Aturan Jam Malam, Omzet Restoran Turun

    Diharapkan, jika masyarakat sudah divaksin kemungkinan ekonomi mulai bergerak

MATARAM.lombokjournal.com

Bisnis restoran maupun lesehan (rumah makan) di tengah pandemi masih bisa bertahan, namun belum sepenuhnya normal.

Ada sekitar 50 persen bisnis restoran karena aturan jam malam, harus menutup kembali usaha mereka.

“Masalah presentase ya 50 persen buka dan 50 persen tutup. Apalagi kita yang di Kota Mataram  ada jam malam, jam 10 sudah harus tutup. Itu juga sangat mempengaruhi operasional restoran,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) provinsi NTB, Ni Ketut Wolini

Ia mengatakan, aturan jam malam yang diberlakukan di Kota Mataram berdampak menurunnya omset. Karena pengunjung mulai ramai berdatangan ke restoran pada jam 7 malam hingga tengah malam.

“Biasanya restoran itu ramai dari jam 7 sampai malam. Tapi ada pembatasan-pembatasan untuk operasional sampai jam 10 ini sudah harus tutup, jadi sangat terbatas,” ucapnya.

Namun nasib restoan masih bisa survive, dibandingkan dengan perhotelan. Banyak pemilik hotel  terpaksa menjual aset mereka, lantaran sulit bertahan d itengah pandemi Covid-19.

Untuk restoran mereka memilih melakukan penutupan sementara, hingga kondisi mulai membaik.

“Dari dulu restoran belum normal buka, ada yang masih tutup dan ada yang buka. Sampai sekarang ini banyak belum buka lagi. Kalau restoran yang dijual belum ada info ke saya, kalau hotel kan sudah ada. Unuk restoran solusinya tutup,” terangnya.

Saat ini banyak restoran yang masih tutup seperti awal-awal pandemi Covid-19, memang ada yang buka hanya saja tidak banyak.

Mereka harus merumahkan karyawan karena kondisi seperti ini. Artinya pengujung juga sedikit apalagi PSBB lagi diperpanjang di Bali dengan Jakarta. Mengingat pangsa pasar NTB dari sana.

“Kita sekarang mengandalkan pembeli lokal, kalau pembeli lokal ini tidak seberapa, ada tapi tidak banyak. Hotel dan restoran ini berkaitan,” katanya.

Untuk memulihkan kondisi, para pengusaha masih mengandalkan (keberhasilan) vaksinasi.

Diharapkan, jika masyarakat sudah divaksin kemungkinan ekonomi mulai bergerak. Pasalnya itu menjadi kepercayaan untuk bisa memulai kembali bisnis dengan normal.

BACA JUGA : Sejumlah Hotel di NTB Mulai Diobral

“Kita pengusaha masih bisa bertahan di tengah kondisi sekarang. Waluapun kita buka tetapi daya beli yang tidak ada, hanya saja tidak terlalu terpuruk juga. Teman-teman restoran sekarang harus  pintar-pintar untuk mengatur semuanya,” pungkasnya

Aya