Komunitas Rabu Langit: Teater Pendekatan Intertekstual 

Yusfianal Imtihan yang menyutradarai Nyanyian Angsa adaptasi puisi WS Rendra,  mempertontonkan keberanian, keliaran kebebasan dan kebahagiaan Komunitas Rabu Langit dalam mengemas pertunjukan

MATARAM.lombokjournal.com ~ Komunitas Rabu Langit memainkan lakon berjudul Nyanyian Angsa .adaptasi dari puisi dengan judul sama karya WS Rendra pada acara Pentas Sastra Taman Budaya NTB, Jumat (22/07/22).

Disutradarai Yusfianal Imtihan, Rabu Langit memukau penonton yang hadir di gedung teater tertutup Taman Budaya NTB dengan penampilan apiknya. 

Banyak gelak tawa, kemarahan dan kesedihan yang dialirkan para aktor dari panggung ke penonton. 

Aliran energi yang penulis kira beresonansi positif, membangkitkan impuls penonton untuk andil merasakan apa yang dialami para tokoh – manusia yang jiwanya kacau-balau oleh keadaan buruk akibat lingkungan yang tak memiliki sistem pendukung ke arah yang baik. 

Beberapa catatan terkait pertunjukan tersebut di antaranya keberanian, keliaran kebebasan dan kebahagiaan Komunitas Rabu Langit dalam mengemas pertunjukan. 

Keberanian dan keliaran imajinasi sutradara tampak pada adegan-adegan yang tak tertebak, semisal manusia kotak dan manusia kepala bola yang jatuh, lalu kepalanya ditendang Maria Zaitun ke arah gawang imajiner di sisi barat panggung. 

BACA JUGA: Membaca Sastra, Alternatif Menangkal Terorisme dan Radikalisasi  

Selain liar adegan tersebut mengejutkan. Sangat komikal dengan nuansa yang cukup getir. 

Kebebasan dan kebahagiaan tercermin dari beberapa adegan, salah satunya betapa ‘cueknya’ sutradara memasukkan adegan penata rias tengah memoles wajah Maria Zaitun agar makin kinclong, atau celetuk dialog dua aktor meniru tokoh kartun. 

Sejatinya, empat hal tersebut – kebebasan, keberanian, kebahagiaan dan keliaran – harus dimiliki oleh kelompok kesenian khususnya teater. 

Dan Rabu Langit pantas berbangga memiliki hal itu. 

Keberanian mereka untuk menambah teks puisi dengan teks lain sangat memikat. 

Di dunia sastra kita mengenal tokoh besar bernama Jorge Luis Borges yang karya-karyanya kerap melakukan hal serupa. 

Lihatlah salah satu cerita pendek (Cerpen) berjudul Mawar Paracelsus. Betapa Borges membaca kembali teks seorang saintis abad lama bernama Celsus, dikaitkan dengan pikiran seorang Yahudi murtad yang menganggap Tuhan tidak ada.

Karena menurutnya, Tuhan tak hadir saat enam juta umat Yahudi berakhir jadi abu pada tragedi Holocaust, yakni pembantaian sistematis yang disokong negara terhadap Yahudi Eropa, oleh rezim Nazi Jerman dan sekutu serta kaki tangannya. 

Terus terang impresi penulis saat menyaksikan pertunjukan Nyanyian Angsa langsung tertuju pada Borges, pada kemampuannya membuat cerita berkait-kelindan dengan cerita lain. 

Teater intertekstual

Puisi dalam pendekatan Rabu Langit hanya jadi pemantik sutradara guna menyalakan mesin imajinasi yang kaya dan liar. 

Contohnya beberapa adegan yang merepresentasikan nuansa kekinian, semisal ungkapan-ungkapan aktor yang merujuk pada film kartun masa kini, yang bagi penonton berusia 50 tahun ke atas tidak begitu familiar. 

Liarnya imajinasi sutradara mengingatkan kita betapa luasnya ruang eksplorasi dalam dunia teater. Termasuk dalam hal eksplorasi teks naskah.

Hal yang bisa dikatakan sebagai upaya Rabu Langit menuju Teater Intertekstual. Bila menengok Wikipedia Intertekstual bermakna suatu teks tidak berdiri sendiri. 

Ada dua alasan yang mendasari hal ini. Pertama, pengarang sebuah teks adalah pembaca sebelum ia menulis teks-teks. Teks yang ditulis tentu dipengaruhi oleh teks-teks lain yang dibaca oleh sang pengarang.

 Dalam proses penulisan teks, pengarang menggunakan berbagai rujukan atau kutipan dari teks-teks yang telah ia baca. Kedua, sebuah teks tersedia melalui proses pencarian materi yang hendak ditulis. 

Dalam proses tersebut, ada pertentangan maupun penerimaan akan materi-materi yang ditemukan dalam teks-teks yang dibaca. 

Teks-teks yang mempengaruhi bisa jadi teks-teks yang ada sebelum teks ditulis atau teks-teks yang berada pada zaman teks ditulis. 

Pengaruh yang diberikan teks-teks lain bisa dalam bentuk gagasan, ucapan-ucapan lisan, gaya bahasa, dan lain-lain. Teks yang dimaksud disini bukan hanya teks tertulis tetapi juga teks yang tidak tertulis atau lisan seperti adat istiadat, kebudayaan, dan agama.

BACA JUGA: Teater Hitam Putih dan Artaud: Pertunjukan ‘Do’a Chairil’ SFNLab

Dari penjelasan tersebut kita bisa melihat betapa Rabu Langit telah melakukan upaya Intertekstual, puisinya Rendra dibaca tidak hanya teks melainkan berbagai macam peristiwa masa lalu – dan mungkin masa depan – yang telah dilalui oleh penulis sebelum menyelesaikan karyanya. 

Memang, bila dilihat dari sudut pandang pengadeganan, beberapa adegan masih belum konsisten dengan tema besar Intertekstual tersebut, bahkan ada adegan yang membuat penonton kehilangan inti cerita. 

Penulis kurang tahu apakah ulang-alik antara akting dan tidak akting sengaja dipakai sebagai strategi oleh sutradara guna mendidik penonton untuk melihat bahwa semegah apa pun pertunjukan teater tetaplah peristiwa yang tidak nyata. 

Yang nyata adalah ketika salah seorang perempuan penata rias masuk ke atas pentas untuk memoles wajah Maria Zaitun agar makin kinclong guna memikat hati kaum Adam mata keranjang. 

Ataukah ironi yang dimunculkan pada adegan si tokoh berkepala bola yang kemudian ditendang ke luar panggung oleh Maria Zaitun, pun lelaki ‘berpenis besar nan panjang’ yang karena tak awas membuat tali pengikat artistik putus. 

Atau Maria Zaitun tua dan sakit di awal cerita, atau Maria Zaitun cantik dan seksi di akhir cerita? Mana yang nyata? 

Dramaturgi Jamming

Kepada lombokjournal.com usai pertunjukan, penyair Kiki Sulistyo menyatakan bahwa secara dramaturgi Komunitas Rabu Langit menggunakan pendekatan Dramaturgi Jamming. Yang kurang lebih bermakna sebuah arsitektur pertunjukan di mana tak ada genre, warna, dan aliran, melainkan hanya ada pembawa acara sebagai pembuka dan penutup acara.

Penonton yang nantinya bebas memilih sendiri di bagian mana dan pada adegan apa, mereka bisa mengais makna dari semesta nilai pertunjukan Nyanyian Angsa. 

Dikutip dari Brainly jamming dalam penggunaan sehari-hari, lebih sering digunakan menggambarkan kegiatan bermusik bersama-sama yang cenderung spontan utamanya dalam genre musik jazz.

Di sisi lain jamming ini lekat (untuk orang Indonesia sepertinya) sebagai aktifitas menari ketika musik reggae dimainkan.

 Hal ini disebabkan salah satu lagu legenda Reggae yakni Bob Marley berjudul Jamming yang memang menggoyang. Namun dalam lirik tersebut pun maksudnya bukan bergoyang bersama namun bermain musik bersama.

BACA JUGA: Lagu-lagu Sedih Membuat Leboih ‘Nyaman’?

Dalam pertunjukan Komunitas Rabu Langit tak bisa kita identifikasi satu genre umum dalam dunia pemanggungan teater. Ia adalah bola salju yang bergerak dari atas ke bawah, semakin jauh bergerak semakin besar bobotnya. 

Atau, ia adalah ‘pemulung makna’ yang sesekali singgah di selokan penuh sisa kotoran demi memungut barang bekas yang dinilai berharga, mengumpulkannya lalu menjadikannya berharga. 

Karena itu mungkinkah kita sebut pertunjukan Komunitas Rabu Langit sebagai pertunjukan dengan pendekatan dramaturgi Intertekstual. 

Akhir kata, penulis kira pertunjukan malam ini sebagai awal. Ibarat karya prosa, ia butuh pembersihan buih-buih, menambahkan yang perlu, mempertahankan yang penting. Dan tak ragu membuang yang dirasa perlu dibuang. 

Emas pun butuh beberapa rangkaian proses agar indah dan bercahaya. Wallahu a’lam bissawab.***

 

 




Gubernur NTB Tinjau Lokasi Kebakaran di Tente

Serahkan bantuan korban kebakaran di Tente, Gubernur NTB berpesan agar masyarakat hati-hati saat musim kemarau

KAB.BIMA.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., menyerahkan sejumlah bantuan untuk meringkan korban kebakaran di Desa Tente Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Usai menyerahkan bantuan berupa tenda, tikar dan bantuan lainnya, secara simbolis kepada Sekdes Tente, Gubernur Zul meninjau lokasi kebakaran di Tente Kabupaten Bima.

Gubernur NTB meninjau kebakaran di Tente, Kabupaten Bima
Salah satu toko yang terbakar

“Bantuan ini semoga bermanfaat dan meringankan beban, akibat musibah ini,” kata Gubernur dalam kunker ke Kabupaten Bima dan Dompu. 

Penyerehan bantuan didampingi Ketua DPRD Bima dan Anggota DPRD Provinsi NTB,  Minggu (31/07/22) di Desa Tente, Kabupaten Bima

Gubernur berpesan untuk terus hati-hati saat musim kemarau. Cuaca yang panas siang hari disertai angin harus diwaspadai.

“Ayo semakin tingkatkan kewaspadaan, bencana bisa terjadi kapan saja,” pesan Bang Zul sapaan Gubernur NTB, dalam rangkian kunjungan kerjanya ke Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima, 

 Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Tente Kecamatan Woha Kabupaten Bima, menyampaikan ucapan terimakasih atas perhatian Gubernur NTB.

“Terimakasih Pak Gubernur sudah menengok kami di desa Tente,” kata Sekdes

Bantuan ini sangat membantu masyarakat yang tertimpa musibah kebakaran di desa Tente, pada Minggu (24/07/22) lalu.

Kebakaran melanda pertokoan Tente Desa Tente, Kecamatan Woha, dan Kabupaten Bima. Sedikitnya ada 6 toko terbakar dan 5 di antaranya hangus rata dengan tanah. 

Akibat dari kebakaran tersebut 6 toko hangus terbakar dan tidak ada korban jiwa.

Turut mendampingi Gubernur NTB, Asisten I Setda Provinsi NTB, Kadis kelautan dan perikanan, Kadis Perdagangan, Kadiskop dan UMKM, Kadis Pariwisata, Kadis Perkim, Kadispora Kalak BPBD, Karo Adpim Setda Provinsi NTB. Turut hadir juga babinsa dan bhabinkamtibmas, aparatur desa Tente, sejumlah tokoh masyarakat, agama, pemuda kecamatan Woha. ***

 

 




Gubernur NTB Kunjungi Rumah Tahfidz Sabilul Muhtadin di Sape

Gubernur NTB berharap. Rumah Tahfidz, di Sape, Bima mampu mencetak generasi penghafal Al-Qur’an dan mengajari masyarakat sekitar 

KAB.BIMA.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., menyambangi Rumah Tahfidz Sabilul Muhtadin, Desa Nae, Kecamatan Sape dan Menyapa warga sekitar.

“Rumah Tahfidz semoga mampu mencetak generasi penghafal Al-Qur’an dan mengajari masyarakat di sekitar,” kata Gubernur dalam Kunkernya ke Bima dan Dompu, Minggu (31/07/22) di Sape.

BACA JUGA: Gubernur NTB Bantu Nelayan di Desa Lasi, Dompu

Gubernur NTB bertemu santri di rumah tagdiz yang sederhana

Bang Zul berharap, keberadaan Rumah Tahfidz dapat dirasakan masyarakat sekitarnya. 

“Sehingga masyarakat dapat berpartisipasi ikut membantu pembangunan beberapa ruangan Rumah Tahfidz,” ujar Bang Zul.

Ia juga mengingatkan,  jangan sampai bantuan yang diperoleh Rumah Tahfizd,  melalaikan ibadah dan tugas utamanya.

“Karena biasanya pimpinan itu, akan banyak yang diurus ketika banyak bantuan. Kalau sudah dapat bantuan masjid, selanjutnya biaya kebersihan, trus soundsistem dan seterusnya, ini yang perlu dijaga,” pesan Doktor Zul.

Maka, syukuri yang ada, di tempat yang sederhana ini, akan menghadirkan santri yang soleh dan solehah serta Rizadul dahwah di kemudian hari.

Sementara itu, pimpinan Rumah Tahfidz Sabilul Muhtadin, Desa Nae, Kecamatan Sape, Ustad Muhaimin Kuraisin menyampaikan ucapan terimakasih atas keluangan waktu Gubernur menyambangi tempatnya.

Diakuinya, Rumah Tahfidz ini sudah berjalan selama 3 tahun. Dengan jumlah santri sebanyak 150 orang. 

“Santri kami bahkan sudah ada yang hafiz 15 Juz,”ujarnya.

Namun dalam keterbatasan Rumah Tahfidz, ia berharap Gubernur, anggota DPRD Kabupaten dan Provinsi membantu sarpras ponpesnya.

“Karena seiring waktu, santrinya makin banyak, meka kebutuhan mendesak kami adalah ruangan belajar untuk tahfidz,” pintanya.

BACA JUGA: Kabel Listrik PLN di Karang Temu, Lingsar Terbakar

Menjawab permintaan Ustad Muhaimin Kuraisin, Gubernur NTB, Anggota DPRD Provinsi NTB Abdul Rauf dan Ketua DPRD Kabupaten Bima M. Ferryandi, akan berkoordinasi untuk membantu Rumah Tahfidz.

Ratusan masyarakat antusian menyambut kedatangan Gubernur Zul, untuk silaturahmi dan melihat keadaan Rumah Tahfidz Sabilul Muhtadin.

Turut mendampingi Gubernur NTB, Asisten I Setda Provinsi NTB, Kadis kelautan dan perikanan, Kadis Perdagangan, Kadiskop dan UMKM, Kadis Pariwisata, Kadis Perkim, Kadispora, Kalak BPBD, Karo Adpim Setda Provinsi NTB. 

Turut hadir juga Sekcam Sape, sejumlah tokoh masyarakat, agama, pemuda kecamatan Sape. ***

 




Warga Sebeok Sumbawa, Meriah Rayakan Tahun Baru

Gubernur NTB puji antusias warga Sebeok Kecamatan Orong Telu, Sumbawa, merayakan tahun baru hijriyah

SUMBAWA.lombokjournal.com ~ Makna tahun baru Hijriyah bagi umat Islam memiliki kesan mendalam, termasuk bagi  warga Desa Sebeok Kecamatan Orong Telu Kabupaten Sumbawa.

Warga  Desa Sebeok tampak antusias merayakan tahun baru Islam pada 1 Muharram tahun Hijriyah. Bahkan, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah memuji antusias warga Desa Sebeok Kecamatan Orong Telu Kabupaten Sumbawa, merayakan tahun baru hijriyah 1444 Hijriyah.

BACA JUGA: Gubernur NTB Bantu Nelayan di Desa Lasi, Dompu

Warga Sebeok antusias merayakan Tahun Baru Hijriyah

“Walau terpencil, merayakan Tahun Baru Islam malam ini di Desa Sebeok Kec Orong Telu terasa sesuatu sekali,” kata Gubernur NTB, Sabtu (30/07/22) di desa tersebut.

Kata Bang Zul sapaan Gubernur, walaupun hawa dingin tidak  menghalangi kemeriahan masyarakat, merayakan dan memperingati tahun baru islam.

Gubernur juga menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi Pemerintah Kecamatan dan Desa yang telah sukses menyelenggarakan acara ini.

“Terima Kasih Pak Camat dan Pak Kades yg membuat acara malam ini terasa istimewa,” ucap Bang Zul.

Kegiatan memeriahkan tahun baru islam ini, diisi dengan kegiatan pengajian, kasidah dan hiburan islam lainnya.

Sebagaimana diketahui, Tahun baru Islam 1444 Hijriyah tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022. Berbeda dengan merayakan tahun baru masehi, umat Islam punya cara dalam memaknai dan menyongsong tahun baru Islam.

Bulan Muharram dalam islam dianjurkan untuk menjalankan amalan-amalan baik, salah satunya adalah puasa. 

BACA JUGA: Kabel Listrik PLN di Karang Temu, Lingsar Terbakar

Hadir pada kegiatan tersebut, kepala OPD lingkup Pemprov.NTB, Forkopimda Pemkab Sumbawa, toko agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat Desa Sebeok Kecamatan Orong Telu Kabupaten Sumbawa. ***

 




Gubernur NTB Bantu Nelayan di Desa Lasi, Dompu

Dalam silaturahmi di Desa Lasi Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, Gubernur NTB memberi bantuan mesin ketiting untuk nelayan

DOMPU.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menyerahkan sejumlah bantuan untuk nelayan di Desa Lasi Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.

BACA JUGA: BPD HIPMI NTB Gewlar Diskusi Peluang Usaha

Gubernur NTB menyerahkan mesin Ketinting di Dompu

“Alhamdulillah pagi ini, kami bisa silaturahmi  dan bantu para nelayan di Desa Lasi Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu,” kata Gubernur Zulkieflimansyah, Minggu (31/7/2022) di Kilo Dompu.

Ketua TP. PKK Hj. Niken Saptarini Widyawati ikut mendampingi agenda kunjungan kerjanya  ke Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima, 

Menurut Bang Zul sapaan Gubernur, nelayan membutuhkan bantuan  sederhana dan perhatian untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Penyerahan bantuan alat perikanan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, berupa mesin ketiting untuk nelayan.

Salahsatu nelayan yang memperoleh bantuan, menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Gubernur NTB, atas perhatiannya kepada rakyat kecil.

“Kami sangat terbantukan dengan adanya mesin ketinting, bantuan dari Gubernur NTB,” ujarnya.

BACA JUGA: Pengurus Paguyuban Muslimah NTB 2022-2025 Dikukuhkan

Turut mendampingi Gubernur NTB, Asisten I Setda Provinsi NTB, Karo Kesra, Kadis Kelautan dan Perikanan, Kadis Perdagangan, Kadiskop dan UMKM, Kadis PUPR, Kadis Pariwisata, Kadis Perkim, Kalak BPBD, Karo Adpim, Ketua Baznas NTB dan Dirut NTB. Serta dihadiri OPD lingkup Pemkab Dompu dan masyarakat Kilo Dompu. ***

 




Kabel Listrik PLN di Karang Temu, Lingsar Terbakar 

Warga panik berhamburan keluar rumah karena kabel listrik di rumah warga terbakar, beruntung api padam setelah warga menyiramkan air dan pasir

LOBAR.lombokjournal.com ~ Terjadi kepanikan warga di Dusun Karang Temu Desa Persiapan Reban Madani, Kacamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, karena korsleting arus listrik yang menyebabkan kabel terbakar. 

Kabel listrik besar yang tersambung dari rumah ke rumah pemilik meteran listrik,  mengeluarkan api dari kabel yang tersambung di atap rumah Saripah pada Sabtu (30/07/22) malam. 

BACA JUGA: Askab PSSI Lobar, Asosiasi Sepakbola Terbaik di NTB

ilustrasi

Warga sekitar yang panik berhamburan keluar rumah guna bergegas menuju rumah Saripah membawa air dan pasir untuk memadamkan api. 

Beruntung warga yang hadir menyiram kabel listrik yang menyala dengan pasir basah sehingga api menjadi padam. 

Petugas dari PLN Lombok Barat yang dihubungi warga via telpon segera tiba di lokasi guna memeriksa kabel terbakar tersebut. Sempat terjadi pemadaman beberapa saat. 

Kepada lombokjournal.com di lokasi kejadian, petugas PLN menyampaikan kejadian karena daya pemakaian listrik warga melebihi kapasitas. 

Kabel listrik PLN yang dipakai terlalu kecil dan jumlah warga pengguna terlalu banyak. 

“Over kapasitas,” kata salah seorang petugas tersebut. 

Dikatakan, solusi dari persoalan tersebut yakni penambahan tiang listrik yang diikuti penambahan kabel, agar ‘cantelan’ ke rumah warga bisa langsung dari kabel yang mengalir dari tiang.  

Kepala Dusun Karang Temu Heri Susanto menyatakan, kejadian tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ada empat kasus sama di rumah warga yang berbeda-beda. Penyebabnya sama yakni korsleting listrik. 

Karena seringnya korsleting listrik tersebut, pihaknya mengaku resah bila sewaktu-waktu musibah yang sama terjadi lagi. 

Untuk itu Heri berharap PLN segera menambah daya listrik ke Dusun Karang Temu. 

BACA JUGA: Serem, Warga Sering Melihat Kuntilanak di Lingkok, Rumbuk

Heri menjelaskan, beberapa kali mengirim surat pengaduan ke kantor PLN melalui pemerintah desa. 

Surat pengaduan pertama dikirim tahun 2020 yang lalu. Tetapi hingga saat ini belum tindakan dari pihak PLN. 

“Sudah sering kita kirim (surat pengaduan) melalui desa,” terangnya. 

Satu-satunya cara menyelesaikan masalah korsleting listrik yang kerap terjadi di Karang Temu dengan penambahan kapasitas daya. 

Penambahan kapasitas dilakukan dengan penambahan tiang listrik dan kabel besar. 

Bila hal tersebut tak segera dilakukan PLN maka hal serupa sangat mungkin terjadi lagi.***

 

 




BPD HIPMI NTB Gelar Diskusi Peluang Usaha

Buka peluang pembiayaan pengusaha muda, BPD HIPMI NTB menggelar forum diskusi 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Diskusi peluang usaha digelar Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Nusa Tenggara Barat (NTB)  bersama Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, di Dapoer Sasak Mataram, Sabtu (30/07/22).

Diskusi itu dihadiri langsung oleh Ketua Budang 2 BPP HIPMI Anggawira dan menghadirkan sejumlah narasumber. 

BACA JUGA: Askab PSSI NTB, Asosiasi Sepakbola Terbaik di NTB 

Di antaranya Budi Santoso Branch Manager Jasaraharja Putra Mataram, Ardian Prawira Yudha COO Goorita, M. Hadi Nainggolan CEO Daun Agro, dan Angela Oetama CEO Gradana.

Ketua Umum BPD HIPMI NTB, I Putu Dedy Saputra mengungkapkan rasa bahagianya atas kedatangan Ketua 2 BPP HIPMI, Anggawira. Kata Dedy, kesempatan tersebut sangat baik untuk pengusaha muda di NTB. 

Dalam forum tersebut, anggota HIPMI NTB bisa mendapat informasi peluang bisnis dan pembiayaannya.

Sementara itu, Ketua Bidang 2 BPP HIPMI Anggawira menyampaikan kegembiraannya bisa hadir di Lombok. Melalui pantunnya, Ia menyampaikan pengusaha muda NTB bisa go global.

Secara berturut-turut Narasumber menyampaikan materinya masing-masing. Yudha dari Goorita menyampaikan beberapa konsep dan tahapan agar produk UMKM bisa go global melalui platform digital.

Budi Santoso menyampaikan beberapa produk jaminan dari Jasaraharja Putra. Di antaranya jaminan kendaraan dan jaminan gedung. Sementara itu M. Hadi Nainggolan mengajak anggota HIPMI NTB untuk masuk ke usaha pertanian.

“Ini peluang besar bagi kita. Apalagi NTB menjadi lumbung pangan utamanya jagung di NTB,” harap CEO perusahaan offtaker pertanian Daun Agro tersebut.

Hadi juga menambahkan, ada perusahaan offtaker dalam bidang pangan di masing-masing kabupaten di NTB. 

“Saya ingin mengajak anak-anak HIPMI NTB untuk membuat perusahaan offtaker di NTB,” ajaknya.

Ia juga mengatakan, perusahaan tersebut nantinya bisa dibuat spesialisasi untuk masing-masing produk pangan seperti jagung, padi, dan ternak sapi serta kambing.

Menanggapi banyaknya variasi usaha dari anggota HIPMI NTB, Anggawira mengatakan Bidang 2 menyiapkan solusi pembiayaan yang variatif. 

“Kita akan siapkan solusi yang variatif,” tegasnya.

BACA JUGA: Karnaval Gijraturrasul Semarakkan Tahun Baru 1444 Hijriyah

Di akhir sesi, sebagai kata penutup, I Putu Dedy Saputra berharap lebih banyak lagi program seperti sekarang yang dihadirkan di daerah. 

“Lebih banyak lagi program seperti ini ke daerah. Karena kami di daerah butuh program-program seperti ini,” tandasnya.***

 

 




Pengurus Paguyuban Muslimah NTB Periode 2022-2025 Dikukuhkan

Sekda NTB mengukuhkan pengurus Paguyuban Muslimah NTB, diharapkan pengurus baru  ebih solid serta dapat berkontribusi maksimal untuk masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pengukuhan pengurus Paguyuban Muslimah Nusa Tenggara Barat masa bhakti 2022-2025 dikukuhkan di Pendopo Gubernur, Sabtu (30/07/22).

BACA JUGA: Karnaval Hijraturrasul Semarakkan Tahun Baru 1444 Hijriyah

Sekda NTB mengukuhkan pengurus Paguyuban Muslimah NTB
Lalu Gita Ariadi

Sekertaris Daerah Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi saat mengukuhkan kepengurusan baru itu berharap  kepemimpinan yang baru bisa lebih solid serta dapat berkontribusi maksimal untuk masyarakat.

Acara pengukuhan itu dihadiri oleh Ustaz H. Abdul Somad Batubara atau yang kerap disapa UAS.

Sementara itu, Rini Jati Ayu, Ketua Pelantikan Pengurus sekaligus Ketua Paguyuban Muslimah NTB menyebutkan, pengurus yang dilantik berjumlah 100 orang berasal dari berbagai organisasi muslimah di NTB. 

Paguyuban Muslimah NTB sendiri, memiliki visi memupuk silaturahmi antar organisasi muslimah yang ada di NTB. Serta membumikan Islam dalam wujud amal saleh untuk kesempurnaan iman.

Paguyuban Muslimah NTB juga merupakan perjuangan umat khususnya Muslimah NTB. Khususnya dalam memperjuangkan nilai-nilai keumatan yang mutlak serta pendidikan dalam masyarakat dengan nilai-nilai tauhid dan iman. 

BACA JUGA: Askab PSSI Lobar, Asosiasi Sepakbola Terbaik di NTB

“Paguyuban Muslimah NTB memiliki visi memupuk silaturahmi antar organisasi muslimah. Membumikan islam dalam wujud amal saleh untuk kesempurnaan iman,” tandasnya.***

 

 




Serem, Warga Sering Jumpa Kuntilanak di Lingkok Rumbuk

Cerita Warga Rumbuk, Lombok Timur, ada lingkok yang memang serem, warga sering melihat Kuntilanak di Lingkok di Desa Rumbuk itu

LOTIM.lombokjournal.com ~ Dalam perspektif sains,  keberadaan hantu masih diragukan, namun dalam perpektif budaya dan tradisi ada pandangan lain. 

Hantu melekat dan diyakini turun-temurun dan mendapatkan legitimasi oleh narasi agama.

Di Desa Rumbuk Lombok Timur, fenomena adikodrati tersebut sudah turun temurun diyakini.

BACA JUGA: Lampan Lahat, Fragmen Wayang Sasak, Taruhannya Nyawa

Ini cerita serem tentang Lingkok di Desa Rumbuk, Lotim

Sebuah lingkok (tempat mata air) di Dusun Tanah Gadang 1 Desa Rumbuk, warga mengaku sering jumpa kuntilanak.

Di sana ada empat lingkok yang digunakan warga untuk mandi dan cuci pakaian yang dikenal angker. Lokasi tersebut bernama Lingkok Merdani. 

Di sana terdapat empat lingkok tepat berada di pinggir sungai. Sementara di atasnya terdapat pohon beringin dengan akar yang menghujam bumi. 

Warga sekitar sering melihat penampakan hantu berwujud wanita berpakaian putih dengan rambut yang terurai menyeramkan. Warga sering melihat sosok wanita sedang duduk atau berdiri di sekitar lingkok.

Asal Usul dan Khasiat Air

Tokoh masyarakat setempat, Amaq Rusniah mengatakan, lingkok tersebut memiliki sejarah panjang. Konon, lingkok tersebut didirikan oleh bangsa lelembut bernama Mbik Mayani. Sosok tersebut diyakini wali jin dari Gunung Rinjani yang membangun lingkok tersebut.

Amaq Rusniah di hadapan Tim Ekspedisi Mistis yang digawangi PDIP NTB dan Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16, berkomunikasi melalui telepati dengan sosok yang disebut wali jin tersebut. 

Peristiwa transendental itu dijelaskan secara terpotong oleh Amaq Rusniah.

Dia menjelaskan, lingkok tersebut diyakini sebagian masyarakat dapat mengobati penyakit. Ttidak jarang lingkok itu dikunjungi masyarakat dari luar kampung untuk mandi dengan niatan mengobati penyakitnya.

“Sampai sekarang banyak yang datang berobat mandi di sana,” katanya. 

BACA JUGA: Air Pancuran Bertuah di Desa Rumbuk

Ada ritual khusus yang dilakukan masyarakat saat datang ke lingkok tersebut. 

Masyarakat biasa membawa ketupat, rokok pilitan, beras kuning dan lainnya. 

Setelah itu, mereka melakukan ritual mandi untuk membersihkan diri dari penyakit.

Percaya tidak percaya, namun itu diyakini masyarakat di sana. 

Aura mistis di lokasi tersebut juga sangat terasa jika hari menjelang magrib. Lingkok tersebut sangat sepi dan tenang, tapi membuat bulu kuduk merinding.

Penataan Kawasan Lingkok Merdani

Sementara itu Sekretaris Tim Ekspedisi Mistis, Amrullah mengatakan, fenomena mistis yang kerap dijumpai warga di sekitar Lingkok Merdani tidak pernah mengganggu warga sekitar.  Serangkaian penampakan mistis haruslah dimaknai, skuad lelembut ingin memberikan pesan damai sekaligus  penegasan untuk tetap setia menjaga kelestarian kawasan Lingkok. 

“Sebagai warga Rumbuk, saya tidak terganggu dengan fenomena penampakan mahkluk astral  karena itu bagian dari tradisi saling menghormati eksistensi  antar dimensi,” ungkap Amrullah, yang kelahiran desa Rumbuk ini, Sabtu ( 30/07/22) . 

Amrullah berharap, kawasan Lingkok Merdani  bisa ditata rapi dan diberdayakan agar menjadi kawasan yang harmoni, asri dan bersih. 

BACA JUGA: Ini Dia! Senggeger Lombok Pemikat Wanita

“Setidaknya dengan ada penataan kawasan lingkok merdani, mweupakan upaya merawat dan melestarikan peninggalan kebudayaan leluhur desa Rumbuk,” tukasnya.***

 

 




Gubernur NTB Tanam Pohon di Sirkuit MXGP Samota

Merayakan tahun baru Muharram 1444 Hijriah, Gubernur NTB menanam Ketapang Kencana sebagai perindang

SUMBAWA.lombokjournal.com ~  Penanaman pohon di arena sirkuit MXGP Samota dilakukan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menyambut tahun baru Muharram 1444 Hijriah, Sabtu (30/07/22) di Kabupaten Sumbawa.

Kegiatan penanaman pohon itu sekaligus untuk menghijaukan lokasi tersebut, 

BACA JUGA: Karnaval Hijraturrasul Semarakkan Tahun Baru 1444 Hijriyah

Gubernur NTB menanam pohon agar event MXGP 2023 JADI TEDUH

“Merayakan tahun baru dengan menanam pohon di Sirkuit MXGP Samota,” kata Gubernur Zulkiflimansyah, di dampingi ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.

Penanaman pohon itu diperlukan agar saat penyelenggaraan event internasional MXGP di Samota tahun 2023 mendatang, lokasi ini bisa lebih teduh dan hijau dengan adanya pohon yang rindang.Penanaman itu Mengusung tema “Muharram Menanam”.

Kadis LHK Provinsi NTB Julmansyah menambahkan, tanggal 1 Muharram menjadi momentum menghijaukan lingkungan bersama MUI, khususnya arena MXGP Samota. 

Diharapkan, kegiatan itu menjadi pengungkit semangat dan kesadaran masyarakat. 

Penghijauan arena MXGP Samota akan terus dilakukan dengan target Juni 2023. Sehingga hasil penghijauan menjadi peneduh di arena MXGP.

Tanaman yang digunakan Ketapang Kencana dengan ukuran minimal 1,5 meter. Jenis tanaman ini tahan panas dan dapat menjadi perindang disebabkan memiliki tajuk payung.

Menurut Julmansyah, ini bagian untuk  mengkampanyekan program NTB HIJAU yang menjadi bagian dari Misi NTB Gemilang. Kegiatan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

BACA JUGA: Askab PSSI Lobar, Asosiasi Sepakbola Terbaik di NTB

“Harapannya MUI di Kabupaten/kota yang lain turun ambil bagian juga. Termasuk dengan membangun diskusi dengan KPH dan Dinas LH kabupaten/kota se-NTB, untuK ikut menghijaukan alam NTB,” katanya.

Turut hadir pada penanaman pohon tersebut, Kepala OPD lingkup Pemprov. NTB, Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, OPD lingkup Pemkab Sumbawa dan steakholder lainnya. ***