Jamaah Meninggal 14 Orang, Kebanyakan Jamaah Dengan Resiko Tinggi
Jamaah tertua berusia 104 tahun pulang sehat, jadi viral di Arab Saudi
MATARAM.lombokjournal.com — Jamaah haji dari NTB yang meninggal dunia di Tanah Suci hingga saat ini tercatat sebanyak 14 orang. Hal itu dijelaskan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nasarudin di Asrama Haji NTB di Mataram, Jum’at (22/09) siang.
“Kebanyakan dari jamaah yang meninggal berasal dari jamaah dengan risiko tinggi,” kata Nasarudin.
Kepulangan jamaah haji dari NTB akan berlangsung secara bertahap, dengan Kloter I yang sudah tiba pada Jumat (22/9) siang. Sebanyak 448 jamaah sudah tiba dari 449 jamaah Kloter I asal Kota Mataram. Sedangkan satu jamaah masih berada di RS di Arab Saudi karena sakit.
“Kloter kedua akan tiba besok malam, sekitar pukul 02.00 Wita,” ujar Nasarudin.
Yang menarik, jamaah haji tertua di dunia pada musim haji ini yang berasal dari Lombok Barat atas nama Baiq Mariah dengan usia 104 tahun, akan tiba pada Kloter 3.
“Papuq (nenek) Baiq Mariah itu kloter tiga, beliau sangat sehat dan jadi viral di Arab Saudi,” terang Nasarudi.
Persiapan matang sudah dilakukan Kemenag NTB guna menyambut kedatangan para jamaah haji. Pengaturan arus lalu lintas di sekitar asrama hingga arus keluar masuk penjemputan jamaah juga dilakukan secara ketat demi kondusifitas di dalam asrama.
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengaku bersyukur melihat para jamaah haji yang tiba di Mataram dengan kondisi yang sehat. Pemerintah Kota Mataram, berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah haji.
Ahyar menilai, meski masih ada sejumlah kekurangan namun penyelenggaraan musim haji tahun ini relatif lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Alhamdullilah kepulangannya lancar dan aman. Semoga mendapatkan haji yang mabrur,”kata walikota.
Raut gembira juga tergambar dari wajah Dul Samad, seorang jamaah haji asal Rembiga, Mataram. Pria berusia 70 tahun mengaku bersyukur dapat menunaikan ibadah haji. Meski tampak lelah, Samad tidak bisa menyenbunyikan kegembiraannya usai kembali menginjakkan kaki di Lombok.
“Alhamdulillah semuanya lancar, baik pelayanan penginapan hingga konsumsi,”tutur Dul Samad.
Hal senada diungkapkan Yasa (57). Pria asal Mataram, juga mengaku senang bisa kembali ke Lombok usai menunaikan ibadah haji. Yasa yang berangkat haji bersama keluarga mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan sejak sebelum berangkat hingga kembali ke Tanah Air.
Meski cuaca di Tanah Suci sangat terik, Samad mengaku tidak terlalu merasakannya karena fokus menunaikan ibadah.
“Panas sih, tapi tidak tahu kenapa saya tidak terlalu merasakannya karena niat dari awal memang untuk beribadah,” kata Samad.
Samad mengaku tak sempat bersentuhan dengan Hajar Aswad. Banyaknya jamaah haji dari seluruh dunia yang berkumpul, membuat dia enggan memaksakan diri merangsek hingga ke depan.
“Melihat kabah saja sudah senang sekali, jadi tidak berani memaksakan sampai ke Hajar Aswad,” katanya dengan ceria.
AYA
BACA JUGA : Kloter Pertama Asal Mataram Datang 448 Jamaah, 1 Orang Dirawat Di Arab Saudi