BPJS Kesehatan Menanggung Semua Biaya Cuci Darah Ramnah  

Ramnah menjalani hemodialisa (cuci darah) dua kali dalam seminggu sejak tahun lalu. Sebelum dinyatakan menderita gagal ginjal yang akhirnya harus menjalani hemodialisa,  awalnya ia menderita hipertensi

Narasumber : RAMNAH, Penderita Gagal Ginjal

MATARAM.lombokjournal.com — Hipertensi atau yang lebih sering dikenal dengan darah tinggi merupakan salah satu jenis penyakit yang sering dialami setiap orang.

Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol cukup besar risikonya.

Seperti yang sedang dialami oleh Ramnah, 41 th,  seorang istri dari Pegawai Negeri Sipil Kota Mataram.

Ibu dari dua orang anak ini tinggal di Pagutan Kota Mataram.  Saat ditemui tim Jamkesnews, Selasa (14/04/20) di rumah sakit, Ramnah  menceritakan pengalamannya selama menggunakan Kartu JKN-KIS untuk cuci darah.

Selain mendeita hipertnsi, Ramnah juga terkena gagal ginjal.

Ramnah bercerita, dirinya menjalani hemodialisa (cuci darah) dua kali dalam seminggu sejak tahun lalu. Sebelum dinyatakan menderita gagal ginjal yang akhirnya harus menjalani hemodialisa,  awalnya ia menderita hipertensi.

Tekanan darah Ramnah sampai lebih dari 250. Tetapi ia tidak merasakan gejala-gejala seperti sakit kepala dan lainnya.

“Sampai akhirnya saya pun lemas dan tidak sadarkan diri, lalu suami dan anak saya langsung membawa saya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Setelah dokter memeriksakan kondisi saya, ternyata akibat hipertensi yang tidak terkontrol saya pun didiagnosa gagal ginjal dan dokter menyarankan untuk melakukan cuci darah seminggu dua kali,” ujar Ramnah.

Selama pengobatan, Ramnah menggunakan Kartu JKN-KIS yang ia dapatkan dari suaminya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kota Mataram.

Dituturkanya, tentu saja saat mendengar diagnosa dari dokter di rumah sakit,  Ramnah pun terpikir biaya yang harus  dikeluarkannya untuk setiap tindakan cuci darah.  Ia banyak  mendengar dan megetahui dari orang-orang di sekitarnya, bahwa biaya cuci darah itu membutuhkan biaya berjuta-juta untuk satu kali tindakan.

Sedangkan dokter meminta saya melakukan cuci darah dua kali dalam satu minggu. Kalau saya mengandalkan dari gaji suami, hanya cukup untuk satu kali cuci darah dalam sebulan. Akhirnya dokter menyarankan saya untuk menggunakan Kartu JKN-KIS untuk cuci darah.

“Alhamdulillah semua biaya cuci darah saya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Saya selalu mengucapkan syukur dan terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu pengobatan saya,” tutup Ramnah.

dh/yn/Jamkesnews