Dengan JKN-KIS, Usaha Lancar Karyawan Sejahtera

Tak hanya itu, ia juga berpesan bagi peserta JKN-KIS untuk membayar iuran tepat waktu, karena iuran yang dibayarkan sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan program JKN-KIS

lombokjournal.com —

BIMA  ;    Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, kepesertaan program jaminan sosial bersifat wajib bagi seluruh penduduk Indonesia.

Termasuk pemberi kerja atau biasa disebut Badan Usaha yang wajib mendaftarkan karyawan beserta anggota keluarganya ke dalam program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat.

Supriyadi (35), pemilik usaha percetakan di Bima contohnya, ia sangat paham akan kewajiban pengusaha dan ia pun sangat peduli dengan kesejahteraan karyawannya, terbukti karyawannya sudah didaftarkan ke program JKN-KIS.

Dikaatakannya, dengan mendaftarkan karyawannya  sebagai peserta JKN – KIS, maka ia sudah tidak takut lagi jika terjadi sakit karena sudah dapat perlindungan dari BPJS Kesehatan.

Bekerja lebih tenang, selain itu karyawan dan keluarga juga terjaga kesehatannya.

“Bagi saya karyawan merupakan aset yang paling penting dalam menjalankan usaha, oleh sebab itu semua hak-hak mereka harus saya penuhi dengan baik, salah satunya dengan mendaftarkan mereka pada program JKN-KIS. Ini bukan hanya sekedar  memenuhi ketentuan pemerintah, akan tetapi Program JKN-KIS memang sangat membantu karyawan dan juga saya sebagai pengusaha,” ujar Supri, panggilan akrabnya.

Saat ditanya pengalamannya menggunakan kartu JKN – KIS, Supri justru belum pernah menggunakan selama ini. Supri bersyukur masih diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga masih bisa bekerja dan menyisihkan rejekinya untuk membantu sesama.

“Alhamdulillah selama ini belum pernah sakit berat paling sebatas batuk, pilek, demam saja, namanya juga manusia yang bisa capek. Saya cukup istirahat di rumah saja,  jadi iurannya bisa buat nolong orang lain,” jelas Supri.

Supri juga mengajak masyarakat di Kota Bima  untuk menjadi peserta JKN-KIS, karena sakit tidak tahu kapan datang nya. Tak hanya itu, ia juga berpesan bagi peserta JKN-KIS untuk membayar iuran tepat waktu, karena iuran yang dibayarkan sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan program JKN-KIS.

“Ayo kita sisihkan sebagian rejeki kita untuk bergotong royong menjadi peserta JKN – KIS dan membantu sesama. Tidak ada orang yang menjadi miskin jika senang berbagi rejeki,” kata Supri.

Ay/ad/jamkesnews

 




Manjakan Mandalika, Pemerintah Tak Urus Potensi Pariwisata Yang Lain

Pengembangan Mandalika dinilai menutup peluang pengembangan pariwisata lain.

MATARAM.lombokjourna.com —   Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Islami Indonesia (APII) TGH Fauzan Zakaria  berharap, agar pemerintah juga memperhatikan keindahan alam yang ditawarkan dari pesona Sembalun di Kabupaten Lombok Timur.

“Kita akan kreated Sembalun sebagai satu – satunya wisata gunung yang terbaik di Lombok. Jangan sampai NTB atau Lombok ini hanya dikenal dengan Mandalikanya saja. Mandalika itu adalah pintu gerbangnya pariwisata di Lombok, masa wisatawan baru datang ke Mandalika terus balik lagi,” katanya, Rabu (31/7).

Menurutnya, siapa tak bangga dengan pengembangan pembangunan pariwisata Kawasan Ekonomi Khusus KEK Mandalika di Lombok Tengah, yang kini menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan nasional.

Totalitas pemerintah untuk terus berbenah memoles KEK Mandalika seakan tak henti.

Namun bukannya membuat masyarakat NTB menjadi sepenuhnya puas, pengembangan Mandalika dinilai menutup peluang pengembangan pariwisata lain.

TGH Fauzan juga melontarkan penjelasan keamanan dari wilayah Sembalun di Lombok Timur yang disebutkan terdampak perlintasan cincin api sesar gempa.

Sebagaimana yang diyakini dari pakar gempa, yang menyebutkan setelah megatrush dikeluarkan di wilayah tersebut maka hingga puluhan tahun bahkan ratusan tahun akan aman dari bencana gempa bumi.

“Kalau soal gempa inikan saat ini sudah aman. Wilayah Lombok Timur itu sudah mengeluarkan megatrusHnya, jadi sebagaimana dikatakan peneliti maka daerah itu dinyatakan sebagai wilayah yang aman dari gempa,” ucapnya.

Mantan Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (NTB) ini juga menilik potensi yang besar dari alam Sembalun.

Ia mengatakan meski indah, namun perlu sedikit polesan untuk membuatnya lebih menarik lagi. Seperti halnya pembenahan infrastruktur serta memperbanyak atraksi atau event agar membuat wisatawan yang berkunjung dapat berlama – lama menikmati wisata di Sembalun.

Termasuk dengan mengangkat budaya lokal yang dapat menjadi potensi bidikan kamera para wisatawan yang datang.

Wilayah Sembalun yang juga dikenal sebagai salah satu sentra bawang nasional ini, dinilai TGH Fauzan sebagai potensi yang dapat dikombinasikan dengan perkembangan priwisata di daerah tersebut.

“Bagaimana sekarang pemerintah ini menumbuhkan itu semua, industri – industri yang ada. Bagaimana caranya pertanian diselaraskan dengan pariwisata. Seperti halnya agrowisata yang harus diedukasi agar kualitasnya semakin bagus,  kuantitas hasilnya semakin meningkat. Perlu peningkatan teknologi pertanian agar hasil tani memiliki nilai jual tinggi,” jelasnya.

Dan yang mendasar, diungkapkan TGH Fauzan adalah potensial dari sisi religius. Dimana NTB yang dikenal dunia sebagai wisata halal sejatinya harus didorong dengan segala sesuatu yang benar – benar bernuansa halal.

Di Lombok Timur ini lanjut Fauzan, kental dengan kota santrinya. Mayoritas penduduk muslim terbesar NTB serta kultur budaya yang tak lepas dengan tradisi keislaman.

“Saya melihat paling besar potensinya untuk wisata halal itu ya Lombok tumor,  dari segi kultur persentasi penduduk muslim dengan keberagaman yang kental dengan budaya,” jelasnya.

AYA (*)




Hayi Nukman Ciptakan Aplikasi “SAMPUN” , Teknologi Informasi Mengelola Sampah Menjadi Uang

Adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com —  Di tengah geliat pemerintah daerah mewujudkan NTB Asri dan Lestari melaui program bebas sampah (Zero Waste), Hayi Nukman, seorang pemuda asal Narmada Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB, bersama teman-temannya menghadirkan sebuah inovasi  teknologi informasi, yakni  membuat aplikasi bernama Sampah Untuk Negeri (SAMPUN).

Hayi memang dilahirkan dengan bakat dan skill dibidang teknologi. Sejak sekitar 6 tahun yang lalu, ia mengaku sudah berkiprah di industri Teknologi informasi.

Ia punya keinginan besar berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat. Keinginam itu membuatnya terus berkreasi untuk menciptakan teknologi mengubah sampah menjadi sumber daya bagi masyarakat kini terwujud.

Istilah “Sampun” diambil dari Bahasa sasak yakni berarti sudah.

“Nama SAMPUN kita ambil dari bahasa ibu kita, yakni bahasa Sasak. Dimana Sampun dalam bahasa Sasak berarti Sudah.” tutur Hayi di Narmada, Selasa(30/07-2019).

Cara kerja aplikasi SAMPUN sangatlah sederhana. Masyarakat cukup datang ke BSU (Bank Sampah Unit) partner yang sudah disiapkan dengan membawa sampah dan KTP sebagai ID tabungan sampah dari masyarakat.

Dengan adanya aplikasi SAMPUN, masyarakat akan lebih mandiri dan menyadari bahwa sampah dapat menjadi sumber daya, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang akan membuang sampah begitu saja.

Dari ID KTP akan dikonversi dengan nomor rekening tabungan di bank yang telah bekerjasama dengan SAMPUN.

“Setelah sampahnya ditimbang, nilai sampah langsung dikonversi ke nilai rupiahnya. Alat timbangan digital tersebut sendiri adalah karya anak NTB yang termasuk kategori timbangan pintar, karena langsung mengirim data ke aplikasi,” jelasnya.

Hasil pengumpulan sampah yang telah ditimbang akan langsung masuk ke dalam tabungan.

Kemudian, nilai uang di dalam buku tabungan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti membeli sembako, membeli pulsa listrik, membeli Gas, beli pulsa HP dan lain-lain.

“Ked epan, juga kita upayakan untuk membayar obat di Puskemas atau fasilitas kesehatan lainnya yang menjadi partner kita, dan tidak menutup kemungkinan, bayar sekolah nantinya bisa dengan ini,” papar Hayi.

Dengan inovasi teknologi ciptaannya itu, Hayi berharap agar sampah tidak hanya menjadi barang yang dibuang begitu saja. Namun sampah dapat menjadi sumber daya dan dengan aplikasi ini masyarakat dapat membuat sampah menjadi berkah.

Menurutnya, tantangan yang paling sulit saat ini adalah bagaimana  menyadarkan masyarakat. Terutama tentang pentingnya menjaga lingkungan dan nilai dari sampah itu.

Namun dengan aplikasi SAMPUN ini, ia optimis, secara perlahan akan tumbuh kesadaran masyarakat akan sampah. Jika dikelola dengan baik, sampah bukan lagi sumber petaka melainkan bisa menjadi berkah.

“Saya pulang ke Lombok juga karena ingin bermanfaat bagi daerah dan masyarakat sendiri, ada kepuasan hakiki,” tuturnya.

AYA




Di Telong Elong, Lombok Timur, Gubernur  Zul Mendengar Langsung Keluhan Nelayan

Nelayan ingin agar pimpinan dan para pemangku kepentingan datang serta mendengar keluhan mereka. Lalu, menghadirkan solusi-solusi sederhana untuk mereka

SELONG.lombokjournal.com —  Berdialog dengan para nelayan, membuat  Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bisa menyaksikan sendiri budidaya lobster dengan keramba-keramba yang berada di tengah laut.

Selain itu, menyapa dan berinteraksi dengan nelayan di Telong Elong, Lombok Timur, Selasa (30/7), Gubernur Zul  bisa langsung mendengar keluhan mereka.

Dan dari dialog itu, Pemprov NTB bisa memberi solusi kebijakan yang tepat sasaran.

Dari pertemuan dengan nelayan di Telong Elong, Lombok Timur, gubernur langsung melihat potensi lautnya, dan mendapatkan gambaran yang lebih jernih mengenai sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan.

“Nelayan kita punya harapan yang sederhana dan tidak muluk-muluk,” kata Gubernur Zul.

Nelayan ingin agar pimpinan dan para pemangku kepentingan datang serta mendengar keluhan mereka. Lalu, menghadirkan solusi-solusi sederhana untuk mereka.

Doktor Zul menambahkan, dengan melihat langsung aktivitas nelayan di lapangan, ada banyak perspektif lain yang ditemukan.

“Memang banyak bedanya dengan cerita-cerita yang sering disampaikan di kantor-kantor kami,” ujarnya.

Tahun ini, Pemprov menyiapkan anggaran sekitar Rp236,76 miliar untuk 13 program pengentasan kemiskinan. Dari anggaran tersebut, nelayan juga mendapatkan alokasi anggaran yang signifikan.

Untuk nelayan, Pemprov NTB menyiapkan program budidaya udang/motorisasi nelayan yang akan mendapat alokasi Rp3,2 miliar.

Pemprov NTB akan memberikan dukungan kebijakan untuk budidaya udang bagi nelayan miskin di halaman rumah mereka.

Selain Pemprov NTB, pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota di NTB juga telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Baru-baru ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui UPTnya, Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) juga telah menggelar kegiatan pelatihan bagi istri nelayan.

Pelatihan ini bekerjasama dengan Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP). Puluhan istri nelayan di Pantai Tanjung Karang Mataram, dilatih mengolah hasil tangkapan agar bisa memiliki nilai tambah.

Kebijakan peningkatan nilai tambah melalui terbangunnya industri rumahan, merupakan salah satu agenda kebijakan NTB Gemilang yang terus.

AYA/HmsNTB  (*)

 




Peserta Puas Karena Pelayanan BPJS Kesehatan Maksimal

Dengan mengikuti Program JKN-KIS, bisa tenang dalam beraktivitas. Selain itu, keuangan keluarga juga lebih stabil apabila ada yang jatuh sakit

lombokjournal.com –

Muhaffan (45), seorang wiraswasta,  yang sudah menjadi peserta Program JKN-KIS dan  rutin membayar iuran menegaska, program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),banyak membantu masyarakat.

Hingga saat inii Muhaffan mengaku masih dikaruniahi kesehatan yang baik.  Karena itu, ia memang belum pernah menggunakan kartunya.

“Tapi bila nanti saya atau keluarga saya sakit tinggal bawa kartu ini,” kata Muhaffan saat ditemui, Jumat (26/07) 2019.

Ia tidak berhrap sakit, tapi karena seseorang selalu akan mengalami sakit. Bila saat sakit itu tiba, Muhaffan mengaku tiidak khawatir.

“Semoga langsung bisa diobati. Apabila saya sakit, nanti kan bisa di-cover karena selalu bayar iuran. Dari cerita tetangga saya yang sudah pernah pakai, urusannya tidak repot dan juga pelayannya juga tidak dibeda-bedakan antara peserta Program JKN-KIS dengan yang  bukan peserta,” jelasnya,

Muhaffan menuturkan, Program JKN-KIS ini harapan bagi masyarakat Indonesia yang kurang mampu secara finansial.

Menurutnya, dengan mengikuti Program JKN-KIS, dirinya bisa tenang dalam beraktivitas. Selain itu, keuangan keluarga juga lebih stabil apabila ada yang jatuh sakit.

Muhaafan mengaku, ia  rajin bayar iuran karena  takut saat jatuh sakit, ia tidak punya pegangan uang.

“Program JKN-KIS juga salah satu program pemerintah yang berhasil menurut saya. Sebagai wiraswasta, penghasilan tiap bulannya tidak menentu, ya saya takut saja saat anak saya tiba-tiba jatuh sakit, saya sedang tidak pegang uang,” jelasnya.

Selain menuturkan Program JKN-KIS, Muhaffan  juga memberikan pendapatnya mengenai pelayanan yang diterima bgi peserta program JKN-KIS.  Ia menegaskan, pelayanannya ini sangat baik bagi peserta Program JKN-KIS.

“Kalau ada yang bilang, pelayanannya kurang baik bagi yang membawa BPJS Kesehatan, itu tidak benar. Kalau soal antrian, itu soal wajar. Yang jelas, mulai dokter sampai petugas kkesehatan lainnya, peserta yang membawa kartu itu tidak ada dibedakan dengan pasien lainnya.,” ujar Muhafan.

Program JKN-KIS sangat membantu, dan jelas tidak menambah angka orang miskin sebab berobat dengan kartu BPJS Kesehatan tidak perlu  mengeluarkan biaya ap pun.

DA/pm/JAMKESNEWS

 




Indek Kesehatan NTB, Naik Dari Posisi 19 Ke Posisi 11

Peningkatan yang cukup bermakna terlihat pada sub indek kesehatan lingkungan, sub indeks penyakit menular, perilaku, dan kesehatan reproduksi sub indeks penyakit menular, perilaku, dan kesehatan reproduksi

Nurhandini Eka Dewi

MATARAM.lombokjournal.com –  Tahun 2013, Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) NTB, masih di posisi 19, tapi  saat ini sudah berada pada posisi 11 dari seluruh Provinsi di Indonesia.

Berarti ada peningkatan signifikan dibandingkan 5 tahun lalu.

“Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada Juli 2019, IPKM kita naik dari urutan 19 di tahun 2013 menjadi urutan 11,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Selasa (30/07/19).

Peningkatan IPKM menunjukkan perbaikan kualitas kesehatan masyarakat NTB. IPKM  digunakan untuk memonitor keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat dan melihat penentuan peringkat provinsi dan kabupaten/kota.

Dikeluarkannya nilai indeks ini juga untuk melihat perkembangan status kesehatan masyarakat kabupaten/kota di Indonesia, khususnya di NTB.

Dijelaskan, data yang digunakan untuk menyusun IPKM yakni Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Potensi Desa (Podes) 2018, dan Susenas Maret 2018 terintegrasi Riskesdas 2018, terang dr. Eka.

Angka peningkatannya pun cukup signifikan. Yakni dari 0,5236 pada tahun 2013 menjadi 0,6190.

Nilai Sub Indeks tertinggi adalah penyakit menular dengan skor 0,8890 dan yang terendah adalah pelayanan kesehatan 0,4574.

Sebagian besar sub indeks mengalami peningkatan. Namun peningkatan tertinggi pada sub indeks kesehatan lingkungan.

Artinya terjadi kondisi membaik pada indikator penyusun sub indeks kesehatan lingkungan.

Peningkatan yang cukup bermakna juga terlihat pada sub indeks penyakit menular, perilaku, dan kesehatan reproduksi.

Satu sub indeks yang mengalami penurunan yaitu sub indeks penyakit tidak menular. Artinya, terjadi kondisi yang memburuk pada indikator penyusun sub indeks penyakit tidak menular.

Untuk IPKM dengan peringkat tertinggi secara nasional masih melekat pada provinsi Bali. Artinya, Masyarakat Provinsi Bali hidup paling sehat dan lebih berpeluang panjang umur.

Sementara IPKM terendah disandang oleh Provinsi Papua.

Maasih mendekati nilai minimal

Meskipun mengalami peningkatan, namun diingatkan tetap harus menjadi perhatian, karena  nilai IPKM Provinsi NTB masih mendekati nilai minimal.

Hal ini menunjukkan masih banyak kabupaten/kota yang nilainya pada kelompok minimal.

“Ada beberapa pergeseran di urutan kabupaten/kota. Kota Mataram turun ke urutan kedua, diganti oleh kabupaten Sumbawa Barat sebagai peringkat satu,” ucap Eka.

Kabupaten Lombok Timur menjadi terendah di Provinsi NTB dengan skor IPKM 0,5914. Kemudian kabupaten Bima dengan skor 0,6006.

“Lombok Timur turun dari peringkat 8 di NTB pada tahun 2013, menjadi peringkat 10 atau terakhir saat ini,” tambahnya.

IPKM tertinggi yaitu KSB memiliki skor 0,6964, meningkat dari sebelumnya pada urutan ketiga di NTB. Selanjutnya urutan kedua Kota Mataram dengan skor 0,6724, diikuti Kabupaten Lombok Utara (KLU) dengan skor 0,6436.

Kemudian urutan berikutnya kita Bima, Lombok Barat, Sumbawa, Lombok Tengah, Dompu, kabupaten Bima dan barulah terakhir Lombok Timur.

Untuk skala nasional, kabupaten/kota mengalami lonjakan peringkat yang cukup baik.

“Dalam urutan di tingkat nasional terjadi lonjakan prestasi kabupaten/kota di NTB. Karena KSB menduduki posisi 6 nasional, sebelumnya kabupaten/kota NTB hanya menduduki peringkat 20-an,” katanya..

Meski kabupaten Lombok Timur menjadi peringkat terendah di NTB, namun di tingkat nasional sudah berada pada posisi 240.

Pada tahun 2013, kabupaten/kota NTB di peringkat 200 sampai 300-an. Jadi secara keseluruhan terjadi peningkatan IPKM NTB, baik di tingkat kabupaten/kota maupun tingkat Provinsi.

AYA




Pedagang Kambing  Korban Sudah Bermunculan

Syamsul Arifin, pedagang kambing kurban

MATARAM.lombokjournal.com —  Pedagang hewan Kurban sudah  bermunculan jelang Hari raya idul Adha atau hari Raya Kurban.

Seperti di sepanjang jalan Majapahit Kota Mataram,  berbagai jenis kambing qurban disiapkan oleh pedagang mulai dari kambing Etawa hingga kambing lokal,  dengan harga yang bervariasi mulai dari harga Rp.1.500.000- hingga Rp.6000.000.

Samsul Arifin,  pedagang kambing qurban mengatakan, seluruh kambing yang ia jual ini dipastikan sudah memenuhi syarat untuk dijadikan hewan qurban,  baik dari segi usia maupun kesehatan hewan.

“Saya jualan kambing sudah lama, jadi gak perlu khawatir jika ada yang membeli dipasatikan kambing yang saya jual sehatdfan tanpa cacat,” ujarnya, Selasa (30/07/2019).

Samsul menjelaskan,  jika animo masyarakat untuk berqurban terbilang cukup tinggi hal ini terlihat dari jumlah kambingnya yang telah terjual dimana sejak seminggu dirinya mulai berjualan sudah 20 ekor.

“sudah lumayan banyak yang beli dari hari pertama kami buka dan pasti biasnya prmbrli akn bertambah bnyak disaat seminggu sebelum lebaran Idul Adha,” tuturnya.

AYA




Disdag NTB Kembali Gelar Pasar Murah di Mataram

Tanaman cabai anjlok dan banyak petani beralih menanam tanaman lainnya. Namun, Selly optimis akhir Agustus nanti harga cabai akan kembali normal karena telah masuk masa panen

lombokjournal.com  —

MATARAM  ;   Ratusan masyarakat antusias mengunjungi pasar murah yang digelar Dnas Perdagangan (Disdag) Nusa Tenggara Barat, agar masyarakat terbantu memenuhi bahan pokok.

Kali ini pasar murah digelar di Karang Seraya, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Selasa, 30 Juli 2019, masyarakat setepat   menikmati kebutuhan pokok yang harganya jauh lebih murah dari harga umumnya.

Hadir di kegiatan tersebut, Kepala Disdag NTB, Hj. Putu Selly Andayani dan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa, Lasminingsih.

Selly menjelaskan, kegiatan pasar murah tersebut digelar dalam rangka perayaan keagamaan bagi umat Hindu, yaitu Kuningan. Ke depan, perayaan keagamaan umat Muslim akan digelar serupa, untuk membantu masyarakat.

“Kita juga menyediakan daging ayam, di pasar murah ini, tapi memang permintaan masyarakat kebanyakan daging kerbau. Kebetulan distributor menyiapkan ayam,” ujarnya.

Meskipun demikian, masyarakat antusias berbondong-bondong membeli sembako dan peralatan dapur lainnya.

Selly juga mengungkapkan belakangan ini di NTB, harga cabai mengalami kenaikan. Di tingkat petani harga berkisar Rp55 ribu hingga Rp60 ribu, sehingga sampai pasar harga Rp80 per kilo.

Penyebabnya,  tanaman cabai anjlok dan banyak petani beralih menanam tanaman lainnya. Namun, Selly optimis akhir Agustus nanti harga cabai akan kembali normal karena telah masuk masa panen.

“NTB adalah sentra cabai terutama Lombok Timur, karena cabai dikirim ke Jakarta. Akhir Agustus insyaallah akan panen,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi adanya kenaikan harga, Selly menjelaskan Disdag NTB tetap melakukan sidak pasar dan pasar murah, khususnya saat hari besar keagamaan nasional atau HBKN.

Pasar murah tidak hanya digelar di Lombok, namun hingga Sumbawa. Harga sembako dan lainnya dijual murah, seperti minyak Rp10,9 ribu atau beras Rp8,3 ribu per kilogram.

Selain itu, di pasar murah tadi, sebanyak 50 warga kurang mampu diberikan sembako dengan hanya bermodal KTP.

Mereka juga dapat merasakan indahnya hari keagamaan dengan sembako yang cukup.

Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa, Lasminingsih, mengatakan kenaikan harga cabai di NTB memang karena belum masa panen saat ini.

“(Soal) Cabe ini kita lari ke petaninya memang belum masanya jadi itulah dinamikanya untuk harga kesediaan produk-produk hortikultura ya seperti yang kita lihat,  nanti kalau pada masanya untuk bulan-bulan berikutnya musim panen, nah diharapkan nanti bulan Agustus  akhir ini kita sudah mulai sudah mulai punya persediaan yang banyak,” ungkapnya pada koranntbcom.

Yati seorang pembeli mengaku terbantu dengan adanya pasar murah tersebut. Dia membeli banyak kebutuhan pokok untuk kebutuhan dapur.

“Ya syukur ada pasar murah, karena masyarakat dapat terbantu. Harga di sini lebih murah dari harga di pasar pada umumnya,” ucapnya.

Me




Kalau Kita Sehat, Berarti Kita Ada Kesempatan Membantu Orang Lain

Diperlukan ratusan bahkan ribuan Peserta JKN-KIS yang sehat dan  rutin membayar iuran setiap bulan untuk membiayai pengobatan 1 orang Peserta JKN-KIS yang sakit

lombokjournal.com —

MATARAM  ;   Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah banyak dirasakan manfaatnya oleh peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia dan dari berbagai segmen peserta.

Tidak terkecuali bagi peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), seperti yang diungkapkan oleh Hartati ketika ditemui tim Jamkesnews, Rabu (24/7).

Ditemui di sela-sela kesibukannya, ibu yang sehari-hari merupakan Kepala Sekolah di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh peserta JKN-KIS yang telah rutin membayar iuran tiap bulan.

“Program JKN-KIS dapat berjalan dengan baik karena adanya prinsip gotong royong,” ungkapnya.

Kepada tim Jamkesnews, Hartati mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah atas hadirnya program JKN-KIS yang telah membantu biaya pengobatannya ketika sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar.

Hartati mengatakan, betapa pentingnya memproteksi diri sejak dini dengan mendaftarkan diri dan keluarga sebagai peserta Program JKN-KIS. Ini sangat ia pahami betul karena manfaat yang sudah pernah ia rasakan.

“Dengan membayar iuran rutin setiap bulan berarti kita telah berkontribusi untuk membantu membiayai pengobatan peserta JKN-KIS lainnya yang sedang sakit,” jelasnya.

Hartati melanjutkan bahwa peserta JKN-KIS tidak perlu merasa rugi jika harus terus membayar iuran.

Menurutnya justru harus bersyukur, karena artinya kita masih diberi kesehatan. Lebih dari itu, berarti masih diberi kesempatan untuk membantu peserta  lain melalui iuran yang kita bayarkan rutin itu.

“Ketika sedang sehat kita membantu peserta lain yang sedang sakit. Sebaliknya suatu saat ketika kita sakit maka kita dibantu peserta lain yang sehat yang rutin membayar iuran. Iurannya untuk membayar biaya pengobatan, itulah mengapa membayar iuran itu wajib dan penting,” katanya.

Menutup perbincangan, Hartati menyampaikan bahwa Program JKN-KIS memang sangat bermanfaat.

Dirinya adalah salah satu contoh dari bagaimana sistem gotong royong pada penyelenggaraan Program JKN-KIS ini diterapkan. Diperlukan ratusan bahkan ribuan Peserta JKN-KIS yang sehat dan  rutin membayar iuran setiap bulan untuk membiayai pengobatan 1 orang Peserta JKN-KIS yang sakit.

“Terima kasih Program JKN-KIS,” katanya.

HS/ba/JAMKESNEWS

 




Layanan Informasi Mobile Customer Service (MCS), Meriahkan HARGANAS KE- XXVI Di Mataram

Partisipasi BPJS Kesehatan Cabang Mataram dalam peringatan Harganas ke-XXVI ini, untuk mengenalkan Program JKN-KIS

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-XXVI yang diselenggarakan oleh Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (28/07), dimeriahkan dengan pemberian informasi layanan kesehatan kepada masyarakat.

BPJS Kesehatan Cabang Mataram menghadirkan Mobile Customer Service (MCS) dan anjungan Mobile JKN sebagai sarana pemberian informasi kepada masyarakat tentang program JKN-KIS.

Kepala BKKBN Provinsi NTB Sama’an,  membuka kegiatan yang berlangsung di Kantor BKKBN Provinsi NTB itu.

Kegiatan itu dihadiri berbagai perwakilan instansi se-pulau Lombok, di antaranya Kelompok Pemuda Provinsi NTB, Bank Mandiri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, dan seluruh pegawai BKKBN se-Pulau Lombok.

BPJS Kesehatan Cabang Mataram dalam kegiatan itu, aktif dalam pemberian informasi kepada masyarakat melalui MCS dan Anjungan Mobile JKN.

Partisipasi dari BPJS Kesehatan Cabang Mataram dalam peringatan Harganas ke-XXVI tersebut, untuk mengenalkan Program JKN-KIS.

“Kami memberikan informasi terkait program JKN-KIS kepada seluruh peserta yang datang pada acara Harganas ke-XXVI. Masyarakat yang datang ke Mobile Customer Service (MCS) juga antusias mendengarkan informasi yang diberikan oleh petugas BPJS Kesehatan terkait Program JKN-KIS,” ungkap Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Mataram, I Nengah Dwi Jendraatmaja, saat ditemui Tim Jamkesnews di Kantor BKKBN Provinsi NTB.

Nengah menambahkan, dalam kegiatan tersebut ia mengajak peserta JKN-KIS untuk segera mendowload Aplikasi Mobile JKN untuk mendapatkan berbagai kemudahan layanan tanpa harus antri lama di Kantor BPJS Kesehatan.

Kepala BKKBN Provinsi NTB Sama’an mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan Cabang Mataram yg ikut serta dalam acara Harganas ke-XXVI.

Dikatakannya, dengan adanya Mobile Customer Service (MCS) ini peserta bisa lebih mudah menanyakan terkait program JKN-KIS. Jadi dalam satu tempat peserta dapat sehatnya karena senam bersama, dan dapat pula informasi langsung terkait program JKN-KIS yang terbaru melalui petugas BPJS Kesehatan.

“Kami selaku penyelenggara acara mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan Cabang Mataram yang sudah ikut berpartisipasi dalam acara Harganas ke-XXVI. Semoga melalui acara ini BPJS Kesehatan semakin dekat dengan masyarakat dan tetap memberikan pelayanan yang terbaik,” ujar Sama’an.

ay/yn/Jamkesnews