Saat Pawai Alegoris Peringati 17 Agustus, Siswa MAN 1 Lotim Kampanyekan  Gerakan Anti Plastik

Gerakan ini patut di apresiasi, terlebih Pemprov NTB tengah menggalakkan program Zero Waste, yang tujuannya mengurang sampah plastik

LOTIM.lombokjournal.com — Pawai alegoris memperingati 17 Agustus, Kamis (15/08) di Kabupaten Lombok Timur tahun ini, disuguhi pemandangan berbeda.

Biasanya kita melihat siswa siswi berbaris menggunakan beragam busana adat, profesi, dan lainnya. Namun, kali ini ada kontingen di barisan siswa MAN 1 Lombok Timur yang mencuri perhatian dengan penampilannya.

Para siswa kelas X Mia 3 menggunakan seragam ala pemulung dengan wajah di cat putih semua.

Sambil membawa karung, mereka memunguti sampah plastik di sepanjang jalan yang dilalui. Ternyata  mereka  tengah mengkampanyekan gerakan SASTIK (Siswa Anti Plastik).

Ini pertama kali mereka mengikuti pawai  sambil memungut sampah.

“Seru dan edukatif, kami sebelumnya enggan untuk memungut sampah, namun hari ini kami semua belajar untuk lebih peduli lingkungan,” ungkap Tegar dan Anggi, mewakili siswa MAN 1 Lotim.

Menurut Jien Raharja, wali kelas X Mia 3, gagasan ini awalnya muncul sebagai alternatif agar siswa bisa berkreasi dan menampilkan konsep yang lebih variatif dalam pawai.

Namun, ternyata bisa diaplikasikan sbg sebuah gerakan positif. Terlebih dalam pawai seperti ini, potensi sampah plastik sangat besar, karena pesertanya mencapi ribuan.

“Saya sampaikan ke siswa, bayangkan jika semua peserta minum air mineral saja, sudah berapa banyak sampah plastik terkumpul. Belum lagi yg makan permen, bungkus cilok, kue, dll. Siswa sepakat, dan mereka antusias menjadi ‘relawan sampah plastik’ dalam pawai ini ” ungkap Jien.

Jien menambahkan, ide Sastik ini sebagai permulaan dan berharap tidak berhenti di pawai ini saja.

“Potensi sampah plastik juga banyak di sekolah-sekolah, siswa kami berkomitmen untuk meneruskan gerakan ini. Ke depan, akan ada program KARSAKU, yakni Tukar Sampah Dengan Buku, konsepnya sudah ada,  dan kami akan bekerjasama dengan Bank Sampah di desa-desa. Semoga bisa terwujud,” harapnya.

M.Nurul Wathoni, Kepala MAN 1 Lotim mengungkapkan gerakan ini patut di apresiasi. Terlebih, Pemprov NTB tengah menggalakkan program Zero Waste, yang tujuannya mengurang sampah plastik.

“Ini adalah gerakan yang sederhana, dan bisa diterapkan dimana saja. Kami mengapresiasi dan akan mendukung kepedulian siswa, sekaligus sebagai wujud dukungan kami terhadap program pemerintah NTB dalam menjaga kebersihan lingkungan, semoga bisa diadopsi oleh siswa-siswa lain,” katanya.

Usai pawai, mereka membawa kumpulan sampah ke depan sekolah, untuk kemudian diangkut oleh petugas terkait.

AYA




Hayi Nukman Ciptakan Aplikasi “SAMPUN” , Teknologi Informasi Mengelola Sampah Menjadi Uang

Adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com —  Di tengah geliat pemerintah daerah mewujudkan NTB Asri dan Lestari melaui program bebas sampah (Zero Waste), Hayi Nukman, seorang pemuda asal Narmada Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB, bersama teman-temannya menghadirkan sebuah inovasi  teknologi informasi, yakni  membuat aplikasi bernama Sampah Untuk Negeri (SAMPUN).

Hayi memang dilahirkan dengan bakat dan skill dibidang teknologi. Sejak sekitar 6 tahun yang lalu, ia mengaku sudah berkiprah di industri Teknologi informasi.

Ia punya keinginan besar berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat. Keinginam itu membuatnya terus berkreasi untuk menciptakan teknologi mengubah sampah menjadi sumber daya bagi masyarakat kini terwujud.

Istilah “Sampun” diambil dari Bahasa sasak yakni berarti sudah.

“Nama SAMPUN kita ambil dari bahasa ibu kita, yakni bahasa Sasak. Dimana Sampun dalam bahasa Sasak berarti Sudah.” tutur Hayi di Narmada, Selasa(30/07-2019).

Cara kerja aplikasi SAMPUN sangatlah sederhana. Masyarakat cukup datang ke BSU (Bank Sampah Unit) partner yang sudah disiapkan dengan membawa sampah dan KTP sebagai ID tabungan sampah dari masyarakat.

Dengan adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang akan membuang sampah begitu saja.

Dari ID KTP akan dikonversi dengan nomor rekening tabungan di bank yang telah bekerjasama dengan SAMPUN.

“Setelah sampahnya ditimbang, nilai sampah langsung dikonversi ke nilai rupiahnya. Alat timbangan digital tersebut sendiri adalah karya anak NTB yang termasuk kategori timbangan pintar, karena langsung mengirim data ke aplikasi,” jelasnya.

Hasil pengumpulan sampah yang telah ditimbang akan langsung masuk ke dalam tabungan.

Kemudian, nilai uang di dalam buku tabungan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti membeli sembako, membeli pulsa listrik, membeli Gas, beli pulsa HP dan lain-lain.

“Ked epan, juga kita upayakan untuk membayar obat di Puskemas atau fasilitas kesehatan lainnya yang menjadi partner kita, dan tidak menutup kemungkinan, bayar sekolah nantinya bisa dengan ini,” papar Hayi.

Dengan inovasi teknologi ciptaannya itu, Hayi berharap agar sampah tidak hanya menjadi barang yang dibuang begitu saja. Namun sampah dapat menjadi sumber daya dan dengan aplikasi ini masyarakat dapat membuat sampah menjadi berkah.

Menurutnya, tantangan yang paling sulit saat ini adalah bagaimana  menyadarkan masyarakat. Terutama tentang pentingnya menjaga lingkungan dan nilai dari sampah itu.

Namun dengan aplikasi SAMPUN ini, ia optimis, secara perlahan akan tumbuh kesadaran masyarakat akan sampah. Jika dikelola dengan baik, sampah bukan lagi sumber petaka melainkan bisa menjadi berkah.

“Saya pulang ke Lombok juga karena ingin bermanfaat bagi daerah dan masyarakat sendiri, ada kepuasan hakiki,” tuturnya.

AYA




Raih Penghargaan Pembangunan Kehutanan, NTB Berhasil Sebagai Pembina Terbaik KPH

Penghargaan ini menjadi energi baru untuk memastikan kondisi lingkungan dan hutan di NTB, menuju NTB Asri dan Lestari

MATARAM.lombokjournal.com –  Provinsi NTB dinilai berhasil sebagai Pembina terbaik KPH dengan Mengintegrasikan Kesatuan Pengelolan Hutan (KPH) dalam RPJMD NTB.

Keberhasilan itu membuahkan penghargaan pembangunan di bidang Kehutanan bagi Pemerintah Provinsi NTB, yaitu Penghargaan Pembangunan KPH dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Sekretaris Jenderal, Dr. Ir. Bambang Hendroyono.

“Penghargaan diserahkan saat sesi pembukaan Rakornas, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) se Indonesai di Yogyakarta, 24 – 25 Juli 2019,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda. Prov. NTB Najamuddin Amy, di Ruang Kerjanya, Rabu (24/07) 2019.

September 2018 lalu, Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah di Yogyakarta, juga pernah menerima penghargaan tentang pembangunan KP.

“Saa itu penghargaan itu diserahkan langsung oleh Manteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,” jelas Najamuddin.

Menurutnya, berbagai apresiasi dan penghargaan ini, menjadi energi baru untuk memastikan kondisi lingkungan dan hutan di NTB, menuju NTB Asri dan Lestari, tambah Najamuddin.

Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov NTB Ir. Madani Mukarrom, M. Si, yang saat itu hadir menerima penghargaan, mewakili Gubernur NTB, juga menyampaikan presentasi pada Rakornas tahun ini.

Dijelaskan, selain Provinsi NTB, beberapa provinsi juga menerima pengahargaan d I antaranya, Provinsi DIY sebagai Pembina Terbaik KPH dengan Mengintegrasikan KPH dalam RPJMD dan penyetor PNBP tertinggi KPH.

Sulawesi Selatan (dengan cepat menyelesaikan RPHJP semua KPH di Prov Sulsel). Provinsi Lampung, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Barat juga menerima penghargaan, karena telah melakukan rasionalisasi wilayah KPH.

Pada momen itu, juga diserahkan penghargaan kepada individu-individu KPH yang telah memberikan dedikasi pada KPH.

AYA/HmsNTB




Gubernur Zul Akan Bentuk Tim Penghentian Penambangan Liar Di Bukit Prabu, Loteng

Kalau penambangan illegal ini tidak dihentikan, akan mengganggu kesinambungan pembangunan yang saat ini tengah dilakukan pemerintah

MATARAM.lombokjournal.com —  Penambangan liar yang dilakukan masyarakat di  Bukit Prabu, Lombok Tengah  telah menyebabkan kerusakan lingkungan, bahkan menyebabkan jatunya korban jiwa.

Karena itu, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Danrem 162 WB,  Kol. Czi Ahmad Rizal Ramdhani dan sejumlah kepala OPD, Senin (22/07) 2019 sore, meninjau langsung lokasi penambangan liar tersebut.

Gubernur ingin memastikan, apa yang dilakukan di lokasi penambangan itu telah merusak lingkungan serta masyarakat setempat.

“Sudah saatnya kita menghentikan penambangan liar tanpa ijin ini karena memang selain merusak keindahan alam juga sangat berbahaya bagi kelestarian lingkungan kita,” tegas Gubernur.

Agar masyarakat segera menghentikan penambangan illegal itu, Gubernur Doktor Zul, akan segara membentuk tim.

Menurutnya, kalau penambangan illegal ini tidak dihentikan, maka akan mengganggu kesinambungan pembangunan yang saat ini tengah dilakukan oleh pemerintah.

“SK Tim untuk penghentian penambangan liar di NTB ini segera saya tandatangani demi kesinambungan pembangunan kita,” jelasnya.

Karena itu, orang nomor satu di NTB itu menghimbau masyarakat untuk segera menghentikan penambangan itu.

Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan serta masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Apalagi, sebagaian besar penambang itu menggunakan bahan kimia untuk proses penyulingan hasil tembang tersebut.

“Pada saat yang sama mencari solusi segera agar lapangan pekerjaan segera tersedia bagi daerah-daerah yang dilarang penambangannya ini,” ungkapnya.

AYA/Hms NTB

 




TGH Fauzan Zakaria Tegaskan Perlunya Optimalisasi NTB Zero Waste, Harus TSM !!!

NTBZero Waste menjadi salah satu program yang sangat mendukung perkembangan sektor pariwisata di daerah ini

MATARAM.lombokjournal.com —  Ulama muda kharismatik, TGH Fauzan Zakaria menekankan, optimalisasi program NTB Zero Waste harus dilakukan secara terstruktur,  sistematis, dan masif (TSM), agar hasilnya lebih terlihat dan berdampak berkesinambungan.

“TSM ya. Jadi jangan hanya kecurangan Pemilu saja istilah TSM inipopuler. NTB Zero Waste justru harus TSM, terstruktur, sistematis, danmasif, baru kemudian kita bisa lihat target-target pencapaiannya,” tegasnya,

Pengasuh Pondok Pesantrean Al-Madani Lombok Timur ini menekankan, untuk mendukung NTB Zero Waste selain perlun kesadaran bersama, juga melibatkan semua pihak.

Pemerintah, sektor swasta, lembaga-lembaga non profit, dan masyarakat NTB secara umum, harus punya persepsi yang sama terhadap program NTB Zero Waste ini.

“Tidak bisa pemerintah bekerja sendiri soal sampah ini. Saat ini NTB Zero Waste kan bisa dibilang baru kelihatan aromanya, baru asap-asapnya. Api semangat yang konkrit belum ada. Ini yang harus didorong, harus ada gerakan bersama, sistemnya harus disosialisasikan terus menerus,” katanya.

Menurutnya, gerakan bersama ini bisa dimulai dari hal kecil, namun dilakukan di seluruh instansi pemerintahan, perusahaan swasta, bahkan hingga ke lingkup pemerintahan terkecil di tingkat Desa.

“Maksud saya adalah dari seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta itu (NTB Zero Waste) harus dimasukkan sebagai salah satu program. Salah satu unsur yang harus dievaluasi. Juga di tiap sekolah-sekolah, negeri maupun swasta. Makanya saya katakana terstruktur, sistematis dan masif,” katanya.

Gerakan yang TSM juga diperlukan dalam upaya mengubah mindset masyarakat terkait NTB Zero Waste ini.

Sosialisasi perlu melibatkan semua pihak, selain sosialisasi formal juga harus dibangun sosialisasi dan edukasi non formal.

“Yang non formal, misalnya dari pengajian-pengajian para Tuan Guru, para Kyai itu kan informal, ya sudah serahin ke kita untuk duduk bersama kumpulin semuanya. Jaringan majelis taklim kan jumlahnya ribuan, (bisa dibuat) sebelum materi pengajian disampaikan kita pastikan dulu yang didahulukan untuk pembukaan pengajian adalah pesan-pesan penting kebersihan dan NTB Zero Waste ini,” katanya.

Dikatakannya, untuk mendukung program NTB Zero Waste ini, pihaknya tengah menggagas sosialisasi dan edukasi melalui khotbah-khotbah Jumat.

“Kita sedang kumpulkan dan mendesain konsepnya. Nanti khotbah Jumat itu dicetak dan dibagikan ke semua Masjid yang ada di NTB, materinya terkait Zero Waste,” jelasnya.

Ia menekankan, jika gerakan bersama secara TSM ini dilakukan untuk NTB Zero Waste, maka bukan tidak mungkin NTB akan menjadi Provinsi paling Bersih.

Ulama yang juga Ketua Umum Assosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) ini menambahkan, dukungan yang besar juga harus datang dari para pelaku industri pariwisata untuk program NTB Zero Waste.

Sebab, NTBZero Waste menjadi salah satu program yang sangat mendukung perkembangan sektor pariwisata di daerah ini.

“Ya erat kaitannya kebersihan dengan pariwisata. Kebersihan kan salah satu dari Sapta Pesona Pariwisata. Jadi pelaku industri pariwisata juga harus bergerak bersama. Saya optimistis kalau semua terlibat dan dilakukan secara TSM, program ini pasti luar biasa berhasil,” tegas TGH Fauzan Zakaria.

AYA




Oknum Mencatut Nama Dinas LHK NTB, Pungut Rp600 Ribu Terkait Program Zero Waste

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melakukan langkah-langkah tegas terhadap oknum yang tidak bertanggungjawab yang mencatut Dinas LHK Provinsin NTB untuk melakukan hal-hal yang merugikan dan meresahkan masyarakat.

 MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan, tidak benar jika Dinas LHK Provinsi NTB melakukan pungutan dalam bentuk apa pun terkait pelaksanaan program Zero Waste.

Penegasan itu disampaikan terkait adanya oknum yang mencatut nama DLHK kota Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB,  Syamsuddin menegaskan, tidak benar jika Dinas LHK Provinsi NTB melakukan pungutan (dalam bentuk apa pun) terkait pelaksanaan program Zero Waste.

Syamsuddin menjelaskan adanya oknum yang mencatut nama DLHK Kota Mataram dan Provinsi NTB melakukan pungutan terhadap sejumlah instansi/lembaga untuk pengadaan tong sampah.

“Kami dari Dinas LHK Provinsi NTB tidak pernah mrlakukan pungutan untuk pengadaan tong sampah terkait program zero waste,” tegasnya saat jumpa pers dengan awak media di Ruang Rapat Sekretatis Daerah Kantor Gubernur NTB, Kamis, (27/06) 2019.

Ia menuturkan, pada 26 Juni 2019 kemarin, oknum yang bernama Andy tersebut datang ke kantor Bintang Sejahtera NTB dan meminta uang sejumlah Rp. 600 ribu dengan alasan untuk pembelian tong sampah.

Andy datang ke kantor Bintang Sejahtera NTB dan meminta uang sejumlah Rp. 600 ribu, dengan alasan untuk pembelian tong sampah.

Namun, karyawan perusahaan yang dipimpin oleh Syawaludin itubmerasa curiga dan tidak bersediab memberikan uang yang diminta oknum tersebut.

“Namun saya dapat informasi bahwa pada bulan puasa kemarin ada yang menyerahkan sejumlah uang yang diminta oknum tersebut,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah tegas terhadap oknum yang tidak bertanggungjawab yang mencatut Dinas LHK Provinsin NTB untuk melakukan hal-hal yang merugikan dan meresahkan masyarakat.

Direktur Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB, Syawaludin di kesempatan  yang sama juga menuturkan,  dirinya sedang berada di lapangan pada saat oknum bernama Andy itu datang ke kantornya untuk meminta sejumlah uang yang dimaksud.

Salah seorang karyawannya yang menerima Andy saat itu merasa curiga dan tidak mau menyetahkan uang yang diminta Andy sehingga sempat terjadi adu mulut sebelum oknum tersebut pergi menunggalkan lokasi.

Mendapat laporan dari karyawannya itu, Syawal kemudian melakukan konfirmasi ke Dinas LHK dan mendapat jawaban,  LHK tidak pernah menugaskan siapa pun untuk melakukan pungutan terkait pembelian tong sampah.

Syawal juga mengaku,  kejadian yang dialaminya tersebut ia share di medsos. Tak disangka olehnya ternyata status di laman Facebooknya itu mendapat  komentar dari beberapa orang yang mengaku mengalami hal yang sama bahkan ada yang sudah menyerahkan uang ke oknum tersebut.

“Saya tidak menyangka dari status fb saya itu banyak yang komen mengalami hal yang sama bahkan ada yang sudah menyerahkan uangnya,” kata Syawal.

AYA




Lestarikan Pesisir dan Laut Melalui Aksi Clean Up Beach (L-CUBICO)

Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen kepedulian komunitasnya terhadap lingkungan di sekitar pesisir pantai

MATARAM.lombokjournal.com — Lombok Custom Bike Community (L-CUBICO) menggelar program Clean Up Beach di Pantai Mawi,Selong Blanak,Kecamatan Praya Barat,Lombok Barat pada (23/06) 2019.

Program ini diharapkan sebagai Sarana untuk menumbuhkembangkan semangat cinta lingkungan hidup yang bersih, indah dan sehat terhadap ekosistem pesisir dan laut, umumnya di kalangan masyarakat pesisir, pelajar, komunitas/organisasi.

L-CUBICO merupakan sebuah komunitas motor kostum yang bermarkas dikota mataram,komunitas ini berdiri pada bulan januari 2019,komunitas motor ini hampir sama dengan komunitas-komunitas motor yang lain yang mengedepankan solidaritas dan melaksanakan kegiatan positif untuk lingkungan dan masyarakat.

Ketua L-CUBICO Mohammad Asyadi mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen kepedulian komunitasnya terhadap lingkungan di sekitar pesisir pantai.

“Semoga inisiasi kami menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan pesisir,” harap asyadi.

Karena itu kami mengajak seluruh komponen masyarakat agar bisa turut andil peduli lingkungan.

“Sebagai bentuk kepedulian dalam menjaga kelestarian pantai dan laut, yang merupakan sumber kehidupan masyarakat terutama bagi para nelayan,” tutupnya.

AYA (*)




Wagub Ajak Kembangkan Rinjani dan Samota, Usai DItutupnya Pertemuan Paris

Pembangunan yang merusak alam, pada gilirannya hanya akan melahirkan kerusakan

Wagub NTB bersama Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, President (LIPI Indonesia).

lombokjournal.com

PARIS   ;    Sejumlah pekerjaan besar kini menanti setelah The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Paris, Perancis resmi ditutup, Kamis (20/06) 2019.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang hadir dalam agenda tersebut menjelaskan, penutupan pertemuan ini ditandai dengan disepakatinya dokumen-dokumen terkait kelompok kerja di Sekretariat UNESCO MAB.

Wagub menegaskan, rangkaian agenda pertemuan MAB ini menghadirkan babak baru dalam pembangunan daerah di NTB.

Sebab, usai pertemuan ini, NTB kini telah resmi memiliki dua cagar biosfer, yaitu Gunung Rinjani dan kawasan Teluk Saleh – Moyo – Tambora (Samota).

Dengan diresmikannya Cagar Biosfer Samota oleh Unesco, maka Samota akan menjadi bagian dari jaringan cagar biosfer dunia.

Dan diharapkan, hal ini akan mendorong pemerintah daerah untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan. Babak baru setelah peresmian ini akan diiringi sejumlah tugas besar bagi semua pihak.

“Kita memiliki tugas besar untuk menjaga, mengelola dan mengembangkan cagar biosfer ini agar predikat yang telah kita terima di pertemuan ini tidak hanya di atas kertas,” ujarnya.

Upaya pasca resminya penetapan Samota sebagai cagar biosfer ini menurutnya akan membutuhkan dukungan banyak pihak. Mulai dari masyarakat di kawasan tersebut, para pengambil kebijakan, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota di NTB, dan pihak-pihak terkait lainnya.

“Kita berharap semua pihak bisa mendorong agar cagar biosfer ini bisa dipertahankan fungsinya, sembari kita terus membangun dan mengembangkannya,” ujar Wagub.

Konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, menurutnya perlu menjadi pegangan bagi semua pihak. Pembangunan yang merusak alam, pada gilirannya hanya akan melahirkan kerusakan.

Upaya untuk menjaga pembangunan tetap berada dalam koridor berwawasan lingkungan inilah yang nantinya perlu diupayakan bersama.

Sebab, tanpa dukungan berbagai pihak, khususnya yang tinggal dan beraktivitas di kawasan cagar biosfer ini, pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.

“Karena kami, selaku pemerintah Provinsi NTB selalu berharap bahwa Cagar Biosfer Samota akan mendatangkan manfaat untuk konservasi sumber daya alam dan pembangunan kesejahteraan sosial dan ekonomi, dengan mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,” pungkas Wagub.

AYA/Hms NTB (*)

 




Pulau Moyo dan Gunung Tambora (SAMOTA)Ditetapkan UNESCO Sebagai Cagar Biosfer Dunia

Sebagai biosfer dunia, jelas Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) NTB ini, akan membuka pintu kerja sama antar pengelola biosfer seluruh dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pemantauan global dan pelatihan pakar dari seluruh dunia

Lombokjournl.com —

PARIS  ;  Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Gunung Tambora (Samota) akhirnya resmi ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO melaui Deklarasi penetapan SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia.

Penetapan itu  dilakukan dalam acara The 31st session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council yang berlangsung di Paris Prancis.

“Alhamdulillah hari ini, UNESCO telah resmi menetapkan SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia,” jelas Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Rabu, 19 Juni 2019 di UNESCO headquarter, Paris, Prancis yang menjadi lokasi berlangsungnya sidang.

Sebelum  SAMOTA, lanjut Wagub Rohmi, kita juga telah memiliki cagar biosfer dunia yaitu Taman Nasional Rinjani yang ditetapkan pada 2018 yang lalu.

“Dengan ditetapkannya SAMOTA sebagai cagar biosfer dunia, maka kita di NTB telah memiliki dua cagar biosfer dunia. Dengan demikian, kita harus betul-betul kita perhatikan dan lestarikan bersama demi kelangsungan hidup seluruh ekosistem yang ada di dunia,” sambungnya.

Sebagai biosfer dunia, jelas Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) NTB ini, akan membuka pintu kerja sama antar pengelola biosfer seluruh dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pemantauan global dan pelatihan pakar dari seluruh dunia.

“Para pengelola biosfer Rinjani dan SAMOTA nantinya bisa berbagi pengetahuan dan kerjasama penelitian dengan para peneliti dan pengelola biosfer dari seluruh dunia,” tuturnya.

Dengan penetapan Taman Nasional Rinjani dan SAMOTA menjadi biosfer dunia, lanjut Wagub perempuan pertama di NTB ini, kita berharap akan mampu mempercepat NTB dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

”NTB selama 5 tahun terakhir  selalu mendapatkan MDGs Award atas keberhasilannya dalam melaksanakan berbagai indikator capaian MDGs. Maka, setelah MDGs berakhir dan diganti dengan SDGs, kita juga harus dapat mencapai SDGs dengan baik,” harapnya.

Selain memberi manfaat terhadap keberlangsungan sumber daya hayati, lanjut Wagub, penetapan Rinjani dan SAMOTA sebagai biosfer dunia kita harapkan akan memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB.

“Di akhir Agustus sampai awal September tahun ini, akan diselenggarakan Asia Pasific Geopark Network di Geopark Rinjani dan tahun 2020, Rinjani dan Samota akan menjadi tuan rumah 13rd South East Biosphere Reserve Network. Akan banyak  tamu dari seluruh dunia yang akan datang dalam acara ini. Semoga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata NTB untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Acara The 31st Session of The Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council ini, berlangsung dari 17-21 Juni 2019. Dalam acara ini, Wagub Rohmi menjadi salah satu pimpinan delegasi Indonesia.

AYA/Hms NTB




Wagub Hj Rohmi Ikuti Sidang Program Biosfer Di Prancis

Salah satu hasil dari agenda hari pertama dari pertemuan ini adalah ditunjuknya Provinsi NTB sebagai tuan rumah untuk agenda 13rd South East Biosphere Reserve Network

lombokjournal.com —

PRANCIS   ;   Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah M.Pd menjadi salah satu dari lima pimpinan delegasi yang mewakili Indonesia dalam agenda sidang hari pertama The 31st Session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council di Perancis, Senin (17/06) 2019.

Wagub didamping Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM.

Selain Wagub NTB, empat delegasi lain yang hadir adalah Direktur Jenderal Konservasi Alam Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian LHK, Ir. Wiratno, MSc, Ambassador of Permanent Delegation of the Republic of Indonesia to UNESCO, H. E. Mr Surya Rosa Putra, Direktur Eksekutif Indonesian MAB Programme National Committee, LIPI, Prof. Dr. Ir. Y. Purwanto, DEA dan Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si.

Salah satu hasil dari agenda hari pertama dari pertemuan ini adalah ditunjuknya Provinsi NTB sebagai tuan rumah untuk agenda 13rd South East Biosphere Reserve Network.

NTB saat ini memiliki 2 cagar biosfer yaitu Gunung Rinjani di Pulau Lombok dan Kawasan Samota di Pulau Sumbawa.

Berdasarkan hasil pertemuan itu, Najamuddin mengatakan ,  2 cagar ini dianggap penting karena menjadi laboratorium untuk pembangunan berkelanjutan dengan memberdayakan komunitas lokal, untuk menghadapi tantangan global.

“Catatan tersebut juga relevan untuk NTB yang saat ini sudah resmi memiliki dua cagar biosfer. Tentu saja kita berharap bahwa dua cagar biosfer ini bisa memberikan dukungan bagi NTB untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals,” tambah Najamuddin.

Najamuddin menambahkan, pada pertemuan tersebut juga disebutkan tiga karakteristik utama dari cagar biosfer.

Salah satunya adalah, mencapai tiga fungsi yang saling berkaitan, yaitu fungsi konservasi, fungsi pembangunan dan pemasok kebutuhan pokok.

Cagar biosfer juga dicirikan dengan adanya upaya untuk melampaui zona konservasi tradisional yang biasanya hanya bersifat terbatas. Upaya ini dibangun melalui skema zonasi yang diselaraskan.

Menggabungkan area inti yang dilindungi dengan zona di mana pembangunan berkelanjutan dipupuk oleh penduduk lokal dan perusahaan dengan sistem tata kelola yang sering sangat inovatif dan partisipatif.

“Cagar biosfer juga akan melibatkan pendekatan melalui para pemangku kepentingan yang beragam, dengan penekanan pada keterlibatan komunitas lokal dalam tata kelolanya,” tambah Najamuddin.

Saat ini, ujarnya, terdapat 686 cagar biosfer di 122 negara di seluruh dunia.

Mengutip hasil pertemuan itu, Najamuddin mengatakan, Cagar biosfer adalah perangkat untuk mencegah ancaman berkurang atau punahnya spesies-spesies yang menjadi khazanah kekayaan bumi.

Najamuddin  berpendapat, kesimpulan-kesimpulan dan catatan-catatan dalam pertemuan ini, sangat selaras dengan visi-misi dan program-program pasangan Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.

“Insya Allah ini menjadi bukti bahwa saat ini NTB sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi daerah yang berkembang, tanpa harus merusak keseimbangan alam dan manusia,” tegas Najamuddin.

AYA/HMS NTB