Menkes Terawan Serahkan Gaji Pertamanya untuk BPJS Kesehatan

Tidak menutup kemungkinan langkah tersebut akan diikuti secara masif oleh karyawan di Kementerian Kesehatan

lombokjournal.com —

MATARAM   ;  Gaji pertama dan tunjangan kinerja Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan

Menteri Kesehatan Terawan menyatakan akan menyerahkan.gaji dan tunjangan kinerja itu usai kunjungannya ke Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jumat (25/10) 2019.

Langkah tersebut adalah inisiatif pribadinya untuk membantu kondisi keuangan BPJS Kesehatan.

Menurut Terawan langkah menyerahkan gaji pertama dan tunjangan kinerja (tunkin) kepada BPJS Kesehatan tersebut merupakan pelaksanaan dari Gerakan Moral, program yang diusung Kementerian Kesehatan untuk mengatasi defisit BPJS Kesehatan.

“Kementerian Kesehatan akan mengawalinya untuk membantu defisit ini, pribadi saya, saya akan serahkan gaji pertama saya sebagai menteri dan tunjangan kinerja [tunkin] saya, Pak Sekretaris Jenderal [Sekjen Kementerian Kesehatan] juga menyetujuinya,” ujar Terawan.

Terawan pun menjelaskan, tidak menutup kemungkinan langkah tersebut akan diikuti secara masif oleh karyawan di Kementerian Kesehatan.

Para karyawan diperbolehkan secara sukarela menyerahkan gajinya kepada BPJS Kesehatan.

Terkait langkah tersebut, Terawan menjelaskan bahwa pihak BPJS Kesehatan akan meninjau pemberian ‘bantuan’ tersebut apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dia menegaskan, langkah tersebut merupakan inisiatif pribadi dan bukan institusional, sehingga perlu ditinjau lebih lanjut.

“Mungkin kalau dihitung enggak banyak, tapi enggak tahu karena ukuran banyak dan tidak itu kan angka. Nanti kalau BPJS Kesehatan apakah ikut gerakan moral ini, Bapak Fachmi Idris [Direktur Utama BPJS Kesehatan] bisa menjawabnya,” ujar Terawan.

Pada hari kedua masa kerjanya, Terawan mengunjungi Kantor Pusat BPJS Kesehatan dan melakukan rapat tertutup dengan badan tersebut.

Fachmi menjelaskan bahwa kunjungan Menteri Kesehatan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan tugas khusus dari presiden untuk menyelesaikan masalah BPJS Kesehatan.

Tugas khusus tersebut terdiri dari penyelesaian masalah stunting, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, harga obat yang masih tinggi, dan rendahnya penggunaan alat kesehatan dalam negeri.

Isu BPJS Kesehatan menjadi salah satu pesan utama yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat memanggil Terawan ke istana,  Selasa (22/10) 2019).

Keesokan harinya, Terawan dinobatkan sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju.

Rr (sumber ; Bisnis.com)




Gubernur Disarankan Tak Perlu Umumkan Nama Tiga Calon Sekda NTB

“Di luar hasil Pansel, Gubernur juga pasti mempertimbangkan track record kinerja masing-masing calon. Kan, Pemprov sudah punya sistem Balance Score Card (BSC) yang polanya sangat objektif”

lombokjournal.com —

MATARAM – Tiga nama calon Sekda NTB yang akan diajukan ke Kemendagri tidak Diumumkan atau dipublikasikan.

Ha itu untuk mempertegas bahwa urusan Sekda adalah hak prerogatif Gubernur, lebih dari itu untuk menjaga marwah dan value dari lima calon Sekda yang berkompetisi dalam bursa.

Permintaan tidak mengumumkan tiga nama calon Sekda itu disampaikan Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik, M16, Bambang Mei Finarwanto, SH, Jumat (25/10) di Mataram.

“Gubernur kami pikir tidak perlu mengumumkan tiga nama yang ada di kantongnya. Supaya tidak “gaduh”, seperti kata Gubernur juga, jangan “gaduh-gaduh” (dalam pemilhan Sekda),” kata Bambang Mei Finarwanto SH,

Proses seleksi dalam bursa Calon Sekda NTB sudah usai di tangan Panitia Seleksi (Pansel), dan hasil assesment sudah diserahkan ke tangan Gubernur NTB, tanggal 19 Oktober lalu.

Bambang MeI yang akrab disapa Didu itu mengatakan,, pansel tentu hanya menyerahkan hasil penilaian berdasarkan rangking nilai test yang diraih kelima calon Sekda. Bukan menyerahkan hanya tiga nama dengan rangking tertinggi yang harus dikirim Gubernur ke Kemendagri.

Sebab, hasil penilaian Pansel hanya salah satu indikator yang akan digunakan Gubernur Zul untuk menentukan siapa tiga besar yang akan diajukan ke Kemendagri.

“Diluar hasil Pansel, Gubernur juga pasti mempertimbangkan track record kinerja masing-masing calon. Kan, Pemprov sudah punya sistem Balance Score Card (BSC) yang polanya sangat objektif, tentu ini jadi pertimbangan juga,” kata Didu.

M16 juga sudah pernah menggelar diskusi publik “Sekda NTB Idola”, yang tujuannya memberi ruang pada Gubernur Zulkieflimansyah mempertimbangkkan aspirasi publik terkait lima calon Sekda NTB.

Hasil penilaian Pansel, standar pengukuran kinerja melalui BSC, dan aspirasi publik yang berkembang, dipastikan Didu akan menjadi masukan dan pertimbangan Gubernur secara holistik untuk memutuskan siapa yang tepat menjabat Sekda NTB.

“Jadi semua kembali ke Gubernur. Tapi menurut kami, karena Gubernur juga mengakui lima calon ini semuanya baik dan bagus, maka sebaiknya tidak perlu diumumkan siapa tiga nama yang akan diajukan ke Mendagri,” katanya.

Bukan saja untuk menjaga marwah dan valeu para calon Sekda. Hal ini juga untuk menghindari disrupsi opini yang muncul dari kubu-kubu pendukung masing-masing calon.

Menurut Didu, dengan tidak mengumumkan tiga nama calon itu, maka Gubernur Zulkieflimansyah mampu menunjukan power sebenarnya sebagai Gubernur.

“Logika ini yang harus dipahami masyarakat, publik harus tahu bahwa Sekda itu hak Gubernur. Kan Gubernur yang menjadi user, maka hargai apapun keputusan Gubernur,” kata Didu.

Kendati demikian, melalui sejumlah analisa yang dilakukan, M16 tetap meyakini bahwa tiga calon Sekda yang bakal diajukan Gubernur ke Kemendagri berformasi gender; dua pria dan satu perempuan.

Disinggung soal nama, Didu memilih merahasikannya, untuk menjaga marwah dan value para calon Sekda.

“Jangan sebut nama lah, yang penting dua pria satu perempuan. Biar nggak ruet,” kata Didu.

Me




Penerbangan Langsung NTB-Brunei Darussalam Segera Terwujud

Pembukaan penerbangan langsung ini mendukung pembangunan NTB saat ini, khususnya di bidang pariwisata dan pertanian

MATARAM.lombokjournal.com —  Pemerintah Provinsi NTB, di bawah kepemimpinan Gubernur, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menggagas sejumlah penerbangan langsung (Direct Flight) dari berbagai negara ke NTB.

Selain Lombok-Jeddah, saat ini  Pemerintah Provinsi NTB bekerjasama dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam akan menggagas penerbangan langsung pulang-pergi NTB-Brunei.

Dari Dubes RI Untuk Brunei

Gagasan penerbasan langsung itu terungkap usai Wakil Gubernur NTB menerima kunjungan kerja Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Dr. Sujatmiko, MA, di ruang kerja Wagub NTB, Jum’at (25/10) 2019.

Kunjungan itu membahas Peningkatan Kolaborasi dan Harmonisasi Langkah Lanjut Dalam Isu Yang Menjadi Kepentingan Bersama.

Sujatmiko menjelaskan, pembukaan penerbangan langsung ini mendukung pembangunan NTB saat ini, khususnya di bidang pariwisata dan pertanian.

Apalagi NTB merupakan salah satu destinasi wisata halal terbaik dunia. Sejalan dengan Brunei Darussalam yang baru saja menerapkan Hukum Syari’at Islam.

“Kita ingin pesawat kita yang terbang ke sana. Seperti Garuda atau Citilink,” jelas Dubes yang bermarkas di Bandar Seri Begawan itu.

Untuk memuluskan rencana tersebut, ia mengaku telah berbicara dengan berbagai pihak, seperti Menteri Pariwisata, Menteri Perhubungan, CEO Garuda serta pihak-pihak terkait.

Bahkan pemerintah Brunei Darussalam pun sudah menyatakan kesiapannya untuk merealisasikan rencana tersebut.

“Sekarang kita tinggal kalkulasi bisnisnya,” ungkapnya.

Ia menilai, dengan dibukanya penerbangan ini akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB.

Tidak hanya warga Brunei Darussalam, tapi warga dunia yang berkunjung ke Brunei pun bisa langsung ke NTB.

Selain itu, potensi pertanian, perikanan kelautan dan hasil industri kreatif masyarakat di NTB pun dapat dipasarkan di negara yang berpenduduk sekitar 440.000 jiwa itu.

Wakil Gubernur NTB menyambut baik rencana dibukanya penerbangan langsung itu. Sebab, dampaknya bagi masyarakat sangat terasa.

Pak Dubes memilih NTB tepat sekali untuk direct flight,” ungkap wagub.

NTB ini jelas Umi Rohmi, memiliki potensi pertanian yang bisa dipasarkan di mancanegara. Hanya saja, hasil pertanian itu tidak dikirim dalam bentuk mentahan.

Namun akan diolah dan dikemas dengan baik, baru diekspor. Sehingga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Wagub meminta jajaran Dinas Perhubungan untuk menindaklanjuti rencana tersebut.

AYA/HmsNTB




Warga Bisa Olah Sampah Plastik Jadi Listrik Dan Ecobrick

“Limbah plastik di Kebun Kongok ke depan harus bisa dimanfaatkan, bisa saja dengan menciptakan produk menarik dan unik (ecobrick) ataupun mengubahnya menjadi energi biogas”

LOBAR.lombokjournal.com — Pemerintah provinsi NTB, dibawah kepemimpinan Zulrohmi terus berupaya mewujudkan lingkungan yang bersih, asri dan lestari.

Berbagai upaya terus dilakukan salah satunya yakni  pemasangan panel gas metana di TPA Regional Kebon Kongok Lombok Barat.

Pengelolaan sampah sejatinya tidak hanya berfokus pada menjaga kebersihan semata, tetapi juga harus mampu memikirkan bagaimana memanfaatkan sampah agar memiliki inovasi serta nilai jual.

“Ke depan kita akan melakukan terobosan baru,yakni menciptakan bahan bakar dan listrik melalui gas metana yang berasal dari sampah,” ungkap wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat meninjau lokasi kebakaran TPA Regional Kebon Kongok, Kamis (24/10) 2019.

Dikatakan wagub, 70 persen sampah yang dihasilkan masyarakat saat ini, rata rata adalah sampah plastik yang akan sulit diurai oleh tanah. Menurutnya, perlu kiat jitu sebagai solusi termasuk pemanfaatannya.

“Limbah plastik di Kebun Kongok ke depan harus bisa dimanfaatkan, bisa saja dengan menciptakan produk menarik dan unik (ecobrick) ataupun mengubahnya menjadi energi biogas,” kata ummi rohmi.

Menurut Ummi Rohmi, penggunaan panel gas metana ini sangat cocok untuk diterapkan di TPA Kebon Kongok, mengingat di TPA tersebut terdapat banyak timbunan sampah terutama limbah plastik.

Sistem Panel gas metana sendiri merupakan energi biogas terbaharukan,yang berfungsi untuk menangkap gas landfill, yang nantinya gas tersebut dijadikan bahan awal untuk menciptakan energi listrik.

Tahap awal yang harus dilakukan untuk menerapkan sistem biogas ini yakni dengan melakukan pengeboran sumur vertikal ke dalam timbunan sampah, kemudian dihubungkan ke dalam pipa untuk mengalirkan gas ke penampungan menggunakan blower atau biasa dikenal dengan sistem induksi vakum.

Disamping itu, pada kesempatan itu wagub juga mengingatkan pentingnya sinergitas antar stake holder dan harus tercipta dengan baik, termasuk mendorong kabupaten/ kota mengkampanyekan pilah sampah dari rumah secara masif, agar masalah sampah ini dapat teratasi dari hulu.

“Sudah saatnya kabupaten/kota sebagai penghasil sampah, harus pro aktif melakukan sosialisasi pilah sampah dari rumah. Karena setiap masalah harus tertangani dari akarnya dulu, termasuk mulai memilah sampah dari dapur rumah,” tegas wagub.

AYA/HmsNTB




Zhejiang Gongshang University, Tujuan Pendidikan Bisnis Program Beasiswa NTB di Tiongkok

Menyambut tawaran kerja sama bidang pendidikan dari Provinsi NTB, mendorong Rektor ZJSU dan jajarannya berencana segera mengadakan kunjungan balasan ke NTB

lombokjournal.com —

ZHEJIANG  ;    Lawatan Kerja Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah ke kampus pertama di Tiongkok adalah Zhejiang Gongshang University (ZJSU) di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang.

Kampus bisnis tertua dalam sejarah Tiongkok modern ini, menempati peringkat pertama untuk jurusan ekonomi dan keuangan di Zhejiang, dan ke-7 di Tiongkok.

ZJSU juga menjadi kampus terbesar yang mendukung perkembangan bisnis e-commerce di Tiongkok, terutama karena keberadaan markas pusat raksasa e-commerce Alibaba milik Jack Ma di Hangzhou.

Pembangunan Hangzhou menjadi kota bisnis sekaligus destinasi wisata, menarik minat Gubernur Zul untuk menjajaki kerja sama dengan kampus Zhejiang. Terutama untuk tujuan program beasiswa pendidikan 1000 sarjana NTB di luar negeri.

Gubernur Zul menyukai kota Hangzhou yang dengan segala kecepatan pembangunannya, tapi tetap cantik, sejuk dan mempertahankan segala tradisi juga seni budayanya.

Ia ingin mengirim mahasiswa NTB ke Zhejiang University untuk tidak hanya belajar bisnis, khususnya e-commerce yang bakal terus bersinar di masa depan. Namun juga bisa belajar bagaimana membangun sebuah kawasan secara komprehensif, baik fisik maupun nonfisik secara bersamaan.

“Sehingga istilahnya, maju dan modern kotanya, selalu bahagia warganya,” ucap Gubernur Zul dalam pidato pembukaannya di depan Rektor Universitas Zhejiang Gongshang, Prof. Chen Shoucan dan jajarannya, di Gedung Administratif Xiasha Hangzhou, Kamis (24/10/2019) waktu setempat.

Jika Provinsi NTB bisa mengirimkan banyak mahasiswa ke ZJSU, lanjut Gubernur Zul, maka selain belajar di kampus, mereka juga bisa menyerap ilmu para birokrat dan teknokrat di provinsi Zhejiang dalam membangun sebuah kota yang maju dan modern, tanpa meninggalkan jati diri dan kearifan lokal daerahnya.

Bagi Rektor ZJSU, Prof. Chen Shoucan, kedatangan rombongan Gubernur NTB merupakan sebuah kebanggaan.

Apalagi ada ratusan mahasiswa Indonesia yang belajar beragam jurusan di ZJSU. Dia berharap akan lebih banyak lagi mahasiswa asal Indonesia yang datang dan mengenyam pendidikan di ZJSU.

Kebutuhan kredibilitas tingkat internasional, mendorong ZJSU juga harus memperbanyak program serta keberadaan siswa intenasional.

“Kami sangat senang dan bangga mendapat kunjungan dari Bapak Gubernur NTB dan rombongan. Apalagi ketika mengetahui bahwa ZJSU menjadi tujuan untuk kerja sama bidang pendidikan. Termasuk beasiswa maupun pertukaran belajar mengajar. Dan sampai saat ini, tercatat ada lebih dari 100 mahasiswa Indonesia yang kuliah di sini, mengambil gelar S1 dan S2 berbagai jurusan. Semakin banyak siswa Indonesia belajar di sini, maka akan sangat menguntungkan bagi kedua pihak,” ungkap Prof. Chen.

Respon para rektor

Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof. Lalu Husni, dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Mutawali Abdul Haqqi, menyatakan sangat tertarik untuk membangun kerjasama dengan Zhejiang University.

Sejumlah jurusan seperti pariwisata, perencanaan kota dan pedesaan, teknologi pangan dan bioteknologi menjadi daya tarik bagi dua pimpinan kampus negeri di NTB itu.

Lalu Husni mengatan, Univesitas Mataram punya jurusan pariwisata dan yang terbaru Arsitektur, yang diyakini bisa diperdalam lagi di ZJSU ini.

Apalagi ketika mendengar dari Wakil Gubernur Zhejiang sebelum ke kampus ini, bahwa Hangzhou sebagai sebuah kota mampu menarik 140 juta pengunjung setiap tahunnya.

“Apalagi Zhejiang sebagai provinsi yang dikunjungi 700 juta wisatawan dan pebisnis per tahunnya. Tentu banyak sekali yang bisa dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswi kami di bidang turisme dan tata kota yang ingin melanjutkan kuliahnya di tingkat magister maupun doktoral,” ujar Prof. Lalu Husni.

Rektor UIN Mataram menyatakan tertarik dengan keunggulan ZJSU di bidang ekonomi dan bisnis. Menurutnya, UIN Mataram memiliki jurusan yang sangat relevan dengan jurusan utama kampus yang berdiri sejak 1911 itu.

Dikatakan, UIN Mataram punya jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam. Dengan perkembangan dan kelebihan ZJSU di bidang ekonomi bisnis, maka Rektor UIN Matarama sangat berminat untuk mengirimkan pelajar atau dosen untuk mendalami ilmu di bidang ekonomi bisnis itu.

“Mungkin memang ada sedikit perbedaan antara ekonomi bisnis umum dengan program yang kami sebut ekonomi bisnis syariah itu. Namun saya percaya pada dasarnya, kolaborasi dua “aliran” itu bisa dilakukan tanpa harus merusak pondasi ilmu masing-masing,” papar Prof. Mutawali.

Cerita mahasiswa

Dalam pertemuan itu, turut hadir 11 orang perwakilan mahasiswa S1 dan S2 yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. Salah satunya adalah Agnes, mahasiswi S2 jurusan bisnis yang berasal dari Surabaya Jawa Timur.

Menurutnya, enak nyaman dan murah menjadi salah satu alasannya kuliah di ZJSU.

“Di sini masih bisa dibilang terjangkau, bahkan ada beberapa yang lebih murah dibandingkan di Surabaya. Misalnya soal transportasi dan makanan. Dengan bujet Rp 2,5 – 3 juta/ bulan, sudah bisa tenang untuk konsentrasi belajar,” cerita Agnes.

Lain lagi kisah Hency, mahasiswi S2 ekonomi bisnis asal Pekalongan Jawa Tengah. Bagi dia yang tidak bisa berbahasa Mandarin, tidak jadi persoalan karena jurusan yang diambilnya diselenggarakan dalam bahasa Inggris.

Hency sebelum masuk ZJSU tidak bisa berbahasa Mandarin, sementara banyak orang bilang harus bisa bahasa Mandarin kalau mau kuliah di Tiongkok. Ternyata jurusannyaa termasuk program internasional, jadi pengantarnya dengan bahasa Inggris.

“Tapi pada akhirnya memang belajar bahasa Mandarin menjadi salah satu nilai tambah ke depannya ketika realitasnya, Tiongkok akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia ke depannya,” terang Hency.

Sementara Lucinda mahasiswi jurusan e-commerce bussiness asal Jakarta bercerita, bahwa kelebihan kampus ZJSU adalah bisa menjamin mahasiswanya belajar di tataran teori dan praktik sekaligus.

Luinda mengatakan, ZJSU cukup sigap dalam menjalin kolaborasi dengan kalangan korporasi di sini, apalagi ketika bisnis e-commerce sekarang menjamur di Hangzhou berkat Alibaba dan banyak perusahaan rintisan (startup) lainnya di provinsi Zhejiang ini.

“Saya bisa belajar teorinya, sekaligus bersamaan melakukan magang untuk mempraktikan ilmu itu di perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang pesat di sini. Apalagi progam internship di perusahaan sini itu dibayar cukup besar hehehe…,” cerita Lucinda sambil terkekeh.

Menyambut tawaran kerja sama bidang pendidikan dari Provinsi NTB, mendorong Rektor ZJSU dan jajarannya berencana segera mengadakan kunjungan balasan ke NTB.

Pembicaraan intens dan dilanjutkan penandatanganan kerja sama bidang pendidikan, bisa disegerakan ketika pihak rektorat ZJSU melihat langsung bagaimana kondisi dan situasi di NTB beserta kampus-kampusnya.

AYA/HmsNTB




Usai Resmikan Embung, Bupati Najmul Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian

Jika fasilitas pertanian yang diberikan Pemda bisa difungsikan sesuai dengan manfaatnya, tidak menutup kemungkinan KLU akan berkembang dan terwujud nyata sebagai daerah Agrowisata

BAYAN. Lombokjournal,com — Bantuan alat mesin pertanian diserahkan Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH kepada kelompok tani di Dusun Batu Keruk Desa Akar-akar, Rabu (23/10) 2019.

Bupati H. Najmul Akhyar yang didampingi Asisten II Ir. Hermanto, sebelumnya juga meresmikan embung di Batu Keruk, untuk mewujudkan daerah agrowisata pertanian di Kabupaten Lombok Utara.

Bupati H. Najmul di depan kelompok tani menyampaikan, hari ini (Rabu, 23/10), momen bagi pemerintah meluncurkan kran.

Peluncuran kran yang perdana itu diselenggarakan dan termasuk satu lompatan.

“Pemerintah Provinsi NTB terobsesi menjadikan Lombok Utara sebagai daerah industri pertanian di bumi Gora,” kata bupTI.

DIharapkannya, fasilitas yang diberikan pemerintah seperti alat-alat mesin pertanian tersebut pasti sudah dipikirkan terlebih dahulu manfaatnya bagi masyarakat. Karena sudah diperhitungkan dengan matang oleh konsultan perencana.

“Jadi saya sangat menyayangkan ada warga pada kelompok pengguna irigasi teknis, ada yang tidak setuju dan keluar,” ujar bupati.

Ditambahkan bupati, fasilitas pertanian yang diberikan tersebut berbiaya cukup mahal. Ia mengajak warga penerima manfaat untuk bersyukur lantaran ada embung penampung air.

Air di dalamnya akan menetes sehingga nantinya bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai peruntukannya. jika fasilitas pertanian yang diberikan Pemda bisa difungsikan sesuai dengan manfaatnya, tidak menutup kemungkinan KLU akan berkembang dan terwujud nyata sebagai daerah Agrowisata.

Bupati Najmul memberi contoh, kampung coklat Senara Desa Genggelang, wilayah perkebunan setempat yang telah dijadikan agrowisata edukasi.

Kelompok Tani Kampung Cokelat terbukti sukses karena berhasil mendapat juara 1 tingkat nasional, kebanggaan yang luar biasa bagi daerah. Ia berharap kelompok tani setempat bisa meniru jejak sukses kelompok tani Senara.

“Harapan saya sekali lagi manfaatkan ini dengan sebaik-baiknya,” kata bupati.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KLU, Ir. H. Nanang Matalata melaporkan, embung yang diresmikan itu salah satu embung yang dibangun tahun 2019 dari total embung yang ada.

Dalam anggaran DAK saja, total embung hampir 6 unit. Embung yang diresmikan itu termasuk salah satu embung yang dibangun dari dana pusat dengan kapasitas tampung kisaran 500 kubik debit air.

Mantan Asisten I ini mengungkapkan, sumur bor yang ada hingga saat ini sekitar 100 unit lebih tetapi yang telah dimanfaatkan secara optimal baru 25 unit.

“Seandainya sumur bor dimanfaatkan secara maksimal sebelum hujan turun untuk satu kali panen saja, bisa mengairi sampai 15 hektar sawah. Ke depan sumur-sumur bor tersebut kemungkinan akan kita optimalkan,” katanya.

Di tempat sama, Ketua Kelompok SPB 131 Marjuni menguraikan, embung di Dusun Batu Keruk Desa Akar- Akar itu dibangun dengan sumber dana dari APBN tahun anggaran 2019 dengan pagu dana 120 juta rupiah.

Dan embung yang diresmikan itu menghabiskan dana sejumlah 150 juta rupiah.

Marjuni menceritakan, embung pertanian pada kelompok tani setempat dibangun  dengan cara swakelola dan dikerjakan oleh anggota kelompok tani secara gotong royong. Ukuran panjang 12 m x 30 m dan kapasitas daya tampung 572 m kubik.

Luas lahan yang dialiri diproyeksi sekitar 22 hektar dengan pemanfaat sebanyak 23 kelompok tani.

Selain fungsi utama sebagai irigasi pertanian, sambung Marjuni, embung tersebut ke depannya diharapkan bisa menjadi obyek agrowisata tanaman pangan dan hortikultura.

“Harapan kami supaya Pemda memberi bantuan perpipaan. Pun di tempat lain kami juga berharap supaya dibangunkan embung seperti ini. Dan tolong dicairkan dana KUR, kami mengharapkan bantuan bapak bupati,” katanya.

Rangkaian acara diakhiri dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan kran embung, serta penyerahan bantuan alat pertanian mesin oleh Bupati Najmul kepada kelompok tani SPB 131.

sta/humaspro




Kabupaten/Kota Diingatkan Agar Mulai Sosialisasi Pemilahan Sampah

Perlu kerja sama dan koordinasi yang bagus antar kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan sampah, khususnya di TPA Kebon Kongok

LOBAR.lombokjournal.com —  Wakil Gubernur Provinsi NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengingatkan agar pemerintah kabupaten/kota mulai melakukan sosialisasi pilah sampah dari rumah.

Ini bagian dari penanganan permasalahan sampah yang selama ini menjadi tugas semua pihak.

Menurut wagub, kenyataannya ada 70 persen sampah adalah sampah plastik, jadi sekuat apapun Pemprov, tanpa dukungan kabupaten/kota tidak akan mungkin masalah sampah ini terselesaikan.

“Kabupaten/kota juga harus melakukan sosialisasi untuk pilah sampah dari rumah,” kata Wakil Gubernur saat meninjau lokasi kebakaran TPA Regional Kebon Kongok, Kamis (24/10) 2019.

Umi Rohmi sapaan akrab Wagub, menegaskan  perlu kerja sama dan koordinasi yang bagus antar kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan sampah, khususnya di TPA Kebon Kongok ini.

“Kebun Kongok ke depan harus bisa dimanfaatkan, dan sampah tertangani dari hulu,  itu mimpi kita semua, tetapi sangat butuh proaktif dari kabupaten/kota sebagai penghasil sampah,” ungkap Umi Rohmi.

Ia mengatakan, salah satu program yang akan dilakukan Pemprov NTB di TPA Regional Kebon Kongok nantinya yaitu pemasangan panel gas metana. Gas metan yang dihasilkan nantinya bisa dimurnikan sebagai bahan bakar kompor dan listrik.

AYA/HmsNTB




Gubernur Zul Tertarik Meniru Akselerasi Pembangunan Di Zhejiang

Kota dengan populasi sekitar 10 juta penduduk ini, juga mewajibkan penggunaan sepeda angin maupun sepeda motor listrik untuk warganya

lombokjournal.com —

HANGZHOU ;    Usai menghadiri agenda di Urban Planning Exhibiton Hall atau Balkon Perencanaan Kota Qianjiang New City, Tiongkok, Gubernur NTB Dr.H. Zulkieflimanysah bersama istri, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah, Rektor Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram langsung menuju Kantor Pemprov Zhejiang dan bertemu Wakil Gubernur Zhu Congjiu beserta jajarannya, Kamis (24/10) 2019.

“Setelah bertemu Wakil Gubernur Provinsi Zhejiang, Pak Zhu Congjiu beserta jajaran Kepala Dinasnya,  mendapat penjelasan bagaimana membangun kota secara masif. Tapi tetap menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan, wajarlah kenapa Kota Hangzhou dijuluki surga yang terhampar di bumi,” ujar Gubernur Zul, Kamis (24/10) 2019.

Menurut Gubernur Zul, pengawasan terhadap izin Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) dibuat sangat ketat dan detail. Sehingga pembangunan besar-besaran di Hangzhou dan kota-kota lainnya di Provinsi Zhejiang tidak merusak lingkungan dan kesejarahan.

Wakil Gubernur Zhejiang, Zhu Congjiu menjelaskan, pembangunan di provinsinya berparadigma tetap mempertahankan situs sejarah maupun cagar-cagar budaya di kota-kota seluruh Provinsi Zhejiang.

“Bahkan seni budaya menjadi salah satu obyek daya tarik pariwisata ke provinsi itu,” terangnya.

Dari pengamatan sepanjang perjalanan di Hangzhou, beragam ikon dan cagar budaya sejarah Tiongkok masih menghiasi setiap penjuru kota bersebelahan dengan bangunan-bangunan modern.

Taman-taman kota yang hijau sejuk dan bersih juga bertebaran. Sedangkan salah satu upaya pelestarian seni budaya di kota tua ini adalah pertunjukan tari di Danau Barat Hangzhou.

Gubernur Zul menuturkan, sehari sebelumnya ia menyaksikan seni tari Zuiyi Shi Hangzhou di atas Danau Barat. Sangat memukau dan spektakuler bagaimana memadukan seni tari tradisional dengan modernisasi teknologi panggung di permukaan air danau plus teknik video dan pencahayaan canggih, mengandalkan lanskap asli sekitar danau.

“Dan ini digelar setiap malam selama tiga musim di Tiongkok, kecuali musim dingin karena air danau membeku,” tambah gubernur.

Pertunjukan kesenian Zuiyi Shi di atas Danau Barat Hangzhou yang spektakuler, menjadi daya tarik yang kuat bagi para turis.

Dan pembangunan masif infrastruktur berbagai bidang, mendorong Hangzhou jadi kota tujuan investasi lima besar di Tiongkok.

“Turis dan pebisnis yang berkunjung ke Hangzhou mencapai 140 juta per tahun, sementara yang ke Provinsi Zhejiang hampir lima kali lipatnya, 700 juta orang. Itu untuk tujuan wisata dan bisnis, baik domestik maupun internasional,” kata Zhu Congjiu.

Di kota Hangzhou, tempat kantor pusat raksasa e-commerce Alibaba milik Jack Ma ini, konsep dan desain tata kota terlihat begitu rapi, megah namun tetap bersih dan asri.

Kota dengan populasi sekitar 10 juta penduduk ini, juga mewajibkan penggunaan sepeda angin maupun sepeda motor listrik untuk warganya. Sementara sepeda motor konvensional (berbahan bakar bensin) masih boleh dipakai di sejumlah wilayah pedesaan atau luar kota.

Selain regulasi alat transportasi ramah lingkungan, pengawasan uji emisi untuk kendaraan bermotor diberlakukan super tegas dan ketat, sehingga tidak ada cerita asap polusi yang tinggi di Provinsi berpenduduk sekitar 57 juta jiwa ini.

“Kami sediakan sepeda gratis di banyak titik kawasan kota, bisa dipakai selama satu jam dengan registrasi dan aplikasi. Begitu juga stasiun-stasiun pengisian ulang listrik untuk motor juga diperbanyak dan harga lebih murah, sehingga warga mau menggunakannya,” tutur Zhu.

Menurutnya, lapangan kerja juga sudah tidak lagi menjadi persoalan ekonomi di provinsi dengan pendapatan kapital tertinggi ketiga di Tiongkok ini.

“Pembangunan infrastruktur yang masif membuat masalah ketenagakerjaan terselesaikan di provinsi ini. Boleh dibilang susah mencari pengangguran di sini, kecuali orang yang benar-benar malas bekerja,” kata Wagub Zhu Congjiu.

Fakta-fakta kemajuan Hangzhou dan Provinsi Zhejiang, membuat Gubernur Zulkieflimansyah semakin yakin untuk menjalin kerja sama sister province antara NTB dengan Zhejiang.

Gubernur Zul megaku ingin meniru akselerasi pembangunan di Zhejiang, dan membangun kerja sama sister province dan sister city ke depannya.

Baik dari sisi pembangunan infrastruktur, tata kota atau permukiman, pertamanan hingga pendidikan. Termasuk dengan semangat mempertahankan kelestarian sejarah, seni budaya dan juga lingkungan.

“Yang penting ada niat dan kemauan, ditunjang dengan realisasi kinerja dan pembiayaan, kita bisa mencontoh pembangunan di Hangzhou dan menghadirkan konsep yang sama di NTB. Kita kerahkan segala sumber daya yang ada, mulai dari kampus berkolaborasi dengan seluruh dinas yang relevan hingga komunitas masyarakat untuk mewujudkannya,” kata Doktor Zul.

AYA/HmsNTB




JKN–KIS, Menyalurkan Semangat Dan Menebar Manfaat Bagi Sesama

“Jumlah iurannya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaat besar yang kami dapatkan selama ini. Terimakasih JKN–kIS”

lombokjournal.com —

SELONG   ;     Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Tampaknya hal itu sangat dirasakan oleh Siti Aisyah (40).

Tiga tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2016, ia harus menahan pahitnya kehidupan karena harus ditinggal oleh suaminya yang meninggal karena komplikasi penyakit diabetes.

Sudah sejak lama, suaminya H. Idham (55) menderita penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah ini membuat H. Idham harus bolak–balik opname ke rumah sakit.

Ia menuturkan, Sudah sejak dulu suaminya sakit gula. Mungkin sejak 10 tahun yang lalu. Satu jari kakinya bahkan sempat diamputasi karena penyakitnya itu.

“Awalnya cuma luka kecil, tapi lama – lama kok jadi tambah parah, tidak kunjung sembuh bahkan sampai ada baunya. Karena dikhawatirkan akan menyebar ke bagian kaki yang lain, akhirnya dokter memutuskan untuk mengamputasi jari kelingking kaki kanannya,” cerita Siti yang ditemui di warung tempatnya berjualan, Senin (18/03).

Saat itu, Siti dan keluarganya belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ketika itu penghasilan dari pekerjaan H. Idham sebagai kontraktor tidak memberatkan mereka untuk membayar seluruh biaya pengobatan.

Namun lama kelamaan seiring waktu berjalan, penyakit yang diderita suaminya semakin parah hingga berdampak merusak organ – organ tubuhnya yang lain. Uang yang mereka habiskan untuk berobat pun semakin lama semakin besar. A

Akhirnya atas saran anggota keluarganya, Siti Aisyah memutuskan untuk mendaftarkan keluarganya ke BPJS Kesehatan.

Siti Aisyah mengenang, tahun 2016 ia bersama keluarganya mulai terdaftar sebagai peserta JKN – KIS. Gaji suaminya sudah habis untuk biaya perawatan yang hampir ratusan juta.

“ Bersyukur sekali rasanya kala itu beban kami diringankan oleh BPJS Kesehatan. Namun, selang beberapa minggu setelahnya, suami saya meninggal dunia karena sakit jantung. Kata dokter itu karena komplikasi dari penyakit diabetesnya,” kenang wanita 3 orang anak ini.

Takdir memang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Setelah suaminya meninggal, ia harus banting tulang untuk menghidupi 3 orang anaknya dengan berjualan di warung.

Namun, hal itu tidak membuatnya untuk menyerah. Dengan kondisi tubuhnya yang masih sehat, ia masih mampu untuk bekerja mencari nafkah.

“Kejadian itu terus membuat saya berpikir, entah akan seperti apa nasib kami, jika sampai sekarang belum mempunyai kartu JKN – KIS. Setelah ayahnya meninggal, anak kedua saya Linda (11) sering sakit – sakitan dan harus beberapa kali menginap di rumah sakit. Alhamdulillah, sekarang saya tidak perlu khawatir, kan sudah ada yang menanggung,” ungkap Siti sambil menunjukkan kartu JKN – KIS miliknya.

Di akhir pertemuannya dengan tim Jamkesnews, Siti Aisyah mengungkapkan akan terus rutin memenuhi kewajibannya untuk membayar iuran.

Ia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Demi menyiapkan diri dan keluarganya dari hal – hal yang tidak diinginkan jika terjadi kelak.

“Walaupun saya hanya berjualan di warung saya masih mampu untuk tetap rutin membayar iuran kami berempat. Saya tidak mau menunggak, nanti repot ketika sakit. Jumlah iurannya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaat besar yang telah kami dapatkan selama ini. Terimakasih JKN – KIS,” kata Siti.

ay/hd/Jamkesnews

Narasumber : Siti Aisyah




Salmin Menggunakan Kartu Sakti JKN-KIS, Untuk Tangkal Hipertensi

Kartu JKN – KIS yang telah didapatkan Salmin sejak tahun 2016 tersebut membuat ia dan keluarga kecilnya selalu tenang  tanpa khawatir apabila sakit, karena sudah memiliki perlindungan kesehatan

lombokjournal.com —

SELONG   ;    Salmin (43), pekerja wiraswasta asal Desa Jerowaru ini memang sudah lama menderita hipertensi. Pekerjaan yang dilakukannya terkadang membuatnya sering merasa kelelahan dan jarang memperhatikan kondisi tubuhnya.

Namun semenjak Salmin dirawat di rumah sakit akibat kelelahan dan tekanan darah yang tinggi, membuatnya harus mengutamakan kesehatannya.

Darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit yang mayoritas diderita oleh masyarakat Indonesia, khususnya pada kalangan usia dewasa sampai lanjut usia.

Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi ketika hasil pemeriksaan tekanan darahnya mencapai 140 mmHg atau lebih pada tekanan sistolik, dan 90 mmHg atau lebih pada tekanan diastolik.

Hal itu bisa disertai dengan munculnya gejala nyeri pada bagian tengkuk atau leher, sakit kepala yang parah disertai mual, nyeri dada hingga sulit bernapas.

Menurut Salmin, sebelumnya ia tidak tahu kalau punya tekanan darah tinggi. Mungkin karena iabekerja terlalu berat, sehingga drop, kemudian masuk rumah sakit.

“Saya jadi tahu kalau selama ini tekanan darah saya tinggi sekali, waktu itu 170/100 mmHg. Pantas saja saya sering pusing, nyeri dada, dan merasa nyeri di bagian tengkuk, seperti ada beban berat menimpa leher saya,” tuturnya.

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, bapak satu anak ini pun lantas harus mulai rutin kontrol ke puskesmas atau rumah sakit dan minum obat penurun tekanan darah setiap harinya. Makanan dan aktivitas yang dilakukannya sehari – hari pun harus mulai terkontrol.

Salmin tidak boleh merokok, mengurangi makanan – makanan yang bersantan dan yang asin – asin. Bahkan harus rutin olahraga, paling sedikit 1 kali seminggu. Obatnya juga harus diminum setiap hari, tidak boleh terlewat sehari.

“Syukur ada istri saya yang selalu mengingatkan. Yang utama sih, saya tidak khawatir masalah uang yang harus saya keluarkan setiap kontrol ke dokter. Sudah punya kartu JKN – KIS. Semuanya gratis. Saya tidak keluar biaya sedikitpun sejak dirawat di rumah sakit sampai kontrol dan obat rutin setiap bulannya,” cerita Salmin, peserta JKN – KIS yang termasuk dalam segmen PBPU.

Di tengah wawancaranya dengan tim jamkesnews, Salmin mengungkapkan sangat bersyukur karena dapat menjadi bagian dari program BPJS Kesehatan.

Kartu JKN – KIS yang telah didapatkannya sejak tahun 2016 tersebut membuat ia dan keluarga kecilnya selalu tenang  tanpa khawatir apabila sakit, karena sudah memiliki perlindungan kesehatan.

“Saya harap, program yang sangat baik ini akan terus berlanjut untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat dengan prinsip gotong royongnya. Sekali lagi terima kasih JKN – KIS,” tutup Salmin.

ay/hd/Jamkesnews

Narasumber : Salmin