M16: NTB Butuh Gebrakan, Bukan Pencitraan

“Terlalu dini mengklaim hal tersebut lantaran sangat debatable, toh realita di lapangan tak sebombastis yang terpampang di headline koran”

MATARAM.lombokjournal.com —  Kepemimpinan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalillah, dinilai lemah dan dalam setahun kepemimpinannya belum memenuhi janji-janjinya .

Sorotan atas kepemimpinan Zul-Rohmi itu disampaikan Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram, Bambang Mei Finarwanto,  Rabu (02/10) 2019.

“Sudah lebih dari setahun memimpin, masih banyak janji yang belum terpenuhi,” ujar Direktur M16 Mataram, Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, NTB,

Berdasarkan laporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, pria yang akrab disapa Didu, menyebut baru empat dari total 15 indikasi strategis dalam RPJMD yang dicapai pasangan Zul-Rohmi.

Didu mengatakan, tiga indikator strategis seperti penurunan angka kemiskinan, indeks kebermanfaatan infrastruktur, dan gini ratio tidak mencapai target.

Di tengah sorotan dan kritikan tajam, kata Didu, Zul-Rohmi justru mengambil jalan pintas dalam hal pencitraan yakni mamerkan klaim di sebuah harian lokal di NTB dengan judul “Ekonomi Bersinar, Kemiskinan Memudar”.

“Terlalu dini mengklaim hal tersebut lantaran sangat debatable, toh realita di lapangan tak sebombastis yang terpampang di headline koran,” tukasnya.

Menurut Didu, sudah sepantasnya Kepala Daerah mendapatkan kritik dan seharusnya bisa menerimanya dengan lapang dada.

Namun yang terjadi, kata Didu, kepala daerah justru tampak baper dan menggunakan cara-cara yang akan memancing perdebatan.

“Tidak usah jauh-jauh, bagaimana proses penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi gempa yang belum juga rampung, fokus itu dulu,” katanya .

Belum usai penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa, kebijakan Zul-Rohmi soal beasiswa juga menjadi sorotan.

Didu mengaku setuju dengan program-program yang berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk pemberian beasiswa. Namun, menurut Didu harus dilakukan dengan baik agar tidak muncul permasalahan di kemudian hari.

“Pemimpin itu yang dipegang omongan dan kebijakan, kalau omongannya sudah tidak konsisten, bagaimana kebijakannya,” imbuhnya

Persoalan beasiswa ke luar negeri, kata Didu, bukti nyata tidak konsistennya Zul. Awalnya, Zul mengklaim program beasiswa tidak berasal dari APBD dan menggunakan dana dari sponsor. Namun, kata Didu, Zul enggan membuka data-data terkait nama sponsor dan model kerja samanya.

“Transparasi ini penting, kami (M16) sudah berkali-kali mendorong Pemprov NTB membuka data sponsor tapi tidak dihiraukan,” kata Dir Mi6 yang juga mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode1996 s.d 2002.

Kekhawatiran Didu terbukti tatkala mulai terdengar ada yang tidak beres dengan program beasiswa. Bahkan, lanjut Didu, Ombudsman NTB sampai turun tangan dan melakukan investigasi yang mengungkapkan adanya persoalan pada program beasiswa.

Hal lain yang juga dalam sorotannya ialah arah pengembangan sektor pariwisata NTB.

Didu menyampaikan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Lombok melalui Bandara Internasional Lombok pada Januari-Agustus 2019 hanya sebanyak 80.232. Penumpang atau turun 27,94 persen dibandingkan Januari-Agustus 2018 yang sebanyak 111.342 penumpang.

Memang, masih ada pintu masuk lain bagi turis asing seperti jalur laut. Meski begitu, penurunan kedatangan wisman yang menggunakan moda pesawat menjadi indikator belum benar-benar pulihnya sektor pariwisata NTB.

“Tahun lalu mungkin wajar ada penurunan wisman karena sedang ada musibah gempa, namun tahun ini kok belum ada perbaikan yang signifikan, malah menurun,” tukasnya .

Me




TAFE  Australia Tawarkan Kerjasama Dengan NTB

“Kita berharap ada kerjasama kongkret antara TAFE dengan NTB”

Gubernur Zul dan Daniel Sprague

MATARAM.lombokjournal.com —  Daniel Sprague, Regional Manager, TAFE International Western Australia (TIWA) tertarik dengan program pengiriman para mahasiswa untuk menuntut ilmu di luar negeri yang digagas Pemprov NTB.

Ketertarikannya itu diungkapkan saat bertemu Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, di ruang kerjanya, Selasa (01/10) 2019.

TAFE merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pemerintah Australia.

Lembaga ini bergerak di bidang pembinaan dan pelatihan bagi para pemuda, pelajar dan mahasiswa yang hendak mendapatkan pekerjaan atau yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Daniel menawarkan kerjasama di bidang pendidikan bagi anak-anak NTB. Termasuk beasiswa pendidikan, short course dan sejumlah training.

Sehingga, anak-anak NTB, setelah mengikuti kegiatan dan kembali ke daerahnya dapat berkontribusi bagi masyarakat.

Gubernur Zul menjelaskan, pengiriman anak-anak NTB untuk belajar ke luar negeri dihajatkan agar memiliki kepercayaan diri dalam pergaulan internasional.

Termasuk memiliki wawasan dan jaringan yang luas serta menghilangkan rasa primordialisme di antara anak-anak NTB.

Bang Zul bersama Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah telah mengirim 374 anak muda NTB untuk belajar ke berbagai negara.

Terbaru, dikirim 174 mahasiswa NTB ke Malaysia dan Polandia, baik yang mengambil program magister maupun program doktor. Program ini akan terus berlanjut selama periode kepemimpinan Zul-Rohmi.

Usai bertemu Bang Zul menjelaskan, akan membantu meningkatkan kapasitas anak-anak NTB melalui pelatihan. Sehingga mereka memiliki skill untuk menunjang ekonomi masyarakat.

Apalagai NTB merupakan salah satu destinasi wisata terbaik dunia.

“Kita berharap ada kerjasama kongkret antara TAFE dengan NTB,” harapnya.

AYA/HmNTB




BNNP NTB Musnahkan Barang Bukti Sabu-sabu 480,76 gram

BB yang berhasil diamankan dari tangan tersangka warga Lombok Timur , sebanyak lima bungkus dengan berat 493,20 gram

MATARAM.lombokjournal.com – Barang bukti Sabu 480, 76 gram sebelum dimusnahkan, BB yang berhasil diamankan dari tangan tersangka berinisial Ams alias Bagong,  dimasukkan satu persatu satu kemudian baru di blender seperti jus.

Kemudian setelah diblender narkoba yang dibungkus dalam lima klip plastik tersebut dimusnahkan kemudian dicampur dengan oli.

Pemusnahan dilakukan oleh Kepala BNNP dan Kasi Pemberantasan, disaksikan langsung oleh pejabat dari Kejati,Pengadilan Negeri Mataram, Dinas Kesehatan, Pengacara dan  tersangka.

Kepala BNNP NTB,Brigjen Pol Gde Sugianyar mengataka, barang bukti narkoba dengan jenis sabu yang dimusnakan merupakan BB  tindak pidana yang berhasil diungkap tanggal 9 Agustus 2019 kemaren.

“BB diamankan dari dikantor cabang salah satu ekspedisi  di jalan Anyelir  Kota Mataram dengan tersangka AMS alias Bagong,” kata Gde, Selasa (01/10)) 2019 pagi.

Menurutnya, BB yang berhasil diamankan dari tangan tersangka warga Lombok Timur tersebut  sebanyak lima bungkus dengan berat 493,20 gram.

“Setelah dikurangi bungkus dan disisihkan untuk barang bukti dan lab di BPOM RI Mataram sehingga barang bukti yang dimusnahkan seberat 480,76 gram,” terangnya.

Pengacara tersangka, Usep Syarif Hidayat, mengatakan,  BB yang dimusnakan sudah sesuai  hasil penangkapan setelah dikurangi dengan uji lab dan alat bukti dipersidangan.

“Nanti di persidangan akan melakukan upaya upaya agar tersangka dapat keringanan hukum,”ucapnya.

AYA

 

 




Situasi Papua Sudah Kondusif,  159 Warga NTB Menanti  Proses Evakuasi

“Ini data tadi malam. Mudah-mudahan pagi ini sudah banyak yang diterbangkan ke Jayapura”

MATARAM.lombokjournal.com — 159 warga NTB yang kebanyakan sudah di Jayapura, kini tengah menanti proses evakuasi.

Mereka menunggu pesawat yang akan menerbangkan mereka kembali ke NTB.

Sejauh ini, situasi di Papua terbilang sudah lebih kondusif. Warga NTB di Papua juga dalam keadaan aman, tidak ada korban jiwa.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, T. Wismaningsih, Drajadiah, S.Sos, menyampaikan kondisi terakhir warga NTB DI Papua,  Selasa (01/10) 2019.

Menurut Wismaningsih, data sementara saat ini memperlihatkan adanya 159 orang warga NTB yang tersebar di sejumlah daerah di Papua.

Dari jumlah tersebut, sebagian telah keluar  dari Papua. Sisanya, yang belum dievakuasi mencapai 159 orang.

Dari 159 orang tersebut, sebanyak 89 orang sudah berada di Yonif 751, Sentani, Jayapura, Papua. Mereka terdiri dari 6 warga Dompu, 3 warga Lombok, 7 warga Sumbawa, 1 warga Kota Bima dan 72 warga Kabupaten Bima.

Di luar Yonif, masih ada 70 orang yang tersebar di berbagai tempat di Papua. Terdiri dari, 55 orang di Jayawijaya, 1 orang di Puncak Jaya, 6 di Yolimo, 3 di Polikara dan 5 orang di Lami Jaya.

“Ini data tadi malam. Mudah-mudahan pagi ini sudah banyak yang diterbangkan ke Jayapura,” ujar Wismaningsih.

Wismaningsih menerangkan, total 159 orang yang terdata itu merupakan warga NTB yang mengungsi. Masih banyak lagi warga NTB lainnya yang tidak mengungsi.

Kebanyakan mereka tidak mengungsi karena bertugas. Misalnya, warga yang merupakan personel TNI atau pegawai pemerintahan.

“Ini juga merupakan kebijakan nasional, untuk keamanan daerah, agar nanti tidak terjadi kekosongan di Papua,” ujarnya.

Wismaningsih menerangkan, kondisi warga NTB di Papua cukup terjamin. Ia juga menegaskan tidak ada warga NTB yang meninggal dunia akibat kejadian ini.

“Warga masyarakat NTB, Alhamdulillah dalam kondisi baik. Mereka mendapat fasilitas dari Danrem setempat di Yonif 751 Jayapura, sehingga tidak tidur di tenda. Bahkan, Kabid dan Koord Tagana ikut tidur di lokasi ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, anak-anak pengungsi bahkan mendapatkan fasilitas permainan seperti odong-odong untuk membuat mereka lebih gembira di pengungsian. Ketersediaan logistik, menurutnya juga sudah sangat terjamin.

Semua perkembangan ini selalu dipantau oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.

“Pak Gubernur dan Ibu Wagub komitmennya sangat bagus, beliau mempersilakan evakuasi mengunakan apa saja yang dimungkinkan. Pesawat komersial juga tidak masalah. Karena memang belum ada penerbangan dengan pesawat herkules,” imbuhnya.

Selain itu, Wismaningsih menambahkan, koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB juga terus dilakukan.

“Kabupaten Bima sudah datang Kadisnya. Untuk provinsi, kita mengutus hari Jumat kemarin. Dari Sumbawa, kadisnya juga sudah menanyakan,” katanya.

AYA