Himbauan pada seluruh masyarakat NTB itu disampaikan Kepala Dinas Komunfotik Provinsi NTB, Najamuddin Amy di Mataram, Senin (09/10/23).
Dengan informasi yang positif dan realistis, agar daerah dan masyarakat NTB terus mendapatkan kepercayaan dunia.
Sehingga masyarakat merasakan banyak manfaat dari ‘branding’ positif tersebut.
Terlebih dengan berbagai event nasional dan internasional yang digelar, salah satunya event MotoGP yang akan digelar 13-15 Oktober mendatang.
“Seluruh masyarakat NTB adalah humasnya NTB. Apalagi dengan media sosial menjadikan netizen sebagai khalayak jurnalis. Hendaknya bijak dan sehat bermedia sosial dikedepankan,” jelasnya.
Bang Najam, sapaannya, mengajak seluruh masyarakat dan media fokus menyebarkan berita terkait potensi, keindahan, serta keluhuran budaya Sasak, Samawa, Mbojo (Sasambo) dan semua elemen masyarakat lainnya demi nama baik daerah di mata nasional dan dunia.
“Ayo jual potensi, keindahan dan keluhuran budaya sasambo di medsos kita,” seru Bang Najam.
Semakin dekatnya waktu pelaksanaan MotoGP, Provinsi NTB terus melalukan pemantapan persiapan di berbagai bidang. Tak terkecuali dengan berbagai promosi yang pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian dan berbagai fasilitas yang manfaatnya bisa dirasakan sebanyak-banyaknya oleh masyarakat NTB. ***
Rachmat Hidayat Salurkan Bantuan PENA untuk Pedagang Kecil
Rachmat Hidayat salurkan bantuan modal usaha untuk pedagang kecil program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), satu orang kebagian Rp5 Juta
LOTIM.LombokJournal.com ~ Bantuan Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) disalurkan untuk puluhan pedagang kecil di Lombok Timur (Lotim), di halaman Kantor Pos unit Desa Sakra di Lotim, Sabtu (07/19.23).
Dana bantuan untuk pedagang kecil itu bersumber dari aspirasidan wasilah Rachmat Hidayat, Anggota DPR RI komisi VIII yang bermitra dengan Kementerian Sosial.
Bantuan tunai itu untuk modal usaha pedagang kecil dan bakulan untuk memperkuat pondasi usahamereka agar dapat berkembang maju.
Pemerintahan Jokowi melalui Kemensos RI menyalurkan bantuan tunai pedagang kecil dalam program PENA sebesar Rp5 juta untuk masing-masing pedagang kecil.
Penyerahan bantuan itu didahului dengan proses rekrutmen pedagang kecil calon penerima bantuan, dan dilakukan assesment oleh petugas PKH sekaligus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap penggunaan dana PENA agar tepat sasaran.
Kemiskinan di Lotim.
Saat penyerahan bantuan PENA untuk pedagang kecil itu dihadiri Sekda Lotim, Baiq Miftahul Wasli, Eksekutif Manager Kantor Pos Selong, Goderdzeo de Araujo, Camat Sakra Hj Wira Negarawati, dari Kemensos RI, Ihsan Nurdin Hartanto.
Sekda Lombok Timur, Hj Miftahul Wasli menyampaikan, kondisi Lotim yang merupakan kabupaten terluas di NTB dengan jumlah penduduk terpadat di NTB menjadikan isu kemiskinan menjadi pembahasan dan menjadi masalah dari periode ke periode.
“Karena wilayah kita di Lombok Timur ini wilayah terluas di NTB dengan penduduk terbanyak sekitar 1,3 juta, sehingga persoalan kemiskinan dari periode pimpinan ke periode pimpinan lain isu kemiskinan menjadi sesuatu yang muncul di permukaan,” katanya.
Dia menjelaskan, tahun terakhir ini angka kemiskinan di Lotim mulai menurun. Pada 2018 sekitar 17 persen namun pada 2023 menurun menjadi 15,24 persen.
“Namun demikian penurunan itu rasanya melambat, karena dengan 15,24 persen kita di lingkup NTB berada pada angka di atas rata-rata provinsi, sehingga butuh kerja keras semua pihak bagaimana ke depannya mampu menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.
Baiq Miftahul Wasli merasa bersyukur terhadap Rachmat Hidayat maupun Kemensos yang telah menyalurkan bantuan ke Lombok Timur untuk mengentaskan kemiskinan melalui program PENA tersebut.
“Sangat bersyukur kesempatan hari ini ada dari pusat, baik dari DPR RI maupun kementerian darang membawa program yang dihajatkan untuk membantu masyarakatdi Lotim bagaimana bisa terentaskan dari kemiskinan,” ujarnya.
Baiq Miftahul Wasli menjelaskan dari 1,3 juta penduduk Lotim, ada sebanyak 971.337 jiwa atau 377,522 kepala keluarga (KK) terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Lotim dan masih sekitar 123 ribu jiwa data administrasi dan kependudukan (Adminduk) yang perlu diperbaiki.
“Sengaja saya sampaikan ini supaya dari pusat juga maklum dengan kondisi kita sehingga ada perhatian lebih nanti untuk menurunkan program di Lombok Timur,” katanya.
Dia berharap warga penerima bantuan PENA dimanfaatkan lebih baik agar tujuannya untuk menekan angka kemiskinan dapat berhasil.
“Tentunya pengawalan juga menjadi penting agar bantuan dapat tepat sasaran sehingga mampu mengentaskan masalah kemiskinan,” ujarnya.
Dia berharap bantuan tersebut tidak hanya di Kecamatan Sakra namun dapat menyasar kecamatan lainnya di Lombok Timur. Dia yakin jika kemiskinan di Lombok Timur teratasi, maka masalah kemiskinan skala provinsi akan ikut menurun.
“Kami meyakini jika masalah kemiskinandi Lombok Timur teratasi, maka masalah kemiskinan di Provinsi NTB sebagian besar akan teratasi,” katanya.
Banyak Bantuan Pusat
Terpisah Kemensos RI yang diwakili Kepala Dinas Sosial Lombok Timur, H. Suroto mengatakan, program PENA merupakan salah satu program bantuan dari banyaknya program bantuan yang diturunkan Pemerintah pusat.
Suroto mengatakan banyak sekali program pusat yang turun ke Lombok Timur baik untuk warga miskin maupun disabilitas.
“Ada yang dapat beras lewat Bulog, ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP). Alhamdulillah berkat bantuan ayahanda (Rachmat Hidayat) kita tahun ini dapat kuota tambahan kemarin,” ujarnya.
Dia berharap program tersebut dapat dimanfaatkan oleh penerima sebaik mungkin dan tidak digunakan untuk hal-hal lain yang tidak produktif.
“Mudah-mudahan program PENA betul-betul dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga warga kita yang belum masuk dapat masuk ke Bansos lain,” katanya.
Iia yakin keberadaan Rachmat Hidayat di DPR RI dapat membantu masyarakat Lombok untuk lepas dari jeratan kemiskinan.
“Saya yakin keberadaan ayahanda (Rachmat Hidayat) di pusat Insya Allah dapat membantu kita terutama yang betul-betul layak mendapatkan,” ujarnya.
Sementara Anggota DPR RI yang juga Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat mengatakan. sudah menjadi tugasnya sebagai wakil rakyat untuk mengusulkan bantuan dari pemerintah agar diturunkan ke masyarakat yang membutuhkan.
“Tugas saya hanya mengusulkan dan mengawasi. Jadi saya sudah usulan, tidak apa-apa saya jadi pengemis demi rakyat. Ada proposal juga sudah masuk di Kemensos insya Allah juga segera terealisasi,” kata Rachmat yang didampingi oleh Ahmad Amrullah, Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur.
Tokoh kharismatik di NTB ini mengatakan kepedulian dia kepada masyarakat di Lombok Timur, selain karena dia adalah wakil rakyat Dapil Lombok, juga karena Rachmat lahir dan besar di Lombok Timur, dan bahkan bersekolah di Sakra.
“Saya lahir di Lombok Timur, besar di Lombok Timur, sekolah juga di Sakra sini SMP dulu. Saya tahu semua ini,” kata dia.
Dia mengingatkan warga penerima bantuan untuk benar-benar memanfaatkan bantuan tersebut untuk menjadi modal berbisnis. Bahkan dia mengaku akian ikut mengawasi.
“Mudah-mudahan cita-cita kita insya Allah tercapai. Nanti bantuan lain akan saya ngomong sama menterinya. Kebetulan menterinya adalah teman saya,” kata Rachmat.
Senyum pedagang kecil
Usai acara sambutan, serah terima bantuan PENA digelar. Puluhan pedagang kecil, pedagang sembako dan pedagang bakulan mendapat sama-sama Rp5 juta. Penerima bantuan diwajibkan membawa identitas dan persyaratan administrasi lainnya.
Para petugas dengan cermat dan teliti memverifikasi calon penerima bantuan PENA yang telah mendapat bantuan tersebut.
Penerima bantuan PENA asal Desa Kabar, Sukmawati yang bekerja sebagai penjahit itu mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi, Menteri Sosial dan Rachmat Hidayat yang telah memberi dan menyalurkan program bantuan PENA.
“Saya sujud syukur atas cairnya bantuan PENA untuk menambah modal usaha guna beli mesin jahit baru . Meskipun demikian saya akan tetap berkonsultasi dan didampingi petugas PKH,” katanya.
Penerima bantuan lainnya, Sarman asal Peresak mengaku sangat bahagia mendapatkan bantuan PENA tersebut. Dia akan menggunakan modal tersebut pada usaha kerajinan tebolak (tudung saji).
“ Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Insya Allah dana bantuan ini akan saya gunakan untuk memperbesar volume kerajinan tebolak sehingga keuntungan bisa bertambah. Terimakasih banyak Pak Rachmat yang telah membantu menyalurkan bantuan ini,” katanya.
Pemandangan cukup menyentuh juga terjadi saat penyerahan bantuan. Seorang wanita tua renta menangis dengan mata berkaca-kaca saat Rachmat Hidayat memberikan dia bantuan tersebut.
Tampak dari raut wajahnya dia sangat bersyukur di sisa usianya saat ini masih dapat menerima bantuan untuk modal usaha melanjutkan hidupnya. (*)
Megawati Lestari : Pemberdayaan Perempuan Harus Berubah
Caleg DPRD NTB dari Partai Golkar, Megawati Lestari : potensi santri perempuan di NTB harus diberi wadah dan kesempatan berekspresi
MATARAM.LombokJournal.com – Caleg DPRD NTB dari Partai Golkar, Megawati Lestari SH MH menilai, program pemberdayaan perempuan harus mulai berubah pendekatannya, agar perempuan menjadi subjek, bukan sekadar objek pemberdayaan
Menurutnya, pemberdayaan perempuan saat ini menjadi isu strategisnasional yang terus dan masih dilaksanakan di daerah.
“Kalau mau berhasil optimal dan ada akselerasi, maka saya pikir harus ada perubahan pendekatan. Perempuan harus mulai menjadi subjek, caranya dengan memberikan wadah, aksesibilitas, dan kesempatan yang sama untuk berekspresi,” kata Megawati Lestari, Minggu 8 Oktober 2023.
Lama bergelut sebagai aktivis perempuan untuk demokrasi, Megawati Lestari maju sebagai Caleg DPRD NTB untuk Dapil 8 Lombok Tengah. Megawati bertekad memberdayakan kaum perempuan dan menyiapkan pendidikan berkualitas.
Menurut Megawati, NTB yang terkenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan nasional, punya banyak alternatif yang bisa mendukung pemberdayaan perempuan.
Konsep halal tourism dan moslem friendly destination yang menjadi branding, juga menjadi kekuatan tersendiri untuk menyiapkan wadah dan akses bagi pemberdayaan perempuan.
“Branding NTB sebagai destinasi wisata bisa menjadi daya ungkitnya. Perlu diadakan banyak event, khususnya Ekonomi Kreatif (Ekraf) penunjang pariwisata yang khusus untuk perempuan dan para santriwati,” ujar Megawati.
Megawati menilai, peran Pondok Pesantren dan para santriwati sangat potensial dalam pemberdayaan perempuan secara luas.
Tak hanya sekedar memenuhi hak pendidikan perempuan, tapi juga bagaimana ke depan para santriwati bisa turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan daerah ini.
“Jumlah penduduk kita di NTB masih dominan dan lebih banyak perempuan, kemudian kita punya banyak santriwati dan alumni Ponpes. Ini kekuatan luar biasa,” tukasnya.
Festival dan Pameran Ekraf Santriwati
Putri Almarhum H.Muhdin Ramli alumni jombang tebu Ireng pertama di wilayah Lombok tengah mengatakan, event atau kegiatan yang matching dengan kepariwisataan bisa dilakukan. Antara lain Festival atau Pameran Ekraf Perempuan dan Santriwati.
“Di ajang itu mereka akan berekspresi dengan keterampilan dan produk UMKM yang dihasilkan,” imbuhnya
Sebab, Megawati menilai para santriwati alumni Ponpes memiliki daya saingSDM yang mumpuni. Namun, faktanya keterserapan mereka di dunia lapangan kerja masih belum optimal, baik di sektor formal maupun informal.
“Festival atau pameran Ekraf Santriwati ini harus digagas dan bisa menjadi cikal bakal dimana konsep pemberdayaan perempuan bisa sejalan dengan sektor kepariwisataan di NTB,” katanya.
Ia mencontohkan, NTB yang kini juga sudah mulai dikenal dengan Trendsetter Muslim Fashion. Dalam tahun 2023 ini saja setidaknya ada empat event Muslim Fashion baik yang tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Menurutnya, jika event tersebut dikolaborasikan dan mengikutsertakan perempuan santriwati tentu dampaknya akan makin optimal dirasakan masyarakat.
Megawati bertekad, jika kelak diberi amanah duduk di DPRD NTB, event festival dan pameran Ekraf santriwati akan diperjuangkan. Karena wadah ini akan sangat strategis bagi pemberdayaan perempuan di daerah ini.
“Pemberdayaan perempuan harus holistik. Kita sudah bina kasih keterampilan dan dampingi, akan tetapi kalau wadah berekspresi tidak diciptakan maka akan percuma. Inshaa Allah ini yang akan saya perjuangkan,” katanya.
Bagi Megawati, pemberdayaan perempuan harus dilakukan dengan perubahan mindset masyarakat. Sebab di NTB sendiri sudah cukup banyak perempuan yang sangat inspiratif dan bisa menjadi penyemangat.
“Kekuatan santriwati NTB jangan dianggap remeh karena banyak yang memiliki talenta tersembunyi ,” imbuh Megawati.(*)
Bunda Lale Beri Apresiasi Forum Silaturahmi Berbagi (Silber)
Pj Ketua PKK NTB, Bunda Lale mengapresiasi Forum Komunitas Silber yang mengadakan kegiatan berbagi kepada yang membutuhkan.
MATARAM.LombokJournal.com ~Penjabat Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi yang akrab disapa Bunda Lale, menghadiri acara pembacaan Barzanji, Sholawat Nabi (Mahalul Qiyam), di acara pengajian hikmah Maulidmemperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Taman Loang Baloq, Sabtu (07/10/23).
Dalam pengajian Maulid itu, Bunda Lale memberikan apresiasi kepada Forum Komunikasi SilaturahmiBerbagi (Silber) yang mengadakan kegiatan berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan.
“Selamat kepada ibu ibu yang ada di Silber, kegiatan ini sangat besar pahalanya apabila kita suka berbagi, tanpa sadar balasan itu pasti ada,” tutur Bunda Lale.
Bunda Lale berharap, kegiatan Silber mampu menjadi inspirasibanyak orang sehingga dengan senang hati berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
“Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk kami seterusnya, saya ikut berbagai meski sedikit, pada saat ini harus kita galakkan terus, banyak orang-orang yang membutuhkan, Insya Allah rezeki dari kita dapat membantu,” ungkap Bunda Lale..
Selain itu, ia menyebutkan kegiatan berbagi dapat terus disosialisasikan sehingga akan banyak orang-orang yang mendapatkan pahala dari berbagi.
“Mari kita siapkan Forum Silber ini, sosialisasikan dan mengajak orang sebanyak banyak membuat kebaikan, karena dengan kebaikan kita mendapatkan pahala yang begitu besar,” katanya. ***
Pelopor Diversifikasi Pangan di Pondok Pesantren
Mempelopori gerakan diversifikasi pangan di Pondok Pesantren, Sulhan Muchlis Ubah mengubah paradigma Konsumsi pangan sehat dan beragam
MATARAM.LombokJournal.com ~ Sulhan Muchlis pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlahuddiny, Kediri, Lombok Barat ini, menyiapkan program diversifikasi pangan sebagai jalan menuju kemandirian pangan dan upaya mensejahterakan umat.
Intinya, kepeloporan Sulhan Muchlis dalam gerakan diversifikasi pangan di pondok pesantren sebagai langkah menuju kesehatan, ketahanan pangan, dan keberlanjutan yang lebih baik.
“Diversifikasi pangan dari pondok pesantren ini bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang mendidik hati dan pikiran. Ini merupakan upaya menciptakan generasi yang sehat secara fisik dan spiritual,” ucap Sulhan, Sabtu 07/10/23).
Politisi Partai Demokrat yang mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Pulau Lombok pada Pemilu Legislatif 2024 ini mengatakan, program diversifikasi pangan tersebut telah dimulai dari Pondok Pesantren Al Ishlahuddiny.
Dan berlanjut ke seluruh jaringan dan cabang Pondok Pesantren Al Ishlahuddiny yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Sulhan menjelaskan, diversifikasi pangan di pondok pesantren adalah langkah penting menuju ketahanan pangan yang tidak hanya mencukupi kebutuhan saat ini, tetapi juga generasi mendatang.
Menurutnya, banyak yang belum menyadari, pondok pesantren merupakan lembaga yang memiliki potensi besar mengubah paradigma konsumsi pangan menuju makanan yang lebih sehat, beragam, dan berkelanjutan. Sekarang, kami telah memulainya,” kata Sulhan.
Gerakan ini dimulai dengan memasukkan pendidikan gizi dalam kurikulum pondok pesantren.
Hal tersebut mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis makanan yang sehat dan bergizi. Dan terpenting, membangun pola pikir para santri dan seluruh pemangku kepentingan di pondok pesantren, untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan demi memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Berbarengan dengan kurikulum pendidikan gizi tersebut, pondok pesantren kemudian memastikan menu makanan harian untuk para santri mencakup berbagai jenis makanan. Termasuk buah-buahan, sayuran, dan sumber protein dan sumber karbohidrat yang beragam.
Tidak melulu sumber karbohidrat dari beras, melainkan dikombinasikan dengan sumber karbohidrat seperti ubi jalar, singkong, ataupun jagung, yang kesemuanya bertujuan untuk memperkaya gizi yang diperoleh santri.
Selain itu, gerakan diversifikasi pangan ini juga meliputi aksi penanaman sayuran dan buah-buahan dengan memanfaatkan lahan di sekitar pondok pesantren.
Santri terlibat secara aktif dalam penanaman sayuran dan buah-buahan tersebut, bukan hanya sebagai pendekatan praktis untuk mendapatkan bahan makanan segar, tetapi juga dapat menjadi pelajaran tentang pertanian dan keberlanjutan.
”Yang tidak kalah penting dari bagian program diversifikasi pangan ini adalah pengolahan makanan yang sehat. Karena itu, program ini juga mengajarkan cara memasak makanan yang sehat dan mengolah bahan-bahan makanan dengan benar kepada para santri,” ungkap Sulhan.
Wakil Ketua DPRD Lombok Barat periode 2014-2019 ini memberi contoh pengolahan makanan sehat tersebut. Seperti memasak dengan sedikit minyak, menghindari makanan yang digoreng berlebihan, dan menggunakan bahan-bahan segar.
Gerakan inklusif
Gerakan diversifikasi pangan yang dipeloporinya dari pondok pesantren ini memang baru sebuah langkah kecil. Namun, dia meyakini, langkah kecil tersebut kelak akan memberikan dampak yang besar.
Sebab, gerakan ini bukanlah aksi eksklusif di kalangan pondok pesantren semata. Melainkan dihajatkan sebagai gerakan inklusif yang melibatkan khalayak.
Dalam prosesnya, gerakan diversifikasi pangan ini akan berkolaborasi dengan petani lokal. Tidak semua kebutuhan pangan santri dapat dipenuhi sendiri oleh Pondok pesantren. Sehingga berkolaborasi dengan petani lokal untuk mendapatkan pasokan bahan makanan segar.
Menurut Sulhan, kolaborasi tersebut menjadi win-win solution. Pondok Pesantren berkontribusi nyata dalam mendukung petani lokal sambil memastikan pasokan makanan yang lebih berkualitas bagi santri.
Khusus bagi pondok pesantren yang tidak memiliki dapur sendiri, mereka juga bekerja sama dengan penyedia jasa katering yang memahami nilai gizi dan kebutuhan makanan santri. Dan dalam praktiknya, para santri juga terlibat dan berkontribusi untuk mengembangkan menuyang beragam dan sehat.
”Melibatkan para santri dan mendengarkan preferensi mereka dalam pemilihan menu yang sehat, sangat membantu dalam memastikan bahwa makanan yang disediakan akan lebih disukai dan lebih mungkin dikonsumsi dengan baik,” ucap Sulhan.
Putra ulama kharismatik Bumi Gora, TGH Muchlis Ibrahim ini menekankan, program diversifikasi pangan yang dipeloporinya tersebut bakal memainkan peran yang sangat penting dalam mendidik santri. Betapa pentingnya diversifikasi pangan dan memberikan contoh nyata tentang bagaimana melakukannya dalam praktik sehari-hari.
Dengan begitu, hal ini dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi santri, serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang makanan yang baik dan bergizi untuk masa depan mereka.
Mantan Ketua KNPI NTB ini menekankan, hari-hari ini, tidak hanya di NTB, tapi di seluruh Indonesia, masyarakat sedang dibuat resah, seiring dengan harga beras yang melambung tinggi.
Data Badan Pusat Statistik NTB menyebutkan, inflasi yang terjadi sepanjang September lalu, sepenuhnya disebabkan kenaikan harga beras.
Menurut Sulhan, program diversifikasi pangan ini, bakal menempatkan pondok pesantren memainkan peran kunci dalam mengedukasi tentang diversifikasi pangan. Dan mengajak khalayak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat.
“Diversifikasi pangan di pondok pesantren ini investasi jangka panjang untuk kesejahteraan umat. Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang kuat dan berdaya saing,” ucap Sulhan. ***
Jum’at Salam : RS Mandalika Ajak Pelajar Peduli Sosial
Implementasi program Jum’at Salam di RS Mandalika merupakan wujud tagline ‘NTB Maju Melaju’ yang digagas Pj. Gubernur NTB
LOTENG.LombokJournal.com ~ Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi yang meluncurkan program ‘Jum’at Salam’ beberapa waktu lalu, mulai diimplementasikan Rumah Sakit (RS) Mandalika Provinsi NTB
Program Jumat Salam merupakan akronim dari Jumpai Masyarakat Selesaikan Persoalan.
Menurut Direktur Rs Mandalika, dr. Oxy Tjahjo Wahjuni, SP.EM, implementasi program Jum’at Salam merupakan wujud tagline ‘NTB Maju Melaju’ yang digagas Pj. Gubernur NTB.
“Jum’at Salam kali ini RS Mandalika mengajak komunitas anak sekolah dari MAN 1 Praya dalam upaya meningkatkan Social Awareness terhadap kejadian-kejadian kegawatdaruratan henti jantung mendadak yang bisa terjadi pada siapapun, dimana pun dan kapan pun” jelas Direktur Oxy usai kegiatan, Sabtu (07/10/23) di Aula Poli Eksekutif Rs Mandalika.
Direktur yang juga merupakan dokter spesialis emergensitersebut menerangkan, kegiatan yang merupakan implementasi Jum’at Salam kali ini diikuti para siswa yang berjumlah 25 orang.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar, para pelajar dengan antusias mengikuti pelatihan BHD (bantuan hidup dasar) yang diberikan langsung oleh tim profesional prehospital RS Mandalika,” terang Oxy.
Sebelumnya, Pj Gubernur Lalu Gita Ariadi menekankan, pentingnya program Jum’at Salam. Ia meminta seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB untuk turun ke masyarakat tiap hari Jumat.
Ia menjelaskan, tujuan dari kunjungan ini adalah memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai program pembangunan yang sedang berlangsung di NTB.
Selain itu, untuk mendengar aspirasi serta keluhan masyarakat terkait kebijakan-kebijakan atau program yang dibutuhkan masyarakat.***
NTB Jadi Tuan Rumah pada Women’s International Club
Pj Ketua TP PKK NTB berharap seluruh OPD Provinsi NTB menjadi bagian dan terlibat pada agenda Women’s International Club di Jakarta
MATARAM.LombokJournal.com ~Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi tuan rumah kegiatan Women’s International Club (WIC) yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.
Hal itu diungkapkan Pj Ketua TP PKK NTB Hj Lale Prayatni, Jumat (06/10/23), saat rapat koordinasipersiapan bazar amal di ruang rapat pendopo timur yang dihadiri OPD terkait.
“Saya mengajak seluruh OPD Provinsi NTB menjadi bagian dan terlibat pada agenda yang luar biasa tersebut,” kata Bunda Lale sapaan akrabnya.
Bunda Lale yang merupakan istri Penjabat (PJ) Gubernur NTB ini menyampaikan, kegiatan ini juga menjadi momentum terakhir masa Jabatan Ibu Iriana Jokowi.
Sehingga sangat besar harapannya NTB dapat membawa wajah baru dan tentu saja penuh dengan ciri khasnya.
Karena menurut Bunda Lale, kegiatan WIC ini sebagai bentuk representatifwajah NTB di kancah nasional yang menampilkan seluruh rangkaian kegiatan bernuansa NTB.
“Untuk itu diharapkan seluruh yang terlibat dalam kegiatan ini sebagai panitia, agar bisa bahu membahu untuk menyiapkan kebutuhan kegiatan sesuai dengan apa yang telah arahkan,” ujarnya.
Setidaknya hal-hal yang dipersiapkan untuk sementara waktu, di antaranya seragam tenun dan lambung untuk panitia berjumlah 25 orang, dan makanan ringan bagi seluruh hadirin sebanyak 1000 dan untuk VIP sebanyak 100 pack yang disiapkan.
Untuk kain tenun sendiri tentu saja harus melalui akurasi oleh Dinas Perdagangan sebagai tim monitor yang sudah sangat paham dengan ciri dan model kain yang bagus untuk ditampilkan.
Selain itu harapan paling terbesar ialah kegiatan ini karena NTB menjadi tuan rumah, segala ornamen yang disiapkan harus berbasis nuansa NTB dimulai dari booth, backdrop dan lain lain. ***
Audiensi Pj Gubernur NTB dengan Ketua DPD IWAPI NTB
Seluruh organisasi kewanitaan di NTB berkomitmen tetap mendukung penuh program Pemerintah Daerah
MATARAM.LombokJournal.com ~Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, menerima audiensi Ketua DPD IWAPI NTB, Baiq Diyah Ratu Ganepi bersama organisasi wanita lainnnya, bertempat di Ruang Kerja Kantor Gubernur, Mataram, (06/10/23).
Miq Gite sapaan akrab Pj Gubernur kelahiran Puyung Lombok Tengah itu, menyambut baik kedatangan organisasi wanita di ruang kerjanya.
Dinilai keberadaan organisasi ini memiliki peran yang strategisdan menjadi afirmatif untuk bersama-sama bersinergi dalam membangun daerah.
“Saya tentunya menyambut baik keberadaan organisasi kewanitaan ini, karena memiliki peran penting dan strategis untuk bersinergi dalam membangun daerah kedepan,” ungkapnya.
Pada sebelumnya, Baiq Diyah menyampaikan selamat atas amanah yang diberikan sebagai Pj Gubernur NTB dan bersama Organisasi Kewanitaan di NTB ini, akan tetap mendukung penuh program Pemerintah Daerah.
Selain itu, ia menyebutkan kondisi ekonomi di NTB sedang tidak baik-baik saja. Mengingat saat ini naiknya harga sembako yang cukup tinggi.
“Kita harapkan kepada dinas terkait untuk bagaimana mengadakan pasar murah bagi masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau dan lebih murah,” ujarnya.
Turut juga hadir organisasi kewanitaan lainnya yang juga diketuai oleh Baiq Diyah Ratu Ganepi di antaranya DPD PIM NTB, UMKM Mandalika Rinjani, Mutiara Lombok, dan Komunitas Bini Sasak serta Kepala Dinas Perdagangan, Kadis UKM dan Koperasi dan Kadis Ketahanan Pangan NTB.***
Indra Jaya Usman Perluas Pengabdian ke DPRD Provinsi
Indra Jaya Usman (Iju) melakukan pengabdian di DPRD Lobar tiga periode tiada Henti, kini perluas pengabdian ke DPRD Provinsi
LOBAR.LombokJournal.com ~ Indra Jaya Usman atau akrab disapa Iju kini mulai memilih memperluas ladang pengabdian politik ke.DPRD Provinsi.
Ketua DPD Partai Demokrat NTB tiga periode yang telah melakukan pengabdian di DPRD Lombok Barat itu, kini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD NTB dari Daerah Pemilihan Lombok Barat dan Lombok Utara.
Dedikasi, integritas, pengabdian dan komitmen Indra Jaya Usman untuk melayani publik, tak terbantahkan.
“Tanggung jawab sebagai wakil rakyat adalah panggilan untuk melayani dan melakukan pengabdian. Menjadi sebuah keharusan bagi saya untuk terus mendengar, bertindak, dan memperjuangkan kepentingan konstituen dengan sepenuh hati,” ucap Indra Jaya Usman, Jumat (06/10/23).
Satu setengah dekade mewakili konstituen di Gumi Patut Patju, bukanlah waktu pengabdian yang pendek. Tak banyak politisimuda yang mampu mempertahankan pencapaian pengabdian seperti yang telah ditorehkan Iju, begitu Indra Jaya Usman karib disapa.
Rekam jejak Iju, menunjukkan bagaimana tokoh muda kelahiran Narmada tahun 1980 tersebut memang selalu menjadikan konstitueni panduan dalam mengambil setiap keputusan.
“Ketika diberi kepercayaan oleh masyarakat, saya sadar saya tidak hanya menjadi wakil mereka di lembaga legislatif, tetapi juga mitra dan pembela setia mereka,” ujarnya.
Iju terpilih pertama kali sebagai Anggota DPRD Lombok Barat pada Pemilu tahun 2009, dan terpilih kembali pada pemilu-pemilu setelahnya.
Di DPRD Lobar, Iju adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat semenjak tahun 2009 hingga saat ini. Dia juga pernah menjadi pimpinan Komisi II DPRD Lobar. Iju juga menjadi Ketua Bapemperda selama 2 periode selama jadi DPRD Lombok Barat.
Dan pengakuan atas pencapaian dan kinerjanya, tidak hanya datang dari daerah pemilihannya, namun juga datang dari seluruh NTB. Sehingga mengantarkannya memangku amanahsebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTB.
Dalam Musyawarah Daerah Partai Demokrat NTB yang digelar akhir 2021, sidang pleno Musda kala itu menetapkan dua kandidat Ketua DPD. Selain Iju, ada nama Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy.
Pengabdian tiada terkira kepada masyarakat dan dedikasi tinggi kepada partai, menjadikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan seluruh jajaran eksekutif partai di tingkat pusat, tanpa ragu menjatuhkan pilihan kepada Iju.
Pembela Masyarakat
Jejak pengabdian Iju kepada masyarakat memang jauh terentang panjang. Sebelum menjadi Anggota DPRD Lombok Barat, Iju adalah aktivis pembela masyarakat tulen. Ia aktif di sejumlah lembaga non pemerintah. Antara lain Institut Studi Krisis dan Perdamaian (InSKRIP) NTB, Lembaga Advokasi Rakyat untuk Demokrasi (LARD), hingga LeSA Demarkasi. Iju juga aktif dalam organisasi yang sepenuhnya melayani umat yakni Gerakan Pemuda Ansor dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lombok Barat.
Kiprahnya yang luar biasa dalam mengadvokasi masyarakat yang termarjinalkan melalui organisasi nirlaba yang digawanginya, menjadikan nama Iju begitu harum di kalangan masyarakat dan aktivis.
Ketika Iju memutuskan untuk bergabung dalam partai politik dan ikut bertarung dalam Pemilu pada tahun 2009, banyak rekan-rekannya sesama aktivis menentang hal tersebut. Stigma tentang banyaknya sisi gelap dalam politik membuat mereka khawatir.
Sejarah membuktikan, Iju tak berubah. Menjadi anggota legislatif malah menjadikan komitmen dan dedikasi Iju dalam membela masyarakat tak pernah surut. Malah kian kuat dan menjangkau masyarakat lebih luas.
Sarjana Aqidah Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini tak pernah membeda-bedakan masyarakat yang hendak dilayaninya.
Pernah suatu waktu, rekannya mempertanyakan kiprah Iju yang tetap memperhatikan dan memperjuangkan aspirasi masyarakatdi suatu desa, padahal di desa tersebut, Iju hanya memperoleh tak lebih dari 20 suara dalam Pemilu 2009. Namun, Iju bergeming. Aspirasi masyarakat di desa tersebut tetap dilayani dan diperjuangkannya. Manakala Pemilu tahun 2014 digelar, suara dan dukungan untuk Iju dari desa tersebut juga tidak bertambah signifikan. Tak lebih dari 30 suara saja. Toh, Iju tak meradang.
”Saya menganggap diri saya sebagai wakil rakyat, bukan penguasa rakyat. Karena itu, tanggung jawab saya untuk terus berjuang memenuhi harapan dan kebutuhan mereka,” kata Iju tetang langkahnya melayani tanpa membeda-bedakan konstituen tersebut.
Maka, ketika masyarakat desa tersebut datang kembali kepada Iju untuk membawa aspirasi pemekaran desa, Iju memperjuangkan aspirasi itu dengan sungguh-sungguh.
Hingga akhirnya pemekaran tersebut berhasil. Kiprah Iju yang tanpa pamrih itu, telah membuka mata masyarakat dua desa hasil pemekaran tersebut, sehingga dalam Pemilu 2019, Iju meraih dukungan yang sangat besar dari masyarakat dua desa itu.
Untuk masyarakat, Iju memang selalu meluangkan waktu. Ia mendengarkan dan berkomunikasi secara aktif terkait masukan, masalah, dan kebutuhan konstituennya. Iju aktif menggelar pertemuan dengan konstituen, merespons surat tertulis, atau telepon dari mereka dengan menjalin komunikasi yang terbuka.
Iju juga tak pernah ragu untuk terlibat menyelesaikan masalah yang melibatkan individu, selain mengatasi masalah dan kepentingan umum.
Mulai dari masalah yang terkait dengan pelayanan publik, seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Iju juga mengedukasi konstituennya dengan berperan sebagai pendidik. Memberikan informasi tentang isu-isu penting, program pemerintah, dan hak-hak yang dimiliki konstituen.
Dalam hal kebijakan, Iju juga berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan pemerintah dengan aktif mengajukan usul-usul inisiatif, memberikan masukan, dan bahkan berdebat demi menciptakan kebijakan yang lebih baik untuk masyarakat.
Dalam pengambilan keputusan, Iju tak sungkan untuk melibatkan konstituen. Ia mengadakan rapat umum, dialog publik, atau forum partisipasi warga. Sebuah hal yang telah membuat masyarakat berpartisipasi dan ikut serta dalam proses politik.
Itu mengapa, masyarakat konstituennya begitu mendukung Iju dengan tanpa ragu. Dan manakala mendengar Iju ingin memperluas ladang pengabdian dengan mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD NTB pada Pemilu tahun 2024, dukungan pun mengalir deras. Mereka tahu, Iju adalah tambatan harapan untuk memperjuangkan masyarakat dan juga Lombok Barat di level provinsi.
Menjadi Anggota DPRD Provinsi, konstituen tahu Iju akan memiliki peluang lebih besar untuk mempengaruhi kebijakan dan perubahan yang berdampak pada masyarakat dan daerah.
Kualitas pelayanan publik juga akan diyakini menjadi lebih baik manakala Iju bisa duduk level provinsi. Sebab, dengan menjadi anggota DPRD Provinsi, Iju dapat memperjuangkan dana dan sumber daya tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan layanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di Gumi Patut Patuh Patju.
Dengan bekal itulah Iju memantapkan hati. Dukungan dari masyarakat Lombok Barat, telah menguatkan tekadnya. Dan manakala seluruh ikhtiar telah dilakukan, apapun yang terjadi kelak, Iju tak akan pernah berhenti melayani.
“Melayani konstituen adalah kehormatan besar. Saya akan menjalani tanggung jawab ini dengan rasa hormat, tekad, dan dedikasi penuh. Saya akan menjalankannya dengan keberanian yang tak tergoyahkan,” ucap Iju.(*)
Pelantikan Pj Sekda NTB, Ada Pejabat Eselon Telat Datang
Kronologis Pj Gubernur NTB memberikan teguran kepada Pejabat eselon 2 yang tidak disiplin saat pelantikan Pj Sekda itu disampaikan Kadis Kominfotik NTB
MATARAM.LombokJournal ~ Saat pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Kamis (05/10/23), ada Pejabat Eselon 2 Telat Datang.
Akibatnya, Pj Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi minta Pol PP mengeluarkan Pejabat tersebut dari ruangan pelantikan Pj Sekda.
Kronologis Pj Gubernur NTB memberikan teguran kepada Pejabat eselon 2 yang tidak disiplin itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi NTB, Dr. Najamuddin Amy.
Kadis Kominfotik NTB itu yang kebetulan duduk di barisan kursi depan saat pelantikan Pj Sekda NTB itu memberi penjelasan.
Pengambilan sumpah dan pelantikan Pj Sekda NTB diatur dengan ketentuan protokoler. Biasanya 15 menit sebelum acara berlangsung semua tamu undangan harus memasuki lokasi acara, secara tertib dan menempati tempat duduk yang telah disediakan.
“Kebetulan saya berada tepat di kursi depan dan dibelakang Pj Gubernur NTB yang sedang melaksanakan pengambilan sumpah dan pelantikan Pj Sekda. Namun, saat Pj Gubernur masih di bawah dan dipersilahkan naik sambutan. Tiba-tiba salah seorang pejabat Eselon 2 tersebut nyelonong masuk persis di depan Pj Gub dan ketahuan sekali baru datang,” tutur Najamuddin.
Pj Gub dari podium sempat bertanya, kenapa terlambat hadir? Namun yang bersangkutan menjawab santai sekenanya, iya telat aja katanya.
“Sebagai tindakan tegas karena indisipliner tidak tepat waktu dan masuk menerobos saat pelantikan berlangsung maka Pj Gub minta Pol PP agar mengeluarkan Pejabat tersebut,” jelas Najam.
Menurutnya, apa yang dilakukan Pj Gubernur NTB sesungguhnya hal biasa saja. Karena dalam tradisi rapat pimpinanselain tidak boleh berwakil juga harus hadir tepat waktu.
Bahkan di era pimpinan-pimpinan sebelumnya kalau ada pejabat terlambat pasti tidak diperbolehkan masuk ke ruangan.
“Jadi tidak benar kalau tiba-tiba Pj Gubernur mengusir orang, apalagi Pejabat Eselon 2 tanpa ada kronologi dan alasan yang wajar. Apa yang dilakukan Pj Gubernur NTB semata-mata sebagai tindakan tegasbeliau kepada pejabat eselon 2 agar bisa menjadi contoh. Terlebih acara tersebut juga dihadiri oleh seluruh kepala OPD dan para awak media juga,” katanya.
Acara Pelantikan Pj Sekda NTB adalah rangkaian awal yang dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan (Rapim) Kepala OPD yang dipimpin langsung oleh Pj Gubernur dan Pj Sekda NTB yang baru dilantik. ***