Wagub; Mendukung Penyelamatan Lingkungan Melalui Insentif Fiskal Berbasis Ekologi

Masa depan sumber daya alam hutan di NTB, bergantung bagaimana semua pihak memperlakukan hutan, apakah melakukanpelestarian atau melakukan eksploitasi

MATARAM.lombokjournal.com

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menjadi Keynote Speaker pada kegiatan “Workshop Intensif Fiskal Berbasis Ekologi Untuk Mendukung Pencapaian SDG’s di Provinsi NTB” melalui video conference, Selasa (15/12/20).

DIkatakan, Pemerintah Provinsi NTB telah menggagas berbagai program unggulan yang diharapkan dapat mengakselarasi percepatan pebangunan di NTB. Hal ini sekaligus menjawab berbagai tujuan pencapaian pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional (SDG’s).

Kata Wagub, Pemprov NTB mendukung penuh segala bentuk misi penyelamatan lingkungan melalui insentif fiskal berbasis ekologi.

“Prinsip kita, warisan terbaik yang bisa kita berikan untuk anak dan cucu kita adalah lingkungan yang lebih baik di masa yang akan datang,” kata Ummi Rohmi.

Seluruh jajaran Pemprov NTB juga harus sungguh-sungguh menyatukan mindset mengenai pembangunan berorientasi lingkungan,

“Kita tidak boleh main-main, ke depan seluruh pembangunan NTB harus orientasinya lingkungan, produktivitas berjalan tetapi tidak mengorbankan lingkungan,” ungkap Umi Rohmi.

Wagub menyampaikan, bahwa pihaknya memiliki enam misi utama pembangunan NTB lima tahun ke depan.  satunya adalah NTB Asri dan Lestari, yang diimplementasikan dalam bentuk program prioritas, NTB Hijau (Rehabilitasi Lahan Kritis) dan NTB Zero Waste (Penanganan dan Pengelolaan Sampah).

Untuk mengoptimalkan program tersebut, dibutuhkan komitmen yang kuat dan sinergi baik dari Pemerintah Pusat hingga ke Pemerintah Desa dalam proses pencapaiannya.

Karena itu, dibutuhkan seperangkat instrument yang mampu mendorong integrasi dan sinkronisasi tersebut, salah satunya dengan memberikan insentif fiskal kepada pemerintah kabupaten/kota dalam mendorong program tersebut secara simultan.

Pelestarian atau eksploitasi

Sebelumnya Kepala Bappeda Provinsi NTB Dr. H. Amry Rakhman mengatakan, masa depan sumber daya alam hutan di NTB bergantung dari bagaimana semua pihak memperlakukan hutan tersebut, apakah akan melakukan perlindungan, konservasi, pelestarian atau justru melakukan eksploitasi.

Ia mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk melindungi hutan dengan baik, dan untuk memelihara dan menjaganya, membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu baik pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

Pihaknya juga mendukung misi penyelamatan lingkungan melalui insentif fiskal berbasis ekologi dengan memberikan penghargaan kepada Pemerintah Daerah yang melindungi linkungannya terutama sumber daya hutan.

“Kalau dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan, secara umum ada tiga hal yang kita pertimbangkan, pertama pembangunan harus sesuai dengan lingkungan, kedua banyak masyarakat di sekitar hutan yang menggantungkan hidup dengan sumber daya hutan dengan mempertimbangkan sosial, ekonomi dan budaya, bagaimana keserasian diantara aspek pembangunan berkelanjutan itu yang menjadi penting untuk didalami”, tuturnya.

Kepala Bappeda berharap,  melalui workshop ini dapat mendukung percepatan pembangunan di NTB dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Rr/HmsNTB




Dukung NTB Hijau, Gerakan Pramuka Menanam Digelorakan

Pramuka terus turun di tiap wilayah, untuk melakukan pembinaan, memberikan edukasi serta mendroping aneka bibit tanaman

LOTIM.lombokjournal.com

Salah satu Program Unggulan Pemerintah Provinsi NTB yakni NTB Hijau, terus di gelorakan.

Tidak hanya mahasiswa dan ASN, gerakan pramuka juga terus berikhtiar menghijaukan NTB dengan ‘Gerakan Pramuka Menanam’ di seluruh wilayah NTB.

Seperti yang dilakukan oleh Pengurus Daerah Kwarda Pramuka NTB, Minggu (13/12/2020) pagi di Desa Setungkeplingsar, Kecamatan Keruak, dan Desa Suka Damai Kecamatan Jerowaru, kabupaten Lombok Timur.

Melanjutkan arahan Gubernur Zul, Pramuka NTB dengan sigap serta terorganisir melaksanakan terobosan positif tersebut, serta menggelorakan secara masif paramuka menanam agar diikuti seluruh kabupaten/kota di NTB.

Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka NTB Drs. H. Fathul Gani, M.Si mengatakan, gagasan dari Gubernur Zul ini disambut baik oleh seluruh anggota Pramuka.

“Kegiatan ini juga sebagai Wujud Pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka”, papar Kak Fathul.

“Gerakan Pramuka Menanam tahun ini lebih diperluas target dan jenis tanaman yang ditanam. Bukan hanya tanaman pelindung, tapi mencakup berbagai jenis tanaman buah, sayur sayuran yang dibutuhkan setiap hari, dan bernilai ekonomis.

Kami akan terus turun di tiap wilayah, untuk melakukan pembinaan, memberikan edukasi serta mendroping aneka bibit tanaman.

Warga harus dibimbing tentang cara menanam yang baik, serta bagaimana memanfaatkan lahan yang ada, papar H. Fathul Gani yang juga merupakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) provinsi NTB.

Sebelumnya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., optimis target penanaman sejuta pohon melalui Gerakan Pramuka Menanam di tahun 2021 dapat tercapai.

“Salah satu hobi dan passion saya adalah menanam pohon. Ada kepuasan tak terkira melihat pohon yang kita tanam menjulang tinggi, membesar dan menghasilkan keteduhan, ” ucap Gubernur Zul di Bumi Perkemahan (Buper) Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (11/12).

ikp/diskominfotikntb




Tempat Pengolahan Sampah, BUMDes Sengkol Manfaatkan Lalat Tentara Hitam

NTB Bersih dan Zero Waste bukanlah pekerjaan  mudah, dibutuhkan kerjasama dan gotong royong untuk menyukseskan hal ini

LOTENG.lombokjournal.com –

Tempat pengolahan sampah dengan memanfaatkan lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF) diuncurkan di Dusun Kekale, Desa Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (08/12/20).

Saat meluncurkan tempat pengoahan sampah itu, Wagub menyebut, BUMDes Sengkol sebagai pelopor dalam pemanfaatan BSF ini.

BSF adalah jenis lalat yang bisa memberikan banyak manfaat bagi manusia. Khususnya dalam mengurai sampah organik.

Dalam alur kehidupannya, BSF yang awalnya berupa belatung, akan mengonsumsi material yang bersifat organik. Karenanya, keberadaannya dapat dimanfaatkan untuk menekan jumlah limbah organik yang menjadi masalah serius di berbagai daerah di NTB.

BSF sangat lahap dalam mengonsumsi sampah organik. Diperkirakan, 10.000 larva BSF sanggup menghabiskan 1 Kg makanan organik dalam 24 jam.

Jika satu betina BSF dapat menghasilkan 500 telur, maka hanya dibutuhkan 20 ekor betina yang bertelur untuk menghasilkan 10.000 larva untuk mereduksi 1 Kg sampah organik setiap hari.

Kemampuan alamiah dalam BSF inilah yang kini mulai diadaptasi di NTB. Dan hadirnya tempat pengolahan sampah dengan memanfaatkan BSF tersebut sangat diapresiasi oleh Wagub.

Wagub menilai, ini merupakan cerminan tekad besar dalam memaksimalkan pengelolaan sampah.

Menurut Wagub, NTB Bersih dan Zero Waste bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dan gotong royong untuk menyukseskan hal ini.

“Alhamdulillah, Sengkol bisa dikatakan sebagai desa pertama yang BUMDesnya mengolah BSF. Ini akan berhasil kalau kita konsisten, maka dari itu jangan sampai tidak serius,” jelas Wagub.

Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi ini mengaku bersyukur, banyak orang yang peduli terhadap lingkungan dan ingin memperjuangkan hal tersebut.

Salah satunya, Desa Sengkol yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan sehingga hal ini mampu terwujud dengan baik.

“Ini adalah awal membuktikan bahwa dari desa bisa menyuarakan satu pesan yang luar biasa kepada dunia bahwa sampah itu bisa dikelola menjadi berkah bukan menjadi musibah,” tutur Umi Rohmi.

Terakhir, Umi Rohmi mengajak untuk membuktikan bahwa pilot project ini bisa berhasil dan mampu untuk menginspirasi tempat-tempat lain di NTB bahkan di Indonesia.

“Insya Allah kalau kita mau bergerak bersama, tidak ada yang tidak bisa. Ini tidak sulit tapi bukan sesuatu yang tidak akan terealisasikan dengan baik selama kita kawal bersama,” katanya.

Kepala Desa Sengkol, Satria Wijaya berharap Pemerintah Provinsi NTB dan semua pihak terkait mampu memberikan dukungan dan bantuan untuk berkarya khususnya pada program BSF agar berjalan dengan lancar.

“Tentunya ini adalah langkah kecil bagi kami untuk bisa membangun dan membantu harapan Pemerintah Provinsi NTB untuk mewujudkan NTB bebas sampah,” tuturnya.

Kegiatan ini turut pula dihadiri Asisten II, Kepala Dinas LHK Provinsi NTB, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Kepala Dinas PMPD dan Dukcapil Provinsi NTB serta Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Rr/HmsNTB

 




Wagub Berharap PLN Gencarkan Program Pengolahan Sampah Jadi pellet RDF

Pabrik RDF akan dibangun tahun 2021 untuk memperbesar volume pengolahan sampah menjadi pellet bahan bakar, namun masih terkendala lahan

 MATARAM.lombokjournal.com

Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah berharap, agar program pengolahan sampah menjadi bahan bakar yang dilakukan oleh PLN bisa semakin digencarkan di tahun depan.

Program  pengolahan sampah menjadi pellet RDF (Refuse Derived Fuel) akan menjadi substitusi bahan bakar batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, Lombok Barat.

Audensi PLN

PLN melalui PT. Indonesia Power telah bekerjasama dengan Pemprov NTB untuk mengolah sampah menjadi pellet RDF yang berlokasi di TPA Regional Kebon Kongok. Pabrik pengolahan sampah yang bernama JOSS atau Jeranjang Olah Sampah Setempat itu diharapkan semakin optimal pemanfaatannya di tahun depan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menerima audiensi atau silaturahmi General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Ir. Lasiran di ruang tamu Wakil Gubernur, Jumat  (27/11/20).

Dalam kegiatan tersebut GM PLN juga  menyampaikan laporan program inovasi unggulan yaitu Command Center sebagai program yang melayani masyarakat dengan cepat.

Wakil Gubernur mengatakan, pabrik RDF rencananya akan dibangun tahun 2021 untuk memperbesar volume pengolahan sampah menjadi pellet bahan bakar. Namun saat ini masih terkendala oleh lahan.

“Lahannya yang masih kita cari, kalau lahannya cukup, kapasitasnya produksinya akan lebih besar,” ungkap Umi Rohmi, sapaan akrab Wagub.

Umi Rohmi mengatakan, program mengubah sampah menjadi pellet bahan bakar adalah satau satu program yang mendukung program Zero Waste.

Namun program Zero Waste itu tidak bisa hanya mengandalkan RDF saja, karena hal itu sebagai salah satu alternatif mendorong percepatan pemanfaatan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.

“Komposisi  sampah yang masuk di TPA Kebon Kongok tinggi juga kayunya, jadi itu yang bisa dimanfaatkan ke RDF.Tapi yang sampah lain seperti plastik juga harus dipikirkan hilirisasinya mau kemana,” katanya

Menanggapi program lahirnya PLN Command Center ini, Umi Rohmi mengatakan, ini adalah solusi dari respon cepat terhadap masalah listrik yang dialami oleh masyarakat.

“Sudah saatnya ada program ini, karena listrik butuh respon cepat, selamat untuk PLN atas inovasinya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Provinsi NTB,” tutupnya.

Sebelumnya General Manager PLN  Unit Induk Wilayah NTB Ir. Lasiran menyampaikan sejumlah program yang sedang dilakukan oleh PLN. Di antaranya pengolahan sampah menjadi pellet bahan bakar ini.

Pellet RDF ini menjadi bahan campuran batu bara (co-firing) dalam proses pembakaran di PLTU Jeranjang, Lombok Barat.

“Kami sudah koordinasikan dengan pengelola di Jeranjang, kalau pemerintah daerah di NTB bisa bantu artinya permasalahan sampah bisa terselesaikan,”ungkapnya.

Lasiran dalam kesempatan tersebut menjelaskan terkait dengan program inovasi Command Center yang akan diresmikan tanggal 1 Desember 2020 yang berada pada tiga lokasi yaitu Lombok Command Center, Sumbawa Command Center dan Bima Command Center.

“Ini sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Jadi jika ada gangguan begitu diterima laporan langsung ditransfer ke petugas terdekat dan diselesaikan lebih cepat,”ungkapnya.

Rr/HmsNTB




Kampus Zero Waste, Punya Bank Sampah Daring hingga Bayar SPP dengan Sampah

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) diharapkan menjadi kampus yang mampu mewujudkan NTB zero waste. Sehingga diharapkan menjadi kampus percontohan dalam mengelolah sampah bagi universitas dan perguruan tinggi lain di NTB

MATARAM.lombokjournal.com

Sejak 2019, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB, mendukung program unggulan NTB Zero Waste (Bebas Sampah) dengan berbagai inovasi dan terobosannya.

Salah satu terobosan yang gemilang yaitu dengan adanya kebijakan kampus yang membolehkan mahasiswa membayar kuliah dengan sampah.

Tidak hanya itu, kampus UNU NTB juga menyediakan bank sampah yang didukung dengan sistem online yaitu, aplikasi “mySmash” untuk mencatat transaksi sampah yang disetorkan pada bank sampah.

Mahasiswa UNU juga dapat mengecek saldo sampah yang mereka miliki, lalu kemudian dikonversi menjadi uang.

“Melihat terobosan itu, UNU NTB layak menjadi kampus yang paling terdepan untuk mewujudkan NTB zero waste,” hal itu dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom, saat membuka pengenalan pengelolaan sampah berbasis universitas di Aula UNU NTB, Kamis (26/11/20).

Dijelaskan Madani sapaan akrabnya Kadis LHK itu, Program NTB bebas sampah atau zero waste merupakan program unggulan yang tertuang dalam Misi NTB Asri dan Lestari.

Zero waste atau bebas sampah merupakan salah satu ikhtiar Pemerintah Provinsi NTB dibawah kepemimpinan Dr. Zul-Ummi Rohmi terhadap revolusi di bidang lingkungan.

Menurut Madani, sampah akan tetap menjadi sumber penyakit jika dibiarkan begitu saja. Sebaliknya, sampah akan menjadi berkah dan memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan jika dikelolah dengan baik.

“Masalah sampah tidak pernah habis dibicarakan, kesadaran masyarakat pun untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih kurang. Karena itu, diharapkan kepada mahasiswa UNU untuk lebih intens lagi untuk mensosialisasikan kepada masyarakat,” harap Madani yang didampingi Firmansyah, Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas LHK NTB.

Menurut data Dinas LHK Provinsi NTB, sebanyak 20 persen sampah di NTB dapat ditangani. Dan sebanyak 80 persen belum dikelola dengan baik.

Sampah-sampah ini tersebar di berbagai tempat seperti, sawah, kebun, lingkungan masyarakat bahkan sebagian besarnya bermuara ke laut. Akibatnya, eksosistem laut terancam rusak, ikan dan hewan laut mati akibat tercemar oleh sampah.

“UNU sudah mulai dengan hal-hal terkecil. Bahwa mengelolah sampah adalah berkah. Kunci pertama mengelolah sampah adalah memalukan pemilahan dari rumah,” ucapnya di hadapan puluhan mahasiswa kampus UNU.

Pengenalan pengelolaan sampah ini, diharapkan mampu memancing peran aktif mahasiswa untuk lebih terlibat hingga mensosialisasi kepada masyarakat secara luas.

UNU juga diharapkan menjadi kampus yang mampu mewujudkan NTB zero waste. Sehingga diharapkan menjadi kampus percontohan dalam mengelolah sampah bagi universitas dan perguruan tinggi lain di NTB.

Kegiatan pengenalan sampah kepada mahasiswa ini merupakan rangkaian kegiatan “Zero Waste Goes to Campus” yang sebelumnya sukses diselenggarakan di Kampus Universitas Cordova, Kabupaten Sumbawa Barat, 7 November lalu.

IKP@diskominfotik_ntb




Penanaman Pohon di Kawasan Mandalika, Kepala BNPB Sumbang Bougenvil dan Flamboyan

Kawasan Mandalika harus dipenuhi bunga dan pohon, untuk Kurangi longsor dan banjir

LOTENG.lombokjournal.com

Aksi penanaman pohon Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah (Loteng dilakukan oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Doni Monardo di Kawasan Mandalika, Jum’at (13/11/20)

Gubernur mengaku kedatangan Kepala BNPB ke NTB selalu konsen terhadap penghijauan.

Ia mengharapkan dengan adanya penghijauan di kawasan Mandalika yang ditetapkan sebagai destinasi super prioritas nasional, menjadi langkah awal untuk mendukung perhelatan MotoGP tahun depan.

“Jadi nanti kita ajak anak-anak SMA/SMK untuk menghijaukan area ini. Saya kira anak-anak SMA/SMK akan senang sekali untuk hadir disini,” jelasnya.

Bunga bougenvil dan flamboyan

Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan dirinya sangat terkesan dengan kawasan Mandalika yang begitu indah. Ia sangat yakin dengan potensi yang dimiliki oleh Provinsi NTB ini akan mampu magnet yang dikenal dunia.

“Karena kawasan Mandalika adalah kawasan prioritas nasional dan ini tentunya tidak kalah dengan daerah lain,” jelasnya.

Doni mengatakan, pihaknya akan menyumbangkan sejumlah tanaman bunga seperti bougenvil dan flamboyan untuk memperindah kawasan Mandalika.

Dalam lima tahun ke depan, kawasan Mandalika harus dipenuhi bunga dan pohon untuk mengurangi risiko longsor dan banjir.

“Saya yakin orang semakin banyak datang ke Lombok karena menikmati keindahan alamnya,” jelasnya.

Kegiatan ini turut pula diikuti Kapolda NTB, Danrem 162/WB, Asisten I dan II Setda NTB, sejumlah Kepala OPD lingkup Pemprov serta jajaran PT. ITDC.

Rr/HmsNTB




Menghentikan Kerusakan Hutan, Kesepakatan Forkopimda NTB

Seluas 53 persen dari keseluruhan  luas NTB merupakan kawasan hutan yang rusak

MATARAM.lombokjournal.com

Forkopimda NTB kompak menyuarakan komitmen untuk menghentikan laju kerusakan hutan di Nusa Teggara Barat (NTB).

Kesepakatan Forkopimda NTB itu terungkap setelah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait dengan perkembangan, perlindungan dan pengamanan hutan serta kondisi hutan di Provinsi NTB, di Pendopo Gubernur NTB, Kota Mataram, Sabtu (24/10/20) malam

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc. menyampaikan, pembalakan liar yang terjadi semakin masif, dibutuhkan sinergi semua stakeholder untuk menghilangkan pembalakan hutan di NTB.

Faktanya, sudah banyak hutan yang hilang dan sumber air menjadi berkurang.

“Kami juga melihat banyak dari masyarakat membuka lahan dengan membakar hutan dan ini sangat disayangkan, ketika kami menggunakan heli melihat hutan yang banyak dibakar,” ungkap Bang Zul.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom, BScF. M.Si, mengatakan, kawasan hutan di NTB seluas 53 persen dari keseluruhan  luas NTB merupakan kawasan hutan yang rusak.

Ini  akibat pembalakan dan kebakaran hutan yang mencapai 360.000 hektar sampai Oktober 2020.

“Kerusakan hutan terdiri dari illegal logging, peladangan hutan, penggarapan hutan adat, pembuatan pemukiman dan lain-lain,” paparnya.

Pemetaan kawasan hutan

Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., menyampaikan, perlu dilaksanakan apel gelar Muspida tentang saling menjaga hutan.

Selain itu perlu dilakukan pemetaan terhadap kawasan hutan yang digelar dengan peta topografi tentang kawasan yang boleh dan tidak boleh dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya, untuk menanam jagung, serta penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

“Kita proses oknum-oknum yang ikut serta dalam pembalakan liar, dan kita juga harus mempedomani peta-peta yang boleh ditanam jagung dan mana yang tidak boleh ditanam jagung,” pungkas Danrem.

Demikian juga Wakapolda NTB Brigjen Pol Asby Mahyuza mengatakan hal sama. Kajati NTB Nanang Sigit Yulianto dan peserta rapat lainnya menyampaikan, perlu segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah kerusakan hutan yang berkelanjutan di NTB.

Serta membentuk Tim terpadu yang terkoordinasi melibatkan seluruh stakeholder agar dalam pelaksanaan tugas di lapangan dapat berjalan baik dan lancar.

Dari pembahasan dalam rapat tersebut diperoleh beberapa kesimpulan penting, yang disampaikan oleh Gubernur NTB.  Pertama, melarang kayu keluar dari Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok untuk  pengiriman kayu terutama illegal logging.

Kedua, menugaskan Dinas LHK untuk membuat peta wilayah mana yang boleh dan tidak boleh ditanami jagung untuk menghindari penjarahan hutan yang berkelanjutan. Ketiga, Tim Gugus Tugas Kehutanan dan Illegal Logging diperkuat dengan melibatkan masyarakat, tokoh agama, organisasi pemuda dan lainnya.

Keempat, segera meminta masukan yang sistemik dan komprehensif dari para ahli dan aktivis lingkungan agar NTB dihijaukan kembali sehingga hutan kembali asri dan lestari.

Hadir mengikuti Rakor tersebut Dir Intel Polda NTB Kombes Pol Drs. Rahayu Irianto, Danlanud ZAM Kolonel Pnb Andry Gandhi, Sekda NTB Drs. Lalu Gita Aryadi, M.Si., Kasiintel Kasrem 162/WB Kolonel Inf Setiya Asmara, S.IP, Kasi Gakkum Dinas LHK Hastan Wirya, SH.

Rr/HmsNTB




NTB Zero Waste dan NTB Hijau, Wagub Tegaskan Pentingnya Sinergi dengan Kabupaten/Kota

MATARAM.lombokjournal.com

Program terkait NTB Zero Waste dan NTB Hijau selalu menjadi perhatian Pemerintah Provinsi NTB di kala pandemi Covid-19.

Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang memimpin rapat terkait Zero Waste dan NTB Hijau di Ruang Anggrek menegaskan, sinergi pemerintah kabupaten/kota harus terus dijalankan agar semua berjalan dengan baik.

“Apalagi sebentar lagi masuk musim hujan, jangan sampai lengah. Banyak spot yang harus diperhatikan, semua harus bekerja sama dengan kabupaten/kota,” jelas Wagub, Senin (05/10/20).

Umi Rohmi tersebut menyampaikan, seluruh rencana dan program-program yang akan berjalan nantinya harus direncanakan dengan matang.

Hal ini untuk meminimalisir kurangnya komunikasi antar perangkat daerah.

“Sekarang bagaimana kita mengatur strategi dengan Kadis DPMPD agar rencana-rencana bisa diterapkan untuk saat ini di desa-desa dan harus dibicarakan teknisnya supaya bisa terkejar,” ungkap Umi Rohmi.

Selain itu juga pada rapat yang dihadiri pula oleh Kepala Dinas DPMPD Prov. NTB, Umi Rohmi meminta untuk kerja secara menyeluruh dan merata.

Khususnya terkait Desa Wisata, pihak Dinas Pariwisata harus bersinergi dengan Dinas DPMPD untuk melakukan perencanaan yang lebih memperhatikan lingkungan dan fokus terhadap pelestarian lingkungan.

“Semua perencanaan sangat berorientasi pada lingkungan bukan malah berdampak pada lingkungan. Justru, harus menghijaukan lingkungan dan melestarikan lingkungan,” jelas Umi Rohmi.

Umi Rohmi berharap agar semua perencanaan terintegrasi dan berkoordinasi baik dengan aparatur desa dan OPD sehingga progress dari sinergi berjalan dengan baik.

Rr/HmsNTB




NTB Zero Waste, Paling Banyak Mengundang Perhatian

Program Zero Waste atau bebas sampah menonjolkan model pengelolaan sampah yang memperlakukan sampah sebagai sumber daya

MATARAM.lombokjournal.com — Pemprov NTB memiliki banyak program unggulan yang bergulir sejak pasangan Dr. H Zulkieflimansyah dan Dr. Hj Sitti Rohmi Djalilah diberi amanat untuk memimpin Provinsi NTB mulai bulan September 2018.

Beberapa program unggulan itu antara lain Revitalisasi Posyandu, Zero Waste, Program Beasiswa, NTB Hijau, Industrialisasi hingga Desa Wisata.

Sebagian besar masyarakat NTB merespon positif semua program unggulan tersebut. Hal itu bisa dilihat dari respon masyarakat di media online dan media sosial melalui komunikasi interaksional atau engagement.

Namun dari semua program unggulan tersebut, terpantau ada beberapa program yang paling banyak mencuri perhatian masyarakat.

Berdasarkan laporan analitik PRCC Humas dan Protokol Provinsi NTB terhadap delapan program unggulan sejak Mei hingga September 2020, program NTB Zero Waste dan NTB Hijau yang paling banyak mengundang respon netizen, baik berupa like, komentar dan share.

“NTB Zero Waste dan NTB Hijau merupakan program unggulan NTB yang paling banyak mendapatkan perhatian dari netizen, terutama Zero Waste. Terbukti dengan total engagement terbanyak yaitu 87.588 engagement dengan rata-rata engagement sebanyak 6.256, 2 engagement dalam satu pekan saja,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB Najamuddin Amy, S.Sos, MM, Minggu (20/09 September/20).

Ia mengatakan, program Zero Waste atau bebas sampah merupakan program yang selalu digaungkan oleh Pemprov NTB, dengan menonjolkan model pengelolaan sampah yang memperlakukan sampah sebagai sumber daya.

Program ini merupakan penerapan konsep pengelolaan sampah berbasis pengurangan jumlah sampah, daur ulang sampah, penggunaan kembali sampah, dan konsep ekonomi sirkuler.

Pemprov NTB mewujudkan NTB Zero Waste melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui Bank Sampah dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Selain itu dilaksanakan dengan kerjasama pengelolaan sampah antara pemprov, pemerintah kabupaten/kota dan non-pemerintah.

“Kita juga sedang berupa mengembangkan industri pengolahan dan daur ulang sampah, seperti industri waste to product atau industri pusat daur ulang sampah. Industri waste to energy dan industri pengolah limbah B3,” terang Bang Najam, sapaan akrabnya.

Program NTB Hijau merupakan salah satu bentuk komitmen Pemprov NTB dalam menyelamatkan lingkungan dan konservasi hutan yang dilakukan mulai dari bagian hulu hingga hilir. Arti strategis

NTB Hijau adalah perlunya tindakan lokal dalam krisis pemanasan global. Butuh penanganan cepat untuk mengendalikan laju kerusakan hutan dan komitmen mewarisi lingkungan hijau untuk anak cucu.

Dengan kata lain, program NTB Hijau adalah upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengembalikan fungsi hutan yang selama ini banyak yang gundul.

Pemerintah Provinsi berkomitmen untuk terus menanam pohon untuk memberikan harapan generasi NTB di masa yang akan datang, sehingga mereka dapat melihat dan menikmati rimbunnya pohon dan hutan di NTB.

“NTB Hijau masalah besar yang harus dilakukan secara bersama-sama dengan semua stakeholder. Kita tidak mau daerah ini menjadi tandus atau sumber mata air banyak yang hilang. Karena itulah peningkatan kualitas hutan dan lingkungan juga menjadi salah satu perhatian Pemprov NTB,” tambahnya.

Dari delapan program unggulan yang dianalisis oleh PRCC Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, program Industrialisasi mendapatkan engagement sebanyak 47.922 dengan rata-rata engagement per pekan sebanyak 3.423.

Selanjutnya program Desa Wisata dengan jumlah engagement sebanyak 44.501 dengan rata-rata engagement per pekan sebanyak 3.178. Program JPS Gemilang dengan total engagement sebanyak 35.774 dengan rata-rata engagement sebanyak 2.555 per pekan.

Program unggulan Revitalisasi Posyandu memiliki engagement sebanyak 12.166 dengan rata-rata engagement per pekan sebanyak 8.69. Sementara program I-Shop, Desa Tangguh Bencana, dan Beasiswa NTB memiliki engagement antara 7 ribu sampai 13 ribuan selama lima bulan terakhir.

BACA JUGA; 

Dua Tahun ‘Zul-Rohmi’, Bangun Industri dan UMKM di Tengah Bencana

“Seluruh program unggulan NTB mendapatkan total engagement berupa like, comment, share dari netizen sebanyak 255.336, dengan rata-rata engagement sebanyak 2.279 dalam satu pekan,” terangnya.

Platform media apa yang menjadi kanal pembicaraan netizen tentang program unggulan NTB ?. Dari data PRCC terlihat platform media yang paling sering digunakan netizen dalam pembicaraan tentang program unggulan NTB yaitu Instagram sebanyak 47 persen, Facebook sebesar 42 persen, twitter hanya 1 persen dan media online sebanyak 10 persen.

HmsNTB

 




Dipuji Gubernur Sebagai Kota Terbersih di Indonesia, Masih Banyak Tempat Kumuh di Kota Mataram

Selain di kali dekat Islamic Center, tempat lain yang paling kentara terlihat kumuh adalah Sungai Jangkok, terutama yang lokasinya di samping Kelurahan Dasan Agung

MATARAM.lombokjournal.com — Pada perayaan ulang tahun Kota Mataram ke-27 , Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah memuji banyaknya penghargaan yang diraih Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB.

Salah satunya penghargaan Adipura dengan ukuran sebagai kota terbersih di Indonesia beberapa tahun silam.

Pemerintah Kota Mataram bisa bangga dengan pujian itu Tapi, saat ini masih banyak tempat kumuh di Kota Mataram.

Yang paling jelas, kali di pusat Kota Mataram, yang membelah salah satu bangunan ikonik Kota Mataram Islamic Center, airnya menghitam dengan tumpukan sampah yang menimbulkan bau tak sedap.

Dari pantauan lombokJournal.com, Selasa, (01/09/2020), di kali tersebut sampah-sampah bertimbunan memenuhi badan kali.

Pemandangan semakin buruk oleh air kali yang menghitam, dan tidak mengalir deras. Bau busuk yang menguap ke udara selain mengganggu pengunjung Islamic Center dan pengguna Jalan Udayana yang lewat,.

Selain itu,  juga menggannggu pengguna Kantor Pelayanan Imigrasi yang jaraknya begitu dekat dari lokasi kali kumuh.

Joni Suhaidi, salah seorang warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat kali tersebut mengaku  pemerintah sudah berusaha membersihkan kali tersebut.

Namuni minimnya tenaga kebersihan dan lemahnya pengawasan terhadap warga kota yang menjadikan kali tersebut sebagai lokasi akhir pembuangan sampah, membuat kali tetap dipenuhi sampah.

“Kalau di sekitar sini bisa kita jaga. Tapi yang di atas sana. Seringnya buang sampah malam. Ini kalau saya tidak di sini di baliho dilarang buang sampah itu mereka timbun,” ujarnya sambil menunjuk tulisan yang berisi peringatan agar masyarakat tidak membuang sampah ke kali.

Wartawan lombokJournal.com juga mendapati beberapa petugas kebersihan dari dinas Pekerjaan Umum sedang membersihkan kali.

Dengan alat seadanya, mereka terlihat kesulitan membersihkan timbunan sampah yang pada akhirnya dibiarkan menumpuk begitu saja.

“Kalau mereka (petugas kebersihan) pulang, banyak lagi yang buang sampah di sini,” terang Joni.

Selain di kali dekat Islamic Center, tempat lain yang paling kentara terlihat kumuh adalah Sungai Jangkok, terutama yang lokasinya di samping Kelurahan Dasan Agung.

Terlihat banyak tumpukan sampah warga sepanjang bantaran sungai.

Kenyataan tersebut tentu jadi ironi Pemerintah Kota Mataram yang dalam perayaan ulang tahun ke 27-nya mendapat pujian Gubernur NTB sebagai Ibu Kota Provinsi yang pernah meraih penghargaan kota terbersih.

“Kota Mataram telah memperoleh Kota Adipura, Kota Layak Anak, Kota Peduli HAM, WTP, Sakip Award, Anugerah KIP, TOP Instansi Pemerintah,Top Pelayanan Publik dan lain sebagainya,” ungkap Gubernur dalam sambutannya pada perayaan ulang tahun Kota Mataram ke-27, Senin (31/08/2020) kemarin di Kantor Wali Kota Mataram.

Ast