PBHBMI Menduga Ada Intervensi dalam Kasus Rabitah

Diduga ada intervensi pihak tertentu dalam kasus Rabitah

Muhamad Saleh saat mendampingii Rabitah menghadap Bupati Lombok Utara

MATARAM.lombokjournal.com – – Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB menduga ada intervensi pihak tertentu dalam kasus Sri Rabitah, menyusul keterangan pihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB Selasa (28/2) yang menyatakan organ ginjal di tubuh Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Lombok Utara, masih lengkap.

Koordinator PBHBMI NTB, Muhammad Saleh mengatakan, ada kejanggalan dari keterangan pihak RSUP NTB. “RSUP NTB memberi keterangan pada Rabitah bahwa ginjalnya masih lengkap, tanpa melakukan pemeriksaan ulang,” katanya.

Menurut Saleh, pernyataan Rabitah bahwa ginjalnya diduga dicuri itu berdasarkan keterangan lisan dokter dan dokumentasi hasil rongten terhadap Rabitah.

“Dalam pertemuan dengan Bupati Lombok Utara juga dibacakan oleh dokter hasil rongtennya tidak nampak ginjal kanannya,” katanya.

Saleh mengatakan, pihaknya menduga ada tekanan dari pihak tertentu. Sebab dalam pertemuan dengan Wakil Direktur Pelayanan RSUP NTB, Agus Rusdi, tidak bersedia mempertemukan pihak Rabitah dengan beberapa dokter yang memeriksa Rabitah sebelumnya.

Apalagi, papar Saleh, tanpa melakukan pemeriksaan ulang tapi kemudian pihak RSUP NTB menganulir keterangan sebelumnya, itu juga salah. “Kalau tanpa pemeriksaan ulang dan menganulir bahwa ginjal Rabitah lengkap, itu patut saya curigai ada apa?,”tukasnya bertanya.

Ia menambahkan, kalau pun ginjalnya masih lengkap, lantas kenapa ada selang di tubuh Rabitah.

“Bagaimana pun melakukan operasi tanpa persetujuan yang bersangkutan adalah melanggar hak azasi,” tegas Saleh.

Menurut Saleh, PBHBMI NTB akan berupaya membawa Rabitah untuk diperiksa dan dirawat di Jakarta agar kasus yang menimpanya bisa dikawal pemerintah pusat.

“Rabitah sudah bersedia dan sudah minta izin keluarganya. Kami akan terus kawal, yang terpenting saat ini bagaimana kondisi kesehatan Rabitah pulih dulu,” katanya.

GRA




Ginjal Rabitah Masih Lengkap Kata RSUP NTB

Sri Rabitah yang semula ginjalnya dikabarkan sudah hilang, ternyata masih ada di tubuhnya

MATARAM.lombokjournal.com – –  Hal itu dikatakanPihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB bahwa organ ginjal di tubuh Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Lombok Utara, masih lengkap. Namun tindakan medis tetap perlu dilakukan karena masih ada selang di tubuh Rabitah.

“Sejak awal, kami tidak pernah memberi keterangan bahwa ginjal yang bersangkutan tidak ada. Ginjalnya masih ada, tapi ada selang juga di dalamnya,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUP NTB, Agus Rusdi, kepada wartawan, Selasa (28/2) di RSUP NTB.

Sebelumnya Sri Rabitah diduga menjadi korban pencurian ginjal, saat bekerja di Doha, Qatar pada 2014 silam.

Menurut Agus, hasil pemeriksaan terhadap ginjal Rabitah dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan radiologi seperti rongten, city scan, dan juga potret USG.

Ia menjelaskan, Sri Rabitah merupakan pasien rujukan dari RSUD Tanjung, Lombok Utara, dengan keluhan penyakit dalam.

Kepala Biro Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi

Kepala Biro Humas Pemprov NTB, Yusron Hadi melalui rilis pers, Selasa (28/2) menegaskan, bahwa ginjal Sri Rabitah masih lengkap.

“Sesuai hasil pemeriksaan dokter spesialis radiologi RSUP NTB, Dr Dewi Anjarwati, menyatakan bahwa kedua ginjal yg bersangkutan masih ada,” kata Yusron.

Adapun rasa sakit di bagian perut Rabitah, perlu tindakan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebabnya.

Menurut Yusron, perkembangan pemeriksaan dari RSUP NTB itu juga sudah dilaporkan ke pihak Kementerian Tenaga Kerja RI dan BP3TKI NTB di Mataram.

BACA : PBHBMI Menduga Intervensi Pihak Tertentu Dalam Kasus Rabitah

Sri Rabitah didampingi keluarga dan tim Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB, Selasa (28/2) datang ke RSUP NTB untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lanjutan.

 GRA




BP3TKI Mataram Pastikan Tindak Lanjuti Kasus Rabitah

Pihak BP3TKI Mataram menyatakan akan menindaklanjuti dan menangani kasus dugaan pencurian ginjal  yang menimpa Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com – –   Hal itu dilakukan karena Sri Rabitah tercatat sebagai TKW yang berangkat secara legal dan terdata di BP3TKI.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pembinaan TKI BP3TKI Mataram, Noerman Adhiguna menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan berkas yang dilakukan pihaknya, Rabitah terdata dalam daftar TKW asal NTB yang bekerja di Qatar pada Juni 2014.

“Artinya keberangkatan dan penempatan Rabitah di Qatar ini resmi, sehingga apa yang menimpanya akan kami tangani,”kata Noerman, saat menghadiri pertemuan dengan Sri Rabitah dan Pemda KLU, Senin (27/2) di kantor Bupati setempat.

Noerman menjelaskan, pada 2014 belum ada larangan pengiriman TKI untuk 21 negara Timur Tengah, sebab larangan baru ada setelah tahun 2015.

Untuk kasus yang menimpa Rabitah, menurut Noerman, BP3TKI akan mengklarifikasi ke PPTKIS atau perusahaan pengerah TKI yang memberangkatkan Rabitah.

“Kami akan mendalami hasil pemeriksaan RSUD Provinsi NTB, dan dalam waktu dekat akan segera koordinasi dengan pihak Kemenlu dan perwakilan RI di Qatar,”katanya.

Dalam pertemuan tersebut pihak BP3TKI Mataram juga menyerahlan bantuan dana untuk Rabitah. Bantuan sebesar Rp1 juta diserahkan oleh Noerman kepada Rabitah.

Sementara, perwakilan Dinas Kesehatan Lombok Utara, Abdul Kadir, membenarkan hasil rongten terhadap Rabitah yang dilakukan di RSUP Provinsi NTB di Mataram menunjukan bahwa ginjal bagian kanan Rabitah hilang.

“Dari hasil rongten memang jelas terdeteksi bahwa organ ginjal kanannya tidak tervisualisasi, atau tidak ada lagi,”katanya, saat menunjukan hasil rongten Rabitah.

GRA




Bupati KLU Akan Surati Presiden

Bupati Lombok Utara, Najmul Ahyar menyikapi serius kasus yang dialami Sri Rabitah, TKW yang diduga jadi korban pencurian ginjal di Qatar.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com – – Dalam pertemuan dengan Rabitah dan PBHBMI NTB, Senin (27/2), Bupati juga memanggil seluruh jajaran terkait seperti pihak RSUD Tanjung, Dinas Kesehatan Lombok Utara, dan juga pihak BP3TKI Mataram.

Pemkab Lommbok Utara  akan mendampingi seluruh proses operasi Rabitah hingga tuntas. “Untuk kasus kehilangan ginjal, kami akan menyuarakan ini secara nasional agar bisa ditelusuri,” kata Bupati Najmul Ahyar.

Menurut Najmul, pihaknya akan bersurat terkait apa yang dialami Rabitah ke Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri, Perwakilan Indonesia di Qatar, Komnas HAM di Jakarta.

“Kami juga akan bersurat ke Presiden. Ini harus jadi gerakan bersama harus disuarakan, karena kasus yang menimpa Rabitah ini pelanggaran azas kemanusiaan dan juga pelanggaran HAM,”kata Najmul.

Menurut Najmul, gerakan bersama secara nasional ini penting, sebab bisa jadi Rabitah hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang menimpa TKI di luar negeri, namun tidak terungkap.

GRA

 




TKW Korban Pencurian Ginjal Asal KLU, Datangi Bupati

Sri Rabitah (25), seorang mantan TKW asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, diduga menjadi korban pencurian ginjal saat bekerja di Kota Doha, Qatar, Timur Tengah.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com —  Bersama keluarganya Sri Rabitah mendatangi Kantor Bupati Lombok Utara, melaporkan apa yang dialaminya. Kedatangannya melapor ke Bupati KLU, Najmul Ahyar  itu didampingi tim dari Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) cabang Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin  (27/2),.

Di hadapan Bupati Najmul Ahyar, dan jajaran Pemda Lombok Utara, Sri Rabitah mengungkapkan, ia bekerja di Doha, Qatar pada pertengahan Juni 2014 silam.

Sebuah agensi bernama Alzajirah di Kota Abudhabi  menyalurkan Rabitah sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikan bernama Madam Gada di Kota Doha. “Di sana selain majikan saya suami istri, ada juga ibu majikan saya yang kelihatan sedang sakit,” kata Rabitah.

Tiga hari bekerja di rumah majikannya itu, Rabitah diajak ke sebuah Rumah Sakit di Kota Doha. Alasan majikan agar Rabitah di cek medikal ulang.  Namun di RS tersebut, Rabitah justru diminta menjalani operasi.

“Yang mengoperasi seorang dokter dari Malaysia, dia bilang tenang saja. Saya dibawa ke ruangan operasi dan tidak bisa melawan karena sudah disuntik bius,” katanya.

Menurut Rabitah, ia tak sadarkan diri sejak pukul 6 pagi waktu Qatar, hingga pukul 6 pagi selanjutnya. Begitu sadar, Rabitah merasakan sakit di bagian pinggang kanannya. Ternyata ada bekas operasi disana.

Setelah dari RS itu, majikan Rabitah tidak membawanya pulang ke Doha, tetapi mengembalikan Rabitah ke agensi Alzajirah di Kota Abudhabi.

“Saya tidak tahu kenapa saya dioperasi. Saya dikembalikan ke kantor agen, dan saya berkali-kali disiksa,” katanya.

Pasca kejadian itu Rabitah sempat tiga kali disalurkan ke majikan lain di Doha. Namun karena sakit pasca operasi, Rabitah tidak mampu bekerja dan selalu mendapat siksaan majikan.

“Saya sudah putus asa, tapi untung saja majikan yang terakhir orangnya baik. Dia tahu saya sakit dan dia meminta agensi memulangkan saya ke Indonesia,” katanya. Rabitah dipulangkan ke Indonesia melalui Bandara Juanda Surabaya pada 24 Juli 2014.

Baru Sadar Ginjalnya  Hilang

Sejak kembali ke kampung halaman di Desa Sesait Lombok Utara, hingga awal 2017, Rabitah tidak menyadari kalau ginjal kanannya hilang. Ia baru mengetahui ketika memeriksakan kesehatannya ke RSUD Tanjung Lombok Utara, awal Januari 2017.

BACA JUGA :

Bupati KLU Akan Surati Presiden

BP3TKI  Mataram Pastikan Tindak Lanjuti Kasus Rabitah

“Saya minta pemerintah menuntut pelakunya. Saya tidak rela dunia dan akhirat ginjal saya dicuri. Kalau mereka minta baik-baik mungkin ,” katanya.

Koordinator Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB, Muhammad Saleh menjelaskan, Rabitah sering sakit-sakitan dan kondisi tubuhnya lemas, sepulang dari Qatar 2014 silam.

“Karena tidak tahan penyakitnya, ia berobat ke RSUD Tanjung dan dirujuk ke RSUD Provinsi NTB di Mataram. Yang membuat kaget, hasil pemeriksaan menyatakan ginjal kanan Rabitah tidak ada lagi,” kata Saleh. Menurutnya, ada dugaan ginjal Rabitah digunakan untuk transplantasi kepada ibu majikan yang sedang sakit.

Saleh menambahkan, selain kehilangan ginjal kanan, Rabitah mengalami sakit lantaran masih ada benda asing di lokasi ginjal kanannya. Hal ini mengharuskan Rabitah menjalani operasi pengangkatan.

“Kami mendampingi Rabitah ke Pemda Lombok Utara agar bisa diperhatikan. Dia harus operasi di RSUD Provinsi NTB pada 2 Maret mendatang,” kata Saleh.

Selainminta dukungan proses operasi Rabitah, Saleh juga minta Pemda Lombok Utara bersikap atas dugaan pencurian organ ginjal Rabitah. Diduga Rabitah korban jaringan penjualan organ dalam.

“Ini kejahatan serius. Ada beberapa kasus juga terjadi sebelumnya, namun tidak bisa terungkap karena korbannya meninggal dunia. Rabitah bisa menjadi pintu masuk membongkar sindikat ini,” tegas Saleh.

GRA




Bawa Sabu, Pemuda Pengangguran Ditangkap

IS (kiri) saat digiring aparat kepolisian Polres Mataram, Rabu (8/2).(foto: hers/lombokjournal.com)

Pelaku yang ditangkap di Jalan Dr Wahidin Soedirohusondo Rembiga, Kota Mataram itu berusaha membuang sabu yang dibawanya.

“Tersangka ini berupaya membuang barang bukti sabu, yang dibawanya, dengan cara diinjak,” jelas Kasubag Humas Polres Mataram AKP Made Arnawa, Rabu (8/2).

Pengakuan tersangka, satu poket sabu seberat 0,64 gram diperolehnya dari seseorang berinisial Az, yang masih diburu polisi.

Sementara ini polisi masih mendalami, sejak kapan tersangka memiliki ketergantungan terhadap sabu, serta dari siapa saja barang haram itu diperolehnya.

“Dalam pengembangan, termasuk mengejar Az penyuplai sabu kepada tersangka,” ujar Made Arnawa.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal 112 dan 127 ayat 1, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman penjara maksimal 12 tahun, dan minimal 4 tahun. Hers




Tiga Aparatur Pelaku Pungli Tak Kerja Sendiri

MATARAM – 

Takiyudin (kiri),(foto: hers/lombokjournal.com)

Tim Satuan Tugas Saber Pungli Provinsi NTB menyebut bahwa tiga pelaku H, MS, serta FM bendahara dusun yang ditangkap Jumat (3/2) di Gili Trawangan tidak bekerja sendiri.

“Tentu mereka tidak bekerja sendri,” tegas Kepala Sekretariat Satgas Saber Pungli Provinsi NTB Takiyudin kepada wartawan di kantornya.

Para pelaku ini bekerja atas komando kepala dusun, dengan dalih pengelolaan lingkungan, juga bersama sebuah lembaga bernama Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL). Lembaga ini sendiri tidak memiliki legal standing, sehingga hanya dibentuk sebagai alat untuk memperkaya diri sendiri oknum tertentu.

“Lembaga tersebut secara lisan diminta Bupati KLU untuk melakukan pengolaan sampah di sana, namun seiring perjalanan waktu lembaga ini tidak pernah mengurus izin,” tambahnya.(hers)

 




Pungli Pengusaha Wisata, Tiga Aparatur Ditangkap

Tiga oknum aparat dusun di Dili Trawangan tertangkap tangan karena melakukan pungutan liar pada pengusaha wisata

Mataram-lombokjournal.com- Tim satuan tugas sapu bersih (saber) pungli Porovinsi NTB, melakukan operasi tangkap tangan tiga aparatur Dusun Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat (4/02). Tiga oknum aparatur dusun itu melakukan pungutan liar terhadap para pengusaha wisata setempat.

Oknum aparat Dusun Gili Traawangan tertangkap tangan

Ketiga pelaku, masing-masing inisial H dan MS berperan sebagai pengumpul pungutan, serta FM selaku Bendahara Dusun, digelandang ke Subdit III Ditreskrimsus Polda NTB, untuk menjalani pemeriksaan.

Ketiga pelaku mengaku pada petugas, pungutan liar yang dilakukan pada hampir 526 tempat usaha wisata Gili Trawangan itu atas peritah Kepala Dusun. Tiap bulannya mereka mengumpulkan ratusan juta rupiah.

”Rata-rata uang terkumpul dari pungli ini, sekitar 215 juta per bulan. Penarikan pungutan dialakukan 2 orang, kemudian setornya ke bendahara dusun,” jelas Wakil Ketua Satgas Saber pungli NTB, Ibnu Salim.

Besaran pungutan tanpa dasar terhadap masing-masing tempat usaha di Gili Trawangan ini, berbeda-beda, tergantung dari jenis usahanya. Mulai dari usaha kuliner, tempat hiburan, restoran, penginapan dan hotel berbintan.

“Dasar mereka hanya kebijakan Kepala Dsun, dengan kesepakatan beberapa orang dengan dalih untuk biaya kebersihan, security, dan operasional dusun,” imbuhnya..

Dari tangan ketiga pelaku satgas mengamankan, uang tunai sebesar Rp 63.185.000 yang diduga hasil pungutan liar, dua buah laptop sebagai alat rekap pungutan telpon genggam, dan buku tabungan yang juga diduga sebagai tempat menampung dana pungutan tak bersar itu.

Ketiga pelaku saat ini diamankan di Subdit III Tipikor, Ditreskrimsus Polda NTB, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hers

 




Mencuri Celana Pendek, Bule Cantik Diarak Keliling Gili Trawangan

Lantaran ketangkap basah mencuri celana pendek, Lisa Stahle bule cantik asal swedia, Kamis (2/2), sekitar pukul 09.00 wita diarak keliling Gili Trawangan

KLU.lombokjournal.com — Lisa Stahle warga negara Swedia diarak keliling Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Pasalnya, yang bersangkutan mencoba mengambil celana pendek warna bunga bunga dan keluar meninggalkan butik tanpa membayar.

Lisa Stahle bule cantik asal swedia diarak keliling pulau

Sekitar pukul 09.00 wita, Kamis (2/2), pelaku bersama temannya masuk toko yang menjual pakaian pantai milik Edi,  Dusun Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kec. Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kedua orang itu hanya berbelanja bersama satu baju, namun setelah Lisa melihat-lihat ia langsung membawa sebuah celana pendek.

Setelah tamunya keluar, pemilik mengecek kembali barang yang ada di toko butiknya. Ternyata salah satu barangnya tidak ada. Kontan pemilik toko mengejar tamu tersebut. Setelah memeriksa tas tamunya, ia menemukan satu celana pendek.

Pemilik toko langsung membawa yang bersangkutan ke kantor Satpam setempat. Sebenarnya pollisi yang bertugas di pulau itu menyarankan pemilik toko membuat laporan agar polisi mempunyai dasar untuk melakukan penahan dan penyidikan.

“Namun pelaku harus menjalani hukum adat itu,” kata Kapospol Subsektor Gili Indah, Ipda I Ketut Artana, Kamis pagi. Tindakan dari pihak kepolisian mendatangi TKP, mengambil keterangan dan hanyas mengamankan pelaku.

Dijelaskannya, pemilik toko tak mau melanjutkan ke pidana, mengingat barangnya seharga Rp. 210,000 sudah dikembalikan dan pelaku sudah kena sangsi adat

Diarak berkeliling merupakan cara adat sesuai awig-awiq warga Gili Trawangan sudah berlangsung lama. Hukuman adat itu berlaku bagi wisatawan lokal atau mancanegara bila kedapatan melakukan tindak kriminal.

Mengarak bule keliling pulau yang kedapatan mencuri sudah beberapa kali terjadi. Setelah diarak dan mengembalikan barang curiannya, yang bersangkutan tidak dibolehkan lagi mengunjungi Gili Trawangan.

Hers




Data Beking ‘Rumah Mengenal Alquran’ Sudah Lengkap

Meski data oknum beking berdirinya “Rumah Mengenal Al-Qur’an”  (RMA) di Jalan Bung Karno di Mataram sudah lengkap, namun Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Provinsi NTB, masih mendalami

MATARAM.lombokjournal.com — Aktivitas RMA pimpinan Siti Aisyah itu sudah  ditutup beberapa hari lalu, lantaran diduga mengajarkan ajaran sesat.  Saat ini sedang ditelusuri pihak yang terlibat dalam membekingi keberadaan lembaga yang sudah disebut sesat itu.

“Kami masih terus mengumpulkan bukti kuat untuk mengungkap pihak yang terlibat dalam membekingi keberadaan lembaga yang sudah disebut sesat MUI NTB tersebut,” kata Kepala Bakesbangpoldagri Provinsi NTB, HL Syafi’i, Kamis (2/2) di Mataram.

Upaya menelusuri pihak-pihak yang diduga terlibat RMA itu bukan tanpa alasan. Menurutnya Syafi’i, indikasi ada pihak yang menyokong aktivitas Siti Aisyah itu, sudah mulai terendus.

“Dia sewa ruko mahal, memberikan uang saku murid. Kan sangat aneh, di samping ajaran sesat, memberikan uang bagi calon murid. Tentu ada yang membekingi,” tukasnya.

Meski kasus RMA saat ini sudah ditangani Polda NTB, namun Bakesbanglinmas sebagai lembaga di lingkungan Pemprov NTB tetap ikut terlibat mendalami.

“Data oknum pembeking ini sudah lengkap, pasti kami umumkan siapa orang tersebut dan tetap koordanasi dengan Polda. Tapi kasih kami waktu bekerja dulu, kami dalami,” katanya.

gra