Illegal Logging Yang Tak Kenal Libur, Sebabkan Lahan Kritis Di Hutan

Jika menggunakan data tahun 2018 ini, kemungkinan akan bertambah luas lahan kritis di kawasan hutan di NTB

MATARAM.lombokjournal.com — Sektor Lingkungan hidup (LH) dan Kehutanan masih menghadap tantangan illegal logging, salah satu penyebab terjadinya  lahan kritis di kawasan hutan di NTB.

Ada sekitar 575.645.97 hektar lahan kritis, dan sekitar 141.375.54 hektarnya berada di kawasan hutan.

Kepala Dinas LH dan Kehutanan Ir. Madani Mukarom, BScF., M.Si mengatakan, lahan kritis  yang berada di kawasan hutan itu terjadi karena adanya illegal logging yang tidak mengenal waktu libur.

“Ini (illegal logging) juga diakibatkan karena kecenderungan penurunan kualitas Lingkungan Hidup dan sampah, dan juga karena banjir,” ucapnya, Selasa (17/07)

Selain itu, data yang ada saat ini merupakan data pada tahun 2013 lalu, dan jika menggunakan pada tahun 2018 ini kemungkinan akan bertambah luas lahan kritis di kawasan hutan di NTB itu,  di antaranya akibat dari banjir.

Untuk itu, pihaknya juga telah melakukan langkah langkah yaitu dengan melakukan optimisasi pengelolaan hutan dan hasil hasilnya, serta pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis juga dilaksanakan dalan bentuk vegetatif dan sipil teknjs, pada tahun 2017 jumlah penanaman sejumlah 6.395 hektar dari target 2.400 hektar dalam RPJMD.

Sedangkan langkah yang telah diambil dalam rangka perlindungan hutan, dengan melakukan MoU antara Gubernur NTB, Polda NTB, Korem 162/WB, Kejati NTB dan dua Taman Nasional.

Selain itu juga dilakukan MoU terkait dengan pengelolaan Lingkungan Hidup dan pengelolaan sampah organik.

Pada kesempatan tersebut dijelaskan pula hingga saat ini luas kawasan hutan di NTB adalah seluas 1.071.722,83 hektar, terdiri dari hutan lindung seluas 449.141,35 hektar (41,91 persen), hutan produksi seluas 448.946,08 hektar (41,89 persen) dan hutan konservasi seluas 173.636,40 hektar (16,20 persen).

AYA




Kualitas Air Di NTB Terus Menurun

Kualitas air yang terendah adalah di wilayah Kota Mataram, karena dipengaruhi oleh limbah e coli.

MATARAM.lombokjournal.com – Ini peringatan serius bagi warga NTB, dari tahun ke tahun kualitas air di wilayah NTB terus merosot.

Tentu saja penyebab tingkat kualitas air yang terus mengalami penurunan di wilayah NTB akibat terjangkit bakteri.

Peringatan kecenderungan terus menurunnya kualitas air di NTB itu disampaikan Kepala Dinas LH dan Kehutanan Ir. Madani Mukarom, BScF., M.Si, Selasa (17/07).

Penurunan kualitas terus menerus itu dirincikan, pada tahun 2014 53.50 persen, pada tahun 2015 42.46 persen,  2016  27.19 persen, lalu pada tahun  2017 33.03 persen.

“Ini trendnya menurun,” ungkap Madani Mukarom, Selasa.

Menurutnya, rata rata kualitas air di NTB sekitar  33,03  persen dari target 52 persen berdasarkan  sampel air di berbagai lokasi sungai yang diambil oleh Litbang Dinas LH dan Kehutanan.

Lalu kenapa bisa kualitas air itu terus menurun?

Penyebabnya, karena air terjangkit bakteri e coli, akibat air limbah rumah tangga dan BAB (buang air besar) yang langsung dibuang atau disalurkan ke sungai.

“Karena Itu yang harus didorong dan tugas Kabupaten Kota, maka pada tahun 2018 sudah membuat intervensi untuk meningkatkan (kualitas) lingkungan hidup,” ujarnya.

Dijelaskannya, di wilayah NTB, kualitas air yang terendah ada di wilayah Kota Mataram, karena dipengaruhi oleh limbah e coli.

Ada beberapa  faktor dari KLH untuk menilai kualitas air,  yaitu  bakteri e-coli, pengambilan sample di hulu, di tengah hingga di hilir.

“Jadi untuk meningkatkan kualitas air, maka diperlukan pengelolaan air yang lebih baik lagi,” jelas Madani Mukarom.

AYA




Diduga Kelelahan, Tardi Warga Desa Genggelang Meninggal Di Rinjani 

Saat ditemukan oleh rekan korban dan pendaki lainnya, korban sudah dalam keadaan meninggal

Tardi (55), ditemukan meninggal dunia saat pendakian ke gunung Rinjani, Sabtu (07/07). (Foto: ist/nET)

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Warga Dusun Lias, Desa Genggelang Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Tardi (55), ditemukan meninggal dunia saat pendakian ke gunung Rinjani, Sabtu (07/07).

Tardi yang mendaki bersama teman-temannya melalui jalur Torean itu, diduga meninggal akibat kelelahan.

“Iya benar. Korban mendaki bersama teman-temannya melalui jalur Torean. Saat ini jenazah korban sudah dievakuasi,” kata Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Ir. Sudiyono MSi, saat dikonfirmasi, Sabtu.

Selama ini, tambah Sudiyono, jalur Torean memang tidak masuk dalam jalur atau kawasan yang direkomendasikan oleh TNGR.  Mengingat medan yang dilalui pendaki cukup curam.

“Infonya, korban dan rombongan muncak pada pukul 12.00 Wita dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 04.00 wita korban lalu terjatuh di tempat datar dan akhirnya meninggal,” katanya lagi.

Sudiyono mengaku, pihaknya mendapat kabar kejadian tersebut dari seorang porter yang berada di Pelawangan sekitar pukul 08.22 Wita.

“Kita himbau kepada para pendaki agar menggunakan jalur resmi, hal itu dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan dan jaminan keselamatan,” tutupnya.

Terpisah, salah seorang pendaki yang tidak ingin disebutkan, mengatakan, saat ditemukan oleh rekan korban dan pendaki lainnya, korban sudah dalam keadaan meninggal.

“Ada yang coba menolong, tapi katanya sudah meninggal,” catusnya.

DNU




Fiddin Siap Pulihkan Daya Dukung Lingkungan Kawasan Lombok Selatan

Memulihkan keasrian kawasan  Lombok Selatan perlu segera dilakukan baik  itu jangka pendek , menengah dan panjang agar derita warga setempat tidak berkepanjangan

lombokjournal.com —

LOMBOK TIMUR :   Pemulihan kondisi lingkungan di kawasan Lombok Selatan (Kecamatan  Jerowaru – Keruak dan  Sakra Timur ) akan menjadi atensi dan prioritas utama Fiddin agar masyarakat setempat bisa menikmati kehidupan yang lebih baik dan nyaman.

Hal ini terkait dengan bencana kekeringan dan krisis air bersih yang kerap melanda wilayah tersebut  pada setiap musim kemarau .

Hal tersebut diutarakan Cabup Lombok Timur No 4, Syamsul Luthfi terkait problem klasik lingkungan  di kawasan Lombok Selatan  yang kerap dilanda krisis air bersih , Selasa (05/06)

Menurut Luthfi , situasi yang dihadapi oleh warga Lombok Selatan saat ini tidak terlepas degadrasi dan  menurunnya daya dukung lingkungan di wilayah tersebut. Selain itu anomali cuaca akibat pemanasan global yg kerap melanda NTB kian  memperparah kerusakan lingkungan di wilayah itu.

“Bencana banjir rob, kekeringan maupun krisis air bersih mengindikasi ketidakseimbangan ekosistem secara menyeluruh,” ujar Luthfi.

Lebih jauh Syamsul Luthfi mengatakan, hilangnya sumber mata air dibeberapa titik kawasan penyangga reservatoir melemahkan  keseimbangan lingkungan.

“Jika kondisi lingkungannya tidak segera ditata dan direhabilitasi, maka bencana alam kerap terjadi lagi,” tambah kakak kandung Gubernur NTB ini.

Syamsul Luthfi menegaskan, untuk memulihkan keasrian kawasan  Lombok Selatan perlu segera dilakukan baik  itu jangka pendek , menengah dan panjang agar derita warga setempat tidak berkepanjangan.

“Untuk itu Fiddin akan membuat action plan pemulihan kawasan secara terencana dan terukur yang melibatkan semua stakeholder,” sambungnya.

Luthfi juga tidak menampik adanya  peran pemerintah daerah maupun pihak lain yang telah berbuat menanggulangi beban hidup warga selatan yg dilanda krisis air bersih dan bencana kekeringan dengan berbagai program .

Namun demikian Luthfi melihat hal tersebut hanya bersifat karikatif karena tidak menyelesaikan problem lingkungan dari hulu sampai hilir.

“Menyelesaikan degradasi dan memulihkan kerusakan lingkungan harus menyeluruh, tidak bisa secara parsial,” tambah Luthfi .

Untuk itu Luthfi menambahkan jika Fiddin memenangkan Pilkada Lotim ini agenda utamanya adalah  memastikan ketersediaan jaringan air bersih untuk semua masyarakat, terutama warga Kecamatan Keruak,  Jerowaru dan Sakra Timur agar bisa diakses dan dinikmati secara berkala.

“Penyediaan jaringan air bersih merupakan bagian dari program infrastruktur dan kesehatan untuk semua warga Lombok Selatan  terkait pemenuhan air bersih,” terang Luthfi.

Selain itu, mantan anggota DPR RI berjanji akan bangun infrastruktur  pengadaan air bersih, termasuk  perbaikan saluran irigasi,  bendungan dan waduk  agar masyarakat di selatan dapat menikmati air bersih.

“Sekaligus tidak lagi mengandalkan tadah hujan untuk bertani,” katanya .

Menurut Luthfi, pemenuhan kebutuhan air bersih menjadi salah satu program pihaknya lantaran sangat vital dalam upaya menjaga kesehatan dan kami (Fiddin) berjanji akan memperjuangkannya, bukan hanya air bersih, tapi juga air untuk pertanian.

Soal teknisnya kami sudah rancang, berikut dengan irigasi yang terintegrasi dengan infrastruktur pusat maupun pihak pemprov, seperti dengan BWS.

Kepastian hak Agraria dan Pariwisata

Sementara itu untuk  pengembangan pariwisata dikawasan selatan , Sambelia dan Sembalun, lanjut Luthfi , Fiddin akan menuntasksn problem agraria ditiga kawasan tersebut agar ada kepastian hak agraria secara adil.

“Dengan adanya kepastian hukum atas hak agraria akan berdampak baik untuk investor yang akan berinvestasi dilombok timur,” tambahnya .

Luthfi menyadari, menyelesaikan problem agraria ditiga wilayah ini tidaklah mudah karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan berbagai kepentingan yang saling bertautan.

“Untuk itu Fiddin akan mengedepankan musyawarah untuk mendengarkan semua aspirasi terkait problem agraria tersebut,” bebernya .

Pendekatan represif dalam menyelesaikan sengketa agraria , menurut Luthfi kerap kontra produktif untuk kepentingan program pembangunan.

“Intinya Fiddin tidak ingin menyakiti hati rakyat dalam menuntaskan problem agraria dikawasan wisata Lotim,” tegasnya .

Me




Pemda KLU Pastikan Penertiban Dua Gili April Mendatang

Pemda KLU telah mengajukan profosal anggaran penertiban dua gili ke Pemerintah pusat sebesar Rp. 600 juta

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Penertiban kawasan sempadan pantai Gili Meno dan Gili Air, Desa gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara dipastikan dilakukan pada bulan April mendatang.

“Waktunya sudah dipastikan. Jika tidak ada halangan, penertiban akan dimulai tanggal 12-14 April untuk di gili Meno. Sementara gili Air tanggal 17-20 April,” ungkap Kepala Bagian Pembangunan Lombok Utara, Lalu Majmuk. Senin (26/03).

Terhadap biaya penertiban, kata Majmuk, nantinya akan dibebankan ke beberapa SKPD terkait.

“Dinas PU menurunkan alat berat, sementara Dinas Perhubungan dan LH masing-masing bertanggung jawab menyediakan transportasi dan membersihkan bekas pembongkaran,” sambungnya.

Sebelumnya, Pemda KLU telah mengajukan profosal anggaran penertiban dua gili ke pemerintah pusat sebesar Rp. 600 juta.

DNU




Warga Tanam Pisang Di Jalan, Pemda Langsung Lakukan Perbaikan

Kondisi jalan berlubang sering mengakibatkan kecelakaan,  dulu ada bule yang jatuh di tempat itu. Kalau malam, kondisi jalan gelap, jadi rawan kecelakaan

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Beberapa jam setelah viral di media sosial, aksi tanam pisang di jalan yang dilakukan warga Karang Bayan Desa Tanjung, direspon pemerintah daerah dengan melakukan perbaikan di titik jalan yang berlubang.

“Sudah kita perbaiki langsung kemarin sore, tapi sifatnya sementara. Kita lihat dulu dalam benerapa bulan ke depan. Jika rusak lagi maka akan kita tanggulangi dengan APBD,” kata Kepala Bidang Binamarga PUPR KLU, Idris. Rabu (9/1).

Idris menambahkan, kondisi jalan di titik dimaksud pada dasarnya masih bagus, hanya saja gorong-gorong yang berada di bawah badan jalan jebol. Sehingga aspal jalan ikut berlubang.

“Penutup gorong-gorong di bawahnya jebol, itu yang harus diperbaiki lebih dahulu, tapi tidak harus dibongkar semua,” sambungnya.

Salah seorang warga, Zaelani, menuturkan, kondisi jalan yang berlubang sudah sering mengakibatkan kecelakaan di lokasi tersebut.

“Dulu ada bule yang jatuh di tempat itu. Sementara kalau malam, kondisi jalan gelap, jadi rawan kecelakaan,” tulasnya.

Sebelumnya, jalan berlubang di ruas JL. Datu Putrawa. Karang Bayan Desa Tanjung, pernah jebol dan ditambal pihak Desa setempat, namun kembali jebol sejak beberapa minggu lalu.

DNU 

 




Penanaman 300 Pohon Di Penutupan Kemah Dakwah Se-Lombok Utara 2017

Kemah Dakwah merupakan konsep pendidikan sesuai visi misi bupati yang lebih dikenal dengan kembali ke khitah pendidikan, yakni pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com – Penutupan Kemah Dakwah tingkat pelajar SMA/SMK Negeri se-Kabupaten Lombok Utara di SMAN 1 Tanjung, Minggu (18/12), diisi sejumlah rangkaian acara, salah satunya penyampaian materi dakwah oleh 2 narasumber dan penanaman 300 pohon.

Ketua Komisi 1 DPRD KLU, Ardianto, yang hadir sebagai pengisi materi mengatakan, menyongsong era modern ke depan, pemuda Islam harus membekali diri dengan ilmu ke-ilaman nasionalis, agar memiliki daya saing dan gagasan-gagasan yang brilian.

“Adik-adik semua adalah calon-calon pemimpin masa depan. Jadilah pemuda islam yang berwawasan ke-islaman nasionalis, inovatif, kaya ide dan gagasan serta kompetitif,” katanya.

Dalam kesempatan itu juga, Ardianto, menyerahkan sumbangan dana sebesar Rp. 1 juta rupiah, untuk operasional Mushala SMAN 1 Tanjung.

Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung, Muhammad Radin Suleman mengatakan, Kemah Dakwah ke dua tahun 2017, berlangsung lancar.

“Kemah dakwah adalah konsep pendidikan yang dituangkan dalam visi misi bupati atau lebih dikenal dengan kembali ke khitah pendidikan, yakni pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan,”  katanya.

Ketua organisasi pencinta lingkungan Pawang Rinjani, Dedy Ciky mengatakan, penanaman 300 pohon tersebut bertujuan untuk mengajak siswa lebih peduli dengan lingkungan mereka.

“Dari 300 jumlah pohon yang kami sumbang 200 diantaranya, bibit pohon plamboyan, dan 100 lagi pohon bringin,” katanya.

Kemah Dakwah tahun 2017 ini diikuti oleh 110 orang siswa SMA/SMK N se-Lombok Utara, dan berlangsung selama 3 hari, berlangsung tanggal 15-17 Desember.

DNU

 




KEK Mandalika Mulai Dihijaukan

Kerja sama semua pihak memakmurkan rakyat dengan cara melakukan pelestarian alam sekitar

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com – Bukit-bukit dan lahan-lahan gundul yang ada di kawasan penyangga KEK Mandalika mulai dihijaukan.

Menindaklanjuti pesan Presiden Joko Widodo saat meresmikan KEK Mandalika pada 20 Oktober lalu, Pemerintah Provinsi NTB bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melakukan penghijauan di kawasan ini bertepatan peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional,Jum’at (8/12).

Sebanyak 2.800 pohon seperti Pohon Tiin, Pohon Trembesi, dan Pohon Alpukat ditanam di sekitar halaman Masjid Nurul Bilad dan areal sekitar KEK Mandalika.

Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin mengajak masyarakat gemar menanam diiringi dengan keuletan dan ketekunan merawatnya.

“Ini implementasi nyata dari kerja sama semua pihak memakmurkan rakyat dengan cara melakukan pelestarian alam sekitar,” ujar Amin di KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat (8/12).

Amin mengimbau, agar masyarakat menjaga kelestarian kawasan hutan di NTB, minimal menanam 25 pohon seumur hidup sebagai bentuk kontribusi mengurangi emisi karbon di dunia.

Diingatkannya, dalam pemanfaatan lahan untuk produk-produk unggulan, tidak mengabaikan kaidah konservasi sehingga terhindar dari bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Strategi peningkatan produk harus dijaga, namun tetap memperhatikan kaidah konservasi.

“Biaya melakukan pembenahan akibat dari bencana alam akan jauh lebih besar dibanding manfaat yang dirasakan masyarakat,” lanjut Amin.

Menurut Amin, kelestarian hutan berperanan penting untuk penyediaan air bersih dari hutan. Selain mencegah bencana, dan yang lebih penting lagi adalah pengurangan emisi karbon di dunia.

Bupati Lombok Tengah Suhaili menyoroti kerusakan hutan di Lombok Tengah sebagai permasalahan besar yang harus segera ditangani secara bersama-sama.

Suhaili merujuk pada kondisi yang terjadi di kawasan Bukit Tunak sampai Selong Belanak, harus ada kerja sama semua pihak menyelesaikan kerusakan lingkungan ini agar terhindar dari bencana seperti kekeringan, banjir dan tanah longsor. Sekitar 2.200 lebih kawasan konservasi di Lombok Tengah berada pada kondisi gundul.

“Semua pihak terkait, mulai dari desa sampai Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bersama menghijaukan KEK Mandalika sesuai Instruksi Presiden, agar kawasan Mandalika semakin cantik dan diminati para wisatawan,” kata Suhaili.

AYA/Hms




Korban Banjir Rob Di Laut Selatan Lotim Kini 400 KK

Supermoon penyebab terjadinya perubahan kenaikan pada permukaan air

 MATARAM.lombokjournal.com — Korban banjir rob (air pasang) supermoon yang melanda wilayah pesisir selatan Kabupaten Lotim bertambah menjadi 400 kepala keluarga yang tersebar di dua kecamatan, yakni Keruak dan Jerowaru sejak pukul 19.00 wita Minggu (3/12).

Di Kecamatan Keruak terdapat Desa Ketapang Raya, Desa Tanjung Luar. Sedangkan di Kec Jerowaru terdampak Desa Ekas Buana, Desa Batunampar Selatan, Desa Paremas, Desa Serewe, Desa Pemongkong dan Desa Jor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, H Muhammad Rum membenarkan adanya penambahan korban banjir Rob yang sebelumnya sebanyak 50 jiwa, kini 400 kepala keluarga.

“Kami sudah Evakuasi mandiri oleh warga, Evakuasi oleh tim gabungan BPBD, SAR Unit , Tagana dan PMI, ” ungkapnya, Senin (4/12)

Ancaman yang harus diantisipasi oleh masyarakat yakni, banjir Rob diperkirakan akan terjadi dalam kurun waktu 3 malam terakhir. “Kebutuhan mendesak kami seperti, lokasi pengungsian atau tenda pengungsi dan Logistik,” terangnya.

Rum menjelaskan, naiknya air laut itu terjadi perubahan kenaikan pada permukaan air laut yang di akibat Supermoon. Oleh sebab itu, di imbau masyarakat Lombok, khususnya di pesisir Ampenan dan wilayah pesisir selatan untuk tetap waspada.

Menurut pihak  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasitun Klimatologi Mataram, bulan purnama terjadi ketika orbit bulan dan matahari sebaris dengan bumi. Saat itu bulan, matahari dan bumi dalam barisan lurus.

Saat sewperti itu, tarikan gaya gravitasi yang terkuat dikerahkan di atas lautan, menghasilkan yang dinamakan air pasang (spring tides).

“Di beberapa daerah di Indonesia, fenomena ini dikenal sebagai rob,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto.

Banjir rob bisa diperparah saat bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi, dikenal dengan perigee. Oleh sebab itu perlu upaya kewaspadaan kesiapsiagaan untuk adaptasi lingkungan, khususnya bagian Selatan Pulau Lombok.

“Di Sekotong sering terjadi Rob apalagi saat hujan lebat masyarakat sering rugi akibat bencana Rob ini,” kata Agus Rianto.

Untuk purnama fenomenanya tidak jauh berbeda dengan yang terjadi setiap bulannya. Dampak yang bisa saja terjadi akibat supermoon, menurut Agus seperti terjadi pasang surut atau pasang naik air laut akibat gravitasi Bulan.

AYA




Kelurahan dan Desa NTB Menangkan Lomba Desa Inovatif Tingkat Nasional

Salah satu kelurahan NTB, yaitu Kelurahan Banjar di Ampenan, mengembangkan sistem aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keluaran (SIMKEL) yang dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

KELURAHAN BANJAR atau Kampung Banjar sebagai kawasan yang memiliki keunikan yang layak dijadikan kampung ekowisata.

MATARAM.lombokjournal.com — Sejarah baru bagi Provinsi NTB yang belum pernah meraih kelurahan dan desa predikat terbaik tingkat nasional.

Kelurahan Banjar Kecamatan Ampenan Kota Mataram dan Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, dinobatkan sebagai desa dan kelurahan terbaik di ajang Lomba Desa dan Keluaran Tingkat Nasional oleh Kementerian Dalam Negeri, jelang jelang perayaan Kemerdekaan RI  (16/08).

Lomba yang digelar pada tanggal 10-12 Agustus 2017 itu merupakan ajang tahunan untuk memilih desa atau kelularahan yang memiliki inovasi dan memenuhi kritaria yang telah ditetapkan Kementerian Dalam Negeri, khusus di regional IV.  NTB mengungguli Provinsi Papua, Maluku dan NTT.

Terpilihnya kedua desa dan kelurahan itu berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Dalam Negeri Nomor 410-5638 tahun 2017. Ini pertama kali terjadi, tahun lalu NTB hanya menempati urutan harapan untuk tingkat nasional.

Mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Catatan Sipil, H. Rusman, selaku ketua Tim Pemilihan Kepala Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi NTB saat itu, menjelaskan Desa Lingsar dan Kelurahan Banjar telah mewakili NTB karena memiliki kelabihan dan keunggulan.

Desa Lingsar memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya desa tersebut sebagai juara tingkat nasional, yaitu memiliki radio konseling remaja, aplikasi system informasi desa dan pelayanan administrasi online, dimana masayakarat dapat mencetak (print) di rumah.

Selain itu, Desa Lingsar memiliki inovasi Web desa dengan jumlah pengunjung lebih dari 10.000, serta mengembangkan hot spot/internet gratis.

“Ini sudah melalui seleksi yang ketat di tingkat provinsi. Sehingga layak desa ini menjadi juara di tingkat nasional,” jelas H. Rusman yang saat ini menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi NTB.

Kelurahan Banjar di Ampenan layak menjadi juara tingkat nasional mengingat keluaran ini sudah memiliki inovasi yang belum dimiliki kelurahan lain. Kelurahan ini mengembangkan sistem aplikasi yang dikenal Sistem Informasi Manajemen Keluaran (SIMKEL) yang dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Banjar juga memiliki program Ini Baru Banjar (IBRA) sebagai wadah yang dapat diimplementasikan dalam sebuah komunitas untuk peduli lingkungan dan kebersihan. Sistem ini juga menyedikan kursus Bahasa Inggris gratis bagi pemuda.

Selain itu, Keluaran Banjar juga mengenmbangkan program LIBRA (Lumbung Informasi Bagi Warga) yang merupakan komunitas atau wadah masyarakat dengan membentuk rumah baca. Komunitas ini bertujuan sebagai wadah untuk menkreasi sampah dan wadah pendidikan non formal.

“Kelurahan Banjar memiliki keunikan, dengan sampah mereka bisa juara nasional,” tutur H. Rusman.

Kelurahan Banjar saat ini menjadi pusat bank sampah Provinsi NTB, atau yang dikenal Bank Sampah NTB Mandiri. Komunitas ini memiliki peran untuk memilih dan memilah sampah organik dan non organik yang kemudian diolah menjadi barang yang bernilai jual.

Desa Lingsar dan Kelurahan Banjar mendapat hadiah uang pembinaan masing-masing sebesar 50 juta dari Kementerian Dalam negeri.

“Prestasi ini, menjadi motivasi bagi desa dan kelurahan lain di NTB untuk berionvasi membangun desa dan kelurahan,” harap Rusman saat ditemui di ruang kerjanya.

AYA