WNI Disandera, Pemerintah Indonesia Diminta Tak Memenuhi Tuntutan Kelompok Abu Sayyaf
Kapal tongkang Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf
lombokjournal.com
Kelompok militan Abu Sayyaf membajak Kapal Brahma 12 dari Indonesia saat melintasi perairan Filipina. menyerang kapal yang kemudian berlanjut penyanderaan. 10 WNI ini dibawa dengan boat kelompok menyerang diduga ke Pulau Sulu atau Basilan. Kelompok Abu Sayyaf yang diidentifikasi sebagai teroris itu saat ini dalam kesulitan dan makin terdesak pendanaan.
Kapal tongkang itu sudah ditemukan dalam keadaan kosong oleh kepolisian Filipina di Tawi-tawi. Pihak penyerang sudah mengontak otoritas Filipina dan meminta tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar. Permintaan tebusan ini ditujukan ke perusahaan pemilik kapal.
“Mereka lakukan cara-cara pemerasan antara lain melalui penyanderaan. Pemerintah tidak perlu memenuhi permintaan tersebut,” kata Ketua Komisi I DPR Mahfud Siddiq, seperti dikutip DETIK.Com, Selasa (29/30). Ia mendesak Pemerintah RI tidak memenuhi permintaan tebusan dari kelompok tersebut.
Permintaan uang tebusan juga disampaikan oleh salah satu kru yang mengatakan, mereka ditahan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf dan penculik menuntut uang tebusan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso sebelumnya telah mengakui bahwa kapal Brahma 12 dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf. Kelompok tersebut meminta uang tebusan kepada pemerintah Indonesia.
Saat ini Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah berkoordinasi dengan Polri dan TNI untuk mengupayakan pembebasan para sandera.
“Pemerintah sedang mengkoordinasikan untuk segera bisa dilakukan penangkapan kepada orang yang melakukan penyanderaan,” ujar Sekretaris Kebinet (Seskab) Pramono Anung di Kantor Seskab, Jakarta, Selasa.
Rayne Qu
Insiden penangkapan Nelayan Cina, akan Dibawa ke Mahkamah Internasional Hukum Laut
Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan, Indonesia merasa ‘disabotase’ dalam upaya mempertahankan perdamaian wilayahnya
JAKARTA – lombokjournal
Bantahan Cina bahwa para nelayan mereka tidak memasuki perairan Indonesia, benar-benar membuat Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti kesal. Susi mengancam akan membawa Cina ke Mahkamah Internasional hukum laut.
Menyusul insiden penangkapan nelayan Cina yang memancing ikan secara ilegal di teritori Indonesia, Indonesia merasa ‘disabotase’ dalam upaya mempertahankan perdamaian di wilayah Laut Cina Selatan. Delapan awak ditahan namun kapal penjaga pantai Cina mengagalkan penahanan itu.
“Kami mungkin membawa ini ke Mahkamah Internasional hukum laut,” katanya seperti dikutip BBC Indonesia. Bantahan Cina itu disampaikan melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying, Senin (21/03),
Hingga saat ini, upaya meredam penangkapan ikan secara ilegal, Indonesia telah menangkap sekitar 40 kapal dan 32 di antaranya telah diledakkan. Dampak peledakan kapal ikan asing illegal itu berdampak pada peningkatan suplai ikan meningkat di pasar dalam negeri.
Menurut Susi, suplai pasar lokal naik 240 persen. Selama tahun 2015 ikan yang dijual di pasar lokal hasil tangkap itu bertambah 8,5 juta ton. Peningkapan suplai itu membuat harga ikan lebih murah.
Moratorium Reklamasi
Dalam wawancara dengan BBC Indonesia, Menteri Susi sempat berkomentar tentang reklamasi yang banyak jadi kontroversi belakangan. Salah satu yang banyak ditentang khususnya reklamasi Teluk Benoa di Bali, selain mendapat protes masyarakat Bali juga mendapat protes di Lombok karena proyek reklamasi itu akan mengeruk pasir di Selat Alas, NTB.
Reklamasi Teluk Benoa masih dalam proses AMDAL. Masyarakat mencegah agar AMDAL di teluk Benoa jangan sampai keluar, karena masyarak menolak pembuatan pulau di Teluk Benoa.
Menurut Menteri Susi, Teluk Benoa sudah dangkal, bakaunya juga sudah banyak dirambah masyarakat. Ada atau tidak ada proyek di situ, Benoa tetap harus diselamatkan, katanya.
“Saya menganjurkan pemerintah harus berani buat moratorium untuk menyelesaikan kisruhnya masalah reklamasi ini,” kata Menteri Susi.
Kalau moratorium diberlakukan pemerintah, khususnya Teuk Benoa, saah satu yang terselamatkan adalah laut di Selat Alas. Karena, untuk kepentingan reklamasi itu pemda di NTB mengijinkan pengerukan pasir yang jumlahnya mencapai 40 juta m3.
(Ka-eS)
Cina Minta Indonesia Lepaskan Nelayannya Yang Ditangkap
Mengteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi
JAKARTA – lombokjournal
Pemerintah Cina membantah nelayannya memasuki wilayah Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina (Kemenlu) Cina, Hua Cunying mengatakan, nelayannya diserang kapal bersenjata Indonesia. “Cina minta Indonesia segera melepaskan nelayannya dan menjaga keselamatannya,” kata Hua.
Bantahan Kemenlu Cina ini bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, pada Senin (21/03). Menlu RI Retno Marsudi memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar Cina di Jakarta sekaligus menyampaikan nota protes terkait aksi kapal penjaga pantai Cina di Laut Natuna, hari Sabtu.
Juru bicara Kemenlu Cina, Hua Chunying, mengatakan kapal nelayan Cina menangkap ikan di tempat yang secara tradisi biasa dikunjungi nelayan-nelayan Cina. “Lokasi yang Anda sebutkan, tempat insiden berlangsung, merupakan kawasan penangkapan ikan tradisional Cina dan kapal nelayan Cina saat itu menjalankan aktivitas penangkapan seperti biasa di dalam area tersebut,” kata Hua dikutip kantor berita Reuters.
Soal keberadaan kapal penjaga pantai Cina, Hua menyebut kapal itu muncul untuk menyelamatkan kapal nelayan Cina tanpa memasuki teritorial Indonesia. Cina dan Indonesia tidak mempermasalahkan kedaulatan Kepulauan Natuna dan perairan di sekitar kepulauan tersebut.
“Indonesia tidak mengungkit klaim teritorial ke Cina terkait Kepulauan Spratly. Kedaulatan Natuna ialah milik Indonesia. Cina tidak keberatan mengenai ini. Kami menjunjung penyelesaian perselisihan maritim melalui negosiasi bilateral,” kata Hua.
Kapal patroli Indonesia sempat menangkap sebuah kapal Cina yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (19/03).
Tiga Kesalahan Cina
Menlu RI Retno Marsudi memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar Cina di Jakarta untuk menyampaikan nota protes, terkait aksi kapal penjaga pantai Cina di Laut Natuna, pada Sabtu (19/03) lalu.
Isi nota protes sebagaimana dijelaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menekankan tiga kesalahan yang dilakukan kapal penjaga pantai Cina.
Kesalahan pertama, kapal penjaga pantai melanggar hak berdaulat dan yurisdiksi Indonesia di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen Indonesia.
Kesalahan kedua, kapal penjaga pantai Cina melanggar penegakan hukum yang sedang dilakukan aparat Indonesia di wilayah ZEE dan landas kontinen Indonesia. Terakhir, kapal penjaga pantai Cina melanggar kedaulatan laut teritorial Indonesia.
Sikap Menlu Retno dengan memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Besar Cina, Sun Weide, ke kantor Kemenlu RI ditambah penyampaian nota protes, merupakan bentuk protes keras. “Dalam konteks diplomatik, apabila seorang dubes dipanggil dan diberikan nota protes, sudah cukup keras,” katanya. Duta Besar Cina sendiri sedang berada di negerinya, sehingga yang dipanggil adalah Kuasa Usaha.
Rayne Qu
Sumber: reuter/BBC Indnesia
Penangkapan Kapal Nelayan Cina Berbuntut Insiden
Kapal patroli Indonesia menangkap kapal Cina yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (19/03).
JAKARTA – lombokjournal
Kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia menangkap sebuah kapal Cina yang melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu,19/03. Di daerah laut yang sama, juga dilaporkan beberapa kali terjadi penangkapan ikan kapal Cina dengan pengawalan dari kapal penjaga pantai Cina
Kapal Cina bernama KM Kway Fey 10078 itu berusaha melarikan diri, walau kemudian kapal patroli Hiu 11 sempat melepaskan tembakan peringatan. Tiga personel kapal patroli sempat melompat ke dalam kapal ikan Cina itu untuk mengawal.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Namun ketika kapal patroli melakukan pengawalan terhadap kapal ikan Cina, muncul kapal penjaga pantai Cina yang mengejar dan menabrak kapal ikan. “Maksudnya agar rusak sehingga tak dapat ditarik.” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membeberkannya kepada wartawan, Minggu (20/03).
Untuk menghindari insiden lebih lanjut, kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan memutuskan meninggalkan KM Kway Fey 10078.
“Pemerintah Tiongkok tidak berkenan kapalnya ditenggelamkan, tapi ini sebenarnya tidak boleh seperti itu, karena pemerintah seharusnya tidak berdiri di belakang IUU fishing (penangkapan ikan ilegal dan tak diatur),” ujar Susi.
Rayne Qu (Sumber :BBC Indonesia)
Bulan Mei – Juni Masuk Musim Kemarau
Jakarta – lombokjournal
Awal Musim Kemarau tahun ini di sebagian besar wilayah Indonesia, diprediksi mulai bulan Mei dan Juni 2016. Daerah yang telah memasuki musim kemarau sejak bulan Februari 2016 meliputi pesisir timur Sumatera Utara dan Riau (Dumai, Bengkalis, Siak, RoHil dan Meranti).
Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng saat memberi keterangan pers
Daerah-daerah yang lebih dulu memasuki musim kemarau itu memang mempunyai pola musim berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya. Daerah tersebut memiliki dua puncak musim hujan tiap tahun. Pengurangan curah hujan telah terjadi sejak bulan Februar, dan diprediksi akan mendapat hujan kembali pada bulan April.
Berdasarkan Monitoring dinamika atmosfer BMKG, El Nino Kuat sudah terjadi sejak bulan Agustus 2015. Saat ini berada pada status Elnino Moderate. Diprediksi akan terus melemah dan menjadi Netral pada bulan April – Mei 2016.
Hal tersebut dikatakan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau di Kantor BMKG, pekan lalu. Dalam jumpa pers itu Kepala BMKG didampingi Deputi Bidang Meteorologi,Dr. Yunus Suabgyo Swarinoto, M. Si; Deputi Bidang Klimatologi, Mulyono Rahadi Prabowo, M. Sc dan Kepala Pusat Iklim Agroklimat, dan Iklim Martim, Dra. Nurhayati, M. Sc.
Daerah Diwaspadai
Daerah yang perlu diwaspadai yaitu: Riau bagian Timur, Sumatera Utara bagian Timur, dan Sulawesi Selatan bagian Tengah karena di prediksi Awal Musim Kemarau maju 2-3 Dasarian dengan Sifat Hujan di bawah Normal, jelas Kepala BMKG.
Untuk curah hujan wilayah Provinsi Riau mengalami curah hujan antara 0 hingga 50 mm, umumnya terjadi di sebelah utara serta pesisir seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kep. Meranti, serta Siak.
Kepala BMKG mengutarakan, Bagian barat Riau, seperti Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Kuansing, Inhu bagian barat serta sebagian besar Indragiri Hilir tidak menunjukkan kondisi `kekurangan` hujan seperti dialami di bagian pesisir timur Riau. Kondisi di pesisir timur Riau semakin mengalami defisit hujan memasuki Feb 2016 – Dasarian III.
Jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahunnnya, awal musim kemarau diprakirakan MUNDUR (49,7 persen) dan SAMA (27,5 persen), (22,8 persen)
Pada bagian lain dijelaskan, La Nina diprediksi terjadi akhir tahun antara bulan Oktober-Desember 2016 dengan peluang 50 peren. Periode tersebut bertepatan dengan periode awal musim hujan. Sehingga perlu diwaspadai peluang terjadinya curah hujan tinggi pada saat La Nina berlangsung.
(Ka-eS)
Mendagri Buka Rakornas Dukcapil : Tugas Aparatur Memfasilitasi Masyarakat
Mendagri Tjahjo Kumolo saat memberikan sambutan pada pembukaan Rakornas Dukcapil
MATARAM – lombokjournal.com
Pendataan warga negara memberi pelajaran yang sangat baik bagi para Aparatur Sipil Negara. Tugas tersebut merupakan bagian melindungi masyarakat. “Tugas aparatur pemerintah memberi kemudahan dan memfasilitasi masyarakat,” kata Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo
Mendagri mengatakan itu, saat membuka Rapat Kerja Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Rakornas Dukcapil) 16-18 Maret, yang diselenggarakan Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, di Mataram , Rabu (16/3) malam.
Sesuai tema Rakornas “Dengan Rakornas Kita tuntaskan Penerbitan Identitas Penduduk di Seluruh Indonesia,” maka Kemendagri akan menuntaskan program penerbitan KTP dan Kartu Idehntitas sampai tahun 2017. Progran kependudukan akan memberikan data penduduk dan pemilih, mendesak untuk membangun tata kelola pemerintahan pusat dan daerah yang lebih baik.
“Ini bagian penting percepatan reformasi birokrasi, “ kata Mendagri. Reformasi yang di lingkungan birokrasi mempengaruhi sikap mental masyarakat.
Memangkas Perda
Pada bagian lain, Mendagri menyinggung banyaknya berbagai regulasi atau aturan baik yang dibuat Pemerintah pusat maupun Perda di daerah. “Semua tingkatan pemerintahan bersemangat membuat Undang-undang,” kata Mendagri yang menyebutkan hingga saat ini terdapat lebih dari 35 ribu pertaruran mulai dari Perpres, Inpres, Kepmen hingga Perda.
Usai memberikan sambutan, Mendagri Tjahjo Kumolo menjawab pertanyaan wartawan terkait kasus Bupati Ogan Ilir Nofiadi Mawardi yang tertangkap tangan menggunakan narkoba
Menurut Mendagri, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan semua aturan yang menghambat pelayanan masyarakat, setidaknya 50 persen harus dipangkas. Target Kemendagri, memangkas 3300 Perda yang bertentangan dengan aturan yang di atasnya. Khususnya Perda yang menghambat investasi, membuat birokrasi baru, serta menghambat pelayanan masyarakat.
“Di Indonesia ini paling mudah membuat Badan,” ujar Mendagri. Contohnya untuk mengurus Borobudur, Jembatan Suromadu atau Batam dibuatlah Badan yang jumlahnya cukup banyak.
Di akhir sambutannya, Mendagri mengutip kata-kata bijak pernah yang diucapkan Jendral Sudirman. “Orang jahat bisa merajalela, kalau orang baik tak berbuat apa-apa,” ujar Mendagri yang seperti menganalogikan ‘pemerintahan yang buruk’ ibarat pemerintah yang dipenuhi orang-orang jahat.
Rakornas itu diikuti peserta di lingkungan Dinas Dukcapil seluruh Indonesia. Selain Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, malam itu tampak hadir Walikota Mataram, H Ahyar Abduh. Bahkan malam itu Ahyar Abduh malam itu sempat maju ke depan. Walikota menjadi relawan untuk menguji keakuratan Aplikasi Data Kependudukan Dengan Sistem Informasi Geografi Kependudukan.
(Ka-eS)
3 Kapal Perikanan Asing (KIA) ilegal Asal Malaysia Ditangkap
lombokjurnal.com
3 kapal perikanan asing (KIA) ilegal asal Malaysia yang ditangkap
Tindakan tegas ditunjukkan Konsistensi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memerangi illegal fishing. 3 kapal perikanan asing (KIA) ilegal asal Malaysia ditangkap di perairan teritorial Selat Malaka oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu 14 dan Hiu 15, Kamis, (3/3).
Sikap konsisten yang ditunjukkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memerangi illegal fishing itu, untuk mewujudkan kedaulatan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan informasi yang diterima, kapal yang ditangkap yaitu 1). KM.PKFB 1512 TS (GT 37, ABK 4 org ); 2). KM.KHF 1917 TS (GT 47, ABK 4 org) dan 3). KM.SLFA 4625 (GT 37, ABK 5).
Ketiga kapal tersebut tertangkap tangan saat sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) tanpa dilengkapi dokumen-dokumen perizinan kegiatan penangkapan ikan dari Pemerintah RI dan penggunaan alat penangkap ikan terlarang (Trawl).
Kapal-kapal penangkap ikan tersebut sementara diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar.
Selanjutnya, terhadap 13 ABK dan 3 KIA Malaysia tersebut dikawal oleh KP Hiu 15 ke Satuan Kerja PSDKP Batam, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.
(KKPNews),
HANYA LULUSAN SMP, Menteri Susi Memberi Kuliah di Harvard
lombokjurnal.com
Menteri Susi memberi kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di Harvard University, Senin malam
Pendidikan formal rendah, tak menjadi halangan terus maju. Meski hanya lulusan SMP, dengan percaya diri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di universitas terkemuka di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University.
Sejak diumumkan duduk dalam jajaran kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla, mulai diketahui luas pendidikan Menteri Susi. Karena tak menyelesaikan pendidikan menengah atas, atau hanya mempunyai ijasah SMP, banyak kalangan mempertanyakan kapabilitas Menteri Susi.
Tapi pengusaha perikanan sukses pemilik Susi Air yang dikenal ‘nyentrik’ itu tak ambil pusing. Waktu banyak yang mencibir pendidikannya, ia hanya menceritakan pertemuannya dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja. “Susi itu sudah terlalu pintar, jadi tidak perlu sekolah’,” ujar Susi menirukan perkataan Sarwono, waktu itu di depan wartawan.
Selanjutnya, mantan menteri yang juga adik kandung Mantan Menlu Mochtar Kusumaatmaja itu menegaskan, “’Tenang saja ya Sus, yang perlu sekolah itu ya kita-kita yang bodoh ini’,” kata Sarwono waktu itu.
Presiden Jokowi pernah menceritakan, Susi memulai usahanya dari menjual ikan di daerah Pangandaran, Jawa Barat, yang juga dikenal sebagai salah satu sentra nelayan di Tanah Air.
“Beliau (Susi Pudjiastuti) memulai usaha dari jualan ikan di TPI (tempat pelelangan ikan),” kata Presiden Jokowi di Jakarta, bulan Oktober 2014.
Memberi Kulaih Umum di Harvard
Hari Senin, awal minggu ini waktu setempat, secara maraton Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum sebagai dosen tamu kehormatan di di Amerika Serikat yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University. Selama Susi mengajar di.kedua kampus yang berada di Cambridge, Boston tersebut, banyaknya mahasiswa hadir dan berebut memberikan pertanyaan.
Menteri Susi memaparkan kebijakan yang ditempuh Indonesia dalam memerangi illegal fishing di kampus MIT Sloan School of Management. Pemerintah memperketat pengawasan di perairan Indonesia, tidak hanya dengan peningkatan armada namun juga dengan memanfaatkan teknologi.
Global Fishing Watch menjadi sistem informasi dan teknologi yang diandalkan mengontrol pergerakan kapal perikanan melalui satelit secara realtime. Siapa saja bisa ikut memantau usaha penangkapan ikan di Indonesia melalui aplikasi yang dikembangkan SkyTruth, Oceana dan Google ini.
Susi pun bicara bagaimana para pelaku illegal fishing saat ini lebih pintar dan lebih canggih melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Banyak modus baru ditemukan, seperti pada kasus MV Viking yang telah di tangkap beberapa waktu yang lalu di perairan Kepulauan Riau. Kapal buruan interpol Norwegia tersebut kapal sudah 13 kali ganti nama, 12 kali ganti bendera dan 8 kali ganti Call sign.
Tiga Pilar Strategi
Sementara itu, dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia dan Laut Masa Depan Bangsa dilakukan melalui tiga pilar strategi yakni Sovereignty, Sustainability, dan Prosperity. Pemberantasan illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing menjadi bentuk bagian dari penegakan kedaulatan (sovereignty) di laut.
Tiga pilar strategi pembangunan perikanan Indonesia di bahas secara gamblang oleh Menteri Susi saat berbicara di kampus Harvard Kennedy School, pada Senin siang waktu setempat atau malam hari waktu Indonesia. Indonesia sebagai negara maritim yang tiga alurnya dipergunakan sebagai lalu lintas laut dunia, dan panjang pantainya terpanjang kedua di dunia, tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari bidang kemaritiman.
Penerimaan negara dari industri perikanan pada 2013 hanya Rp227 miliar. Karena Indonesia membiarkan terjadinya penangkapan ikan secara ilegal. Lebih dari 10 ribu kapal milik perusahaan negara Tiongkok, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia melakukan penangkapan ikan secara tidak sah di perairan Indonesia.
“Menurut Wakil Presiden Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, setiap tahun minimal ikan yang ditangkap secara ilegal dari perairan Indonesia nilainya USD20 miliar,” sebut Susi. Sejak menjabat menteri, fokusnya agar Indonesia menegakkan kedaulatannya di bidang kemaritiman.
Awal menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi mengumpulkan dan menyampaikan kepada para duta besar negara sahabat bahwa Indonesia akan menindak keras kapal-kapal yang melakukan penangkapan ilegal. Setelah itu, beberapa kapal asing yang masih mencoba melakukan penangkapan ilegal telah ditindak, bahkan ditenggelamkan. Kini puluhan ribu kapal asing itu sudah keluar dari wilayah Indonesia.
Langkah tegas ini bukan hanya untuk kepentingan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu juga penting mencegah perdagangan manusia dan narkoba. “Manfaat lebih lanjut konsumsi solar nasional turun tiga puluh enam persen,” kata Susi.
Pakar ekonomi Universitas Harvard, Gustav Papanek mengajukan pertanyaan, sejauh mana perikanan bisa menyerap tenaga kerja Indonesia. Gustav yang banyak membantu perumusan kebijakan ekonomi Indonesia, berpandangan perikanan seharusnya bisa menggantikan sektor pertanian sebagai pembuka lapangan kerja.
Menurut Menteri Susi, bila tiga pilar strategi bisa dijalankan, orang akan tertarik menggeluti perikanan. Pembukaan satu juta lapangan kerja bukan mustahil. Apalagi pemerintah sudah menghapuskan industri pengolahan produk perikanan dari daftar negatif investasi. Rayne Qu (DS/www.kkp.go.id)