah. 

BACA JUGA : Ary Juliyant, Melawan “Aroes” Besar Musik Industri

Keduanya antara humanisasi dan liberasi harus dilakukan karena sebagai manifestasi keimanan kepada Tuhan karena memang Tuhan memerintahkan manusia menata kehidupan sosial secara adil. Adapun transendensi adalah upaya mengembalikan fitrah manusia yang sesuai dengan agama.

Bagi saya, Komunikasi Profetik sebagai tambahan penguatan yang sangat penting. Dari apa yang saya urai dalam diskusi awal: Komunikasi dengan Sang Pencipta. Sebagai hidden strategy dalam menjalankan roda bisnis/usaha. 

Dalam praktik menjalankan bisnis perusahaan, maka pilar komunikasi (bisnis) saya tempatkan di urutan pertama. Dengan empat item turunan penting yaitu komunikasi:

  • dengan team kerja/internal
  • dengan mitra/pelanggan/eksternal
  • dengan sang pencipta sebagai hidden strategy
  • dengan diri sendiri/kontemplasi sebagai wujud syukur

Sebagaimana kita ketahui bersama. Tujuan utama untuk bisnis adalah menyampaikan informasi secara efektif, memastikan kejelasan dan pemahaman di antara semua pemangku kepentingan. 

Komunikasi bisnis memainkan peran yang cukup penting dalam manajemen tim, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, kolaborasi, dan yang terpenting, dalam mencapai tujuan bisnis Anda secara keseluruhan. Dan merupakan landasan dari sebuah mesin yang berfungsi dengan baik. Akan membantu mencegah kesalahpahaman, menyederhanakan proses, menumbuhkan budaya tempat kerja yang positif, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis secara keseluruhan.

BACA JUGA : Event Organizer, Harus Pelihara Karakter dan Jaga Kepercayaan

Mengutip www.broadly.com untuk saat ini, mari kita lihat. Manfaat dari komunikasi internal yang efektif, sebagai berikut:

  • Keterlibatan yang Lebih Baik: Karyawan yang terlibat secara emosional terlibat dalam pekerjaan mereka. Dan efektif mendorong keterlibatan dengan membuat karyawan tetap terinformasi dan terhubung dengan misi organisasi.
  • Peningkatan Semangat Kerja: Ketika karyawan merasa mendapat informasi dan didengarkan dengan baik, semangat kerja akan meningkat pesat. Budaya tempat kerja yang positif, yang diperkuat melalui saluran yang efektif, akan menghasilkan kepuasan kerja yang lebih besar.
  • Kolaborasi yang Lebih Baik: Tim yang berkomunikasi secara efektif berbagi ide, memberikan umpan balik yang membangun, dan bekerja dengan lancar menuju tujuan bersama.
  • Lebih Sedikit Konflik: Miskomunikasi merupakan tempat berkembang biaknya konflik. Ketika berlangsung transparansi, kesalahpahaman dapat diminimalkan, sehingga mengurangi kemungkinan munculnya konflik.
  • Penurunan Pergantian Karyawan: Karyawan cenderung bertahan di organisasi tempat mereka merasa dihargai dan terhubung. Saluran informasi yang efektif berkontribusi pada lingkungan tempat kerja yang positif, yang berujung pada penurunan pergantian karyawan.
  • Peningkatan Layanan Pelanggan: Komunikasi eksternal sering kali mencerminkan apa yang berlangsung di internal. Karyawan yang memahami peran mereka dan merasa didukung lebih siap untuk memberikan layanan pelanggan yang sangat baik, sehingga menciptakan citra positif bagi perusahaan.

Jika Anda menyukai statistik, Anda juga akan menyukai bagian ini. Mari kita lihat beberapa fakta komunikasi bisnis internal yang paling menarik (Sumber: Kristina Martic dalam Haiilo).60% perusahaan  tidak memiliki strategi jangka panjang untuk komunikasi internal mereka

  1. Hanya  13% karyawan  yang menggunakan intranet mereka setiap hari
  2. 74% karyawan  merasa kehilangan berita perusahaan
  3. 72% karyawan  tidak memiliki pemahaman penuh tentang strategi perusahaan
  4. 87% orang menggunakan telepon seluler untuk berkomunikasi di tempat kerja setidaknya sekali seminggu
  5. Produktivitas karyawan meningkat sebesar  20 hingga 25%  di organisasi yang karyawannya saling terhubung
  6. 38% perusahaan mengalami peningkatan jumlah karyawan jarak jauh
  7. Hanya  23% eksekutif  yang mengatakan bahwa perusahaan mereka sangat baik dalam menyelaraskan tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan
  8. 60% orang menghadapi krisis setidaknya sebulan sekali karena masalah komunikasi
  9. 29% karyawan  mengatakan bahwa komunikasi bisnis internal yang buruk adalah alasan kegagalan proyek
  10. Hanya  40% profesional IC  yang percaya bahwa karyawan memahami “dengan baik” atau “sangat baik” kontribusi yang mereka berikan terhadap strategi organisasi mereka
  11. 62% email  yang diterima karyawan tidak penting
  12. 60,8% karyawan mengatakan mereka kadang-kadang atau sering mengabaikan email di tempat kerja
  13. 47,7% karyawan mengatakan bahwa menerima lebih sedikit email di tempat kerja kemungkinan akan meningkatkan kebahagiaan mereka
  14. Karyawan  75% lebih cenderung menonton video daripada membaca teks
  15. Hanya 24% profesional IC  yang menganggap mereka menggunakan saluran komunikasi mereka secara efektif
  16. Organisasi dengan program perubahan dan komunikasi yang efektif memiliki  kemungkinan 3,5 kali  lebih besar untuk mengungguli rekan-rekannya
  17. 28% pemimpin  melaporkan komunikasi yang buruk sebagai penyebab utama kegagalan penyelesaian proyek dalam jangka waktu awal
  18. 77% karyawan menaruh ponsel mereka di dekat tempat kerja
  19. Hanya  17% pengusaha yang menganggap manajer lini adalah komunikator yang baik

“Menurut saya, sebaiknya komunikasi dengan sang pencipta berada di urutan pertama. Bukankah pertemuan kita saat ini bagian dari Qada dan Qadar-Nya,” saran kak Agus di akhir pertemuan. ***

 

 




Ary Juliyant. Melawan “Aroes” Besar Musik Industri

Ary Juliyant pernah dinobatkan sebagai Presiden Musik Indie Indonesia, namun kini tak sreg lagi karena musisi indie dipersempit sebagai warna musik, yang tak beda dengan industri.

Ary Juliyant adalah gerilyawan kesenian yang mencoba “berperang” melawan musik industri dengan kemampuan terbatas
Catatan Manajemen: Agus K Saputra

lombokJournal.com ~ Tidak sulit menemukan tempat tinggal Ary Juliyant. Ada label yang begitu sohor. Rumah Kucing Montong (eRKaeM). 

Berada di kompleks perumahan Montong Kedaton, Batu Layar, Lombok Barat. Dinamakan eRKaeM karena sang pemilik penggemar kucing!

Lantas “rumah kucing” ini bertransformasi menjadi tempat untuk aktivitas seni. Pada 14 September 2016, program diskusi dan pentas seni bertajuk Ngopi Sore, digagas Yuga Anggana dan kawan-kawan yang mentas setiap rabu sore, menjadi tanda resmi eRKaeM sebagai rumah pergerakan gerilyawan kesenian.

BACA JUGA : Event Organizer, Harus Pelihara Karakter dan Jaga Kepercayaan

Menurut Ary Darjanto – nama asli Ary Juliyant – gerilyawan kesenian adalah orang yang mencoba “berperang” (baca: berkesenian) dengan kemampuan terbatas. Hal ini sebagai bagian mensiasati atau melawan situasi yang dianggap perlu diperjuangkan. Ketika pihak lain tidak peduli dalam ranah kesenian.

“Jadi, kebebasan berkarya yang terus bergelisah di sela keterbatasan finansial dan sarana, sudah disikapi sebagai hal biasa,” ujar Ary. 

Dan ini menjadi sebagai upaya sadar dalam “melawan aroes” besar industri musik.

Ary Juliyant pernah dinobatkan sebagai Presiden Musik Indie Indonesia. Namun kini dia merasa tak sreg lagi disebut musisi indie (baca: independent). Alasannya, selain telah dipersempit sebagai suatu warna musik, juga identik dengan industri. 

“Padahal indie ini sebuah gerakan dan konsep pendekatan. Tapi lantaran industri yang sudah tidak punya lahan garapan, melihat indie yang sedang marak, lalu mengambil dan menjualnya,” ujarnya.

Ary bukan anti industrialisasi. Tapi, menurutnya,  manakala kalangan yang tadinya bagian dari gerakan indie yang telah terangkat secara komersial dalam jaringan industri, mestinya tidak lagi memakai embel-embel indie. 

“Sebab, sejarahnya indie itu, adalah mereka yang ditolak industri, lalu mencari jalan agar karya sampai ke audiens,” ucap Ary yang telah melakukan tour dan konser musik secara mandiri hingga ke Benua Eropa. Audiens yang dimaksud Ary Juliant tidak ditentukan seberapa banyak penonton. 

“Di Belanda saya pernah memperdengarkan kreasi saya. Penontonnya hanya satu orang. Tetapi itu tetap disebut sebuah konser,” kata musisi yang pernah berkolaborasi memainkan musik tradisional di Lombok dan Sumbawa ini (dalam beranda fb Buyung Sutan Muhlis).

Dalam suatu perbincangan, Gerilyawan eRKaem ini pernah “dikecewakan” oleh Calon Pemimpin Daerah. Yang mengatakan, “Musisi bukanlah profesi.”

 “Bukan saja mengecewakan. Tentu saja menyakitkan. Seorang Calon Pemimpin Daerah tidak paham seluk beluk musisi,” geram Ary.

Musisi adalah sebutan untuk orang yang menekuni musik sebagai profesi, baik itu sebagai pemain, pencipta, atau pemimpin musik.

Pekerjaan sebagai musisi, dulunya adalah pekerjaan yang kurang dilirik orang. Bahkan, terkesan musisi itu dikucilkan dari lingkungan sosial karena dianggap miring menurut sebagian orang. Memang, tak dapat dipungkiri, di Indonesia ini, profesi sebagai seniman khususnya musisi belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Padahal, di manca negara profesi ini begitu dihargai.

BACA JUGA : Netralitas ASN Jadi Indikator Kualitas Demokrasi

Melansir detikjatim 09-03-2023, berikut sederet profesi di dunia musik:

  • Produksi Musik

Produksi musik merupakan profesi yang merangkai produksi audio khususnya musik, untuk berbagai keperluan: pribadi maupun industri.

Tugasnya yakni mulai dari menulis, merekam, dan memanipulasi musik untuk didistribusikan. Lebih detailnya produksi musik juga membuat ketukan, sketsa lagu demo, menulis komposisi, mengelola musisi atau artis, membuat perubahan artistik, perencanaan kerja, dan berkoordinasi antara tim dan artis yang berbeda dan lain-lain.

  • Pendidik Musik

Profesi selanjutnya adalah tenaga profesional yang tak jauh dari dunia pembelajaran, yakni pendidik musik. Profesi ini bertugas merancang, melaksanakan proses pembelajaran, menilai, hingga membimbing dalam dunia musik. Tenaga pendidik musik biasanya di sekolah, acara, atau pengelolaan musik. 

  • Pemain Musik

Pemain musik adalah profesi yang sangat dikenal. Biasanya pemain musik berada di atas panggung untuk memainkan alat musik seperti gitar, piano, atau orang yang menyanyi. Ada juga pemain musik yang menulis musik atau pencipta lagu.

  • Perusahaan Rekaman

Perusahan rekaman atau label rekaman adalah perusahaan yang mengelola rekaman suara dan penjualannya. Termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Perusahaan tersebut memasarkan rekaman musik dan video, bisa juga terlibat dalam berbagai fungsi industri musik. Termasuk perekrutan dan pengembangan artis baru, penerbitan musik, hingga penegakan hak cipta. 

  • Manajemen Artis and Supporting Music Performance Crew

Profesi selanjutnya yakni perusahaan yang membantu talent mendapatkan pekerjaan dan mengurus berbagai hal berkaitan dengan bisnis. Seperti tawar-menawar, surat-menyurat, kontrak, invoice, schedule, sewa kru, road manager dan lain-lain. 

  • Musik dalam Media

Ada musik dalam media, yakni pengamat musik atau hal-hal yang berkaitan dengan musik untuk disebarluaskan di media.

Perlu diingat bahwa manajemen memainkan peran yang sangat penting dalam industri musik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen penting dalam musik:

  1. Pengelolaan Karir: Manajemen membantu mengelola karir seorang musisi atau grup musik. Mereka membantu merencanakan dan mengatur jadwal tur, penampilan, rekaman, dan promosi. Mereka juga membantu mengelola kontrak, negosiasi, dan hak cipta.
  2. Pengembangan Branding: Manajemen membantu membangun dan mengelola citra dan merek seorang musisi atau grup musik. Mereka membantu merancang strategi pemasaran, mengelola media sosial, dan memastikan konsistensi dalam penampilan dan gaya.
  3. Pengelolaan Keuangan: Manajemen membantu mengelola aspek keuangan dalam industri musik. Mereka membantu dalam perencanaan anggaran, pengelolaan pendapatan, pembayaran royalti, dan negosiasi kontrak keuangan.
  4. Jaringan dan Hubungan: Manajemen membantu membangun dan menjaga hubungan dengan pihak-pihak terkait dalam industri musik, seperti produser, agen, label rekaman, dan promotor konser. Mereka membantu dalam menjalin kemitraan dan kesempatan kolaborasi.
  5. Pengelolaan Proyek: Manajemen membantu mengelola proyek musik, seperti produksi album, pengaturan tur, dan peluncuran kampanye promosi. Mereka membantu dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan proyek agar berjalan dengan lancar.
  6. Fokus pada Kreativitas: Dengan memiliki manajemen yang baik, seorang musisi dapat fokus pada kreativitas dan penciptaan musik. 

Manajemen membantu mengurus tugas-tugas dministratif dan operasional sehingga musisi dapat lebih fokus pada proses kreatif.

Secara keseluruhan, manajemen memainkan peran penting dalam membantu musisi atau grup musik mengelola karir mereka, membangun merek, mengelola keuangan, menjalin hubungan, mengelola proyek, dan memungkinkan fokus pada kreativitas. 

Dengan adanya manajemen yang baik, musisi memiliki dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam industri musik (dalam Brainly.co.id)

Di bagian akhir, Ary Julyant bercerita dengan penuh antusiasme tentang soundscape. Sebuah istilah yang dikembangkan oleh Scafer. Yaitu sebuah komposisi yang digarap dengan media konvensional dengan ide-ide musikal yang didasari pada pemandangan suara di suatu lingkungan tertentu, baik yang alami maupun urban.

“Di ruang pelayanan kantor, saya pernah “mengartikulasi” peristiwa dari tingkah laku customer yang sedang menunggu menjadi sebuah bunyi. Orang yang sedang memandang sesuatu, sedang bercakap-cakap atau geleng-geleng kepala,” ujar kang Ary memberi contoh.

BACA JUGA : Perusahaan di NTB Harus Utamakan Pekerja Lokal

Bahkan ekstremnya adalah ketika seorang pemusik yang sedang konser mempersilakan para hadirin untuk mendengar musiknya. Hening yang ada. 

Tapi justru di situlah “sumber bunyinya”!

Untuk ke tahap ini diperlukan “mata batin”. Tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah ini. Practice make perfect–banyak latihan membuat menjadi sempurna.***

#akuAIR – Perumnas Ampenan, 14-10-2024




Event Organizer; Harus Pelihara Karakter dan Jaga Kepercayaan

Praktisi event organizer harus punya komitmen dan yang menjadi pegangannya adalah kontrak kerja, memahami hak dan kewajiban pemberi dan penerima kerja

Event Organizer bertugas negosiasi kontrak dengan vendor dan memastikan mereka mengerjakan tanggung jawab sesuai kesepakatan
Catatan Manajemen : Agus K Saputra

lombokjournal.com ~ Kali ini saya membedah soal Event Organizer (EO). Narasumbernya Unen Bheciq. Sahabat lama yang kembali bertemu. Tiga puluh tahun kemudian.

Dia seorang praktisi Event Organizer sejati. Sejak zaman kuliah sudah mencemplungkan diri ke “bisnis” ini. Proklamasi Rock adalah salah satu event yang membekas hingga kini.

BACA JUGA : Monitoting dan Evaluasi, Hal Penting dalam Mengelola Bisnis 

“Kok bisa miq,” tanya saya.

“Gara-gara komitmen yang belum saya tunaikan. Dengan ikhlas. Televisi saya serahkan,” jawabnya sembari tertawa.

Selain komitmen, maka yang menjadi pegangan penting sesungguhnya adalah Kontrak Kerja. Hak dan kewajiban pemberi dan penerima kerja tertuang di sini. Sedetail dan serigid mungkin. Ini menjadi pegangan para pihak jika kelak bersengketa.

“Pernah suatu ketika pemberi kerja meminta pekerjaan tambahan, saya tolak. Saya berpegang teguh pada Kontrak Kerja,” tambah miq Unen.

“Lha, side (Anda) gak takut kehilangan pekerjaan?”

Biarin, kalo hilang. Kan saya tidak bergantung pada manusia!”

Tolok ukur keberhasilan event, menurut penyuka olah raga lari ini adalah bahagia. Bahagia itu harus dinikmati oleh pemberi kerja, pelanggan/audience dan pelaksana kerja.

“Harus ketiga unsur itu yang merasakan,” tegasnya.

Terbersit dalam pikiran jika para Event Organizer tersebut membuat Asosiasi. Agar guyub dan kompak. Tentu saja jadi kekuatan yang memiliki daya tawar.

seorang praktisi Event Organizer sejati
Unen Bheciq

Tapi ditolaknya dengan dua catatan. Pertama, asosiasi menentukan harga. Ini yang membuat anggota tidak mempunyai kebebasan dan fleksibilitas. Kedua, pengurus tidak transparan terhadap hasil kerja. Apakah menguntungkan atau malah rugi. Tidak jelas.

Jika Asosiasi menghilangkan kedua hal itu, Unen Bheciq menyambut gembira. Komunikasi manjadi cair. Sharing dan caring lebih menonjol.

“Saya sudah buktikan. Ketika membuat Event No Comment. Merangkul semua Event Otganizer (vendor) yang ada. Inilah saatnya kita berbagi. Wujud syukur dan terima kasih. Alhamdulillah sukses,” sambung Unen.

BACA JUGA : Leader dan Manajemen di Tengah Turbulkensi Bisnis

Apa itu Event Organizer (EO) itu?

Arti Event Organizer (EO) adalah pihak yang bertanggung jawab merencanakan dan mengatur keberlangsungan suatu event atau acara.

Agar hal tersebut bisa terwujud, pada umumnya pekerjaan EO adalah sebagai berikut:

  • brainstorming ide acara bersama klien
  • merencanakan anggaran
  • bekerja sama dengan berbagai vendor dan supplier
  • merancang susunan acara
  • memantau penyelenggaraan acara

Apa tugas EO?

Secara umum, tugas EO meliputi tahap perencanaan hingga evaluasi acara. Jika diuraikan satu per satu, ini antara lain detailnya:

  1. Perencanaan dan konseptualisasi acara

EO mulai bekerja sejak sebelum acara dimulai, karena mereka juga bertanggung jawab atas tahap pra-event. Pada tahap ini, EO akan bekerja sama dengan klien untuk memahami kebutuhan, tujuan, preferensi, dan anggaran budget.

Berdasarkan hasil diskusi, barulah pihak EO mengembangkannya menjadi ide konsep dan rencana yang lebih konkret. Adanya rencana dapat memudahkan EO untuk menyusun jadwal acara, anggaran, hingga kebutuhan logistik.

  1. Koordinasi dan manajemen vendor

Selanjutnya, tugas EO juga meliputi koordinasi dan manajemen vendor sesuai list kebutuhan acara; mulai dari vendor katering, dekorasi, fotografi, dan sebagainya. EO bertugas negosiasi kontrak dengan vendor dan memastikan mereka mengerjakan tanggung jawab sesuai kesepakatan.

  1. Pemasaran dan promosi acara 

Tergantung dari jenis acara, menjadi event organizer artinya juga harus siap melakukan promosi acara yang dikelola. Jadi, saat tahap perencanaan, biasanya EO sekaligus menyusun strategi pemasaran untuk menarik minat peserta event hingga koordinasi dengan tim public relations. Untuk eksekusi pemasaran sendiri akan tergantung kesepakatan antara EO dengan klien.

  1. Logistik dan operasional acara 

Pemenuhan keperluan logistik juga termasuk tanggung jawab EO, mulai dari: 

  • Sistem tiket atau undangan 
  • Pendaftaran peserta 
  • Transportasi 
  • Akomodasi 
  • Memastikan seluruh peralatan terorganisir dengan baik. 

Lalu, selama acara berlangsung, EO juga harus selalu stand by untuk mengelola staf acara, memastikan event berjalan sesuai jadwal, serta menangani situasi tidak terduga.

  1. Pengendalian anggaran dan evaluasi acara 

Tujuan event organizer lebih dari sekadar mengurus acara, tapi juga memastikan penggunaan biaya tidak melebihi budget.Itulah kenapa tugas event organizer juga mencakup pengendalian anggaran. Harus mampu mengoptimalkan alokasi dana untuk berbagai keperluan. Lalu, setelah acara selesai, EO masih harus melakukan evaluasi untuk mengetahui aspek acara mana saja yang berhasil dilakukan dan perlu peningkatan.

BACA JUGA|: Perusahaan di NTB Harus Umakan Pekerja Lokal

“Terakhir, miq. Adakah faktor lain yang membuat bisnis EO panjang umur?”

“Ada. Memelihara karakter dan menjaga kepercayaan. Itu saja!” ***

#akuAir – Perumnas Ampenan, 07-10-2024




Monitoring dan Evaluasi, Hal Penting dalam Mengelola Bisnis

Monitoring dan evaluasi (monev) sering digunakan bersamaan karena keduanya melibatkan pemantauan suatu objek, program, atau kegiatan

Monitoring dan evaluasi adalah dua konsep yang sering digunakan bersamaan karena keduanya melibatkan pemantauan suatu objek, program, atau kegiatan
Catatan Manajemen : Agus K Saputra

lombokJournal.com ~ Selepas Upacara Bendera Peringatan Proklamasi Republik Indonesia Ke-79, saya mendapat pesan pendek. “Kalo lagi di Lombok dan ada waktu luang, sila mampir ke Warung Austin. Tepatnya di rumah Gomong Jl Anyelir 18. Depan SMA Muhammadiyah Mataram.” Tentu saja disertai foto menunya.

BACA JUGA : Leader dan Manajemen di Tengah Turbulensi Bisnis

“Terima kasih infonya Mas Dim. Sudah lama tidak melintas jalan ini. Mungkin selepas SMA. Insya Allah jika umur panjang, saya mampir ke Anyelir 18.” Terus terang saya manaruh minat pada Soto Koya-nya.

Sebagai hidangan khas Anak Bangsa, Soto Koya memiliki ciri khas berupa topping koya dan kuah kaya rempah. Sementara koyanya sendiri berupa bubuk putih kekuningan yang terbuat dari campuran kerupuk udang yang dihaluskan dan bawang goreng. 

Koya memberikan rasa bawang dan udang yang kuat, serta tekstur yang berbeda pada soto.

“Wah mantap Soto Koyanya. Cocok jadi menu andalan!”

Mas Dim hanya tertawa kecil. Warung Austin belum lama buka. Perjalanan panjang membangun usaha harus dilewati. 

Dari semula berjualan nasi balap. Kini mengkhususkan diri pada menu: soto koya, mie goreng dan nasi goreng. Begitu pula manakala dia harus terbaring sakit, tak menyurutkan diri untuk membangun usaha mandiri.

Sampai di titik kesimpulan, hal terpenting dalam mengelola bisnis, menurut Mas Dim, adalah monitoring dan evaluasi (monev). Apa itu monev?

Monitoring adalah proses pemantauan dan pengawasan terhadap suatu aktivitas, proses, atau sistem untuk memantau perkembangan, performa, atau perubahan. Tujuan utama dari monitoring adalah untuk mendapatkan informasi tentang kondisi atau kinerja suatu entitas dan memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya.

Sedangkan evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan sistematis untuk menilai atau mengevaluasi nilai, efektivitas, atau kualitas suatu objek, program, proyek, atau kegiatan.

BACA JUGA : Survei Poltracking Indonesia, Pasangan Calon Rohmi-Firin Unggul

 Tujuan utama evaluasi adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sejauh mana suatu entitas atau aktivitas mencapai tujuannya, sejauh mana dampaknya, dan bagaimana prosesnya dapat ditingkatkan.

Monitoring dan evaluasi adalah dua konsep yang sering digunakan bersamaan karena keduanya melibatkan pemantauan suatu objek, program, atau kegiatan. Meskipun keduanya memiliki persamaan dalam hal pemantauan, penilaian, dan perbaikan, tetapi ada perbedaan penting antara keduanya.

Dalam praktiknya, monev harus dilaksanakan secara ketat: day by day. Perkembangan penjualan, jumlah pelanggan yang datang, bahkan masukan pelanggan terkait layanan dan harga, harus dicatat. Kesannya rigid dan kaku, ya.  

“Sebetulnya tidak, malah punya daya lentur dan just have fun. Saling memegang teguh kepercayaan. Karena itu, saya mendorong team agar menjalankannya dengan penuh antusias. Hubungan Atasan dengan Bawahan bahkan saya hilangkan. Masing-masing punya tanggung jawab. Apa lagi kita ini sebagai makluk beragama. Tuhan melihat apa yang kita kerjakan,” urai Mas Dim.

Berikut merupakan manfaat monitoring dan evaluasi (sumber: nolimit.id/blog/ 30-12-2023):

Pemantauan Kinerja

Monitoring membantu dalam mendeteksi masalah atau hambatan sejak dini sehingga tindakan perbaikan dapat diambil dengan cepat. Sedangkan evaluasi pun membantu dalam mengukur kemajuan terhadap tujuan dan target yang telah ditetapkan. 

Pengambilan Keputusan yang Informatif

Monitoring dan evaluasi memberikan data berbasis bukti yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang informasional dan cerdas. Hasil evaluasi dapat membantu 

perusahaan untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan temuan dan pembelajaran dari implementasi.

Efisiensi dan Efektivitas

Monitoring dan Evaluasi membantu mengidentifikasi area-area di mana sumber daya digunakan secara tidak efisien sehingga perbaikan dapat dilakukan. Evaluasi membantu dalam menilai efektivitas program atau proyek  dalam  mencapai  dampak  yang  diinginkan  pada  masyarakat atau lingkungan.

Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam tujuan, waktu pelaksanaan, dan fokus, monitoring dan evaluasi dapat saling melengkapi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu program kerja. 

BACA JUGA : Program Kerja itu Memandu Kemana Program itu Disasar

Dengan menggunakan keduanya, dapat dipastikan bahwa mereka tidak hanya melacak kemajuan secara real-time tetapi juga mengevaluasi dampak jangka panjang dan membuat keputusan yang informatif dan solutif. ***

 

#akuAIR – Perumnas Ampenan, 30-09-2024




Womanpreneur Zaza Magnolia, Membangun Kejayaan Bisnis (2)

Petunjuk benderang yang dipahami womanpreneur seperti Zaza Magnolia, dalam perencanaan bisnis hal pertama dibahas adalah soal kekuatan produk

Womanpreneur seperti Zaza Magnolia, dalam perencanaan bisnis hal pertama dibahas adalah soal kekuatan produk
Catatan Manajemen : Agus K Saputra

lombokjournal.com ~ Masih tentang womanpreneur Zaza Magnolia yang kita bicarakan. Ini jawaban yang disampaikan saat saya tanya soal pilihan menu atau produk khas Lombok. Setidaknya menghilangkan rasa penasaran saya.

BACA JUGA : Zaza Magnolia, Ini Tentang Business Life Cyrcle (1)

Penjelasan yang disampaikan womanpreneur ini, soal menu itu sebenarnya tergantung kepada pelanggan. Jika pelanggan suka yang heritage, maka dibuatkan menu lokal. 

Begitu pula, saat pelanggan berasal dari Sunda yang tinggal di Lombok, pilihan menunya dari tempat asal sebagai obat rindu. Intinya, kita harus tahu karakter pelanggan.

“Mengenai Pia Lumbung, itu juga ada yang tanya, pabriknya di mana. Padahal itu produksi rumahan. Mereka kaget. Ada produk sekelas Pia Lumbung, tapi rumahan,” tambah womanpreneur Zaza Magnolia.

Bingo! Soichiro Honda, pendiri perusahaan legendaris Honda, pernah bilang: produk yang bagus itu akan otomatis menjadi tenaga pemasaran yang paling andal. 

Maknanya, produk bagus yang bisa memuaskan pelanggan pasti akan banyak direkomendasikan oleh pelanggan yang puas tersebut. Dan akhirnya akan menjelma menjadi produk yang dicari banyak orang. Dengan kata lain, produk itu bisa memasarkan dirinya sendiri dengan cemerlang. 

Inilah sesungguhnya petunjuk benderang. Karena di dalam pelajaran Business Plan (dalam Yodhia Antariksa: Powerful Business Plan), hal pertama yang dibahas adalah soal kekuatan produk

BACA JUGA : Maskapai Penerbangan Baru Pelita Air Resmi Dibuka

Apa saja keunggulan unik produk yang kita tawarkan?  Apakah produk tersebut benar-benar akan bisa menjawab kebutuhan pelanggan yang kita targetkan? Dan, apa USP atau unique selling propositon yang ditawarkan oleh produk tersebut?

USP yang efektif dapat memberikan sejumlah manfaat bagi bisnis. Dikutip dari id.jobstreet.com berikut adalah manfaat USP:

  1. Meningkatkan pendapatan

Salah satu tujuan USP produk adalah meningkatkan pendapatan. Jika tujuan ini berhasil tercapai, otomatis pendapatan bisnis atau perusahaan akan ikut naik.  Jadi, semakin kuat USP produk, semakin besar pula jumlah pendapatan yang bisa didapatkan.

  1. Memudahkan brand melakukan promosi

Pada dasarnya, produk yang punya ciri khas akan lebih mudah dipromosikan dan lebih cepat menarik perhatian target pelanggan. Hal ini bisa diwujudkan dengan membuat unique selling proposition yang kuat.

  1. Membangun citra brand

Tujuan lain dari unique selling proposition adalah meningkatkan brand awareness.

Brand awareness yang kuat dapat membangun brand image (citra brand). Jadi, ketika target pelanggan melihat dan merasakan produk, meraka tahu dari brand mana produk tersebut berasal. 

Hal kedua saya perhatikan, womenpreneur ini aktif berselancar di media sosial (facebook dan Instagram). Sebagai tools digunakan untuk mendorong laju penjualan. 

Memang, sebaik apa pun produk, namun tanpa dukungan proses pemasaran yang kreatif dan konsisten, maka hasilnya akan kurang optimal. Itulah mengapa proses pemasaran dan promosi yang ekselen merupakan kunci kegemilangan bisnis di masa depan. 

Hal ketiga yang tak kalah penting adalah sistem bisnis yang solid. Saya lihat bagaimana alur proses yang dipraktekkan untuk menerima order pelanggan dan hingga pengantaran. Begitu pula soal mutu yang dijaga ketat sesuai standar mutu yang telah ditentukan. 

Dengan kata lain, sistem bisnis inilah yang akan menjalani keseluruhan bisnis berjalan efisien dan memenuhi sistem mutu yang konsisten.

BACA JUGA : Perlindungan Pada Anak, Investasi Songsong Indonesia Emas

Terakhir sang aktor utama adalah kehadiran SDM pengelola yang ekselen. Apapun pilihan model pengelolaannya, maka semuanya dilakukan untuk memastikan kita memiliki SDM yang cakap untuk membantu sukses bisnisnya. 

Dengan rendah hati Zaza mengatakan, “Seadanya, pak. Saya masih mencari pola dan mekanisme kerja.  Masih amburadul di dalam. Seadanya sekali,” kata Zaza Magnolia.

Sukses selalu Womanpreneur Zaza Magnolia! ***

 

#akuAir – Perumnas Ampenan, 23-09-2024

 




Zaza Magnolia, Ini Tentang  Business Life Cycle (1)

Sebagai pelaku usaha, juga Zaza Magnolia, harus memahami Business life cycletiap tahapan dan menganalisa di tahap mana perusahaan berada. 

mengambil contoh Zaza Magnolia, pelaku usaha catering, untuk pembicaraan Business life cycle
Catatan Manajemen : Agus K Saputra

lombokjournal.com ~  Kita mengambil contoh Zaza Magnolia, pelaku usaha catering, untuk pembicaraan Business life cycle.

Di pintu gerbang jelas tertulis: Pia Lumbung. The Sweetness of Lombok. Ini pertama kali saya berkunjung. Mengikuti ajakan makan siang kawan. 

BACA JUGA : Womanpreneur Zaza Magnolia, Membangun Kejayaan Bisnis (2)

Hidangan yang disajikan menu khas Lombok. Pelecing, beberuk, lebui, kelor, sambel terasi dan pepes ikan. Untuk menikmati ini semua, hanya nasi yang tidak saya sentuh.

Belum selesai sensasi yang saya rasakan, tak berapa lama Zaza Magnolia minta tolong asistennya untuk memasukkan Pia sebagai bekal pulang. Padahal Pia tersebut juga tersaji sebagai penutup makan siang.

 “Tos sabaraha lami usaha catering, teh (sudah berapa lama usaha catering, mbak),” tanya saya.

“Sejak saya di sini, pak. Tahun 2012.”

Wow, 12 tahun! Ketegori Remaja. Dalam sebuah penelitian, klasifikasi kelompok umur manusia dibagi menjadi empat kelompok. Yaitu kanak-kanak (5-11 tahun), remaja (12-25 tahun), dewasa (26-45 tahun), dan lansia (46-65 tahun). 

Kelompok umur ini didekati dengan metode intensitas kerutan yang nampak pada citra wajah.

Wil Schroter menyatakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu 4 tahun untuk mengarahkan bisnis “rintisan” menjadi nyata. Sekurangnya perlu 7-10 tahun untuk menjadikan bisnis “rintisan” benar-benar sukses, seperti Anda bayangkan saat ide itu muncul.

BACA JUGA : Maskapai Penerbangan Baru Pelita Air Resmi Dibuka

Ini menjadi tambah menarik, kenapa?

Pertama, Zaza Magnolia memiliki Badan Usaha legal bernama Muffin Station. Dalam perjalanannya menjadi empat line business yaitu:

  1. Terasi Tembrak Lombok
  2. BebekTembrakLombok 
  3. Pia Lumbung
  4. Muffin Station Catering

Kedua, Zaza Magnolia mendaki bisnisnya seperti mempraktikkan tahapan Business life cycle.

Business life cycle atau siklus hidup bisnis (dalam Kompas.com 30-06-2023) merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui perusahaan dari awal hingga akhir. Di mana konsep tersebut sangat penting dalam mengoptimalkan keuntungan dan operasional proses bisnis. 

Oleh karena itu, sebagai pelaku usaha, kita harus memahami tiap tahapan dan menganalisa di tahap mana perusahaan berada. 

Beberapa tahapan business life cycle yang harus diketahui. 

  1. Permulaan 

Tahap permulaan merupakan fase terjadinya pengembangan bisnis, di mana perusahaan mulai membuat produk atau melayani target audiens. Pada tahap permulaan bisa dibagi menjadi dua aspek, yakni riset pasar dan pencarian dana yang terjadi sebelum perusahaan secara resmi dimulai. 

Di sisi lain juga memiliki rencana untuk merilis dan menginisiasi penciptaan produk atau layanan. 

Kata lainnya, tahap permulaan berisi waktu perencanaan bisnis dari sebelum perusahaan dirilis hingga menggapai tingkat stabilitas kritis pertama. 

Dalam tahap ini, pemilik perusahaan membuat produk prototipe lalu mencoba menjualnya, kemudian mengumpulkan dan mengevaluasi tanggapan, serta mencari sumber pembiayaan. 

  1. Pertumbuhan 

Selanjutnya, di tahap pertumbuhan perusahaan sudah mulai menghasilkan pendapatan secara konsisten dan arus kas meningkat. Pada tahap ini tepat untuk mengartikan kembali tujuan bisnis, mengatur ulang kinerja, memperkuat strategi pemasaran, dan lainnya. Tak hanya itu, budaya perusahaan juga mulai sepenuhnya terwujud. 

  1. Pendewasaan 

Pada tahap pendewasaan, penjualan dan keuntungan pada bisnis perusahaan mulai menurun, tetapi lebih stabil. Hal ini karena bisnis perusahaan berjalan sesuai model bisnis, peraturan yang jelas, dan mempunyai pelanggan yang loyal. Di sisi lainnya, semakin banyak potensi munculnya pendatang baru sebagai kompetitor. 

Meskipun demikian, perusahaan yang memiliki keinginan untuk berkembang secara berkelanjutan akan meningkatkan jangkauan pemasaran produk, memperkenalkan layanan baru, dan lainnya. Hal tersebut yang menyebabkan terbentuknya tanggung jawab sosial perusahaan yang baru dan berkualitas. 

  1. Decline atau exit 

Terakhir, tahap decline di mana siklus hidup bisnis yang kemungkinan menjadi akhir perjalanan karena semua penjualan, keuntungan, dan arus kas menurun. 

Hal tersebut bisa terjadi saat perusahaan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang berubah atau perusahaan kehilangan keunggulan kompetitif di pasar. 

Akan tetapi, bisa saja tahapan ini menjadi awal baru perusahaan, karena bisnis dihadirkan dua pilihan. 

BACA JUGA : Pemerintah Pusat Diminta Tanggung Hosting Fee MotoGP 2024

Pilihan tersebut yakni memperluas bisnis ke titik penemuan kembali atau keluar sepenuhnya dari industri. Apabila memutuskan untuk mempertahankan perusahaan, pelaku usaha seperti Zaza Magnolia harus melakukan strategi. 

Misalnya seperti melakukan branding, membuat kemasan baru, dan sebagainya. ***

#akuAIR – Perumnas Ampenan, 23-09-2024