Bunda Niken Dukung Lombok Care, Bangkitkan Lagu-Lagu Anak

Konser ini dapat menjadi terapi bagi anak-anak yang kemungkinan dapat mengalami stres ketika berada di rumah saja selama masa Pandemi Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com —  Ketua Tim Penggerak-PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyambut hangat kedatangan tim Lombok Care di Pendopo Gubernur, Selasa (11/08/20).

Kedatangan Lombok Care bersama empat orang penyanyi ciliknya, mengundang Hj. Niken untuk menonton kegiatan Charity Konser yang akan digelar pada hari Sabtu, 15 Agustus mendatang secara online.

Bunda Niken memberikan dukungan penuh kepada Lombok Care. Selain akan menonton konser tersebut, ia juga akan membantu mempublikasi acara Charity Konser agar dapat menjangkau khalayak sesuai yang diharapkan.

“Yang bisa saya bantu mungkin mempublikasikan ya, nanti saya juga akan nonton,” jelas Bunda Niken.

Saat itu ia meminta para penyanyi cilik menyanyikan beberapa lagu yang mereka ciptakan. Penampilan secara akustik dibawakan oleh Om Apip, Nekia, Nazis, Kevin dan Bintang. Penampilan mereka mendapatkan pujian langsung dari Bunda Niken.

“Lagunya bagus-bagus, seneng saya dengernya,” pujinya.

Nindi, pengelola Yayasan Lombok Care menjelaskan, agenda Charity Konser ini dalam rangka menjangkau khalayak yang lebih luas dalam mendengarkan kembali lagu-lagu anak.

Mengingat banyaknya anak saat ini yang justru lebih mengenal dan lebih tertarik dengan lagu-lagu dewasa.

“Harapannya, bunda dapat menonton secara online, tidak perlu datang langsung,” ungkapnya.

Om Apip salah seorang komposer lagu anak-anak yang turut hadir dalam silaturahim tersebut, juga mengatakan, konser ini dapat menjadi terapi bagi anak-anak yang kemungkinan dapat mengalami stres ketika berada di rumah saja selama masa Pandemi Covid-19 ini.

“Kondisi anak di rumah saat ini sangat memprihatinkan, terlebih untuk orang tua yang masih awam akan kesusahan untuk memberikan terapi anak. Jadi tujuannya membantu orang tua untuk menerapi anaknya,” jelasnya.

AYA/HmsNTB




DPRD Sulteng Belajar Penanganan Gempa dari NTB

Untuk mempercepat pemulihan pasca gempa, pemerintah terus menyapa pemerintah kabupaten/kota yang terdampak dengan tawaran kebijakan, kerja sama serta anggaran yang dapat meringankan beban mereka

MATARAM.lombokjourna.com —  Kunjungan Kerja DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terkait dengan penanganan bencana gempa yang melanda NTB tahun 2018, diterima Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah di ruang kerjanya, Selasa (11/8/2020).

Saat menerima Wakil Rakyat Sulteng, Gubernur didampingi Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB.

Gubernur Zul dan Budi Luhur Laringi

Provinsi Sulteng dan NTB sama-sama pernah dilanda bencana besar tahun 2018 lalu berupa gempa.

Di Sulteng, sejumlah daerah seperti Kota Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong dilanda gempa, tsunami dan juga likuifaksi.

DPRD Sulteng melalui Pansus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pancabencana Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong (Padagimo) mendatangi NTB dalam rangka dialog dan komparasi penanganan pascabencana.

Belajar dari NTB

Ketua Pansus Rehab Rekon Padagimo, Budi Luhur Laringi mengatakan, kunjungan ini untuk mengetahui pola pelaksanaan pemulihan pasca gempa di NTB.

Yang nantinya, DPRD Sulteng dapat melakukan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang terdampak gempa Palu Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.

Sehingga upaya yang diterapkan oleh Pemprov NTB selama ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam mempercepat pemulihan bagi empat kabupaten kota yang terdampak gempa bumi.

“Kami harus banyak belajar dari NTB terkait proses rehab rekon yang dilakukan selama ini,” jelasnya dihadapan Gubernur NTB.

Menurutnya, persoalan baru yang hadapi saat ini adalah terkait lahan yang banyak yang hilang. Desa, dusun banyak yang berpindah-pindah. Sehingga menyulitkan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat.

Rumah-rumah warga yang telah dibangun kembali hanya sebanyak 10 ribuan unit dari 15 ribuan unit rumah yang rusak. Belum lagi infrastruktur yang banyak rusak yang membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Banyak hikmah

Sebelumnya Gubernur Zul mengatakan, bencana gempa bumi tahun 2018 menyisakan trauma panjang bagi masyarakat NTB yang terdampak.

Selain banyak korban jiwa dan luka-luka, banyak warga NTB kehilangan tempat tinggal dan mata pencahariannya.

Namun, bencana itu bukan untuk terus diratapi dan sesali, karena ada banyak hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran untuk terus bangkit dan menata hidup yang lebih untuk ke depan.

“Semangat itulah yang membuat kami cepat bangkit dari musibah,” ungkap Doktor Zul di hadapan puluhan anggota DPRD Sulteng.

Ia menuturkan, sebelum dirinya dilantik jadi gubernur, gempa sudah lebih awal mengguncang NTB. Sehingga beban amanah yang harus dipertanggung jawabkan makin berat.

Meski demikian, tak menyurutkan semangatnya untuk terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota, TNI, Polri serta masyarakat untuk bahu membahu saling menguatkan untuk segera bangkit dari bencana yang terjadi.

“Kenapa pemulihan pascagempa di NTB relatif cepat, bukan hanya membangun sinergi dengan pemerinta kabupaten/kota serta masyarakat, kami juga perkuat komunikasi dengan pemerintah pusat, para menteri maupun anggota DPR RI. Sehingga upaya kami untuk melakukan rehab rekon relatif lebih cepat,” jelasnya.

Selain itu, untuk mempercepat pemulihan pasca gempa, pemerintah terus menyapa pemerintah kabupaten/kota yang terdampak dengan tawaran kebijakan, kerja sama serta anggaran yang dapat meringankan beban mereka.

Ia mengatakan, Lombok dan Sumbawa memiliki potensi sumber daya yang begitu besar. Sama halnya dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, terobosan yang dilakukan pemerintah Provinsi NTB untuk segera bangkit, tidak hanya penguatan kesehatan tetapi juga ekonomi.

Melalui program JPS Gemilang katanya, Pemprov NTB memanfaatkan produk UKM/IKM lokal, seperti beras, minyak goreng, garam, ikan kering, abon dan lainnya. Selain itu,

“UKM di NTB juga sudah mampu membuat sabun, handsanitizer, dan juga masker sendiri”, ungkap Gubernur.

“Tentunya semua bencana ini pasti ada hikmahnya. Saya menekankan agar masyarakat menggunakan produk lokal NTB yang ternyata produk lokal tidak kalah bagus dengan produk luar NTB,” lanjut Doktor Zul.

Usai menerima kunjungan tersebut, Gubernur menunjukkan motor listrik buatan NTB. Setelah mendapat sedikit pemaparan para tamu langsung menjajal motor listrik tersebut.

AYA/HmsNTB




Sosialisasi Perda Pengendalian Penyakit Menular, Pemprov NTB Libatkan Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah salah satu institusi yang tepat digandeng untuk mensosialisasikan ke masyarakat luas

MATARAM.lombokjournal — Peraturan Daerah (Perda) Provinsi NTB tentang Pengendalian Penyakit Menular mulai gencar disosialisasikan.

Banyak pihak digandeng agar masyarakat makin mengetahui perihal substansi Perda tersebut.

Perguruan Tinggi di Provinsi NTB menjadi salah satu institusi yang ikut dilibatkan dalam sosialisasi Perda ini.

Wagub dan Sekda NTB

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah menghadirkan sejumlah pimpinan perguruan tinggi negeri, Universitas Mataram dan UIN Mataram, untuk mensosialisasi Perda Pengendalian Penyakit Menular ini, Selasa (11/08/20) di Kantor Gubernur NTB.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggu Swasta Indonesua (APTISA) juga hadir.

Sinergi ini dibangun untuk mengedukasi masyarakat agar memahami bagaimana Perda itu dijalankan.

“Kami melihat, sangat strategis jika mahasiswa dan mahasiswi kita juga bisa ikut bagian dalam mengedukasi masyarakat,” kata Wagub Hj Sitti Rohmi.

Wagub berpendapat, Perguruan Tinggi dapat masuk ke masyarakat untuk mengedukasi melalui mahasiswa maupun dosen di tempat masing-masing.

Gerakan edukasi Perda ini dapat dilakukan melalui tugas-tugas, program KKN maupun pengabdian kepada masyarakat,  yang biasa dilakukan mahasiswa serta dosen perguruan tinggi.

Sosialisasi masif sangat penting dilakukan mengingat banyak kalangan belum mengetahui dan paham Perda ini.

“Pemerintah tidak mau menghukum masyarakat begitu saja, tapi harus ada proses edukasi dan sosialisasi yang masif, inilah yang kita lakukan saat ini,” terang wagub.

Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi ini menuturkan, ia mengetahui perguruan tinggi sudah sejak awal berperan dalam penanganan Covid-19.

Dalam tahap ini, perguruan tinggi adalah salah satu institusi yang tepat digandeng untuk mensosialisasikan ke masyarakat luas.

“Peran perguruan tinggi ini sangat besar, sehingga kami mengajak perguruan tinggi untuk bergotong royong memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain sosialisasi Perda, Umi Rohmi juga meminta kepada perguruan tinggi gencar melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan. Protokol kesehatan ini menjadi salah satu cara yang paling efektif dalam menangani Covid-19.

Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Mutawalli mengapresiasi ide Wakil Gubernur untuk melibatkan perguruan tinggi dalam sosialisasi Perda.

“Seharusnya semua pihak mengambil peran dalam penanganan Covid-19 ini. Ini urusan kemanusiaan, kita harus ikut terlibat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan,” kata Mutawalli.

Dikatan, UIN sejak awal sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanganan pandemi ini, mulai dari sosialisasi, edukasi hingga membuat aturan terkait penanganan Covid-19 di wilayah kampus.

Senada dengan Rektor UIN, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Dr. Lalu Darmawan dan Dr. Kaharuddin dari Unram juga mendukung, dan akan ikut berperan aktif dalam melakukan sosialisasi terkait Perda ini.

Turut hadir pada acara tersebut, Asisten I Setda Provinsi NTB, Dra. Baiq Eva Nurcahyaningsih, Assisten III, Dr. H.L. Syafii, Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Kesra serta Kasat Pol PP Provinsi NTB.

AYA/HmsNTB




Sepeda Listrik Karya IKM Lokal NTB Akan Dikenalkan di Hari Kemerdekaan

Kepala BPKP Perwakilan NTB,  Dessi Adin mengaku terkejut dan tidak menyangka, para pemuda di NTB mampu membuat sepeda listrik yang canggih

MATARAM.lombokjournal.com —  Program industrialisasi yang menjadi salah satu unggulan Pemerintah Provinsi NTB yang sudah mulai memanen hasilnya. Berbagai karya

Sepeda listrik karya para IKM lokal di NTB direncanakan akan diperkenalkan kepada masyarakat pada hari Kemerdekaan RI, tepatnya di tanggal 17 Agustus nanti.

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan itu usai menerima rombongan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan NTB, Selasa (11/08/20) di halaman Kantor Gubernur NTB.

Bang Zul mengatakan, sepeda listrik yang dibuat di NTB bukan sekedar mimpi, apalagi untuk pencitraan.

Berbagai model sepeda listrik mampu mengubah pola pikir masyarakat,  NTB mampu melahirkan produk yang bersaing dikancah nasional dan internasional.

“Sekarang di NTB sudah bisa membuat sepeda listrik” kata pria kelahiran Sumbawa itu kepada rombongan, usai menerima Laporan Hasil Pengawasan (LHP) semester. I Tahun 2020 dari Perwakilan BPKP NTB.

Gubernur Zul juga mengungkapkan, kondisi kebangkitan UMKM pasca bencana alam gempa bumi dan pandemi Covid-19 saat ini.

Hikmahnya, para pelaku UMKM dapat terpacu bergerak lebih cepat dan berinovasi lebih hebat di masa sulit sehingga dapat bersaing dengan kompetitor lain.

Tidak  menyangka pemuda NTB mampu

Kepala BPKP Perwakilan NTB,  Dessi Adin mengaku terkejut dan tidak menyangka, para pemuda di NTB mampu membuat sepeda listrik yang canggih dan sangat modus ini.

“Bukan hanya produk kecil yang bisa diciptakan, warga NTB ternyata mampu menciptakan sepeda listrik” kata Dessi takjub.

Ia mengatakan, Lewat sepeda listrik, NTB akan mampu meningkatkan perkenomian. Ia juga berharap bahwa sepeda yang diberi nama Lebui ini terus dipromosikan sampai keluar NTB.

“Sepedanya keren teknologinya bagus dan saya mendukung sekali program Pak Gub” ujar Dessy.

Selain itu, Dessy menjelaskan maksud kehadirannya bersama rombongan adalah untuk menyerahkan laporan semester I kepada Gubernur.

Ada empat fokus yang disampaikan kepada Gubernur NTB. Pertama mengenai akuntabilitas pengelolaan pembangunan nasional, konstribusi untuk ruang viskal, kemudian untuk penyelamatan aset Negara atau Daerah dan terakhir komponen sistem..

“Kita menyerahkan hasil laporan semester 1 tahun 2020. Jadi setiap semester itu BPKP  memberikan hasil pengawasan kita ke Gubernur menyampaikan dengan tujuan Gubernur NTB bisa tahu apa yang dilakukan di BPKP,” tutup Dessy.

ftr/diskominfotik




Buku Saku Panduan Protokol Covid-19, Partisipasi Pemuda NW Putus Matarantai Sebaran Covid-19

Buku saku itu merupakan panduan praktis, dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin memahami bagaimana cara menjalankan protokol kesehatan yang benar

lombokjournal.com —

MATARAM ;  Upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protocol kesehatan, Pimpinan Wilayah Pemuda Nahdlatul Wathan (NW) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meluncurkan buku saku Covid-19.

“Buku saku ini berisi 43 halaman yang memuat pedoman dan tata cara menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” kata Ketua Pemuda NW NTB Muh. Zainul Pahmi, Selasa (11/08/20) di Sekretariat Pemuda NW NTB, di Kota Mataram.

Dijelaskan, buku saku upaya Pemuda NW untuk ikut berpartisipasi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTB.

Angka penularan dan jumlah kasus positif baru terus bertambah, bisa jadi disebabkan karena masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan.

Muh. Zainul Pahmi

Hal itu kemungkinan terjadi karena masih banyak masyarakat yang belum paham bahaya Corona dan bagaimana mencegahnya.

“Melalui upaya pengenalan (edukasi dan sosialisasi) secara umum tentang keberadaan, pola penyebaran dan istilah-istilah terkait harus diperhatikan oleh satuan pendidikan di lingkungan madrasah dalam menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru,” ujarnya.

Pahmi mengatakan, buku saku akan didistribusikan ke masyarakat di Lombok dan Sumbawa. Untuk tahap awal baru dicetak 3000 eksemplar. Namun akan dicetak lagi kemudian menjadi 5000 eksemplar.

Ketua umum PBNW Syaikhuna Tuan Guru Bajang KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani memberikan apresiasi tentang buku saku Covid-19 oleh Pemuda NW.

“Buku ini amat bermanfaat dalam suasana kita di uji oleh Allah SWT dengan suatu bala’ yang menimpa seluruh kawasan dunia,” katanya, dalam sambutan pembuka buku.

TGB Atsani menjelaskan, buku saku itu merupakan panduan praktis, dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin memahami bagaimana cara menjalankan protokol kesehatan yang benar.

“Terlebih bagi kalangan yang tidak memiliki banyak waktu secara khusus terkait protokol kesehatan Covid-19,” tukasnya.

Gubernur NTB Dr H Zulkiflimansyah dalam sekapur sirihnya pada buku saku Covid-19 menegaskan,  pihaknya selaku Wakil Pemerintah Pusat di daerah  selalu mensupport pemuda yang ikut mengambil bagian dalam proses edukasi dan sosialisasi  secara masif, sehingga masyarakat memiliki pra pemahaman yang sama tentang protokol kesehatan.

“Itu kewajiban kami selaku perpanjangan tangan Pemerintah Pusat,” katanya.

Me




Wagub NTB: Perda Pengendalian Penyakit Menular Untuk Melindungi Masyarakat

Ummi Rohmi minta jajarannya untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota di NTB, agar masyarakat dapat diedukasi dan mendapatkan pemahaman secara utuh tentang Perda ini

MATARAM.lombokjournal.com — Disahkannya Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengendalian Penyakit Menular, Senin (03/08/20) lalu, merupakan bentuk perlindungan dan kasih sayang kepada masyarakat. Khususnya dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi NTB.

Wakil Gubernur Provinsi NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menegaskan, Perda ini untuk melindungi masyarakat, untuk mendisiplinkan masyarakat.

“Patuh pada protokol Covid-19, sehingga jumlah kasus turun, dan kita semua bisa hidup aman” jelas Wagub saat memimpin rapat Evaluasi Penanganan Pandemi Covid-19, Selasa (11/08/20), di ruang Rapat Outdoor Halaman Setda NTB.

Wagub menegaskan, Perda Pengendalian Penyakit Menular ini merupakan kebijakan sekaligus harapan masyarakat NTB untuk bisa selamat melewati masa pandemi.

“Perda ini harapan terakhir kita, senjata pamungkas kita menghadapi masa pandemi ini,” tegas Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub.

Ummi Rohmi menyesalkan adanya anggapan oknum masyarakat yang curiga dan beranggapan sinis tentang penerapan, khususnya sanksi yang diatur dalam Perda tersebut.

“Denda bukan tujuannya. Tujuan dari perda ini adalah semua mau menerapkan protokol kesehatan, semua pakai masker, semua aman, dan kita bisa kembali produktif,” terang mantan Rektor Hamzanwadi itu.

Selanjutnya, Ummi Rohmi minta jajarannya untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota di NTB, agar masyarakat dapat diedukasi dan mendapatkan pemahaman secara utuh tentang Perda ini.

“Sosialisasikan dengan gencar. Kolaborasi dengan perangkat daerah di Kabupaten /kota agar masyarakat paham informasi positif dari Perda ini,” himbau wagub.

Perangkat Daerah siap

Menanggapi arahan Wagub, Sekretaris Daerah Provinsi NTB Drs. Lalu Gita Ariadi, M.Si menyatakan kesiapan Perangkat Daerah untuk bekerjasama dan aktif mensosialisasikan Perda Pengendalian Penyakit Menular ke 10 Kabupaten/Kota di NTB.

“Kami telah berkoordinasi dengan Danrem untuk membantu sosialisasi Perda. Para perangkat daerah bersama Kab/kota juga akan ikut sosialisasi Perda secara masif,” jelas Miq Gite, sapaan akrab Sekda NTB.

Menambahkan arahan Sekda, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A menegaskan, antisipasi penyebaran Covid-19 terus dilakukan, khususnya cluster diperkantoran yang saat ini marak di NTB.

“Bersama kadis kesehatan di Kabupaten /Kota kita terus lacak hingga tataran kelurahan dan segera ditindaklanjuti,” kata dr. Eka.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, para Asisten Setda NTB, Kaban Kesbangpoldagri, Kasat Pol PP, Kepala Biro Kesra Setda, dan Direktur RSUD Provinsi NTB.

diskominfotikntb




Menunggu Pemerintah Rampungkan Skema dan Kriteria Penerima BLT Tenaga Kerja

Pemerintah sedang memfinalisasi skema dan kriteria bantuan subsidi gaji, bagi pegawai swasta dan non BUMN, dengan peserta aktif dengan upah di bawah 5 juta

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) NTB  seluruh Indonesia, saat ini tengah fokus mendata nomor rekening dan nomor  kontak personal tenaga kerja yang aktif.

Mereka yang sudah terdata akan dihubungi langsung oleh Pemerintah Pusat.

Untuk mempercepat proses pendataan BPJAMSOSTEK sudah memiliki aplikasi khusus di tiap perusahaan, sehingga dengan mudah dan cepat melaporkan data terkini kepesertaan  untuk itu

Kepala Cabang BPJAMSOSTEK NTB, Adventus Edison Souhuwat yakin seluruh data yang dibutuhkan BPJAMSOSTEK pusat akan selesai dalam sepekan.

Ia menjelaskan,  proses pengumpulan data nomor rekening dapat dilakukan melalui berbagia cara  bagi perusahaan yang sudah menggunakan SIPP.

Proses pengumpulan data rekening menggunakan SIPP dengan versi yang sudah ada,  ditambahkan elemen data nama bank nomor rekening  dan nama rekening.

SIPP merupakan website pelaporan peserta online yang dikembangkan sebagai alat bantu perusahaan, untuk melakukan pengelolan data kepesertaan berupa data Perusahaan, data Tenaga Kerja, data upah dan penghitungan iuran secara cepat dan akurat.

BACA JUGA; Bantuan Langsung Tunai Akan Disalurkan untuk 51.200 Pekerja di NTB

Bagi perusahaan yang belum menggunakan SIPP, pelaporan dapat melalui format file excel. Yang akan dilampirkan pada email,  dan kemudian dapat dilengkapi nama bank, nomor rekening, dan nama rekening  pelaksaan program subsidi gaji tersebut, diupayakan tuntas bulan Agutus 2020.

“Saat ini pemerintah sedang memfinalisasi skema dan kriteria bantuan subsidi gaji, bagi pegawai swasta dan non BUMN, dengan peserta aktif dengan upah di bawah 5 juta rupiah di masa pandemi covid-19.  Pemerintah ingin mendorong belanja masyarakat untuk mempercepat menggerakkan kembali ekonomi nasional dan digunakan untuk keperluan belanja kebutuhan sehari-hari,” jelas Adventus.

AYA




Bantuan Langsung Tunai Akan Disalurkan untuk 51.200 Pekerja di NTB

BPJAMSOSTEK NTB tidak mengetahui secara pasti kriteria yang ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah itu

MATARAM.lombokjournal.com — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan BPJAMSOSTEK) NTB (sebelumnya BPJS Ketenagakerjaan) melakukan validasi data para karyawan perusahaan, yang berpotensi mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 600.000 ribu rupiah per bulan dari Pemerintah Pusat.

Data sementara,  terdapat sekitar 51.200 karyawan perusahaan di Provinsi NTB yang berpotensi peroleh bantuan pemerintah selama empat bulan, untuk penanganan dampak Covid-19.

Kepala Kepala Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) NTB,  Adventus Edison Souhuwat mengatakan itu, didampingi Kepala Bidang Kepesertaan Korporasi Institusi dan Program Khusus BPJAMSOSTEK NTB,  Mansursyah di ruang kerjanya,  Selasa (11/08/20)

Menurut Adventus Edison, secara keseluruhan total pekerja aktif dan terdaftar di NTB sebanyak 91.800 orang. Para pekerja itu berasal dari 4.400 perusahaan di seluruh wilayah NTB.

Dari 91 ribu lebih pekerja di NTB yang saat ini tercatat aktif menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,   sebanyak 51.200 pekerja yang masih bergaji di bawah 5 juta rupiah per bulan.

Meski demikian,  BPJAMSOSTEK NTB tidak mengetahui secara pasti kriteria yang ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial dari pemerintah itu.

BPJS Ketenagakerjaan hanya bertugas melakukan pendataan jumlah pekerja secara keseluruhan

“Peserta-peserta yang berpotensi mendapatkan BLT ini dilengkapi datanya  dari rekening aktif dan nomor kontak (HP) para pekerja,” jelasnya.

BACA JUGA; Menunggu Pemerintah Rampungkan Skema dan Kriteria Penerima BLT Tenaga Kerja

BPJamsostek bekerjasama dengan perusahaan terkait untuk validasi ini, ditargetkan selesai pada minggu ini dan datanya sudah terkirim ke pusat untuk diserahkan kepada pemerintah.

Seluruh Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) menjadi kewenangan Pemerintah Pusat .

“Dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan.  BPJamsostek di daerah hanya dibebankan untuk menyelesaikan data pekerja,” kata Edison.

AYA




UPDATE Covid-19: Hari Senin, 10 Agutus 2020, Bertambah 22 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 55 Orang, Kasus Kematian 3 (tiga) orang

Kita bersyukur karena hari ini terdapat tambahan 55 orang sembuh baru dari Covid-19

 MATARAM.lombokjournal.com – Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium PCR RSUD R. Soedjono Selong, Laboratorium TCM RSUD Kota Mataram, dan Laboratorium TCM RSUD H.L. Manambai Abdulkadi mengkonfirmasi, ada tambahan 22 pasien positif Covid-19, dan pasien yang dinyatakan sembuh 55 orang.

Lalu Gita Aryadi

Siaran pers hari Senin (10/08/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 125 sampel dengan hasil 85 sampel negatif, 18 sampel positif ulangan, dan 22 sampel kasus baru positif Covid-19, sembuh 55 orang, kasus kematian 3 (tiga) orang.

Dijelaskan, adanya tambahan 22 kasus baru terkonfirmasi positif, 55 tambahan sembuh baru, dan 3 (tiga) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari Senin (10/08/20) sebanyak 2.337 orang, dengan perincian 1.494 orang sudah sembuh, 131 meninggal dunia, serta 712 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

“Petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lalu Gita Aryadi.

TAMBAHAN 22 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH 55  ORANG, KASUS KEMATIAN 3 (TIGA) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 2316, an. MAW, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Provinsi NTB;
  2. Pasien nomor 2317, an. CA, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 2318, an. MAH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Provinsi NTB;
  4. Pasien nomor 2319, an. AR, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RS Unram;
  5. Pasien nomor 2320, an. AGM, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Kebun Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RS Unram;
  6. Pasien nomor 2321, an. TD, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram;
  7. Pasien nomor 2322, an. NRTS, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Tanjung;
  8. Pasien nomor 2323, an. A, laki-laki, usia 56 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Unram;
  9. Pasien nomor 2324, an. SB, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 2325, an. S, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Mantun, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Maluk;
  11. Pasien nomor 2326, an. BS, laki-laki, usia 29 tahun, penduduk Desa Loka, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid-19. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Seteluk;
  12. Pasien nomor 2327, an. MU, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Desa Lenek, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  13. Pasien nomor 2328, an. M, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Desa Apitaik, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  14. Pasien nomor 2329, an. M, perempuan, usia 64 tahun, penduduk Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  15. Pasien nomor 2330, an. TS, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Kampung Jawa, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  16. Pasien nomor 2331, an. N, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  17. Pasien nomor 2332, an. LI, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Denggen Timur, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  18. Pasien nomor 2333, an. B, laki-laki, usia 61 tahun, penduduk Desa Rarang Tengah, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  19. Pasien nomor 2334, an. A, laki-laki, usia 59 tahun, penduduk Desa Peratoh, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong;
  20. Pasien nomor 2335, an. M, perempuan, usia 46 tahun, penduduk Desa Plampang, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2196. Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Plampang;
  21. Pasien nomor 2336, an. N, perempuan, usia 61 tahun, penduduk Desa Dasan Geres, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju;
  22. Pasien nomor 2337, an. PA, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada.

Hari Senin terdapat penambahan 55 orang yang selesai isolasi dan sembuh dari Covid-19, yaitu :

  1. Pasien nomor 1257, an. IGAS, perempuan, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  2. Pasien nomor 1259, an. LJP, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
  3. Pasien nomor 1265, an. IMS, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Denpasar, Bali.
  4. Pasien nomor 1266, an. MS, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Mataram Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  5. Pasien nomor 1273, an. S, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.
  6. Pasien nomor 1289, an. LT, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
  7. Pasien nomor 1321, an. BR, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  8. Pasien nomor 1486, an. IC, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
  9. Pasien nomor 1487, an. MP, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
  10. Pasien nomor 1488, an. S, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  11. Pasien nomor 1568, an. UK, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  12. Pasien nomor 1581, an. WI, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
  13. Pasien nomor 1615, an. LSW, laki-laki, usia 50 tahun, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  14. Pasien nomor 1631, an. ZEW, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
  15. Pasien nomor 1633, an. DF, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  16. Pasien nomor 1637, an. MSD, laki-laki, usia 80 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  17. Pasien nomor 1645, an. N, perempuan, usia 47 tahun, penduduk Desa Gontar, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
  18. Pasien nomor 1646, an. S, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Sepakat, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa.
  19. Pasien nomor 1647, an. MDHMN, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Sepakat, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa.
  20. Pasien nomor 1648, an. A, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Bunga Eja, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa.
  21. Pasien nomor 1677, an. MRA, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk ber-KTP Desa Belo, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat. Pasien berdomisili di Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
  22. Pasien nomor 1698, an. SAP, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  23. Pasien nomor 1711, an. D, perempuan, usia 55 tahun, penduduk Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
  24. Pasien nomor 1712, an. ENWA, perempuan, usia 21 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
  25. Pasien nomor 1734, an. AKP, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  26. Pasien nomor 1749, an. NH, perempuan, usia 26 tahun, penduduk Desa Mamben Lauk, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
  27. Pasien nomor 1781, an. RHK, laki-laki, usia 45 tahun, Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  28. Pasien nomor 1791, an. AES, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk ber-KTP Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pasien berdomisili di Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
  29. Pasien nomor 1812, an. NA, perempuan, usia 44 tahun, penduduk Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
  30. Pasien nomor 1813, an. EDN, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
  31. Pasien nomor 1814, an. JH, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
  32. Pasien nomor 1819, an. ABS, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Desa Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur.
  33. Pasien nomor 1853, an. N, perempuan, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  34. Pasien nomor 1856, an. AD, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
  35. Pasien nomor 1883, an. IPW, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
  36. Pasien nomor 1890, an. LE, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
  37. Pasien nomor 1893, an. M, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Kuripan Timur, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat.
  38. Pasien nomor 1910, an. LGBPP, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Panji Sari, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah.
  39. Pasien nomor 1922, an. BK, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Desa Masbagik Utara, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur.
  40. Pasien nomor 1929, an. IDA, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Sedau, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
  41. Pasien nomor 1930, an. LH, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Punia, Kecamatan Mataram, Kota Mataram.
  42. Pasien nomor 1932, an. DUS, perempuan, usia 22 tahun, penduduk Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
  43. Pasien nomor 1944, an. YN, perempuan, usia 33 tahun, penduduk Desa Lenek Baru, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur.
  44. Pasien nomor 1987, an. NPKAP, perempuan, usia 3 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  45. Pasien nomor 1988, an. GAAPL, perempuan, usia 56 tahun, penduduk Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  46. Pasien nomor 1991, an. H, perempuan, usia 57 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  47. Pasien nomor 1992, an. LAWW, laki-laki, usia 21 tahun, penduduk Desa Majidi, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.
  48. Pasien nomor 1994, an. KYS, laki-laki, usia 26 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  49. Pasien nomor 2037, an. MR, laki-laki, usia 67 tahun, penduduk Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
  50. Pasien nomor 2084, an. AWNW, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk ber-KTP di Brang Biji, Kabupaten Sumbawa. Pasien berdomisili di Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
  51. Pasien nomor 2085, an. DA, perempuan, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
  52. Pasien nomor 2116, an. RY, perempuan, usia 27 tahun, penduduk Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
  53. Pasien nomor 2117, an. MAL, perempuan, usia 16 tahun, penduduk wilayah kerja Puskesmas Cakranegara, Kota Mataram.
  54. Pasien nomor 2118, an. NA, perempuan, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
  55. Pasien nomor 2129, an. A, laki-laki, usia 48 tahun, penduduk Desa Apitaik, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

Hari Senin ini juga terdapat penambahan 3 (tiga) kasus kematian baru, yaitu :

  1. Pasien nomor 2029, an. S, perempuan, usia 65 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 2261, an. NNSA, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Cakranegara Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Pasien memiliki penyakit komorbid;
  3. Pasien nomor 2333, an. B, laki-laki, usia 61 tahun, penduduk Desa Rarang Tengah, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian Gugus NTB, Lalu Gita Aryadi mengaku bersyukur karena hari ini terdapat tambahan 55 orang sembuh baru dari Covid-19.

Ditegaskan, dengan upaya kita untuk tetap patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19, semoga trend kesembuhan akan terus meningkat, serta jumlah kasus positif baru juga dapat terus ditekan.

“Mari kita senantiasa berusaha mendisiplinkan diri kita sendiri serta saling mengingatkan dan saling melindungi,” ajak Lalu Gita Aryadi.

AYA/Rr

Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

Layanan  Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemi Covid-19 NTB di nomor 0818 0211 8119.




Orang Tua Diminta Bersabar Mendidik Anak di Masa Pandemi

Jangan sampai karena sekolah dibuka, anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, malah terpapar Covid-19

MATARAM.lobokjournal.com —  Anak-anak terdampak secara langsung akibat perubahan lingkungan dan disrupsi di berbagai sektor selama pandemi covid-19.

Termasuk sistem pendidikan, layanan perlindungan anak, kehidupan ekonomi keluarga, hingga perubahan interaksi sosial dalam masyarakat tempat mereka bertumbuh.

“Orang tua harus bisa menjadi guru, harus bisa mengawasi, mengajarkan, serta melihat anak-anak menyelesaikan tugasnya,” ujar Bunda Niken saat menjadi narasumber dialog dengan tema perlindungan anak di masa pandemi bertempat di Studio TVRI NTB, Senin (10/08/20).

Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 menguji kita dari segala penjuru. Terutama menguji kesabaran orang tua.

Sabar untuk menjadi guru, serta sabar menjadi teman bermain untuk anak-anak semua. Tentunya, hal tersebut butuh banyak dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

“Saya berharap, tuan guru, tokoh agama, serta pendakwah kita, tetap meningkatkan topik tentang penting dan berkahnya sebuah kesabaran,” harap Bunda Niken.

Dikatakan, sebagai  ibu tentu kita ingin sekolah secepatnya dibuka. Tapi itu semua tidak mudah, perlu banyak pertimbangan.

Jangan sampai karena sekolah dibuka, anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, malah terpapar Covid-19, ujarnya.

“Sebagai orang tua, kita butuh kesabaran yang paripurna. Sabar menjadi guru, sabar memberikan agenda kepada mereka, serta tidak jarang kita harus bersabar ketika menjadi teman bermain mereka,” tambah Bunda Niken.

Peran PKK di Masa Pandemi

PKK provinsi NTB sejak awal berpartisipasi dalam menangani Covid-19. Untuk masalah anak sendiri, PKK Provinsi NTB telah melakukan gerakan maskerisasi kepada anak.

“Jangan sampai, kita sebagai orang tua pakai masker, anak-anak kita lupa dipakaikan masker,” ungkap Bunda Niken.

Sampai sekarang, PKK provinsi NTB masih aktif menyosialisasikan kepada orang tua tentang bahaya Covid-19 terhadap anak, terutama kepada balita.

Jangan sampai, anak-anak yang masih balita dibawa berlama-lama di luar rumah.

“Untuk anak yang masih balita, kami sangat sarankan untuk tidak keluar rumah, karena belum bisa pakai masker. Itu semua harus konsisten dilakukan demi keselamatan anak kita,” katanya.

Tidak hanya itu, PKK provinsi NTB juga mengarahkan agar TP PKK kabupaten sampai ke tingkat desa untuk memberikan perhatian yang masksimal dan baik terhadap pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.

Termasuk di antaranya, melakukan penyuluhan, pemberian masker, serta mengedukasi anak-anak terkait protokol kesehatan.

“Selama pandemi ini, tidak ada Posyandu yang bisa dibuka, metodenya berbeda, tidak ada pelayanan kesehatan secara terpusat. Tetapi, kader yang langsung mendatangi warga yang membutuhkan layanan posyandu tersebut,” ujarnya.

Anak-anak adalah warisan kita untuk dunia dan peradaban masa mendatang. Tanggung jawab kita adalah memberikan anak-anak sepenuhnya hak mereka untuk bisa tumbuh, untuk bisa bahagia, untuk bisa sejahtera, dan mendapatkan pendidikan, kesehatan, serta lingkungan yang baik untuk pertumbuhan mereka.

“Kita jaga anak-anak kita, kita sayangi mereka, kita berikan mereka hak-haknya dengan baik,” kata Ketua TP PKK provinsi NTB tersebut.

Joko Jumadi, Ketua Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak Provinsi NTB setuju, pandemi Covid-19 ini benar-benar menguji kesabaran orang tua.

“Kesabaran orang tua benar-benar diuji. Biasanya, sejak pagi mengantarkan anak kesekolah, sekarang setiap hari, selain mengurus rumah tangga, orang tua dituntut menjadi guru untuk anak-anak mereka,” ujarnya.

Di sisi lain, kedekatan dengan orang tua, anak-anak ini bisa semakin nyaman. Tapi kenaikan kekerasan terhadap anak naik sampai 50 persen terutama kekerasan seksual.

Itu semua tak bisa dilepaskan dari maraknya penggunaan teknologi berbasis daring.

“Pandemi ini menambah kekerasan terhadap anak, sebagian besar berkaitan dengan dunia gadget,” tambahnya.

Joko melanjutkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, hampir semua hal bisa dilakukan melalui metode daring.

Mau tidak mau, suka tidak suka, banyak orang dipaksa untuk menggunakan gawai. Selanjutnya, tugas orang tua adalah untuk mengawasi. Tapi, ujarnya, yang harus digarisbawahi, pengawasan orang tua harus menghindari pendekatan kekerasan.

“Dunia anak ini dunia bermain, ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Orang tua dituntut kreatif. Tidak hanya memberikan anak-anak makan, tapi juga harus bisa menjadi teman bermain anak-anak kita sendiri,” tambah Joko.

Menurutnya, tempat terbaik untuk anak-anak adalah bermain dan belajar di rumah.

AYA/HmsNTB