Mahfud MD; HMI Harus Merawat Masa Depan Indonesia

MATARAM – lombokjournal

Kader HMI harus memiliki tanggung jawab untuk merawat Indonesia, dari berbagai posisi baik itu Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, ataupun bidang-bidang lain. Hal itu diungkapkan Prof. Dr. Mahfud MD dalam sambutan pelaksanaan kegiatan Temu Nasional Alumni HMI Pemangku Jabatan Publik, yang berlangsung pada Sabtu, (3/9) di Hotel Lombok Raya. 

Prof. Mahfud MD
Prof. Mahfud MD

Menurut Mahfud MD, ada tiga hal yang perlu di jaga berkaitan dengan Tata kelola pemerintahan berdasarkan konsep masyarakat madani, antara lain menjaga kebersatuan dan keberagaman, mengawal demokrasi serta penegakan hukum.

Hadir dalam acara itu, Ketua DPD RI Irman Gusman, Tokoh HMI Akbar Tanjung, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., MSi, Walikota Mataram, Ahyar Abduh, Anggota DPRD Provinsi NTB, dan sejumlah tokoh HMI lainnya serta ribuan kader HMI se Indonesia.

Professor Bidang Ketatanegaraan ini lebih jauh menjelaskan, dalam hal keberagaman,

Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., MSi
Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., MSi

Indonesia dinilai paling gemilang mengelola toleransi. Indoneisa merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulau-pulaunya mencapai 17.508 pulau dan 1.128 suku bangsa dengan segala corak budaya, bahasa dan keberagama entitas lainnya, namun mampu di persatukan untuk hidup berdampingan satu sama lainnya.

Modal tersebut tidak dimiliki oleh negara lain, seperti Filipina, Eropa, atau Timur Tengah. “Patutlah Indonesia menjadi laboratorium toleransi keberagaman bagi negara-negara di dunia,” jelasnya.

Sedangkan penyebab krisis dan radikalisme di Indonesia bukanlah karena keberagaman, namun ketidak adilan dan inkonsistensi pemerintah dalam menegakan hukum. Kelompok radikal merupakan kelompok-kelompok kecil kemudian menjadi besar karena masyarakat yang merasa terzolimi bergabung di dalamnya.

Dalam kesempatan sama, Wakil Gubernur NTB H. Muh. Amin, SH., M.Si dalam sambutannya  menyebutkan contoh nyata persatuan dan keberagaman di Indonesia adalah Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat yang didiami oleh tiga suku besar yaitu Sasak, Samawa dan Mbojo di tambah suku-suku lain di Indonesia, mampu menciptakan harmonisasi dan kerjasama dalam bermasyarakat.

Menurut Wagub, saat ini yang perlu dibangun adalah harmonisasi dan sinergisitas kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Sebab, di era otonomi daerah ini banyak terjadi ketidak sinkronan kebijakan yang menyebabkan terhambatnya pembangunan.

Dalam hal supremasi hukum, NTB tetap komit dalam upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Namun, Ketua DPD Partai Nasdem ini berharap istilah “kriminalisasi kebijakan” patut untuk di kaji lebih mendalam lagi. “Banyak pejabat publik di daerah terjerat kasus korupsi karena kebijakannya. Mereka tidak melakukan korupsi namun karena kebijakannya yang memperkaya orang lain, akhirnya ia terjerat kasus Korupsi,” jelasnya.

Sebelum membuka kegiatan Temu Nasional Alumni HMI tersebut, Ketua DPD RI Irman Gusman menitik beratkan pada konsep demokrasi di Indonesia dan redesign sistem pengkaderan HMI.  Sistem demokrasi dipilih dalam sistem ketatanegaraan Indonesia setelah reformasi, karena mampu mengakomodir apa yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan mengeluarkan pendapat, melindungi Hak Azasi Manusia, persamaan di dalam hukum dan pemerintahan yang bertanggung jawab yaitu good government dan clean government

Sedangkan untuk redesign sistem pengkaderan HMI, Ketua DPD RI  menjelaskan bahwa pengkaderan HMI hendaknya tidak lagi hanya pada pendidikan politik semata. Ke depan, kader HMI harus mampu menghadapi persaingan global. Ia berharap Kader HMI mampu mengisi bidang-bidang lain baik itu entrepreneurship dan lainnya, agar HMI mampu eksis di tiap perkembangan zaman.

Suk
(Foto; Humas Pemprov NTB)

 




Pameran Peradaban Islam dan NTB Expo Ditutup Wagub NTB

MATARAM – lombokjournal

Wakil GubernurNTB H. Muh. Amin, SH. M.Si, Sabtu (6/8), menutup Pameran Peradaban Islam dan NTB Expo yang diselenggarakan untuk memeriahkan MTQ Nasional XXVI sejak 30 Juli lalu. Pameran yang diikuti seluruh provinsi peserta MTQ   ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan kreatifitas masyarakat dan ekonomi khususnya di wilayah NTB.

PeradabanIslam, penutupan7Agustus2

“Di masa mendatang kita harapkan berbagai even daerah akan meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya,” kata Wagub saat menyampaikan sambutan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Ir. Hj. Budi Septiani pada kesempatan sama menjelaskan, pelaksanaan NTB Expo dan pameran ini akan menjadi media edukasi dan pemahaman masyarakat khususnya di Nusa Tenggara Barat tentang peradaban Islam di daerah sendiri

Dikatakannya, dari kegiatan ini terjadi transaksi bisnis yang saling menguntungkan berbagai pihak. Hasil penjualan para pemilik stand pameran, mencapai  sekitar 14 Milyar 700 juta rupiah.

Dalam penutupan itu, Wagub H. Muh. Amin, SH menyerahkan penghargaan kepada pemilik stand terbaik, antara lain Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Provinsi Naggroe Aceah Darussalam, Provinsi Sumatra Utara, Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pariwisata , Otoritas Jasa Keuangan, Bank NTB, Bank Indonesia dan PLN

Selama pameran berlangsung, dimeriahkan berbagai lomba seperti lomba mewarnai, lomba becerita Islami, lomba Adzan dan hiburan Seni Rasyid

Suk

Foto: Humas Setda Prov NTB

 

 

 




MTQ XXVI, NTB Sukses Masuk Lima Besar

Sebelum Diumumkan, Banten Tahu Juara Umum

MATARAM – lombokjournal

MTQ,juara6Agustsu2
kembang api meriahkan berakhirnya MTQ Nasional XXVI di Mataram

Sesuai target, tuan rumah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih ‘sukses prestasi’ dengan masuk lima besar (peringkat empat) urutan pemenang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI di Mataram. Ketua Dewan Hakim MTQ XXVI,  Prof Sayed Agil Al Munawar yang mengumumkan para pemenang lomba MTQ Nasional XXVI, berlangsung tanggal 31 Juli – 6 Agustus, juga mengukuhkan Banten sebagai Juara Umum.

MTQ,juara6Agustsu4
Menjelang berakhirnya acara, penonton naik panggung, ngajak foto bareng penyanyi idolanya

MTQ,juara6Agustsu3

Menteri Agama, Lukman Hakim Saefudin menyampaikan penghargaan sebagai Juara Umum MTQ itu langsung kepada Gubernur Banten, Rano Karno, Sabtu (6/7) yang sekaligus sebagai malam penutupan penyelenggaraan MTQ.

Kafilah Banten memperoleh nilai tertinggi meninggalkan nilai provinsi lainnya, meraih nilai 56 dengan  menempatkan 6 orang di peringkat pertama dengan nilai 30. DKI Jakarta meraih nilai 41dengan enam orang di peringkat kedua dengan nilai 18, disusul  Kepulauan Riau meraih nilai 39 dengan delapan orang di peringkat ketiga dengan nilai 8.

Sebelum Ketua Dewan Hakim mengumumkan Banten sebagai Juara Umum,  lebih dulu dibacakan juara individu dari 7 cabang lomba.

Tuan rumah NTB yang menduduki peringkat empat telah mencapai target ‘sukses prestasi’ yang diharapkan Gubernur TGH M Zainul Majdi sebelumnya. “Bagi NTB, untuk masuk lima besar bukan hal yang sulit, karena daerah ini gudang Qori dan Qori’ah,” kata Sekda NTB, Rosiady Sayuti yang menyampaikan harapan gubernur untuk meraih prestasi lima besar.

Urutan lengkap ke 10 peringkat MTQ XXVI: 1. Banten. 2. DKI Jakarta. 3. Kepulauan Riau 4. Nusa Tenggara Barat. 5.Jawa Tengah 6. Riau. 7. Sumatera Barat. 8. Aceh. 9. Papua Barat. 0.Jawa Barat

Banten Tahu Sebelum Diumumkan

Seperti disampaikan Rano Karno, informasi Banten menjadi Juara Umum sudah diterimanya sebelum diumumkan. Karena itu ia menyempatkan diri berangkan ke Mataram untuk menerima penghargaan tersebut.

Informasi itu dilaporkan Ketua Kafilah Provinsi Banten, Syibli Sarjaya, hasil seluruh lomba kepada Sekda Banten Ranta Suharta. Mendapat pemberitahuan dari Sekda Banten yang juga Ketua LPTQ Banten, Gubernur banten itu segera siap-siap bertolak menuju Lombok, NTB,

Rano Karno menganggap pencapaian ini sebagai sejarah perjalanan panjang provinsi yang dipimpinnya. Selama Kafilah Banten mengikuti MTQ, baru kali ini meraih Juara Umum. “Kami menyikapi kemenangan ini dengan syukur dan menjadi semangat untuk terus membenahi diri,” katanya.

Mantan aktor dan sutradara film itu memaknai kemenangan itu sebagai spirit iqra atau membaca Alquran. “Bacaan atau iqra itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Suk




Prof Sayed Agil; “NTB Layak Jadi Tuan Rumah MTQ Internasional.”

MATARAM – lombokjournal

Ketua Dewan Hakam yang menilai Cabang Tilawah Golongan Dewasa dan Qiraat Al-Quran, Prof Sayed Agil Hussein Al Munawaroh, memuji penyelenggaraan MTQ Nasional XXVI  yang berlangsung di Mataram.  Mulai keseluruhan penyelenggaraan termasuk penanganan rombongan kafilah, peserta, hingga penonton yang apresiatif, tuan rumah mendapat acungan jempol.

syadeAgil,6Agustus1

“Semuanya, semua dapat nilai seratus,” puji Sayed Agil sambil mengacungkan jempol, usai lomba di cabang Tilawah Golongan Dewasa dan Qiraat Al-Quran di venue utama Islamic Center Mataram, Sabtu (6/7) dini hari.

Provinsi NTB tidak asing lagi bagi Sayed Agil, karena bukan pertama kali ia datang ke Mataram. Selain itu, sosok Gubernu NTB, TGH M Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) sudah dikenalnya. Ia juga mengenal masyarakat NTB yang mayoritas Islam sangat mengapresiasi penyelenggaraan MTQ. Selama berlangsungnya lomba cabang Tilawah di Islamic Center, masyarakat berduyun-duyun datang dari seluruh pelosok Lombok.

“Saya dulu nonton MTQ tahun 73 di Mataram, jalan kaki dari  Lombok Tengah,” kata H Muhsin, 73, yang mengaku asal Kopang, Lombok Tengah, yang kali ini datang bersama rombongan dari kampungnya dengan kendaraan terbuka.

Sayed Agil menceritakan, ia sempat berbincang dengan TGB  dan tercetus ucapan gubernur, yang berhasrat menyelenggarakan MTQ tingkat Internasional. Saat itu langsung disahutnya, bahwa ia menjadi orang pertama yang sangat mendukung rencana gubernur.

Menurutnya, setelah sukses penyelenggaraan MTQ nasional, bisa menyelenggaraan level lebih tinggi. Apalagi masyarakat NTB sangat antusias mendukungnya.

“NTB Layak Jadi tuan rumah MTQ Internasional,” katanya dengan mimik serius.  Sayed tak berkomentar saat ditanya tentang prestasi tuan rumah dalam MTQ XXVI tahun ini.

Suara Emas Qori Internasional                                                                                    Usai penampilan peserta terakhir Tilawah Golongan Dewasa dan Qiraat Al-Quran, Sabtu dini hari, penonton sebenarnya sudah akan beranjak pulang. Tapi saat diberitahu akan tampil Qori internasional, pennonton kembali menunggu.

Penonton makin bersemangat saat mengetahui, selain tiga qori internasional yaitu Drs Imron Rosyiadi (Banten), Drs Bukhori Muslim (Jambi), Drs Bukhori Muslim dan Abdul Karim, SQ MH (keduanya dari NTB), juga tampil Prof Sayed Agil yang sudah dikenal.

Suara emas mereka benar-benar memukau penonton. Berkali-kali ribuan penonton berdecak kagum mendengar suara emas yang jarang disaksikan secara ‘live’. Bahkan, saat Sayed Agil hendak mengucapkan salam tanda mengakhiri, harus memenuhi ‘reques’ penonton.

Suk




Mengejar Target Lima Besar, Peserta NTB Mulai Berprestasi

MATARAM – lombokjournal.com

Target lima besar NTB sebagai tuan rumah MTQN XXVI memang tak muda, tapi bukan tak ada harapan. Memasuki hari ketiga hari Selasa (2/8), di sejumlah lomba dan golongan, beberapa peserta asal NTB meraih peringkat pertama di babak penyisihan. Mereka diharapkan melaju ke final dan menjadi juara.

MTQharike4,2agustus2

Gubernur TGH M Zainul Majdi sejak awal berharap, para peserta NTB dalam MTQ 2016 bisa masuk lima besar.  Ini memang menjadi tekad tuan rumah, selain harus sukses dalam penyelenggaraan diharapkan juga sukses prestasi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov NTB  H Rosiady Sayuti, yang menyampaikan harapan gubernur itu juga optimis, mengingat persiapan menju lima besar  sudah sudah matang. Menurutnya, pihak LPTQ NTB telah melakukan serangkaian pembinaan berjenjang, mulai MTQ tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.

“Target itu tidak muluk-muluk, selama ini NTB dikenal sebagai salah satu gudang qori di Indonesia,” ujar Rosiady sewbelumdimulai lomba, pekan lalu. NTB yang pernah jadi tuan rumah MTQ nasional tahun 1973, pusa nostalgia yang  harus dirawat.

“Jangan sampai ada yang bilang, lebih hebat tim yang dulu daripada kafilah yang sekarang,” ujar Sekda.

Masyarakat menyaksikan peserta MTQ dari layar besar di islamic Center
Masyarakat menyaksikan peserta MTQ dari layar besar di islamic Center

Memasuki hari ketiga, yang  sudah melangsungkan 7 cabang lomba dengan 18 golongan, prestasi peserta NTB mulai kelihatan. Ketua Kafilah Provinsi NTB, Faturahman mengatakan, peserta berhasil ke peringkat pertama pada babak penyisihan, bisa masuk final. “Dan diharapkan juara,” ujarnya, Selasa (2/8).

Beberapa cabang lomba sudah memasuki babak semifinal dan final. peserta asal NTB, Rizki Juniati pada cabang Tilawah Al-Quran golongan cacat netra putri mendapatkan rangking pertama di babak penyisihan. Di golongan putra, Alhamudin meraih peringkat kedua.

Peserta lainnya, Lili Rahmah meraih peringkat pertama di babak penyisihan di cabang lomba Tilawatil Al-Quran. Di cabang khath Al-Quran golongan kontemporer, peserta NTB meraih peringkat kedua dan berhak maju ke final.

Farida Zaika berhasil masuk ke babak semifinal di cabang lomba Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Quran. Juga  Yuni Puandari, peserta pada cabang lomba Tilawatil Quran golongan dewasa, diharapkan berprestasi di kategori itu.

Sejauh ini, peringkat seluruh provinsi relatif menyebar di tiap cabang lomba dan golongan. Namun yang terlihat dominan di 7 cabang lomba dan 18 golongan adalah provinsi Banten dan Jawa Barat.

Dari pantauan di semua venu, sampai Selasa pelaksanaan MTQ Nasional 2016 di Kota Mataram berjalan lancar. Baik Islamic Center, Aula BI, Gedung Graha Bhakti dan Gedung Sangkareang di Kantor Gubernur NTB berlamngsungnya lomba berjalan dan sudah menyelesaikan babak penyisihan.

Ada tujuh cabang lomba yang diadakan yakni Tilawah Al-Quran, Hifzh Al-Quran, Tafsir Al-Quran, Fahm Al-Quran, Syarh Al-Quran, Khath Al-Quran, dan Menulis Makalah Ilmiah Al-Quran.

Dalam MTQN 2016 ada 18 golongan lomba terdiri atas enam golongan cabang Tilawah Al-Quran (dewasa, remaja, anak-anak, tartil, cacat netra, serta qiraah sab’ah); lima golongan cabang Hifzh Al-Quran (1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz); tiga golongan cabang Tafsir Al Quran (bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris), serta empat golongan cabang Khath Al-Quran (naskah, hiasan mushaf, dekorasi, dan kontemporer).

Di venu utama di Islamic Center di Mataram, sejak hari pertama hingga Selasa malam, ribuan masyarakat baik dari Mataram maupun dari berbagai penjuru Lombok, setia menikmati lantunan ayat-ayat Al Qur’an dari qori’ dan qori’a yang mewakili 34 provinsi se Indonesia.

Dan selama itu kegiatan ekonomi kecil bergerak. Ratusan pedagang kecil menangguk rezeki,  memadati berbagai sudut halaman Islamic Center, termasuk lokasi tempat diselenggarakan pameran peradaban Islam yang berada di seberang utara.

Rer.




Konferensi Internasional Ulama Islam Dunia; Islam Tak Ada Hubungan Dengan Sektarian

Senggigi – lombokjournal.com

Konferensi Internasional Ulama Islam Dunia yang berlangsung di Senggigi, Lombok Barat (30 Juli – 1 Agustus), ditutup dengan 9 rekomendasi. Di antaranya, mendirikan pusat kajian Terorisme, Radikalisme, dan Sektarianisme. Dan menyusun rencana strategis kontra terorisme, radikalisme dan sektarianisme. “Islam tidak ada hubungannya dengan sektarianisme,” kata Gubernur TGH M Zainul Majdi, saat penutupan koferensi di Senggigi, Seni (1/8).

 gubernur,konferensiulama4gubernur,konferensiulama2

Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi menegaskan, hasil-hasil yang diperoleh dalam penyelenggaraan konferensi tersebut,  menguatkan islam yang benar, yang bertentangan dengan terorisme dan sektarianisme.

“Justru Islam mengajak dan menyeru serta menawarkan perdamaian. Islam juga tidak ada hubungannya dengan sektarianisme. Sebab sektarianisme sebenarnya hal-hal primordial yang tak perlu dikembangkan,” jelas Gubernur.

Lebih lanjut dikatakannya, perbedaan suku, agama, ras dan golongan justru untuk saling mengenal, saling mengisi dan saling belajar, tegasnya.

Pada sambutannya Gubernur Majdi sempat menyinggung soal Pembukaan MTQ yang dilakukan Preside., Joko Widodo.  Ucapan terima kasih disampaikannya, atas kepercayaan untuk NTB menjadi tuan rumah MTQ, dan  sekaligus tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional Ulama Islam dunia tersebut.

Gubernur juga sempat menjelaskan salah satu kesenian tari kolosal yang dihadirkan pada saat pembukaan MTQN. Dikatakannya, NTB sengaja menampilkan budaya tersebut sebagai sebuah keunikan, Islam di Nusa Tenggara Barat ini yang memiliki sejarah sendiri.

“Islam datang membawa perubahan yang sangat signifikan. Islam membawa cara pandang yang sugguh sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya,” jelasnya di hadapan ratusan peserta konferensi tersebut.

9 Rekomendasi

Konferensi Internasional Kontra Terorisme dan Sektarianisme, di Lombok (NTB), kerjasama antara MUI dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, resmi ditutup Wakil Menteri Luar Negeri RI, Prof. Dr. Abdurrahman Fahri, di Hotel Sentosa, Senin (01/08). Penutupan konferensi yang berlangsung sejak tanggal 30 Jul tersebut dihadiri juga Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Muhyiddin Junaidi, MA dan Dewan Pimpinan MUI Prof. Dr. Yunahar Ilyas.

Sekretaris Jenderal Rabithal Al Alam Al Islami, Prof. Dr. Abdullah Bin Abdul Muhsin At-Turki bersama ulama dari 12 negara di dunia.  Ia menjelaskan, isu radikalisme dan sektarianisme merupakan isu global yang harus menjadi perhatian serius para ulama islam di dunia.

Abdullah Bin Abdul Muhsin tegas menolak segala teror yang menimpa dunia Islam saat ini, yang mengorbankan nyawa dan merendahkan kemanusiaan. Namun masyarakat internasional diam dan tidak bertindak apa. Maka, ia menuntut agar pelaku-pelaku teror atas umat Islam dapat dibawa ke hadapan pengadilan internasional, dan diadili atas perbuatannya

Selain itu, Abdullah Bin Abdul Muhsin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, juga seluruh rakyat Indonesia, atas perhatian yang besar kepada pelaksanaan konferensi. Presiden Joko Widodo membuka kegiatan tersebut, hari Sabtu (30/7) lalu.

Konferensi Ulama itu menghasilkan sembilan rekomendasi, yang dicetus oleh peserta konferensi. Sembilan rekomendasi tersebut sebagai berikut:

  1. Kepada Muslim World League, agar mendirikan pusat kajian Terorisme, Radikalisme, dan Sektarianisme, bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia.
  2. Membentuk komite yang mengontrol pelaksanaan seluruh rekomendasi yang dihasilkan oleh Konferensi ini, terdiri atas Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kementerian Agama Republik Indonesia, dan Muslim World League
  3. Menyusun rencana strategis kontra terorisme, radikalisme dan sektarianisme yang terjadi di Asia, sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemerintah beberapa negara Islam, bekerjasama dengan masyarakat internasional. Muslim World League diharapkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat di dalam hal ini, bersama dengan pihak-pihak yang berkompeten
  4. Mendukung pengajaran agama di negara-negara Asia, dengan mengembangkan sistem pembelajaran, atau mendirikan lembaga pendidikan Islam untuk menutupi kebutuhan masyarakat, dan memenuhi keperluan terhadap tenaga-tenaga pendidik atau imam-imam masjid yang mampu untuk menjelaskan tentang bahaya sikap radikal dan sektarian, serta mengukuhkan sikap moderat sebagai bagian dari ajaran Islam, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala di dalam QS al-Baqarah (02)/ 143
  5. Mengajak para ulama Islam agar menjalankan peran dan tanggungjawab mereka, untuk mengarahkan pemuda-pemuda umat dengan pemahaman yang benar tentang jihad, takfir, wala’ dan bara’ (loyalitas dan anti loyalitas), kedaulatan negara, kewajiban taat kepada pemimpin dan larangan melakukan makar, atau segala yang berkaitan dengan permasalahan seperti ini
  6. Meluruskan metodologi dakwah, sesuai konsep Islam, yaitu mendahulukan sikap bijaksana, dan pengajaran yang baik. Mengajak para pimpinan-pimpinan organisasi kemasyarakatan di negara-negara Asia untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga sosial Islam untuk mengadakan pelatihan-pelatihan imam dan dai
  7. Membentuk forum komunikasi antar sesama lembaga Islam dalam tingkat internasional yang bertujuan untuk menyatukan segala potensi yang dimiliki, di bawah koordinasi Muslim World League, dan bekerjasama dengan institusi-institusi terkait. Forum ini diharapkan untuk melakukan pertemuan-pertemuan koordinasi secara berkala, untuk merumuskan langkah-langkah strategis menghadapi ancaman terorisme, dan sektarianisme di Asia
  8. Membantu kaum muslim minoritas, khususnya di bidang pendidikan, agar dapat terhindar dari sikap ekstrim, atau tindakan radikal dan konfrontasi dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, sehingga dapat lebih produktif untuk memberikan perbuatan yang terbaik bagi negaranya, dan membuktikan kesempurnaan agama Islam bagi orang lain
  9. Mewujudkan perbaikan yang menyeluruh terhadap kondisi umat Islam, sehingga mampu memperlihatkan identitas keislaman yang utuh, dan memenuhi keperluan masyarakat di dalam memerangi kerusakan. Mempergunakan sumber daya alam dan manusia secara baik, demi mewujudkan keadilan, dan menjaga kehormatan kemanusiaan, serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Suk

(Foto: Biro Humas Setda Pemprov NTB)




Buka MTQ Di NTB, Presiden Ingatkan Kesalehan Sosial

MATARAM – lombokjournal

Mengagungkan Al Qur’an berarti mengagungkan nilai-niai  kemanusiaan. Itu berarti meningkatkan kesalehan sosial.  “Mengutamakan pembelaan yang lemah, fakir miskin. Ini mengikis keserakahan seperti mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,” kata Presiden Joko Widodo saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXVI di Mataram, Nusa Tenggabara Barat (NTB), Sabtu (30/7) malam.

Presiden,MTQ30Juli1

Presiden,MTQ30Juli6

 

 

Presiden Jokowi datang di Islamic Center NTB yang menjadi venu utama MTQ,mendapat sambutan antusias dari warga Kota Mataram. Sejak magrib ribuan masyarakat sudah memadati lokasi pembukaan..Sejak sebelum kedatangan Jokowi, ribuan peserta juga sudah antre memasuki lokasi acara yang dibatasi pagar besi dengan masyarakat umum.

Sekitar pukul 20.30 witeng, mengawali sambutannya Jokowi mengatakan, di Indonesia sebagai Negara Islam terbesar, penyelenggaraan MTQ harus bisa lebih membumikan Al Qur’an. Karenanya, ia memiliki MTQ akan mewarnai nafas kehidupan dan membudaya di masyarakat.

Presiden,MTQ30Juli5

“Tujuan MTQ selain untuk mengejar prestasi dan mengembangkan kualitas penyelenggaraannya, hraus meningkatkan syiar dan dakwah, Ini penting mewarnai wajah teduh umat Islam dan bangsa Indonesia,” katanya..

Penyelenggaraan MTQ tepat di tengah masyarakat yang masih suka mencela,dan merendahkan orang lain. “Masih banyak orang mudah mencela, mengumpat, merendahkan orang lain, mengejek, menjelek-jelekkan orang lain. Nilai sopan santun juga diabaikan,’ ujar Jokowi.

Saat ini dii ranah media social, banyak ungkapan pedas, ujaran kebencian yang asal bunyi bertebaran luar biasa. Ungkapan yang menebar kebencian itu makin menghebat saat berlangsung kontestasi politik seperti pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan walikota, pemilihan presiden, atau pemilihan anggota legislatif.

“Kandidat lain bukan lagi sebagai sahabat, teman atau mitra,  melainkan dianggap musuh yang harus dikalahkan,”katanya.

Presiden yang datang bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, Menag Lukman Hakim Syaifuddin, Mensesneg Pratikno dan beberapa menteri lainnya mengatakan, bila saatnya Indonesia menjadi sumber pemikiran Islam dunia. Dan Indonesia bisa jadi sumber pembelajaran Islam .

“Islam di Indonesia sudah seperti obat yang paten yaitu Islam moderat dan egaliter,” tegasnya.  Ditambahkannya, saat ini ada ada Perpres yang mengatur pendirian Universitas Islam Internasional. Indonesia akan menjadi sumber keilmuan Islam sekaligus berbagai kegiatan bernuansa keislaman.

Berharap Presiden Selalu Senyum

Sebelum sambutan Jokowi, Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi menyampaikan laporan penyelenggaraan MTQ. Dikatakannya, selama persiapan MTQ di NTB semua pohak termotivasi dan bekerja keras untuk memberi yang terbaik bagi bangsa. Semua dipersiapkan sebaik-baiknya. “Sebab kami berharap, kalau presiden datang ke NTB selalu tersenyum, selalu gembira,” kata gubernur.

Penyelenggaraan MTQ, menurutnya, juga melibatkan seluruh masyarakat termasuk non muslim.  Pemasangan lampion di sepanjang Jalan Pejanggik, semuanya dipasang kalangan Tionghwa, ujarnya.

“Semua agama terlibat, termasuk pecalang dari umat Hindu ikut mengamankan. Penyelenggaraan MTQ di NTB membuat semua pihak bersuka cita,” kata gubernur.

Trio BIMBO; Syam, Acil dan Jaka, memeriahkan pembukaan MTQ Nasional XXVI
Trio BIMBO; Syam, Acil dan Jaka, memeriahkan pembukaan MTQ Nasional XXVI

Setelah Presiden Jokowi memukul gendang beleq (gendang besar) yang menandai dibukanya MTQ, tarian kolosal yang digarap seniman tari dan teater Kota Mataram yang diperkaya musik orchestra Purwa Tjaraka, sangat memukau peserta MTQ.  Selain itu juga tampil legendaris pelantun lagu-lagu religi, BIMBO, trio bersaudara  Syam, Acil dan Jaka.

Pembukaan MTQ juga dihadiri gubernur dari daerah seluruh Indonesia, bahkan hadir pula perwakilan duta besar negara-negara sahabat.  Penyelenggaraan lomba dimulai 31 Juli hingga 5 Agustus. Ribuan peserta dari 34 provinsi bersaing dalam 18 cabang lomba.

Suk

 




Menjamin Transparansi Peserta MTQ XXVI, Pendaftaran Berbasis Aplikasi Online

MATARAM – lombokjournal.com

Dirjen bersama Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof. Machacasin menjelaskan, Kemenag  telah menerapkan sistem pendaftaran peserta berbasis aplikasi online melalui e-MTQ dengan alamat: simpenais.kemenag.go.id/mtq. Dengan sistem itu, masyarakat bisa melihat langsung peserta dengan mengecek kebenaran data

Menurutnya, tujuan penggunaan aplikasi ini untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik. Sebab pelaksanaan MTQ yang nota bene bermusabaqah dalam bidang kitab suci agar terjaga martabatnya. Penjelasan itu disampaikannya saat bersama Wagub NTB, H Muhammad Amin yang saat itu juga memastikan kedatangan Presiden Joko Widodo yang akan membuka MTQ XXVI.

“Manfaat aplikasi e-MTQ, masyarakat bisa melihat langsung peserta dengan mengecek kebenaran data yang berhubungan dengan nama, usia, dan cabang musabaqah yang diikuti pada provinsi masing-masing,” terang Mahasasin kepada wartawan.

Penggunaan aplikasi e-MTQ memudahkan pendaftaran calon peserta dan panitia menyeleksi dokumen peserta yang tidak valid, baik sengaja maupun tidak. Dari total pendaftar 1303, yang lulus administrasi sebanyak 1200 orang. Jadi, ada 103 peserta yang tidak lulus administrasi.

Dari 1200 peserta hingga saat ini 1193 orang yang telah mendaftar ulang. Sedangkan  yang tidak mendaftar  sebanyak 7 orang, dengan rincian Tilawah Remaja Putra 1 orang, Canet Putra 1 orang, Tafsir Arab Putra 1 orang, Tafsir Indonesia Putra 1 orang, Tafsir Inggris Putri 1 orang, M2IQ Putra 1 orang, Khat Dekorasi Putri 1 orang. Jadi total yang tidak mendaftar sebanyak 7 orang.

Selain mekanisme pendaftaran melalui e-MTQ, satu hal baru dalam MTQ kali ini adalah kertas yang digunakan untuk maqra (sesuatu batasan ayat/kisah yang akan di baca/dilombakan) dibuat dengan kertas berciri khusus. Jika sebelum penyelenggaraan MTQ yang  beredar maqra, dapat diyakini itu palsu.

Penggunaan kertas itu juga mendukung sistem penjurian yang dilakukan oleh Dewan Hakim agar penilaian peserta dapat berjalan dengan bersih, jujur, dan tertib. Sehingga dapat menghasilkan para juara yang memiliki kualifikasi tinggi untuk musabaqah tingkat dunia.

Seluruh Dewan Hakim musabaqah yang diketuai oleh KH. Said Agil Al-Munawwar akan dilantik oleh Menteri Agama jam 16.00 WITA sore ini. Mereka adalah para ahli dibidangnya masing-masing, yang datang dari berbagai provinsi yang memiliki komitmen tinggi dalam pengembangan Alquran.

Lebih lanjut, Machacin menyampaikan, jika saat perlombaan nanti ditemukan kejanggalan atau ketidakteraturan administrasi akibat disengaja atau tidak oleh panitia maupun dewan hakim, dapat disampaikan langsung kepada panitia pada setiap cabang yang dilombakan.

Tema MTQ Nasional ke -26 di Mataram ini “Mewujudkan Revolusi Mental melalui Penerapan Islam Rahmatan Lil Alamin” merupakan salah satu bagian upaya Kemenag mewujudkan revolusi mental dengan penerapan Islam Rahmatan Lil Alamin.

Tema ini penting di tengah upaya kita melakukan gerakan nasional revolusi mental, penyelenggaraan MTQ merupakan momen yang tepat. Di tengah berbagai konflik di dunia Islam akibat sektarianisme akut, tema tersebut mengandung pesan khusus pentingnya umat Islam menjaga harmoni sosial baik antar maupun intern umat. Apalagi MTQ bukan semata ajang festival keagamaan, tetapi juga festival budaya, sosial, dan ekonomi.

Suk




Presiden Joko Widodo Akan Buka MTQ Nasional XXVI di Mataram

MATARAM – lombokjournal.com

Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVI di Mataram, malam nanti, Sabtu (30/7), akan dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, di Astaka Utama Islamic Center, Kota Mataram, NTB. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Muh. Amin, S.H.M.Si, selaku Ketua Panitia Daerah, Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVI di Mataram (NTB), kepada wartawan siang tadi.

Wagub mengatakan, 43 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1973,  NTB dengan keterbatasan sarana dan prasana mampu menjadi penyelenggara yang baik untuk event membumikan Al- quran ini. Dalam jumpa pers di media center MTQN XXVI,  wagub bersama Dirjen Bimas Islam Kemnterian Agama RI, Prof. Machasin.

Pada penyelenggaraan tahun ini, persiapan lebih matang serta koordinasi yang baik antara panitia daerah dengan panitia pusat, wagub optimis pelaksaaan akan jauh lebih sukses, baik sukses penyelenggaraan, sukses secara ekonomi dan prestasi.

”Pemerintah Provinsi NTB menyambut baik dan antusias masyarakat, sebagai tuan rumah event besar ini. Insya Allah segala potensi dan kekuatan, kami akan memberikan pelayanan terbaik dari segi fasilitas, termasuk keamanan, akomodasi, transportasi, dan media center yang menyediakan segala bentuk informasi terkait MTQ dalam bentuk digital,” jelas wagub, yang juga berharap, peserta NTB dapat mendulang prestasi.

Karo Humas dan Protokol NTB H. Yusron Hadi yang mendampingi Wagub menjelaskan secara tekhnis persiapan yang telah dilaksanakan panitia. ”Karena pelaksanaan ini dilaksanakan di areal terbuka, paspampres sedikit memberikan pengamanan yang lebih ketat,” jelasnya.

Untuk kenyamanan dan keamanan, akses masuk tamu undangan dibagi dalam beberapa titik berbeda. Sementara untuk menjamin kualitas penilaian dan netralitas selama perlombaan, pihak panitia daerah melalui Biro Humas dan Protokol Setda Prov NTB juga menyediakan live streaming yang dapat diakses dengan cara mendownload aplikasi MTQN 2016 melalui playstore.

Rer




Ribuan Warga Mataram Sambut Pawai Ta’aruf MTQ XXVI

MATARAM – lombokjournal

Pawai Ta’aruf menyambut Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI , mendapat sambutan ribuan warga Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dimulai sejak Jum’at (29/7) pukul 14.30 siang.  Pawai yang diberangkatkan dari Lapangan Sangkareang, Mataram, diikuti  seluruh kafilah dari 34 Provinsi se Indonesia.  Kemeriahan pawai tersebut karena masing-masing daerah bersemangat menampilkan keanekaragaman budayanya masing-masing.

gubernurpawaiMTQ29Juli5gubernurpawaiMTQ29Juli4

Gubernur NTB,TGH M Zainul Majdi, yang melepas pawai tersebut mengatakan, selain perkenal peserta dari seluruh Indonesia pawai juga merupakan  kesyukuran masyarakat NTB. Kesenian masing-masing dari Kabupaten se NTB seperti Lombok Utara, Barat, Timur dan Tengah, serta Sumbawa dan Bima tampil dalam pawai ini.

“Ini bagian rasa syukur masyarakat NTB  atas berlangsungnya MTQ,” ujar gubernur bersama Hj Erica Majdi, yang saat melepas pawai didampingi Wakil Gubernur HM. Amin, Walikota Mataram H. Ahyar Abduh, dan Dirjen Binmas Islam Kementerian Agama RI di Jalan Pejanggik Mataram.

Lebih dari 40 kendaraan dihias sesuai kekhasan dari 34 perwakilan Provinsi, termasuk perwakilan kabupaten/kota se-NTB.  Pawai bergerak dari Lapangan Umum Kota Mataram sampai ke Mayura Cakranegara. Sedangkan peserta pawai pejalan kaki yang diikuti puluhan ribu peserta, menempuh rute lebih pendek sampai dengan perempatan Karang Jangkong Mataram.

Kendaraan kafilah Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam mengawali berjalan dengan miniature ala Masjid Baiturrahman. Kemudian diikuti tuan rumah, NTB, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu.

gubernurpawaiMTQ29Juli7

gubernurpawaiMTQ29Juli6

Pawai Taa’ruf merupakan tradisi yang selalu berlangsung dalam penyelenggaraan MTQ.   Masing-masing daerah selain menampilkan mobil hias juga ada yang berjalan kaki. Pawai siang itu dimeriahkan pertunjukan drumband, mobil  dengan dihias miniatur masjid.

Terkait soal masjid itu, yang sempat mendapat perhatan masyarakat adalah rombongan dari DKI Jakarta.  Selain ramai dengan lantunan lagu khas Betawi, bagian depan mobil hiasnya terdapat tulisan LED berbunyi “Mohon Doa Restu Akan Dibangun Masjid Raya Jakarta Atas Prakarsa Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama’

Masyarakat juga antusias dengan khafilah dari Jakarta, Karena kehadiran Qubil AJ atau ‘Madit Musyawaroh’ pemeran Islam KTP . Penonton merangsek mengikuti jalannya kendaraan hias DKI,  berusaha bersalaman dan berfoto bareng Bang Madit

Banten Atraksi Debus

Dalam Pawai Ta’aruf itu, yang sangat menarik perhatian tampilnya Provinsi Banten dengan atraksi Atraksi Debus dengan 20 seniman yang menampilkan atraksi kesenian pencak silat, dan tarian khas Banten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten yang memboyong kesenian tradisional khas Banten itu juga sekaligus mempromosikan pariwisata Provinsi Banten.

Kepala Disbudpar Banten, Opar Sochari, berpromosi, potensi pariwisata Banten ini tidak kalah dengan Lombok. Banten memiliki potensi wisata seperti wisata budaya ada Baduy, wisata pantai ada Pantai Sawarna, Carita dan Anyer, dan wisata religi Banten Lama.

“Masih banyak lagi,” kata Opar sambil menjelaskan kafilah Provinsi Banten sebanyak 43 peserta Mobil hias peserta Banten melambangkan perpaduan masjid Banten Lama dan Masjid Raya Al Bantani. Maksudnya, mengingatkan jasa ulama besar asal Banten, Syekh Nawawi Albantani.

Pelaksanaan MTQ di NTB merupakan yang kedua setelah yang pertama berlangsung tahun 1973. Seperti halnya penyelenggaraan pertama yang mendapat dukungan antusias dari, masyarakat, penyelenggaraan MTQ XXVI juga menjadi kenanggaan masyarakat NTB, khususnya warga Kota Mataram.

Berbeda dengan penyelenggaraan MTQ tahun 1973, saat Kota Mataram masih bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Saat itu situasi Mataram, dan umumnya wilayah NTB masih sepi. Tahun 2016, pwnyelenggaraan MTQ  berlangsung di tengah gencarnya pembangunan NTB, dan Kota Mataram pun mulai menggeliat dari kota menengah menuju kota besar.

“Saya tak menduga Kota Mataram sudah ramai dan maju seperti ini,” kata peserta dari Kalimantan, yang mengaku terakhir kali ke Mataram tahun 1990.

 

Rer.

 

(Foto: Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB)