5 Tahun Cuci Darah, Layanan JKN KIS Dan Rumah Sakit Tetap Memuaskan

Seh Piwelas  selama lima tahun lamanya ia menjalani pengobatan hemodialisa (cuci darah). Saat itu, ia divonis gagal ginjal dan diabetes, yang mengharuskan saya untuk menjalani cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu

lombokjournal.com —

MATARAM  —  Seh Piwelas (43), merupakan peserta Program JKN-KIS dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang pernah merasakan manfaat sebagai pengguna Kartu JKN-KIS sejak tahun 2015.

Ibu empat orang anak ini mengaku sebagai ibu rumah tangga yang membantu suaminya bekerja sebagai seorang pedagang yang mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupan mereka sehari-hari.

Saat ini, Seh Piwelas merupakan salah satu pasien Hemodialisa (HD) atau cuci darah.

Saat ditemui tim Jamkesnews Jumat (17/01) di Rumah Sakit, Seh Piwelas menceritakan pengalamannya mendapatkan perawatan di rumah sakit yang dijamin BPJS Kesehatan, sejak tahun 2015 sampai saat ini.

Ia mengaku sangat berterima kasih dan senang dengan pelayanan yang dilakukan para perawat di rumah sakit saat melayaninya untuk melakukan cuci darah, yang disarankan dokter dua kali seminggu.

Ginjal manusia terletak di kedua sisi tulang belakang, tepatnya di atas pinggang dan memiliki fungsi utama untuk menyaring darah.

Ginjal akan memisahkan limbah yang beracun untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.

Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk memproduksi hormon dan enzim yang mengendalikan tekanan darah dan membuat sel tekanan darah sehingga tulang tetap kuat.

Apabila sesorang mengalami gagal ginjal, maka ginjalnya tidak dapat menyaring kotoran dan tidak mampu untuk mengontrol jumlah air dalam tubuh yang berdampak pada kesehatan seseorang.

Seh Piwelas  menuturkan, lima tahun lamanya ia menjalani pengobatan hemodialisa. Saat itu, ia divonis gagal ginjal dan diabetes, yang mengharuskan saya untuk menjalani cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu.

“Hal itu saya lakukan dengan harapan saya bisa sembuh dan menjalani aktifitas dan hidup sehat seperti biasa. Walaupun saya terdaftar sebagai peserta PBI yang ditanggung oleh pemerintah, namun pelayanan yang saya rasakan tetap sama baiknya dengan peserta yang membayar iurannya per bulan,” ujarnya.

Seh Piwelas juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, BPJS Kesehatan dan juga pihak rumah sakit yang sudah melayani dengan adil dan tanpa membeda-bedakan, sehingga tidak ada iur biaya yang dibayarkan selama lima tahun terakhir ini.

“Saya berharap hal ini dapat berjalan terus dan manfaatnya pun dapat dirasakan oleh setiap peserta yang mengalami sakit seperti saya,” harapnya.

Rr/JAMKESNEWS