Saat silaturahmi dengan ITDC, Gubernur NTB menilai perusahaan BUMN ini kurang berhasil me-mananeg kegiatan World Superbike (WSBK)
Silahturahmi dengan ITDC, Gubernur NTB : Atensinya Kita Fokuskan ke WSBK Dulu
MATARAM.lombokjournal.com ~ Jelang WSBK November mendatang, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah memberikan atensi kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) agar fokus pada perhelatan tersebut.
“Kami ingin acaranya sukses, media coverage nya bagus, menurut saya fokus aja disitu dulu,” tutur Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB.
Ia mengungkapkan itu saat silahturahmi bersama ITDC di Ruang Tamu Utama Kantor Gubernur, Rabu (07/09/22).
Menurunya, sebagai penyelenggara WSBK, perusahaan asuhan BUMN ini kurang terlihat hasilnya me-manage kegiatan World Superbike (WSBK). Harapannya WSBK tahun ini bisa lebih ramai dan meriah dari tahun kemarin.
“Kami ingin sesuatu yang direspon masyarakat dengan baik, penonton ramai, bukan sekedar laporan bisnis dan keuangan tapi ada intrinsik value,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ari Respati, Direktur Utama ITDC yang baru menjelaskan, ketika dia menerima proyek WSBK ini sudah berjalan 90 persen maka pembenahan SDM saat ini otomatis akan berimpac pada evaluasi struktur dan postur tubuh dari perusahaan.
Ari menambahkan, antara ITDC dan MGPA (Mandalika Grand Prix Associaton) ada internal diskusi yang baru selesai sehingga berdampak kemana-mana.
Terlepas dari luka finansial yang lama, tetap target untuk WSBK sukses tidak bisa ditawar.
Pada kesempatan yang sama, Deni selaku Pembina Badan Keamanan Desa (BKD) Loteng yang turut hadir pada kegiatan ini juga berharap ke depan BKD dapat berperan aktif dalam semua event international khususnya dalam waktu dekat ini WSBK.
“Harapan kami ke depan BKD bisa masuk ke dalam sirkuit untuk pengamanan internal, karena sebelumnya kami dari forum kesulitan untuk masuk padahal tugas kami menghubungkan masyarakat setempat dengan kegiatan yang ada,” pungkasnya.
Selanjutnya, Kadis Pariwisata NTB, Yusron Hadi mengatakan, Mandalika adalah harapan untuk jadi ikon fase baru yakni sport.
Memanfaatkan hal tersebut banyak hotel yang melonjak harganya ketika event-event ini berlangsung.
“Yang menjadi isu utamanya adalah akomodasi khususnya hotel, kita sarankan jajaran direksi dapat berkomunikasi dengan industri pariwisatadan pihak hotel supaya dapat menekan harga hotel,” jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Direktur Keuangan ITDC, Direktur SDM ITDC, Direktur Operasi ITDC, Badan Keamanan Desa (BKD) Loteng, serta Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI).***
Silaturahmi Nelayan Tradisional dan Tomas KLU, Gubernur NTB Dipasikan Hadir
Gubernur NTB dipastikan hadir dalam silaturahmi Asosiasi Nelayan Tradisional Indonesia (ANTI) bersama tokoh masyarakat Lombok Utara
MATARAM.lombokjournal.com ~ Pertemuan Asosiasi Nelayan Tradisional Indonesia (ANTI) dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Lombok Utara yang diperkirakan dihadiri tidak kurang dari 7.000 orang peserta.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah dipastikan hadir dalam kegiatan tersebut.
“Tentu saya menyambut baik diadakannya temu nelayan se Lombok Utara ini. Dan Insya Allah, kami akan usahakan hadir,” kata Bang Zul sapaan Gubernur NTB saat audiensi panitia penyelenggara pertemuan itu, Rabu (07/09/22) di ruang tamu Gubernur NTB di Mataram.
Penggerak kegiatan temu nelayan, keagamaan dan masyarakat KLU Usman menjelaskan, selain pertemuan nelayan akan ada juga acara pertemuan dengan pimpinan pondok pesantren se Lombok Utara.
“Harapan besar kami gubernur hadir dan membangun komunikasi yang baik misalnya setiap hari Jmat keliling-keliling atau roadshow ke pelosok desa. Acara untuk nelayan kami ingin masyarakat Lombok Utara yang berprofesi sebagai nelayan agar mereka sejahtera dan mendapat sentuhan dari Pemerintah Provinsi,” Usman menuturkan.
“Kami sangat bersyukur dan bangga,” tandasnya. ***
Bayi Kembar Empat Lahir Selamat di RSUD Provinsi NTB
Operasi kelahiran bayi kembar empat yang pertama terjadi di RSUD Provinsi NTB, berjalan lancar
MATARAM.lombokjournal.com ~ RSUD Provinsi NTB mencatat sejarah baru, untuk pertama kalinya di rumah sakit itu lahir bayi kembar empat operasi caesar, pada Rabu (07/09/22) sekitar pukul 08.30 wita.
Orang tua bayi kembar yang berbahagia itu adalah buah hati pasangan M. Umar (35 tahun) dan Siti Nursiah (35 tahun), bayi tersenut berjenis kelamin laki-laki.
Lega, itulah yang dirasakan Umar setelah mengetahui bayinya lahir dengan selamat. Keempat bayi kembar ini merupakan putra ketiga pasangan petani yang berasal dari Kelurahan Kaboro, Kecamatan Labita, Kabupaten Bima.
Pasangan M. Umar dan Siti Nursiah telah memiliki seorang putra yg berusia 10 tahun dan seorang putri yg berusia 3 tahun.Agus Rusdhy H. Hamid, Sp.OG (K), MARS, dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan fetomaternal RSUD Provinsi NTB yang mengepalai tim bedah pada operasi caesar tersebut mengatakan, kelahiran bayi kembar empat ini merupakan yang pertama di RSUD Provinsi NTB.
“Ibu bayi merupakan pasien rujukan dari Bima, dan operasi dilakukan dalam umur kehamilan 28/29 minggu. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, kurang lebih sekitar 45 menit. ibu bayi dalam kondisi stabil,” kata Rusdhy.
Kelahiran bayi kembar empat yang pertama di RSUD Provinsi NTB ini mendapat atensi penuh dari Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. H.L. Herman Mahaputra, M.Kes., M.H. atau biasa disapa dr. Jack.
“Kelahiran ini dipersiapkan dengan matang. Sejak awal kedatangan, kondisi Ibu dan janin terus dipantau oleh pihak RS. Ini termasuk kasus yang unik, karena kehamilan bayi kembar empat ini terjadi melalui proses pembuahan yang normal, bukan pembuahan buatan atau melalui proses bayi tabung,” demikian tanggapan dr Jack.
Diketahui bayi I lahir dengan BB 1350 gr, bayi II dgn BB 1370 gr, bayi III dgn BB 1100 gr dan bayi keempat lahir dgn BB 1195 gr.
Keempat bayi yang lahir berselang 1 menit tersebut, saat ini mendapat perawatan intensif di ruang NICU RSUD Provinsi NTB, ditangani oleh dr I Ketut Adi Wirawan, MSc., Sp.A (K) dan team.***
Implementasi SIAP SIAGA di NTB Sejalan dengan Destana
Wagub NTB sambut baik implementasi program SIAP SIAGA cocok dengan program unggulan Pemprov NTB
MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyambut baik pengimplementasian Program SIAP SIAGA guna memperkuat sistem penanganan bencana di Provinsi NTB.
Dikatakan Wagub, Program SIAP SIAGA sejalan dengan salah satu program unggulan Pemprov NTB, yaitu Desa Tangguh Bencana (Destana).
“SIAP SIAGA ini sangat match (cocok) dengan apa yang kita lakukan disini. Kita ada Destana, dan juga aplikasi Siaga Bencana dari BPBD. Percuma kalau program nya bagus-bagus tapi gak nyambung dengan keadaan kita disini. Jadi, kami tentunya atas nama Pemerintah Provinsi berterima kasih atas apa yang dilakukan,” ujar Wagub saat menerima audiensi dari Tim SIAP SIAGA di ruang kerjanya, Selasa (06/09/22).
Ia berharap agar Program SIAP SIAGA di NTB dapat dijalankan secara berkelanjutan agar membantu masyarakat memahami tentang kebencanaan.
“Kita berharap SIAP SIAGA ini seperti Destana ya, sehingga kita bisa mengedukasi masyarakat supaya semakin aware, ngerti dan paham tentang kebencanaan. Semoga programnya berlanjut terus, dan kedepannya bisa bekerjasama lebih baik lagi,” lanjutnya.
Dijelaskan Anggraeni Puspitasari selaku Koordinator Area SIAP SIAGA di NTB, Program SIAP SIAGA merupakan Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Australia untuk memperkuat sistem penanganan bencana di Indonesia.
“SIAP SIAGA ini merupakan kerjasama Indonesia dengan Australia untuk perkuat sistem penanganan bencanadi Indonesia. Kita berada di bawah 5 kementerian, yaitu BNPB, Kemendagri, Kemenlu, Kemensos dan Bappenas,” jelas Anggra, sapaannya.
Tim SIAP SIAGA juga berkomitmen untuk membantu Pemprov NTB untuk mengembangkan pedoman pelaksanaan Destana untuk mencapai target 434 Destana di akhir tahun 2023.
“Nanti bagaimana kita juga akan mengakselerasi bersama Bappeda dan BPBD mengembangkan pedoman pelaksanaan Destana untuk mencapai target 434 Destana terbentuk di akhir 2023,” tambah Anggra.
Program SIAP SIAGA di NTB telah berjalan di tahun ketiga, sejak bulan Mei 2021. Selain NTB, SIAP SIAGA juga bekerja di Jawa Timur, NTT dan Bali.
Terdapat 5 program yang menjadi fokus SIAP SIAGA, yaitu sistem penanganan bencana, pengarusutamaan gender dan disabilitas, kajian tentang risiko bencana, sistem informasi kebencanaan, dan forum pengurangan resiko bencana.
Turut hadir mendampingi Wagub pada audiensi tersebut yaitu, Asisten I Setda Provinsi NTB dan Kepala BPBD Provinsi NTB. ***
Hari Kesehatan Gigi dan Mulut, Ada Gosok Gigi 10.000 Anak
Menyambut Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, Gubernur NTB mengapresiasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) NTB
MATARAM.lombokjournal.com ~ Menyambut Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional yang jatuh pada tanggal 12 September 2022, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) NTB akan mengadakan kegiatan gosok gigi masal dengan mengajak 10.000 anak-anak di Provinsi NTB.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menyambut baik dan turut memberikan apresiasi atas kegiatan yang akan berlangsung di Kantor Bupati Lombok Barat.
“Semoga kegiatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut dapat berjalan lancar, dan tentu Pemprov NTB akan terus memberikan support,” tutur Bang Zul saat menerima audiensi PDGI NTB dalam rangka menyambut Hari Kesehatan yang berlangsung di Ruang Tamu Utama Kantor Gubernur NTB, Rabu (07/09/22).
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Sikat Gigi Masal, drg. Yuanita menjelaskan, kegiatan tersebut secara serempak di seluruh Indonesia, di NTB akan berlangsung di Kantor Bupati Lombok Barat.
“Alhamdulillah, kegiatan ini akan di selenggarakan di Kantor Bupati Lombok Barat, dan mengajak para siswa siswi karena pas sekali kegiatannya hari Senin,” tuturnya.
Ia juga berharap agar kegiatan ini dapat menyadarkan dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pilah Sampah dari Rumah, Butuh Kesungguhan Kabupaten/Kota
Beri Apresiasi KOTAKU, Wagub NTB tekankan untuk pilah sampah dari rumah, agar pengelolaan di TPA diminimalkan
MATARAM.lombokjournal.com ~Wakil Gubernur NTB, Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kementerian PUPR, terkait pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berlangsung di Kota Mataram.
“Saya ucapkan terimakasih, program KOTAKU memang sejalan dengan apa yang kita ikhtiarkan,” tutur Ummi Rohmi saat menerima audiensi KOTAKU di Ruang Kerja Wagub NTB, Selasa (06/09/22).
Wagub menekankan kepada masyarakat agar dapat memilah sampah dari rumah. Hal ini bertujuan agar pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat diminimalisir.
“Harapannya masyarakat memilah sampah dari rumah, yang kita butuhkan adalah kesungguhan dari pemerintah kabupaten/kota supaya setiap sampah rumah tangga dipilah,” tuturnya.
Sementara itu, Hartati selaku koordinator KOTAKU menjelaskan, telah dilaksanakanya program pengolahan sampah dengan sistem komposter, yang telah berlangsung di Kota Mataram tepatnya di lima kelurahan yakni Kebun sari, Babakan, Sayang sayang, Bertais dan Kekalik jaya.
“Dari sebilah komposter menghasilkan pupuk organik cair dalam sebulan per unit 30 Liter, jadi dikalikan 30 liter dengan 179 unit per bulan. Masyarakat sudah menggunakan pupuk organik cair untuk pemupukan sayuran dan tanaman yang ada di situ,” ungkapnya.
Hartati berharap agar Pemeritah Daerah Provinsi NTB dapat bersinergi dalam melakukan pemasaran pupuk organik cairtersebut
“Kami berharap, agar pertemuan ini dapat memberikan kemudahan jaringan pemasaran pupuk organik cair yang di produksi oleh komunitas tadi,” ungkap Hartati. ***
Peserta MILAT Tour 2022 Diajak Eksplorasi Potensi NTB
Wagub Ummi Rohmi menejelaskan potensi NTB pada para peserta MILAT atau Military Attache Corps Tour 2022
MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyambut kedatangan para peserta Military Attache Corps (MILAT) Tour 2022 di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Selasa (06/09/22).
Dengan berbahasa Inggris, Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub memaparkan sekaligus mengajak para peserta MILAT untuk mengeksplorasi sektor-sektor potensial yang ada di NTB.
Wagub Sitti Rohmi (tengah)
“Selamat datang untuk seluruh peserta di NTB. NTB ini adalah salah satu tempat tercantik di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Terdiri dari 2 Pulau utama, yaitu Lombok dan Sumbawa serta ratusan pulau kecil (Gili) yang hampir semuanya sangat indah,” kata Wagub.
Ia menambahkan, 10 Kab/kota yang ada di NTB memiliki potensi daerah yang berbeda-beda, seperti pada bidang pertanian, laut, budaya dan pariwisata.
“NTB punya 10 kabupaten/kota, 5 ada di Pulau Lombok dan 5 lainnya ada di Pulau Sumbawa. Semua daerah punya potensinya masing-masing, seperti pertanian, hasil lautnya, budaya, dan pariwisata,” tambahnya.
Terakhir, Wagub berharap dengan diadakannya MILAT Tour di NTB, kedepannya dapat menarik banyak negara untuk berinvestasi dan bekerjasama.
“Kami berharap setelah anda berkunjung ke NTB, mungkin negara anda akan berinvestasi untuk beberapa sektor potensial disini. Semoga satu minggu ini cukup untuk melihat sektor-sektor potensial di NTB. Dan juga semoga ke depannya kita dapat menjalin banyak kerjasama. Terima kasih atas kunjungannya,” tutup Wagub.
Selain itu, pemaparan detail tentang potensi-potensi di NTB dalam berbagai sektor juga turut dijelaskan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Drs. Lalu Hasbulwadi, M. Pd.
Mendapat pemaparan tersebut, Atase Pertahanan Inggris Col. Paul R, menyatakan bahwa setelah tour berakhir, ia akan datang kembali ke NTB untuk melihat potensi daerah sekaligus menikmati keindahan alamnya.
“Sangat menarik. Saya sudah memutuskan bahwa saya akan datang kembali kesini untuk berlibur dengan keluarga saya,” ujar Col. Paul R.
Sebagai informasi, Provinsi NTB terpilih sebagai tuan rumah MILAT Tour 2022 yang diikuti oleh perwakilan dari 22 negara di seluruh dunia.
MILAT Tour sendiri merupakan kunjungan terkordinir yang bersifat rutin dan dilaksanakan setiap tahun sekali diikuti seluruh Atase Pertahanan negara sahabat yang terakreditasi pemerintah Republik Indonesia kesatuan TNI dan Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan satuan TNI serta budaya Indonesia. ***
Gubernur NTB Sambut Hangat Pimpinan Ponpes dari Aikmel
Silahturrahmi TGH Muh. Safwan Pimpinan Ponpes Darul Fallah Toya Aikmel ke Gubernur NTB, mendapat respon positif
MATARAM.lombokjournal.com ~ Sehubungan rencana peletakan batu pertama pembangunan Masjid di Desa Toya, Aikmelk, Lombok Timur, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fallah Toya Aikmel, Lombok Timur beserta rombongan silaturahmi di Ruang Kerja, Pendopo Gubernur di Mataram, Selasa (O6/09/22).
Acara peletakan batu pertama masjid di Desa Toya itu dirangkaikan dengan santunan dan khitanan massal, yang akan dilaksanakan pada tanggal 16-17 September mendatang.
Bang Zul, sapaan Gubernur NTB, mengungkapkan kesediaannya untuk hadir pada acara tersebut.
Bahkan, Gubernur berencana menginap di masjid setempat seperti yang kerap dilakukan doktor ekonomi industri tersebut.
“InsyaAllah tanggal 16 dan 17 September,” tutur Bang Zul.
Sementara itu, Abu Ibnu Suud, selaku panitia pendanaan dan pengembangan menjelaskan pembangun masjid tersebut merupakan swadaya masyarakat setempat. Setiap hari Jumat, masyarakat bergotong royong turun ke kali untuk mengambil batu dan pasir.
“Siapapun bisa masuk di masjid kami, yang kami jaga adalah ukuwah islamiyah itu boleh kita berbeda namun ukuwah islamiyah harus tetap dijaga,” lanjutnya.
Abu Ibnu Suud juga menuturkan, ia merasa terharu sekaligus bersyukur atas kesediaan Gubernur datang pada acara tersebut. Dan berharap acara yang sudah dijadwalkan bisa berjalan dengan lancar. ***
Rumah Penuh Mistis, Bale Samar di Desa Sakra
Bale Samar Sakra, rumah mistis berusia ratusan tahun tempat selendang Dewi Anjani disemayamkan
MATARAM.lombokjournal.com ~ Tim Ekspedisi Mistis PDI Perjuangan NTB dan Mi6 mendatangi Dusun Sawo, Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Lombok Timur menelusuri Bale Samar.
Ini sebuah rumah panggung yang penuh dengan cerita mistis. Tak sembarang orang bisa masuk rumah yang sudah berusia ratusan tahun ini, meski hanya ke pekarangannya.
Konon di rumah inilah selendang Dewi Anjani disemayamkan.
Disebut Bale Samar, karena penghuni rumah tersebut tidak terlihat secara kasat mata. Namun keberadaanya dirasakan warga yang bermukim di sekitar Bale Samar tersebut.
Bale Samar berada di tengah-tengah pemukiman di sebuah lahan yang dikelilingi tembok. Untuk bisa masuk ke halaman Bale Samar, hanya terdapat sebuah gerbang kayu yang di bagian atasnya terdapat tulisan “Basmalah” dan di sebelah kanan tulisah “Allah” dan sebelah kiri tulisan “Muhammad”.
Bale Samar persis di bagian tengah, berdiri di atas pondasi bebatuan. Sementara halamannya masih berupa tanah.
Bale Semar
Terdapat sebuah tangga kayu yang terhubung dengan pintu Bale Samar. Dindingnya terbuat dari bedek. Sementara atapnya dari ilalang.
Persis di dekat tangga kayu, terdapat sebuah gentong air yang terbuat dari tanah liat lengkap dengan pancurannya.
Mirip seperti tempat wudhu masyarakat Sasak zaman dahulu. Gentong tersebut ditutup “tembolak” tudung nasi khas masyarakat Sasak.
Saban hari, gentong tersebut diisi air. Sebab, saat diisi esoknya, air dalam gentong memang sudah habis sehingga harus diganti.
“Kami yang tinggal di sini memang sering mendengar gemericik suara air dari area Bale Samar. Seperti orang yang sedang berwudu, tapi tidak terlihat ada orang di sana,” kata Mamiq Zaki, salah seorang warga.
Dia menuturkan itu kepada Tim Ekspedisi Mistis PDI Perjuangan dan M16 yang bertandang ke Bale Samar, menjelang petang, Minggu (03/09/22).
Tim Ekspedisi disambut “Mangku” Bale Samar Lalu Muksin, dan juga Kepala Desa Sakra, Lalu Anugerah.
Bale Samar memang sangat kental dengan cerita mistis. Nyaris seluruh warga di sana pernah melihat langsung dan mengetahuinya.
Mamiq Zaki tak akan lupa, bagaimana ketika dulu Bale Samar dipugar. Waktu itu dia sudah duduk di kelas III Madrasah Tsanawiyah.
Pria 46 tahun ini menuturkan, sore hari, atap Bale Samar yang berupa ilalang diganti dengan atap dari genteng tanah liat. Namun, kesokan harinya, seluruh genteng tersebut tiba-tiba saja sudah berada di tanah dalam kondisi tersusun rapi.
Atap genteng pun dipasang lagi. Namun, keesokan harinya, hal serupa terjadi lagi. Begitu terus berulang. Sampai akhirnya, Bale Samar tetap menggunakan atap semula dari ilalang.
Warga lain acap mendengar kalau di dalam Bale Samar seperti ada suara-suara yang menandakan orang sedang beraktivitas.
Pernah ada warga yang penasaran, lalu masuk secara diam-diam ke area Bale Samar. Bukannya mengobati rasa ingin tahu, warga tersebut malah kesurupan hebat.
“Sampai sekarang, kalau sudah Magrib, tidak ada warga yang berani macem-macem ke sana,” kata Mamiq Zaki.
Ritual Meriri
Tak ada yang tahu persis, berapa usia Bale Samar ini. Namun warga di Kecamatan Sakra meyakini, Bale Samar ini sudah berusia ratusan tahun.
Jika kini kondisinya tetap terawat, Bale Samar memang dibersihkan oleh Mangku yang menjadi penjaganya.
Konon, sang Mangku lah yang bisa berkomunikasi langsung dengan penghuni Bale Samar.
Saat ini, Mangku Bale Samar adalah Lalu Muksin. Namun, kepada Tim Ekspedisi Mistis PDIP dan M16, Lalu Muksin merendah dan menyebut dirinya masih belum secara resmi menjadi Mangku. Mengingat belum ada persetujuan dari “penghuni” Bale Samar.
“Belum resmi menjadi mangku. Kalau bahasa kita, posisinya masih dievaluasi (penghuni),” kata pria yang murah senyum ini.
Dia begitu tawaduk, siapa pun yang datang disambutnya dengan begitu takzim.
Lalu Muksin menggantikan ayahandanya yang sebelumnya menjadi Mangku Bale Samar. Sang ayahanda berpulang pada tahun 2010. Semenjak itu, Bale Samar menjadi tanggung jawab Lalu Muksin.
Siapa sebenarnya penghuni Bale Samar?
Lalu Muksin menerangkan, sudah turun temurun, masyarakat meyakini, Bale Samar dihuni oleh Dewi Anjani.
Dalam mitos masyarakat Sasak yang mendiami Pulau Lombok, Dewi Anjani adalah merupakan manusia yang dianugrahi karomah (kesaktian) dengan mampu hidup di dua alam, yaitu alam manusia dan alam gaib (jin) serta ditugaskan oleh Allah untuk menunggu Gunung Rinjani.
“Banyak Bale Samar di Pulau Lombok. Tapi, Bale Samar yang ada di Sakra ini adalah induk dari Bale Samar lainnya,” tutur Lalu Muksin.
Secara berkala, warga akan menggelar ritual “Meriri” di Bale Samar Sakra. Ritual tolak balaq tersebut akan dilakukan manakala datang wangsit dari “Penghuni” Bale Samar.
Wangsit tersebut datang dengan cara beraneka ragam. Bisa melalui mimpi bisa pula melalui warga yang kesurupan dan biasanya dalam waktu yang lama.
Saat ritual “Meriri” itulah, warga datang berbondong-bondong datang ke Bale Samar. Warga tersebut tidak hanya dari Sakra. Namun, dari tempat-tempat yang jauh dari Sakra.
Mereka menyebut dirinya “Kawule Bale”. Lelaki, perempuan, dan anak-anak akan berkumpul di halaman luar Bale Samar.
Ritual biasanya berisi dengan doa yang dipanjatkan oleh Mangku. Lalu warga menyambutnya pula dengan lantunan Salawat dan membaca tahlil.
Ritual “Meriri” terakhir digelar sebelum 2018. Sesaat sebelum gempa besar yang beruntun melanda Pulau Lombok.
Itu sebabnya, warga meyakini, ritual “Meriri” tersebut dianggap sebagai “pemberitahuan” bahwa akan ada peristiwa besar yang terjadi.
Karena itu, masyarakat diingatkan untuk bersiap-siap, selalu berdoa, tetap waspada, dan bertawakkal kepada Yang Mahakuasa.
Saat ritual “Meriri” inilah benda-benda pusaka dikeluarkan dari dalam Bale Samar oleh Mangku. Benda-benda pusaka tersebut wujudnya beraneka. Mulai dari keris, gong, dan juga selendang.
Terdapat sebuah selendang yang tak akan dipindah dan tetap berada di Bale Samar. Selendang tersebut diyakini milik Dewi Anjani yang memang disemayamkan di Bale Samar. Selendang yang memiliki hiasan serupa emas tersebut diberi nama “Mbakirun”.
Hanya selendang duplikat yang dikeluarkan saat ritual. Selendang duplikat itu terdiri dari tiga warna.
Selama ritual, gong yang merupakan benda keramat juga dibunyikan. Gong itu bernama “Mata Seribu”.
Konon, kalau sudah dibunyikan, suara gong tersebut akan didengar oleh warga yang bermukim di pesisir timur Pulau Lombok di Selat Sumbawa, yang lokasinya 15 kilometer dari Bale Samar.
Dalam ritual ini juga akan dilakukan pengambilan air dari sumur khusus untuk diisi di dalam gentong yang ada di Bale Samar. Air ini hanya bisa diambil oleh seorang perempuan yang sudah suci, sebutan untuk perempuan yang tidak lagi menstruasi atau menopause.
“Kalau ada perempuan yang mengaku sudah suci, tapi ternyata masih mestruasi, maka biasanya di tengah jalan, alat yang dipakai membawa air akan pecah dan terjatuh,” kata Lalu Muksin.
Warisan Datu Moter
Benda pusaka yang ada di dalam Bale Samar tersebut usianya juga tidak ada warga yang tahu persis.
Namun, terakhir benda pusaka itu memang diwariskan pada “Datu Moter” yang juga telah mewarisinya secara turun temurun dari leluhurnya yang juga menjadi Mangku Bale Samar.
Kepala Desa Sakra, Lalu Anugerah, generasi keenam Datu Moter.
Dalam sejarah Lombok, Datu Moter yang bernama Lalu Mustiarep atau Lalu Mustiawang, adalah Kepala Daerah Lombok di masa pemerintahan kolonial Belanda.
Makam Datu Moter ada di Makam Dalam Lauq. Di batu nisannya tertulis, Datu Moter mangkat pada 27 Oktober 1949.
Menurut Lalu Anugerah, benda-benda pusaka yang ada di dalam Bale Samar berdasarkan penuturan turun temurun dari leluhurnya, antara lain Keris Patut Patuh Gose dan Keris Baru Jelenge.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat mengatakan, dirinya tahu persis sejarah Bale Samar di Desa Sakra. Anggota DPR RI ini memang berasal dari Rumbuk, desa yang berbatasan langsung dengan Desa Sakra.
Tokoh kharismatik NTB ini menuturkan, sejumlah tradisi dan ritual yang dijalankan masyarakat saat ini adalah ritual yang sudah dilakukan turun temurun semenjak dulu.
Di tahun 1963 saat dirinya masih SMP, Rachmat menyebut hanya dirinya orang luar satu-satunya yang saat itu yang dibolehkan Mangku untuk masuk Bale Samar.
Rachmat sendiri memang sudah dianggap sebagai anak oleh Mangku Bale Samar. Sebab, keluarga Mangku Bale Samar yang secara turun temurun adalah juga pemimpin di Desa Sakra, merupakan muridnya ayahanda Rachmat, Guru Ramiah.
Di sisi lain, Sekretaris Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB dan Mi6 Ahmad Amrullah menjelaskan, tim ekspedisi secara khusus datang ke Bale Samar sebagai bagian dari upaya untuk menelusuri kekayaan budaya dan tradisi leluhur masyarakat Sasak yang masih dijalankan di sana.
“Kami berharap, dengan langkah yang dilakukan Tim Ekspedisi, maka generasi muda NTB tidak menjadi generasi yang kehilangan jati diri karena tidak mengenal kekayaan tradisi dari para leluhur mereka,” kata politisi muda PDI Perjuangan ini.
Selanjutnya, Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 Bambang Mei Finarwanto didampingi Kepala Litbang Mi6, Zainul Pahmi menambahkan, dalam kontek Kearifan lokal eksistensi Bale Samar merupakan representasi kekuatan Tradisi dalam menjaga kehormatan petilasan leluhur yang diaktualisasikan lewat adanya Awig-Awig maupun rangkaian ritual adat yang bernuansa sinkretisme.
“Mitologi Bale Samar itu sesungguhnya merupakan identitas Perekat Kultural dalam melestarikan simbol-simbol adat dan sejarah Leluhur yang pernah eksis agar fragmen kisahnya tidak terlupakan,” kata Didu sapaan Bambang Mei. ***
Bang Zul Silahturahmi dengan Forum BKD Loteng
Menanggapi permintaan kendaraan operasional Forum BKD, Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB berharap patroli bukan untuk gaya-gayaan
MATARAM.lombokjournal.com ~Menerima silahturahmi Badan Keamanan Desa (BKD) se-Lombok Tengah, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E. M.Sc., berharap pembinaan BKD ini bukan hanya untuk patroli gaya-gayaan dan tidak bermanfaat.
“Jangan sampai patroli sana sini ga ada hasilnya, hanya untuk gaya-gayaan,”, tutur Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB pada kegiatan yang dilakukan di Ruang Kerja Pendopo Gubernur, Selasa (06/09/22).
Gubernur menyampaikan itu karena adanya permintaan dari Forum BKD yang berharap bantuan pemerintah terkait kesejahteraan dan kendaraan operasional.
“Kami berharap adanya bantuan dari pemerintah terkait kendaraan operasional untuk mengecek pasukan,” ucap Ketua KNPI NTB, Taufik Hidayat.
Pada kesempatan yang sama, Istakim, Ketua Forum BKD Loteng mengatakan, sejak terbentuknya forum ini tahun 2019, BKD telah membantu menjamin stabilitas keamanan berskala dusun sehingga deteksi dini bisa ditangani dengan cepat.
Selanjutnya, Deni, Pembina BKD Loteng menambahkan, sebagai bentuk pembinaan bela negara, dengan anggota BKD ada yang sudah lansia dan ekonomi yang menengah ke bawah, telah dibawa untuk bela negara sebanyak 17 orang.
“Bahkan, dengan keterbatasan BKD ini, kami melakukan iuran BPJS ketenagakerjaan untuk antisipasi diri dengan situasi keamanan setiap harinya, jadi dibutuhkannya kendaraan bukan hanya untuk gaya-gayaan,” imbuhnya.
Menanggapi permohonan dari BKD, Bang Zul berharap apabila sudah difasilitasi nanti, ke depan BKD juga dapat membantu keamanan jalannya event-event di Lombok Tengah khususnya Mandalika. ***