PKK NTB Jalin Sinergi, Perbaiki Dampak Sosial Akibat Pandemi

Sinergi antar lembaga sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan akibat pandemi

MATARAM.lombokjournal.com – Masa pandemi Covid-19 ini berdampak kepada hampir semua lini kehidupan, baik itu dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya.

Hal ini menjadi salah satu perhatian TP-PKK Provinsi NTB yang menjadi mitra kerja Pemerintah. TP-PKK memperhatikan, salah satu dampak yang terasa adalah dampak sosial.

Dampak sosial yang cukup dirasakan adalah pola asuh anak yang mengalami perubahan di masa pandemi ini.

Ketua TP-PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati menyampaikan bahwa PKK memiliki kewajiban untuk membantu pemerintah dalam menangani dampak sosial dari Pandemi ini.

PKK Provinsi NTB melaksanakan Rapat koordinasi Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) di Masa Pandemi COVID-19 di Provinsi NTB, Rabu (26/08/20).

Dalam rapat, Hj. Niken menyampaikan, bawah sinergi antar lembaga sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan akibat pandemi ini.

“Ini adalah bagian dari upaya kita bersama untuk NTB Gemilang, sinergi adalah salah satu cara memecahkan masalah di sekeliling kita akibat pandemi COVID-19 yang dampaknya ternyata tidak hanya bidang kesehatan, ekonomi, namun juga berbagai sendi kehidupan,” ungkapnya.

TP-PKK NTB melibatkan berbagai Lembaga, baik dari lembaga pemerintahan hingga Lembaga Swadaya dalam rapat ini, di antaranya Kesbangpol, Biro Kesra Setda NTB, Kemenag NTB, BKKBN, LPA, Dikbud Provinsi NTB, DP3AP2KB Provinsi NTB, guna menangani masalah pendidikan dan pola asuh anak di masa Pandemi ini.

TP-PKK sendiri memiliki Program Pola Asuh Anak dan Remaja yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat, terkait pola pengasuhan yang baik untuk anak dan remaja di rumah.

Pola ini sangat bermanfaat bagi anak d an remaja sebagai bekal dalam menimba ilmu di luar rumah.

“Bagaimana pun, semua dimulai dari keluarga, orang tua yang sukses melakukan pengasuhan dan pendidikan kepada anak di rumah, anak-anak tidak akan sulit berkembang di sekolah,” terang Ketua Bunda Niken.

Untuk menjalankan program ini di tengah Pandemi, lanjutnya, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan protokol kesehatan.

Oleh sebab itu, lembaga swadaya dan instansi pemerintah turut dilibatkan dalam program ini.

Bunda Niken berharap, dengan sinergi ini, dampak sosial Pandemi ini khususnya di bidang pendidikan dapat teratasi.

Dengan begitu, pendidikan dan pola asuh anak di NTB dapat berjalan dengan baik sehingga menghasilkan generasi muda yang dapat menjadikan NTB sebagai Provinsi yang jauh lebih baik dari yang lainnya.

Ketua Pokja I, Dini Haryati mengatakan, program Pola Asuh Anak dan Remaja ini, sesuai dengan visi Pokja I yakni, terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, serta sejahtera lahir dan batin.

Misi dari Pokja I ini adalah meningkatkan pembentukan karakter melalui penghayatan pengalaman Pancasila, kegotongroyongan serta kesetaraan dan keadilan gender.

“Untuk mewujudkan visi misi tersebut salah satunya adalah melaksanakan Program Pola Asuh Anak dan Remaja,” tuturnya.

AYA/HmsNTB




Perubahan Positif Program JKN-KIS Diapresiasi Beby

Dengan teknologi dan fitur terbaru yang ada, Beby merasa lebih mudah dalam mengurus kepesertaan BPJS Kesehatan karyawannya

Narasumber : BEBY

MATARAM.lombokjournal.com  —  Teknologi yang kini berkembang di berbagai bidang menawarkan solusi dan inovasi yang mempermudah kita dalam beraktivitas sehari-hari.

Begitu pula dalam layanan kesehatan, BPJS Kesehatan terus menciptakan inovasi dan terobosan dengan menghadirkan berbagai macam fitur atau teknologi melalui berbagai macam media yang ada.

Dengan berbagai aplikasi dan fitur seperti E-Dabu Mobile yang bertujuan untuk mempermudah peserta JKN-KIS dalam mendapatkan atau mengakses layanan BPJS Kesehatan.

Hal itu yang dirasakan oleh Beby (32), seorang penanggungjawab/PIC BPJS Kesehatan dari PT Alisan Catur yang mengungkapkan, kemudahan dalam mengurus BPJS Kesehatan karyawannya merupakan hal penting.

Beby mengaku, semenjak tahun 2014, awal BPJS Kesehatan berdiri hingga saat ini, Beby merasakan lika-liku perkembangan BPJS Kesehatan. Ia melihat sudah banyak perubahan positif yang dilakukan BPJS kesehatan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat, khususnya peserta JKN-KIS.

“Pada tahun 2014, ketika PT Askes (Persero) beralih menjadi BPJS Kesehatan, semua serba manual. Jadi kadang komunikasi melalui e-mail, terkadang juga harus bolak-balik ke kantor BPJS Kesehatan untuk mengubah data karyawan,” ungkap Beby pada tim Jamkesnews.

Beby mengeluhkan kesulitannya ketika awal pengurusan BPJS Kesehatan, di mana untuk mengurus data-data karyawannya membutuhkan waktu dan usaha lebih. Akan tetapi, kini pelayanan BPJS Kesehatan semakin maju.

Menurutnya, BPJS Kesehatan kini semakin memfasilitasi dirinya dalam mengurus dan memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional untuk para karyawannya.

“Dengan adanya Aplikasi E-Dabu Mobile, di sini kami sangat terbantu sekali. Kami sudah bisa melakukan semuanya sendiri. Kami bisa menambah karyawan baru, menonaktifkan karyawan yang sudah tidak bekerja lagi tanpa harus datang ke Kantor BPJS Kesehatan,” kata Beby.

Dengan teknologi dan fitur terbaru yang ada, Beby merasa lebih mudah dalam mengurus kepesertaan BPJS Kesehatan karyawannya.

Beby mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan atas berbagai fasilitas yang telah mempermudahnya dalam menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

Tentunya yang dirasakan Beby hanya merupakan salah satu dari inovasi dan terobosan yang diberikan BPJS Kesehatan.

Masih banyak  lagi berbagai fitur yang kini sudah tersedia atau sedang dikembangkan, yang akan terus mempermudah peserta dalam memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan.

dh/yn/Jamkesnews

 




Peserta BPJS Kesehatan Yang Nunggak Iuran, Tahun 2020 Ada Keringanan

Peserta yang memiliki tunggakan selama bertahun-tahun cukup membayar tunggakan selama 6 bulan, maka kepesertaan akan aktif kembali

MATARAM.lombokjournal.com  — Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan, Peserta yang memiliki tunggakan selama bertahun-tahun cukup membayar tunggakan selama 6 bulan, maka kepesertaan akan aktif kembali.

Artinya,  kewajiban membayar tunggakan bisa aktif jika sudah membayar tunggakan minimal 6 bulan. Misal ada peserta yang menunggak 3 tahun, dalam ketentuan Perpresnya dihitung 24 bulan, tetapi untuk 2020 ini hanya bayar 6 bulan tunggakan bisa langsung aktif.

“Sisanya yang belum dibayar masih menjadi tunggakan,” terang Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma’ruf seperti dikutip detik.com  Kamis (20/08/20).

Insentif bagi masyarakat yang kepesertaan BPJS Kesehatan tidak aktif karena memiliki tunggakan, berlaku khusus di tahun 2020 karena asa pandemi Corona.

Bagi peserta BPJS Kesehatan yang memiliki tunggakan, maka secara otomatis kepesertaannya tidak aktif.

Mereka baru bisa menggunakan manfaat BPJS Kesehatan jika sudah membayar tunggakan yang terus bergulir.

Namun dalam masa pandemi COVID-19 ini ada keringanan yang diberikan pemerintah dan BPJS Kesehatan.

Peserta yang memiliki tunggakan selama bertahun-tahun cukup membayar tunggakan selama 6 bulan, maka kepesertaan akan aktif kembali.

Kebijakan itu tertuang dalam Perpres 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Dalam pasal 42 ayat 3a tertulis untuk tahun 2020, pemberhentian sementara penjaminan peserta sebagaimana dimaksud pada berakhir dan status kepesertaan aktif kembali, apabila peserta telah membayar iuran bulan tertunggak, paling banyak untuk waktu 6 bulan.

Pembayaran iuran BPJS Kesehatan bisa dilakukan pada bulan saat peserta ingin kepesertaannya aktif kembali dan ingin menggunakan manfaatnya.

Namun harus diketahui, sisa tunggakan dari 6 bulan iuran yang sudah dibayarkan masih menjadi tunggakan yang wajib dibayarkan.

“Ini merupakan kebijakan yang dibuat khusus oleh pemerintah terkait menghadapi pandemi COVID-19,” ujarnya.

Meskipun dalam perpres itu juga mengatur tentang kenaikan iuran. M Iqbal Anas Ma’ruf menegaskan insentif yang diberikan bukan berupa penghapusan denda.

Rr

 

 




IKAPTK NTB Bagikan 7.000 Masker di Tiga Kelurahan di Mataram

Pada awal pandemi di NTB, IKAPTK juga telah melakukan kegiatan penyerahan  Alat Pelindung Diri (APD) di beberapa Puskesmas yang termasuk zona merah

MATARAM.lombokjournal.com —  Momentum HUT kemerdekaan Indonesia ke-75 Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi NTB  bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) NTB membagikan 7.000 masker ke masyarakat.

Kegiatan yang bertema Gerakan Bersama Memakai Masker atau Gebrak Masker tersebut fokus di tiga kelurahan di Kota Mataram, masing-masing Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Banjar dan Kelurahan Jempong Baru.

Kegiatan ini \mulai digelar bertepatan dengan HUT RI hari Srnin, 17 Agustus 2020 besok.

Pembagian ribuan masker itu juga merupakan arahan Presiden Jokowi yang mendorong partisipasi PKK untuk menggencarkan penggunaan masker pada masyarakat.

Itu kemudian ditindaklanjuti setelah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menerima kunjungan silaturahmi Pengurus DPP IKAPTK Provinsi NTB di Pendopo Gubernur pada, Sabtu (15/08/20).

Bunda Niken panggilan akrabnya menyambut baik rencana dari Pengurus IKAPTK Provinsi NTB untuk bersinergi dengan Tim Penggerak PKK untuk mencegah semakin meluasnya pandemi Covid-19 di NTB.

“Alhamdulillah, saya selaku Ketua TP PKK Provinsi merasa senang bisa bersilaturahmi dan bersinergi dengan IKAPTK,” ujarnya Sabtu kemarin.

Lebih lanjut Niken menyampaikan bahwa pembagian masker harus dilakukan door to door sehingga kegiatan tersebut bukan hanya seremonial, tetapi juga untuk lebih menyentuh hati masyarakat agar menyadari betapa pentingnya memakai masker untuk keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Nantinya, masker yang akan dibagikan tidak hanya masker dewasa, tetapi juga masker anak yang dapat dicuci dan digunakan kembali.

Ketua DPP IKAPTK Povinsi NTB, Baiq Zauhar Farhi, mengatakan pada awal pandemi di NTB, IKAPTK juga telah melakukan kegiatan penyerahan  Alat Pelindung Diri (APD) di beberapa Puskesmas yang termasuk zona merah.

Kemudian, dilakukan juga penyerahan paket sembako kepada beberapa warga terdampak serta pembagian masker kepada pedagang di pasar. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak oleh pengurus dan anggota DPK IKAPTK di seluruh wilayah NTB.

Masker yang diserahkan kepada TP PKK ini merupakan hasil swadaya Anggota IKAPTK Provinsi. Baiq Farhi berharap sinergi Gebrak Masker ini juga berlanjut sampai ditingkat DPK.

Sementara, Pengurus DPN IKAPTK Lalu Puguh Mulawarman, mengatakan sinergi IKAPTK PKK ini sesuai arahan Ketua Umum IKAPTK agar dilaksankan secara menyeluruh dan serentak di seluruh Indonesia.

Lalu memastikan bahwa target pembagian masker ini adalah mereka yang benar benar membutuhkan akan tetapi kesulitan untuk memiliki masker karena keadaan ekonomi.

“DPN IKAPTK memiliki komitmen untuk terus melakukan kegiatan social yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Hal ini karena IKAPTK menyadari bahwa IKAPTK dibiayai dan dibesarkan oleh rakyat sehingga keberadaannya harus benar benar bermanfaat bagi rakyat,” katanya.

Me




Gubernur  Zulkieflimansyah Serap  Aspirasi Warga Desa Tongo di Sumbawa Barat

Gubernur meminta kepada OPD yang ikut serta dalam kunjungan ini untuk menindaklanjuti semua saran, masukan dan permintaan masyarakat

KSB.lombokjournal.com –– Tradisi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mendatangi desa-desa dan tokoh-tokoh masyarakat di pelosok daerah terus dipelihara.

Kali ini Gubernur NTB mendatangi masyarakat di Desa Tongo, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Sabtu 15 Agustus 2020.

Gubernur   Zul menemui masyarakat Desa Tongo di Masjid Nurul Yakin, untuk mendengar dan menerima sejumlah masukan dari masyarakat Desa Tongo. Ia meminta masyarakat untuk tidak cepat berhenti menuntut ilmu, baik formal maupun nonformal agar tidak menjadi penonton di rumah sendiri.

“Kadang kita lupa karena terus diberikan nikmat, mungkin, dengan sedikit cobaan kita bisa merenung, jangan-jangan ketergantungan kita pada manusia lebih besar daripada ketergantungan kita kepada Allah,” tutur Gubernur.

Ia mengakatakan bahwa selalu ada hikmah dibalik musibah. Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat, untuk terus berusaha mendapatkan ilmu yang dapat membangun Desa Tongo kedepannya.

Gubernur menyebutkan salah satu usaha untuk memberikan keahlian kepada masyarakat yaitu membuat pelatihan alat berat. Setelah itu, masyarakat yang terlatih dapat ditempatkan di perusahaan yang membutuhkan operator alat berat.

“Perusahaan akan mengakomodir kita jika kita punya potensi,” terang Gubernur yang kerap disapa Bang Zul ini.

Di akhir penyampaiannya, Gubernur meminta kepada OPD yang ikut serta dalam kunjungan ini untuk menindaklanjuti semua saran, masukan dan permintaan masyarakat demi tercapainya NTB Gemilang hingga tingkat desa.

Sementara Kepala Desa Tongo, Idham Khalid menyampaikan ucapan terimakasih kepada Gubernur dan rombongan atas kunjungannya, sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Gubernur.

“Kita bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada Gubernur atas kehadirannya dan memberikan kami kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah kami,” ungkapnya.

Idham mengukapkan bahwa salah satu masalah yang disampaikan oleh masyarakat adalah soal ketenagakerjaan. Hal tersebut mendapat respon baik dari Gubernur NTB yang langsung memberikan jalan untuk membuka pelatihan bagi masyarakat.

 

“Kami yakin Gubernur punya niat baik untuk membangun NTB khususnya Kabupaten Sumbawa Barat,” tegasnya.

Usai berdiskusi dengan masyarakat, Gubernur Zul langsung menuju Pondok Pesantren Al-Furqon yang lokasinya tidak jauh dari masjid tersebut untuk melanjutkan silaturahmi dengan masyarakat setempat.

AYA/HmsNTB




Kisah Dua Kakek Lansia, Pembudidaya Kangkung Sungai Jangkok Kota Mataram

Di Mataram, khususnya di lingkungan yang dekat dengan Dasan Agung dan Pejeruk, terdapat banyak pembudidaya kangkung lain selain Haji Hasan dan Kakek Ibrahim. Mereka cekatan melihat celah usaha dengan memanfaatkan susutnya debit air sungai Jangkok di musim kemarau

MATARAM.lombokjournal.com

WAKTU menunjukkan pukul 17.30 WITA, saat lombokjournal.com menemui dua pembudidaya kangkung yang sedang asyik berbincang di dekat petak kangkung pinggir sungai Jangkok milik salah seorang dari mereka.

Pinggir sungai tempat pembudidayaan kangkung itu tidak jauh dari bawah jembatan di jalan Udayana. Berseberangan dengan perumahan dinas anggota DPRD Provinsi NTB.

Dua orang pembudidaya tersebut masing-masing bernama Haji Hasan Basri dan Kakek Ibrahim.

Haji Hasan sedang duduk beralaskan sandal jepit miliknya. Kakek Ibrahim tengah memanen kangkungnya.

Haji Hasan mengaku berusia 80 tahun. Warga lingkungan Dasan Agung Bawak Bagek. Usia Kakek Ibrahim sama dengan usia Haji Hasan–berdasarkan perkiraan sederhana.

Berasal dari Jenggik Lombok Timur, namun telah puluhan tahun berdomisili di Lingkungan Dasan Sari Kota Mataram.

Pemandangan dua Lansia pembudidaya kangkung yang sedang berbincang itu selain bisa disaksikan para pengendara yang berlalu-lalang di jalan raya, turut bisa disaksikan banyak warga yang sedang berlari-lari, yang sedang berjalan-jalan, pun yang sedang bersepeda santai menikmati suasana sore.

 

Tak seperti Haji Hasan, Kakek Ibrahim belum bergelar haji, “uwahn lalo umroh bareng seninen. Mauk langan usahe kangkung wah tie. (sudah berangkat umroh bersama istri. Berkat hasil usaha kangkung),” ujar Haji Hasan menggunakan bahasa Sasak Mentaram kepada LombokJournal.com. Minggu, (16/08/20).

Di masa mudanya, Haji Hasan pernah menghabiskan 35 tahun hidupnya menjadi mandor gudang rokok yang berlokasi di kawasan Ampenan. Tetapi karena perusahaannya bangkrut, ia pun menjajal beberapa pekerjaan lain sebelum menekuni budidaya kangkung di sungai Jangkok.

Wah bangkrut. Sang wahn bis mate toke-toke no (Sudah bangkrut. Mungkin tauke-taukenya sudah meninggal),” katanya.

Ia mengakui baru menekuni budidaya kangkung setelah menjajal beberapa pekerjaan selepas jadi mandor. Selain untuk mencari nafkah guna melanjutkan hidup, hasil budidaya kangkung dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Saat ini, ia telah memasuki durasi waktu selama puluhan tahun sebagai pembudidaya kangkung. Dimulai sejak Walikota pertama Mataram H. Muhammad Ruslan belum menjabat.

Saat itu, kondisi di pinggir sungai masih rimbun. Banyak pepohonan dan bambu yang tumbuh sepanjang bantaran sungai.

“Elek laek. Sendekman Haji Ruslan jari Walikota. Masih penok lolon tereng. (Sejak lama. Sebelum Haji Ruslan menjabat Walikota (Mataram). Masih penuh pohon bambu),” kenangnya.

Haji Hasan biasa memanen kangkungnya dua kali dalam sebulan. Tergantung kualitas pertumbuhan si kangkung. Sekali panen, Haji Hasan bisa menjualnya mulai dari harga 150 ribu rupiah hingga 300 ribu rupiah.

“Alhamdulillah,” syukurnya.

Tetapi budidaya kangkung di pinggir sungai Jangkok tidak bisa dilakukan terus-menerus. Kegiatan itu hanya bisa dilakukan saat debit air sungai menyusut karena kemarau seperti saat ini.

Jika musim hujan datang dan debit air menjadi besar, maka kangkung yang mereka miliki harus diikhlaskan hanyut ke pantai terbawa air. Kejadian yang sudah biasa mereka alami.

Saat demikian, pembudidayaan kangkung terpaksa dihentikan sementara, menunggu musim kemarau kembali datang.

“Kadang tulak ajin tereng. Separo eleh. Aget lacor wah (Kadang kembali harga bambu. Kadang hanyut. Untung rugi sudah), ” terangnya.

Di luar itu, yang menarik dari Haji Hasan adalah sikap energiknya kendati berusia lanjut. Kondisi fisiknya terpelihara: ingatannya terjaga, pendengarannya bagus dan tidak mengenakan kacamata.

Hanya kulit keriput jadi penanda telah banyak usia hidupnya.

Sementara Kakek Ibrahim. Yang membedakannya dengan Haji Hasan adalah, tak hanya menanam kangkung di pinggir sungai Jangkok.

Kakek Ibrahim yang juga telah puluhan tahun menggeluti usaha tersebut mengaku setiap tahun menyewa sawah warga di Lingkungan Moncok dengan biaya 12 juta rupiah per tahun.

Lek Moncok tiang nyewa, (Di Moncok saya mennyewa) 12 juta setahun,” tuturnya.

Selain itu, ia pun mengakui bisa panen lebih sering dari Haji Hasan, yakni dua kali sampai tiga kali panen dalam seminggu. Tergantung permintaan pasar dan juga kualitas kangkung.

Namun akhir-akhir ini, kangkungnya tidak tumbuh sempurna. Penyebab rusaknya kualitas pertumbuhan kangkung adalah hama serangga dan gangguan ikan-ikan kecil.

“Ya, Ite (kita) tetap bersyukur dan berusaha,” jelas Ibrahim yang mengenakan pakaian sederhana dengan kopiah berwarna putih tertutup topi anyaman bambu menghiasi kepala.

Di Mataram, khususnya di lingkungan yang dekat dengan Dasan Agung dan Pejeruk, terdapat banyak pembudidaya kangkung lain selain Haji Hasan dan Kakek Ibrahim. Mereka cekatan melihat celah usaha dengan memanfaatkan susutnya debit air sungai Jangkok di musim kemarau.

Terkait dengan dampak usaha karena pandemi Covid-19, Haji Hasan dan Kakek Ibrahim mengaku sempat khawatir usaha mereka terganggu oleh Covid-19.

Di awal pandemi, mereka merasakan dampaknya, namun setelah pandemi berjalan beberapa bulan, mereka mengakui penjualan kangkung kembali normal.

“Ya, cukup. Alhamdulillah,” jawab Haji Hasan sembari bangkit dari duduknya guna meminta diri untuk pulang sebab waktu telah menunjukkan pukul 18.00 WITA.

Silak, wah mulai peteng, (Mari, sudah mau petang,” pintanya.

Kakek Ibrahim masih dengan kesibukan memetik kangkung saat Haji Hasan meminta diri untuk pulang. Ia menenteng sandal jepitnya, lalu berjalan pelan menyeberangi sungai guna kembali ke rumahnya.

Dari pantauan lombokjournal.com saat di lokasi, terdapat beberapa petak-petak memanjang untuk pembudidayaan kangkung di sungai Jangkok, tepatnya di sungai yang membelah Lingkungan Dasan Agung Bawak Bagik dan Lingkungan Pejeruk.

Selain kangkung, terdapat juga keramba-keramba ikan di beberapa titik.

Ast




Pemprov NTB Siap Pamerkan 500 Unit Mesin Produk Lokal di STIP Banyumulek

Jumlah mesin yang akan diproduksi akan terus bertambah yaitu sekitar 1.650 mesin bahkan lebih

MATARAM.lombokjournal.com —  Sebanyak Bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, Senin, 17 Agustus 2020, Pemerintah Provinsi NTB siap memamerkan500 unit mesin hasil tangan kreatif warga NTB di STIP Banyumulek, Lombok Barat

Ratusan mesin tersebut terus berdatangan di lokasi pameran.  Pada pukul 20.00 Wita, Gubernur H Zulkieflimansyah meninjau  lokasi pameran untuk memastikan kesiapan agenda tersebut.

Mesin-mesin siap dipamerkan

“Hingga petang ini, mesin mesin serta non mesin terus berdatangan di STIP. Informasinya jam 8 malam ini Gubernur akan meninjau lokasi pameran,” kata Divisi Kerjasama STIP Banyumulek, Sultandri Mujiburrahman, Minggu (16/08/20).

Ia mengatakan, ada banyak jenis mesin dan non mesin produksi lokal yang akan dipamerkan dalam rangka HUT RI ke 75 ini.

Di antara produk lokal yang akan dipamerkan tersebut yaitu motor listrik NgebUTS, mesin cacah sampah, mesin pengering daun kelor, mesin pengolah minyak kelapa, mesin blender maggot, alat cetak gula aren, mesin cetak pelet sampah dan puluhan jenis produk lokal lainnya.

HUT Kemerdekaan tahun ini mengusung tema ‘’Bangga Buatan Indonesia’’.

Hal ini tentu selaras dengan NTB yang akan meluncurkan gerakan ‘’Cintai, Beli dan Gunakan Produk Lokal NTB’’ dengan mendorong lahirnya produk-produk lokal yang berkualitas.

Sejumlah agenda peluncuran atau launching juga mewarnai perayaan HUT RI, hari Senin  tanggal 17 Agustus 2020.

Seperti launching sepeda motor listrik dan mesin-mesin buatan NTB,  launching Program Mahadesa, launching alat Rapid Test buatan NTB oleh Laboratorium Hepatika Mataram, launching Market Place Pemprov NTB berupa Aplikasi NTB Mall, launching Lapas yang baru di Kuripan Lobar, penandatanganan prasasti Gedung Layanan Covid-19 dan Trauma Center RSUD Provinsi NTB, serta penandatanganan Peraturan Gubernur (Pergub) terkait UMKM.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti SE.,ME mengatakan, agenda peluncuran alat dan mesin-mesin buatan NTB sudah siap digelar.

Sebanyak 500 alat dan mesin produksi NTB akan dipamerkan di STIP Banyumulek pasca pelaksanaan upacara pengibaran bendera.

Untuk target hingga akhir tahun ini, jumlah mesin yang akan diproduksi akan terus bertambah yaitu sekitar 1.650 mesin bahkan lebih. Sedangkan, jenis mesin sebanyak 115 item.

Peranan industrialisasi permesinan begitu krusial dikarenakan industri lain seperti industri olahan akan sangat diuntungkan dengan hadirnya mesin-mesin.

Dengan hal ini pula, UKM dan IKM NTB pasca JPS Gemilang diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitasnya, jelasnya.

AYA/HmsNTB

 




UPDATE Covid-19: Hari Minggu, 16 Agutus 2020, Bertambah 22 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 15 Orang, Kasus Kematian 1 (satu) Orang

Petugas kesehatan terus melakukan upaya tracing dan rapid test di tempat-tempat keramaian seperti pasar dan pusat-pusat kegiatan masyarakat lainnya

MATARAM.lombokjournal.com — Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, dan Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram mengkonfirmasi, ada tambahan 22 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 15 orang.

Lalu Gita Aryadi

Siaran pers hari Minggu (16/08/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 172 sampel dengan hasil 143 sampel negatif, 7 (tujuh) sampel positif ulangan, dan 22 sampel kasus baru positif Covid-19, sembuh 15 orang, kasus kematian 1 (satu) orang.

Dijelaskan, adanya tambahan 22 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19, 13 tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Minggu (16/08/20) sebanyak 2.457 orang, dengan perincian 1.661 orang sudah sembuh, 135 meninggal dunia serta 661 orang masih positif.

TAMBAHAN 22 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH  15  ORANG, KASUS KEMATIAN 1 (satu) orang

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 2436, an. LJH, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri;
  2. Pasien nomor 2437, an. M, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RS Harapan Keluarga;
  3. Pasien nomor 2438, an. RTH, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Tiwugalih, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Praya;
  4. Pasien nomor 2439, an. BH, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Kelurahan Gerung Utara, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RS Siloam Mataram;
  5. Pasien nomor 2440, an. IGNGYP, laki-laki, usia 64 tahun, penduduk Kelurahan Punia, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Mataram;
  6. Pasien nomor 2441, an. NJ, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Kodo, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Bima;
  7. Pasien nomor 2442, an. A, perempuan, usia 55 tahun, penduduk Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Patut Patuh Patju;
  8. Pasien nomor 2443, an. SKD, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Siloam Mataram;
  9. Pasien nomor 2444, an. AZP, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Sapta Marga, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji;
  10. Pasien nomor 2445, an. I, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2283. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB;
  11. Pasien nomor 2446, an. WN, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2348. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Unit 2 Sumbawa;
  12. Pasien nomor 2447, an. H, perempuan, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Brang Bara, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2349. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Unit 1 Sumbawa;
  13. Pasien nomor 2448, an. S, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2349. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sumbawa;
  14. Pasien nomor 2449, an. ES, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2349. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Sumbawa;
  15. Pasien nomor 2450, an. MFD, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Penujak, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Praya;
  16. Pasien nomor 2451, an. S, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Leneng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB;
  17. Pasien nomor 2452, an. BRI, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  18. Pasien nomor 2453, an. SA, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Desa Karang Baru, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  19. Pasien nomor 2454, an. F, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  20. Pasien nomor 2455, an. RH, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Desa Apitaik, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  21. Pasien nomor 2456, an. S, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Rakam, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  22. Pasien nomor 2457, an. FSH, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Desa Setanggor, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji.

Dipermaklumkan,  berdasarkan hasil klarifikasi terhadap pasien Covid-19 nomor 2399 yang semula diumumkan penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, pasien sesungguhnya penduduk di Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.

Hari Minggu terdapat penambahan 13 orang yang selesai isolasi dan sembuh dari Covid-19, yaitu :

  1. Pasien nomor 2016, an. Tn. A, laki-laki, usia 61 tahun, penduduk Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  2. Pasien nomor 2017, an. Tn. TAL, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  3. Pasien nomor 2021, an. An. R, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda, Kota Bima;
  4. Pasien nomor 2201, an. Ny. H, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur;
  5. Pasien nomor 2202, an. Ny. BIA, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  6. Pasien nomor 2205, an. Ny. ER, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  7. Pasien nomor 2213, an. Tn. PH, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk ber-KTP di Bogor, Jawa Barat;
  8. Pasien nomor 2214, an. Tn. M, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Cempi Jaya, Kecamatan Huu, Kabupaten Dompu;
  9. Pasien nomor 2215, an. Tn. AR, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan;
  10. Pasien nomor 2229, an. By. MDR, laki-laki, usia 5 bulan, penduduk Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  11. Pasien nomor 2230, an. Ny. F, perempuan, usia 64 tahun, penduduk Kelurahan Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima;
  12. Pasien nomor 2332, an. Tn. LI, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Denggen Timur, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  13. Pasien nomor 2352, an. Tn. D, laki-laki, usia 63 tahun, penduduk Desa Telaga Waru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Hari Minggu ini juga terdapat penambahan 1 (satu) kasus kematian baru, yaitu pasien nomor 2349, an. Tn. M, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Kelurahan Brang Bara, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Pasien memiliki penyakit komorbid.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Aryadi mengatakan, untuk pencegahan penularan Covid-19 dan menekan pertumbuhan kasus positif baru, petugas kesehatan terus melakukan upaya tracing dan rapid test di tempat-tempat keramaian seperti pasar dan pusat-pusat kegiatan masyarakat lainnya.

“Ini adalah upaya yang harus didukung oleh kita bersama, sebagai bagian dari ikhtiar untuk dapat beradaptasi sebaik mungkin dengan tatanan baru kehidupan, yakni tetap aman dan produktif di masa pandemi Covid-19,” kata Lalu Gita Aryadi.

Mari kita tetap patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan dalam seluruh aktivitas kehidupan kita, tegasnya.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemi Covid-19 NTB di nomor 08180211 8119.




UPDATE Covid-19: Hari Sabtu, 15 Agutus 2020, Bertambah 15 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 20 Orang, Tidak Ada Kasus Kematian

Fakta yang terjadi, Provinsi NTB menjadi salah satu daerah yang cukup tinggi kasus temuan baru Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com — Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadir mengkonfirmasi, ada tambahan 15 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 20 orang.

Lalu Gita Aryadi

Siaran pers hari Sabtu (15/08/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 137 sampel dengan hasil 111 sampel negatif, 11 sampel positif ulangan, dan 15 sampel kasus baru positif Covid-19, sembuh 20 orang, tidak ada kasus kematian.

Dijelaskan, adanya tambahan 15 kasus baru terkonfirmasi positif, 20 tambahan sembuh baru, dan tidak ada kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Sabtu (15/08/20) sebanyak 2.435 orang, dengan perincian 1.648 orang sudah sembuh, 134 meninggal dunia, serta 653 orang masih positif.

TAMBAHAN 15 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH 20  ORANG, TIDAK ADA KASUS KEMATIAN

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 2421, an. BT, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Gerung Utara, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji;
  2. Pasien nomor 2422, an. S, perempuan, usia 30 tahun, penduduk wilayah Puskesmas Cakranegara, Mataram. Riwayat kontak dengan orang tanpa gejala Covid-19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB;
  3. Pasien nomor 2423, an. MA, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Gondang, KecamatanGangga, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Tanjung;
  4. Pasien nomor 2424, an. WDU, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Desa Tanjung, KecamatanTanjung, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Tanjung;
  5. Pasien nomor 2425, an. AH, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Mamben Lauk, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  6. Pasien nomor 2426, an. AA, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  7. Pasien nomor 2427, an. WA, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Lombok Timur Labuhan Haji;
  8. Pasien nomor 2428, an. M, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 2429, an. YR, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Desa Gerung Utara, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 2430, an. IWS, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Kelurahan Cilinaya, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB;
  11. Pasien nomor 2431, an. M, perempuan, usia 76 tahun, penduduk Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada;
  12. Pasien nomor 2432, an. NPEN, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Tanjung;
  13. Pasien nomor 2433, an. NNM, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Tanjung;
  14. Pasien nomor 2434, an. VE, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Katolik St. Antonius Ampenan;
  15. Pasien nomor 2435, an. NK, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Mambalan, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Tanjung.

Hari Sabtu terdapat penambahan 20 orang yang selesai isolasi dan sembuh dari Covid-19, yaitu :

  1. Pasien nomor 841, an. T, laki-laki, usia 68 tahun, penduduk Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 952, an. NH, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat;
  3. Pasien nomor 1395, an. S, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Gerung Utara,Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat;
  4. Pasien nomor 1644, an. H, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa;
  5. Pasien nomor 1664, an. NWY, perempuan, usia 25 tahun, penduduk Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat;
  6. Pasien nomor 1666, an. JDA, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Timur, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  7. Pasien nomor 1688, an. MAM, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat;
  8. Pasien nomor 1703, an. IGPW, laki-laki, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  9. Pasien nomor 1739, an. H, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa;
  10. Pasien nomor 1799, an. H, perempuan, usia 64 tahun, penduduk Desa Brang Kolong, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa;
  11. Pasien nomor 1805, an. M, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Desa Brang Kolong, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa;
  12. Pasien nomor 1811, an. S, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Brang Kolong, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa;
  13. Pasien nomor 1817, an. WMN, perempuan, usia 42 tahun, penduduk berdomisili di Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat;
  14. Pasien nomor 1846, an. BS, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur;
  15. Pasien nomor 1897, an. MFAA, laki-laki, usia 22 tahun, penduduk Desa Rensing, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur;
  16. Pasien nomor 2010, an. HW, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Kelurahan Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima;
  17. Pasien nomor 2111, an. SR, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Desa Labuan Sumbawa, Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa;
  18. Pasien nomor 2235, an. M, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat;
  19. Pasien nomor 2271, an. MM, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik,Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  20. Pasien nomor 2304, an. WYP, perempuan, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Sekda NTB Sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Aryadi mengatakan, beberapa hari terakhir ini perkembangan jumlah kasus Covid-19 cukup fluktuatif. Fakta yang terjadi, Provinsi NTB menjadi salah satu daerah yang cukup tinggi kasus temuan baru Covid-19.

Diingatkan, agar  kita tetap menjaga semangat dan keikhlasan dalam menjalankan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Ikhtiar penanganan dan pencegahan wabah ini tidak boleh kendor.

“Mari kita semua memperketat proteksi diri serta mematuhi aturan dan himbauan pemerintah. Tidak boleh gentar, tidak boleh lelah apalagi menyerah. Bersama kita bantu pemerintah putus rantai penyebaran Covid-19,” Lalu Gia Aryadi.

AYA/Rr

 Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

 Layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemi Covid-19 NTB di nomor 08180211 8119




Di Mataram, Insentif Nakes Tangani Covid-19 Baru Ditranfer Rp 3,8 M

Nakes yang menerima insentif diharapkan bisa berbagi dengan seikhlasnya kepada nakes yang tidak turun langsung dalam menangani Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah pusat sudah lama menstransfer uang insentif bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kota Mataram.

Namun, Insentif nakes yang ditransfer pusat baru 60 persen atau Rp 3,8 miliar dan sampai saat ini belum dicairkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi, mengatakan, pencairan insentif bagi nakes sudah diajukan ke Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram.

Tinggal menunggu kelengkapan dokumen saja. Masing-masing dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Puskesmas, dan dari pihak Dikes sendiri.

“(Pencairan) tergantung dari selesainya SPJ dulu. InsyaAllah Bulan Juli ini udah selesai,” ungkap Usman, belum lama ini.

Dia menerangkan, uang insentif bagi nakes di Kota Mataram yang sudah ditransfer pemerintah pusat ke kas daerah (Kasda) baru 60 persen. Atau setara dengan sebesar Rp 3,8 miliar. Sementara, sisanya 40 persen akan ditransfer belakangan.

“60 persen dulu. Sisanya akan menyusul,” ujar Usman.

Insentif nakes sebesar Rp 3,8 miliar itu masih mengendap di BKD Kota Mataram alias, sama sekali belum dicairkan untuk nakes di RSUD Kota, Dikes, dan nakes di 11 Puskesmas se Kota Mataram.

Karena pihak BKD sendiri terlebih dahulu menunggu kelengkapan syarat dokumen untuk proses pencairan.

Usman menyebutkan, jumlah nakes di Dikes yang akan menerima insentif dari pusat sebanyak 11 orang.

Untuk nakes di RSUD Kota Mataram sebanyak 360 orang. Sementara, dia tidak tahu persis berapa nakes di 11 puskesmas yang akan menerima insentif.

“(Insentif Rp 3,8 miliar) ini untuk tiga bulan dulu,” sebut dia.

Di satu sisi, insentif yang dijanjikan pemerintah pusat bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kota Mataram berpotensi menimbulkan rasa kecemburuan diantara nakes sendiri.

Pasalnya, tidak semua nakes diusulkan untuk mendapat uang insentif penanganan pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 tersebut.

Hal itu pun sudah diwanti-wanti oleh Usman. Tidak menutup kemungkinan terjadi rasa kecemburuan dari nakes yang tidak masuk dalam usulan penerima insentif pusat.

Sementara, ada nakes yang sudah diusulkan, yang pencairannya dalam waktu dekat ini.

“Makanya saya menyarankan. Tidak memerintah. Saya mengimbau (nakes) yang ndak diusulkan itu boleh dikasih. Itu aja,” ucap dia.

Nakes yang akan mendapat insentif diimbau untuk bisa berbagi rizki kepada nakes yang tidak mendapat insentif. Lantaran tidak masuk dalam usulan calon penerima insentif dari pusat.

Menurut Usman, sebab tidak hanya satu Nakes saja yang bekerja dalam suasana pandemi Covid-19 sekarang.

“Walaupun nama saya Usman Hadi. Dan (insentif) masuk ke rekening saya, dibagi lah. Iya kasihan. Sama-sama kerja kok. Satu kerja, kan kerja semuanya,” lugas dia.

Usman berharap agar para nakes bisa saling membantu. Dalam arti, nakes yang menerima insentif diharapkan bisa berbagi dengan seikhlasnya kepada nakes yang tidak turun langsung dalam menangani Covid-19.

Menurutnya, walaupun tidak turun, tapi alatnya dia kerjakan. Sama saja dengan kerja kan, kata Usman. .

“(Insentif) dibagi lah dengan cara proporsional. Ini imbauan saya lo ya. Bukan printah,” jelas Usman.

Kr