66 Bus DAMRI Mataram Dukung Arus Mudik

Sebanyak 66 armada DAMRI disiapkan untuk mengangkut penumpang menjelang Lebaran 2017

General Manajer DAMRI, Jaja Sumijan

MATARAM.lombokjournal.com – Mendukung arus mudik Idul Fitri tahun ini, pihak DAMRI Mataram  menyiapkan sebanyak  66 armada.

“Untuk  angkutan arus mudiknya, kami sudah siapkan 66 unit armada baik itu yang melayani di kota Lombok maupun yang menyebrang ke sumbawa dan sekitarnya,” ujar General Manajer Damri Jaja Sumijan di kantornya, Rabu (6/6).

Namun jika terjadi lonjakan penumpang dari target yang diprediksikan yaitu 15 hingga 20 persen, pihaknya telah  mengantisipasi dengan penyiapan armada cadangan BRT (Bus Rapit Transit).

“Ya kalau misalnya terjadi Lonjakan yang lebih dar prediksi sebelumnya, kami juga mengantisipasi dengan menggunakan  angkutan BRT yang sudah didesain dengan tempat duduk yang menghadap ke belakang,” kata Jaja

Secara kuantitatif, angka penumpang arus mudik tahun 2016 sekitar 1.800, sedangkan untuk arus baliknya akan landai. Karakter libur tahun ini berbeda dengan tahun yang kemarin.

“Mungkin arus balik tahun ini butuh waktu panjang karena liburnya panjang,” ucapnya

Jaja memastikan, kesiapan pihak DAMRI sudah 100 persen, baik dari kondisi mesin, oli, rem dan kesiapan lainnya demi keamanan para penumpang. Selain itu DAMRI memberikan pelayanan terhitung dari mulai hari pertama puasa , sesuai instruksi Kementerian Dishub DAMRI.

Kesiapan dan kelayakan armada yang dioperasionalkan DAMRI terus dipantau. Dari pengecekan yang dilakukan, rata-rata armada DAMRI dalam kondisi prima.  Penyiapan armada itu dikatakan sudah dilakukan Jauh sebelum puasa.

“Kami sudah diintruksikan mempersiapkan armada,” kata Jaja.

Keinginan masyarakat untuk berlebaran bersama keluarga menjadi tradisi yang sudah turun temurun, sehingga tiap tahun selalu terjadi lonjakan penumpang. DAMRI selaku operator angkutan dikatakan akan memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang.

Hingga kini tarif angkutan DAMRI  masih menggunakan harga normal. Pihak DAMRI tidak bisa sembarangan dalam menaikan harga tiket, karena tidak memiliki kewenangan menaikan harga tiket angkutan.

“Kalau pun terjadi kenaikan tairf biasanya diberlakukan pada pada H-7 hingga H+7 tergantung pemerintah. Paling tinggi sebesar 10 persen, namun saat ini tarif masih normal,” jelas Jaja.

Dkatakannya, puncak lonjakan penumpang diperkirakan akan terjadi tiga hingga lima hari sebelum lebaran Idul Fitri, karena sebagian pekerja sudah cuti atau libur bekerja. K eamanan mudik sudah dikoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Organda dan Kepolisian, yang sudah menyiapkan posko masing- masing di semua titik yan sudah di atur.

AYA