Bermaksud Konfirmasi Tersangka Kasus Korupsi, Wartawan Tempo Dianiaya  

Resiko mengalami tindak kekerasan membayangi pekerjaan jurnalis. Seperti menimpa Nurhadi, jurnalis majalah Tempo, yang mengalami peyekapan, pengancaman dan perampasan alat kerjanya

MATARAM.lombokjournal.com

Nurhadi mengalami tindak kekerasan saat menjalankan penugasan dari redaksi Majalah Tempo untuk meminta konfirmasi kepada mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan,  Angin Prayitno Aji.

Konfirmasi itu penting dilakukan karena Angin sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus suap pajak.

Penganiayaan itu diduga dilakukan sejumlah pengawal Angin Prayitno Aji, alasannya karena Nurhadi masuk tanpa izin ke acara resepsi pernikahan anak Angin, di Gedung Graha Samudera Bumimoro (GSB) di kompleks Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan laut (Kodiklatal) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/03/21) malam.

Saat itu Nurhadi dibekuk, ditampar, seta dipukul di beberapa bagian tubuhnya. Untuk memastikan Nurhadi tidak melaporkan hasil reportasenya, dia juga ditahan selama dua jam di sebuah hotel di Surabaya.

Wahyu Dhyatmika, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo dalam keterangan persnya menjelaskan, peristiwa tersebut merupakan serangan terhadap kebebasan pers, dan melanggar KUHP serta Undang Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

“Tempo mengutuk aksi kekerasan tersebut dan menuntut semua pelakunya diadili serta dijatuhi hukuman sesuai hukum yang berlaku,” kata Wahyu Dhyatmika dalam keterangannya.

Peristiwa penganiayaan ini dinilai Tempo merupakan tindak pidana. Setidaknya dua aturan dilanggar, yakni pasal 170 KUHP mengenai penggunaan kekerasan secara bersama-sama terhadap orang atau barang.

Dan pasal 18 ayat 1 UU Pers tentang tindakan yang menghambat atau menghalangi kegiatan jurnalistik. Ancaman hukuman untuk pelanggaran ini adalah seberat-beratnya  lima tahun enam bulan penjara.

Redaksi Tempo menyatakan sikap, meminta Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta menindaklanjuti kasus kekerasan terhadap jurnalis Tempo dan memeriksa semua  anggotanya yang terlibat. Agar pelakunya dibawa ke meja hijau untuk menerima hukuman setimpal, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diminta memerintahkan jajarannya di Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri untuk memproses pelaku secara disiplin profesi.

“Dan memastikan kasus ini merupakan aksi kekerasan terakhir yang dilakukan polisi terhadap jurnalis,” kata Dhyatmika.

Tempo mohon bantuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Dewan Pers, untuk melindungi korban dari ancaman kekerasan lebih lanjut dan mengawal proses hukum atas kasus ini.

Selain itu, Tempo menghimbau semua pihak k menghormati kerja-kerja jurnalistik yang dilindungi oleh UU Pers, demi terjaminnya hak publik untuk tahu dan mendapatkan informasi yang akurat mengenai isu-isu yang penting bagi orang banyak.

Kronologi penganiayaan

Dalam catatan tertulis, Nurhadi menjelaskan penganiayaan yang menimpanya. Menurutnya, ia tiba di Gedung Graha Samudra Morokembang, Surabaya sekitar pukul pukul 18.25 WIB.

Sesuai penugasan redaksi Majalah Tempo, ia datang untuk konfirmasi ke mantan Direktur Pemeriksaan Ditjen Pajak Kemenkeu Angin Prayitno Aji yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Nurhadi

Karena tidak semua orang bisa bebas keluar masuk, akhirnya ia masuk Bersama seorang temannya melalui pintu samping. Di dalam, Nurhadi sempat dua kali memfoto pelaminan.

Sebenarnya, Nurhadi  hanya ingin memastikan Angin yang berbesan dengan dengan Kombes Ahmad Yani, mantan Karo Perencanaan Polda Jatim, berada di sisi kiri mempelai atau kanan. Tapi Nurhadi tidak menyadari, di depan/dekat pintu utama ada keterangan hadirin tidak boleh memfoto.

Nurhadi Bersama temannya memutar sampai ke pintu samping jalan masuknya tadi. Disana, laki-laki berseragam menghampirinya, “Kamu tamunya siapa?”

Karena tak bisa membuktikan siapa pengundangnya, Nurhadi dibawa ke belakang, didorong oleh ajudan Angin, dibentak, HP nya diambil. Kemudian dibawa keluar oleh anggota TNI yang bertugas jaga di luar. Kemudian dimasukkan ke mobil patroli dan dibawa ke pos mereka. Tidak Ada tindak kekerasan di pos itu.

Nurhadi dibawa balik ke tempat acara saja. Ia diturunkan di belakang Gedung Samudra Morokembang, dekat musala. Rupanya sudah banyak yang menunggu, ada ajudan Angin, polisi, sampai puluhan. Baru turun dari mobil sudah dipukul, dikiting, ditampar.

Kata Nurhadi, paling kejam si ajudan Angin, bahkan sempat bilang, mau pilih UGD atau kuburan.

Nurhadi sempat diberi Rp 600 ribu tapi ditolaknya. Karena ia menolak, Nurhadi ditampar dan ditendang. Mereka memaksa Nurhadi  memegang uang itu, lalu difoto-foto. Ajudan Angin juga bilang, “Tempo itu kemarin foto-foto rumah Pak Angin. Kamu mau kubawa ke Jakarta? Nggak bakalan lihat matahari besok pagi.”

Lalu Ajudan Angin memukul perut, dada, menggampar kuping. Tiap menyampaikan pertanyaan, belum menjawab, dia langsung main tampar. Nurhadi sempat salah buka password HP, langsung ditampar dan dijotos.  Kalau Nurhadi tidak mau membuka hp dan email, langsung mendapat tamparan. Ajudan itu  merestart hpnya sehingga semua data-datnya hilang.

Para anak asuh Kombes Ahmad Yani juga mengerubungi. Mereka bertanya, dikiranya Tempo mau menulis soal resepsi. Padahal sudah berulang kali saya jelaskan bahwa kami hanya ingin konfirmasi ke Angin terkait kasus korupsi.

Kejadian penyiksaan ini berlangsung sekitar dua jam. Orang-orang itu tiap bertanya diiringi tamparan dan jotosan.

“Saya diperlakukan seperti maling. Bahkan lebih buruk,” kata Nurhadi.

Waktu resepsi selesai, Nurhadi diserahkan ke anak asuh Kombes Ahmad Yani, Purwanto dan Firman, yang sebeumnya juga ikut menjotos Nurhadi. Keduanya mengaku anggota Binmas Polda Jatim. Nurhadi dan temannya Fahmi dibawa Purwanto dan Firman ke Hotel Arcadia.

Saat di hotel, Nurhadi kembali menyampaikan tidak bisa menerima uang itu. Kalaupun dibawa, nanti akan dikembalikan oleh redaktur entah bagaimana caranya. Pur dan Firman sempat emosi.

“Sudahlah bawa saja. Ini sebagai pengganti hp rusak,” bentaknya.

Nurhadi sempat diajak ngobrol di hotel sekitar satu jam. Mereka butuh jaminan bahwa foto tidak akan keluar, dan Nurhadi  sudah memastikan itui. Mereka koordinasi langsung dengan Ahmad Yani. Segala omongan direkam dan dikirim ke Ahmad Yani. Bahkan saat saya menelepon Linda atau Moses menggunakan HP Fahmi juga mereka rekam dan dikirim ke Ahmad Yani.

Mereka meminta peritiwa anggap aja selesai dan mengantar sampai rumah. Kalau tidak mau diantar, mereka mengancam akan menjerat saya dengan UU ITE.

“Nggak enak karo sampeyan Mas,” kata Pur dan Firman.

Nurhadi tiba di rumah sekitar pukul 01.00, dan saat hendak turun dari mobil, ia menaruh uang itu di dekat persneleng.

Rr

(Sumber; Tempo)




Ma Kyal Sin, Mahasiswi yang Tewas Ditembak Militer Myanmar

Sosoknya memberi inspirasi banyak orang, sosokya seolah menyiratkan selalu ada harapan dalam setiap aksi turun di jalan

MATARAM.lombokjournal.com

Ma Kyal Sin,  remaja berusia 19 tahun yang akrab disapa Angel, terbunuh ditembus peluru miiter Myanmar. Angel terlibat aksi unjuk rasa menolak kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Sat mengikuti aksi, ia mengenakan kaus yang bertuliskan “Everything Will Be OK” (semua akan baik-baik saja).

Setelah militer mengkudeta, terjadi pemberontakan di mana-mana yang membuat beberapa wilayah di Myanmar sangat berbahaya. Gelombang protes bergejolak, membuat militer dan polisi mata gelap dan menembaki tiap kerumunan. Dan Rabu (03/03/21) muncul korban dari para demonstrans. Sedikitnya 38 orang pengunjuk rasa tertembak, salah satunya adalah Ma Kyal Sin atau Angel.

Kematian Kyal Sin, dan kematian para pengunjuk rasa muda lainnya, telah muncul sebagai titik nyala baru bagi pengunjuk rasa demokrasi di Myanmar, yang berjuang untuk memulihkan pemerintahan sipil, yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, dan menggulingkan militer dari kekuasaan.

Foto-foto Kyal Sin yang ditangkap beberapa saat sebelum kematiannya — dengan kacamata mata bening tergantung di lehernya, tatapannya menantang — menjadi simbol dari gerakan yang dipimpin oleh pemuda menghadap ke bawah jenderal bersenjata yang secara brutal menghancurkan pemberontakan sebelumnya

Remaja dan mahasiswi pemilik nama Chinese Deng Jia Xi itu ikut demonstrasi karena ingin krisis politik soal kudeta militer Myanmar segera berakhir. Ia dikenal sebagai atlet taekwondo yang pernah menjadi juara di kota Mandalay, Myanmar, selain itu Kyal Sin juga aktif sebagai penari di DA-Star Dance Club Mandalay. Sebagai peserta aksi ia sangat peduli keselamatan rekan-rekannya.

“Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya, duduk, duduk, peluru akan mengenaimu.” ujar Myat Thu seperti ditulis Smh.com, Kamis (04/03/21).

Kematian Angel, remaja yang seolah tak kenal rasa takut. Myat Thu, pria berusia 23 tahun, berada bersama Angel saat demonstrasi. Ia mengenang remaja itu sosok yang sangat peduli. Myat Thu menyebut Angel begitu melindungi orang lain sebagai teman.

“Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang kawan,” tutur Myat Thu.

Tewasnya mahasiswi bernama Ma Kyal Sin berhasil menarik simpati dunia. Ia disebut banyak orang sebagai contoh nyata revolusioner sejati. Banyak tweet dari netizen yang berikan dukungan untuk aksi perjuangan Angel yang sangat heroik tersebut.

RIP Ma Kyal Sin. One of many shot by the Myanmar military today. I’m so sad & wish that I could do more than paint these pictures. Int’l community don’t look away. Keep the pressure on. It is the least we can do for the people of Myanmar, (RIP Ma Kyal Sin. Salah satu korban dari banyak tembakan oleh militer Myanmar hari ini. Saya sangat sedih danberharap saya bisa melakukan lebih dari sekadar melukis gambar-gambar ini. Komunitas internasional jangan berpaling. Terus tekan. Itu setidaknya yang bisa kami lakukan untuk rakyat Myanmar)” tulis akun Twitter @tamyumkung.

Kyal Sin telah tewas oleh peluru militer dan sosoknya memberi inspirasi banyak orang, sosokya seolah menyiratkan, selalu ada semangat baik dan harapan dalam setiap aksi turun di jalan.

Hari Kamis (04/03) pelayat berkumpul untuk prosesi pemakaman Kyal Sin di Mandalay, beberapa di antara kerumunan membawa fotonya. Saat Kyal Sin dimakamkan, protes berkobar lagi di kota-kota besar, termasuk Yangon dan Myingyan, dan lagi memakan korban empat orang tewas.

She sacrificed her life to teach us there is a hope. This is a must-win revolution (Dia mengorbankan hidupnya untuk mengajari kita bahwa ada harapan. Ini adalah revolusi yang harus dimenangkan) ” tulis akun Twitter @AungNaingSoeAns.

Saat gejolak aksi hari Rabu (03/03) itu, sedikitnya peluru militer Myanwar menewaskan 38 Orang. Tapi Christine Schraner Burgener di laman berita New York sudah ada lebih 50 orang tewas sejak kedeta militer hari Sennin tanggal 1 Februari lalu.

“Bagaimana kita bisa mengawasi situasi ini lebih lama lagi?” kata Christine Schraner Burgener,

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, kepada wartawan mengatakan, militer menggunakan senapan mesin ringan 9mm dan senjata otomatis lainnya untuk menembak kepala warga sipil.

“Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi pada 1 Februari lalu. Kami mencatat hari ini, hanya hari ini saja, 38 orang sudah tewas. Sekarang kami mencatat ada lebih dari 50 orang tewas sejak kudeta berlangsung dan banyak sekali yang terluka,” kata Burgener kepada New York, Kamis (04/03/21).

Salah satu yang tertembak kepala itu adalah Angel. Sebelum meninggal, Angel sempat menuliskan pesan menyayat hati bagi siapapun yang membaca pesannya.

Ia menulis pesan itu; “Jika saya terluka dan tidak dapat kembali dengan kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan bagian tubuh saya yang berguna kepada seseorang yang membutuhkan”.

Tagar #RestinPeace dan #RestinPower mendadak menjadi trending, dan semua ucapan itu sebagai simpati mendalan yang ditujukan untuk Ma Kyal Sin yang dianggap sebagai seorang pahlawan sejati.

Kudeta militer di Myanmar

Aksi besar yang terjadi di beberapa tempat di Myanmar kembali dilatarbelakangi adanya isu kecurangan dalam pemilihan umum yang diadakan pada bulan November 2020. Waktu itu, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi memenangkan 83 persen suara dalam pemilu Myanmar.

Tapi para pemimpin militer menuduh penipuan penipuan sebanyak 10 juta suara, dan militer menolak untuk mengakui hasilnya. Peristiwa kudeta yang dilakukan militer itu menyingkirkan Aung San Suu Kyi yang sejauh ini menjadi harapan rakyat Myanmar.

Rakyat Myanmar marah, protes massal terjadi di beberapa tempat setelah para jenderal menangkap Suu Kyi, yang memimpin pemerintahan sipil dalam peran sebagai penasihat negara. Presiden Win Myint serta menteri lainnya, merebut kekuasaan melalui kudeta.

Gerakan protes itu menarik simpati rakyat, dan militer Myanmar pun menanggapi dengan kebrutalan, menembak secara acak ke kerumunan dan menembaki pengunjuk rasa.

Para penembak itu memang bermaksud membunuh — mengincar kepala atau dada pengunjuk rasa —  sebagai taktik pengendalian massa. Militer berharap kematian mereka akan membuat pengunjuk rasa melarikan diri dan membubarkan kerumunan.

Utusan PBB Schraner Burgener menceritakan pertemuannya dengan Wakil Panglima Militer Myanmar Soe Win. Saat itu ia memperingatkan bahwa militer akan menghadapi hukuman dan isolasi sebagai tindakan internasional atas kudeta tersebut.

Dan jawabannya adalah: “Kami terbiasa dengan sanksi, dan kami selamat,’” kata Soe Win.

“Ketika saya juga memperingatkan mereka akan masuk ke isolasi, jawabannya adalah: ‘Kita harus belajar berjalan hanya dengan beberapa teman,” tutur Christine Schraner Burgener.

Rr




Anak Terlantar Viral di Medsos, Gubernur Beri Perhatian Serius

Rehan sendiri tinggal di kakek dan neneknya dalam pengasuhan yang tidak layak

MATARAM.lombokjournal.com

Seorang yang sehari-hari bekerja mengangkat batu emas, Rayhanun (15) yang biasa dipanggi Rehan, di Kabupeten Sumbawa Barat (KSB), diberikan perhatian khusus lantaran masuk dalam kategori anak terlantar.

Menurut Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) untuk Kabupaten Sumbawa Barat, Zakariah,  memberikan penjelasan terkait dengan kondisi Rayhanun yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak.

Rehan tinggal di RT 012/RW 006 Dusun Jembatan Kembar, Desa Senayan Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat.

Ayah Rehan sudah meninggal dunia dan hanya memiliki ibu. Namun kini ibu Rehan yang bernama Rohan,i sudah menikah lagi dan hidup bersama suaminya. Rehan sendiri tinggal di kakek dan neneknya dalam pengasuhan yang tidak layak.

“Kondisi tempat tempat tinggal Rehan sangat tidak layak huni. Kakek dan neneknya masih berstatus sebagai warga Lombok Timur sebenarnya, dan belum mengurus surat pindah. Kakek dan nenek Rehan sudah tinggal di Sumbawa Barat selama kurang lebih 5 tahun,” tutur Zakariah, Selasa (08/1220).

Rehan merupakan anak yang memerlukan perlindungan khusus (AMPK) kategori anak terlantar. Keseharuan Rehan sempat viral di medsos facebook, karena dalam usia yang masih belia bekerja mengangkat batu emas di sekitar  tempat tinggalnya.

Rehan menjadi buruh angkut batu emas karena ia dan neneknya tidak punya uang untuk membeli beras. Anak ini hanya mampu sekolah sampai tigat SD yang diselesaikannya tahun 2019.

“Dia masih mau melanjutkan pendidikan,” cerita Zakaria.

Aksi cepat tanggap pekerja sosial

Tiindakan penelusuran yang dilakukan oleh Sakti Peksos yaitu kunjungan ke tempat tinggal kakek dan nenek Rehan untuk assesment kasus.

Setelah Peksos berkunjung ke tempat tinggal anak dan menanyakan prihal pendidikannya, Rehan siap melanjukan pendidikan di YPA (Yayasan Peduli Anak) Mataram.

“Kami berkunjung juga ke tempat ibu Rehan untuk menjelaskan kelanjutan pendidikannya. Kita melengkapi berkas untuk melanjutkan pendidikan Rehan dan tentunya berkoordinasi dengan pihak Desa,” kata Zakariah.

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah mengapresiasi aksi cepat tanggap yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi NTB, Dinas Sosial KSB, serta tim yang langsung turun ke desa-desa setelah mendapatkan kabar adanya warga yang sangat butuh perhatian pemerintah.

“Setelah dapat info ada adik kita yang putus sekolah dan hidup di bawah standar hidup yang layak di Poto Tano, tim langsung bergerak. Kalau ada keluhan atau apapun bisa disampaikan ke fb NTB Care. Insya Allah tim akan dengan senang hati untuk menindaklanjuti,” kata Gubernur Zul.

Rr/HmsNTB

 




Gubernur Blusukan ke Desa Terpencil di Sumbawa dan KSB

Dalam perjalanan, Gubernur bebeberapa kali terpeleset. Bahkan ada beberapa anggota rombongan yang harus dipasangi oksigen karena terjatuh dan kelelahan

SUMBAWA.lombokjournal.com

Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah menyapa masyarakat di pelosok desa dan dusun di Provinsi NTB. Tak jarang, dalam setiap kunjungannya, Gubernur tidur di Masjid hingga di rumah-rumah warga.

Salah satunya di Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat dan Dusun Matemega, Desa Marente, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Senin (26/10/20).

Gubernur yang populer disapa Bang Zul tersebut tidur lelap di Masjid usai berdialog dengan masyarakat.

Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea yang terletak di daerah perbukitan ini memiliki suhu yang sangat dingin.

Dengan suhu yang sangat dingin, rasanya kurang nyenyak jika tidak memakai jaket ataupun selimut tebal di desa penghasil kopi tersebut.

Bang Zul merasa sangat nyaman tidur di masjid. Karena menurutnya, tidur di masjid menjadikannya lebih dekat dengan masyarakat.

“Tidur di masjid rasanya sangat nyaman, apalagi saat bangun subuh dan sholat berjamaah bersama masyarakat,” ungkap Gubernur.

Menuju Lokasi Dusun Matemega, Desa Marente, Kabupaten Sumbawa, Gubernur Dr.H.Zulkieflimansyah bersama rombongan berjalan kaki di tengah hutan selama tujuh jam dari Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea, KSB.

Akses jalannya tak biasa, penuh lumpur, terjal, licin dan bebatuan. Melewati beberapa sungai, gunung serta jembatan bambu yang cukup bahaya. Tapi itu semua tidak menyurutkan semangat Gubernur untuk tetap berjalan menuju daerah tersebut.

Dalam perjalanan, Gubernur bebeberapa kali terpeleset. Bahkan ada beberapa anggota rombongan yang harus dipasangi oksigen karena terjatuh dan kelelahan.

Dalam perjalanan, beberapa kali rombongan menawarkan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Tapi, semangat Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah untuk silaturrahim dengan masyarakat tidak bisa dicegah.

Tetap semangat, harus sampai di Desa Matemega, kita semua harus silaturrahim dengan masyarakat,” ungkap Gubernur menyemangati beberapa kepala dinas yang juga ikut pada kesempatan tersebut.

Rr/HmsNTB




Gubernur Kunjungi Bocah Pengidap Sindrom Selaput Otak di Tente, Bima

BIMA.lombokjournal.com

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengunjungi  Annisa (9) di kediamannya di Dusun Bante, Kec Tente Kab Bima. Annisa adalah Bocah Pengidap Sindrom Selaput Otak di Tente,  Selasa (06/10/20) pagi.

Gubernur melalui Dinas terkait langsung memberikan Bantuan Stimulan.

Luar biasa Dinas Sosial Kab Bima dan Dinas Sosial Pemprov yang cepat merespon. Terima kasih juga pada Pak Bupati (Bima) yang segera membawa ananda Annisa ke rumah sakit…,” tulis Gubernur Zul melalui akun facebooknya dari Bima.

Penderitaan Annisa diketahui pemerintah dari media sosial.

“Media sosial memang merubah banyak hal dalam kehidupan kita..Medsos kalau digunakan dgn baik dan bijak akan sangat bermanfaat utk kemaslahatan bersama,” kata Gubernur.

Menurutnya, selama ini Annisa tak terdeteksi karena orang tuanya sering berpindah-pindah.

Dengan medsos Alhamdulillah kini semua tertangani dengan baik. Alhamdulillah…,” tulisnya.

Annisa (9) bocah pengidap sindrom selaput otak, anak dari pasangan suami-istri (pasutri) Andriawan- Nita Irfani asal Dusun Bante, Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima mendapatkan perhatian serius dari Gubernur NTB ,Dr. Zulkiflimansyah.

Pasalnya sesaat setelah mendapatkan informasi dari media sosial terkait kondisi anak ini, bantuan stimulan-pun diberikan melalui Dinas Sosial Provinsi NTB.

Gubernur NTB Melalui Dinas Sosial Provinsi mengintruksikan kepada Pekerja Sosial SDM Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Woha Kabupaten Bima untuk langsung melakukan assesmen pada keluarga Annisa.

Hasilnya untuk tahap awal bantuan stimulan langsung dikirim melalui rekening keluarganya. Bantuan tersebut untuk kebutuhan dasar dan biaya pemeriksaan kesehatan.

”Menindaklanjuti atensi Gubernur NTB, kami langsung menerjunkan Tim untuk assesmen dan pemberian bantuan yang dikirim melalui rekening kelurganya,” Ungkap Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H. Akhsanul Khalik S.Sos MH, Senin 5 Oktober 2020.

Kepala Dinas menyebutkan uang yang dikirim tersebut dapat dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan dasar seperti beras, gula dan minyak goreng dan biaya pemeriksaan kesehatan Annisa.

Berikutnya akan dikirimkan bantuan kursi roda dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama dari Dinsos Provinsi NTB.

Dikatakannya, berdasarkan assemen awal oleh Pekerja Sosial SDM PKH, Sri Mulyati dan Hadijah, anak tersebut lahir di Desa Tente tanggal 27 April 2012.

Orang tuanya pernah membawa Annisa untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan setempat. Bocah tersebut didiagnosa mengidap sindrom selaput otak. Namun karena terkendala biaya, pemeriksaan lanjutan tidak dilakukan lagi.

“Kondisi keluarga adalah warga miskin, yang belum mendapatkan bantuan apa-apa, baik PKH, BPNT bahkan BPJS Kesehatan,” katanya.

Disamping itu, ia berharap keluarga Annisa dapat dimasukan dalam Basis Data Terpadu (BDT) atau bisa disebut sekarang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di desa setempat. Pasalnya, untuk sanitasi BAB saja diketahui belum dimiliki oleh keluarga tersebut.

“Untuk bantuan yang dikirim, semoga bermanfaat untuk keluarga Annisa dalam menopang kesehatan Annisa sementar waktu,” harapnya.

Keluarga Annisa, yang diwakili Pendamping Sosial PKH, Sri Mulyati menyampaikan ucapan terimakasih kepada Gunernur NTB melalui Dinas Sosial Provinsi yang telah begitu cepat merespon keadaan keluarga Annisa.

Bantuan ini sangat membantu Annisa dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan biaya pemeriksaan kesehatan.

“Terimakasih Pak Gunernur NTB, terimakasih juga kepada Kepala Dinsos Provinsi yang telah menghubungi kami untuk assesmen keluarga Annisa,” ucapnya.

Sebelumnya Nita Ifani, Orang tua Annisa, pernah mengekspose kondisi anaknya di media sosial Facebook, kemudian mendapat respon dari netizen dengan beragam komentar.

HmsNTB




Siswa di Mataram Mengisi Libur Panjang Corona dengan Bermain Layangan Unik

Bermain layangan unik dipilih sebagai alternatif mengisi waktu liburan selain supaya tidak terus-menerus diam di rumah, juga karena dirasa baik sebagai media menyalurkan kreativitas

MATARAM.lombokjournal.com — Menghilangkan bosan terus-menerus di rumah, beberapa pelajar di Kota Mataram memilih mengisi waktu dengan menerbangkan layangan.

Uniknya, bentuk layangan yang mereka terbangkan tak seperti layangan pada umumnya yang berbentuk belah ketupat (layangan adu), melainkan berbentuk menyerupai burung merpati, burung naga, dan lain-lain, Sabtu, (11/07/20).

Siang itu, puluhan remaja usia sekolah terlihat sibuk bermain layangan di salah satu sudut tanah lapang Taman Budaya Provinsi NTB.

Ada yang sibuk mengamati layangan yang terbang jauh, ada yang sibuk memperbaiki layangan yang rusak, ada juga yang sibuk berbagi tugas: sebagai penarik benang dan sebagai pemegang layangan yang hendak diterbangkan.

Kepada lombokjournal.com Salah seorang yang bernama Made menyampaikan, untuk mengisi waktu libur yang cukup panjang mereka bermain layangan di tempat itu hampir setiap hari. Selain lapang, tempat itu dipilih karena tak banyak dilewati bentangan kabel listrik.

“Luas di sini. Enak,” jelasnya.

Made yang juga siswa salah satu sekolah menengah atas di Mataram itu menjelaskan, mereka yang ada di tempat itu masih berstatus pelajar.

Ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan juga sekolah menengah atas seperti dirinya.

Bermain layangan unik dipilih sebagai alternatif mengisi waktu liburan selain supaya tidak terus-menerus diam di rumah, juga karena dirasa baik sebagai media menyalurkan kreativitas.

Dijelaskan ada berbagai jenis layangan yang sedang mereka terbangkan. Beberapa jenis yang disebutkan Made antara lain jenis Gelepuk yang berbentuk burung hantu, Raja Naga yang berbetuk kepala naga dan layangan lainnya yang menyerupai burung merpati.

“Ini namanya Raja Naga, yang itu Gelepuk,” ujarnya sembari menunjuk ke arah salah satu layangan yang sedang terbang.

Ada juga keinginan Made dan teman-temannya untuk tampil mengikuti lomba yang biasanya diadakan di kawasan pantai Loang Balok.

Sayangnya, keinginan mereka terpaksa harus dipendam dulu mengingat situasi pandemi virus Corona saat ini menyebabkan acara apa pun yang mengumpulkan masa dalam jumlah besar akan dilarang pemerintah.

“Covid ini, ndak ada jadinya lomba,” tuturnya.

Ast




Rumus Pitagoras Dipahami Tukang di Kampung, Tapi Seorang Sarjana Tak Paham teorema Pitagoras

Pytagoras bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

lombokjournal.com

Ada peristiwa menarik pada pagi menjelang siang di hari Sabtu (04/06/20) di halaman depan rumah penulis. Peristiwa menarik itu adalah diskusi tentang rumus yang diciptakan matematikawan Yunani kuno, Pytagoras, yang di Indonesia ditulis dengan ‘Pitagoras’.

Dalam rumus Pitagoras atau teorema Pitagoras, dijelaskan bagaimana cara menghitung sisi segitiga siku-siku dengan sisi miring, atau sisi terpanjang dari segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.

Pagi menjelang siang itu, Bahri, tukang kampung itu meminta sahabatku Vino, seorang sarjana pendidikan seni, untuk mencari sisi miring dari siku-siku saat memasang benang untuk penanda pondasi bangunan kandang ayam.

Vino yang diminta menemukan ukuran sisi miring dari siku-siku itu kebingungan, matanya dipalingkan pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya meminta bantuan.

Seseorang yang diharapkan mampu menjawab juga tak kunjung memberi respon sampai Bahri, tukang kampung yang juga alumni teknik mesin Sekolah Kejuruan itu mengambil alih dengan menemukan sendiri jawabannya.

Tekadu teori lain (kita pakai teori yang lain). Teori empak (ikan) goras,” katanya menyindir.

Ia pelesetkan nama teori Pitagoras itu menjadi teori ‘empakgoras’. Jika diartikan secara harfiah, “empak” dalam bahasa Sasak bisa diterjemahkan menjadi ikan dalam bahasa Indonesia.

“Sisi tinggi 80, sisi datar 60. 60×60=3600, 80×80=6.400, dijumlahkan menjadi 6.400+3600=10.000, akar dari 10.000 adalah 100. 100×100=10.000. maka jumlah sisi miring menjadi 100. Atau semeter,” ujar Bahri menjelaskan ke Vino. Vino yang mendengar itu hanya manggut-manggut.

Laek jak hafal (dulu sih hafal) waktu masih SD,” kilah Vino yang dijawab Bahri dengan mengatakan bahwa ia pun pada masa sekolahnya menganggap teori Pitagoras tidak penting karena tidak bisa diaplikasikan di dunia nyata.

Saya yang mendengar diskusi itu dari jarak yang tidak terlalu jauh berimajinasi dengan membayangkan bagaimana pada zaman dulu, pada masa  530 SM, sang filsuf Yunani kuno Pytagoras yang konon mempengaruhi Plato dan Aristoteles itu hidup.

Saya membayangkan sang filsuf dikelilingi beberapa orang anggota kelompoknya sedang membangun sebuah bangunan utama untuk pertemuan khusus kelompoknya. Pada saat memasang benang untuk menandai pondasi bangunan, Pytagoras kemudian bertanya kepada semua orang di sana bagaimana menemukan sisi miring bangunan itu.

Semua yang ditanya tak kunjung mampu menjawab dengan tepat. Ada yang menyuruh menjumlahkan panjang semua sisi, ada yang menyuruh menjumlahkan sisi tinggi dan datar, bahkan yang terbodoh dari mereka meminta sang guru untuk menggunakan intuisinya saja.

Pytagoras yang kesal karena semua tak kunjung memberi jawaban tepat lalu pergi, dengan rona wajah gusar, ia meninggalkan mereka menuju ke dalam kamar rumahnya di kawasan Magna Graecia. Ia mendekam di sana selama berbulan-bulan dan hanya ke luar satu kali dalam sehari hanya untuk makan sekedarnya.

Selama bertahanus di kamarnya itu, ia hanya bicara pada diri sendiri, nyaris tak pernah mengeluarkan sepatah kata pada siapa pun. Hal tersebut berlaku sampai pada suatu senja yang sejuk, sekitar pukul 18.00. Dalam keadaan mata terpejam dan tangan menengadah ke atas, beberapa huruf dan angka-angka datang padanya.

Sang filsuf lantas bergumam “Sisi miring, sisi terpanjang dalam segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi-sisi lainnya.”

Meski bahagia telah berhasil memecahkan masalah yang berbulan-bulan mendekam di batok kepalanya, Pytagoras tak lantas lupa diri dengan berlari keliling desa untuk sekedar berteriak “eureka” seperti filsuf Yunani lain.

Ia hanya keluar kamar dan berdiri di teras rumahnya, memanggil salah seorang murid kesayangannya untuk mengambilkan sedikit anggur.

Setelah kejadian itu, Pytagoras yang marah dan muak pada para pengikutnya memilih pindah dengan satu murid kesayangannya ke sebuah tempat yang damai di daerah Kroton, di pesisir Italia.

Di sana, ia mendirikan sebuah perkumpulan baru dengan keanggotaan khusus: mereka yang ingin bergabung harus diinisiasi terlebih dahulu, karena perkumpulan itu menjalani gaya hidup bersama dan ‘bertarak’,  aturannya hanya boleh memakan sayuran. Perkumpulan baru itu diberi nama Pytagoranisme.

Imajinasi saya tentang Pytagoras terhenti ketika Bahri memanggil. Ia mengatakan pemasangan benang telah selesai dan akan dilanjutkan dengan penggalian pondasi untuk pemasangan batu pertama.

Sementara  Bahri sedang bahagia karena selesai memasang benang dengan rumus Pitagoras, Vino memilih asyik mendengarkan lagu India melalui gawai pintarnya.

“Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Ho gaya hai tujhko to pyar sajna

Laakh kar le tu inakaar sajna

Diladaar sajna

Hai yeh pyaar sajna

 

Aa.aa.ho.aa…” Saya melihat senandung India itu begitu dinikmati Vino.

 

Begitulah. Akhirnya, teori Pitagoras dan lagu India pun bersenyawa.

Ast




Kisah Kakek Nursan, Nekad Menjajakan Pisang di Jalan di Tengah Pandemi Corona

Matahari di langit Mataram siang itu menyengat kulit. Ada sedikit awan, tapi tak mampu menahan cahaya matahari menyoroti ruas jalan sepanjang Jalan Bung Karno. Mataram, Selasa (23/06/20).

MATARAM.LombokJournal.com –

Pengemudi roda dua dan roda empat berhenti berjejer, menunggu lampu lalulintas berganti hijau. Di sela-sela kendaraan yang berhenti sejenak itu, kakek Nursan (80 th) yang berkulit gelap, mengenakan topi model koboy lusuh,  berjalan ringkih menenteng dua kresek plastik berisi pisang dari satu pengemudi ke pengemudi lain. Ia menjajakan pisangnya.

“Pisang pak… Pisang… ” ucapnya menawarkan pisang. Sampai lampu berwarna hijau, tak satu pun dari pengemudi itu terlihat membeli dagangannya.

Nursan yang mengakui dari dusun Bajur Lombok Barat itu hampir setiap hari – kecuali Jumat – berjualan di tempat itu. Mulai pagi hari dan pulang menjelang malam.

Laun tiang ulek,” ujarnya dalam bahasa Sasak saat lombokJournal.com menanyakan kapan ia selesai berjualan.

Nursan mengaku nekad berjualan di tengah pandemi Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kakek yang pada zaman Jepang mengaku sudah bisa mengingat ini, memiliki beberapa anak yang mestiya jadi tempat menggantungkan harapan.

Tapi keadaan ekonomi anak-anaknya tidak ebih baik darinya. Keadaan membuatnya memilih mandiri dengan tetap bekerja. Di rumahnya, ia hanya tinggal berdua dengan sang istri yang kini hanya bisa berbaring di tempat tidur karena “lumpuh”.

Apakah kakek Nursan tak lelah seharian menjajakan pisang  di tengah terik?

Nursan mengaku tak merasa lelah, lelaki bersahaja itu justru mengaku bahagia dengan pekerjaannya. Setidaknya ia bisa membawa uang dua puluh sampai tiga puluh ribu rupiah dalam sehari.

Nilai yang jauh berkurang dari sebelum pandemi Corona melanda. Sebab saat itu, ia bisa membawa lima puluh sampai enam puluh ribu rupiah dalam sehari.

No, laek. Kan Corona ne,” katanya dalam nada suara yang rendah, bertempo pelan.

Saat lombokJournal.com menanyakan apakah ia tak khawatir dengan Covid-19, kakek Nursan menggelengkan kepala.

Ia mengatakan, di desanya tak ada satu pun yang terserang penyakit yag menggetrkan pemerintah seluruh duni itu. Malah, ia mengeluhkan bagaimana dirinya dan warga desa yang tak diizinkan menunaikan shalat Jum’at selama tujuh pekan berturut-turut.

Pituk Minggu ite libur bejumat,” katanya.

Lampu lalu lintas telah kembali berwarna merah, Nursan pun kembali bersiap menjaja pisangnya.

Sebelum menemui pengemudi calon pembeli, ia sempatkan menawari sebiji.

“Gratis,” katanya.

Di Mataram, menyaksikan pedagang asongan seperti Nursan bukanlah pemandangan langka. Jumlah mereka cukup banyak, hampir ada di setiap perempatan.

Inilah potret kemiskinan yang nyata. kenyataan yang harusnya menjadi perhatian serius pemerintah, selain tetap meningkatkan upaya pencegahan penyebaran virus Corona.

Ast




Ini Isi Khotbah Gubernur Zul Saat Jadi Khatib dan Imam Salat Jum’at  

Mengingat kehadiran Allah kapan pun dan dimana pun berada menjadi nilai penting yang harus diambil selama  pelaksanaan puasa Ramadhan yang lalu

MATARAM.lombokjournal.com – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menjadi Khatib sekaligus Imam, dalam  pelaksanakan ibadah sholat Jumat pertama menjelang penerapan kenormalan baru,  di Masjid Al-Amin Kantor Gubernur NTB, Jumat (12/06/20).

Ibadah sholat Jumat dilaksana kan, dengan mengedepankan protokol kesehatan, seperti jaga jarak antar jemaah, memakai masker, serta tes suhu badan dan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk masjid.

Gubernur Zul dalam khutbah berpesan, agar ketaqwaan kita tetap terjaga sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surah Al Baqaroh ayat 183.

Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadan agar kita menjadi taqwa.

Dalam khutbahnya, Gubernur Zul  menyampaikan sebuat cerita manis tentang seorang Kyai yang menyayangi salah satu santrinya, yang membuat santri-santri lainnya iri.

Singkat cerita, santri kesayangan ini membuktikan tingginya ketaqwaan yang ia miliki dibandingkan dengan santri lainnya.

Kyai meminta seluruh santri berkumpul dan diberi masing-masing seekor ayam dan sebilah pisau untuk disembelih.  Namun, syaratnya tidak boleh terlihat siapa pun.

Semua santri selesai dengan  pekerjaan mudah itu. Ada yang menyembelih di atas bukit, di pinggir kali, di dekat parit dan sebagainya. Tentu tanpa ada yang melihat.

Namun berbeda dengan santri kesanyangan Kyai yang masih membawa ayam utuh belum tersembelih. Ditanya oleh Kyai tentang ini,  dan santri ini menjawabnya dengan lugu bahwa Allah SWT selalu ada dan mengikuti kemana ia pergi.

“Nah inilah Taqwa yang sesungguhnya yang Allah jelaskan pada surah Al Baqaroh 186 tentang keberadaan Allah sangat dekat dengan kita. Hal ini yang membuat Kyai jatuh cinta kepada santri tersebut,”  ujar gubernur.

Akhir khotbahnya, Gubernur Zul menyampaikan agar masyarakat selalu patuh dalam mengikuti protokol kesehatan demi menghindari penularan corona lebih lanjut.

Selain itu, masih dalam nuansa Idul Fitri, Bang Zul, sapaan akrab Gubernur mengajak masyarakat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Mengingat kehadiran Allah kapan pun dan dimana pun berada menjadi nilai penting yang harus diambil selama  pelaksanaan puasa Ramadhan.

Ia menambahkan hikmah hadirnya virus Covid-19 ini menjadikan ratusan, ribuan bahkan ratusan ribu khotib dan imam keluarga karena kita melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah masing-masing.

Gubernur Zul berharap, mulai pekan depan yang menjadi khotib dan imam di masjid ini bergilir dari semua OPD.

Salat Jumat ini diikuti ratusan karyawan muslim di lingkup Setda Prov.NTB, serta warga sekitar.

AYA/HmsNTB




Di Meksiko, Tujuh Perempuan Terbunuh Tiap Hari

  Kekerasan terhadap perempuan tersebar luas

Ini pernyataan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Meksiko, bunuh diri di negara ini mecapai tingkat tertinggi di dunia. Tujuh wanita terbunuh setiap hari, menurut PBB.

Enam dari sepuluh wanita, termasuk anak di bawah umur, mengakun mereka telah menderita beberapa jenis kekerasan dalam hidup mereka.

Kampanye online berlangsungi kurang dari sebulan yang dilakukan oleh kolektif Persatuan Jurnais Meksiko, mengungkapkan  bahwa 73 persen wanita menghadapi beberapa jenis pelecehan di industri media.

Sekitar 63 persen mengatakan, pelecehan itu datang dari rekan kerja mereka.

Baru-baru ini, para korban kekerasan dalam rumah tangga diberi  peragkat untuk memperingatkan keadaan darurat sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memerangi meningkatnya tingkat kekerasan.  Namun banyak yang mengatakan, harus lebiih banyak dari tu yang dilakukan pemerintah.

Momen # Me Too Mexico di Twitter akhir pekan ini bukan yang pertama.

Pada tahun 2018, aktris Meksiko Karla Souza mmuncul dengan berita pengakuannya, bagaimana seorang sutradara memperkosanya di awal karirnya.

Souza tidak mengungkapkan nama sutradara yang dimaksudnya, tetapi jaringan televisi Meksiko Televisa menuding ke pembuat film Gustavo Loza.

Loza telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, aktris itu tidak memberikan “tuduhan langsung terhadap saya dalam salah satu wawancaranya”.

Gerakan # MeToo mendapatkan momentum pada Oktober 2017 setelah produser AS Harvey Weinstein dituduh oleh beberapa wanita melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan. Weinstein membantah tuduhan itu.

Jutaan perempuan di seluruh dunia berbagi kisah mereka sendiri tentang pelecehan, pelecehan, dan penyerangan.

Seorang wanita di dunia sastra Meksiko yang berbagi pengalaman tentang pelecehan seksual, telah berkembang menjadi kampanye online melawan pelecehan seksual , dan bentuk-bentuk serangan atau pelecehan lainnya di beberapa industri di negara ini.

Gerakan sosial dimulai pada pekan lalu setelah Ana Ge, seorang komentator politik,men- tweet bahwa “seorang pria yang kuat dalam lingkaran sastra” telah mengalahkan, memanipulasi dan menelantarkan lebih dari 10 wanita, pada beberapa kesempatan.

Tetapi karena “dia adalah penulis terkenal, tidak ada yang percaya wanita ini,” katanya.

Kos – SUMBER: BERITA AL JAZEERA