UPDATE Covid-19: Hari Senin, 31 Agutus 2020, Bertambah 16 Pasien Positif Covid-19, Pasien Sembuh 28 Orang, Kasus Kematian 3 (tiga) Orang

upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 membutuhkan kerja sama dan kolaborasi

MATARAM.lombokjournal.com — Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Unram, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium PCR RSUD Dr. R. Soedjono Selong, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, dan Laboratorium TCM RSUD Provinsi NTB, Laboratorium TCM RS.H.L Manambai Abdulkadir, dan Laboratorium TCM RSUD Prayamengkonfirmasi, ada tambahan 16 pasien positif Covid-19.

Lalu Gita Ariadi

Dalam siaran pers hari Senin (31/08/20), Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. HL Gita Ariadi, M.Si menjelaskan, telah diperiksa sebanyak 152 sampel dengan hasil 124 sampel negatif, 12 sampel positif ulangan, dan 16 sampel kasus baru positif Covid-19, pasien sembuh 28 orang, kasus kematian 3 (tiga) orang.

Dijelaskan, adanya tambahan 16 kasus baru terkonfirmasi positif, 28 tambahan sembuh baru dan 3 (tiga) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (31/08/20) sebanyak 2.771 orang, dengan perincian 2.077 orang sudah sembuh, 162 meninggal dunia, serta 532 orang masih positif.

“Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif,” kata Lalu Gita Aryadi.

Diharapkan juga kepada petugas kesehatan di kabupaten/kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19.

TAMBAHAN 16 PASIEN POSITIF COVID-19, PASIEN SEMBUH  28  ORANG, KASUS KEMATIAN 3 (TIGA) ORANG

Kasus baru positif tersebut, yaitu :

  1. Pasien nomor 2756, an. BALP, perempuan, usia 24 tahun, penduduk Desa Dasan Griya , Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Harapan Keluarga;
  2. Pasien nomor 2757, an. M, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 2758, an. L, laki-laki, usia 61 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Unram;
  4. Pasien nomor 2759, an. EC, perempuan, usia 15 tahun, penduduk Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji;
  5. Pasien nomor 2760, an. AR, perempuan, usia 28 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji;
  6. Pasien nomor 2761, an. FA, laki-laki, usia 27 tahun, penduduk Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Darurat Asrama Haji;
  7. Pasien nomor 2762, an. S, perempuan, usia 73 tahun, penduduk Desa Nyiur Lembang, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Awet Muda Narmada;
  8. Pasien nomor 2763, an. S, perempuan, usia 59 tahun, penduduk Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Tanjung;
  9. Pasien nomor 2764, an. J, perempuan, usia 31 tahun, penduduk Desa Samili, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2733. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB;
  10. Pasien nomor 2765, an. DP, perempuan, usia 32 tahun, penduduk Desa Uma Beringin, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD H.L. Manambai Abdulkadir;
  11. Pasien nomor 2766, an. S, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana Covid-19;
  12. Pasien nomor 2767, an. HO, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini pasien menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Sambelia;
  13. Pasien nomor 2768, an. J, laki-laki, usia 24 tahun, penduduk Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2747. Saat ini pasien menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Selong;
  14. Pasien nomor 2769, an. A, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Masbagik Utara Baru, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 nomor 2747. Saat ini pasien menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan Puskesmas Masbagik Baru;
  15. Pasien nomor 2770, an. MDA, laki-laki, usia 43 tahun, penduduk Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini pasien menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram;
  16. Pasien nomor 2771, an. LSHE, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 belum teridentifikasi. Saat ini pasien menjalani isolasi terpusat di Kota Mataram.

Hari Senin terdapat penambahan 28 orang yang selesai isolasi dan sembuh dari Covid-19, yaitu :

  1. Pasien nomor 422, an. AH, laki-laki, usia 47 tahun, penduduk Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  2. Pasien nomor 635, an. S, laki-laki, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  3. Pasien nomor 1495, an. IGDJ, laki-laki, usia 73 tahun, penduduk Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat;
  4. Pasien nomor 1649, an. S, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Kuripan Timur, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat;
  5. Pasien nomor 1793, an. A, laki-laki, usia 23 tahun, Desa Rade, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima;
  6. Pasien nomor 1862, an. TL, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat;
  7. Pasien nomor 1945, an. R, perempuan, usia 36 tahun, penduduk Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat;
  8. Pasien nomor 1962, an. S, perempuan, usia 34 tahun, penduduk Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat;
  9. Pasien nomor 1984, an. MP, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  10. Pasien nomor 2089, an. KAAN, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat;
  11. Pasien nomor 2185, an. K, perempuan, usia 62 tahun, penduduk Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  12. Pasien nomor 2186, an. HK, laki-laki, usia 74 tahun, penduduk Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
  13. Pasien nomor 2194, an. M, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Selong, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  14. Pasien nomor 2307, an. ZA, laki-laki, usia 44 tahun, penduduk Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat;
  15. Pasien nomor 2485, an. IS, laki-laki, usia 35 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  16. Pasien nomor 2503, an. NWS, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Sapta Marga, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  17. Pasien nomor 2531, an. NR, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
  18. Pasien nomor 2537, an. S, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Desa Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur;
  19. Pasien nomor 2545, an. WAW, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa;
  20. Pasien nomor 2547, an. HR, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa;
  21. Pasien nomor 2548, an. N, perempuan, usia 51 tahun, penduduk Kelurahan Samapuin, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa;
  22. Pasien nomor 2560, an. N, perempuan, usia 64 tahun, penduduk Kelurahan Uma Sima, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa;
  23. Pasien nomor 2569, an. DSN, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
  24. Pasien nomor 2570, an. HF, perempuan, usia 38 tahun, penduduk Desa Batu, Kecamatan Narmada,Kabupaten Lombok Barat;
  25. Pasien nomor 2653, an. DGPGP, laki-laki, usia 25 tahun, penduduk Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
  26. Pasien nomor 2723, an. MH, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Majidi, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  27. Pasien nomor 2724, an. MYH, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Majidi, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur;
  28. Pasien nomor 2726, an. LWP, laki-laki, usia 22 tahun, penduduk Desa Aikmel Timur, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.

Hari Senin ini juga terdapat penambahan 3 (tiga) kasus kematian baru, yaitu :

  1. Pasien nomor 1208, an. Ny. N, perempuan, usia 63 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga,Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
  2. Pasien nomor 2587, an. S, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Desa Nijang, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa. Pasien memiliki penyakit komorbid;
  3. Pasien nomor 2766, an. S, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Pasien memiliki penyakit komorbid.

Sekda NTB sebagai Ketua Pelaksana Harian  Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Aryadi mengataan, upaya penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 membutuhkan kerja sama dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat.

“Dalam era nurut tantanan baru ini, mematuhi protokol kesehatan dalam seluruh aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan adalah cara paling tepat dan efektif untuk menghidari penularan wabah ini,”kata Lalu Gita Aryadi.

Tetap gunakan masker, jaga jarak (physical distancing), terapkan pola hidup bersih dan sehat, berolahraga, makan makanan yang bergizi serta hindari stress yang berlebihan.

Rr

 Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id

 Lyanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemi Covid-19 NTB di nomor 0818 02118119.




Gubernur NTB: Kawasan Pertanian Terpadu di Labangka Untuk Kesejahteraan Petani

Sisterm Pertaniang Terpadu (Integrated Farming) bukan hanya sektor pertanian dan perkebunan, namun akan dipadukan dengan sektor perikanan, peternakan, perdagangan, pariwisata dan sektor-sektor lainnya

MATARAM.lombokjournal.com —  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Farming Integrated) Labangka, yang direncanakan dibangun di Pulau Sumbawa harus dapat meningkatkan hasil produktifitas dan kesejahteraan petani.

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah menympaikan itu setelah mendengarkan paparan Dinas Pertanian Provinsi NTB tentang rencana pembangunan dan pengembangan Kawasan Sistem Pertanian Terpadu di Labangka, Senin (31/8/20) di ruang kerja Gubernur NTB.

Gubernur H Zulkieflimansyah

“Lahan pertanian yang sudah direncanakan di Labangka harus dimanfaatkan dengan baik. Untuk dijadikan tumpuan agar meningkatkan produktifitas demi kesejahteraan petani,” harap Doktor Zul.

Menurutnya, untuk mewujudkan ikhtiar itu,  Doktor Zul meminta agar pembangunan kawasan Labangka sebagai ‘Integrated Farming’ ditata dengan baik dan sistematis.

“Tata letak dan pengelompokan sektor tanaman pangan, holtikuktura, perkebunan, peternakan maupun sektor perikanan harus ditata dengan baik,”jelas Doktor Ekonomi Industri tersebut.

Selain itu, pembangunan sistem ini harus terjadwal sesuai dengan rencana. Sehingga pembangunannya dapat dipercepat dan panen di tahun 2021.

Doktor Zul menambahkan, pembangunan sistem ini harus terus dikoordinasikan dengan Kementerian Pertanian RI. Dukungan dan intervensi dari pemerintah pusat dapat disinergikan dengan rencana Pemprov NTB.

“Saat panen perdananya nanti, kita undang Menteri Pertanian di lokasi itu,” katanya. .

Kadis Pertanian Provinsi NTB, Husnul Fauzi menjelaskan, kawasan Labangka dipilih karena awalnya merupakan Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)  daerah Transmigrasi.

Kawasan tersebut memiliki persyaratan untuk diterapkan Sistem Pertanian Terpadu dengan luas lahan sebesar 24.000 Ha.

Potensi lahan seluas 10.300 Ha itu, terdapat lahan ladang dan tegalan,  seluas 2.000 Ha Hutan. Namun kawasan hutan ini tidak diganggu dan disentuh dalam membangun Sistem Pertanian Terpadu.

“Justru sistem ini dibangun untuk menjaga keaslian dan keasrian hutan,” katanya.

Keberadaan hutan ini ke depan, mampu menghasilkan sumber air untuk mendukung Sistem Pertanian Terpadu.

Untuk mendapatkan air sebagai media penting dalam membangun kawasan tersebut, akan dimanfaatkan mata air kawasan di hutan tersebut.

“Kita buatkan penampung air untuk mendukung sistem tersebut,” ujarnya.

Sisterm Pertaniang Terpadu (Integrated Farming) bukan hanya sektor pertanian dan perkebunan, namun akan dipadukan dengan sektor perikanan, peternakan, perdagangan, pariwisata dan sektor-sektor lainnya.

Di atas lahan ribuan hektare ini, Pemerintah akan menfasilitasi dan membantu untuk dibuat Sistem Pertanian Terpadu. Sehingga keberadaan sistem ini mampu meningkatkan produktifitas hasil pertanian dan perkebunan masyarakat sebagai penerima manfaat.

“Kita sebagai fasilitator untuk mengintegrasikan dan menata komoditas di area tersebut,” tuturnya.

Keberadaan lahan ini, awalnya holtikultura seperti padi hanya produksi panennya sekali setahun, dengan sistem ini dapat panen secara berkelanjutan dengan tanaman palawija lain.

Ketersediaan air dan tanaman lain juga mendukung pakan untuk perikanan dan peternakan.

Untuk kawasan itu, tanaman pangan akan ditanami holti seperti kacang hijau seluas 6000 Ha, Cabe 50 Ha, Padi Gogo 10.000 Ha, Jagung 10.000 Ha,  20 Ha untuk Bawang Merah. Termasuk tanaman perkebunan seperti Alpukat dan lainnya.

“Contohnya Oktober hingga Januari ini akan ditanam 10.000 padi hibrida, setelah itu Jagung, kemudian jagung dengan tumpangsari, secara terus menerus, integrasi lainnya ada ikan, hunian, wisata edukasi dan hal lainnya,” ungkapnya.

Di lahan tersebut akan ditata dengan teratur, letak dan lokasi pertanian, pangan, perikanan, peternakan dan sektor lain. Termasuk lahan untuk pemasaran yang didalamnya ada UMKM atau dunia usaha.

Rencananya sesuai jadwal, pada awal Januari 2021 akan dilakukan perdana disektor pertanian, khusus tanaman padi. Tetapi kawasan tersebut sudah tertata sesuai rencana pembangunan kawasan tersebut.

edy@diskominfotik_ntb

 




Gubernur NTB: Kawasan Pertanian Terpadu di Labangka Untuk Kesejahteraan Petani

Sisterm Pertaniang Terpadu (Integrated Farming) bukan hanya sektor pertanian dan perkebunan, namun akan dipadukan dengan sektor perikanan, peternakan, perdagangan, pariwisata dan sektor-sektor lainnya

MATARAM.lombokjournal.com —  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Farming Integrated) Labangka, yang direncanakan dibangun di Pulau Sumbawa harus dapat meningkatkan hasil produktifitas dan kesejahteraan petani.

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah menympaikan itu setelah mendengarkan paparan Dinas Pertanian Provinsi NTB tentang rencana pembangunan dan pengembangan Kawasan Sistem Pertanian Terpadu di Labangka, Senin (31/8/20) di ruang kerja Gubernur NTB.

“Lahan pertanian yang sudah direncanakan di Labangka harus dimanfaatkan dengan baik. Untuk dijadikan tumpuan agar meningkatkan produktifitas demi kesejahteraan petani,” harap Doktor Zul.

Menurutnya, untuk mewujudkan ikhtiar itu,  Doktor Zul meminta agar pembangunan kawasan Labangka sebagai ‘Integrated Farming’ ditata dengan baik dan sistematis.

“Tata letak dan pengelompokan sektor tanaman pangan, holtikuktura, perkebunan, peternakan maupun sektor perikanan harus ditata dengan baik,”jelas Doktor Ekonomi Industri tersebut.

Selain itu, pembangunan sistem ini harus terjadwal sesuai dengan rencana. Sehingga pembangunannya dapat dipercepat dan panen di tahun 2021.

Doktor Zul menambahkan, pembangunan sistem ini harus terus dikoordinasikan dengan Kementerian Pertanian RI. Dukungan dan intervensi dari pemerintah pusat dapat disinergikan dengan rencana Pemprov NTB.

“Saat panen perdananya nanti, kita undang Menteri Pertanian di lokasi itu,” katanya. .

Kadis Pertanian Provinsi NTB, Husnul Fauzi menjelaskan, kawasan Labangka dipilih karena awalnya merupakan Kawasan Terpadu Mandiri (KTM)  daerah Transmigrasi.

Kawasan tersebut memiliki persyaratan untuk diterapkan Sistem Pertanian Terpadu dengan luas lahan sebesar 24.000 Ha.

Potensi lahan seluas 10.300 Ha itu, terdapat lahan ladang dan tegalan,  seluas 2.000 Ha Hutan. Namun kawasan hutan ini tidak diganggu dan disentuh dalam membangun Sistem Pertanian Terpadu.

“Justru sistem ini dibangun untuk menjaga keaslian dan keasrian hutan,” katanya.

Keberadaan hutan ini ke depan, mampu menghasilkan sumber air untuk mendukung Sistem Pertanian Terpadu.

Untuk mendapatkan air sebagai media penting dalam membangun kawasan tersebut, akan dimanfaatkan mata air kawasan di hutan tersebut.

“Kita buatkan penampung air untuk mendukung sistem tersebut,” ujarnya.

Sisterm Pertaniang Terpadu (Integrated Farming) bukan hanya sektor pertanian dan perkebunan, namun akan dipadukan dengan sektor perikanan, peternakan, perdagangan, pariwisata dan sektor-sektor lainnya.

Di atas lahan ribuan hektare ini, Pemerintah akan menfasilitasi dan membantu untuk dibuat Sistem Pertanian Terpadu. Sehingga keberadaan sistem ini mampu meningkatkan produktifitas hasil pertanian dan perkebunan masyarakat sebagai penerima manfaat.

“Kita sebagai fasilitator untuk mengintegrasikan dan menata komoditas di area tersebut,” tuturnya.

Keberadaan lahan ini, awalnya holtikultura seperti padi hanya produksi panennya sekali setahun, dengan sistem ini dapat panen secara berkelanjutan dengan tanaman palawija lain.

Ketersediaan air dan tanaman lain juga mendukung pakan untuk perikanan dan peternakan.

Untuk kawasan itu, tanaman pangan akan ditanami holti seperti kacang hijau seluas 6000 Ha, Cabe 50 Ha, Padi Gogo 10.000 Ha, Jagung 10.000 Ha,  20 Ha untuk Bawang Merah. Termasuk tanaman perkebunan seperti Alpukat dan lainnya.

“Contohnya Oktober hingga Januari ini akan ditanam 10.000 padi hibrida, setelah itu Jagung, kemudian jagung dengan tumpangsari, secara terus menerus, integrasi lainnya ada ikan, hunian, wisata edukasi dan hal lainnya,” ungkapnya.

Di lahan tersebut akan ditata dengan teratur, letak dan lokasi pertanian, pangan, perikanan, peternakan dan sektor lain. Termasuk lahan untuk pemasaran yang didalamnya ada UMKM atau dunia usaha.

Rencananya sesuai jadwal, pada awal Januari 2021 akan dilakukan perdana disektor pertanian, khusus tanaman padi. Tetapi kawasan tersebut sudah tertata sesuai rencana pembangunan kawasan tersebut.

edy@diskominfotik_ntb

 




Gubernur: Desa Jadi Ujung Tombak Kemajuan Daerah

Dihrapkan  seluruh Kepala Desa di NTB  jangan sungkan-sungkan menghubungi dan bersilaturrahim langsung dengannya

MATARAM.lombokjournal.com —  Pintu Pendopo Gubernur NTB selalu terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin datang bersilaturrahim dan berdiskusi untuk kemajuan Provinsi NTB.

Gubernur NTB, Dr.H Zulkieflimansyah membuka pintu pendopo dengan harapan seluruh elemen masyarakat bisa berkontribusi bagi kemajuan daerah.

“Mari kita sama-sama berdiskusi, satukan visi demi kemajuan daerah kita tercinta,” ungkap Gubernur H Zulkieflimansyah saat menerima silaturrahim puluhan Kepala Desa Kabupaten Sumbawa di Pendopo Gubernur,  Senin (31/08/20).

Dikatakan, desa menjadi ujung tombak kemajuan suatu daerah. Kalau desanya sudah maju, pendidikannya sudah luar biasa, jalannya sudah mulus, kesehatan dan perekonomiannya sudah berjalan baik, tentu Provinsi NTB makin maju.

“Alhamdulillah sudah lama kami berikan perhatian husus kepada desa-desa yang ada di NTB, beberapa kali kesempatan juga kami datang langsung mengunjungi kepala desa yang ada di NTB, mari kita majukan daerah ini dari desa,” ajak Gubernur Zul pada puluhan Kepala Desa dari Kecamatan Pelampang dan Utan tersebut.

Gubernur berharap, seluruh Kepala Desa di NTB  jangan sungkan-sungkan menghubungi dan bersilaturrahim langsung dengannya.

Atau para Kades bisa langsung datang ke Dinas-dinas Provinsi NTB sesuai kebutuhan dan keluhan masyarakat yang ada di desa masing-masing.

“Jangan sungkan-sungkan, saya yakin kades kita ini hebat-hebat, kalau sudah ke pemerintah kabupaten, bisa langsung datangi dinas-dinas kami yang ada di Provinsi NTB,” harap Gubernur yang akrab disapa Bang Zul tersebut.

Abdul Wahab, Kepla Desa Motong, Kecamatan Utan merasa senang atas penerimaan Gubernur NTB.

Menurutnya, itu semua kesempatan langka, di tengah jadwal yang padat sebagai gubernur, ia menyempatkan waktu untuk bersilaturahim bersama para kades.

“Luar biasa penerimaan Gubernur kepada kami. Bulan lalu beliau pernah datang ke daerah kami, karena sakit, saya tidak bisa hadir untuk diskusi di Taman Mangga, sekarang saya datang langsung, sampaikan aspirasi masyarakat,” ungkapnya.

Wahab mengatakan, dirinya  menyampaikan keluhan masyarakat yang telah lama ditampung selaku kepala desa, terutama masalah jalan dan kesehatan.

Itu semua tidak bisa diselesaikan sendiri, butuh dukungan pemerintah, baik kabupaten ataupun provinsi.

“Keluhan masyarakat yang tidak bisa kami jangkau dengan dana desa, langsung kami sampaikan kepada Gubernur, Alhamdulillah beliau langsung tindak lanjuti,” tambahnya bersyukur.

Tradisi seperti ini, lanjutnya, sangat luar biasa, karena ia berpikir bertemu Gubernur itu sangat sulit, saat bertemu pun situasi menjadi tegang.

“Ternyata tidak, saat kami ingin bertemu, beliau berkenan menerima, suasana pun berjalan dengan sangat santai, ternyata apa yang saya bayangkan itu salah,” kata Wahab

AYA/HmsNTB




Gubernur Targetkan Nilai AA pada SAKIP 2020

Ikhtiar Pemprov NTB untuk menjadi daerah yang bersih dan melayani juga dibuktikan dengan akuntabilitas, kinerja, dan keuangan NTB yang mendapatkan 9 kali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

MATARAM.lombokjournal.com —  Berbagai ikhtiar dilakukan Provinsi NTB agar birokrasinya berjalan kredibel, dan mampu menjadi daerah yang bersih dan melayani sesuai visi misi NTB Gemilang.

Salah satunya dengan menerapkan metode Balance Scorecard (BSC), dengan aplikasi E-Kinerja dan diperkuat dengan adanya kertas perjanjian kerja atau Attitude, Attention, Action (A3) dengan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB.

Adanya aplikasi E-Kinerja ini tak hanya menjadi alat ukur kinerja pejabat Pemprov NTB, namun juga diharapkan dapat menjadikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di NTB sebagai learning organization atau organisasi yang terus belajar menjadi lebih baik.

Dengan upaya itu, Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah berharap Provinsi NTB bisa mendapatkan nilai AA atau pada hasil evaluasi SAKIP kali ini.

Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah menyampaikan itu pada Rapat Evaluasi Reformasi Birokrasi, SAKIP dan Zona Integritas NTB di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Senin (31/08/20).

Rapat tersebut digelar secara daring dan dievaluasi langsung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB RI), diikuti oleh seluruh OPD lingkup Pemprov-NTB.

“Kami memaknai penggunaan E-Kinerja ini bukan hanya toolsnya saja yang penting. Tapi tools ini bisa jadi learning organisation. Jika gagal akan ada cost of learning di dalamnya yang bisa dijadikan pelajaran bagi setiap OPD untuk menjadi lebih baik,” jelas Bang Zul.

Ikhtiar Pemprov NTB untuk menjadi daerah yang bersih dan melayani juga dibuktikan dengan akuntabilitas, kinerja, dan keuangan NTB yang mendapatkan 9 kali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Mengelola aset secara Profesional, membangun Sistem Informasi Aset Pemerintah Provinsi (SIAP). Komitmen dan harmonisasi eksekutif dan legislatif dalam penetapan APBD dan pertanggungjawaban APBD secara tepat waktu.

Pengelolaan Keuangan Menuju NTB online melalui pengembangan sistem pengelolaan keuangan berbasis IT dengan integrasi E-Planning, E-Budgeting (SIMDA Keuangan dan Barang), E-Samsat, E-Procurement dan SMS Gateway. Sistem Pengendalian Intern yang memadai menuju NTB Zero Temuan,

Serta, Penandatangan pakta integritas Kepala OPD beserta seluruh ASN

Aktif di sosial media

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB, I Gede Putu Aryadi menjelaskan, selain berikhtiar untuk memiliki sistem birokrasi yang bersih dan melayani, Pemprov NTB juga mengerahkan seluruh upaya untuk menjadi pemerintahan yang benar-benar terbuka dan transparan.

Masyarakat NTB disuguhkan empat portal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dengan mudah, murah, dan cepat. Ke-empat portal informasi tersebut adalah, Portal Website PPID NTB, website masing-masing OPD, aplikasi E-Sakip, serta aplikasi NTB Care, dimana keluh kesah masyarakat dapat langsung ditanggapi oleh pejabat terkait.

“Gubernur, pejabat-pejabat daerah, hingga seluruh OPD juga didorong agar selalu aktif di sosial media agar bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat luas,” Jelasnya.

Seluruh usaha tersebut membuahkan hasil, berbagai penghargaan diraih Provinsi NTB atas berbagai terobosan dalam membuat sistem birokrasinya menjadi lebih baik.

Di antaranya, Provinsi NTB Raih “GOLD” Penghargaan “Indonesia’s Attractiveness Award” 2019 dan Penghargaan Ombudsman RI “Predikat Kepatuhan Tinggi” atas keberhasilannya menembus zona hijau atas kepatuhan terhadap pelaksanaan UU Pelayanan Publik dengan nilai Skor 97,58.

NTB juga berhasil meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2019 dengan kualifikasi tertinggi, yakni Badan Publik Informatif 2019.

Anugerah disematkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia K. H. Ma’ruf Amin di Istana Wapres RI di Jakarta.

AYA/HmsNTB

 




Gubernur NTB: Mataram Tumbuh Menggeliat Dan Maju

Warga diajak memaknai hari jadi Kota Mataram kali ini dengan berbeda, ini sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang tengah merebak, dan menjadi keprihatinan bersama

MATARAM.lombokjournal.com —  Setelah 27 tahun berlalu, Kota Mataram kini tumbuh menggeliat menjadi kota yang berkembang dan terus maju.

Mataram semakin mengokohkan perannya dalam pembangunan baik di kancah regional maupun nasional. Beragam prestasi membanggakan di berbagai sektor pembangunan juga terus ditorehkan.

Hal itu diungkap Gubernur NTB, Dr. H. Zulkifliemansyah saat memberikan sambutan pada Hari Ulang Tahun Kota Mataram yang Ke-27, Senin, (31/08/20) di Halaman Kantor Wali Kota Mataram.

“Kota Mataram telah memperoleh Kota Adipura, Kota Layak Anak,Kota Peduli HAM, WTP, Sakip Award, Anugerah KIP, TOP Instansi Pemerintah, Top Pelayanan Publik dan lain sebagainya. Tentunya harus menjadi spirit dan optimisme bagi para pemangku amanah untuk menatap masa depan, menjadikan kota mataram dapat semakin bertambah maju lagi,” puji Gubernur Zul.

Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini juga mengajak warga agar memaknai hari jadi Kota Mataram kali ini dengan berbeda.

Hal ini sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang tengah merebak, dan menjadi keprihatinan bersama. Organisasi badan kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan virus ini sebagai pandemi global.

Di berbagai belahan dunia termasuk indonesia dan NTB, telah menyebar kasus penularan virus ini, bahkan di beberapa kasus di kota Mataram telah terjadi kematian yang diakibatkan oleh virus ini.

“Kita semua harus bersatu padu, bahu membahu berjuang bersama. Adanya wabah ini, menguji kedisiplinan kita untuk melawan ego masing-masing agar kita patuh terhadap aturan protokol kesehatan yang berlaku. sehingga penyebaran virus ini bisa ditekan secepat mungkin” ajak Doktor Ekonomi Industri tersebut.

Selanjutnya, orang nomor satu di NTB ini mengajak Kabupaten / Kota yang akan melaksanakan Pilkada pada September mendatang, agar mampu legowo dan menerima apapun hasil dari proses Pemilihan nanti

Menurut Gubernur, Siapapun yang  terpilih kelak, merupakan pimpinan yang bisa memajukan masyarakat dan daerah yang dipimpinnya.

Karenanya, ia menghimbau segenap masyarakat kota mataram, jangan sampai karena pemilukada kehangatan persaudaraan, jalinan persahabatan, jadi terganggu.

“Mari songsong pemilukada di Kota Mataram dengan penuh rasa kekeluargaan, rasa persahabatan, saling menyayangi, saling mendukung. Mudah-mudahan baldatun thoyibatun warobbun gafuur bisa kita tunjukan di kota mataram yang kita cintai ini” himbau Doktor Ekonomi Industri tersebut.

 

Selain itu, Dr. Zul juga mengajak semua pihak agar menjadikan momentum HUT ini, untuk terus meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19 secara ketat.

Semuanya demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di kota mataram.

Selanjutnya, dalam menghadapi Nurut Tatanan Baru  guna mewujudkan masyarakat produktif di NTB, sudah saatnya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota kembali produktif menelurkan karya-karya terbaik untuk daerah tercinta.

“Kini saatnya kita kembali bangkit dan merenda asa, merajut mimpi yang tertunda sesaat karena pandemi covid-19 ini. kita harus menjawab semua itu dengan inovasi dan karya nyata. kita tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi, walaupun di tengah pandemi yang masih melanda. Mari kita tunjukan bahwa, masyarakat NTB adalah pribadi-pribadi yang kuat” ajak Doktor Zul

Setelah memberikan sambutan, Gubernur yang dampingi Walikota Mataram Ahyar Abduh, Danrem 162 Wira Bhakti Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos., M. Han dan Kapolda NTB Irjen. Pol. Muhammad Iqbal, S.I.K., M.H serta anggota Forkopimda lainnya, menyaksikan Deklarasi Kota Mataram Menuju Zona Hijau dan deklarasi Masyarakat tanpa Ragu Masker serta Pelepasan Patroli cegah Covid-19.

diskominfotikntb




Pelaku Usaha Pariwisata Bersyukur Dapat Pembebasan Pajak dari Pemerintah KLU

Meski kehilangan pemasukan milyaran rupiah, Zacky belum merumahkan pekerjanya. Ia memilih terapkan sistem kerja bergilir

MATARAM.lombokjournal.com — Pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwisata Kabupaten Lombok Utara, bersyukur dengan kebijakan pemerintah KLU yang membebaskan pajak pendapatan selama pandemi Covid-19.

Manager Operasional Medana Bay Marina, Zaki Bachtiar

“Sebagai perusahaan, sangat terbantulah ya untuk pembebasan pajak. Untuk menejemen sangat terbantu,” terang salah seorang pelaku usaha pariwisata Zacky Bachtiar. Sabtu, (05/09/20).

Bagi Zaki, hal tersebut meringankan beban perusahaan mengingat minimnya pemasukan dari sedikitnya tamu berkunjung selama pandemi.

“Bulan ini, bulan sembilan (September) tahun kemarin itu, di sini ada sekitar 40 kapal dan di sini itu, mau siang mau malam mau pagi, restoran kita penuh terus,” kenangnya.

Tak tanggung-tanggung, usahanya mengalami kehilangan pemasukan hingga milyaran rupiah.

Meski kehilangan pemasukan milyaran rupiah, Zacky belum merumahkan pekerjanya. Ia memilih terapkan sistem kerja bergilir.

Hal tersebut dilakukan agar pegawai tidak kehilangan seratus persen sumber penghasilan.

“Pegawai saya yang dapat BLT hanya satu,” ujarnya.

Ast




Jadi Peserta JKN-KIS, Biaya Cuci Darah Nani Dijamin Penuh

Pertayaan Nani terjawab tuntas, dirinya tidak membayar sepeserpun dari pelayanan kesehatan yang dijalaninya

MATARAM.lombokjournal.com —  Nani Hastuti (42) tidak pernah menyangka , dirinya harus menjalani hemodialisa atau cuci darah setiap minggu, akibat penyakit ginjal yang dideritanya.

Ketika pertama kali diberitahu dokter untuk melakukan hemodialisa, Nani enggan dan menolak.

Wajar saja, untuk dapat setiap minggu datang ke rumah sakit membersihkan dan menyaring darahnya menggunakan sebuah mesin bukanlah hal yang mudah diterima begitu saja.

Selain itu, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan jika harus menjalani proses hemodialisa.

Khawatir kondisinya justru semakin memburuk, Nani memutuskan untuk memberanikan diri menjalani proses cuci darah.

Salah satu kebimbangan terbesar Nani dalam menjalani proses ini adalah biaya yang harus dikeluarkan.

Nani memang beberapa kali sebelumnya pernah menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk berobat ke puskesmas, tetapi ia tidak pernah terbayang menggunakan KIS untuk tindakan cuci darah di rumah sakit.

“Awalnya sempat ragu harus melakukan cuci darah di rumah sakit, karena saya tahu biayanya sangat mahal. Dengan biaya kurang lebih satu juta per satu kali cuci darah, khawatir juga, apakah ini dijamian penuh oleh Program JKN-KIS atau tidak,” kata Nani.

Tapi pertayaan Nani terjawab tuntas, dirinya tidak membayar sepeserpun dari pelayanan kesehatan yang dijalaninya.

Karena semua biaya cuci darah yang ia jalani ditanggung BPJS Kesehatan.

Nani pun bersyukur sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Sejak BPJS Kesehatan berdiri Tahun 2014, Nani sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.

“Ketika pertama kali saya harus cuci darah, saya sangat takut harus datang ke rumah sakit setiap waktu, tapi lebih takut lagi jika tidak ada yang bisa membiayai saya, jadi saat tahu semua biaya ditanggung BPJS Kesehatan, saya lega.  Alhamdulillah,” ungkap Nani.

Ia pun menaruh harapan besar terhadap program JKN-KIS agar tetap ada di Negara Indonesia, karena sudah banyak masyarakat tertolong seperti dirinya.

“Semoga program JKN-KIS semakin dipercaya masyarakat dan semakin dapat meningkatkan pelayanan terhadap peserta. Berkat Kartu JKN-KIS, kini saya sudah siap menjalani seluruh proses medis yang harus saya jalani dan saya percaya ini adalah jalan terbaik untuk saya. Terima kasih BPJS Kesehatan,” tuturnya,

dh/yn/Jamkesnews




Linda Sebut Rahasia Berobat Tanpa Biaya

Ia mengaku sempat khawatir terkait biaya pengobatan sang anak, karena ia tidak memiliki persiapan apa pun untuk pengobatan Faathir

Narasumber : Faathir Ahmad Azzamy

MATARAM.lombokjournal.com —  Gastroenteritis atau munta berak (muntaber) adalah peradangan yang terjadi pada dinding saluran pencernaan, khususnya lambung dan usus, akibat infeksi virus maupun bakteri.

Muntaber biasanya ditandai dengan gejala berupa mual, muntah dan diare yang muncul secara tiba-tiba dan sering terjadi pada anak-anak.

Seperti yang dialami oleh Faathir Ahmad Azzamy (2) yang kala itu terjangkit muntaber sampai harus dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Hati. karena kondisinya yang semakin melemah akibat kekurangan cairan.

Saat ditemui tim Jamkesnews di rumahnya, Senin (31/08/20), Linda tidak sungkan untuk menceritakan kisah anaknya yang saat itu mengalami muntaber dan harus dibawa ke rumah sakit.

“Anak saya sudah 3 hari diare dan muntah, saya mengira ini hanya masuk angin biasa, namun ternyata anak saya pun semakin lama semakin lemas dan setiap kali makan, langsung dimuntahkan. Dengan modal nekat dan berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS), saya membawa anak saya ke RSIA Permata Hati untuk dilakukan penanganan di fasilitas kesehatan,” ungkap Linda.

Ia mengaku sempat khawatir terkait biaya pengobatan sang anak, karena ia tidak memiliki persiapan apa pun untuk pengobatan Faathir. Terlebih, kala itu ia tidak memiliki uang membuat dirinya bingung untuk membayar biaya pengobatan sang anak.

“Saat itu saya tidak punya uang untuk membayar pengobatannya, namun beruntung saya dan keluarga termasuk anak saya telah menjadi peserta JKN-KIS dan semua biaya pelayanan kesehatan anak saya dijamin sepenuhnya oleh JKN-KIS,” ujar Linda

Orang tua Faathir yang bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan swasta ini pun sangat bersyukur memiliki kartu JKN-KIS. Karena, menurutnya, sakit itu datang secara tiba-tiba dan tidak mengenal kondisi apapun.

Seperti pengalamannya yang ia rasakan, betapa bingungnya mencari dana untuk pengobatan anaknya apabila tidak menjadi peserta JKN-KIS dan ia pun berterima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan yang telah menyelenggarakan program mulia ini sehingga banyak masyarakat terbantu seperti dirinya.

Linda pun mengajak seluruh masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS, untuk segera mendaftarkan diri dan anggota keluarga.

“Jangan menunggu sakit baru mendaftar, karena kita tidak pernah tahu kapan sakit akan datang. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, sebelum terlambat dan menyesal nantinya,” tutup Linda.

dh/yn/Jamkesnews




Selly-Manan Bentuk Ghostbusters Squad,  Bantu Atasi Masalah Supranatural

Faktor kesehatan masyarakat tidak melulu dilihat dari sisi kondisi kesehatan fisik semata. Namun juga kesehatan mental dan spiritual keagamaan

Lombokjournal.com  —

MATARAM;  Gagasan menggebrak diluncurkan pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (Selly-Manan) untuk membangun Kota Mataram lima tahun ke depan.

Selain sejumlah program fisik dan pengembangan SDM yang ditawarkan melalui visi Mataram berkah dan Cemerlang, Selly-Manan juga akan membentuk tim metafisik, supranatural yang siap melayani keluhan dan permasalahan warga Kota Mataram.

Tim Satgas ‘Ghosbuster Squad’ Mataram yang akan membantu masalah metafisik dan supranatural gratis bagi masyarakat Kota Mataram tersebut segera dilaunching awal September mendatang.

“Harus kita akui bahwa selain masalah sosial yang kasat mata, beberapa masalah metafisik juga banyak dihadapi masyarakat. Nah Satgas Ghostbusters Squad ini akan membantu solusinya,” kata Calon Walikota Mataram, Hj Putu Selly Andayani di Mataram, Minggu Malam (30/08/20).

Masalah klenik dan metafisika memang terkadang tabu dibicarakan. Namun fenomena ini nyata adanya dan dirasakan sebagian masyarakat. Sebut saja, rumah berhantu, Penampakan-Penampakan wajah-wajah Angker,  kesurupan, dan lokasi-lokasi angker di kawasan strategis.

Di beberapa pemukiman menjadi hal bisa diceritakan bahwa rumah warga dikenal angker. Atau pun ada keluarga yang seringkali dihantui penampakan mahluk gaib.

Menurut Selly, ada saja masyarakat yang merasa tidak nyaman dan takut akibat gangguan energi negatif di rumah atau di lokasi tertentu. Hanya saja, karena hal ini masih tabu, akhirnya tidak terangkat ke permukaan.

Satgas Ghostbusters Squad Mataram ini akan beranggotakan terdiri dari para ustadz dan ahli rukiyah. Selain itu ada balian atau pemangku Hindu yang ahli Mecaru dan juga tokoh supranatural kristiani di Mataram, dan tentu saja beberapa pakar supranatural.

Tim nantinya akan dilengkapi Call Center atau Hotline Call yang siap melayani gangguan supranatural.

Misalnya, ada warga yang mendadak kesurupan, bisa ditangani dengan baik. Kemudian jika muncul penampakan-penampakan ghaib yang mengganggu perumahan, tim juga akan bekerja membereskan.

“Dengan tim ini diharapkan warga Mataram bisa nyaman dan aman baik dari segi keamanan yang kasat mata maupun dari gangguan ghaib dan supranatural,” ujarnya.

 

Sementara itu, Calon Wakil Walikota Mataram, TGH Abdul Manan mengatakan, gagasan pembentukan Satgas Ghostbusters Squad Mataram ini muncul dari aspirasi masyarakat.

Di lapangan banyak ditemukan fakta masih ada masyarakat yang mengalami gangguan secara supranatural. Sehingga tak jarang muncul istilah rumah angker, ketemuq dan lain sebagainya.

Selain itu cukup banyak potensi ‘orang pintar’ atau pakar supranatural di Kota Mataram yang perlu dilibatkan dalam program pembangunan di Kota Mataram.

“Ya kita hajatkan tim ini bisa bekerja melayani masalah-masalah tak kasat mata yang dirasakan masyarakat,” imbuhnya.

Menurutnya, faktor kesehatan masyarakat tidak melulu dilihat dari sisi kondisi kesehatan fisik semata. Namun juga kesehatan mental dan spiritual keagamaan. Apalagi ada banyak kasus orang sakit yang kemudian secara medis tak bisa diobati, namun sembuh dengan pengobatan alternatif non medis.

TGH Manan mengatakan, rencananya Satgas Ghostbusters Squad Mataram ini akan mulai aktif pertengahan September mendatang, setelah dilaunching resmi pada awal September nanti.

Ketua Tim Satgas Ghostbuster Squad Mataram HR Turmuzi mengatakan Tim Pemburu Hantu saat ini sedang tahap pembentukan komposisinya.

“Siapa saja anggota tim ini sedang kita kumpulkan. Ada dari Islam, Hindu, Kristen, dan Budha,” tuturnya.

Menurut HR Turmuzi, kinerja tim nantinya lebih kepada sisi kemanusiaan. Sebab banyak masyarakat yang tentu pernah mengalami hal hal supranatural, daerah simbit atau angker, dan juga adanya energi negatif dalam rumah.

Me