Ajakan Boikot film “Naura & Genk Juara” Itu Sikap Intoleran
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia anggap film itu mendidik
lombokjournal.com —
Ajakan untuk memboikot film “Naura & Genk Juara” menunjukkan sikap-sikap intoleren dan cupat (picik) dalam hidup bermasyarakat. Apalagi, sebelumnya film itu sudah dinyatakan lolos sensor oleh Lembaga Sensor Film.
Hal itu dikatakan Hendardi, Ketua Setara Institut, menanggapi kontroversi beredarnya film “Naura & Genk Juara” yang secara sepihak dikatakan kelompok masyarakat sebagai menista agama.
Hendardi menegaskan, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia bahkan sudah menyatakan film tersebut baik dan mendidik.
“Kalau lembaga yang punya otoritas dalam peredaran film sudah menyatakan lolos sensor, kenapa masyarakat masih mempermasalahkan dan meributkan?”, ujar Ketua Setara Institut Hendardi.
Menurut Hendardi, sejak pilkada DKI ada fenomena saling curiga dalam masyarakat. Terlebih jika itu berkait dengan isu SARA.
“Apa pun, tindakan boikot atau petisi terhadap sebuah karya seni, itu tidak bisa dibenarkan. Lebih baik, mereka yg menolak membuat film tandingan,” ujarnya.
Hendardi menyatakan, kebebasan dalam berkarya tidak boleh dibatasi dan diintimidasi dengan ajakan boikot. Meskipun belum terjadi demontrasi jalanan, apa yang dilakukan sebagian masyarakat tersebut telah membuktikan adanya sikap-sikap intoleran, introvert dan kepicikan dalamhidup bermasyarakat
AYA (*).
BACA JUGA :
- Kontrovewrsi Film “Naura dan Genk Juara”, Produsernya Jelaskan Ke MUI
- Ketua Lembaga Sensor Film; Tidak Ada Muatan Menista Agama